Tertinggal atau Melaju : Studi Kapasitas Masyarakat Lokal Pasca Pembangunan Bandara Silangit Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian mixed methodini menggunakanmixed method
menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Mixed method research adalah
suatu desain penelitian yang didasari asumsi bahwa dalam menunjukkan arah atau
memberi petunjuk cara pengumpulan dan menganalisis data serta perpaduan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa fase proses penelitian. Mixed
methods research berfokus pada pengumpulan dan analisis data serta memadukan
antara data kuantitatif dan data kualitatif, baik dalam single study (penelitian tunggal)
maupun series study (penelitian berseri) (Creswell dan Clarck Vicki, 2008).
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Parik Sabungan dimana Desa ini terletak
disekitar wilayah Bandara Silangit di Siborong-borong, Tapanuli Utara. Alasan
pemilihan lokasi adalah karena desa Parik Sabungan merupakan desa yang paling
dekat dengan wilayah sekitar Bandara Silangit dan peneliti tertarik dengan usaha yang
dilakukan masyarakat lokal yang mempengaruhi pembangunan kinerja mereka baik
secara individu maupun kelompok serta apa saja faktor-faktor yang menghambat dari
transformasi
sumber
pendapatan
masyarakat
Desa
Parik
Sabungan
pasca
pembangunan Bandara Silangit.
26
Universitas Sumatera Utara
3.3 Metode Kuantitatif
3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1.1 Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ada dalam
suatu unit penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah penduduk didesa Parik Sabungan pada tahun 2016 adalah 1.844 orang
3.3.1.2 Sampel
Dalam penarikan sampel penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data Taro Yamane dengan perhitungan sebagai berikut :
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi = 1.844 orang
d = Presisi (0,1)
n=
N
N .d 2 + 1
n=
1.844
1.844 (0,1)2 + 1
n=
1.844
1.844 (0,01) + 1
n = 19,44 = 20 orang
Dengan demikian telah diperoleh sampel penelitian sebanyak 20
orang sebagai responden penelitian.Dengan sampel 20 orang untuk
27
Universitas Sumatera Utara
masing-masing dari masyarakat lokal dan masyrakat pendatang karena
untuk dijadikan pembanding dan membantu peneliti agar lebih efektif.
Adapun kriteria dari informan yakni :
1. Untuk masyarakat lokal ialah masyarakat yang telah lama tinggal
diDesa Parik Sabungan minimal 5 tahun atau lebih dari 10 tahun.
2. Masyarakat yang mempunyai usaha setelah adanya pasca
pembangunan bandara Silangit.
3. Masyarakat pendatang yang telah tinggal selama 6 bulan – 5 tahun
dan mempunyai usaha karena pasca adanya pembangunan bandara
Silangit.
3.3.2
Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari narasumber asli
(tidak melaluimedia perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang)
secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian dalam penelitian tersebut. Metode
yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah pengumpulan data dengan menyebarkan pertanyaan
yang tersusun secara dalam bentuk angket yang diberikan kepada
respondend an diisi oleh responden. Jenis angket yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu bersifat tertutup berdasarkan skala likert. Skala likert
28
Universitas Sumatera Utara
yaitu skala yang bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
responden terhadap suatu objek, dimana dalam angket diberikan
pertanyaan sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban.
2. Wawancara
Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.
b. Data sekunder adalah data yangd iperoleh secara tidak langsung dari objek
penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan
mengambil referensi, dokumen, makalah, jurnal, serta bahan dari situs internet yang
dianggap revelan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini tentunya yang
berkaitan dengan kebutuhan peneliti dalam membutuhkan data.
3.3.3
Instrumen dan Aspek Pengukuran
a. Instrumen
Instrumen adalah alat yang dipakai untuk pengumpulan data adalah berupa
kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.Kuesioner berisi pertanyaan
mengenai Studi Kapasitas Masyarakat Lokal Pasca Bandara Silangit.
b. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran dari penelitian didasarkan dari jawaban responden
terhadap pertanyaan yang diberikan disesuaikan dengan skor.Pada penelitian
ini kuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk masyarakat yang
29
Universitas Sumatera Utara
menjadi sampel di Desa ParikSabungan.Pengukuran dalam kuesioner
menggunakan skala likert untuk mengukur Kapasitas Masyarakat Lokal Pasca
Pembangunan Bandara Silangit, untuk setiap pilihan jawaban diberi skor,
maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan.Untuk
digunakan jawaban yang dipilih.Dengan Rating Scale adalah alat pengumpul
data yang digunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan,
menilai individu atau situasi. Rating Scale merupakan sebuah daftar yang
menyajikan sejumlah sifat atau sikap sebagai butir-butir atau item. Dari
beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan pengertian Rating Scale adalah
salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi
tentang sifat / ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat
secara bertingkat.
Penilaian yang diberikan oleh observer berdasarkan observasi spontan
terhadap perilaku orang lain, yang berlangsung dalam bergaul dan
berkomunikasi sosial dengan orang itu selama periode waktu tertentu. Unsur
penilaian terdapat dalam pernyataan pandangan pribadi dari orang yang
menilai subyek tertentu pada masing-masing sifat atau sikap yang tercantum
dalam daftar.Penilaian itu dituangkan dalam bentuk penentuan gradasi antara
sedikit sekali dan banyak sekali atau antara tidak ada dan sangat ada karena
penilaian yang diberikan merupakan pendapat pribadi dari pengamat dan
bersifat subyektif, skala penilaian yang diisi oleh satu pengamat saja tidak
berarti untuk mendapatkan gambaran yang agak obyektif tentang orang yang
dinilai, untuk itu dibutuhkan beberapa skala penilaian yang diisi oleh beberapa
30
Universitas Sumatera Utara
orang, yang kemudian dipelajari bersama-sama untuk mendapatkan suatu
diskripsi tentang kepribadian seseorang yang cukup terandalkan dan sesuai
dengan kenyataan.
3.3.4 Pengolahan Data
Dalam penelitian kuantitatif peneliti dapat mengumpulkan data dari hasil
kuesioner yang bersifat semi terbuka.Data tersebut semua umumnya masih dalam
bentuk hasil penelitian langsung, oleh karena itu perlu di seleksi dan dibuat
kategori-kategori. Di sini peneliti akan mengelompokkan data yang diperoleh di
lapangan. Dari hasil penyebaran kuesioner yang selanjutnya akan dipelajari,
ditelaah dan dianalisis secara kuantitatif, secara seksama agar diperoleh hasil atau
kesimpulan yang baik. Pengelolahan data menggunakan SPSS 20.Proses
pengolahan datadalam penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut:
1.
PengeditanData(Editing)
Kegiataninidilakukanuntukmenelitisetiapdaftar pertanyaanyang telah diisi,
berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, relevansi, dan
konsistensi jawabandankoreksiterhadapkesalahan pengisian.
2.
Pengkodean Data(Coding)
Pemberiankodeyangdimaksudkanuntukmempermudahpada
saat
analisisdatadanjugamempercepatpadasaatpemasukandata,yaitu dengan
memberikan kode pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner.
3.
PemasukkanData(Entry)
Tahapaninidilakukandengancaramenghitungdatasecarastatistik
untuk
diolah dan dianalisis menggunakan SPSS.
31
Universitas Sumatera Utara
4.
PengecekanData(Cleaning)
adalah pengecekan data yang sudah dimasukkan, apakah ada
kesalahanatautidak.
3.3.4 Teknik Analisa Data
3.3.4.1 Analisis DistribusiFrekuensi
Analisis distribusi frekuensi adalah analisa yang dilakukan dengan
membagi variabel penelitian ke dalam kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi.Tabel distribusi frekuensi merupakan langkah awal dalam
menganalisa data yang terdiri dari kolom (Singarimbun, 1995:266) yaitu
sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.
Distribusi Frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas
interval (Kuswanto,2006). Distribusi Frekuensi adalah membuat uraian dari
suatu hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk
yang baik, yakni bentuk stastistik popular yang sederhana sehingga kita
dapat lebih mudah mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian.
3.3.4.2 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan
terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur
ketepatan
instrumen
yang
digunakan
dalam
suatu
penelitian
(Sugiyono,2006).
32
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari adanya uji validitas mengetahui sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi
ukurnya.Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan
diadakannya pengukuran tersebut.
3.3.4.3 Uji Realibitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui ketepatan pengukuran objek yang
dikaji yaitu untuk menentukan sejauh mana alat ukur dapat dipertanggung
jawabkan ataupun jika diulangi pengukurannya akan menghasilkan data yang
tidak berbeda. (Kerlinger dan Lee, 2000).Uji reabilitas ini menggunakan alat
ukur Alpha Cronbach. Apabila suatu komponen di uji akan menunjukkan
angka lebih dari 0.50 berarti item-item kuesioner yang diukur telah mempunyai
kepercayaan yang cukup berarti (Nunnally, 1994).
3.3.4.4 Uji Normalitas
Adapun yang dibutuhkan juga dalam penelitian ini adalah dengan mengguakan uji
normalitas.Uji normatlitas yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov dengan IBM
SPSS. Pengujian:
Ho : Populasi nilai variabel (X1,X2, dan Y) berdistribusi norma
Ha : Populasi nilai variabel X tidak berdistribusi norma
Dengan menggunakan ketentuan penerimaan/ penolakan Ho sebagai berikut:
Jika sig < α (0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima
Jika sig > α (0,05) maka Ho diterima, Ha ditolak.
33
Universitas Sumatera Utara
Selain itu peneliti juga menggunakan Diagram Normal Quantile and
Quantil (Q-Q) Plot. Cara menyimpulkannya dalah, jika ordinat data pada
sumbu Observed Value dan sumbu ordinat Expected Normal megumpul pada
garis diagonal dan hal ini cenderung berdistribusi normal (Riadi, 2016)
3.3.4.5 Uji Korelasi Pearson
Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan dua variabel secara parsial, yaitu antara variabel independen dan
variabel dependen. Adapun korelasi yang digunakan dalam analisis ini
adalah korelasi Person Product Moment, teknik korelasi ini digunakan untuk
mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila
kedua variabel terbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua
variabel atau lebih adalah sama.
Korelasi yang terjadi antara dua variabel adalah sebagai berikut:
1. Korelasi Linear Positif (+1)
Perubahan salah satu nilai variabel diikuti perubahan nilai variabel
yang lainnya secara teratur dengan arah yang sama. Jika nilai variabel
X mengalami kenaikan, maka variabel Y akan ikut naik. Jika nilai
variabel X mengalami penurunan, maka variabel Y akan ikut turun.
Apabila nilai koefisien korelasi mendekati +1 (positif satu) berarti
pasangan data variabel X dan variabel Y memiliki korelasi linear
positif yang kuat/erat/sempurna.
2. Korelasi Linear Negatif (-1)
34
Universitas Sumatera Utara
Perubahan salah satu nilai variabel diikuti perubahan nilai variabel
yang lainnya secara teratur dengan arah yang berlawanan. Jika nilai
variabel X mengalami kenaikan, maka variabel Y akan turun. Jika
Nilai variabel X mengalami penurunan, maka nilai variabel Y akan
naik. Apabila nilai koefisien korelasi mendekati -1 (negatif Satu)
maka hal ini menunjukan pasangan data variabel X dan variabel Y
memiliki korelasi linear negatif yang kuat/erat/sempurna.
3. Tidak Berkorelasi (0)
Kenaikan nilai variabel yang satunya bisa diikut dengan penurunan
variabel lainnya atau kadang-kadang diikuti dengan kenaikan variabel
yang lainnya.Arah hubungannya tidak teratur, bisa searah atau pun
berlawanan.Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati 0 (Nol)
berarti pasangan data variabel X dan variabel Y memiliki korelasi
yang sangat lemah atau berkemungkinan tidak berkorelasi.
4. Korelasi Sempurna
Terjadi apabila dua variabel yaitu variabel X meningkat atau menurun
berbanding dengan kenaikan atau menurunnya variabel Y.
Tabel 3.1 Tabel Korelasi
Nilai
Korelasi
0
Tidak Ada Korelasi Antar Variabel
> 0 – 0,25
Korelasi Sangat Lemah
> 0,25 – 0,5
Korelasi Cukup
> 0,5 – 0,75
Korelasi Kuat
> 0,75 – 0,99
Korelasi Sangat Kuat
1
Korelasi Sempurna
35
Universitas Sumatera Utara
3.4Metode Kualitatif
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini maka teknik yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
a.Data Primer Kualitatif
Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian kualitatif ini akan
dilakukan dengan cara penelitian lapangan, yaitu:
1. Metode Observasi
Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian, data penelitian itu dapat diamati
oleh peneliti.Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap berbagai
gejala yang tampak pada penelitian.Hal ini hal ini ditujukan untuk
mendapatkan data yang mendukung hasil wawancara.
2.Metode Wawancara
Metode wawancara biasa disebut juga metode interview. Metode
wawancara proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara. Salah satu bentuk wawancara yang dipakai dalam penelitian ini
nantinya adalah wawancara mendalam (depth interview).
36
Universitas Sumatera Utara
b. Data SekunderKualitatif.
Data yang diperoleh dari data kedua atau sumber-sumber yang
dibutuhkan dalam penelitian ini sebelum menuju tahap berikutnya.Data
sekunder diperoleh dari data kedua atau sumber-sumber yang dibutuhkan
dalam penelitian ini sebelum menuju tahap berikutnya. Data sekunder
diperoleh dengan cara studi kepustakaan dan pencatatan dokumen yaitu dengan
mengumpulkan data dan mengambil informasi dari kepala desa.
3.4.2 Unit Analisis
Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian
keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin, 2007).Unit analisis dalam
penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian.
Dalam pengertian yang lain, unit analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan
dengan fokus atau komponen yang diteliti. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti
agar validitas dan reabilitas penelitian dapat terjaga.Karena terkadang peneliti masih
bingung membedakan antara objek penelitian, subjek penelitian dan sumber data.Unit
analisis suatu penelitian dapat berupa individu, kelompok, organisasi, benda, wilayah
dan waktu tertentu sesuai dengan fokus permasalahannya.Dalam penelitian ini, yang
menjadi unit analisis penelitian adalah rumah tangga dan kepala rumah tangga
masyarakat lokal dan masyarakat pendatang dari setiap dusun di Desa Parik Sabungan.
3.4.3 Informan
Informan merupakan subjek yang memahami permasalahan penelitian sebagai
pelaku
maupun
orang
yang
memahami
permasalahan
penelitian
(Bungin,
37
Universitas Sumatera Utara
2007).Peneliti memilih informan dengan menggunakan teknik purposive.Alasan
peneliti menggunakan teknik purposive karena peneliti memilih informan menurut
kriteria tertentu yang telah ditetapkan.Kriteria ini harus sesuai dengan topik penelitian.
a. Informan Kunci
Informan kunci adalah orang yang dianggap memahami masalah penelitian
yang diteliti oleh peneliti. Adapun kriteria yang menjadi informan dalam penelitian
adalah:
1. Kepala Desa
2. Bagian Humas dari Bandara Silangit
3. Masyarakat yang mewakili masyarakat lokal (masyarakat yang sudah tinggal lebih
dari 5 tahun - 10 tahun) dan masyarakat pendatang.( masyakarakat yang sudah
tinggal selama 6 bulan-5 tahun).
b. Informan biasa
Informan biasa adalah orang yang ikut dalam penelitian yang diteliti.Informan
ini bertujuan untuk mengetahui tentang gambaran Desa Parik Sabungan serta
bagaimana kondisi masyarakat Desa Parik Sabungan pasca pembangunan Bandara
Silangit.
3.4.4 Interpretasi Data
Hasil analisa data kemudian diinterpretasikan sehingga data-data tersebut
memberikan informasi yang bermanfaat bagi peneliti.Pada jenis penelitian
eksplanatory, tahap interpretasi data adalah tahap mengkaitkan hubungan antara
berbagai variabel penelitian dan untuk mejawab apakah hipotesa kerja diteria ataukah
38
Universitas Sumatera Utara
ditolak.Sedangkan pada penelitian deskriptif, interpretasi ini adalah untuk menjelaskan
fenomena secara mendalam berdasarkan data dan informasi yang tersedia.
3.4.5 Batasan Masalah
Pada penelitian ini, peneliti akan membatasi penelitian yakni mengetahui
kapasitas masyarakat lokal dan masyarakat pendatang pasca pembangunan bandara
Silangit serta mengetahui tertinggal atau melaju kondisi yang dialami masyarakat
lokal Desa Parik Sabungan pasca pembangunan bandara Silangit.
3.5 Jadwal Kegiatan
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
N
Keg.
o
1
Jan.
Feb.
Mar.
Apr.
Mei.
Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
pra
penelitian
2 Penyusuna
n proposal
3 Bimbingan
Proposal
4
5
Seminar
Proposal
Penelitian
Revisi
Proposal
6
Peng. data
8
Analisis
data
5 Penyusuna
7
8
n skripsi &
Bimbingan
Penulisan
Laporan
Akhir
Sidang
Meja
Hijau
Sumber: olahan sendiri
39
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
DESKRIPSI DATA DAN INTEPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi
Siborong-siborong merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli
Utara, Sumatera Utara, Indonesia.Ibukota kecamatan ini berada di kelurahan Pasar
Siborongborong. Kecamatan Siborong-borong mempunyai luas sebesar 279,91 Km2
serta letak keberadaanya berada di 1.000 – 1.500 meter diatas permukaan laut.
Kecamatan Siborong-borong memiliki 21 desa/kelurahan. Dengan mempunyai
perbatasan:
1.
Sebelah Utara/ Northern : Kecamatan Lintong Nihuta,
Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan.
2.
Sebelah Selatan/Southern : Kecamatan Sipoholon.
3.
Sebelah Barat/Western : Kecamatan Pagaran.
4.
Sebelah Timur/Eastern :Kecamatan Sipahutar dan Kabupaten
Toba Samosir.
40
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah peta wilayah dari Kecamatan Siborong-borong:
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Siborong-borong
4.1.2Gambaran Umum Desa Parik Sabungan
Desa Parik Sabungan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Desa Parik
Sabungan memiliki luas 17,8 ha, dengan perbatasan desa sebelah utara adalah
Kabupaten Tobasa, perbatasan desa sebelah selatan adalah Desa Pohan Tongah,
perbatasan desa sebelah timur adalah Desa Pohan Julu, sedangkan perbatasan desa
sebelah barat adalah Desa Siliando. Desa Parik Sabungan. Berdasarkan penduduk
menurut jenis kelaminnya didesa ini, laki laki dengan jumlah 896 orang dan
perempuan dengan jumlah 948 orang. Diluar dengan luas desa sebesar 17,8 ha desa ini
41
Universitas Sumatera Utara
mempunyai perkebunan dan pertanian yang cukup luas, perkebunan padi dengan luas
55 ha, perkebunan kopi dengan luas 114 ha, perkebunan jagung dengan luas 30 ha,
sedangkan perkebunan sayur-sayuran atau holtikultura dengan luas 50 ha. Pertanian
dan perkebunan ini sepenuhnya dimiliki masyarakat. Berikut dibawah ini adalah peta
wilayah desa Parik Sabungan:
Gambar 4.2 Peta Wilayah Desa Parik Sabungan
Desa ini dekat dengan Bandara Silangit, pembangunan dari Bandara Silangit
menjadikan desa ini turut berbenah diri agar menjadi lebih baik secara sosial dan
ekonomi.Pembangunan Bandara Silangit membuat masyarakat lokal harus mampu
menggunakan kemampuannya dalam memperbaiki kinerja mereka baik secara
individu ataupun kelompok. Mangatur Simanjuntak, SH sebagai Kepala Desa Parik
Sabungan mengatakan masyarakat lokal semakin terpacu dalam mencari sumber
pendapatan dalam mencari peluang usaha karena adanya pembangunan bandara dan
kedatangan dari masyarakat pendatang dari daerah ataupun kota lain.
42
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Gambaran Umum Bandara Silangit
Bandara Silangit adalah bandar udara yang terletak di Siborong-borong,
Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Bandara ini memiliki ukuran landas pacu 2.400 m x
30 m. Jarak dari pusat kota sekitar 7 km. Bandara Silangit dibangun pada masa
penjajahan Jepang. Pembangunan kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun
1995 dengan menambah landas pacu sepanjang 900 meter sehingga menjadi 1.400
meter. Pada Maret 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan langsung
pengoperasian Bandara Silangit, sejak saat itu pembangunan Bandara pun mulai
dilakukan dengan gencar. Pada tahun 2011, Bandara Silangit akhirnya memiliki landas
pacu sepanjang 2.400 meter dan direncanakan pada tahun 2015 akan diperpanjang
kembali menjadi 2.650 kali 45 ms (8.700 × 150 kaki), sehingga bisa didarati pesawat
berbadan lebar secara reguler.Bandara Silangit mulai beroperasional kembali pada
tanggal 24 April 2016. (http://silangit-airport.co.id/id/general/about-us diakses pada
tanggal 03 Maret 2017).
Pembangunan dari Bandara Silangit memakan ribuan hektar tanah di Desa Parik
Sabungan ini semua menimbulkan dampak pergeseran peralihan baik secara ekonomi,
sosial, dan ketersediaan infrastruktur.Namun dampak yang paling dirasakan oleh
masyarakat adalah hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian
masyarakat Desa Parik Sabungan akibat dari pembangunan bandara tersebut.
Bandara Silangit dikelilingi beberapa desa salah satunya adalah Desa Parik
Sabungan yang terdiri dari 4 dusun diantaranya adalah Desa Parik Sabungan memiliki
4 dusun yakni: Dusun Parik Sabungan, Dusun Sipintu-pintu, Dusun Pintu Besi, dan
Dusun Sipintu-Pintu II. Dengan adanya pembangunan Bandara Silangit ini,
43
Universitas Sumatera Utara
pemerintah berharap akan adanya dampak positif bagi kemajuan dari masyarakat
sekitar Bandara Silangit.
Gambar 4.3 Bandara Silangit dilihat dari Google Maps
Sumber :google maps
4.2 Demografi Wilayah
Kecamatan Siborong-borong memiliki 21 desa/kelurahan dengan memiliki luas
wilayah sebesar 279,91 km2. Dengan Desa Pohan Jae memiliki luas wilayah paling
luas sebesar 27,39 km2.
44
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Jumlah Luas Wilayah Perdesa/Kelurahan pada tahun 2015
Desa/Kelurahan
Lumban Tonga-tonga
Luas Wilayah
(Km2)
8,90
Paniaran
9,70
Bahal Batu III
14,40
Bahal Batu II
15,40
Bahal Batu I
11,30
Sitabo-tabo
6,97
Siborong-borong I
10,00
Siaro
Sitampurung
6,40
13,50
Pasar Siborong-borong
Pohan Tonga
5,00
14,70
Lobu Siregar II
Hutabulu
16,10
14,30
Lobu Siregar I
Pohan Jae
22,30
27,30
Pohan Julu
Parik Sabungan
31,50
17,51
Siborong-borong II
Sigumbang
14,63
8,50
Sitabo tabo Toruan
Silait-lait
4,43
7,07
Total
279,91
Sumber: Kecamatan Siborong-borong dalam Angka
4.3 Komposisi Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Siborong-borongtahun 2015 menurut angka
proyeksi BPS Kabupaten Tapanuli Utara adalah sebesar 46.402 jiwa.Penduduk laki-
45
Universitas Sumatera Utara
laki pada tahun 2014 adalah sebanyak 23.137 jiwa dan penduduk perempuan adalah
sebanyak 22.865 jiwa.
Sex ratio yang diketahui adalah 102 artinya dikatakan bahwa jika ada 100
penduduk perempuan maka ada 102 penduduk laki-laki di kecamatan Siborongborong. Adapun perbandingan jumlah penduduk perdesa/kelurahan di kecamatan
Siborong-borong dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Perdesa/Kelurahan pada tahun 2015
No
Desa/Kelurahan
1
Lumban Tonga-tonga
Jumlah
Penduduk
2.016 jiwa
2
Paniaran
2.914 jiwa
3
Bahal Batu III
1.833 jiwa
4
Bahal Batu II
1.261 jiwa
5
Bahal Batu I
1.698 jiwa
6
Sitabo-tabo
3.206 jiwa
7
Siborong-borong I
2.385 jiwa
8
Siaro
2.419 jiwa
9
Sitampurung
2.215 jiwa
10
11
Pasar Siborong-borong
Pohan Tonga
6.579 jiwa
3.137 jiwa
12
13
Lobu Siregar II
Hutabulu
2.020 jiwa
1.378 jiwa
14
15
Lobu Siregar I
Pohan Jae
2.067 jiwa
1.425 jiwa
16
Pohan Julu
1.740 jiwa
17
Parik Sabungan
2.127 jiwa
18
Siborong-borong II
1.747 jiwa
19
Sigumbang
1.922 jiwa
20
21
Sitabo tabo Toruan
Silait-lait
1.066 jiwa
1.193 jiwa
Total
46.402 jiwa
Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Siborong-borong dalam kutipan
Kecamatan Siborong-borong dalam Angka
46
Universitas Sumatera Utara
4.3.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk desa Parik Sabungan Berdasarkan Jenis Kelamin pada
tahun 2016
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Jumlah
896 orang
498 orang
1.844 orang
Sumber : Data dari Kepala Desa Parik Sabungan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 896 orang sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 498 orang. Sex
ratio yang diketahui adalah 180 artinya dikatakan bahwa jika ada 100 penduduk
perempuan maka ada 180 penduduk laki-laki di kecamatan Siborong-borong.
4.4Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Parik Sabungan pada
kecamatan Siborong-borong.Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang.
Proses pengelompokkan data merupakan suatu upaya untuk mempermudah proses
analisis data. Pengelompokkan data penelitian tersebut berdasarkan dari jawaban yang
telah dipilih oleh setiap responden peneliti, sedangkan proses analisis data ada
interpretasi langsung berdasarkan data dan informasi yang di peroleh dari lapangan.
47
Universitas Sumatera Utara
4.4.1 Identitas Responden
Tabel 4.4 Komposisi Responden Berdasarkan Lama Bermukim
Lama Bermukim
> 5 tahun – 62 tahun
< 5 tahun
Jumlah masyarakat
20 orang ( Masyarakat Lokal )
20 orang ( Masyarakat pendatang )
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Sampel yang telah ditetapkan responden dalam penelitian ini terbagi atas dua
kelompok yaitu masyarakat lokal dan masyarakat pendatang.Masyarakat lokal
merupakan masyarakat yang sudah lebih dari 10 tahun tinggal didesa Parik Sabungan
sedangkan masyarakat pendatang merupakan masyarakat yang kurang dari 5 tahun
tinggal didesa
Sabungan.
Tabel
Komposisi
berdasarkan
Utama
Parik
Jenis Pekerjaan
Guru
Pegawai Swasta
Petani
PNS
Supir
Teknisi Bandara
Wiraswasta
Wirausaha
Total
F
%
2
3
18
3
1
1
7
5
40
5
7,5
45
7,5
2,5
2,5
17,5
12,5
100
4.5
Responden
Pekerjaan
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.5 terdapat beberapa jenis pekerjaan utama responden berdasarkan
pilihan dari kuesioner yang peneliti bagikan diantaranya guru sebanyak 2 orang
dengan presentase 5 %, Pegawai swasta sebanyak 3 orang dengan presentase 7,5 %,
petani sebanyak 18 orang dengan presentase 45 %, PNS sebanyak 3 orang dengan
presentase 7,5 %, Supir sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5 %, Teknisi Bandara
48
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5%, Wiraswasta sebanyak 7 orang dengan
presentase 17,5 %, Wirausaha sebanyak 5 orang dengan presentase 12,5 %. Jumlah
responden sebanyak 40 orang dapat diketahui bahwa masyarakat lokal memiliki
pekerjaan utama sebagai wiraswasta sebanyak 1 orang, PNS sebanyak 3 orang,
wirausaha sebanyak 1 orang, guru sebanyak 1 orang, Petani sebanyak 13 orang, dan
Pegawai Swasta sebanyak 1 orang. Masyarakat pendatang memiliki pekerjaan utama
sebagai wiraswasta sebanyak 5 orang, wirausaha sebanyak 2 orang, guru sebanyak 1
orang, Petani sebanyak 5 orang, dan Pegawai Swasta sebanyak 1 orang.
Pekerjaan utama wiraswasta dan wirausaha dilakukan masyarakat lokal
maupun masyarakat pendatang dengan bekerja sebagai pekerja dibidang mebel,
mepunyai usaha dibidang kuliner yakni membuka usaha kedai kopi, rumah makan
dididepan rumah mereka, dan pekerjaan dibidang otomotif atau bengkel.
49
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Komposisi Responden berdasarkan Pekerjaan Sampingan.
Jenis Pekerjaan
F
%
Pedagang dan Petani
Berternak
Buruh Tani
Kuli Bangunan
Organisasi Spsi & SpTi
Pedagang
Petani
Wiraswasta
Wirausaha
Total
18
1
1
1
2
1
2
6
1
7
40
45
2,5
2,5
2,5
5
2,5
5
15
2,5
17,5
100
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.6 terdapat beberapa jenis pekerjaan sampingan responden
berdasarkan pilihan dari kuesioner yang peneliti bagikan diantaranya Berdagang dan
Bertani sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5 %, Berternak sebanyak 1 orang
dengan presentase 2,5 %, Buruh tani sebanyak 1 dengan presentase 2,5 %, Kuli
Bangunan sebnayak 2 orang dengan presentase 5 %, Organisasi Spsi – SPTi sebanyak
1 orang dengan presentase 2,5 %, Pedagang sebanyak 2 orang dengan presentase 5%,
Wiraswasta sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5 %, Wirausaha sebanyak 7 orang
dengan presentase 17,5 %. Jumlah responden sebanyak 40 orang dapat diketahui
bahwa masyarakat lokal memiliki pekerjaan sampingan sebagai berikut, Berternak
sebanyak 1 orang, Buruh tani sebanyak 1 orang, Kuli Bangunan sebanyak 2 orang,
Organisasi Spsi – SpTi sebanyak 1 orang, Pedagang sebanyak 1 orang, Petani
sebanyak 3 orang, Wirausaha sebnyak 2 orang dan sebanyak 9 orang tidak memiliki
pekerjaan sampingan. Masyarakat pendatang memiliki pekerjaan sampingan sebagai
50
Universitas Sumatera Utara
berikut : Pedagang sebanyak 1 orang, : Pedagang dan Petani sebanyak 1 orang, Petani
3 orang, Wiraswasta 1 orang, Wirausaha 5 orang, dan sebanyak 9 orang tidak
memiliki pekerjaan sampingan.
Tabel 4.7 Karakteristik Rumah Tangga dan Kepimilikan Aset
Pertanyaan
Kondisi Rumah: baham
utama lantai
Jawaban
Tanah
Keramik
Semen
Kondisi rumah: kondisi
atap
Sumber 51ampon untuk
memasak
Karpet
Atap kayu
Seng
LPG
Kayu bakar
Tidak masak dirumah
%
1
(2,5%)
7
(17,5%)
32
(80%)
40
(100%)
32
(80%)
6
(15%)
2
(5%)
N = 40
Sumber : Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.7 karakteristik rumah tangga dan kepimilikan 51ampo responden
berdasarkan dari kuesioner yang peneliti bagikan 40 responden diantaranya memiliki
kondisi rumah dengan bahan utama lantai tanah 1 orang (2,5%), keramik 7 orang
(17,5%), semen 32 orang (80%), kondisi rumah: kondisi atap 40 orang dari responden
yang diteliti memiliki kondisi atap bahan seng (100%). Sumber ampon memasak LPG
32 orang, (80%), Kayu bakar 6 orang (15%), dan tidak masak dirumah 2 orang (5%).
Karakteristik rumah tangga dan kepemilikan 51ampo secara keseluruhan terlihat sama
bagi masyarakat lokal maupun masyarakat pendatang
51
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Fasilitas yang dimiliki rumah tangga
Pertanyaan
Sumber listrik
Jawaban
Tidak ada
PLN
Sumber air minum
Listrik desa
Generator Rumah
Tidak ada
PAM
Ledeng kampung
Sumur
Mata air
Kamar mandi
Tidak ada kamar mandi dan WC
Kamar mandi dan WC
Kamar mandi saja
WC saja
Telfon atau HP
Ada
Tidak Ada
Komputer
Tidak ada
Ada
Telivisi
Tidak ada
Ada
Kepemilikan
kendaraan
Sepeda motor
Mobil/truk
Becak
%
4
(10%)
36
(90%)
2
(5%)
8
(20%)
1
(2,5%)
16
(40%)
13
(12,5%)
1
(2,5%)
37
(92,5%)
2
(5%)
1
(20%)
39
(97,5%)
6
(15%)
34
(80%)
8
(20%)
32
(80%)
Ya
33
(82,5%)
8
(20%)
-
Tidak
7
(17,5%)
32
(80%)
-
52
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan
Kepemilikan
kendaraan
Kepentingan pribadi
Mata pencaaharian
Kepentingan tugas
1 dan 2
1,2 dan 3
Kepemilikan alat
pertanian
Cangkul/sekop
Alat semprot
Alat tanam
Alat panen
Pendapatan
perbulan
Sumber utama
pendapatan
200.000-750.000
750.000-1.500.000
1.500.000-2.000.000
2.000-2.500.000
>2.500.000
Sumber utama
pendapatan
keluarga
Pertanian
Perternakan
Usaha dagang kecil
Pegawai negeri
Karyawan swasta
Supir
Kepemilikan lahan
yang digunakan
Ada
16
(40%)
2
(5%)
2
(5%)
12
(30%)
8
(20%)
Ya
27
(67,5%)
16
(40%)
14
(35%)
12
(30%)
Tidak
13
(32,5%)
24
(65%)
26
(65%)
28
(70%)
9
(22,5%)
7
(17,5%)
4
(10%)
8
(20%)
12
(30%)
17
(42,5%)
2
(5%)
8
(20%)
6
(15%)
6
(15%)
2
(5%)
22
(55%)
53
Universitas Sumatera Utara
untuk pertanian
Kepemilikan tanah
dan luas dari
kepimilikan
Tidak ada
18
(45%)
Rumah:
2000m2
1
(2,5%)
1
(2,5%)
9x8 m2
Sawah
Kebun
-
Tanah kosong:
1 ha
1,5 ha
1000 m2
500 m2
5000 m2
8000 m2
Kepunyaan ternak
Ayam:
2 ekor
9
(22.5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
2
(5%)
2
(5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
1
(2,5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
4 ekor
5 ekor
8 ekor
10 ekor
12 ekor
15 ekor
20 ekor
25 ekor
80 ekor
54
Universitas Sumatera Utara
Babi:
1 ekor
3
(7,5%)
1
(2,5%)
9
(22,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
10 ekor
2 ekor
4 ekor
5 ekor
Kerbau
5 ekor
Burung
4 ekor
1
(2,5)
1
(2,5%)
N = 40
Sumber : Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.8 karakteristik rumah tangga dan kepimilikan 55ampo responden
berdasarkan dari kuesioner yang peneliti bagikan 40 responden diantaranya fasilitas
yang dimiliki per rumah tangga memiliki listrik dan sumbernya PLN 36 orang (90%),
dan tidak memiliki listrik 4 orang (10 %). Air minum dan sumber mata air tidak
memiliki sumber air 2 orang (5%), PAM 8 orang (20%), ledeng 55ampong 1 orang
(2,5%), sumur 16 orang (40%), dan mata air 13 orang (32,5%). Kepimilikan kamar
mandi dengan tidak ada kamar mandi atau wc 1 orang (2,5%), wc saja 2 (5%) dan
tidak ada rumah tangga yang memiliki kamar mandi saja.
Kepemilikan HP atau telpon sebanyak 40 responden memiliki hp atau telpon
39 orang (97,5%) dan tidak memiliki hp atau telpon 1 orang (2,5%). Kepemilikan
komputer dengan 34 orang (85%) tidak memiliki komputer dan memiliki komputer 6
55
Universitas Sumatera Utara
orang (15%).Kepimilikan telivisi dengan mempunyai 32 orang (80%) dan tidak
memiliki telivisi 8 orang (20%).
Kepemilikan kendaraan sepeda motor sebanyak 40 responden memiliki sepeda
motor 33 orang (82,5%), dan tidak memiliki sepeda motor 7 orang (17,5%).
Kepemilikan kendaraan mobil atau truk memiliki mobil sebanyak 8 orang (20%), dan
tidak memiliki mobil atau truk 32 orang (80%). Kegunaaan kepemilikan kendaraan
untuk kepentingan pribadi 16 orang (40%), mata pencaharian 2 orang (5%),
kepentingan tugas 2 orang (5%), kepentingan tugas dan mata pencaharian 12 orang
(30%), dan kegunaan kepentingan pribadi, kepentingan tugas dan mata pencaharian
sebanyak 8 orang (20%).
Kepemilikan peralatan pertanian sebanyak 40 responden memiliki sekop 27
orang (67%) dan tidak memiliki sekop 13 orang (32,5%), alat semprot 16 orang (40%)
dan tidak memiliki alat semprot 24 orang (65%), alat tanam 14 orang (35%) dan tidak
memiliki alat semprot 24 orang (65%), alat panen 12 orang (30%) dan tidak memiliki
alat panen 28 orang (70%).
Jumlah pendapatan perbulan rumah tangga sebnayak 40 responden dengan
pendapatan Rp 200.000-750.000 sebanyak 9 orang (22,5%), Rp 750.000-1.500.000
sebanyak 7 orang (17,5%), Rp 1.500.000-2.000.000 sebanyak 4 orang (10%), Rp
2.000-2.500.000 sebanyak 8 orang (20%), dan > Rp 2.500.000 sebanyak 12 orang
(30%).
Sumber utama pendapatan keluarga dengan bidang pertanian 17 orang
(42,5%), bidang peternakan 2 orang (5%), bidang usaha dagang 3 orang (20%),
pegawai negeri 6 orang (15%), karyawan swasta 6 orang (15%) dan supir 2 orang
56
Universitas Sumatera Utara
(5%). Kepemilikan lahan untuk pertanian sebanyak 22 orang (55%) memiliki lahan
untuk pertanian sedangkan 18 orang (45%) tidak memiliki lahan untuk pertanian.
Kepemilikan tanah dan luas tanah dari 40 responden memililki tanah dengan 1
orang (5%) untuk rumah 2000m2 dan 9x8 m2 dan luas tanah dengan lahan kosong 1 ha
sebanyak 9 orang (22,5%), 1,5 ha sebanyak 1 orang (2,5%), 1000 m2 sebanyak 1 orang
(2,5%), 500 m2 sebanyak 2 orang(5%), 5000 m2 sebanyak 3 orang (7,5%), dan 8000
m2 sebanyak 1 orang (2,5%).
4.4.2 Analisis Tabel Tunggal
Tabel 4.9 Sumber Daya Manusia
Pertanyaan
Mempunyai ketrampilan
mengelola usaha
Jawaban
Ya
Tidak
Mempunyai ketrampilan
dalam mengelola keuangan
untuk usaha
Ketrampilan dalam
mengelola usaha
Mempuyai ketrampilan dalam
mengelola pertanian
Ada
Mengurangi
Kebutuhan
Menabung
Menghindari
Utang
Ya
Tidak
Ketrampilan dalam
mengelola pertanian
Menanam sayuran
organik
Menjual alat dan
mesin pertanian
Menjual bibit
Menjual pupuk
Mengelola satu
%
24
(60 % )
16
(40 % )
40
(100%)
11
(27,5 %)
24
(60 %)
5
(12,5%)
28
(70%)
12
(30%)
26
(65%)
0
0
0
0
57
Universitas Sumatera Utara
Mempunyai Ketrampilan
dalam dalam non pertanian
produk pangan
Ya
Tidak
Mendapatkan pelatihan dalam
melatih ketrampilan untuk
mengelola usaha
Ya
Tidak
14
(35%)
26
(65%)
3
(7,5 %)
37
(92,5%)
N = 40
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.9 diatas menunjukan hasil presentase dari Sumber Daya
Manusia.Pertanyaan mempunyai ketrampilan mengelola usaha dari 40 orang
responden menjawab ya 24 orang (60%) dan tidak 16 orang (40%). Ketrampilan
dalam mengelola keuangan untuk usaha dari 40 responden menjawab ada, dengan
mengurangi kebutuhan 11 orang (2,5%), menabung 24 orang (60%), dan menghindari
hutang sebanyak 5 orang (12,5%). Pertanyaan mempunyai ketampilan dalam
mengelola pertanian menjawab ya 28 orang (70%) dan tidak 12 orang (30%), dengan
responden peneliti memiliki ketrampilan dalam mengelola pertanian hanya
ketrampilan menanam sayuran organic sebanyak 26 orang (65%) dan tidak
mempunyai ketrampilan dalam pertanian sebanyak 14 orang (35%). Mempunyai
ketrampilan dalam dalam non pertanian menjawab ya 14 orang (35%) dan tidak 26
orang (65%), keterampilan non pertanian responden seperti bermain musik, beternak,
ketrampilan dibidang otomotif dengan menjalankan usaha bengkel, dibidang
elektronik, menjadi kuli bangunan merupakan suatu ketrampilan, mengelola
perusahaan salah satu bank, penyanyi diacara adat, dan memiliki usaha kedai kopi dan
rumah makan. Pertanyaan mendapatkan pelatihan dalam melatih ketrampilan untuk
mengelola usaha menjawab ya 3 (7,5%) dan
tidak 37 (92,5%). Penyuluhan
58
Universitas Sumatera Utara
ketrampilan yang didapatkan didapatkan bukanlah dari pemerintah ataupun kepala
desa melainkan dari teman dari responden yaitu penyuluhan ketrampilan dalam
beternak babi, penyuluhan ketrampilan dibidang otomotif dan mebel.
Tabel 4.10 Modal Sosial
Pertanyaan
Mendapatkan bantuan
keuangan dari
pemerintah dalam
meningkatkan usaha
Organisasi yang diikuti
dalam meningkatkan
modal usaha
Organisasi yang diikuti
Jawaban
%
9
(22,5%)
31
(77,5%)
19
(47,5%)
21
(52,5%)
6
(15%)
2
(15%)
6
(15%)
8
(36,4%)
10
(25%)
30
(75%)
100%
Ya
Tidak
Ada
Tidak ada
Arisan
PNPM
Kelompok Tani
Lainnya
Keterlibatan pihak
bandara Silangit dalam
meningkatkan usaha
Hubungan dengan:
1.Hubungan dengan
pemerintah
2.Hubungan dengan
sesame
3. Hubungan dengan
kedinasaan
4.Hubungan dengan
keanggotaan Desa
5.Hubungan dengan
pihak bandara
N = 40
Ada
Tidak ada
Sangat
baik
Baik
1
(2,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
38
(95%)
38
(95%)
38
(95%)
38
(95%)
38
(95%)
Kurang
0
0
0
0
0
Sangat
kurang
1
(2,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
59
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.10 diatas menunjukkan presentase dari modal sosial dari kerangka
penghidupan. Dari 40 responden masyarakat dengan mendapatkan bantuan keuangan
dari pemerintah menjawab ya 9 orang (22,5%) tetapi tidak menjawab berapa nominal
bantuan yang diberikan pemerintah dalam meningkatkan usaha dan menjawab tidak
31 orang (77,5%). Organisasi yang diikuti dalam meningkatkan modal usaha dari 40
responden terdapat 19 orang (4,7%) mengikuti organisasi, 21 orang (52,5%) tidak
mengikuti organisasi, dan tidak menjawab 18 orang (45%).
Keterlibatan pihak bandara terhadap peningkatan usaha dari 40 responden
peneliti memiliki pengaruh yang sangat baik untuk 10 orang (25%), keterlibatan
bandara memberikan pengaruh dengan:
- memberikan lapangan pekerjaan dengan menjadikan masyarakat sebagai karyawan
bandara.
- meningkatkan usaha kedai kopi, rumah makan dan bengkel.
- mengadakan pasar murah terhadap masyarakat.
Dari 40 responden kondisi hubungan dan kepercayaan terhadap pemerintah,
sesama, kedinasan, keanggotaan desa dan pihak bandara dengan presentase sangat
baik 1 orang (2,5%), baik 38 (95%), sangat kurang 1 (2,5%).
Tabel 4.11 Sumber Daya Fisik
Pertanyaan
Manfaat dari transportasi
yang diberikan pemerintah
dalam meningkatkan usaha
Jawaban
Sangat baik
Baik
Kurang
Sangat kurang
%
5
(12,5%)
17
(42,5%)
14
(35%)
4
60
Universitas Sumatera Utara
Peran pemerintah
menjalankan infrastruktur
yang memadai dalam
meningkatkan usaha
(10%)
6
(15%)
15
(37,5%)
17
(42,5%)
2
(5%)
11
(27,5%)
29
(72,5%)
9
(22,5%)
20
(50%)
11
(27,5%)
Sangat baik
Baik
Kurang
Sangat kurang
Memiliki persediaan air dan
sanitasinyang memadai
Ya
Tidak
Kondisi akses informasi yang
diberikan pemerintah dalam
menigkatkan usaha
Sangat baik
Baik
Kurang
Sangat kurang
N = 40
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.11 diatas menunjukan presentasi sumber daya fisik yang dimiliki
dari 40 responden peneliti. Manfaat dari transportasi yang diberikan pemerintah dalam
meningkatkan usaha, sangat baik 5 orang (12,5%), baik 17 orang (42,5%), kurang 14
orang (35%), sangat
kurang 4 orang (10%). Peran pemerintah menjalankan
infrastruktur dari 40 responden, sangat baik 6 orang (15%), baik 15 (37%), kurang 17
orang (42,5%), sangat kurang 2 orang (5%). Persediaan air dan sanitasi yang memadai
dari 40 responden 11 orang (27,%) memiliki air dan sanitasi memadai dan 29 orang
(37,5%) tidak memiliki air dan sanitasi yang memadai.
Kondisi
akses informasi yang diberikan pemerintah dalam meningkatkan usaha
sangat baik 9 orang (22,5%), baik 20 orang (50%), dan sangat kurang 11 orang
(27,5%).
61
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Struktur dan Proses
Pertanyaan
Anggota dari rumah tangga
yang berpartisipasi pada
program pemerintah
Jawaban
Ya
Status Keanggotaan
Biasa
Tidak
Luar biasa
Bukan Anggota
Status Kepengurusan
Bukan Pengurus
Pengurus Tidak Aktif
Pengurus aktif
Berapa lama dalam
berpartisipasi program
pemerintah
0-1 tahun
1-2 tahun
2-3 tahun
3-4 tahun
4-5 tahun
Pernah atau tidak mengikuti
penyuluhan dari pemerintah
Pernah
Tidak pernah
Penyuluhan menabung
Penyuluhan pertanian
Penyuluhann Peternakan
Sangat bermanfaat
Bermanfaat
Kurang Bermanfaat
Sangat bermanfaat
Bermanfaat
Kurang bermanfaat
Sangat bermanfaat
Bermanfaat
Kurang bermanfaat
%
16
(40%)
24
(60%)
13
(32,5%)
2
(5%)
25
(62,5%)
35
(37,5%)
1
(2,5%)
4
(10%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
4
(10%)
12
(30%)
28
(70%)
4
(10%)
7
(17,5%)
1
(2,5%)
-
62
Universitas Sumatera Utara
N = 40
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.12 diatas menunujukkkan presentase struktur dan proses dalam
pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan Bandara Silangit. Anggota rumah
tangga yang berpartisipasi pada program pemerintah dari 40 responden 16 orang
(40%) pernah mengikuti dan 24 orang (60%) tidak pernah mengikuti program. Status
keanggotaan dalam program, anggota biasa 14 orang (35%), anggota luar biasa 2
orang (5%), bukan anggota 25 orang (62,5%). Status kepengurusan dalam program
pemerintah yang pernah diikuti merupakan 35 orang (37,5%) bukan pengurus,
pengurus tidak aktif 1 orang (2,5%), pengurus tidak aktif 4 orang (10%) dengan 0-1
tahun sebanyak 1 orang (2,5%), 1-2 tahun sebanyak 1 orang (2,5%), 2-3 tahun
sebanyak 2 orang (7,5%), 3-4 tahun sebanyak 3 orang (7,5%) dan 4-5 tahun sebanyak
4 orang (10%) secara keseluruhan 11 orang (27,%), terlihat bahwa responden peneliti
tidak terlalu terbuka dengan status kepengurusan dan keangggotaan program
pemerintah yang pernah diikuti.
Penyuluhan pemerintah yang diberikan untuk masyarakat dari 40 responden
hanya 12 orang (30%) dan tidak pernah mengikuti 28 orang (70%) diantaranya
penyuluhan menabung dengan presentase bermanfaat 4 orang (10%), penyuluhan
pertanian dengan presentase bermanfaat 7 orang (17,5%), penyuluhan peternakan
dengan presentase sangat bermanfaat 1 orang (2,5%) dan tidak ada penyuluhan
kewirausahaan pernah diikuti oleh responden peneliti.
63
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Strategi Penghidupan
Pertanyaan
Anggota rumah
tangga
mengalami
kesulitan dan
memerlukan
pinjaman
kepada siapa
meminta bantuan
Jawaban
%
Kegagalan panen
Keluarga luas
15
(37,5%)
2
(5%)
15
(37,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
Tetangga
Teman
Penjabat desa
Bank
Koperasi
Majikan
Mengalami sakit
Keluarga luas
15
(37,5%)
2
(5%)
15
(37,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
Tetangga
Teman
Penjabat desa
Bank
Koperasi
Majikan
Mengalami anggota keluarga wafat
Keluarga luas
15
(37,5%)
Tetangga
2
(5%)
Teman
15
(37,5%)
Penjabat desa
2
(5%)
Bank
3
(7,5%)
Koperasi
1
(2,5%)
64
Universitas Sumatera Utara
Majikan
2
(5%)
Perkawinan anggota keluarga
Keluarga luas
Tetangga
Teman
Penjabat desa
Bank
Koperasi
Majikan
15
(37,5%)
2
(5%)
15
(37,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
Biaya pendidikan anak
Keluarga luas
15
(37,5%)
2
(5%)
15
(37,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
Tetangga
Teman
Penjabat desa
Bank
Koperasi
Majikan
Modal usaha
Keluarga luas
15
(37,5%)
2
(5%)
15
(37,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
2
Tetangga
Teman
Penjabat desa
Bank
Koperasi
Majikan
65
Universitas Sumatera Utara
(5%)
Sikap menabung
3 tahun lalu
Tidak ada tabungan
24
(60%)
8
(20%)
4
(10%)
1
(2,5%)
2
(2,5%)
Ada tabungan dibawah 1 juta
Ada tabungan 1-5 juta
Ada tabungan 5-10 juta
Ada tabungan diatas 10 juta
Sikap menabung
saat ini
Tidak ada tabungan
23
(57,5%)
7
(17,5%)
5
(12,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
Ada tabungan dibawah 1 juta
Ada tabungan 1-5 juta
Ada tabungan 5-10 juta
Ada tabungan diatas 10 juta
N = 40
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.13 tentang strategi penghidupan terdapat presentase anggota
rumah tangga mengalami kesulitan dan memerlukan pinjaman apabila kejadian
kegagalan panen, kejadian mengalami sakit, mengalami anggota keluarga wafat,
perkawinan anggota keluarga, biaya pendidikan anak, dan modal usaha sebanyak 40
responden dari meminta bantuan keuangan kepada keluarga luas sebanyak 15 orang
(37,5%), tetangga sebanyak 2 orang (5%), teman sebanyak 15 orang (37,5%), penjabat
desa sebanyak 2 orang (5%), bank sebanyak 3 orang (7,5%), koperasi 1 orang (2,5%),
dan majikan sebanyak 2 orang (5%).
Sikap menabung dalam mencapai strategi kehidupan sangat dibutuhkan untuk
mencapai tujuan aktifitas mata pencaharian dapat dilihat dengan sikap menabung 3
66
Universitas Sumatera Utara
tahun lalu dari 40 responden tidak ada tabungan sebanyak 24 orang (60%), ada
tabungan dibawah 1 juta sebanyak 7 orang (17,5%), ada tabungan 1-5 juta sebanyak 5
orang (12,5%), ada tabungan 5-10 juta sebanyak 2 orang (5%), da nada tabungan
diatas 10 juta sebanyak 3 orang (7,5%). Sikap menabung saat ini tidak ada tabungan
sebanyak 23 orang (57,5%), ada tabungan dibawah 1 juta sebanyak 7 orang (17,5%),
ada tabungan 5-10 juta sebanyak 2 orang (5%), dan ada tabungan diatas 10 juta
sebanyak 3 orang (7,5%).
4.5 Uji Validitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya yaitu agar data yang
diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.
Untuk menentukan validitas data yang diuji, peneliti menggunakan uji korelasi antar
pertanyaan. Sehingga dihasilkan hasil korelasi dan dibandingkan dengan sig 2 tailed.
jika hasil yang ditemukan, angka korelasi Pearson lebih kecil dibandingkn dengan sig
2 tailed dan lat pengujian, maka dinyatakan valid. Dalam penelitian ini ditentukan
bahwa uji validitas kapasitas masyarakat dan pemanfaatan usaha pasca pembangunan
bandara menghasilkan sebuah data dan hubungan yang valid.Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam tabel, dan hasil uji validitas kapasitas masyarakat lokal dan
pendatang, pemanfaatan usaha pasca pembangunan bandara Silangit dapat dilihat di
lampiran penelitian.
67
Universitas Sumatera Utara
4.5.1 Uji Validitas Kapasitas Masyarakat Lokal dan Pendatang (X)
Tabel 4.15 Tabel Uji Kapasitas Masyarakat Lokal (X)
Item
Pernyataan
R-Hitung
Validitas
Sig. (2Tailed)
Pengujian
Kesimpulan
1.
1,000
0,000
Sig. > 0,05
Valid
2.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
3.
1,000
0,000
Sig. > 0,05
Valid
4.
0,995
0,000
Sig. > 0,05
Valid
5.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
6.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
7.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
8.
1,000
0,000
Sig. > 0,05
Valid
9.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
10.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
11.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
12.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
13.
1,000
0,000
Sig. > 0,05
Valid
14.
0,988
0,000
Sig. > 0,05
Valid
15.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
16.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
17.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
18.
19.
0,998
0,994
0,000
0,000
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Valid
Valid
68
Universitas Sumatera Utara
20.
0,988
0,000
Sig. > 0,05
Valid
21.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
Tabel 4.16Tabel Uji Validitas Kapasitas Masyarakat Pendatang (X)
Item
Pernyataan
R-Hitung
Validitas
Sig. (2Tailed)
Pengujian
Kesimpulan
1.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
2.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
3.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
4.
0,995
0,000
Sig. > 0,05
Valid
5.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
6.
0,996
0,000
Sig. > 0,05
Valid
7.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
8.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
9.
0,995
0,000
Sig. > 0,05
Valid
10.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
11.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
12.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
13.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
14.
0,993
0,000
Sig. > 0,05
Valid
15.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
16.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
17.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
18.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
69
Universitas Sumatera Utara
19.
0,991
0,000
Sig. > 0,05
Valid
20.
0,992
0,000
Sig. > 0,05
Valid
21.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
Tabel
4.16
Tabel
Uji
Validitas
Pemanfaatan
Peluang
Usaha
Pasca
Pembangunanan Bandara Silangit Masyarakat Lokal (Y)
Item
Pernyataan
R-Hitung
Validitas
Sig. (2Tailed)
Pengujian
Kesimpulan
1.
0,992
0,000
Sig. > 0,05
Valid
2.
0,994
0,000
Sig. > 0,05
Valid
3.
0,993
0,000
Sig. > 0,05
Valid
4.
0,989
0,000
Sig. > 0,05
Valid
5.
0,989
0,000
Sig. > 0,05
Valid
6.
0,992
0,000
Sig. > 0,05
Valid
7.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
8.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
9.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian mixed methodini menggunakanmixed method
menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Mixed method research adalah
suatu desain penelitian yang didasari asumsi bahwa dalam menunjukkan arah atau
memberi petunjuk cara pengumpulan dan menganalisis data serta perpaduan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa fase proses penelitian. Mixed
methods research berfokus pada pengumpulan dan analisis data serta memadukan
antara data kuantitatif dan data kualitatif, baik dalam single study (penelitian tunggal)
maupun series study (penelitian berseri) (Creswell dan Clarck Vicki, 2008).
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Parik Sabungan dimana Desa ini terletak
disekitar wilayah Bandara Silangit di Siborong-borong, Tapanuli Utara. Alasan
pemilihan lokasi adalah karena desa Parik Sabungan merupakan desa yang paling
dekat dengan wilayah sekitar Bandara Silangit dan peneliti tertarik dengan usaha yang
dilakukan masyarakat lokal yang mempengaruhi pembangunan kinerja mereka baik
secara individu maupun kelompok serta apa saja faktor-faktor yang menghambat dari
transformasi
sumber
pendapatan
masyarakat
Desa
Parik
Sabungan
pasca
pembangunan Bandara Silangit.
26
Universitas Sumatera Utara
3.3 Metode Kuantitatif
3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1.1 Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ada dalam
suatu unit penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah penduduk didesa Parik Sabungan pada tahun 2016 adalah 1.844 orang
3.3.1.2 Sampel
Dalam penarikan sampel penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data Taro Yamane dengan perhitungan sebagai berikut :
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi = 1.844 orang
d = Presisi (0,1)
n=
N
N .d 2 + 1
n=
1.844
1.844 (0,1)2 + 1
n=
1.844
1.844 (0,01) + 1
n = 19,44 = 20 orang
Dengan demikian telah diperoleh sampel penelitian sebanyak 20
orang sebagai responden penelitian.Dengan sampel 20 orang untuk
27
Universitas Sumatera Utara
masing-masing dari masyarakat lokal dan masyrakat pendatang karena
untuk dijadikan pembanding dan membantu peneliti agar lebih efektif.
Adapun kriteria dari informan yakni :
1. Untuk masyarakat lokal ialah masyarakat yang telah lama tinggal
diDesa Parik Sabungan minimal 5 tahun atau lebih dari 10 tahun.
2. Masyarakat yang mempunyai usaha setelah adanya pasca
pembangunan bandara Silangit.
3. Masyarakat pendatang yang telah tinggal selama 6 bulan – 5 tahun
dan mempunyai usaha karena pasca adanya pembangunan bandara
Silangit.
3.3.2
Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari narasumber asli
(tidak melaluimedia perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang)
secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian dalam penelitian tersebut. Metode
yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah pengumpulan data dengan menyebarkan pertanyaan
yang tersusun secara dalam bentuk angket yang diberikan kepada
respondend an diisi oleh responden. Jenis angket yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu bersifat tertutup berdasarkan skala likert. Skala likert
28
Universitas Sumatera Utara
yaitu skala yang bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
responden terhadap suatu objek, dimana dalam angket diberikan
pertanyaan sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban.
2. Wawancara
Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.
b. Data sekunder adalah data yangd iperoleh secara tidak langsung dari objek
penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan
mengambil referensi, dokumen, makalah, jurnal, serta bahan dari situs internet yang
dianggap revelan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini tentunya yang
berkaitan dengan kebutuhan peneliti dalam membutuhkan data.
3.3.3
Instrumen dan Aspek Pengukuran
a. Instrumen
Instrumen adalah alat yang dipakai untuk pengumpulan data adalah berupa
kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.Kuesioner berisi pertanyaan
mengenai Studi Kapasitas Masyarakat Lokal Pasca Bandara Silangit.
b. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran dari penelitian didasarkan dari jawaban responden
terhadap pertanyaan yang diberikan disesuaikan dengan skor.Pada penelitian
ini kuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk masyarakat yang
29
Universitas Sumatera Utara
menjadi sampel di Desa ParikSabungan.Pengukuran dalam kuesioner
menggunakan skala likert untuk mengukur Kapasitas Masyarakat Lokal Pasca
Pembangunan Bandara Silangit, untuk setiap pilihan jawaban diberi skor,
maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan.Untuk
digunakan jawaban yang dipilih.Dengan Rating Scale adalah alat pengumpul
data yang digunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan,
menilai individu atau situasi. Rating Scale merupakan sebuah daftar yang
menyajikan sejumlah sifat atau sikap sebagai butir-butir atau item. Dari
beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan pengertian Rating Scale adalah
salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi
tentang sifat / ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat
secara bertingkat.
Penilaian yang diberikan oleh observer berdasarkan observasi spontan
terhadap perilaku orang lain, yang berlangsung dalam bergaul dan
berkomunikasi sosial dengan orang itu selama periode waktu tertentu. Unsur
penilaian terdapat dalam pernyataan pandangan pribadi dari orang yang
menilai subyek tertentu pada masing-masing sifat atau sikap yang tercantum
dalam daftar.Penilaian itu dituangkan dalam bentuk penentuan gradasi antara
sedikit sekali dan banyak sekali atau antara tidak ada dan sangat ada karena
penilaian yang diberikan merupakan pendapat pribadi dari pengamat dan
bersifat subyektif, skala penilaian yang diisi oleh satu pengamat saja tidak
berarti untuk mendapatkan gambaran yang agak obyektif tentang orang yang
dinilai, untuk itu dibutuhkan beberapa skala penilaian yang diisi oleh beberapa
30
Universitas Sumatera Utara
orang, yang kemudian dipelajari bersama-sama untuk mendapatkan suatu
diskripsi tentang kepribadian seseorang yang cukup terandalkan dan sesuai
dengan kenyataan.
3.3.4 Pengolahan Data
Dalam penelitian kuantitatif peneliti dapat mengumpulkan data dari hasil
kuesioner yang bersifat semi terbuka.Data tersebut semua umumnya masih dalam
bentuk hasil penelitian langsung, oleh karena itu perlu di seleksi dan dibuat
kategori-kategori. Di sini peneliti akan mengelompokkan data yang diperoleh di
lapangan. Dari hasil penyebaran kuesioner yang selanjutnya akan dipelajari,
ditelaah dan dianalisis secara kuantitatif, secara seksama agar diperoleh hasil atau
kesimpulan yang baik. Pengelolahan data menggunakan SPSS 20.Proses
pengolahan datadalam penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut:
1.
PengeditanData(Editing)
Kegiataninidilakukanuntukmenelitisetiapdaftar pertanyaanyang telah diisi,
berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, relevansi, dan
konsistensi jawabandankoreksiterhadapkesalahan pengisian.
2.
Pengkodean Data(Coding)
Pemberiankodeyangdimaksudkanuntukmempermudahpada
saat
analisisdatadanjugamempercepatpadasaatpemasukandata,yaitu dengan
memberikan kode pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner.
3.
PemasukkanData(Entry)
Tahapaninidilakukandengancaramenghitungdatasecarastatistik
untuk
diolah dan dianalisis menggunakan SPSS.
31
Universitas Sumatera Utara
4.
PengecekanData(Cleaning)
adalah pengecekan data yang sudah dimasukkan, apakah ada
kesalahanatautidak.
3.3.4 Teknik Analisa Data
3.3.4.1 Analisis DistribusiFrekuensi
Analisis distribusi frekuensi adalah analisa yang dilakukan dengan
membagi variabel penelitian ke dalam kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi.Tabel distribusi frekuensi merupakan langkah awal dalam
menganalisa data yang terdiri dari kolom (Singarimbun, 1995:266) yaitu
sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.
Distribusi Frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas
interval (Kuswanto,2006). Distribusi Frekuensi adalah membuat uraian dari
suatu hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk
yang baik, yakni bentuk stastistik popular yang sederhana sehingga kita
dapat lebih mudah mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian.
3.3.4.2 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan
terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur
ketepatan
instrumen
yang
digunakan
dalam
suatu
penelitian
(Sugiyono,2006).
32
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari adanya uji validitas mengetahui sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi
ukurnya.Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan
diadakannya pengukuran tersebut.
3.3.4.3 Uji Realibitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui ketepatan pengukuran objek yang
dikaji yaitu untuk menentukan sejauh mana alat ukur dapat dipertanggung
jawabkan ataupun jika diulangi pengukurannya akan menghasilkan data yang
tidak berbeda. (Kerlinger dan Lee, 2000).Uji reabilitas ini menggunakan alat
ukur Alpha Cronbach. Apabila suatu komponen di uji akan menunjukkan
angka lebih dari 0.50 berarti item-item kuesioner yang diukur telah mempunyai
kepercayaan yang cukup berarti (Nunnally, 1994).
3.3.4.4 Uji Normalitas
Adapun yang dibutuhkan juga dalam penelitian ini adalah dengan mengguakan uji
normalitas.Uji normatlitas yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov dengan IBM
SPSS. Pengujian:
Ho : Populasi nilai variabel (X1,X2, dan Y) berdistribusi norma
Ha : Populasi nilai variabel X tidak berdistribusi norma
Dengan menggunakan ketentuan penerimaan/ penolakan Ho sebagai berikut:
Jika sig < α (0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima
Jika sig > α (0,05) maka Ho diterima, Ha ditolak.
33
Universitas Sumatera Utara
Selain itu peneliti juga menggunakan Diagram Normal Quantile and
Quantil (Q-Q) Plot. Cara menyimpulkannya dalah, jika ordinat data pada
sumbu Observed Value dan sumbu ordinat Expected Normal megumpul pada
garis diagonal dan hal ini cenderung berdistribusi normal (Riadi, 2016)
3.3.4.5 Uji Korelasi Pearson
Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan dua variabel secara parsial, yaitu antara variabel independen dan
variabel dependen. Adapun korelasi yang digunakan dalam analisis ini
adalah korelasi Person Product Moment, teknik korelasi ini digunakan untuk
mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila
kedua variabel terbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua
variabel atau lebih adalah sama.
Korelasi yang terjadi antara dua variabel adalah sebagai berikut:
1. Korelasi Linear Positif (+1)
Perubahan salah satu nilai variabel diikuti perubahan nilai variabel
yang lainnya secara teratur dengan arah yang sama. Jika nilai variabel
X mengalami kenaikan, maka variabel Y akan ikut naik. Jika nilai
variabel X mengalami penurunan, maka variabel Y akan ikut turun.
Apabila nilai koefisien korelasi mendekati +1 (positif satu) berarti
pasangan data variabel X dan variabel Y memiliki korelasi linear
positif yang kuat/erat/sempurna.
2. Korelasi Linear Negatif (-1)
34
Universitas Sumatera Utara
Perubahan salah satu nilai variabel diikuti perubahan nilai variabel
yang lainnya secara teratur dengan arah yang berlawanan. Jika nilai
variabel X mengalami kenaikan, maka variabel Y akan turun. Jika
Nilai variabel X mengalami penurunan, maka nilai variabel Y akan
naik. Apabila nilai koefisien korelasi mendekati -1 (negatif Satu)
maka hal ini menunjukan pasangan data variabel X dan variabel Y
memiliki korelasi linear negatif yang kuat/erat/sempurna.
3. Tidak Berkorelasi (0)
Kenaikan nilai variabel yang satunya bisa diikut dengan penurunan
variabel lainnya atau kadang-kadang diikuti dengan kenaikan variabel
yang lainnya.Arah hubungannya tidak teratur, bisa searah atau pun
berlawanan.Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati 0 (Nol)
berarti pasangan data variabel X dan variabel Y memiliki korelasi
yang sangat lemah atau berkemungkinan tidak berkorelasi.
4. Korelasi Sempurna
Terjadi apabila dua variabel yaitu variabel X meningkat atau menurun
berbanding dengan kenaikan atau menurunnya variabel Y.
Tabel 3.1 Tabel Korelasi
Nilai
Korelasi
0
Tidak Ada Korelasi Antar Variabel
> 0 – 0,25
Korelasi Sangat Lemah
> 0,25 – 0,5
Korelasi Cukup
> 0,5 – 0,75
Korelasi Kuat
> 0,75 – 0,99
Korelasi Sangat Kuat
1
Korelasi Sempurna
35
Universitas Sumatera Utara
3.4Metode Kualitatif
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini maka teknik yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
a.Data Primer Kualitatif
Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian kualitatif ini akan
dilakukan dengan cara penelitian lapangan, yaitu:
1. Metode Observasi
Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian, data penelitian itu dapat diamati
oleh peneliti.Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap berbagai
gejala yang tampak pada penelitian.Hal ini hal ini ditujukan untuk
mendapatkan data yang mendukung hasil wawancara.
2.Metode Wawancara
Metode wawancara biasa disebut juga metode interview. Metode
wawancara proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara. Salah satu bentuk wawancara yang dipakai dalam penelitian ini
nantinya adalah wawancara mendalam (depth interview).
36
Universitas Sumatera Utara
b. Data SekunderKualitatif.
Data yang diperoleh dari data kedua atau sumber-sumber yang
dibutuhkan dalam penelitian ini sebelum menuju tahap berikutnya.Data
sekunder diperoleh dari data kedua atau sumber-sumber yang dibutuhkan
dalam penelitian ini sebelum menuju tahap berikutnya. Data sekunder
diperoleh dengan cara studi kepustakaan dan pencatatan dokumen yaitu dengan
mengumpulkan data dan mengambil informasi dari kepala desa.
3.4.2 Unit Analisis
Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian
keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin, 2007).Unit analisis dalam
penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian.
Dalam pengertian yang lain, unit analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan
dengan fokus atau komponen yang diteliti. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti
agar validitas dan reabilitas penelitian dapat terjaga.Karena terkadang peneliti masih
bingung membedakan antara objek penelitian, subjek penelitian dan sumber data.Unit
analisis suatu penelitian dapat berupa individu, kelompok, organisasi, benda, wilayah
dan waktu tertentu sesuai dengan fokus permasalahannya.Dalam penelitian ini, yang
menjadi unit analisis penelitian adalah rumah tangga dan kepala rumah tangga
masyarakat lokal dan masyarakat pendatang dari setiap dusun di Desa Parik Sabungan.
3.4.3 Informan
Informan merupakan subjek yang memahami permasalahan penelitian sebagai
pelaku
maupun
orang
yang
memahami
permasalahan
penelitian
(Bungin,
37
Universitas Sumatera Utara
2007).Peneliti memilih informan dengan menggunakan teknik purposive.Alasan
peneliti menggunakan teknik purposive karena peneliti memilih informan menurut
kriteria tertentu yang telah ditetapkan.Kriteria ini harus sesuai dengan topik penelitian.
a. Informan Kunci
Informan kunci adalah orang yang dianggap memahami masalah penelitian
yang diteliti oleh peneliti. Adapun kriteria yang menjadi informan dalam penelitian
adalah:
1. Kepala Desa
2. Bagian Humas dari Bandara Silangit
3. Masyarakat yang mewakili masyarakat lokal (masyarakat yang sudah tinggal lebih
dari 5 tahun - 10 tahun) dan masyarakat pendatang.( masyakarakat yang sudah
tinggal selama 6 bulan-5 tahun).
b. Informan biasa
Informan biasa adalah orang yang ikut dalam penelitian yang diteliti.Informan
ini bertujuan untuk mengetahui tentang gambaran Desa Parik Sabungan serta
bagaimana kondisi masyarakat Desa Parik Sabungan pasca pembangunan Bandara
Silangit.
3.4.4 Interpretasi Data
Hasil analisa data kemudian diinterpretasikan sehingga data-data tersebut
memberikan informasi yang bermanfaat bagi peneliti.Pada jenis penelitian
eksplanatory, tahap interpretasi data adalah tahap mengkaitkan hubungan antara
berbagai variabel penelitian dan untuk mejawab apakah hipotesa kerja diteria ataukah
38
Universitas Sumatera Utara
ditolak.Sedangkan pada penelitian deskriptif, interpretasi ini adalah untuk menjelaskan
fenomena secara mendalam berdasarkan data dan informasi yang tersedia.
3.4.5 Batasan Masalah
Pada penelitian ini, peneliti akan membatasi penelitian yakni mengetahui
kapasitas masyarakat lokal dan masyarakat pendatang pasca pembangunan bandara
Silangit serta mengetahui tertinggal atau melaju kondisi yang dialami masyarakat
lokal Desa Parik Sabungan pasca pembangunan bandara Silangit.
3.5 Jadwal Kegiatan
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
N
Keg.
o
1
Jan.
Feb.
Mar.
Apr.
Mei.
Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
pra
penelitian
2 Penyusuna
n proposal
3 Bimbingan
Proposal
4
5
Seminar
Proposal
Penelitian
Revisi
Proposal
6
Peng. data
8
Analisis
data
5 Penyusuna
7
8
n skripsi &
Bimbingan
Penulisan
Laporan
Akhir
Sidang
Meja
Hijau
Sumber: olahan sendiri
39
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
DESKRIPSI DATA DAN INTEPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi
Siborong-siborong merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli
Utara, Sumatera Utara, Indonesia.Ibukota kecamatan ini berada di kelurahan Pasar
Siborongborong. Kecamatan Siborong-borong mempunyai luas sebesar 279,91 Km2
serta letak keberadaanya berada di 1.000 – 1.500 meter diatas permukaan laut.
Kecamatan Siborong-borong memiliki 21 desa/kelurahan. Dengan mempunyai
perbatasan:
1.
Sebelah Utara/ Northern : Kecamatan Lintong Nihuta,
Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan.
2.
Sebelah Selatan/Southern : Kecamatan Sipoholon.
3.
Sebelah Barat/Western : Kecamatan Pagaran.
4.
Sebelah Timur/Eastern :Kecamatan Sipahutar dan Kabupaten
Toba Samosir.
40
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah peta wilayah dari Kecamatan Siborong-borong:
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Siborong-borong
4.1.2Gambaran Umum Desa Parik Sabungan
Desa Parik Sabungan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Desa Parik
Sabungan memiliki luas 17,8 ha, dengan perbatasan desa sebelah utara adalah
Kabupaten Tobasa, perbatasan desa sebelah selatan adalah Desa Pohan Tongah,
perbatasan desa sebelah timur adalah Desa Pohan Julu, sedangkan perbatasan desa
sebelah barat adalah Desa Siliando. Desa Parik Sabungan. Berdasarkan penduduk
menurut jenis kelaminnya didesa ini, laki laki dengan jumlah 896 orang dan
perempuan dengan jumlah 948 orang. Diluar dengan luas desa sebesar 17,8 ha desa ini
41
Universitas Sumatera Utara
mempunyai perkebunan dan pertanian yang cukup luas, perkebunan padi dengan luas
55 ha, perkebunan kopi dengan luas 114 ha, perkebunan jagung dengan luas 30 ha,
sedangkan perkebunan sayur-sayuran atau holtikultura dengan luas 50 ha. Pertanian
dan perkebunan ini sepenuhnya dimiliki masyarakat. Berikut dibawah ini adalah peta
wilayah desa Parik Sabungan:
Gambar 4.2 Peta Wilayah Desa Parik Sabungan
Desa ini dekat dengan Bandara Silangit, pembangunan dari Bandara Silangit
menjadikan desa ini turut berbenah diri agar menjadi lebih baik secara sosial dan
ekonomi.Pembangunan Bandara Silangit membuat masyarakat lokal harus mampu
menggunakan kemampuannya dalam memperbaiki kinerja mereka baik secara
individu ataupun kelompok. Mangatur Simanjuntak, SH sebagai Kepala Desa Parik
Sabungan mengatakan masyarakat lokal semakin terpacu dalam mencari sumber
pendapatan dalam mencari peluang usaha karena adanya pembangunan bandara dan
kedatangan dari masyarakat pendatang dari daerah ataupun kota lain.
42
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Gambaran Umum Bandara Silangit
Bandara Silangit adalah bandar udara yang terletak di Siborong-borong,
Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Bandara ini memiliki ukuran landas pacu 2.400 m x
30 m. Jarak dari pusat kota sekitar 7 km. Bandara Silangit dibangun pada masa
penjajahan Jepang. Pembangunan kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun
1995 dengan menambah landas pacu sepanjang 900 meter sehingga menjadi 1.400
meter. Pada Maret 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan langsung
pengoperasian Bandara Silangit, sejak saat itu pembangunan Bandara pun mulai
dilakukan dengan gencar. Pada tahun 2011, Bandara Silangit akhirnya memiliki landas
pacu sepanjang 2.400 meter dan direncanakan pada tahun 2015 akan diperpanjang
kembali menjadi 2.650 kali 45 ms (8.700 × 150 kaki), sehingga bisa didarati pesawat
berbadan lebar secara reguler.Bandara Silangit mulai beroperasional kembali pada
tanggal 24 April 2016. (http://silangit-airport.co.id/id/general/about-us diakses pada
tanggal 03 Maret 2017).
Pembangunan dari Bandara Silangit memakan ribuan hektar tanah di Desa Parik
Sabungan ini semua menimbulkan dampak pergeseran peralihan baik secara ekonomi,
sosial, dan ketersediaan infrastruktur.Namun dampak yang paling dirasakan oleh
masyarakat adalah hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian
masyarakat Desa Parik Sabungan akibat dari pembangunan bandara tersebut.
Bandara Silangit dikelilingi beberapa desa salah satunya adalah Desa Parik
Sabungan yang terdiri dari 4 dusun diantaranya adalah Desa Parik Sabungan memiliki
4 dusun yakni: Dusun Parik Sabungan, Dusun Sipintu-pintu, Dusun Pintu Besi, dan
Dusun Sipintu-Pintu II. Dengan adanya pembangunan Bandara Silangit ini,
43
Universitas Sumatera Utara
pemerintah berharap akan adanya dampak positif bagi kemajuan dari masyarakat
sekitar Bandara Silangit.
Gambar 4.3 Bandara Silangit dilihat dari Google Maps
Sumber :google maps
4.2 Demografi Wilayah
Kecamatan Siborong-borong memiliki 21 desa/kelurahan dengan memiliki luas
wilayah sebesar 279,91 km2. Dengan Desa Pohan Jae memiliki luas wilayah paling
luas sebesar 27,39 km2.
44
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Jumlah Luas Wilayah Perdesa/Kelurahan pada tahun 2015
Desa/Kelurahan
Lumban Tonga-tonga
Luas Wilayah
(Km2)
8,90
Paniaran
9,70
Bahal Batu III
14,40
Bahal Batu II
15,40
Bahal Batu I
11,30
Sitabo-tabo
6,97
Siborong-borong I
10,00
Siaro
Sitampurung
6,40
13,50
Pasar Siborong-borong
Pohan Tonga
5,00
14,70
Lobu Siregar II
Hutabulu
16,10
14,30
Lobu Siregar I
Pohan Jae
22,30
27,30
Pohan Julu
Parik Sabungan
31,50
17,51
Siborong-borong II
Sigumbang
14,63
8,50
Sitabo tabo Toruan
Silait-lait
4,43
7,07
Total
279,91
Sumber: Kecamatan Siborong-borong dalam Angka
4.3 Komposisi Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Siborong-borongtahun 2015 menurut angka
proyeksi BPS Kabupaten Tapanuli Utara adalah sebesar 46.402 jiwa.Penduduk laki-
45
Universitas Sumatera Utara
laki pada tahun 2014 adalah sebanyak 23.137 jiwa dan penduduk perempuan adalah
sebanyak 22.865 jiwa.
Sex ratio yang diketahui adalah 102 artinya dikatakan bahwa jika ada 100
penduduk perempuan maka ada 102 penduduk laki-laki di kecamatan Siborongborong. Adapun perbandingan jumlah penduduk perdesa/kelurahan di kecamatan
Siborong-borong dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Perdesa/Kelurahan pada tahun 2015
No
Desa/Kelurahan
1
Lumban Tonga-tonga
Jumlah
Penduduk
2.016 jiwa
2
Paniaran
2.914 jiwa
3
Bahal Batu III
1.833 jiwa
4
Bahal Batu II
1.261 jiwa
5
Bahal Batu I
1.698 jiwa
6
Sitabo-tabo
3.206 jiwa
7
Siborong-borong I
2.385 jiwa
8
Siaro
2.419 jiwa
9
Sitampurung
2.215 jiwa
10
11
Pasar Siborong-borong
Pohan Tonga
6.579 jiwa
3.137 jiwa
12
13
Lobu Siregar II
Hutabulu
2.020 jiwa
1.378 jiwa
14
15
Lobu Siregar I
Pohan Jae
2.067 jiwa
1.425 jiwa
16
Pohan Julu
1.740 jiwa
17
Parik Sabungan
2.127 jiwa
18
Siborong-borong II
1.747 jiwa
19
Sigumbang
1.922 jiwa
20
21
Sitabo tabo Toruan
Silait-lait
1.066 jiwa
1.193 jiwa
Total
46.402 jiwa
Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Siborong-borong dalam kutipan
Kecamatan Siborong-borong dalam Angka
46
Universitas Sumatera Utara
4.3.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk desa Parik Sabungan Berdasarkan Jenis Kelamin pada
tahun 2016
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Jumlah
896 orang
498 orang
1.844 orang
Sumber : Data dari Kepala Desa Parik Sabungan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 896 orang sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 498 orang. Sex
ratio yang diketahui adalah 180 artinya dikatakan bahwa jika ada 100 penduduk
perempuan maka ada 180 penduduk laki-laki di kecamatan Siborong-borong.
4.4Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Parik Sabungan pada
kecamatan Siborong-borong.Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang.
Proses pengelompokkan data merupakan suatu upaya untuk mempermudah proses
analisis data. Pengelompokkan data penelitian tersebut berdasarkan dari jawaban yang
telah dipilih oleh setiap responden peneliti, sedangkan proses analisis data ada
interpretasi langsung berdasarkan data dan informasi yang di peroleh dari lapangan.
47
Universitas Sumatera Utara
4.4.1 Identitas Responden
Tabel 4.4 Komposisi Responden Berdasarkan Lama Bermukim
Lama Bermukim
> 5 tahun – 62 tahun
< 5 tahun
Jumlah masyarakat
20 orang ( Masyarakat Lokal )
20 orang ( Masyarakat pendatang )
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Sampel yang telah ditetapkan responden dalam penelitian ini terbagi atas dua
kelompok yaitu masyarakat lokal dan masyarakat pendatang.Masyarakat lokal
merupakan masyarakat yang sudah lebih dari 10 tahun tinggal didesa Parik Sabungan
sedangkan masyarakat pendatang merupakan masyarakat yang kurang dari 5 tahun
tinggal didesa
Sabungan.
Tabel
Komposisi
berdasarkan
Utama
Parik
Jenis Pekerjaan
Guru
Pegawai Swasta
Petani
PNS
Supir
Teknisi Bandara
Wiraswasta
Wirausaha
Total
F
%
2
3
18
3
1
1
7
5
40
5
7,5
45
7,5
2,5
2,5
17,5
12,5
100
4.5
Responden
Pekerjaan
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.5 terdapat beberapa jenis pekerjaan utama responden berdasarkan
pilihan dari kuesioner yang peneliti bagikan diantaranya guru sebanyak 2 orang
dengan presentase 5 %, Pegawai swasta sebanyak 3 orang dengan presentase 7,5 %,
petani sebanyak 18 orang dengan presentase 45 %, PNS sebanyak 3 orang dengan
presentase 7,5 %, Supir sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5 %, Teknisi Bandara
48
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5%, Wiraswasta sebanyak 7 orang dengan
presentase 17,5 %, Wirausaha sebanyak 5 orang dengan presentase 12,5 %. Jumlah
responden sebanyak 40 orang dapat diketahui bahwa masyarakat lokal memiliki
pekerjaan utama sebagai wiraswasta sebanyak 1 orang, PNS sebanyak 3 orang,
wirausaha sebanyak 1 orang, guru sebanyak 1 orang, Petani sebanyak 13 orang, dan
Pegawai Swasta sebanyak 1 orang. Masyarakat pendatang memiliki pekerjaan utama
sebagai wiraswasta sebanyak 5 orang, wirausaha sebanyak 2 orang, guru sebanyak 1
orang, Petani sebanyak 5 orang, dan Pegawai Swasta sebanyak 1 orang.
Pekerjaan utama wiraswasta dan wirausaha dilakukan masyarakat lokal
maupun masyarakat pendatang dengan bekerja sebagai pekerja dibidang mebel,
mepunyai usaha dibidang kuliner yakni membuka usaha kedai kopi, rumah makan
dididepan rumah mereka, dan pekerjaan dibidang otomotif atau bengkel.
49
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Komposisi Responden berdasarkan Pekerjaan Sampingan.
Jenis Pekerjaan
F
%
Pedagang dan Petani
Berternak
Buruh Tani
Kuli Bangunan
Organisasi Spsi & SpTi
Pedagang
Petani
Wiraswasta
Wirausaha
Total
18
1
1
1
2
1
2
6
1
7
40
45
2,5
2,5
2,5
5
2,5
5
15
2,5
17,5
100
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.6 terdapat beberapa jenis pekerjaan sampingan responden
berdasarkan pilihan dari kuesioner yang peneliti bagikan diantaranya Berdagang dan
Bertani sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5 %, Berternak sebanyak 1 orang
dengan presentase 2,5 %, Buruh tani sebanyak 1 dengan presentase 2,5 %, Kuli
Bangunan sebnayak 2 orang dengan presentase 5 %, Organisasi Spsi – SPTi sebanyak
1 orang dengan presentase 2,5 %, Pedagang sebanyak 2 orang dengan presentase 5%,
Wiraswasta sebanyak 1 orang dengan presentase 2,5 %, Wirausaha sebanyak 7 orang
dengan presentase 17,5 %. Jumlah responden sebanyak 40 orang dapat diketahui
bahwa masyarakat lokal memiliki pekerjaan sampingan sebagai berikut, Berternak
sebanyak 1 orang, Buruh tani sebanyak 1 orang, Kuli Bangunan sebanyak 2 orang,
Organisasi Spsi – SpTi sebanyak 1 orang, Pedagang sebanyak 1 orang, Petani
sebanyak 3 orang, Wirausaha sebnyak 2 orang dan sebanyak 9 orang tidak memiliki
pekerjaan sampingan. Masyarakat pendatang memiliki pekerjaan sampingan sebagai
50
Universitas Sumatera Utara
berikut : Pedagang sebanyak 1 orang, : Pedagang dan Petani sebanyak 1 orang, Petani
3 orang, Wiraswasta 1 orang, Wirausaha 5 orang, dan sebanyak 9 orang tidak
memiliki pekerjaan sampingan.
Tabel 4.7 Karakteristik Rumah Tangga dan Kepimilikan Aset
Pertanyaan
Kondisi Rumah: baham
utama lantai
Jawaban
Tanah
Keramik
Semen
Kondisi rumah: kondisi
atap
Sumber 51ampon untuk
memasak
Karpet
Atap kayu
Seng
LPG
Kayu bakar
Tidak masak dirumah
%
1
(2,5%)
7
(17,5%)
32
(80%)
40
(100%)
32
(80%)
6
(15%)
2
(5%)
N = 40
Sumber : Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.7 karakteristik rumah tangga dan kepimilikan 51ampo responden
berdasarkan dari kuesioner yang peneliti bagikan 40 responden diantaranya memiliki
kondisi rumah dengan bahan utama lantai tanah 1 orang (2,5%), keramik 7 orang
(17,5%), semen 32 orang (80%), kondisi rumah: kondisi atap 40 orang dari responden
yang diteliti memiliki kondisi atap bahan seng (100%). Sumber ampon memasak LPG
32 orang, (80%), Kayu bakar 6 orang (15%), dan tidak masak dirumah 2 orang (5%).
Karakteristik rumah tangga dan kepemilikan 51ampo secara keseluruhan terlihat sama
bagi masyarakat lokal maupun masyarakat pendatang
51
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Fasilitas yang dimiliki rumah tangga
Pertanyaan
Sumber listrik
Jawaban
Tidak ada
PLN
Sumber air minum
Listrik desa
Generator Rumah
Tidak ada
PAM
Ledeng kampung
Sumur
Mata air
Kamar mandi
Tidak ada kamar mandi dan WC
Kamar mandi dan WC
Kamar mandi saja
WC saja
Telfon atau HP
Ada
Tidak Ada
Komputer
Tidak ada
Ada
Telivisi
Tidak ada
Ada
Kepemilikan
kendaraan
Sepeda motor
Mobil/truk
Becak
%
4
(10%)
36
(90%)
2
(5%)
8
(20%)
1
(2,5%)
16
(40%)
13
(12,5%)
1
(2,5%)
37
(92,5%)
2
(5%)
1
(20%)
39
(97,5%)
6
(15%)
34
(80%)
8
(20%)
32
(80%)
Ya
33
(82,5%)
8
(20%)
-
Tidak
7
(17,5%)
32
(80%)
-
52
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan
Kepemilikan
kendaraan
Kepentingan pribadi
Mata pencaaharian
Kepentingan tugas
1 dan 2
1,2 dan 3
Kepemilikan alat
pertanian
Cangkul/sekop
Alat semprot
Alat tanam
Alat panen
Pendapatan
perbulan
Sumber utama
pendapatan
200.000-750.000
750.000-1.500.000
1.500.000-2.000.000
2.000-2.500.000
>2.500.000
Sumber utama
pendapatan
keluarga
Pertanian
Perternakan
Usaha dagang kecil
Pegawai negeri
Karyawan swasta
Supir
Kepemilikan lahan
yang digunakan
Ada
16
(40%)
2
(5%)
2
(5%)
12
(30%)
8
(20%)
Ya
27
(67,5%)
16
(40%)
14
(35%)
12
(30%)
Tidak
13
(32,5%)
24
(65%)
26
(65%)
28
(70%)
9
(22,5%)
7
(17,5%)
4
(10%)
8
(20%)
12
(30%)
17
(42,5%)
2
(5%)
8
(20%)
6
(15%)
6
(15%)
2
(5%)
22
(55%)
53
Universitas Sumatera Utara
untuk pertanian
Kepemilikan tanah
dan luas dari
kepimilikan
Tidak ada
18
(45%)
Rumah:
2000m2
1
(2,5%)
1
(2,5%)
9x8 m2
Sawah
Kebun
-
Tanah kosong:
1 ha
1,5 ha
1000 m2
500 m2
5000 m2
8000 m2
Kepunyaan ternak
Ayam:
2 ekor
9
(22.5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
2
(5%)
2
(5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
1
(2,5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
4 ekor
5 ekor
8 ekor
10 ekor
12 ekor
15 ekor
20 ekor
25 ekor
80 ekor
54
Universitas Sumatera Utara
Babi:
1 ekor
3
(7,5%)
1
(2,5%)
9
(22,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
10 ekor
2 ekor
4 ekor
5 ekor
Kerbau
5 ekor
Burung
4 ekor
1
(2,5)
1
(2,5%)
N = 40
Sumber : Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.8 karakteristik rumah tangga dan kepimilikan 55ampo responden
berdasarkan dari kuesioner yang peneliti bagikan 40 responden diantaranya fasilitas
yang dimiliki per rumah tangga memiliki listrik dan sumbernya PLN 36 orang (90%),
dan tidak memiliki listrik 4 orang (10 %). Air minum dan sumber mata air tidak
memiliki sumber air 2 orang (5%), PAM 8 orang (20%), ledeng 55ampong 1 orang
(2,5%), sumur 16 orang (40%), dan mata air 13 orang (32,5%). Kepimilikan kamar
mandi dengan tidak ada kamar mandi atau wc 1 orang (2,5%), wc saja 2 (5%) dan
tidak ada rumah tangga yang memiliki kamar mandi saja.
Kepemilikan HP atau telpon sebanyak 40 responden memiliki hp atau telpon
39 orang (97,5%) dan tidak memiliki hp atau telpon 1 orang (2,5%). Kepemilikan
komputer dengan 34 orang (85%) tidak memiliki komputer dan memiliki komputer 6
55
Universitas Sumatera Utara
orang (15%).Kepimilikan telivisi dengan mempunyai 32 orang (80%) dan tidak
memiliki telivisi 8 orang (20%).
Kepemilikan kendaraan sepeda motor sebanyak 40 responden memiliki sepeda
motor 33 orang (82,5%), dan tidak memiliki sepeda motor 7 orang (17,5%).
Kepemilikan kendaraan mobil atau truk memiliki mobil sebanyak 8 orang (20%), dan
tidak memiliki mobil atau truk 32 orang (80%). Kegunaaan kepemilikan kendaraan
untuk kepentingan pribadi 16 orang (40%), mata pencaharian 2 orang (5%),
kepentingan tugas 2 orang (5%), kepentingan tugas dan mata pencaharian 12 orang
(30%), dan kegunaan kepentingan pribadi, kepentingan tugas dan mata pencaharian
sebanyak 8 orang (20%).
Kepemilikan peralatan pertanian sebanyak 40 responden memiliki sekop 27
orang (67%) dan tidak memiliki sekop 13 orang (32,5%), alat semprot 16 orang (40%)
dan tidak memiliki alat semprot 24 orang (65%), alat tanam 14 orang (35%) dan tidak
memiliki alat semprot 24 orang (65%), alat panen 12 orang (30%) dan tidak memiliki
alat panen 28 orang (70%).
Jumlah pendapatan perbulan rumah tangga sebnayak 40 responden dengan
pendapatan Rp 200.000-750.000 sebanyak 9 orang (22,5%), Rp 750.000-1.500.000
sebanyak 7 orang (17,5%), Rp 1.500.000-2.000.000 sebanyak 4 orang (10%), Rp
2.000-2.500.000 sebanyak 8 orang (20%), dan > Rp 2.500.000 sebanyak 12 orang
(30%).
Sumber utama pendapatan keluarga dengan bidang pertanian 17 orang
(42,5%), bidang peternakan 2 orang (5%), bidang usaha dagang 3 orang (20%),
pegawai negeri 6 orang (15%), karyawan swasta 6 orang (15%) dan supir 2 orang
56
Universitas Sumatera Utara
(5%). Kepemilikan lahan untuk pertanian sebanyak 22 orang (55%) memiliki lahan
untuk pertanian sedangkan 18 orang (45%) tidak memiliki lahan untuk pertanian.
Kepemilikan tanah dan luas tanah dari 40 responden memililki tanah dengan 1
orang (5%) untuk rumah 2000m2 dan 9x8 m2 dan luas tanah dengan lahan kosong 1 ha
sebanyak 9 orang (22,5%), 1,5 ha sebanyak 1 orang (2,5%), 1000 m2 sebanyak 1 orang
(2,5%), 500 m2 sebanyak 2 orang(5%), 5000 m2 sebanyak 3 orang (7,5%), dan 8000
m2 sebanyak 1 orang (2,5%).
4.4.2 Analisis Tabel Tunggal
Tabel 4.9 Sumber Daya Manusia
Pertanyaan
Mempunyai ketrampilan
mengelola usaha
Jawaban
Ya
Tidak
Mempunyai ketrampilan
dalam mengelola keuangan
untuk usaha
Ketrampilan dalam
mengelola usaha
Mempuyai ketrampilan dalam
mengelola pertanian
Ada
Mengurangi
Kebutuhan
Menabung
Menghindari
Utang
Ya
Tidak
Ketrampilan dalam
mengelola pertanian
Menanam sayuran
organik
Menjual alat dan
mesin pertanian
Menjual bibit
Menjual pupuk
Mengelola satu
%
24
(60 % )
16
(40 % )
40
(100%)
11
(27,5 %)
24
(60 %)
5
(12,5%)
28
(70%)
12
(30%)
26
(65%)
0
0
0
0
57
Universitas Sumatera Utara
Mempunyai Ketrampilan
dalam dalam non pertanian
produk pangan
Ya
Tidak
Mendapatkan pelatihan dalam
melatih ketrampilan untuk
mengelola usaha
Ya
Tidak
14
(35%)
26
(65%)
3
(7,5 %)
37
(92,5%)
N = 40
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.9 diatas menunjukan hasil presentase dari Sumber Daya
Manusia.Pertanyaan mempunyai ketrampilan mengelola usaha dari 40 orang
responden menjawab ya 24 orang (60%) dan tidak 16 orang (40%). Ketrampilan
dalam mengelola keuangan untuk usaha dari 40 responden menjawab ada, dengan
mengurangi kebutuhan 11 orang (2,5%), menabung 24 orang (60%), dan menghindari
hutang sebanyak 5 orang (12,5%). Pertanyaan mempunyai ketampilan dalam
mengelola pertanian menjawab ya 28 orang (70%) dan tidak 12 orang (30%), dengan
responden peneliti memiliki ketrampilan dalam mengelola pertanian hanya
ketrampilan menanam sayuran organic sebanyak 26 orang (65%) dan tidak
mempunyai ketrampilan dalam pertanian sebanyak 14 orang (35%). Mempunyai
ketrampilan dalam dalam non pertanian menjawab ya 14 orang (35%) dan tidak 26
orang (65%), keterampilan non pertanian responden seperti bermain musik, beternak,
ketrampilan dibidang otomotif dengan menjalankan usaha bengkel, dibidang
elektronik, menjadi kuli bangunan merupakan suatu ketrampilan, mengelola
perusahaan salah satu bank, penyanyi diacara adat, dan memiliki usaha kedai kopi dan
rumah makan. Pertanyaan mendapatkan pelatihan dalam melatih ketrampilan untuk
mengelola usaha menjawab ya 3 (7,5%) dan
tidak 37 (92,5%). Penyuluhan
58
Universitas Sumatera Utara
ketrampilan yang didapatkan didapatkan bukanlah dari pemerintah ataupun kepala
desa melainkan dari teman dari responden yaitu penyuluhan ketrampilan dalam
beternak babi, penyuluhan ketrampilan dibidang otomotif dan mebel.
Tabel 4.10 Modal Sosial
Pertanyaan
Mendapatkan bantuan
keuangan dari
pemerintah dalam
meningkatkan usaha
Organisasi yang diikuti
dalam meningkatkan
modal usaha
Organisasi yang diikuti
Jawaban
%
9
(22,5%)
31
(77,5%)
19
(47,5%)
21
(52,5%)
6
(15%)
2
(15%)
6
(15%)
8
(36,4%)
10
(25%)
30
(75%)
100%
Ya
Tidak
Ada
Tidak ada
Arisan
PNPM
Kelompok Tani
Lainnya
Keterlibatan pihak
bandara Silangit dalam
meningkatkan usaha
Hubungan dengan:
1.Hubungan dengan
pemerintah
2.Hubungan dengan
sesame
3. Hubungan dengan
kedinasaan
4.Hubungan dengan
keanggotaan Desa
5.Hubungan dengan
pihak bandara
N = 40
Ada
Tidak ada
Sangat
baik
Baik
1
(2,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
38
(95%)
38
(95%)
38
(95%)
38
(95%)
38
(95%)
Kurang
0
0
0
0
0
Sangat
kurang
1
(2,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
59
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.10 diatas menunjukkan presentase dari modal sosial dari kerangka
penghidupan. Dari 40 responden masyarakat dengan mendapatkan bantuan keuangan
dari pemerintah menjawab ya 9 orang (22,5%) tetapi tidak menjawab berapa nominal
bantuan yang diberikan pemerintah dalam meningkatkan usaha dan menjawab tidak
31 orang (77,5%). Organisasi yang diikuti dalam meningkatkan modal usaha dari 40
responden terdapat 19 orang (4,7%) mengikuti organisasi, 21 orang (52,5%) tidak
mengikuti organisasi, dan tidak menjawab 18 orang (45%).
Keterlibatan pihak bandara terhadap peningkatan usaha dari 40 responden
peneliti memiliki pengaruh yang sangat baik untuk 10 orang (25%), keterlibatan
bandara memberikan pengaruh dengan:
- memberikan lapangan pekerjaan dengan menjadikan masyarakat sebagai karyawan
bandara.
- meningkatkan usaha kedai kopi, rumah makan dan bengkel.
- mengadakan pasar murah terhadap masyarakat.
Dari 40 responden kondisi hubungan dan kepercayaan terhadap pemerintah,
sesama, kedinasan, keanggotaan desa dan pihak bandara dengan presentase sangat
baik 1 orang (2,5%), baik 38 (95%), sangat kurang 1 (2,5%).
Tabel 4.11 Sumber Daya Fisik
Pertanyaan
Manfaat dari transportasi
yang diberikan pemerintah
dalam meningkatkan usaha
Jawaban
Sangat baik
Baik
Kurang
Sangat kurang
%
5
(12,5%)
17
(42,5%)
14
(35%)
4
60
Universitas Sumatera Utara
Peran pemerintah
menjalankan infrastruktur
yang memadai dalam
meningkatkan usaha
(10%)
6
(15%)
15
(37,5%)
17
(42,5%)
2
(5%)
11
(27,5%)
29
(72,5%)
9
(22,5%)
20
(50%)
11
(27,5%)
Sangat baik
Baik
Kurang
Sangat kurang
Memiliki persediaan air dan
sanitasinyang memadai
Ya
Tidak
Kondisi akses informasi yang
diberikan pemerintah dalam
menigkatkan usaha
Sangat baik
Baik
Kurang
Sangat kurang
N = 40
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.11 diatas menunjukan presentasi sumber daya fisik yang dimiliki
dari 40 responden peneliti. Manfaat dari transportasi yang diberikan pemerintah dalam
meningkatkan usaha, sangat baik 5 orang (12,5%), baik 17 orang (42,5%), kurang 14
orang (35%), sangat
kurang 4 orang (10%). Peran pemerintah menjalankan
infrastruktur dari 40 responden, sangat baik 6 orang (15%), baik 15 (37%), kurang 17
orang (42,5%), sangat kurang 2 orang (5%). Persediaan air dan sanitasi yang memadai
dari 40 responden 11 orang (27,%) memiliki air dan sanitasi memadai dan 29 orang
(37,5%) tidak memiliki air dan sanitasi yang memadai.
Kondisi
akses informasi yang diberikan pemerintah dalam meningkatkan usaha
sangat baik 9 orang (22,5%), baik 20 orang (50%), dan sangat kurang 11 orang
(27,5%).
61
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Struktur dan Proses
Pertanyaan
Anggota dari rumah tangga
yang berpartisipasi pada
program pemerintah
Jawaban
Ya
Status Keanggotaan
Biasa
Tidak
Luar biasa
Bukan Anggota
Status Kepengurusan
Bukan Pengurus
Pengurus Tidak Aktif
Pengurus aktif
Berapa lama dalam
berpartisipasi program
pemerintah
0-1 tahun
1-2 tahun
2-3 tahun
3-4 tahun
4-5 tahun
Pernah atau tidak mengikuti
penyuluhan dari pemerintah
Pernah
Tidak pernah
Penyuluhan menabung
Penyuluhan pertanian
Penyuluhann Peternakan
Sangat bermanfaat
Bermanfaat
Kurang Bermanfaat
Sangat bermanfaat
Bermanfaat
Kurang bermanfaat
Sangat bermanfaat
Bermanfaat
Kurang bermanfaat
%
16
(40%)
24
(60%)
13
(32,5%)
2
(5%)
25
(62,5%)
35
(37,5%)
1
(2,5%)
4
(10%)
1
(2,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
4
(10%)
12
(30%)
28
(70%)
4
(10%)
7
(17,5%)
1
(2,5%)
-
62
Universitas Sumatera Utara
N = 40
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.12 diatas menunujukkkan presentase struktur dan proses dalam
pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan Bandara Silangit. Anggota rumah
tangga yang berpartisipasi pada program pemerintah dari 40 responden 16 orang
(40%) pernah mengikuti dan 24 orang (60%) tidak pernah mengikuti program. Status
keanggotaan dalam program, anggota biasa 14 orang (35%), anggota luar biasa 2
orang (5%), bukan anggota 25 orang (62,5%). Status kepengurusan dalam program
pemerintah yang pernah diikuti merupakan 35 orang (37,5%) bukan pengurus,
pengurus tidak aktif 1 orang (2,5%), pengurus tidak aktif 4 orang (10%) dengan 0-1
tahun sebanyak 1 orang (2,5%), 1-2 tahun sebanyak 1 orang (2,5%), 2-3 tahun
sebanyak 2 orang (7,5%), 3-4 tahun sebanyak 3 orang (7,5%) dan 4-5 tahun sebanyak
4 orang (10%) secara keseluruhan 11 orang (27,%), terlihat bahwa responden peneliti
tidak terlalu terbuka dengan status kepengurusan dan keangggotaan program
pemerintah yang pernah diikuti.
Penyuluhan pemerintah yang diberikan untuk masyarakat dari 40 responden
hanya 12 orang (30%) dan tidak pernah mengikuti 28 orang (70%) diantaranya
penyuluhan menabung dengan presentase bermanfaat 4 orang (10%), penyuluhan
pertanian dengan presentase bermanfaat 7 orang (17,5%), penyuluhan peternakan
dengan presentase sangat bermanfaat 1 orang (2,5%) dan tidak ada penyuluhan
kewirausahaan pernah diikuti oleh responden peneliti.
63
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Strategi Penghidupan
Pertanyaan
Anggota rumah
tangga
mengalami
kesulitan dan
memerlukan
pinjaman
kepada siapa
meminta bantuan
Jawaban
%
Kegagalan panen
Keluarga luas
15
(37,5%)
2
(5%)
15
(37,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
Tetangga
Teman
Penjabat desa
Bank
Koperasi
Majikan
Mengalami sakit
Keluarga luas
15
(37,5%)
2
(5%)
15
(37,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
Tetangga
Teman
Penjabat desa
Bank
Koperasi
Majikan
Mengalami anggota keluarga wafat
Keluarga luas
15
(37,5%)
Tetangga
2
(5%)
Teman
15
(37,5%)
Penjabat desa
2
(5%)
Bank
3
(7,5%)
Koperasi
1
(2,5%)
64
Universitas Sumatera Utara
Majikan
2
(5%)
Perkawinan anggota keluarga
Keluarga luas
Tetangga
Teman
Penjabat desa
Bank
Koperasi
Majikan
15
(37,5%)
2
(5%)
15
(37,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
Biaya pendidikan anak
Keluarga luas
15
(37,5%)
2
(5%)
15
(37,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
2
(5%)
Tetangga
Teman
Penjabat desa
Bank
Koperasi
Majikan
Modal usaha
Keluarga luas
15
(37,5%)
2
(5%)
15
(37,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
1
(2,5%)
2
Tetangga
Teman
Penjabat desa
Bank
Koperasi
Majikan
65
Universitas Sumatera Utara
(5%)
Sikap menabung
3 tahun lalu
Tidak ada tabungan
24
(60%)
8
(20%)
4
(10%)
1
(2,5%)
2
(2,5%)
Ada tabungan dibawah 1 juta
Ada tabungan 1-5 juta
Ada tabungan 5-10 juta
Ada tabungan diatas 10 juta
Sikap menabung
saat ini
Tidak ada tabungan
23
(57,5%)
7
(17,5%)
5
(12,5%)
2
(5%)
3
(7,5%)
Ada tabungan dibawah 1 juta
Ada tabungan 1-5 juta
Ada tabungan 5-10 juta
Ada tabungan diatas 10 juta
N = 40
Sumber :Data Kuesioner, Juni 2017
Pada tabel 4.13 tentang strategi penghidupan terdapat presentase anggota
rumah tangga mengalami kesulitan dan memerlukan pinjaman apabila kejadian
kegagalan panen, kejadian mengalami sakit, mengalami anggota keluarga wafat,
perkawinan anggota keluarga, biaya pendidikan anak, dan modal usaha sebanyak 40
responden dari meminta bantuan keuangan kepada keluarga luas sebanyak 15 orang
(37,5%), tetangga sebanyak 2 orang (5%), teman sebanyak 15 orang (37,5%), penjabat
desa sebanyak 2 orang (5%), bank sebanyak 3 orang (7,5%), koperasi 1 orang (2,5%),
dan majikan sebanyak 2 orang (5%).
Sikap menabung dalam mencapai strategi kehidupan sangat dibutuhkan untuk
mencapai tujuan aktifitas mata pencaharian dapat dilihat dengan sikap menabung 3
66
Universitas Sumatera Utara
tahun lalu dari 40 responden tidak ada tabungan sebanyak 24 orang (60%), ada
tabungan dibawah 1 juta sebanyak 7 orang (17,5%), ada tabungan 1-5 juta sebanyak 5
orang (12,5%), ada tabungan 5-10 juta sebanyak 2 orang (5%), da nada tabungan
diatas 10 juta sebanyak 3 orang (7,5%). Sikap menabung saat ini tidak ada tabungan
sebanyak 23 orang (57,5%), ada tabungan dibawah 1 juta sebanyak 7 orang (17,5%),
ada tabungan 5-10 juta sebanyak 2 orang (5%), dan ada tabungan diatas 10 juta
sebanyak 3 orang (7,5%).
4.5 Uji Validitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya yaitu agar data yang
diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.
Untuk menentukan validitas data yang diuji, peneliti menggunakan uji korelasi antar
pertanyaan. Sehingga dihasilkan hasil korelasi dan dibandingkan dengan sig 2 tailed.
jika hasil yang ditemukan, angka korelasi Pearson lebih kecil dibandingkn dengan sig
2 tailed dan lat pengujian, maka dinyatakan valid. Dalam penelitian ini ditentukan
bahwa uji validitas kapasitas masyarakat dan pemanfaatan usaha pasca pembangunan
bandara menghasilkan sebuah data dan hubungan yang valid.Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam tabel, dan hasil uji validitas kapasitas masyarakat lokal dan
pendatang, pemanfaatan usaha pasca pembangunan bandara Silangit dapat dilihat di
lampiran penelitian.
67
Universitas Sumatera Utara
4.5.1 Uji Validitas Kapasitas Masyarakat Lokal dan Pendatang (X)
Tabel 4.15 Tabel Uji Kapasitas Masyarakat Lokal (X)
Item
Pernyataan
R-Hitung
Validitas
Sig. (2Tailed)
Pengujian
Kesimpulan
1.
1,000
0,000
Sig. > 0,05
Valid
2.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
3.
1,000
0,000
Sig. > 0,05
Valid
4.
0,995
0,000
Sig. > 0,05
Valid
5.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
6.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
7.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
8.
1,000
0,000
Sig. > 0,05
Valid
9.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
10.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
11.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
12.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
13.
1,000
0,000
Sig. > 0,05
Valid
14.
0,988
0,000
Sig. > 0,05
Valid
15.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
16.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
17.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
18.
19.
0,998
0,994
0,000
0,000
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Valid
Valid
68
Universitas Sumatera Utara
20.
0,988
0,000
Sig. > 0,05
Valid
21.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
Tabel 4.16Tabel Uji Validitas Kapasitas Masyarakat Pendatang (X)
Item
Pernyataan
R-Hitung
Validitas
Sig. (2Tailed)
Pengujian
Kesimpulan
1.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
2.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
3.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
4.
0,995
0,000
Sig. > 0,05
Valid
5.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
6.
0,996
0,000
Sig. > 0,05
Valid
7.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
8.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
9.
0,995
0,000
Sig. > 0,05
Valid
10.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
11.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
12.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
13.
0,999
0,000
Sig. > 0,05
Valid
14.
0,993
0,000
Sig. > 0,05
Valid
15.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
16.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
17.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
18.
0,998
0,000
Sig. > 0,05
Valid
69
Universitas Sumatera Utara
19.
0,991
0,000
Sig. > 0,05
Valid
20.
0,992
0,000
Sig. > 0,05
Valid
21.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
Tabel
4.16
Tabel
Uji
Validitas
Pemanfaatan
Peluang
Usaha
Pasca
Pembangunanan Bandara Silangit Masyarakat Lokal (Y)
Item
Pernyataan
R-Hitung
Validitas
Sig. (2Tailed)
Pengujian
Kesimpulan
1.
0,992
0,000
Sig. > 0,05
Valid
2.
0,994
0,000
Sig. > 0,05
Valid
3.
0,993
0,000
Sig. > 0,05
Valid
4.
0,989
0,000
Sig. > 0,05
Valid
5.
0,989
0,000
Sig. > 0,05
Valid
6.
0,992
0,000
Sig. > 0,05
Valid
7.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
8.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid
9.
0,997
0,000
Sig. > 0,05
Valid