Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Uji Adaptasi Beberapa Genotipe Gandum (Triticum Aestivum L.) di Dataran Menengah T1 512010006 BAB II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Sejarah Tanaman Gandum
Masyarakat prasejarah telah mengenal gandum dan tanaman serealia lainnya
sebagai sumber makanan pokok. Berdasarkan penggalian arkeolog, gandum
diperkirakan berasal dari daerah di sekitar Laut Merah dan Laut Mediterania,
yaitu daerah di sekitar Turki, Siria, Irak dan Iran (Hanson, 1982).
Gandum pertama kali di budidayakan oleh manusia yaitu sekitar tahun 7500-6500
SM di daerah Timur Tengah. Pada tahun 1529 Spanyol memperkenalkan gandum
ke Amerika yang merupakan benua baru dan pada tahun 1966 Spanyol mencoba
menanam dan mengembangkannya di Filipina. Negara-negara produsen utama
gandum adalah Rusia, USA, Cina, India, Perancis dan Kanada. Tanaman gandum
di sekitar sungai Nil sejak 5000 sebelum masehi (SM) (Briggle, 1980).
2.1.2. Botani Tanaman Gandum
Gandum termasuk ke dalam divisio magnoliophyta, kelas liliopsida,
subkelas Commelinidae, ordo Cyperales, famili Poaceae, dan genus Triticum L..
Ada tiga jenis gandum yang dibudidayakan dan dikembangkan secara umum oleh
petani, yaitu Triticum aestivum, Triticum durum, dan Triticum compactum.
(Hanson, 1982).
Akar pada tanaman gandum sama seperti tanaman graminae lainnya, yaitu

memiliki akar serabut. Akar tanaman gandum dibedakan menjadi dua, yaitu akar
adventif yang dihasilkan dari primordia akar yang terkandung di dalam biji dan
akar-akar yang muncul pada saat anakan mulai terbentuk. Batang tanaman
gandum beruas dan berongga seperti pada batang tanaman padi. Tanaman gandum
memiliki batang utama, yang mana pada batang utama tersebut akan muncul
daun-daun yang tumbuhnya saling berlawanan arah. Pada ketiak daun terdapat
pelepah daun yang membungkus batang. Daun tanaman gandum terdiri dari
pelepah dan helai daun yang tumbuh tegak atau agak melengkung (sesuai dengan
varietas gandum). Anakan tanaman gandum juga menghasilkan daun, sama
seperti batang utama. Tidak semua anakan tanaman gandum akan menghasilkan

malai dan bulir-bulir gandum, hal ini dikarenakan adanya kompetisi nutrisi dan
kompetisi cahaya matahari (Sundararaj, 1976).
Pembungaan pada tanaman gandum bersifat majemuk. Kumpulan bunga
(spikelets) saling menumpuk pada malai. Setiap spikelets terdiri dari beberapa
bulir dan kulit ari (lemma dan palea). Biasanya setiap spikelets akan
menghasilkan dua sampai tiga biji gandum (kernel), dan spikelets ini tersusun
secara berlawanan pada rachilla. Ada tiga anther dan dua stigma dengan sebuah
ovarium pada lemma dan palea. Biji gandum (kernel) berbentuk oval dengan
panjang 6-8 mm dan berdiameter 2-3 mm, biji gandum memiliki tekstur yang

keras. Biji gandum terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1) kulit (bran), 2) endosperma,
dan 3) lembaga. Kulit biji gandum (bran) terdiri dari lima lapisan, yaitu
1) epidermis, 2) epikarp, 3) endokarp, 4) testa, dan 5) aleuron. Kulit luar gandum
(bran) memiliki kandungan protein dan kadar serat yang tinggi. Endosperma
merupakan bagian yang banyak mengandung protein, pati dan air, sehingga di
dalam proses penggilingan bagian ini akan dimanfaatkan sebanyak-banyaknya
untuk diubah menjadi tepung terigu. Lembaga merupakan cadangan makanan
yang mengandung banyak lemak dan terdapat bagian yang selnya masih hidup
bahkan setelah pemanenan (Rahmah, 2011).
2.1.3. Manfaat Tanaman Gandum
Kultivar tanaman gandum terbagi menjadi dua, yaitu: gandum keras atau
hard wheat dan gandum lunak atau soft wheat. Gandum keras memiliki
kandungan protein yang tinggi, dan biasanya diolah menjadi tepung yang
digunakan sebagai bahan baku pembuatan roti dan pasta, serta sebagai tambahan
tepung lain untuk meningkatkan kandungan protein. Jenis gandum yang termasuk
ke dalam gandum keras ini adalah Triticum durum dan Triticum aestivum.
Sebaliknya, gandum lunak memiliki kandungan protein yang menengah hingga
rendah sehingga biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan roti,
pembuatan kerupuk, dan pembuatan mie (Yunus, 2006).
2.1.4. Pengaruh Suhu terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Gandum

Tanaman gandum merupakan tanaman yang berasal dari kondisi lingkungan
subtropis sehingga untuk mengadaptasikannya di Indonesia diperlukan kondisi
6

lingkungan yang mirip dengan kondisi lingkungan asalnya. Pada umumnya
tanaman pangan tumbuh secara normal pada kisaran suhu 150C -400C. Jika terjadi
peningkatan suhu lingkungan maka tanaman akan mengalami kerusakan dan
disorganisasi terhadap proses metabolismenya, terutama terhadap proses
fotosintesis. Cekaman suhu tinggi (heat stress) merupakan kenaikan suhu yang
menyebabkan tanaman kekurangan air secara berlebih sehingga mengakibatkan
kerusakan yang tidak dapat balik (irreversible) pada tanaman dan pertumbuhan
tanaman (Rahmah, 2011).
2.1.5. Pemuliaan Tanaman Gandum
Tanaman gandum bukan merupakan tanaman asli Indonesia, oleh karena itu
keragaman genetik di Indonesia masih sangat terbatas. Produksi dan kualitas
gandum lokal masih sangat rendah dibandingkan dengan produk impor, sehingga
diperlukan upaya untuk memperbaiki varietas tanaman gandum melalui progam
pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman gandum bertujuan untuk memperbaiki
sifat-sifat tanaman yang sudah ada, sehingga akan menjadi tanaman yang lebih
unggul


dari

tanaman

asalnya.

Pemuliaan

tanaman

diawali

dengan:

1) upaya peningkatan ragam genetik, 2) melakukan seleksi, 3) melakukan
pemurnian benih, 4) melakukan pengujian, dan 5) pelepasan varietas unggul
(Human, 2003).
2.1.6. Adaptabilitas dan Stabilitas Genotip
Interaksi antara genotip dan lingkungan dapat digunakan untuk mengukur

stabilitas suatu genotip. Hal ini di karenakan stabilitas penampilan pada suatu
kisaran lingkungan tergantung pada besarnya interaksi genotip dan lingkungan.
Adaptabilitas merupakan kemampuan suatu tanaman untuk menyesuaikan diri
terhadap kondisi lingkungan tumbuhnya, sedangkan Stabilitas merupakan
kemampuan suatu tanaman untuk mempertahankan daya hasil terhadap perubahan
kondisi lingkungan (Rahmah, 2011).
Interakasi genotip dan lingkungan ini sangat mempengaruhi fenotip suatu
varietas, sehingga analisis stabilitas diperlukan untuk mencirikan penampilan
varietas tersebut di berbagai lingkungan. Untuk mengetahui seberapa jauh

7

adaptabilitas dan stabilitas suatu varietas apabila ditanam pada lingkungan yang
berbeda, pemulia tanaman menentukannya melalui fenotip suatu varietas.
Metode yang digunakan untuk menganalisis stabilitas dan adaptabilitas adalah
dengan melakukan pengujian berulang pada berbagai lingkungan tumbuh yang
berbeda, dengan parameternya adalah koefisien regresi, simpangan regresi dan
rata-rata hasil genotipnya (Lestari dkk, 2012).
2.1.7. Klasifikasi Tanaman Gandum
Jenis gandum yang dikembangkan di Indonesia adalah Triticum aestivum.

Menurut Brewera (2013) klasifikasi tanaman gandum adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan pembuluh)
Super divisi

: Spermatophyta (bibit tumbuhan

Divisi

: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Class

: Liliopsida (berkeping satu atau monokotil)

Sub kelas


: Commelinidae

Order

: Cyperales

Family

: Poaceae (keluarga rerumputan)

Genus

: Triticum L.

Species

: Triticum aestivum L.

2.1.8. Syarat Tumbuh Tanaman Gandum
Tanaman gandum dapat tumbuh pada berbagai kondisi iklim. Tanaman ini

mampu berproduksi dengan baik pada kondisi lingkungan yang sejuk sampai
dingin dan kering. Pada musim panas dan lembab pertumbuhan tanaman gandum
agak baik namun kondisi ini akan mendorong pertumbuhan hama dan penyakit.
Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman gandum antara 100C-250C,
sedangkan curah hujan untuk pertumbuhan tanaman gandum adalah 350-1250
mm per tahun selama siklus hidupnya (Tentrirawe dan Pabbage, 2010).
Tanaman gandum tumbuh dengan baik pada pH antara 6-6,4. Tanaman gandum
tidak toleran terhadap kekeringan, sensitif terhadap salinitas tanah dan tidak
dapat

tumbuh dengan

baik

pada daerah

dengan kelembapan

tinggi.


8

Kondisi agroklimat yang panas, kering dan bersalinitas tinggi akan berpengaruh
terhadap tingkat dan jenis serangan hama penyakit pada gandum (Musa, 2002).
Menurut Puspita (2009) umunya jenis tanah untuk penanaman tanaman
gandum di Indonesia adalah tanah andosol, regosol kelabu, latosol dan alluvial.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman gandum adalah: (1) memiliki hara
cukup tersedia, (2) tidak terdapat zat toksik, (3) memiliki kelembaban mendekati
kapasitas lapang, (4) memiliki suhu tanah rata-rata antara 120C-280C, (5)
memiliki aerasi tanah yang baik, (6) memiliki pH tanah berkisar 6-6,4 dan (7)
tidak terdapat lapisan padat yang menghambat penetrasi akar gandum ke lapisan
tanah yang lebih dalam.
2.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, tujuan dan model hipotetis dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut:
1.

Masing-masing genotip gandum yang ditanam di dataran menengah di
dusun Gunung Sari, kelurahan Sidorejo Kidul, kota Salatiga, provinsi Jawa
Tengah menunjukkan tinggi tanaman, jumlah anakan, umur berbunga, umur

panen, panjang malai, jumlah malai, jumlah benih per malai, jumlah benih
per rumpun, bobot benih per rumpun, bobot 1000 benih, bobot 1 liter benih,
dan bobot benih per petak yang berbeda nyata.

2.

Varietas Dewata mampu ditanam di dataran menengah dan menghasilkan
bobot biji per petak tertinggi.

2.3. Definisi dan Pengukuran Variabel
Menghindari adanya penaafsiran yang berbeda-beda terhadap hipotesis yang
dikemukakan, maka dibuat definisi dan pengukuran variabel sebagai berikut:
1.

Tinggi tanaman gandum yang diukur dari bekas kotiledon sampai titik
tumbuh tertinggi tetapi tidak termasuk rambut malai. Pengukuran ini
dilakukan pada saat akhir penelitian dengan satuan pengukuran adalah cm.

2.


Jumlah anakan adalah jumlah anakan dari mulai penanaman hingga panen.

3.

Umur berbunga tanaman gandum adalah pada saat tanaman gandum yang
terdapat pada bedengan telah muncul bunga sekitar 50%, dengan satuan
pengamatan adalah hari setelah tanam.
9

4.

Umur panen adalah saat 50% tanaman dalam bedengan telah siap panen
ditandai oleh mengeringnya daun dan batang tanaman dan malai berisi
penuh biji, dengan satuan pengukuran adalah hari setelah tanam.

5.

Jumlah malai adalah jumlah malai yang dihitung dari tanaman sampel yang
tumbuh.

6.

Panjang malai adalah panjang malai yang diukur dari lengkungan cincin
sampai ujung malai tidak termasuk rambut, dengan satuan pengukuran
adalah cm.

7.

Jumlah benih per malai adalah jumlah benih per malai yang diambil dari 10
contoh malai secara acak.

8.

Jumlah benih per rumpun adalah jumlah benih pada rumpun yang sama yang
berasal dari tanaman sampel.

9.

Bobot benih per rumpun adalah setiap biji yang terdapat didalam spiklet
pada rumpun yang sama, dengan satuan pengukuran adalah gram.

10.

Bobot 1000 benih adalah bobot 1000 benih yang diambil secara acak,
dengan satuan pengukuran adalah gram.

11.

Bobot 1 liter benih adalah bobot 1 liter benih, dengan satuan pengukuran
adalah gram.

12.

Bobot benih per petak adalah bobot benih dari tanaman gandum dalam satu
petak yang telah dikeluarkan dari spiklet dan ditimbang dengan satuan
pengukuran adalah gram.

13.

Letak percobaan adalah tempat dilakukannya percobaan tanaman gandum
yaitu di dataran menengah dusun Gunung Sari, kelurahan Sidorejo kidul,
kota Salatiga, provinsi Jawa Tengah.

14.

Jenis tanaman disekitar percobaan tanaman gandum adalah jenis tanaman
yang berada disekitar percobaan tanaman gandum.

15.

Suhu minimum dan maksimum selama percobaan tanaman gandum adalah
kondisi temperatur mininum dan maksimum di lokasi percobaan.

16.

Jumlah curah hujan selama percobaan tanaman gandum adalah jumlah curah
hujan yang terjadi selama percobaan tanaman gandum.

17.

Kelembaban udara selama percobaan tanaman gandum adalah kondisi
kelembaban udara di lokasi percobaan tanaman gandum.
10

Dokumen yang terkait

Pengaruh Zat Antitranspiran Pada Adaptasi Pelbagai Genotipe Gandum (Triticum Aestivum L ) Di Dataran Menengah Tropika

0 20 55

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proliferasi dan Regenerasi Gandum (Triticum Aestivum L.) Genotipe R-043

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penampilan Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Genotip Gandum (Triticum Aestivum L.) di Dataran Rendah Tropis

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hama dan Penyakit pada 13 Galur aan Empat Varietas Tanaman Gandum (Triticum aestivum L.) di Dataran Menengah Tropis T1 512010003 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Gandum (Triticum aestivum L.) di Dataran Rendah dan Dataran Tinggi Tropis T1 512010018 BAB II

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Uji Adaptasi Beberapa Genotipe Gandum (Triticum Aestivum L.) di Dataran Menengah

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Uji Adaptasi Beberapa Genotipe Gandum (Triticum Aestivum L.) di Dataran Menengah T1 512010006 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Uji Adaptasi Beberapa Genotipe Gandum (Triticum Aestivum L.) di Dataran Menengah T1 512010006 BAB IV

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Uji Adaptasi Beberapa Genotipe Gandum (Triticum Aestivum L.) di Dataran Menengah T1 512010006 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Uji Adaptasi Beberapa Genotipe Gandum (Triticum Aestivum L.) di Dataran Menengah

0 0 15