PERANAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (LPMD) DALAMPENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAPPEMBANGUNAN DI DESA PALASA LAMBORI KECAMATAN PALASA KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Hardianto | EDU CIVIC 6162 20389 1 PB
1
PERANAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (LPMD)
DALAMPENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAPPEMBANGUNAN
DI DESA PALASA LAMBORI KECAMATAN PALASA
KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Hardianto1
Anthonius Palimbong2
Amran Mahmud3
ABSTRAK
Permasalahan penelitian ini adalah Bagaimana Peranan Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Desa (LPMD) terhadap Peningkatan Partisipasi Masyarakat di Desa
Palasa Lambori. Tujuan Penelitiann yakni untuk mengetahui Peranan Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dalam Peningkatan Partispasi
Masyarakat terhadap Pembangunan di Desa Palasa Lambori. Metode penelitian
yang digunakan kualitatif deskriptif yakni memaparkan data sesuai fakta yang
diperoleh apa adanya. Populasi pada penelitian berjumlah 682 KK, sampel
ditetapkan dengan model profosiv sampling yakni sejumlah 68 KK yang tersebar
di 6 Dusun, untuk menetukan jumlah responden maka ditentukan 10% dari jumlah
populasi yang ada di setiap dusun. guna mengakuratkan data maka pada penelitian
ini ditetapkan Informan sebanyak 6 orang yang dianggap bisa memberikan
informasi terkait peranan pengurus LPMD di Desa Palasa Lambori. Pengambilan
data pada penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dan
dokumentasi,teknik analisis digunakan rumus presentasi dan wawancara disajikan
lewat kutipan wawancara. Hasil penelitiankurangnya partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan di Desa Palasa Lambori baik pada perencanaan maupun
pada tingkat pelaksanaan pembangunan, Pengurus LPMD tidak mengetahui
tupoksinya, inisiatif pembangunan bukan bersumber dari LPMD melainkan
Kepala Desa dan Perangkatnya, pelaksanaan pembangunan terkadang dikerjakan
oleh Pihak Swasta.Upaya pembinaan terhadap Pengurus LPMD harus ditunjukan
oleh Pemerintah Daerah ataupu Kecamatan serta menjelaskan kedudukan serta
batasan antara Kepala Desa, BPD, dan LPMD dalam menjalankan tupoksinya
terkait pembangunan di desa.
Kata Kunci : Peranan LPMD, Partisipasi Masyarakat.
1
Penulis adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako, Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan
IPS, Semester Akhir: Stambuk A 321 11 031
2
Pembimbing I
3
Pembimbing 2
2
I. PENDAHULUAN
Desentralisasi yang diwujudkan dalam bentuk Otonomi Daerah, memberikan
kewenangan bagi pemerintah daerah untuk dapat mengurus rumah tangganya
sendiri dalam menentukan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, penggunaan
sumber daya yang ada di masing-masing daerah. Konsep ini dimaksudkan agar
kebijakan pembangunan yang selama ini di dominasi oleh pemerintah pusat, akan
dapat berhasil ketika daerah diberikan ruang untuk melakukan pembangunan pada
daerahnya. Guna menjamin agar pembangunan yang diselenggarakan tersebuut
dapat dirasakan oleh segenap masyarakat Indonesia, maka diterbitkanlah Undangundang No 25 Tahun 20044Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasioanal,
yang
menunjukan
pembangunan
adanya
khususnya
kesungguhan
pemerintah
untuk
pembangunan pada skala desa
melakukan
yang mampu
memberdayakan masyarakat, mengingat sebagian besar jumlah masyarakat
Indonesia bertempat tinggal dan mencari hidup di wilayah pedesaan.
Supritikno (1992:4)5“pembangunan desa adalah Proses pembangunan yang
berlangsung di desa dan kelurahan yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan
penghidupan masyarakat, dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan
swadaya masyarakat”. Pembangunan pedesaan akan dikatakan berhasil ketika
sebuah program yang ditampilkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi atau
pendapatan masyarakat setempat.
Guna mewujudkan harapan tersebut, pemerintah Indonesiasejak lama telah
mendesain pearaturan yang mengamanatkan agar disetiap desa perlu adanya
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang merupakan mitra kerja
pemerintahdalam merancang pembangunan yang partisipatif, sertamenumbuhkan
semangat swadaya gotong royong masyarakat dalam mewujudkan pembangunan
yang berkelanjutan.Undang-undang Republik Indonesia No 6 Tahun 20146
Tentang Desa, menyatakan bahwa tugas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Desayakni: (1) melakukan pemberdayaan masyarakat pedesaan (2) menumbuhkan
4
Undang-Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Supratikno. (1992). Pengembangan Desa Miskin dan Tebelakang. Majalah Dedikasi Edissi apriljuni.
6
Undang-undang Republik Indonesia No 6 Tahun 2014, Tentang Desa
5
3
persatuan dan kesatuan masyarakat untuk bekerja sama, (3) melakukan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di dalam desa (4) dan meningkatkan
pelayanan bagi masyarakat desa.
Pemerintah
Desa
Palasa
Lambori
membentuk
Pengurus
Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) berdasarkan amanat Pemerintah Daerah
Parigi Moutong No 25 Tahun 2007 Tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa 7,
dimana anggotanya terdiri dari warga masyarakat yang dianggap cakap dan
sekaligus tokoh atau pemuka di tengah-tengah masyarakat dengan masa jabatan 6
tahun dan dapat diusulkan kembali untuk 1 kali pada masa jabatan berikutnya,
Anggota LPMD Palasa Lambori dipilih oleh rakyat secara langsung dan lewat
musyawarah
mufakat.Murjani
Baraq
(2013:01)8“mengatakan
Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat yang berada di tingkat kelurahan/desa yang bertugas
sebagai mitra pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
pembangunan desa/kelurahan.
Walupun LPMD sudah ada di tengah-tengah masyarakat Desa Palasa
Lambori,
tetapi
masih
terdapat
kebijakan-kebijakan
pembangunan
yangdiaplikasikan oleh Pemerintah Daerahselama ini terkadang tidak mengenah
kepentingan masyarakat. Kondisi tersebut dapat dilihat bahwa banyaknya proyek
atau program-program di berbagai sektor yang masuk ke desa dan telah didukung
oleh anggaran yang cukup besar, kenyataanya hanya mampu menjadikan
masyarakat desa sebagai penerima pasif tanpa ada keterlibatan secara aktif atau
lebih dikenal dengan pembangunan yang bersifat top down.Akhirnya, karena
rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam tahap-tahap pembangunan yang
ada, timbul sebuh kesan pembangunan tidak tepat sasaran dengan kebutuhan
masyarakat. Berbagai program yang telah diaplikasikan terlihat tidak terawat,
jarang difungsikan, bahkan tidak bertahan lama, dikarenakan minimnya rasa
memiliki atau rendahnya perhatian masyarakat yang ada disekitar program
terhadap apa yang diaplikasikan pemerintah desa.Soetrisno (1995:9)9Partisipasi
7
Peraturan Daerah Parigi Moutong No 25 Tahun 2007 Tentang Lembaga Kemasyarakatn Desa
http://kaltim.antaranews.com/berita/27255/kapasitas-lembaga-pemberdayaan-masyarakat-perluditingkatkan
9Soetrisno. Lukaman. (1995). Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta .Kanisius
8
4
masyarakat dalam pembangunan merupakan prasyarat utama dalam melandasi
keberhasilan proses pembangunan wilayah. Bagi tahap pembangunan pada saat ini
partisipasi masyarakat merupakan tuntutan utama guna memecahkan suatu
permasalahan yang kita hadapi dalam pembangunan.Rukminto menambahkan
(2003:52)10 Perencanaan tanpa memperhitungkan partisipasi masyarakat akan
mengahsilkan perencanaan diatas kertas.Partisipasi atau keterlibatan warga
masyarakat dalam pembangunan desa dapat dilihat dari dua hal yaitu (1)
partsipasi dalam perencanaan dan (2) partisipasi dalam pelaksanaan program.
Sementara dalam tinjauan PKn Sapria dalam Supandi (2001:03)11Partisipasi yang
penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat
kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia.
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan
seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk
berperan serta. Berdasarkan latar belakang dan kondisi di atas maka penulis
melakukan penelitian “Pernan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam
Peningkatan Partisipasi masyarakat di Desa Palasa Lambori Kecamatan Palasa
Kabupaten Parigi Moutong”.
II. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Menurut Nawawi
(2003:64)12 metode deskriptif yaitu “metode-metode penelitian yang memusatkan
perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat
penelitian dilakukan, kemudian mengambarkan fakta-fakta tentang masalah yang
diselidiki sebagimana adanya di iringi dengan interprestasi yang rasional dan
akurat. Dengan demikian peneliti akan mengambarkan fakta-fakta dan
10
Rukminto,2003.Pemberdayaan,Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Univeritas Indonesia;Jakarta.
http://oloparulian.blogspot.co.id/2013/02/tujuan-dan-fungsi-pendidikan.html
12
Nawawi, H. (2003:64). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gaja Mada University
Perss.
11
5
menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan
mencoba menganalisis kebenaranya berdasarkan data yang diperoleh terkai
Peranan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dalam Peningkatan
Partisipasi Masyarakat terhadap Pembangunan di Desa Palasa Lambori.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di desa Palasa Lambori kecamatan Palasa
Kabupaten Parigi Moutong, terdiri dari VI dusun, dan 682 KK, yang
dilaksanakan selama 3 Bulan.
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Sugiyono(2005:90)13Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Maka pada penelitian ini Populasiditetapkan sebesar 682
Kepala Keluarga (KK) yang ada di desa Palasa Lambori.
b. Sampel
Soekidjo (2003:79)14Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan
obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.Penulis
menetapkan sampel pada penelitian ini sebanyak 68 KK untuk dijadikan
sebagai responden, dan ditambah Key Informan sebanyak 6 Orang yakni:
Kepala Desa, Sekdes, Kepala Dusun terdiri I,III,IV dan I Orang Tokoh
Masyarakat.
c. Tekhnik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposiv
sampling. Sampel ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang dianggap
bisa dijadikan responden ataupu Informan dalam penelitian yang dilakukan.
Selanjutnya penentuan jumlah sampel dalam penelitian di dasarkan pada
13
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
14
6
penjelasan Arikunto, (2006:134)15 menytakan apabila subjeknya kurang dari
100 dapat diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, tetapi bila subjeknya besar, dapat diambil 10-15% atau 2025%.Maka Penelitimengambil sampel 10% dari setiap dusun yang ada di
lokasi penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti sengaja menampilkan tabel
Jumlah Populasi dan Sampel sebagai berikut:
Tabel
Populasi dan Sampel
NO
1
2
3
4
5
6
DUSUN
I
II
III
IV
V
VI
JUMLAH
POPULASI
129 KK
SAMPEL (10%)
13 KK
95 KK
92 KK
163 KK
124 KK
79 KK
682 KK
9 KK
9 Kk
16 KK
12 KK
8 KK
68 KK
4. Teknik Pengambilan Data
a. Observasi,
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung
atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi
penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain
penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati
langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan.Pengamatan secara
lansung yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan di lokasi tempat
penelitian yakni terhadap masyarakat di Desa Palasa lambori, dan proses
pelaksanaan program kerja LPMD ditengah-tengah masyarakat.
b. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara lansung dengan
para pemerintah desa, tokoh-toh masyarakat dan masyarakat setempat yang
berada di desa Palasa Lambori yang dianggap dapat memberikan informasi
15
Arikunto,S. (2000:76). Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
7
atau data yang diperlukan oleh peneliti. Wawancara terbagi atas wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur.
c. Daftar pertanyaaan (Kuesioner),
Yaitupeneliti
membuat
daftar
pertanyaan
yang
kemudiandisebarkan/diberikan kepada masing-masing responden yang telah
ditetapkan oleh peneliti sebagai sampel mewakili populasi yang ada di desa
Palasa Lambori, sehingga diharapkan data semakin banyak dan beragam.
d. Dokumentasi
5. Teknik Analaisis Data
Berdasarkan jenis data yang telah diperoleh pada kuantitatif maka teknik
pengalolaan data atau analisis data yang dipergunakan adalah data kuantitatif,
yaitu dengan mengelolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk
mempersentasekan hasil perolehan data tersebut kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik dekriptif dan presentasi.
P = x 100%
Keterangan:
P
: Persentase
F
: Frekuensi
N
: Jumlah sampel yang diambil
Analisis data wawancara akan disajikan setelah dilakukannya pereduksian
data, penjaian data, dan selanjutnya menarik kesimpulan/verifikasi data.
a. Reduksi
data
sebagai
proses
pemilihan
pemutusan
perhatianpada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, mengologkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa
sehingga kasimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverfikasi.
8
b.
Penyajian data, sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
c.
Menarik kesimpulan/verfikasi, penarikan kesimpulan hanyalah sebagian
dari suatu kegiatan dan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin
sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran, suatu tinjauan
ulang pada catatan lapangan atau juga upaya-upaya yang luas untuk
menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembangunan desa akan dikatakan baik jika sebuah pembangunan yang
dilaksanakan telah melewati proses desain yang sangat matang dari setiap lapisan
masyarakat yang ada di desa. Maka partisipasi masyarakat dalam tahap-tahap
pembangunan di desa untuk mewujudkan sebuah pembangunan yang mampu
menjawab permasalahan yang dirasakan
sangatlah dibutuhkan agar anggaran
yang diturunkan oleh pemerintah benar-benar tepat sasaran, Ridwan Lanadji
selaku Kepala Desa Palasa lambori
mengatakan “Pembangunan desa dan
partisipasi masyarakat tidak bisa dipisahkan dalam proses pembangunan di desa,
karena konsep pemberdayaan masyarakat berakar pada keterlibatan masyarakat
pada perencanaan
hingga pelaksanaan pembangunan. sehingga pembangunan
yang baik adalah pembangunan yang mampu melibatkan masyarakat untuk
mengerjakan pembangunan itu sendiri”.Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh
Conyers (1991: 154-155)16 sebagai berikut: pertama, partisipasi masyarakat
merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan,
dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan
serta proyek-proyek akan gagal; kedua, bahwa masyarakat akan lebih
mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam
proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui
16
Conyers, Diana. (1991). Perencanaan Sosial di Dunia ketiga. Yogyakarta: UGM Press.
9
seluk-beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek
tersebut; ketiga,bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan
dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri.
Bertolak pada prinsip pembangunan tesebut, maka mencoba mendalami
sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat Desa Palasa Lambori dalam
prosesperencanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa. Dari
68 responden terdapat 37 atau 55% memberikan bertanggapan, bahwa masyarakat
Palasa Lambori kadang-kadang ikut dalam proses perencanaan pembangunan
desa yang dilaksanakan oleh Pemerintah Palasa Lambori. Selanjutnya 18 atau
26% masyarakat bertanggapan tidak pernah terlibat dalam proses perencanaan
pembangunan yang dilaksanakan di Desa Lambori. Dari tanggapan responden
tersebut menunjukan bahwa tingkat partispasi masyarakat dalam proses
perencanaan pembangunan di Desa Palasa Lambori masih sangat rendah
Arianto Ketua BPD Palasa Lambori dalam statusnya sebagai Informan
memberikan
penjelasan,
keterlibatan
masyarakat
dalam
perencanaan
pembangunan di Desa Palasa Lambori belum maksimal, dikarenakan tingkat
pemahaman
masyarakat
masih
rendah
dalam
memahami
pentingnya
keterlibatannya dalam pembangunan di desa utamanya dalam rapat perencanaan
pembangunan, terkadang lebih banyak memilih untuk bekerja sendiri-sendiri. itu
dapat dilihat ketika masyarakat diundang untuk melakukan rapat membicarakan
mengenai perencanaan pembangunan di desa sebagian besar masyarakat tidak
hadir dan bahkan memilih pergi ke kebun. Dan yang menjadi perhatian hasil-hasil
perancanaan pembangunan belum mampu menunjukan pemberdayaan bagi
masyarakat.
Penyebabrendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam prosesperencanaan
pembangunan menurut Asgar selaku tokoh masyarakat di dusun V dan juga
selaku Informan mengatakan tingkat partisipasi masyarakat Desa Palasa Lambori
yang masih sangat rendah khusunya pada perencanaan pembangunan, diakibatkan
karena kekecewaan masyarakat yang sangat dalam, dimana hampir setiap yang
mereka usulkan dalam rapat perencanaan/musrembang-des tidak pernah
direalisasikan atau terkaver dalam Proker Pemerintah di Desa Lamborisementara
10
permintaan
itu
sangat
dibutuhkan
oleh
masyarakat.Membuat
partispasi
masyarakat rendah dikarenakan sebagian pelaksanaan pembangunan di desa
dialihkan ke Pihak swasta untuk dikerjakan sehinngga masyarakat hanya menjadi
penerima aktif hasil pembangunan. Selain itu minimnya pendekatan dan perhatian
pemerintah desa dalam memberikan bimbingan ataupun pengarahan serta
motivasi terhadap masyarakat, membuat masyarakat apatis terhadap segala hal
yang dilakukan di desa.
Berdasarkan observasi Terkadang yang datang menghadiri undangan rapat
perencanaan/penggagasanterkait pembangunan di desadi dominasi oleh tokohtokoh masyarakat yang umurnya 40-50 Tahun, bahkan saat rapat penggagagsan
yang dilaksanakan yang lebih proaktif memberikan saran ataupun masukanmasukan terkait hal-hal yang perlu dibangun di desa, hanyalah masyarakat
pendatang yang telah lama berdomisili di Desa Lambori.Sementara warga asli
serta karang taruna tidak terlihat antusiasnya terhadap rapat penggagasan yang
dilaksanakan oleh pemerintah desa. Bahkan paradigma yang berkembang di
dalam masyarakat mereka yang ikut pada rapat tesebut adalah perwakilan dari
suara yang lainnya dan selebihnya tinggal mengikuti saja. Sementara yang
menjadi bahan pertimbanganya ialah apakah orang-orang yang di tokohkan
tersebut mempunyai kemampuan dalam menciptakan perencanaan pembangunan
yang benar-benar berakar dari kebutuhan masyarakat setempat yang nantinya
mampu menciptakan pertumbuhan pendapatan bagi masyarakat kedepannya.
Selain keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa, tidak
kalah
pentingnya
juga
keterlibatan
masyarakat
di
dalam
proses
pelaksanaan/pengerjaan program pembangunan yang telah direncanakan. Hal itu
dilakukan agar pembangunan yang dilaksanakan di desa mampu memberdayakan
dan sekaligus dapat menciptakan iklim pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat.
Berdasrkan hal itu maka dilakukan pendalaman melalui penelitian sejauh mana
tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan di Desa
Palasa Lambori 42 atau 61% dari 68 jumlah responden bertanggapan bahwa
mereka
kadang-kadang
terlibat
dilaksanakan oleh pemerintah desa.
dalam
pelaksanaan
pembangunan
yang
11
Terkait tingkat partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan program
pembangunan di Desa Lambori Yanto Abas memberikan penjelasan“Bentuk dari
Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di desa Lambori dalam
pelaksanaan program pembangunan lebih besar berbentuk tenaga dan itupun
karena didasari oleh upah/gaji harian, sebab mereka sebagai buruh dalam
pelaksanaan pembangunan tersebut.Namun bila berbicara atas kesadaran karena
program tersebut guna kebaikan mereka kedepannya, hal itu belum terlihat pada
masyarakat Palasa Lambori. selain itu juga sumbansi masyarakat dalam proses
pembangunan di desa kadang berbentuk harta benda seperti tanah yang di hibakan
oleh pemiliknya untuk di bangunkan program pembangunan dan diberikan secara
cuma-cuma.
Membuktikan partisipasi masyarakat dalam menggagas pembangunan sangat
dibutuhkan. Penulis melakukan peninjauan lansung ketempat-tempat yang sudah
diaplikasikannya program pembangunan yang hampir semua berbentuk fisik.
Misalnya:(1) pembangunan Taman Pengajian Anak (TPA) di Dusun I, kondisi
muridnya terbilang sedikit dan guru tetapnya tidak ada,akibatnya bangunannya
seperti tidak terpelihara, (2) pembngunan Rabat Jalan program PPIP di Dusun I
yang dikerjakan oleh pihak swasta pemeliharaannya juga belum maksimal oleh
masyarkat, (3) pembangunan drainase dibeberapa dusun yang kesemuanya itu
menurut peneliti berdasarkan observasi kiranya perlu diadakan peninjauan,
penggasan lebih mendalam, akurat serta pertimbangan yang matang oleh
pemerintah desa khususnya LPMD dalam hal inisebagai lembaga yang
bertanggungjawab terhadap proses pembangunan di desa.
Penelitian menunjukan bahwa mengakibatkan rendahnya tingkat partisipasi
masyarakat dipengaruhi oleh:(1) faktor internal, kurangnya kesadaran masyarakat yang
ada di desa tersebut disebabkan oleh rendahnya pendidikan masyarakat, tingkat
kemiskinan yang masih tinggih terdapat pada masyarakat setempat (2). Kemudianfaktor
eksternal, yakni kurangnya perhatian Pemerintah Desa dan pengurus LPMD selaku
lembaga
penggerak
partisipasi
masyarakat
dalam
memantau
perkembangan
masyarakatnya, masyarakat, dan masyarakat setempat selalu mengharapkan bantuan dari
pemerintah namun bantuan itu tidak dimanfaatkan sebagai perbaikan tingkat kehidupan.
12
Pengurus LPMD yang diharapkan sebagai lembaga penggerak roda
pembangunan yang mampu meningkatkan semnagat partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan di desa, berdasarkan hasil penelitian 87% dari 68 jumlah
responden bertanggapan Pengurus LPMD Palasa Lambori tidak pernah
mengarahkan
masyarakat
untuk
ikut
serta
dalam
proses
pembangunan di desa. lebih konferhensipnya data penelitian
perencanaan
maka penulis
meminta tanggapan Dino selaku Kepala Dusun I, tentang peranan Pengurus
LPMD dalam mengarahkan masyarakat untuk ikut serta dalam proses
pembangunan di Desa Lambori ia mengatakan “Selama ini setahu saya Pengurus
LPMD tidak parnah datang ke dusun-dusun memberikan bimbingan ataupun
mengarahkan masyarakat,sehinggamasyarakat selalu antusias terhadap undanganundangan rapat dalam penggalian gagasan pembangunan desa. Selaku Kepala
Dusun saya sangat membutuhkan masukan serta bimbingan dari pengurus LPMD
karena mereka merupakan orang-orang yang bertugas mengawal pembangunan di
desa”.
Selain
peranan
Pengurus
LPMD
mengarahkan
masyarakat
untuk
berpartisipasi dalam perencanaan maupun pelaksanaan program pembangunan di
desa, pengurus LPMD juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya,
yakni mampu mensosialisasikan program-program kerjah pemerintah desa yang
telah disetujui bersama. Ini dilakukan agar masyarakat termotivasi dan lebih
mengetahui program pembangunan yang akan dikerjakan serta tujuan/sasaran dari
pembangunan
tersebut
tersamapaikan
dengan
matang
di
tengah-tengah
masyarakat. Berdasarkan penelitian LPMD Palasa Lambori tidak pernah
mensosialisasikan program-program pembangunan yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah desa terlihat 93% dari 68 jumlah responden memberi tanggapan
LPMD Palasa Lambori tidak pernah mesosialisasikan program-program
pembangunan yang akan dilaksanakan di Desa Palasa Lambori.
Tingkat partisipasi masyarakat merupakan akar keberhasilan sebuah
pembangunan di desa karena ketika masyarakat diberikan ruang dan terlibat
dalam menentukan arah pembangunan otomatis yang tergambar dipermukaan saat
perencanaan dilakukan adalah kendala atau permasalahan masyarakat terkait
13
dengan kebutuhannya. Tentunya keberadaan Pengurus LPMD Palasa Lambori
diharapkan mampu memberikan efek dalam menggerakan masyarakat untuk
terlibat dalam setiap proses pembangunan di desa agar pembangunan yang di
lakukan benar-benar menyentuh kepentingan masyarakat setempat. Sementara
69% Responden dari 68 jumlah responden yang ditetapkan memberi tanggapan
bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan di Desa Palasa Lambori belum
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Interview yang dilakukan kepada beberapa orang informan yang diwakili
oleh 3 orang Kepala Dusun yakni Kepala dusun I,II, dan tokoh masyarakat dusun
IV.ke 3 orang informan memberikan penjelasan sebagai berikut “Yang kami
ketahui bahwa perencanaan pembangunan selama ini lahir dari Kepala Desa dan
kami Kepala-kepaala Dusun yang mengadakan rapat mengumpulkan masyarakat
untuk membicarakan mengenai hal apa saja terkait kebutuhan-kebutuhan
masyarakat disetiap dusun sebelum musrembang desa dilaksanakan. Sementara
yang sebenarnya mempunyai tanggung jawab merancang dan menggerakan
sifatnya dari bawah adalah pengurus LPMD belum terlihat selama ini”.
Peranan LPMD Palasa Lambori yang belum maksimal dalam menjalankan
tupoksinya guna menciptakan semangat partisipasi masyarakat untuk ikut serta
dalam segala proses pembanguna di desa, Darjan selaku Ketua LPMD
memberikan penjelasana “Peranan yang belum maksimal ditunjukan oleh
pengurus LPMD, dikarenakan pengurus LPMD tidak mengetahui apa sebenarnya
tupoksinya, Sehingga mereka tidak mengetahui apa yang sebenarnya yang harus
dilakukan/dikerjakan sebagai pengurus LPMD di dalam desa. Dan Minimnya
insentif yang diberikan sementara kebutuhan keluarga para pengurus LPMD itu
besar, sementara disisi lain membuat pengurus LPMD tidak bergerak dan hanya
dianggap simbol dikarenakan rendahnya koordinasi antara lembaga-lembaga desa
yang ada, dan Kepala Desa juga jarang mensosialisasikan kepada masyarakat desa
tentang manfaat serta kedudukan LPMD bagi masyarakat. Sehingga jika
mendengar kata LPMD mereka bingung dan bertanya apa itu LPMD karena tidak
adanya penekanan fungsi LPMD oleh Kepala Desa kepada masyarakat tentang
kegunaan dan kedudukan pengurus LPMD oleh Kepala Desa”.
14
Selanjutnya ia menambahkan dalam wawancara bersama penulis terkait
rendahnya pengetahuan mereka terhadap tupoksinya dikarenakan minimnya
perhatian Pemerintah Daerah untuk melakukan pembinaan terhadapat Lembagalembaga Desa khususnya LPMD, “Pemerintah daerah selama ini tidak pernah
turun lansung melakukan pembinanan atau mensosialisasikan tentang pentingnya
kedudukan LPMD di desa, sementara harapanya dengan adanya pembinaan
tersebut membuat para pengurus dapat mengetahui perenanya dan sekaligus
pemerintah juga dapat mengetahui apa yang menjadi kendala yang dihadapi oleh
para pengurus LPMD di lapangan. Selain itu, ia mengatakan dalam pemeberian
sosialisasi harus dihadirkan dalam satu tempat yakni Kepala Desa, BPD, dan
LPMD, agar masing-masing elemen itu tau dimana pernannyadan batasanya.
Sehingga tidak terjadi tumapng tindih antara Kepala Desa, BPD, dan LPMD
disaat menjalankan fungsinya masing-masing”.
Upayayang
harus
dilakukan
guna
terciptanya
semangat
partisipasi
masyarakat di dalam proses pembangunan di desa yakni: (1) Motivasi serta
pendekatan yang kuat harus ditunjukan oleh pemerintah desa, sehingga tercipata
kesadaran masyarakat terhadap keterlibatnya dalam setiap proses pembangunan di
desa, sementara kondisi itu bisa diwujudkan jika orang-orang yang berkecimpung
dalam lembaga desa memiliki sifat kepemimpinan yang mengerti dengan
tupoksinya (2). Guna meningkatkan partisipasi masyarakat maka komunikasi
yang intens atau koordianasi yang kuat antara Lembaga-lembaga Desa harus
maksimal ditunjukan. Baik pada tataran Kepala Desa, BPD, LPMD hingga pada
Karang Tarunanya harus salaing bekerja sama guna menciptakan kondisi
masyarakat yang partisipatif dalam setiap kegiatan pembanguan di desa, (3)
Peneliti melihat minimnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di
desa karena kurangnya pertemuan atau rapat yang dilakukan pemerintah desa
bersama masyarakat. Sehingga guna menciptakan komunikasi yang baik di anatar
keduanya LPMD selaku lembaga penggerak roda pembangunan harus tampil
menjadi pasilitator mepertemukan pemerintah desa dengan masyarakat baik pada
tingkat dusun maupun pada tingkat desa.sehingga masyarakat tau kebijakan
pembangunan yang dialkukan oleh pemerintah desa. (4). Perlunya penjelasan
15
yang akurat dan bertanggung jawab dari pemerintah desa terkait dengan tidak
diaplikasikannya
usulan-usulan
masyarakat
desa
sehingga
tidak
terjadi
miskomunikasi antara masyarakat dan Pemerintah Desa, karena hal itulah yang
menjadi pemicuh partisipasi masyarakat rendah dalam proses pembangunan. (5)
Pemabngunan desa harus diakomodir masyarakat, dan tidak melibatkan pihak
swasta sepenuhnya, biarkan masyarakat yang mengelolah dan mengerjakan
pembangunan tersebut, sehingga swadaya akan nampak didalamnya. hal itu
dilakukan agar anggaran pemerintah yang turun tersebut benar-benar dapat
memberdayakan masyarakat yang ada disekitar program tersebut dan secara tidak
langsung
masyarakat
akan
merasa
memiliki
terhadap
segala
program
pembangunan yang dikerjakan pemerintah desa. (6) Perlu adanya perhatian
khusus ditunjukan oleh Pemerintah kecamatan serta Pemerintah Kabupaten dalam
mengevaluasi peranan ataupun kinerja Lembag-lembaga desa khusunya LPMD.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
1.Kesimpulan
a. Peranan Pengurus LPMD dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
belum maksimal, hal ini dapat dibuktikan pada hasil wawancara dengan
para informan, bahwa masyarakat kurang memberikan partisipasi baik ideide, materi, maupun tenaga, dikarenakan masyarakat tidak semuanya
dilibatkan dalam perumusan program pembangunan, pelaksanaan program
pembangunan yang tidak menjadi kebutuhan masyarakat, sehingga
masyarakat enggan untuk berpartisipasi.
b. Peranan Pengurus LPMD dalam mengarahkan masyarakat desa, baik itu
generasi muda, kelompok tani, kelompok kesehatan desa, ataupun elemen
masyarakat lainnya, dirasa kurang maksimal, hal ini disebabkan Pengurus
LPMD Palasa Lambori beradasarkan penelitian tidak pernah turun
langsung bertemu dengan warganya, dan seringkali Pengurus LPMD
terkesan acuh tak acuh, terhadap permasalahan pembangunan yang ada di
lapangan.
16
c. Koordianasi antara Pengurus LPMD, Kepala Desa dan BPD Palasa
Lambori tidak berjalan baik, kondisi itulah yang mengakibatkan para
pengurus LPMD Palasa Lambori merasa tidak difungsikan dalam kegiatan
pembangunan di desa, dan hal itu juga dipengaruhi oleh rendahhya
pemahaman pengurus LPMD Palasa Lambori terhadap Tupoksinya,
karena tidak adanya pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Parigi Moutong yang mengakibatkan Inisiatif Pembangunan di Desa tidak
bersumber
dari
pengurus
LPMD
sebagai
lembaga
penggerak
pembangunan melainkan hanya terdapat pada Kepala Desa beserta
kaurnya.
2. Saran
Pengurus LPMD seharusnya melibatkan seluruh masyarakat dalam perumusan
program pembangunan, serta melaksanakan program pembangunan desa sesuai
hasil kesepakatan bersama, agar program pembangunan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dan secara sendirinya masyarakat akan berpartisipasi aktif baik
materi maupun tenaga.
LPMD Palasa Lambori harus lebih peka menghadapi permasalahanpermasalahan yang terjadi di masyarakat dengan cara turun langsung menemui
masyarakat danN melalukan wawancara dengan masyarakat, Hukum Tua perlu
melakukan pembinaan kepada warganya.
Perlunya pelatihan-pelatihan bagi aparatur pemerintah desa khususnya
Pengurus LPMD selaku lembaga pemberdayaan masyarakat oleh Pemerintah
Kecamatan, maupun Pemerintah Kabupaten untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia Aparatur Desa.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto,S. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Nawawi, H. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gaja Mada
University Perss.
17
Rukminto,2003.Pemberdayaan,Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas.
Lembaga
Penerbit
Fakultas
Ekonomi
Univeritas
Indonesia;Jakarta
Supratikno. (1992). Pengembangan Desa Miskin dan Tebelakang. Majalah
Dedikasi Edissi april-juni.
Soetrisno. Lukaman. (1995). Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta
.Kanisius
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Undang-Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia No 6 Tahun 2014, Tentang Desa
Peraturan Daerah Parigi Moutong No 25 Tahun 2007 Tentang Lembaga
Kemasyarakatn Desa.
http://oloparulian.blogspot.co.id/2013/02/tujuan-dan-fungsipendidikan.html
http://kaltim.antaranews.com/berita/27255/kapasitas-lembaga-pemberdayaan-masyarakatperlu-ditingkatkan
PERANAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (LPMD)
DALAMPENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAPPEMBANGUNAN
DI DESA PALASA LAMBORI KECAMATAN PALASA
KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Hardianto1
Anthonius Palimbong2
Amran Mahmud3
ABSTRAK
Permasalahan penelitian ini adalah Bagaimana Peranan Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Desa (LPMD) terhadap Peningkatan Partisipasi Masyarakat di Desa
Palasa Lambori. Tujuan Penelitiann yakni untuk mengetahui Peranan Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dalam Peningkatan Partispasi
Masyarakat terhadap Pembangunan di Desa Palasa Lambori. Metode penelitian
yang digunakan kualitatif deskriptif yakni memaparkan data sesuai fakta yang
diperoleh apa adanya. Populasi pada penelitian berjumlah 682 KK, sampel
ditetapkan dengan model profosiv sampling yakni sejumlah 68 KK yang tersebar
di 6 Dusun, untuk menetukan jumlah responden maka ditentukan 10% dari jumlah
populasi yang ada di setiap dusun. guna mengakuratkan data maka pada penelitian
ini ditetapkan Informan sebanyak 6 orang yang dianggap bisa memberikan
informasi terkait peranan pengurus LPMD di Desa Palasa Lambori. Pengambilan
data pada penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dan
dokumentasi,teknik analisis digunakan rumus presentasi dan wawancara disajikan
lewat kutipan wawancara. Hasil penelitiankurangnya partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan di Desa Palasa Lambori baik pada perencanaan maupun
pada tingkat pelaksanaan pembangunan, Pengurus LPMD tidak mengetahui
tupoksinya, inisiatif pembangunan bukan bersumber dari LPMD melainkan
Kepala Desa dan Perangkatnya, pelaksanaan pembangunan terkadang dikerjakan
oleh Pihak Swasta.Upaya pembinaan terhadap Pengurus LPMD harus ditunjukan
oleh Pemerintah Daerah ataupu Kecamatan serta menjelaskan kedudukan serta
batasan antara Kepala Desa, BPD, dan LPMD dalam menjalankan tupoksinya
terkait pembangunan di desa.
Kata Kunci : Peranan LPMD, Partisipasi Masyarakat.
1
Penulis adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako, Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan
IPS, Semester Akhir: Stambuk A 321 11 031
2
Pembimbing I
3
Pembimbing 2
2
I. PENDAHULUAN
Desentralisasi yang diwujudkan dalam bentuk Otonomi Daerah, memberikan
kewenangan bagi pemerintah daerah untuk dapat mengurus rumah tangganya
sendiri dalam menentukan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, penggunaan
sumber daya yang ada di masing-masing daerah. Konsep ini dimaksudkan agar
kebijakan pembangunan yang selama ini di dominasi oleh pemerintah pusat, akan
dapat berhasil ketika daerah diberikan ruang untuk melakukan pembangunan pada
daerahnya. Guna menjamin agar pembangunan yang diselenggarakan tersebuut
dapat dirasakan oleh segenap masyarakat Indonesia, maka diterbitkanlah Undangundang No 25 Tahun 20044Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasioanal,
yang
menunjukan
pembangunan
adanya
khususnya
kesungguhan
pemerintah
untuk
pembangunan pada skala desa
melakukan
yang mampu
memberdayakan masyarakat, mengingat sebagian besar jumlah masyarakat
Indonesia bertempat tinggal dan mencari hidup di wilayah pedesaan.
Supritikno (1992:4)5“pembangunan desa adalah Proses pembangunan yang
berlangsung di desa dan kelurahan yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan
penghidupan masyarakat, dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan
swadaya masyarakat”. Pembangunan pedesaan akan dikatakan berhasil ketika
sebuah program yang ditampilkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi atau
pendapatan masyarakat setempat.
Guna mewujudkan harapan tersebut, pemerintah Indonesiasejak lama telah
mendesain pearaturan yang mengamanatkan agar disetiap desa perlu adanya
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang merupakan mitra kerja
pemerintahdalam merancang pembangunan yang partisipatif, sertamenumbuhkan
semangat swadaya gotong royong masyarakat dalam mewujudkan pembangunan
yang berkelanjutan.Undang-undang Republik Indonesia No 6 Tahun 20146
Tentang Desa, menyatakan bahwa tugas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Desayakni: (1) melakukan pemberdayaan masyarakat pedesaan (2) menumbuhkan
4
Undang-Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Supratikno. (1992). Pengembangan Desa Miskin dan Tebelakang. Majalah Dedikasi Edissi apriljuni.
6
Undang-undang Republik Indonesia No 6 Tahun 2014, Tentang Desa
5
3
persatuan dan kesatuan masyarakat untuk bekerja sama, (3) melakukan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di dalam desa (4) dan meningkatkan
pelayanan bagi masyarakat desa.
Pemerintah
Desa
Palasa
Lambori
membentuk
Pengurus
Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) berdasarkan amanat Pemerintah Daerah
Parigi Moutong No 25 Tahun 2007 Tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa 7,
dimana anggotanya terdiri dari warga masyarakat yang dianggap cakap dan
sekaligus tokoh atau pemuka di tengah-tengah masyarakat dengan masa jabatan 6
tahun dan dapat diusulkan kembali untuk 1 kali pada masa jabatan berikutnya,
Anggota LPMD Palasa Lambori dipilih oleh rakyat secara langsung dan lewat
musyawarah
mufakat.Murjani
Baraq
(2013:01)8“mengatakan
Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat yang berada di tingkat kelurahan/desa yang bertugas
sebagai mitra pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
pembangunan desa/kelurahan.
Walupun LPMD sudah ada di tengah-tengah masyarakat Desa Palasa
Lambori,
tetapi
masih
terdapat
kebijakan-kebijakan
pembangunan
yangdiaplikasikan oleh Pemerintah Daerahselama ini terkadang tidak mengenah
kepentingan masyarakat. Kondisi tersebut dapat dilihat bahwa banyaknya proyek
atau program-program di berbagai sektor yang masuk ke desa dan telah didukung
oleh anggaran yang cukup besar, kenyataanya hanya mampu menjadikan
masyarakat desa sebagai penerima pasif tanpa ada keterlibatan secara aktif atau
lebih dikenal dengan pembangunan yang bersifat top down.Akhirnya, karena
rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam tahap-tahap pembangunan yang
ada, timbul sebuh kesan pembangunan tidak tepat sasaran dengan kebutuhan
masyarakat. Berbagai program yang telah diaplikasikan terlihat tidak terawat,
jarang difungsikan, bahkan tidak bertahan lama, dikarenakan minimnya rasa
memiliki atau rendahnya perhatian masyarakat yang ada disekitar program
terhadap apa yang diaplikasikan pemerintah desa.Soetrisno (1995:9)9Partisipasi
7
Peraturan Daerah Parigi Moutong No 25 Tahun 2007 Tentang Lembaga Kemasyarakatn Desa
http://kaltim.antaranews.com/berita/27255/kapasitas-lembaga-pemberdayaan-masyarakat-perluditingkatkan
9Soetrisno. Lukaman. (1995). Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta .Kanisius
8
4
masyarakat dalam pembangunan merupakan prasyarat utama dalam melandasi
keberhasilan proses pembangunan wilayah. Bagi tahap pembangunan pada saat ini
partisipasi masyarakat merupakan tuntutan utama guna memecahkan suatu
permasalahan yang kita hadapi dalam pembangunan.Rukminto menambahkan
(2003:52)10 Perencanaan tanpa memperhitungkan partisipasi masyarakat akan
mengahsilkan perencanaan diatas kertas.Partisipasi atau keterlibatan warga
masyarakat dalam pembangunan desa dapat dilihat dari dua hal yaitu (1)
partsipasi dalam perencanaan dan (2) partisipasi dalam pelaksanaan program.
Sementara dalam tinjauan PKn Sapria dalam Supandi (2001:03)11Partisipasi yang
penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat
kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia.
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan
seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk
berperan serta. Berdasarkan latar belakang dan kondisi di atas maka penulis
melakukan penelitian “Pernan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam
Peningkatan Partisipasi masyarakat di Desa Palasa Lambori Kecamatan Palasa
Kabupaten Parigi Moutong”.
II. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Menurut Nawawi
(2003:64)12 metode deskriptif yaitu “metode-metode penelitian yang memusatkan
perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat
penelitian dilakukan, kemudian mengambarkan fakta-fakta tentang masalah yang
diselidiki sebagimana adanya di iringi dengan interprestasi yang rasional dan
akurat. Dengan demikian peneliti akan mengambarkan fakta-fakta dan
10
Rukminto,2003.Pemberdayaan,Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Univeritas Indonesia;Jakarta.
http://oloparulian.blogspot.co.id/2013/02/tujuan-dan-fungsi-pendidikan.html
12
Nawawi, H. (2003:64). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gaja Mada University
Perss.
11
5
menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan
mencoba menganalisis kebenaranya berdasarkan data yang diperoleh terkai
Peranan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dalam Peningkatan
Partisipasi Masyarakat terhadap Pembangunan di Desa Palasa Lambori.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di desa Palasa Lambori kecamatan Palasa
Kabupaten Parigi Moutong, terdiri dari VI dusun, dan 682 KK, yang
dilaksanakan selama 3 Bulan.
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Sugiyono(2005:90)13Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Maka pada penelitian ini Populasiditetapkan sebesar 682
Kepala Keluarga (KK) yang ada di desa Palasa Lambori.
b. Sampel
Soekidjo (2003:79)14Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan
obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.Penulis
menetapkan sampel pada penelitian ini sebanyak 68 KK untuk dijadikan
sebagai responden, dan ditambah Key Informan sebanyak 6 Orang yakni:
Kepala Desa, Sekdes, Kepala Dusun terdiri I,III,IV dan I Orang Tokoh
Masyarakat.
c. Tekhnik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposiv
sampling. Sampel ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang dianggap
bisa dijadikan responden ataupu Informan dalam penelitian yang dilakukan.
Selanjutnya penentuan jumlah sampel dalam penelitian di dasarkan pada
13
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
14
6
penjelasan Arikunto, (2006:134)15 menytakan apabila subjeknya kurang dari
100 dapat diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, tetapi bila subjeknya besar, dapat diambil 10-15% atau 2025%.Maka Penelitimengambil sampel 10% dari setiap dusun yang ada di
lokasi penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti sengaja menampilkan tabel
Jumlah Populasi dan Sampel sebagai berikut:
Tabel
Populasi dan Sampel
NO
1
2
3
4
5
6
DUSUN
I
II
III
IV
V
VI
JUMLAH
POPULASI
129 KK
SAMPEL (10%)
13 KK
95 KK
92 KK
163 KK
124 KK
79 KK
682 KK
9 KK
9 Kk
16 KK
12 KK
8 KK
68 KK
4. Teknik Pengambilan Data
a. Observasi,
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung
atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi
penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain
penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati
langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan.Pengamatan secara
lansung yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan di lokasi tempat
penelitian yakni terhadap masyarakat di Desa Palasa lambori, dan proses
pelaksanaan program kerja LPMD ditengah-tengah masyarakat.
b. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara lansung dengan
para pemerintah desa, tokoh-toh masyarakat dan masyarakat setempat yang
berada di desa Palasa Lambori yang dianggap dapat memberikan informasi
15
Arikunto,S. (2000:76). Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
7
atau data yang diperlukan oleh peneliti. Wawancara terbagi atas wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur.
c. Daftar pertanyaaan (Kuesioner),
Yaitupeneliti
membuat
daftar
pertanyaan
yang
kemudiandisebarkan/diberikan kepada masing-masing responden yang telah
ditetapkan oleh peneliti sebagai sampel mewakili populasi yang ada di desa
Palasa Lambori, sehingga diharapkan data semakin banyak dan beragam.
d. Dokumentasi
5. Teknik Analaisis Data
Berdasarkan jenis data yang telah diperoleh pada kuantitatif maka teknik
pengalolaan data atau analisis data yang dipergunakan adalah data kuantitatif,
yaitu dengan mengelolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk
mempersentasekan hasil perolehan data tersebut kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik dekriptif dan presentasi.
P = x 100%
Keterangan:
P
: Persentase
F
: Frekuensi
N
: Jumlah sampel yang diambil
Analisis data wawancara akan disajikan setelah dilakukannya pereduksian
data, penjaian data, dan selanjutnya menarik kesimpulan/verifikasi data.
a. Reduksi
data
sebagai
proses
pemilihan
pemutusan
perhatianpada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, mengologkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa
sehingga kasimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverfikasi.
8
b.
Penyajian data, sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
c.
Menarik kesimpulan/verfikasi, penarikan kesimpulan hanyalah sebagian
dari suatu kegiatan dan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin
sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran, suatu tinjauan
ulang pada catatan lapangan atau juga upaya-upaya yang luas untuk
menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembangunan desa akan dikatakan baik jika sebuah pembangunan yang
dilaksanakan telah melewati proses desain yang sangat matang dari setiap lapisan
masyarakat yang ada di desa. Maka partisipasi masyarakat dalam tahap-tahap
pembangunan di desa untuk mewujudkan sebuah pembangunan yang mampu
menjawab permasalahan yang dirasakan
sangatlah dibutuhkan agar anggaran
yang diturunkan oleh pemerintah benar-benar tepat sasaran, Ridwan Lanadji
selaku Kepala Desa Palasa lambori
mengatakan “Pembangunan desa dan
partisipasi masyarakat tidak bisa dipisahkan dalam proses pembangunan di desa,
karena konsep pemberdayaan masyarakat berakar pada keterlibatan masyarakat
pada perencanaan
hingga pelaksanaan pembangunan. sehingga pembangunan
yang baik adalah pembangunan yang mampu melibatkan masyarakat untuk
mengerjakan pembangunan itu sendiri”.Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh
Conyers (1991: 154-155)16 sebagai berikut: pertama, partisipasi masyarakat
merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan,
dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan
serta proyek-proyek akan gagal; kedua, bahwa masyarakat akan lebih
mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam
proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui
16
Conyers, Diana. (1991). Perencanaan Sosial di Dunia ketiga. Yogyakarta: UGM Press.
9
seluk-beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek
tersebut; ketiga,bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan
dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri.
Bertolak pada prinsip pembangunan tesebut, maka mencoba mendalami
sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat Desa Palasa Lambori dalam
prosesperencanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa. Dari
68 responden terdapat 37 atau 55% memberikan bertanggapan, bahwa masyarakat
Palasa Lambori kadang-kadang ikut dalam proses perencanaan pembangunan
desa yang dilaksanakan oleh Pemerintah Palasa Lambori. Selanjutnya 18 atau
26% masyarakat bertanggapan tidak pernah terlibat dalam proses perencanaan
pembangunan yang dilaksanakan di Desa Lambori. Dari tanggapan responden
tersebut menunjukan bahwa tingkat partispasi masyarakat dalam proses
perencanaan pembangunan di Desa Palasa Lambori masih sangat rendah
Arianto Ketua BPD Palasa Lambori dalam statusnya sebagai Informan
memberikan
penjelasan,
keterlibatan
masyarakat
dalam
perencanaan
pembangunan di Desa Palasa Lambori belum maksimal, dikarenakan tingkat
pemahaman
masyarakat
masih
rendah
dalam
memahami
pentingnya
keterlibatannya dalam pembangunan di desa utamanya dalam rapat perencanaan
pembangunan, terkadang lebih banyak memilih untuk bekerja sendiri-sendiri. itu
dapat dilihat ketika masyarakat diundang untuk melakukan rapat membicarakan
mengenai perencanaan pembangunan di desa sebagian besar masyarakat tidak
hadir dan bahkan memilih pergi ke kebun. Dan yang menjadi perhatian hasil-hasil
perancanaan pembangunan belum mampu menunjukan pemberdayaan bagi
masyarakat.
Penyebabrendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam prosesperencanaan
pembangunan menurut Asgar selaku tokoh masyarakat di dusun V dan juga
selaku Informan mengatakan tingkat partisipasi masyarakat Desa Palasa Lambori
yang masih sangat rendah khusunya pada perencanaan pembangunan, diakibatkan
karena kekecewaan masyarakat yang sangat dalam, dimana hampir setiap yang
mereka usulkan dalam rapat perencanaan/musrembang-des tidak pernah
direalisasikan atau terkaver dalam Proker Pemerintah di Desa Lamborisementara
10
permintaan
itu
sangat
dibutuhkan
oleh
masyarakat.Membuat
partispasi
masyarakat rendah dikarenakan sebagian pelaksanaan pembangunan di desa
dialihkan ke Pihak swasta untuk dikerjakan sehinngga masyarakat hanya menjadi
penerima aktif hasil pembangunan. Selain itu minimnya pendekatan dan perhatian
pemerintah desa dalam memberikan bimbingan ataupun pengarahan serta
motivasi terhadap masyarakat, membuat masyarakat apatis terhadap segala hal
yang dilakukan di desa.
Berdasarkan observasi Terkadang yang datang menghadiri undangan rapat
perencanaan/penggagasanterkait pembangunan di desadi dominasi oleh tokohtokoh masyarakat yang umurnya 40-50 Tahun, bahkan saat rapat penggagagsan
yang dilaksanakan yang lebih proaktif memberikan saran ataupun masukanmasukan terkait hal-hal yang perlu dibangun di desa, hanyalah masyarakat
pendatang yang telah lama berdomisili di Desa Lambori.Sementara warga asli
serta karang taruna tidak terlihat antusiasnya terhadap rapat penggagasan yang
dilaksanakan oleh pemerintah desa. Bahkan paradigma yang berkembang di
dalam masyarakat mereka yang ikut pada rapat tesebut adalah perwakilan dari
suara yang lainnya dan selebihnya tinggal mengikuti saja. Sementara yang
menjadi bahan pertimbanganya ialah apakah orang-orang yang di tokohkan
tersebut mempunyai kemampuan dalam menciptakan perencanaan pembangunan
yang benar-benar berakar dari kebutuhan masyarakat setempat yang nantinya
mampu menciptakan pertumbuhan pendapatan bagi masyarakat kedepannya.
Selain keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa, tidak
kalah
pentingnya
juga
keterlibatan
masyarakat
di
dalam
proses
pelaksanaan/pengerjaan program pembangunan yang telah direncanakan. Hal itu
dilakukan agar pembangunan yang dilaksanakan di desa mampu memberdayakan
dan sekaligus dapat menciptakan iklim pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat.
Berdasrkan hal itu maka dilakukan pendalaman melalui penelitian sejauh mana
tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan di Desa
Palasa Lambori 42 atau 61% dari 68 jumlah responden bertanggapan bahwa
mereka
kadang-kadang
terlibat
dilaksanakan oleh pemerintah desa.
dalam
pelaksanaan
pembangunan
yang
11
Terkait tingkat partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan program
pembangunan di Desa Lambori Yanto Abas memberikan penjelasan“Bentuk dari
Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di desa Lambori dalam
pelaksanaan program pembangunan lebih besar berbentuk tenaga dan itupun
karena didasari oleh upah/gaji harian, sebab mereka sebagai buruh dalam
pelaksanaan pembangunan tersebut.Namun bila berbicara atas kesadaran karena
program tersebut guna kebaikan mereka kedepannya, hal itu belum terlihat pada
masyarakat Palasa Lambori. selain itu juga sumbansi masyarakat dalam proses
pembangunan di desa kadang berbentuk harta benda seperti tanah yang di hibakan
oleh pemiliknya untuk di bangunkan program pembangunan dan diberikan secara
cuma-cuma.
Membuktikan partisipasi masyarakat dalam menggagas pembangunan sangat
dibutuhkan. Penulis melakukan peninjauan lansung ketempat-tempat yang sudah
diaplikasikannya program pembangunan yang hampir semua berbentuk fisik.
Misalnya:(1) pembangunan Taman Pengajian Anak (TPA) di Dusun I, kondisi
muridnya terbilang sedikit dan guru tetapnya tidak ada,akibatnya bangunannya
seperti tidak terpelihara, (2) pembngunan Rabat Jalan program PPIP di Dusun I
yang dikerjakan oleh pihak swasta pemeliharaannya juga belum maksimal oleh
masyarkat, (3) pembangunan drainase dibeberapa dusun yang kesemuanya itu
menurut peneliti berdasarkan observasi kiranya perlu diadakan peninjauan,
penggasan lebih mendalam, akurat serta pertimbangan yang matang oleh
pemerintah desa khususnya LPMD dalam hal inisebagai lembaga yang
bertanggungjawab terhadap proses pembangunan di desa.
Penelitian menunjukan bahwa mengakibatkan rendahnya tingkat partisipasi
masyarakat dipengaruhi oleh:(1) faktor internal, kurangnya kesadaran masyarakat yang
ada di desa tersebut disebabkan oleh rendahnya pendidikan masyarakat, tingkat
kemiskinan yang masih tinggih terdapat pada masyarakat setempat (2). Kemudianfaktor
eksternal, yakni kurangnya perhatian Pemerintah Desa dan pengurus LPMD selaku
lembaga
penggerak
partisipasi
masyarakat
dalam
memantau
perkembangan
masyarakatnya, masyarakat, dan masyarakat setempat selalu mengharapkan bantuan dari
pemerintah namun bantuan itu tidak dimanfaatkan sebagai perbaikan tingkat kehidupan.
12
Pengurus LPMD yang diharapkan sebagai lembaga penggerak roda
pembangunan yang mampu meningkatkan semnagat partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan di desa, berdasarkan hasil penelitian 87% dari 68 jumlah
responden bertanggapan Pengurus LPMD Palasa Lambori tidak pernah
mengarahkan
masyarakat
untuk
ikut
serta
dalam
proses
pembangunan di desa. lebih konferhensipnya data penelitian
perencanaan
maka penulis
meminta tanggapan Dino selaku Kepala Dusun I, tentang peranan Pengurus
LPMD dalam mengarahkan masyarakat untuk ikut serta dalam proses
pembangunan di Desa Lambori ia mengatakan “Selama ini setahu saya Pengurus
LPMD tidak parnah datang ke dusun-dusun memberikan bimbingan ataupun
mengarahkan masyarakat,sehinggamasyarakat selalu antusias terhadap undanganundangan rapat dalam penggalian gagasan pembangunan desa. Selaku Kepala
Dusun saya sangat membutuhkan masukan serta bimbingan dari pengurus LPMD
karena mereka merupakan orang-orang yang bertugas mengawal pembangunan di
desa”.
Selain
peranan
Pengurus
LPMD
mengarahkan
masyarakat
untuk
berpartisipasi dalam perencanaan maupun pelaksanaan program pembangunan di
desa, pengurus LPMD juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya,
yakni mampu mensosialisasikan program-program kerjah pemerintah desa yang
telah disetujui bersama. Ini dilakukan agar masyarakat termotivasi dan lebih
mengetahui program pembangunan yang akan dikerjakan serta tujuan/sasaran dari
pembangunan
tersebut
tersamapaikan
dengan
matang
di
tengah-tengah
masyarakat. Berdasarkan penelitian LPMD Palasa Lambori tidak pernah
mensosialisasikan program-program pembangunan yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah desa terlihat 93% dari 68 jumlah responden memberi tanggapan
LPMD Palasa Lambori tidak pernah mesosialisasikan program-program
pembangunan yang akan dilaksanakan di Desa Palasa Lambori.
Tingkat partisipasi masyarakat merupakan akar keberhasilan sebuah
pembangunan di desa karena ketika masyarakat diberikan ruang dan terlibat
dalam menentukan arah pembangunan otomatis yang tergambar dipermukaan saat
perencanaan dilakukan adalah kendala atau permasalahan masyarakat terkait
13
dengan kebutuhannya. Tentunya keberadaan Pengurus LPMD Palasa Lambori
diharapkan mampu memberikan efek dalam menggerakan masyarakat untuk
terlibat dalam setiap proses pembangunan di desa agar pembangunan yang di
lakukan benar-benar menyentuh kepentingan masyarakat setempat. Sementara
69% Responden dari 68 jumlah responden yang ditetapkan memberi tanggapan
bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan di Desa Palasa Lambori belum
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Interview yang dilakukan kepada beberapa orang informan yang diwakili
oleh 3 orang Kepala Dusun yakni Kepala dusun I,II, dan tokoh masyarakat dusun
IV.ke 3 orang informan memberikan penjelasan sebagai berikut “Yang kami
ketahui bahwa perencanaan pembangunan selama ini lahir dari Kepala Desa dan
kami Kepala-kepaala Dusun yang mengadakan rapat mengumpulkan masyarakat
untuk membicarakan mengenai hal apa saja terkait kebutuhan-kebutuhan
masyarakat disetiap dusun sebelum musrembang desa dilaksanakan. Sementara
yang sebenarnya mempunyai tanggung jawab merancang dan menggerakan
sifatnya dari bawah adalah pengurus LPMD belum terlihat selama ini”.
Peranan LPMD Palasa Lambori yang belum maksimal dalam menjalankan
tupoksinya guna menciptakan semangat partisipasi masyarakat untuk ikut serta
dalam segala proses pembanguna di desa, Darjan selaku Ketua LPMD
memberikan penjelasana “Peranan yang belum maksimal ditunjukan oleh
pengurus LPMD, dikarenakan pengurus LPMD tidak mengetahui apa sebenarnya
tupoksinya, Sehingga mereka tidak mengetahui apa yang sebenarnya yang harus
dilakukan/dikerjakan sebagai pengurus LPMD di dalam desa. Dan Minimnya
insentif yang diberikan sementara kebutuhan keluarga para pengurus LPMD itu
besar, sementara disisi lain membuat pengurus LPMD tidak bergerak dan hanya
dianggap simbol dikarenakan rendahnya koordinasi antara lembaga-lembaga desa
yang ada, dan Kepala Desa juga jarang mensosialisasikan kepada masyarakat desa
tentang manfaat serta kedudukan LPMD bagi masyarakat. Sehingga jika
mendengar kata LPMD mereka bingung dan bertanya apa itu LPMD karena tidak
adanya penekanan fungsi LPMD oleh Kepala Desa kepada masyarakat tentang
kegunaan dan kedudukan pengurus LPMD oleh Kepala Desa”.
14
Selanjutnya ia menambahkan dalam wawancara bersama penulis terkait
rendahnya pengetahuan mereka terhadap tupoksinya dikarenakan minimnya
perhatian Pemerintah Daerah untuk melakukan pembinaan terhadapat Lembagalembaga Desa khususnya LPMD, “Pemerintah daerah selama ini tidak pernah
turun lansung melakukan pembinanan atau mensosialisasikan tentang pentingnya
kedudukan LPMD di desa, sementara harapanya dengan adanya pembinaan
tersebut membuat para pengurus dapat mengetahui perenanya dan sekaligus
pemerintah juga dapat mengetahui apa yang menjadi kendala yang dihadapi oleh
para pengurus LPMD di lapangan. Selain itu, ia mengatakan dalam pemeberian
sosialisasi harus dihadirkan dalam satu tempat yakni Kepala Desa, BPD, dan
LPMD, agar masing-masing elemen itu tau dimana pernannyadan batasanya.
Sehingga tidak terjadi tumapng tindih antara Kepala Desa, BPD, dan LPMD
disaat menjalankan fungsinya masing-masing”.
Upayayang
harus
dilakukan
guna
terciptanya
semangat
partisipasi
masyarakat di dalam proses pembangunan di desa yakni: (1) Motivasi serta
pendekatan yang kuat harus ditunjukan oleh pemerintah desa, sehingga tercipata
kesadaran masyarakat terhadap keterlibatnya dalam setiap proses pembangunan di
desa, sementara kondisi itu bisa diwujudkan jika orang-orang yang berkecimpung
dalam lembaga desa memiliki sifat kepemimpinan yang mengerti dengan
tupoksinya (2). Guna meningkatkan partisipasi masyarakat maka komunikasi
yang intens atau koordianasi yang kuat antara Lembaga-lembaga Desa harus
maksimal ditunjukan. Baik pada tataran Kepala Desa, BPD, LPMD hingga pada
Karang Tarunanya harus salaing bekerja sama guna menciptakan kondisi
masyarakat yang partisipatif dalam setiap kegiatan pembanguan di desa, (3)
Peneliti melihat minimnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di
desa karena kurangnya pertemuan atau rapat yang dilakukan pemerintah desa
bersama masyarakat. Sehingga guna menciptakan komunikasi yang baik di anatar
keduanya LPMD selaku lembaga penggerak roda pembangunan harus tampil
menjadi pasilitator mepertemukan pemerintah desa dengan masyarakat baik pada
tingkat dusun maupun pada tingkat desa.sehingga masyarakat tau kebijakan
pembangunan yang dialkukan oleh pemerintah desa. (4). Perlunya penjelasan
15
yang akurat dan bertanggung jawab dari pemerintah desa terkait dengan tidak
diaplikasikannya
usulan-usulan
masyarakat
desa
sehingga
tidak
terjadi
miskomunikasi antara masyarakat dan Pemerintah Desa, karena hal itulah yang
menjadi pemicuh partisipasi masyarakat rendah dalam proses pembangunan. (5)
Pemabngunan desa harus diakomodir masyarakat, dan tidak melibatkan pihak
swasta sepenuhnya, biarkan masyarakat yang mengelolah dan mengerjakan
pembangunan tersebut, sehingga swadaya akan nampak didalamnya. hal itu
dilakukan agar anggaran pemerintah yang turun tersebut benar-benar dapat
memberdayakan masyarakat yang ada disekitar program tersebut dan secara tidak
langsung
masyarakat
akan
merasa
memiliki
terhadap
segala
program
pembangunan yang dikerjakan pemerintah desa. (6) Perlu adanya perhatian
khusus ditunjukan oleh Pemerintah kecamatan serta Pemerintah Kabupaten dalam
mengevaluasi peranan ataupun kinerja Lembag-lembaga desa khusunya LPMD.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
1.Kesimpulan
a. Peranan Pengurus LPMD dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
belum maksimal, hal ini dapat dibuktikan pada hasil wawancara dengan
para informan, bahwa masyarakat kurang memberikan partisipasi baik ideide, materi, maupun tenaga, dikarenakan masyarakat tidak semuanya
dilibatkan dalam perumusan program pembangunan, pelaksanaan program
pembangunan yang tidak menjadi kebutuhan masyarakat, sehingga
masyarakat enggan untuk berpartisipasi.
b. Peranan Pengurus LPMD dalam mengarahkan masyarakat desa, baik itu
generasi muda, kelompok tani, kelompok kesehatan desa, ataupun elemen
masyarakat lainnya, dirasa kurang maksimal, hal ini disebabkan Pengurus
LPMD Palasa Lambori beradasarkan penelitian tidak pernah turun
langsung bertemu dengan warganya, dan seringkali Pengurus LPMD
terkesan acuh tak acuh, terhadap permasalahan pembangunan yang ada di
lapangan.
16
c. Koordianasi antara Pengurus LPMD, Kepala Desa dan BPD Palasa
Lambori tidak berjalan baik, kondisi itulah yang mengakibatkan para
pengurus LPMD Palasa Lambori merasa tidak difungsikan dalam kegiatan
pembangunan di desa, dan hal itu juga dipengaruhi oleh rendahhya
pemahaman pengurus LPMD Palasa Lambori terhadap Tupoksinya,
karena tidak adanya pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Parigi Moutong yang mengakibatkan Inisiatif Pembangunan di Desa tidak
bersumber
dari
pengurus
LPMD
sebagai
lembaga
penggerak
pembangunan melainkan hanya terdapat pada Kepala Desa beserta
kaurnya.
2. Saran
Pengurus LPMD seharusnya melibatkan seluruh masyarakat dalam perumusan
program pembangunan, serta melaksanakan program pembangunan desa sesuai
hasil kesepakatan bersama, agar program pembangunan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dan secara sendirinya masyarakat akan berpartisipasi aktif baik
materi maupun tenaga.
LPMD Palasa Lambori harus lebih peka menghadapi permasalahanpermasalahan yang terjadi di masyarakat dengan cara turun langsung menemui
masyarakat danN melalukan wawancara dengan masyarakat, Hukum Tua perlu
melakukan pembinaan kepada warganya.
Perlunya pelatihan-pelatihan bagi aparatur pemerintah desa khususnya
Pengurus LPMD selaku lembaga pemberdayaan masyarakat oleh Pemerintah
Kecamatan, maupun Pemerintah Kabupaten untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia Aparatur Desa.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto,S. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Nawawi, H. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gaja Mada
University Perss.
17
Rukminto,2003.Pemberdayaan,Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas.
Lembaga
Penerbit
Fakultas
Ekonomi
Univeritas
Indonesia;Jakarta
Supratikno. (1992). Pengembangan Desa Miskin dan Tebelakang. Majalah
Dedikasi Edissi april-juni.
Soetrisno. Lukaman. (1995). Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta
.Kanisius
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Undang-Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia No 6 Tahun 2014, Tentang Desa
Peraturan Daerah Parigi Moutong No 25 Tahun 2007 Tentang Lembaga
Kemasyarakatn Desa.
http://oloparulian.blogspot.co.id/2013/02/tujuan-dan-fungsipendidikan.html
http://kaltim.antaranews.com/berita/27255/kapasitas-lembaga-pemberdayaan-masyarakatperlu-ditingkatkan