Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS (3)

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
http://jendeladenngabei.blogspot.com/2012/11/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.html

Dimasa yang akan datang, penggunaan pembangkit listrik
berbahan
bakar fosil, seperti pembangkit listrik tenaga uap
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTU), semakin lama akan semakin berkurang dan
digantikan dengan pembangkit listrik yang memanfaatkan
energi terbarukan yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Salah satu energi terbarukan yang dapat kita temui seharihari adalah cahaya matahari. Energi cahaya matahari
kedepannya memainkan peranan yang sangat penting
dalam bidang kelistrikan, utamanya dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik berskala
rumah tangga.

Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Sejarah PLTS tidak terlepas dari penemuan teknologi sel surya berbasis silikon pada tahun
1941. Ketika itu Russell Ohl dari Bell Laboratory mengamati silikon polikristalin akan
membentuk built in junction, karena adanya efek segregasi pengotor yang terdapat pada
leburan silikon. Jika berkas foton mengenai salah satu sisi junction, maka akan terbentuk
beda potensial di antara junction, dimana elektron dapat mengalir bebas. Sejak itu penelitian

untuk meningkatkan efisiensi konversi energi foton menjadi energi listrik semakin intensif
dilakukan. Berbagai tipe sel surya dengan beraneka bahan dan konfigurasi geometri pun
berhasil dibuat.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Photovoltaic Plants)

Prinsip Kerja dan Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan jenis pembangkit energi listrik alternatif
yang dapat mengkonversi energi cahaya menjadi energi listrik. Secara umum, ada dua cara
pembangkit listrik tenaga surya untuk dapat menghasilkan energi listrik, yaitu :
- Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal Power Plants) – Dalam pembangkit ini,
energi cahaya matahari akan digunakan untuk memanaskan suatu fluida yang kemudian
fluida tersebut akan memanaskan air. Air yang panas akan menghasilkan uap yang digunakan
untuk memutar turbin sehingga dapat menghasilkan energi listrik.
- Pembangkit Surya Fotovoltaik (Solar Photovoltaic Plants) – Pembangkit jenis ini
memanfaatkan sel surya (solar cell) untuk mengkonversi radiasi cahaya menjadi energi listrik
secara langsung.
Berikut akan dijelaskan tentang keduanya :
- Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal Power Plants)
Pembangkit Listrik Termal Surya dapat bekerja dalam berbagai cara. Pembangkit ini juga

biasa dikenal sebagai pembangkit listrik surya terkonsentrasi (concentrated solar power
plants). Tipe yang paling banyak digunakan adalah desain parabola cekung. Cermin parabola
dirancang untuk menangkap dan memfokuskan berkas cahaya ke satu titik fokus, seperti
seorang anak yang menggunakan kaca pembesar untuk membakar kertas. Pada titik fokus
tersebut terdapat pipa hitam yang panjangnya sepanjang cermin tersebut. Didalam pipa
tersebut terdapat fluida yang dipanaskan hingga temperatur yang sangat tinggi, seringkali
diatas 300 derajad fahrenheit (150 derajad celcius). Fluida panas tersebut dialirkan dalam
pipa menuju ke ruang pembangkitan energi listrik untuk memasak air, menghasilkan uap air
dan menghasilkan energi listrik.

Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal Power Plants)

Diagram Alir Pembangkit Listrik Termal Surya
Versi lain dari pembangkit listrik surya termal adalah penggunaan tower listrik (power
tower). Tower listrik ini membuat pembangkit listrik surya termal menuju ke arah baru.
Cermin disituasikan untuk memfokuskan radiasi cahaya ke satu titik fokus, yaitu sebuah
menara tinggi yang mana menara ini menerima cahaya untuk mendidihkan air dan
menghasilkan uap air. Cermin-cermin yang digunakan biasanya dikoneksikan ke sebuah
sistem penjejakan (tracking system) cahaya dimana sistem tersebut mengatur cermin agar
selalu menghadap matahari. Tower listrik ini memiliki beberapa keuntungan, seperti waktu

pembangunan yang relatif cepat.

Power Tower
- Pembangkit Surya Fotovoltaik (Solar Photovoltaic Plants)
Pembangkit fotovoltaik ini sangatlah sederhana. Beberapa panel surya dipasang sehingga
membentuk array. Masing-masing panel akan mengumpulkan energi cahaya dan
mengkonversikannya secara langsung menjadi energi listrik. Energi listrik ini dapat dialirkan
ke jaringan listrik. Saat ini, pembangkit surya fotovoltaik masih jarang ditemukan. Hal ini

dikarenakan pembangkit listrik surya termal saat ini lebih efisien untuk memproduksi energi
listrik dalam skala besar.

Pembangkit Surya Fotovoltaik (Solar Photovoltaic Plants)
Sel Surya
Sel surya atau sel fotovoltaik adalah sebuah alat yang mengubah cahaya menjadi arus listrik
dengan menggunakan efek fotolistrik. Sel surya pertama diciptakan oleh Charles Fritts pada
tahun 1880. Pada tahun 1931 seorang insinyur Jerman, Dr Bruno Lange, mengembangkan sel
fotovoltaik menggunakan selenida perak di tempat oksida tembaga. Meskipun sel prototipe
selenium mengkonversi kurang dari 1% dari cahaya menjadi listrik, Ernst Werner von
Siemens dan James Clerk Maxwell mengakui penemuan ini sangatlah penting. Setelah karya

Russell Ohl pada 1940-an, peneliti Gerald Pearson, Calvin Fuller dan Daryl Chapin
menciptakan sel surya silikon pada tahun 1954. Sel-sel surya awal biaya 286 USD/watt dan
mencapai efisiensi dari 4,5-6%.
>> Tipe Sel Surya
Ditinjau dari konsep struktur kristal bahannya, terdapat tiga tipe utama sel surya, yaitu sel
surya berbahan dasar monokristalin, poli (multi) kristalin, dan amorf. Ketiga tipe ini telah
dikembangkan dengan berbagai macam variasi bahan, misalnya silikon, CIGS, dan CdTe.

Fabrikasi Fotovoltaik

Berdasarkan kronologis perkembangannya, sel surya dibedakan menjadi sel surya generasi
pertama, kedua, dan ketiga. Generasi pertama dicirikan dengan pemanfaatan wafer silikon
sebagai struktur dasar sel surya; generasi kedua memanfaatkan teknologi deposisi bahan
untuk menghasilkan lapisan tipis (thin film) yang dapat berperilaku sebagai sel surya; dan
generasi ketiga dicirikan oleh pemanfaatan teknologi bandgap engineering untuk
menghasilkan sel surya berefisiensi tinggi dengan konsep tandem atau multiple stackes.
Kebanyakan sel surya yang diproduksi adalah sel surya generasi pertama, yakni sekitar
90% (2008). Di masa depan, generasi kedua akan makin populer, dan kelak akan
mendapatkan pangsa pasar yang makin besar. European Photovoltaic Industry
Association (EPIA) memperkirakan pangsa pasar thin film akan mencapai 20% pada tahun

2010. Sel surya generasi ketiga hingga saat ini masih dalam tahap riset dan pengembangan,
belum mampu bersaing dalam skala komersial.
>> Prinsip Kerja Sel Surya
Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive transparan yang
melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-refleksi untuk menyerap
lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan, semi-konduktor Ptype dan N-type (terbuat dari campuran Silikon) untuk menghasilkan medan listrik, saluran
awal dan saluran akhir (tebuat dari logam tipis) untuk mengirim elektron ke perabot listrik.

Proses Kerja Sel Surya
Cara kerja sel surya identik dengan piranti semikonduktor dioda. Ketika cahaya
bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi pelepasan
elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semikonduktor
pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan
antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan elektron
dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan pada perabot listrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Skala Rumah Tangga
>> Komponen-Komponen
Untuk memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala rumah tanggal, komponenkomponen yang digunakan adalah :


Komponen-Komponen PLTS
- Solar Panel / Panel Surya : alat untuk mengkonversi energi cahaya matahari menjadi
energi listrik. Sebuah sel surya dapat menghasilkan tegangan kurang lebih 0.5 volt. Jadi
sebuah panel surya / solar cell 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel.
- Charge Controller : alat untuk mengatur arus dan tegangan yang akan masuk ke baterai.
Tegangan dan arus yang masuk ke baterai harus sesuai dengan yang diinginkan. Bila lebih
besar atau lebih kecil dari range yang ditentukan, maka baterai atau peralatan yang lain akan
mengalami kerusakan. Selain itu, charge controller juga berfungsi sebagai penjaga agar daya
keluaran yang dihasilkan tetap optimal. Sehingga dapat tercapai Maximum Power Point
Tracking (MPPT).
Charge controller secara umum melindungi dari gangguan-gangguan seperti diterangkan
berikut :


LVD, Low voltage disconnect, apabila tegangan dalam battery rendah, ~11.2 V, maka
untuk sementara beban tidak dapat dinyalakan. Apabila tegangan battery sudah
melewati 12V, setelah di charge oleh modul surya, maka beban akan otomatis dapat
dinyalakan lagi (reconnect).




HVD, High Voltage disconnect, memutus listrik dari modul surya jika battery/accu
sudah penuh. Listrik dari modul surya akan dimasukkan kembali ke battery jika
voltage battery kembali turun.



Short circuit protection, menggunakan electronic fuse (sekering) sehingga tidak
memerlukan fuse pengganti. Berfungsi untuk melindungi sistem PLTS apabila terjadi
arus hubung singkat baik di modul surya maupun pada beban. Apabila terjadi short
circuit maka jalur ke beban akan dimatikan sementara, dalam beberapa detik akan
otomatis menyambung kembali.



Reverse Polarity, melindungi dari kesalahan pemasangan kutub (+) atau (-).



Reverse Current, melindungi agar listrik dari baterai atau aki tidak mengalir ke modul

surya pada malam hari.



PV Voltage Spike, melindungi tegangan tinggi dari modul pada saat baterai tidak
disambungkan ke controller.



Lightning Protection, melindungi terhadap sambaran petir (s/d 20,000 volt).

- Inverter : alat elektronika daya yang dapat mengkonversi tegangan searah (DC – direct
current) menjadi tegangan bolak-balik (AC – alternating current).
- Baterai, adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya. Tanpa
baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari.
Berikut adalah diagram instalasi pembangkit listrik tenaga surya skala rumah tangga

Diagram Instalasi PLTS
Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas dapat diketahui bahwa beberapa panel
surya di paralel untuk menghasilkan arus yang lebih besar. Combiner digunakan untuk

menghubungkan kaki positif panel surya satu dengan yang lainnya. Begitu pula untuk kaki
negatifnya. Ujung kaki positif panel surya dihubungkan ke kaki positif charge controller dan
begitu pula untuk kaki negatifnya. Tegangan panel surya yang dihasilkan akan digunakan
oleh charge controller untuk mengisi baterai. Untuk menghidupkan beban perangkat dengan
arus AC, seperti : Televisi, Radio, komputer, dll, arus baterai yang merupakan arus DC harus
diubah terlebih dahulu menjadi AC dengan menggunakan inverter. Untuk mengukur jumlah
energi listrik yang telah dihasilkan oleh panel surya dapat digunakan kWh meter. Untuk
melindungi panel surya dan perangkat lainnya dari gangguan, maka digunakanlah panel
pemutus AC.

Pada pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala rumah tangga, biasanya sering
terjadi Islanding. Islanding adalah terjadinya pemutusan aliran listrik pada jaringan distribusi
yang dimiliki oleh perusahaan listrik ketika PLTS tetap bekerja. Hal ini dapat terjadi karena
adanya kerusakan pada jaringan distribusi listrik. Agar tidak merusak PLTS,
digunakanlah power conditioner. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi terjadinya Islanding
dan dengan segera menghentikan kerja PLTS. Power conditioner biasanya menjadi satu
dengan inverter.
>> Perhitungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Skala Rumah Tangga
Sebelum menentukan kapasitas sel surya yang sesuai dengan kebutuhan suatu rumah,
alangkah baiknya sebelumnya untuk melakukan perhitungan terlebih dahulu. Langkahlangkah sebelum menentukan sel surya yang tepat untuk dibeli adalah



Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (watt).



Berapa besar arus yang dihasilkan solar cells panel (dalam ampere hour), dalam hal
ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya yang harus dipasang.



Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan
pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (ampere hour).

Berikut adalah contoh perhitungan untuk mendapatkan jumlah panel sel surya yang sesuai
dengan kebutuhan rumah tangga.
Perhitungan Keperluan Daya


Penerangan rumah: 10 lampu CFL @ 15 watt x 4 jam sehari = 600 watt hour.




Televisi 21″: @ 100 watt x 5 jam sehari = 500 watt hour



Kulkas 360 liter : @ 135 watt x 24 jam x 1/3 (karena compressor kulkas tidak selalu
hidup, umumnya mereka bekerja lebih sering apabila kulkas lebih sering dibuka
pintu) = 1080 watt hour



Komputer : @ 150 Watt x 6 jam = 900 watt hour



Perangkat lainnya = 400 watt hour



Total kebutuhan daya = 3480 watt hour

Perhitungan Jumlah Panel Surya


Jumlah solar cells panel yang dibutuhkan, satu panel kita hitung 100 watt
(perhitungan adalah 5 jam maksimum tenaga surya):



Kebutuhan solar cells panel : (3480 / 100 / 5) = 7 panel surya.

Perhitungan Jumlah Baterai



Jumlah kebutuhan baterai 12 Volt dengan masing-masing 100 Ah:



Kebutuhan baterai minimun (baterai hanya digunakan untuk 50% pemenuhan
kebutuhan listrik), dengan demikian kebutuhan daya kita kalikan 2 x lipat : 3480 x 2 =
6960 watt hour = 6960 / 12 volt / 100 Amp = 6 batere 100 Ah.



Kebutuhan baterai (dengan pertimbangan dapat melayani kebutuhan 3 hari tanpa sinar
matahari) : 3480 x 3 x 2 = 20880 watt hour = 20880 / 12 volt / 100 Amp = 17 batere
100 Ah.

Keuntungan dan Kerugian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Kelebihan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah :


Cahaya matahari merupakan energi yang dapat diperbaharui dan tidak akan habis.
Oleh karena melimpahnya ketersediaan cahaya inilah, pembangkit listrik tenaga surya
dapat menjadi pembangkit listrik alternatif yang dapat menggantikan energi-energi
lainnya yang tidak dapat diperbarui, seperti gas alam, batubara, minyak, nuklir dll.

Green Power Plant



Pembangkit listrik tenaga surya merupakan pembangkit listrik yang bersih dan ramah
lingkungan. Pembangkit ini hanya membutuhkan cahaya matahari sebagai komponen
utama penghasil energi listriknya. Selain itu, tidak ada limbah keluaran dari hasil
proses pembangkitannya. Oleh karena itu, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)

dapat menggantikan pembangkit listrik lain untuk mengurangi jumlah limbah
keluaran yang memiliki dampak negatif bagi lingkungan, seperti nuklir dan batubara.


Umur pemakaian dari komponen penyusunnya, seperti sel surya, relatif panjang.
Sehingga dapat dikatakan bahwa membangun pembangkit listrik tenaga surya
merupakan suatu investasi jangka panjang.



Karena bentuknya yang sederhana dan ringkas, maka pembangkit listrik tenaga surya
mudah dalam pemasangan dan juga mudah dalam perawatannya.



Jika dipasang secara individual (satu rumah satu sistem). Rumah yang berjauhan
sekalipun tidak memerlukan jaringan kabel distribusi. Selin itu, gangguan pada satu
sistem tidak mengganggu sistem lainnya.

Kerugian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) :


Proses pembangkitan hanya dapat dilakukan pada siang hari. Lebih buruk lagi bila
proses pembangkitan dilakukan pada musim penghujan. Langit sering kali ditutupi
oleh awan. Sehingga besarnya cahaya matahari yang akan dikonversi ke energi listrik
tidak optimal.



Bahan pembuatan komponen pembangkit listrik tenaga surya masih berharga mahal.
Terutama untuk tipe sel fotovoltaik.

Dampak PLTS Terhadap Lingkungan
>> Gas Rumah Kaca
Siklus hidup emisi gas rumah kaca pembangkit listrik tenaga surya saat ini berada di
kisaran 25-32 g/kWh dan ini bisa turun menjadi 15 g/kWh di masa yang akan datang. Sebagai
perbandingan, PLTGU batubara menghasilkan 400-599 g/kWh, pembangkit listrik berbahan
bakar minyak menghasilkan 893 g/kWh, pembangkit listrik batu bara menghasilkan 915-994
g/kWh atau dengan penangkapan dan penyimpanan karbon sekitar 200 g/kWh, dan
pembangkit listrik panas bumi temperatur tinggi menghasilkan 91-122 g/kWh. Hanya
pembangkit listrik tenaga angin dan panas bumi temperatur rendah yang menghasilkan lebih
baik, yaitu 11 g/kWh dan 0-1 g/kWh.
Untuk beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir, siklus hidup beberapa emisi gas rumah
kaca yang dihasilkan, termasuk energi yang dibutuhkan untuk menambang uranium dan
energi pembangunan pembangkit listrik serta dekomisioning, adalah di bawah 40 g/kWh,
namun beberapa pembangkit nuklir lainnya menghasilkan jauh lebih tinggi.
>> Kadmium
Salah satu isu yang sering menjadi keprihatinan adalah penggunaan kadmium dalam sel
surya cadmium telurida (CdTe). Kadmium dalam bentuk logam adalah zat beracun yang
memiliki kecenderungan untuk terakumulasi dalam rantai makanan ekologi. Jumlah kadmium
yang digunakan pada film tipis modul Photovoltaic (PV) relatif kecil, yaitu 5-10 g/m².
Dengan teknik kontrol emisi yang tepat, emisi kadmium dari produksi modul dapat ditekan
menjadi nol. Saat ini teknologi PV menyebabkan emisi kadmium sebesar 0,3-0,9
mikrogram/kWh dalam satu siklus hidup. Sebagian besar emisi tersebut muncul melalui
penggunaan pembangkit listrik tenaga batubara dalam pembuatan modul. Pembakaran

batubara dan lignit menyebabkan emisi kadmium jauh lebih tinggi. Kadmium dari batubara
adalah 3,1 mikrogram/kWh, lignit 6,2 mikrogram/ kWh dan gas alam 0,2 mikrogram/kWh.
Jika listrik yang dihasilkan oleh panel fotovoltaik digunakan untuk pembuatan modul,
bukan listrik yang berasal dari pembakaran batubara, emisi kadmium dari penggunaan batu
bara dalam proses produksi dapat dihilangkan seluruhnya.

Perkembangan PLTS Di Dunia

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tampak Atas
Pembangkit Listrik Surya Termal secara komersial pertama kali dikembangkan pada tahun
1980. Pembangkit Surya Termal Solar Energy Generating System (SEGS) 354 MW adalah
pembangkit listrik tenaga surya terbesar didunia yang terletak di gurun mojave, california.
Pembangkit surya termal besar lainnya termasuk stasiun pembangkit surya Solnova (150
MW) dan stasium pembangkit surya Andasol (150 MW) di Spanyol. Agua Caliente Solar
Project, lebih dari 200 MW di Amerika Serikat, dan Charanka Solar Park 214 MW di India,
adalah pembangkit fotovoltaik terbesar didunia.

Sumber :
http://www.nexteraenergyresources.com/
http://solar.calfinder.com/
http://solarsuryaindonesia.com/
http://en.wikipedia.org/
http://rhazio.wordpress.com/
http://www.panelsurya.com/
http://www.litbang.esdm.go.id/
Sumber Gambar :
aspecks.com
exergypower.com.au
samefacts.com
upload.wikimedia.org
www.nexteraenergyresources.com
www.litbang.esdm.go.id
rhazio.wordpress.com
www.panelsurya.com
boltakarachi.blogspot.com
powerplantvancouver.ca

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Dampak Kecelakaan Pembangkit Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi Terhadap

0 15 13

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI (PTKLN) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NO.2 TAHUN 2004 BAB II PASAL 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO (Studi Kasus pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupa

3 68 17

IbM Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Menuju Desa Mandiri Energi

25 108 26

Tinjauan Atas Prosedur Pelaksanaan Pencatatan Persediaan material Pada PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Saguling

11 80 36

Daya Tarik Isi Pesan Majalah Dinding "Layanan Informasi Oleh Humas Pusat Pengembangan Dan Pembedayaan Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IP) Bandung Terhadap Motivasi Perolehan Informasi Karyawannya

0 12 1

Analisis Sistem Informasi Databse Di Jabatan Fungsional Instalasi Multimedia Di Balai Pelatihan Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

1 16 61

Aplikasi Manajemen Informasi Rekening Listrik pada PT. PLN (Persero) UPJ Cimahi Kota

0 12 1

KARTU UJIAN TENGAH SEMESTER (3)

0 31 1