Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan Orang-Orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT), 1968-1998

i

KEBIJAKAN ASIMILASI PEMERINTAH ORDE BARU
DAN TANGGAPAN ORANG-ORANG TIONGHOA
KRISTEN DI GEREJA KRISTUS TUHAN (GKT),
1968-1998

DISERTASI
Dipertahankan dalam Ujian Terbuka
Program Studi Doktor Sosiologi Agama
Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana
Dipimpin oleh Rector Magnificus Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D.
Salatiga, 11 Mei 2016

Oleh:
MARKUS DOMINGGUS LERE DAWA

i

KEBIJAKAN ASIMILASI PEMERINTAH ORDE BARU
DAN TANGGAPAN ORANG-ORANG TIONGHOA

KRISTEN DI GEREJA KRISTUS TUHAN (GKT),
1968-1998

DISERTASI
Dipertahankan dalam Ujian Terbuka
Program Studi Doktor Sosiologi Agama
Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana
Dipimpin oleh Rector Magnificus Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D.
Salatiga, 11 Mei 2016

Oleh:
MARKUS DOMINGGUS LERE DAWA

ii

KEBIJAKAN ASIMILASI PEMERINTAH ORDE BARU DAN
TANGGAPAN ORANG-ORANG TIONGHOA KRISTEN DI
GEREJA KRISTUS TUHAN (GKT), 1968-1998

Promovendus : Markus Dominggus Lere Dawa

Promotor
: Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D.
Kopromotor : Dr. David Samiyono, MTS., MSLS.
Dr. Retnowati, M.Si.
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Markus Dominggus Lere Dawa
Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru
dan Tanggapan Orang-Orang Tionghoa Kristen di
Gereja Kristus Tuhan (GKT), 1968-1998
ISBN : 978-602-6931-35-1
xii + 300 hal.
Uk. 15.5x23 cm

Copyright © Markus Dominggus Lere Dawa
Fakultas Teologi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl Diponegoro 52-60, Salatiga
Telp. 0298-321212 Ext. 266
E-mail: fteo@adm.uksw.edu


vi

sejauh ini bersama saya maka disertasi ini tidak akan mungkin
terwujud. Kepada kalianlah disertasi ini saya persembahkan.
Akhirnya, terima kasih yang terbesar dan penghargaan
yang paling mulia saya berikan kepada Yesus Kristus, Tuhan dan
Juruselamat saya yang setia, yang dalam kasih karunia-Nya
berkenan mengaruniai saya, kesempatan demi kesempatan yang
luar biasa untuk menuntut ilmu sampai sejauh ini. Karunia demi
karunia ini sungguh tak pernah terbayangkan dan tak pernah
terpikirkan sebelumnya. Sungguh besar, bahkan teramat besar.
Kepada-Mulah segala puji dan hormat dan kemuliaan kini dan
selama-lamanya. Soli Deo Gloria.

Salatiga, Mei 2016

ii

KEBIJAKAN ASIMILASI PEMERINTAH ORDE BARU DAN
TANGGAPAN ORANG-ORANG TIONGHOA KRISTEN DI

GEREJA KRISTUS TUHAN (GKT), 1968-1998

Promovendus : Markus Dominggus Lere Dawa
Promotor
: Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D.
Kopromotor : Dr. David Samiyono, MTS., MSLS.
Dr. Retnowati, M.Si.
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Markus Dominggus Lere Dawa
Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru
dan Tanggapan Orang-Orang Tionghoa Kristen di
Gereja Kristus Tuhan (GKT), 1968-1998
ISBN : 978-602-6931-35-1
xii + 300 hal.
Uk. 15.5x23 cm

Copyright © Markus Dominggus Lere Dawa
Fakultas Teologi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl Diponegoro 52-60, Salatiga

Telp. 0298-321212 Ext. 266
E-mail: fteo@adm.uksw.edu

iii

KATA PENGANTAR
Disertasi ini dapat dikatakan sebagai salah satu
pencapaian dari berbagai penelitian yang telah saya lakukan atas
orang-orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT)
selama lebih dari dua dekade terakhir. Sejak pertama kali
mengenal dan bergaul intens dengan mereka semasa studi di
sekolah teologi GKT, Sekolah Tinggi Theologi Aletheia (STTA),
Lawang, pada kurun waktu 1992-1997, saya sudah menaruh
minat yang besar untuk memahami dan mengenal kelompok ini
lebih dekat lagi. Hal itu terus saya lanjutkan semasa bertugas
sebagai pendeta jemaat GKT Sinai di Kota Batu selama sembilan
tahun, 1997-2006. Hasil-hasil penelitian itu sudah saya tuliskan
dalam sejumlah tulisan dan sudah dipresentasikan dalam
pertemuan-pertemuan pemimpin gerejawi GKT.
Kesempatan studi satu semester di Ecumenical Institute,

Bossey, Switzerland, pada akhir tahun 2005 sampai awal tahun
2006 dan lebih khusus lagi di Temple University, Philadelphia, USA,
pada pertengahan tahun 2006 sampai pertengahan tahun 2008
membawa saya makin dalam berkutat dengan isu-isu yang
dibahas dalam disertasi ini. Semasa di Temple itulah saya mulai
menemukan bahwa sesuatu yang berhubungan dengan operasi
kekuasaan negara atas kelompok etnis minoritas dan identitas
sosial-kultural orang-orang Tionghoa Kristen di GKT
merupakan suatu pokok yang perlu dikaji lebih mendalam. Saya
mulai menemukan bahwa orang-orang Tionghoa Kristen di
GKT bukanlah subjek yang tunduk begitu saja kepada tekanan
pemerintah. Dari situ saya kemudian fokus pada strategi-strategi
yang dipergunakan orang-orang Tionghoa Kristen di GKT
dalam meresponi kebijakan asimilasi Pemerintah Orde Baru,
yang disajikan dalam disertasi ini.
Terwujudnya disertasi ini tidak pernah merupakan hasil
kerja saya sendiri. Ada begitu banyak orang yang telah menolong
saya di sepanjang perjalanan hingga tiba di sini. Dan terlepas

iv


dari segala kekurangan saya dalam disertasi ini, saya pertamatama hendak berterima kasih kepada Prof. Dr. Theo Witvliet,
yang telah menolong saya memahami problem orang-orang
Tionghoa Kristen di GKT dari sudut pandang etika sosial
ekumenis selama masa studi saya di Ecumenical Institute, Bossey,
Switzerland. Duduk dan berdiskusi dalam kelasnya di Bossey
sungguh sebuah pengalaman yang membuka wawasan,
memperdalam pengertian dan menginspirasi suatu tindakan.
Ucapan terima kasih selanjutnya saya sampaikan kepada
Prof. John C. Raines, Ph.D. dan Bonnie, isterinya, atas semua
perhatian, kasih, bantuan dan dorongannya pada saya, baik
semasa studi di Temple University maupun setelah lepas dari sana.
Bagi saya pak Raines dan Ibu bukan sekedar guru namun
sekaligus sahabat dan inspirator yang luar biasa.
Penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan kepada
Prof. Pdt. Dr. John A. Titaley, atas bimbingan, bantuan dan
inspirasinya baik selama belajar di kelas-kelasnya maupun di luar
kelas. Kehangatan dan kesederhanaannya sekaligus perhatian
dan kemurahan hatinya kepada saya dan mahasiswa-mahasiswi
yang belajar bersama saya di Satya Wacana memberi pelajaran

hidup yang amat berharga. Terima kasih saya ucapkan untuk
kesediaan-nya menjadi promotor disertasi ini.
Penghargaan dan rasa terima yang mendalam juga saya
sampaikan kepada ibu Pdt. Dr. Retnowati dan bapak Dr. David
Samiyono atas segala masukan dan bantuannya selama
penulisan disertasi ini. Terima kasih atas segala kritik,
pandangan dan masukannya selama proses penulisan disertasi
ini. Terima kasih pula untuk ibu Dr. Thung Ju Lan, yang telah
memberi banyak masukan yang berharga ketika disertasi ini
masih berupa sebuah rancangan penelitian.
Penghargaan dan terima kasih serupa juga saya ucapkan
kepada semua staf pengajar, pimpinan dan staf di Program Pasca
Sarjana Sosiologi Agama UKSW. Terima kasih kepada Pdt. Dr.

v

Eben Nuban Timo, selaku Kepala Program Studi Doktor
Sosiologi Agama atas bantuannya. Juga terima kasih yang
sedalam-dalamnya untuk mbak Liana, staf PPS SA, yang selama
ini telah memberikan bantuan non-akademik yang luar biasa.

Terima kasih yang setulus-tulusnya saya ucapkan pula
kepada Badan Pengurus (BP) Sinode Gereja Kristus Tuhan
periode 2005-2013 dan periode 2013-2017 untuk dukungan,
dorongan dan bantuan yang telah diberikan. Terima kasih yang
khusus saya sampaikan kepada Pdt. Peterus Pamudji, Ph.D. dan
Pdt. Budiono Joeng, M.Div., Ketua dan Sekretaris Umum BP
Sinode GKT periode 2005-2013 dan Pdt. Kornelius A. Setiawan,
D.Th dan Pdt. Suwanton, M.Div., Ketua dan Sekretaris Umum
BP Sinode GKT periode 2013-2017, atas bantuan dan perhatiannya kepada saya selama masa studi dan penelitian ini.
Pun saya ingin berterima kasih untuk semua sahabat dan
rekan sepalayanan di Sinode Gereja Kristus Tuhan, yang tidak
dapat saya sebut namanya satu demi satu, yang telah banyak
membantu saya selama proses penelitian ini.
Terima kasih dan rasa hormat yang besar saya
sampaikan kepada Bapak dan Mama, Daniel Lere Dawa dan
Elisabeth Laya serta ibu mertua saya yang baik, Ny. Jd. Tjo Ling
Hwa. Terima kasih untuk dorongan dan doa-doanya yang tidak
pernah putus serta membangkitkan semangat. Dan kepada
semua kakak dan adik saya serta seluruh keluarga besar Lere
Dawa, yang tersebar di Sumbawa Besar, Malang dan Yogyakarta

saya ucapkan juga terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk
segala dukungan dan doa-doanya bagi saya.
Terima kasih yang tak terhingga dalamnya saya ucapkan
kepada isteri saya, Ev. Oei Giok Lian dan dua anak saya,
Marsha Patricia Christi Lere Dawa dan Zacharias Daniel Lere
Dawa, untuk kesabaran dan ketabahan mereka menemani suami
dan ayahnya menempuh perjalanan studi melintasi lautan, pulau
dan benua. Tanpa kesediaan dan kemauan kalian untuk berjalan

vi

sejauh ini bersama saya maka disertasi ini tidak akan mungkin
terwujud. Kepada kalianlah disertasi ini saya persembahkan.
Akhirnya, terima kasih yang terbesar dan penghargaan
yang paling mulia saya berikan kepada Yesus Kristus, Tuhan dan
Juruselamat saya yang setia, yang dalam kasih karunia-Nya
berkenan mengaruniai saya, kesempatan demi kesempatan yang
luar biasa untuk menuntut ilmu sampai sejauh ini. Karunia demi
karunia ini sungguh tak pernah terbayangkan dan tak pernah
terpikirkan sebelumnya. Sungguh besar, bahkan teramat besar.

Kepada-Mulah segala puji dan hormat dan kemuliaan kini dan
selama-lamanya. Soli Deo Gloria.

Salatiga, Mei 2016

vii

ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud menjawab dua pertanyaan
utama yang terkait dengan penerapan kebijakan asimilasi atas
orang-orang Tionghoa oleh pemerintah Orde Baru dan respons
orang-orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT)
terhadap kebijakan itu. Kedua pertanyaan itu ialah, pertama,
dengan cara-cara bagaimanakah orang-orang Tionghoa Kristen
di GKT merespons kebijakan asimilasi? Kedua, strategi-strategi
apakah yang dipergunakan dalam menghadapi tekanan
kebijakan yang bermaksud menghapuskan penanda-penanda
budayanya sebagai orang Tionghoa?
Data-data penelitian dikumpulkan dengan metode
penelitian dokumen, wawancara atas sejumlah pribadi dan
pengamatan terlibat. Data yang terkumpul kemudian dipilahpilah dan dianalisis menurut kerangka teori tentang perlawanan
dari James C. Scott, dengan dibantu oleh sejumlah teori klasik
dan kontemporer tentang asimilasi dan teori-teori tentang
kebijakan negara terhadap kelompok etnis minoritas.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa orang-orang
Tionghoa Kristen di GKT merupakan orang-orang Tionghoa
yang memiliki identitas sosial-kultural tersendiri, yang dibentuk
oleh pengalamannya sebagai bagian dari gelombang terakhir
pendatang dari Tiongkok dan masuk dalam situasi
kemasyarakatan kolonial pra kemerdekaan Indonesia yang
terkotak-kotak oleh ras, budaya dan ideologi politik. Keadaan
yang terus berlangsung sampai Indonesia merdeka, diresponi
oleh orang-orang Tionghoa Kristen di GKT dengan
pembentukan suatu identitas sosio-kultural yang khas, yang
ditandai oleh kelompok-kelompok jemaat yang dibentuk
berdasarkan kesamaan etnis, daerah asal dan bahasa (Mandarin
atau dialek). Anggota-anggota jemaat adalah orang-orang
Tionghoa berkewarganegaraan asing (WNA). Datangnya
kebijakan asimilasi lalu dihadapi dengan dua cara. Pertama, di

viii

hadapan penguasa Orde Baru dan representasinya dibangun
kesan kuat bahwa mereka tunduk dan telah berasimilasi; dan
kedua, di belakang penguasa dan representasinya penandapenanda ketionghoaan dirinya terus dirawat supaya tidak hilang.
Tekanan kuat kebijakan negara dilawan dengan dua strategi
besar. Pertama membangun aliansi strategis dengan orang-orang
Kristen dari etnis lain dalam sebuah inkorporasi etnis yang
bersifat lateral. Di dalam kelompok baru ini diperoleh ruang
aman untuk dapat terus melestarikan penanda-penada
ketionghoaanya. Kedua, memanfaat-kan posisi dan peran agama
yang dianutnya dalam kebijakan pembangunan pemerintah Orde
Baru. Dengan strategi ini maksud yang mau dicapai oleh
kebijakan asimilasi digagalkan. Hasil akhirnya ialah suatu
identitas yang dihayati dalam ketegangan, primordial di satu
pihak dan nasional di pihak lain. Dari dalam ditekan untuk tetap
menjadi Tionghoa sementara dari luar ditekan untuk menjadi
“pribumi.”
Jika agama selama ini dipandang telah memfasilitasi
asimilasi orang-orang Tionghoa di Indonesia maka riset ini
membuktikan bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar. Agama
malah dapat berfungsi sebaliknya: memfasilitasi perlawanan.
Darinya tampak bahwa di tangan pemeluknya agama dapat
dipergunakan sedemikian rupa demi mencapai tujuan-tujuannya
yang bersifat sosial, kultural dan politik.

Kata Kunci : Orang-orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus
Tuhan, kebijakan asimilasi pemerintah Orde Baru, perlawanan,
identitas, agama.

ix

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................. iii
Abstrak ............................................................................ vii
Daftar Isi .......................................................................... ix
Daftar Gambar, Peta dan Tabel ......................................... xii
I. PENDAHULUAN .................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................. 1
B. Pertanyaan Penelitian dan Tujuan Penelitian ..... 10
C. Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian ................. 12
D. Metodologi ....................................................... 13
E. Garis Besar Isi................................................... 22
II. KERANGKA TEORETIS ....................................... 25
A. Tinjauan tentang Hasil-hasil studi Mengenai
Asimilasi Orang Tionghoa di Indonesia .............. 26
B. Definisi-definisi Konseptual ............................... 39
1. Kebijakan Asimilasi ................................... 39
2. Identitas Nasional Indonesia ...................... 41
3. Perlawanan................................................ 47
C. Asimilasi dan Teori-teori tentang Perlawanan
terhadap Asimilasi ............................................ 50
1. Teori-teori Klasik tentang Asimilasi dan
Perlawanan terhadap Asimilasi ................... 51
2. Teori-teori Asimilasi Kontemporer dan
Perlawanan terhadap Asimilasi ................... 58
3. Teori-teori tentang Kebijakan Negara terhadap
Kelompok Etnis Minoritas.......................... 66
D. Teori Perlawanan Terselubung atau Tersembunyi 73
III. SKETSA ORANG-ORANG TIONGHOA KRISTEN
DI GKT SAMPAI TAHUN 1965 ............................. 85
A. Periode Pemerintahan Hindia Belanda (1900-1942)
1. Imigrasi Orang-orang Tionghoa dari
Tiongkok ke Hindia Belanda....................... 85

x

2. Kategori Orang Tionghoa: Singkheh, Totok,
Peranakan ................................................. 90
3. Kebijakan Pemerintah Kolonial Terhadap
Orang Tionghoa......................................... 94
4. Orang-orang Tionghoa Kristen di GKT di
Surabaya dan Malang ................................. 98
B. Periode Pemerintahan Pendudukan Jepang
(1942-1945) ...................................................... 109
1. Kebijakan Pemerintahan Pendudukan Jepang
atas Orang Tionghoa .................................. 109
2. Orang-orang Tionghoa Kristen di GKT pada
Masa Pendudukan Jepang .......................... 111
C. Periode Negara Indonesia sampai Pemerintahan
Orde Lama (1945-1965) ..................................... 113
1. Kebijakan Umum Pemerintah Indonesia atas
Orang Tionghoa......................................... 113
2. Masa Konsolidasi Gereja (1945-1950) ........ 120
3. Perpecahan dalam Tubuh THKTKH Klasis
Jatim ........................................................ 123
4. Memposisikan Diri sebagai Gerejanya Orangorang Tionghoa ......................................... 126
D. Penutup ............................................................ 132
IV. MENGHADAPI KEBIJAKAN ASIMILASI
PEMERINTAHAN ORDE BARU .......................... 133
A. Langkah-langkah Menuju Kepada Asimilasi ....... 134
1. Perubahan Nama dan Bentuk Gereja ......... 134
2. Mengubah Orientasi Pelayanan kepada
Masyarakat dan Bangsa Indonesia ............. 138
3. Memeluk Kewarganegaraan Indonesia ....... 143
4. Menjadi Warga Negara Indonesia (WNI)
yang Pancasilais ........................................ 149
5. Mempergunakan Bahasa Indonesia ............ 155
6. Penutup .................................................... 162
B. Langkah-langkah yang Menyimpang dari Asimilasi
1. Tetap Memakai Bahasa Tionghoa .............. 162

xi

2. Menjaga Warna Ketionghoaan Kelompok .. 185
3. Penutup .................................................... 218
V. PERLAWANAN, IDENTITAS, AGAMA ..............
A. Melawan Paksaan untuk Berasimilasi .................
1. Membentuk Kelompok Keagamaan Baru ...
2. Melawan di Dua Medan ............................
B. Identitas dalam Ketegangan ...............................
C. Agama sebagai Tembok Pelindung dan Sumber
Daya Perlawanan ..............................................
D. Penutup ............................................................

221
222
222
226
232
237
245

VI.KESIMPULAN ...................................................... 247
DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 255
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................... 291
1. Foto Gedung THKTKH Surabaya ................................. 291
2. Lokasi Gedung THKTKH Surabaya dalam Peta Surabaya
tahun 1896..................................................................... 292
3. Foto Gedung Gereja THKTKH Malang Dulu & Kini...... 293
4. Surat Pernyataan Wawancara ........................................ 294
5. Puji-pujian Rohani (PPR) Edisi Revisi 1997 ................... 295
6. Puji-pujian Rohani (PPR) Edisi 1966.............................. 296
7. Buku Katekisasi GKT ................................................... 297
8. Buku Kumpulan Nyanyian Kedukaan, Penghiburan dan
Pengharapan ................................................................. 298
9. Buku Puji-Pujian Khusus Ucapan Syukur ....................... 299

xii

DAFTAR GAMBAR, PETA DAN TABEL
Gambar 6.1.
Gambar 6.2.

Lokasi Interaksi dengan Penguasa ............... 229
Dinamika Perlawanan di “Ruang Publik
Kita” .......................................................... 231

Peta 1.

Peta Negara Tiongkok .................................. 87

Tabel 4.1.

Data Mahasiswa Sekolah Tinggi Theologi
Aletheia Angkatan I-XXV Menurut Latar
Belakang Gerejanya......................................141
Pola Penggunaan Bahasa dalam Sidang Sinode
GKT Tahun 1968-1980................................ 163
Perbandingan Tata Tertib Persidangan......... 166
Data Siswa SKA Jember Tahun 1979........... 194
Data Pekerja Gerejawi GKT di Enam Jemaat di
Kota Malang dan Surabaya, 1968-1998........ 196
Data Pekerja Gerejawi GKT di Jemaat Kediri,
Jember dan Genteng, 1968-1998................... 201
Data Pekerja Gerejawi GKT yang NonTionghoa, 1968-1998................................... 203

Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7.

Dokumen yang terkait

KEBIJAKAN ASIMILASI ETNIS TIONGHOA PADA MASA ORDE BARU TAHUN 1966 -1998

0 3 17

Kebijakan Asimilasi Etnis Tionghoa Pada Masa Orde Baru Tahun 1966-1998;

2 35 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan Orang-Orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT), 1968-1998 D 762008002 BAB I

0 1 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan Orang-Orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT), 1968-1998 D 762008002 BAB II

0 0 61

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan Orang-Orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT), 1968-1998 D 762008002 BAB III

0 1 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan Orang-Orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT), 1968-1998 D 762008002 BAB IV

0 0 89

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan Orang-Orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT), 1968-1998 D 762008002 BAB V

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan Orang-Orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT), 1968-1998 D 762008002 BAB VI

0 0 8

D 762008002 Daftar Pustaka

1 6 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Asimilasi Pemerintah Orde Baru dan Tanggapan Orang-Orang Tionghoa Kristen di Gereja Kristus Tuhan (GKT), 1968-1998

0 2 10