Makalah tentang Urgensi Memahami Tentang

Makalah tentang
Urgensi Memahami Tentang
Morfologi (shorof) Dalam Mempelajari Al
Qur’an dan Hadist

Disusun oleh:
1.Devia Suciati
2.Nikmatul Kamalia
3.Nuzulul Rahmah
4.Putri Kembar N.R
5.Yuni Oktavia R.
SMA TRENSAINS TEBUIRENG JOMBANG

2014-2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar. Dan tidak lupa shalawat dan salam kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. yang membimbing kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Terimakasih yang begitu besar juga kami ucapkan kepada orang tua kami yang

selalu mendukung kami dan sebagai motivator terbesar bagi kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan tak lupa pula, terimakasih kami ucapkan kepada
ustadz Hanif Fathoni yang telah memberi tugas ini yang insyaAllah akan memberi
manfa’at bagi kami dan yang selalu membimbing kami dalam menyelesaikan makalah
ini,dan juga kepada ustadzah Dian Prastiwi selaku wali kelas kami, yang selalu memberi
semangat kepada kami. Dan kami berterimakasih kepada para asatidz wa asatidzah yang
juga membantu kami serta teman-teman yang telah bekerja sama sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Kami sadar sebagai pelajar dalam pembuatan makalah ini banyak kesalahan.
Sehingga kami mengharap adanya kritik dan saran yang positif guna penulisan makalah ini
yang lebih baik lagi.
Dan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
(penulis) dan umumnya bagi teman-teman semua. Amiinn.

18 September 2014

Penulis

1


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang ..................................................................................3
B. Rumusan Masalah .............................................................................3
C. Tujuan ................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi morfologi …………………………………………………4
B. Definisi Shorof …………………………………………………….5
C. Urgensi Ilmu Shorof dalam Memahami Al-Quran dan Hadits ……8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………10
B. Saran………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….11

2


2
3
3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita kaum muslimin memaklumi, bahwa bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an.
Setiap orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan
lebih mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya,
yaitu Al-Qur’an dan sunnah Rasullah SAW.
Para ‘Ulama memberi julukan ilmu Nahwu dengan Abul Ulum yang artinya
ayahnya ilmu, dan memberi julukan ilmu shorof dengan Ummul Ulum yang artinya
ibunya ilmu.Namun pada Makalah kali ini kita akan membahas tentang Ilmu shorof
sebagai Ummul Ulum, dan urgensi mempelajari ilmu sorof untuk memahami al-qur’an
dan hadits.

B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian morfologi secara umum?

2.Apa pengertian morfologi arab (shorof)?
3.Bagaimana urgensi memahami morfologi (shorof) dalam mempelajari Al
Qur’an dan Hadist itu?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas kelompok pembelajaran Ilmu Shorof.
2. Untuk mengetahui pengertian dan pentingnya Ilmu Shorof.
3. Mengetahui hubungan morfologi dan shorof.
3

4

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Definisi Morfologi

Ilmu bahasa (Linguistik/ Ilmu Lughoh) secara singkat dapat dijelaskan
sebagai ilmu yang mempelajari seluk beluk bahasa secara ilmiah ilmu bahasa dapat

dibedakan berdasarkan struktur internnya Ilmu Bahasa dapat dibedakan menjadi
fonetik/fonologi(ilmuaswat), morfologi(as-sorfu),sintaksis(an-nahwu) dan semantik
(ilmudalalah)
Morfologi adalah studi tentang beberapa morfem dan susunannya dalam
membentuk kata (Nida,1974:1). Menurut Crystal (1980: 232-233) morfologi adalah
cabang tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata, utamanya melalui
pembentukan morfem. Menurut Bauer (1983: 33) morfologi membahas struktur
internal bentuk kata.
Morfologi pada umumnya dibagi dalamdua bidang: yakni telaah infleksi
(infleksional morphology / Laahiqoh), dan telaah pembentukan kata (lexical
derivasional morphology).
Morfolog iInfleksional membahas berbagai bentuk leksem (Shigotun
Nahwiyah Kaamilah) misalnya penanda jamak, dual (tasniah), penanda takrif
(kekhususan), penanda gende. Sedang pembentukan kata membahas leksem-leksem
baru dari morfem tertentu. Pembentukan kata dapat dibagi menjadi derivasi dan
pemajemukan. Derivasi berurusan dengan pembentukan kata baru melalui proses
afiksasi (ziyadah), sedang pemajemukan membahas pembentukan leksem baru dari
dua atau lebih stem (ashlu) potensial.
Derivasi adalah proses pembentukan kata yang menghasilkan leksem baru,
sedangkan infleksi pembentukan kata-kata yang berbeda dengan paradigma yang

sama. Pembentukan derivasi bersifat tidak bisa diramalkan, berdasarkan kaidah
sintaktik, tidak otomatis, tidak sistemik, bersifa topsional, serta mengubah identitas

5

leksikal. Sedangkan pembentukan infleksi bersifat teramalkan (predictable),
otomatis, sitemik, konsisten, dan tidak mengubah identitas leksikal (Katamba, 1993:
92-100). Afiks derivasional dalam bahasa Arab yang memungkinkan adanya
perubahan kelas kata (kategori) dan makna, misalnya dari benda setelah mendapat
afiks tertentu mampu berubah menjadi kata kerja contoh:’buah’ setelah mendapat
prefiks hamzah akan berubah menjadi kata kerja contoh 'telah berbuah',
'daun’menjadi verba 'berdaun' ketika mendapat afiks. Bahasa Indonesia memiliki
afiks derivasional yang berfungsi untuk merubah kelas kata tertentu menjadi kelas
kata lain (Parera, 2007: 22) misalnya: cangkul(N) menjadi mencangkul(V),
aman(Adj)

menjadi mengamankan(V). Contoh :

VERBA


NOMINA

Baca

Bacaan

Membaca

Pembaca

Bacalah

Dibaca

Membacakan

Dibacakan

Bacakanlah
Perubahan kata :



Imbuhan



Prefiks (awalan) : membaca.



Infiks (tengah)



Sufiks (akhiran) : bacaan.



Pengulangan




Pemajemukan

B.

Definisi Shorof
6

Secara Bahasa ( Etimologi )Tashriif berarti Perubahan ( Taghyiir ). . Secara
Istilah ( Terminologi ) :
‫حلصلل بإل له ببهها‬
‫حبوي حلل ا حل هحصبل ال حهوابحبد بإهلى أ هحمبثل هةة لم ح‬
‫ختهلبهفةة لبهمهعاةن همحقلصحوهدةة ل ه ته ح‬
‫ته ح‬
Perubahan asal suatu kata kepada beberapa kata yang berbeda untuk
mencapai arti yang dikehendaki yang hanya bisa tercapai dengan perubahan
tersebut. Shorof

penting karena menjadi pedoman untuk mengetahui Shighot


(Bentuk kalimat ), tashgirnya, nisbatnya, jamaknya, I’lalnya, idghomnya,ibdalnya
dsb…
Hubungan antara ilmu Shorof dan Ilmu Nahwu tidak dapat dipisahkan
bagaikan seorang Ibu dan bapak yaitu saling membutuhkan dan melengkapi
sebagaimana perkataan sebagian Ulama :
‫حلو أ هبلحوهها‬
‫ هال ل هصحرلف أ ل لم ال حلعل لحوبم هو الن له ح‬.C
“ Ilmu Shorof adalah ibu atau induk segala Ilmu sedangkan Ilmu Nahwu
adalah bapaknya “
Adapun perbedaan Ilmu Shorof dan Ilmu Nahwu adalah jika Ilmu Shorof
membahas suatu kata sebelum masuk dalam susunan kalimat sedangkan Ilmu
Nahwu adalah membahas suatu kata jika masuk dalam susunan Kalimat.
Bahasa Arab juga memiliki kesamaan seperti perubahan kata dalam Bahasa
Indonesia. Bahasa Arab memiliki kata imbuhan dan pengulangan. Akan tetapi,
Bahasa arab tidak memiliki pemajmukan. Karena pemajmukan termasuk sintaksis
Bahasa Arab (ilmu nahwu).

Contoh :


Fi’il

‫مماضض‬

Isim
‫قممرا م‬

7

‫ققصراضن‬

‫ممصصمدضر‬

‫مقاررءض‬

‫ع‬
‫قممضارر ض‬
‫ي مقصرأ ق‬
‫م‬

‫مفا ر‬
‫عضل‬

‫ا مصمضر‬
‫ممقصقرصوءض‬

‫ا رقصرأ ص‬
‫م‬

‫ممفصقعصو‬
‫ضل‬
‫الززمممارن‬
‫ا رصسضم‬

‫ممقصمرءض‬

‫كارن‬
‫المم م‬
‫ا رصسضم‬

‫ممقصمرءض‬

‫ال مل مرة راسضم‬
‫رمقمرءض‬

‫‪Imbuhan‬‬

‫‪Pengulangan‬‬
‫هقهطهع =