2 petunjuk penyusunan dan penelaahan rka kl

PMK No:196/PMK.02/2015
Petunjuk
Penyusunan
dan
Penelaahan
RKA-K/L
dan
Pengesahan DIPA

1

PENYUSUNAN RKA-K/L

2

SIKLUS ANGGARAN

3

PAGU INDIKATIF


Pagu Indik atif
Presiden


Arah kebijakan dan
Prioritas Anggaran

Kemenkeu

K/L
Memutakhirkan angka dasar
berdasarkan:
• Kebijakan tahun berjalan
• Evaluasi kinerja tahun sebelumnya
• Proyeksi asumsi dasar ekonomi
makro
Menysun Inisiatif Baru

KOORDINASI


1.

Mengevaluasi pelaksanaan Program
dan Kegiatan yang sedang berjalan;

2.

Mengkaji usulan Inisiatif Baru;

3.

Penyesuaian baseline;

4.

Memperhatikan kapasitas fiskal.

Bappenas

Pagu Indikatif


4

PAGU ANGGARAN

Pagu Anggar an
Kementerian
Keuangan

K/L

Bappenas

Trilateral Meeting:

Koordinasi terkait pencapaian prioritas pembangunan dalam
RKP

Menjaga konsistensi kebiajkan dalam dokumen perencanaan
dan pengangganran


Komitmen bersama atas penyempurnaan terhadap rancangan
awal RKP

1

2

Renja
3

6

Pagu
Indikatif

RKP
4

Menyempurnakan

rancangan awal RKP

Penyusunan rincian pagu
sebagai bahan
pembicaraan pendahuluan
R APBN

Pagu
Anggaran

RKA-K/L

Presiden/Pemerintah

5

Penyesuaian
Angka dasar

Pagu

Anggaran

5

ALOKASI ANGGARAN
Alokasi anggaran
K/L

DPR

Kementerian Keuangan

Pembahasan RKA-K/L Pagu anggaran dalam
rangka RUU APBN termasuk penambahan
Inisiatif Baru dan Kontrak Tahun Jamak

RKA-K/L Alokasi
Anggaran

Disusun berdasarkan

1.
Pagu Alokasi K/L
2.
RKP dan Renja K/L
3.
Kesepakatan K/L dan
DPR
4.
Standar Biaya




Penelaahan RKA-K/L:
Kelayakan Anggaran
Konsistensi sasaran
kinerja dengan RKP

Himpunan RKA-K/L


Digunakan sebagai:
1.
Bahan lampiran
Perpres Rincian APBN
2.
Bahan Penyusunan
DIPA

6

KEWAJIBAN MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA
1) Dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L)
yang dipimpinnya.

2) Selain menyusun RKA-K/L atas Bagian Anggaran Kementerian
Keuangan (BA 015), Menteri Keuangan menyusun RKA-K/L untuk
Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA 999) yang
selanjutnya disebut Rencana Dana Pengeluaran-Bendahara Umum

Negara (RDP-BUN).
3) Menteri/Pimpinan Lembaga bertanggung jawab secara formal dan
material atas RKA-K/L Kementerian/ Lembaga yang dipimpinnya
sesuai dengan kewenangannya.
4) Menteri/Pimpinan Lembaga menyampaikan RKA-K/L kepada
Menteri Keuangan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
7

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Dalam menyusun RKA-K/L harus memperhatikan:
a. Pendekatan sistem penganggaran terdiri atas:
i. kerangka pengeluaran jangka menengah;
ii. penganggaran terpadu; dan
iii. penganggaran berbasis kinerja.
b. Klasifikasi anggaran terdiri atas:
i. klasifikasi organisasi;
ii. klasifikasi fungsi; dan
iii. klasifikasi jenis belanja(ekonomi).

c. Instrumen RKA-K/L terdiri atas:

i. indikator kinerja;
ii. standar biaya; dan
iii. evaluasi kinerja.

8

DASAR PENYUSUNAN RKA-K/L

a. Pagu Anggaran/Alokasi Anggaran/Pagu Perubahan APBN,
b. Rencana Kerja K/L,
c. Rencana Kerja Pemerintah hasil kesepakatan Pemerintah
dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN,
d. Hasil Kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam
pembahasan RUU APBN atau RUU RAPBN Perubahan,
e. Standar Biaya, dan
f. Kebijakan pemerintah lainnya.

9

KATEGORI PENGALOKASIAN DANA DLM RKA-K/L


a. Angka Dasar (baseline)
Alokasi anggaran yang ada pada tahun berjalan, dan
berlanjut pada tahun yang direncanakan dengan target
sama.
b. Inisiatif Baru (new initiative).
Alokasi anggaran untuk :
• Program, outcome, kegiatan dan output baru.
• Penambahan volume target,
• Percepatan pencapaian target.

10

PENUANGAN ANGKA DASAR (BASELINE)

Penuangan alokasi angka dasar berdasarkan hasil reviu angka
dasar yaitu angka prakiraan maju tahun yang direncanakan
yang telah melalui:
1. Penyesuaian anggaran terhadap parameter: (1) Ekonomi,
antara lain penyesuaian terhadap inflasi, kurs; dan (2) nonekonomi, seperti perubahan SBM dan SBK;
2. Perubahan target tanpa mengubah anggaran yang telah
ditetapkan (untuk target program dan kegiatan nonprioritas);
3. Penambahan target yang disebabkan tidak tercapainya
target tahun sebelumnya, sehingga target tahun ini
ditambahkan, tapi total pagu anggaran unit kerja tidak
berubah, seperti Lanjutan (carried over) target yang tidak
tercapai pada tahun sebelumnya.
11

PENUANGAN INISIATIF BARU (NEW INITIATIVE)

1. Alokasi anggaran Inisiatif baru berdasarkan proposal
anggaran Inisiatif baru yang akan dilakukan pada tahun
yang direncanakan yang telah disetujui oleh Kementerian
Keuangan
dan
Kementerian
Perencanaan
pada
pembahasan inisiatif baru;
2. Dalam RKA-K/L untuk output kategori ini, K/L perlu:

• menetapkan Output bersifat berlanjut/berhenti;
• menetapkan Komponen bersifat berlanjut/berhenti;
• menetapkan Komponen utama/pendukung.

12

PERSIAPAN PENYUSUNAN RKA-K/L

13

PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENYUSUNAN RKA-K/L
Unit Eselon I

Satker

a. Meneliti dan memastikan pagu anggaran per
progam per jenis belanja berdasarkan Pagu
Anggaran K/L;
b. Menetapkan sasaran kinerja untuk masing-masing
Satker mengacu pada Dokumen RKP dan Renja
K/L tahun berkenaan:
1) volume keluaran (output) kegiatan dalam
kerangka Angka Dasar;
2) volume keluaran (output) kegiatan dalam
kerangka Inisiatif Baru.
c. Menetapkan alokasi anggaran masing-masing
Satker untuk:
1) alokasi anggaran dalam kerangka Angka Dasar;
2) alokasi anggaran dalam kerangka Inisiatif Baru.
d. Menyiapkan Daftar Pagu Rincian per Satker yang
berfungsi sebagai batas tertinggi pagu satker.
e. Menyusun dokumen pendukung (a.l; TOR, RAB
dan GBS);
f. Mengumpulkan dan menyatukan dokumen
pendukung teknis dari satker (a.l: RBA BLU,
perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/
renovasi bangunan gedung negara atau yang
sejenis, data dukung teknis lainnya, dsb).

a. Menyiapkan dokumen baik sebagai acuan maupun
sebagai dasar pencantuman sasaran kinerja
kegiatan dan alokasi anggarannya pada tingkat
output kegiatan dalam RKA Satker, meliputi:
1) informasi kinerja yang terbagi dalam alokasi
anggaran jenis angka dasar dan inisiatif baru;
2) peraturan perundangan mengenai struktur
organisasi K/L dan tusi-nya;
3) dokumen Renja K/L dan RKP tahun berkenaan;
4) petunjuk penyusunan RKA-K/L; dan
5) Standar Biaya tahun tahun yang direncanakan.
b. Meneliti dan memastikan kesesuaian dengan
kebijakan unit eselon I dalam hal:
1) Besaran alokasi anggaran Satker;
2) Besaran Angka Dasar dan/atau Inisiatif Baru
c. Menyusun KK Satker dan RKA Satker serta
menyimpan datanya dalam ADK;
d. Menyusun dokumen pendukung, seperti: KAK/TOR,
RAB, GBS, dan khusus satker BLU dokumen RBA
BLU;
e. Menyampaikan dokumen pendukung teknis.

14

MEKANISME PENYUSUNAN
BERDASARKAN PAGU ANGGARAN

K/L :
RKA-K/L
Eselon I :
RKA Eselon I
Satker :
KK Satker,
RKA Satker,
Dok. Pendukung
15

MEKANISME PENYUSUNAN
BERDASARKAN PAGU ANGGARAN
Tingkat Satker :
a. Penyusunan anggaran belanja dengan Menuangkan alokasi Angka
Dasar dan Anggaran Inisiatif Baru;
b. Penyusunan anggaran pendapatan dengan menuangkan target
pendapatan setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Satker dan
menuangkan angka prakiraan maju setiap kegiatan dan setiap
jenis penerimaan (PNBP dan/atau penerimaan fungsional);
c. Menyampaikan/melengkapi data dukung RKA-K/L;
d. Menyampaikan KK RKA-K/L yang telah ditandatangani KPA
berserta data pendukung terkait kepada Unit Eselon I.

16

MEKANISME PENYUSUNAN
BERDASARKAN PAGU ANGGARAN
Tingkat Eselon I :
a. Menghimpun/kompilasi KK RKA-K/L dalam lingkup Unit Eselon I berkenaan;
b. Menyusun RKA-K/L Unit Eselon I berdasarkan KK RKA-K/L;
c. Memvalidasi kinerja dan anggaran program yang menjadi tanggung jawab unit
Eselon I berkenaan dengan total pagu anggaran, sumber dana dan sasaran kinerja
(jenis barang/jasa dan volume output);
d. Meneliti dan menyaring relevansi Komponen dengan Output kegiatan pada
masing-masing KK RKA-K/L;
e. Apabila terdapat ketidaksesuaian, Unit Eselon I melakukan koordinasi dengan
Satker untuk perbaikan pada KK RKA-K/L;
f. Mengisi informasi pada bagian L. formulir 2 RKA-K/L, tentang Strategi Pencapaian
Hasil;
g. Mengisi Bagian I, Formulir 3 RKA-K/L tentang Operasionalisasi Kegiatan;
h. RKA-K/L Unit Eselon I ditandatangani oleh Pejabat Eselon I atau setingkat Eselon
I, selaku KPA sebagai penanggungjawab Program;
i. Menyampaikan RKA-K/L Unit Eselon I dan data dukung kepada K/L.
17

MEKANISME PENYUSUNAN
BERDASARKAN PAGU ANGGARAN
Tingkat K/L :
a. Menghimpun/kompilasi RKA-K/L Unit Eselon I dalam lingkup K/L;
b. Menyusun RKA-K/L secara utuh untuk lingkup K/L berdasarkan RKA-K/L Unit
Eselon I;
c. Memvalidasi alokasi anggaran K/L meliputi: total pagu anggaran; sumber dana
dan sasaran kinerja;
d. Apabila terdapat ketidaksesuaian atas alokasi anggaran K/L sebagaimana butir c,
K/L melakukan koordinasi dengan Unit Eselon I untuk perbaikan pada RKA-K/L
Unit Eselon I berkenaan;
e. Mengisi informasi pada Bagian J, Formulir 1 RKA-K/L, tentang Strategi Pencapaian
Sasaran Strategis;
f. RKA-K/L diteliti kembali kesesuaiannya dengan Pagu Anggaran K/L;
g. Menyampaikan RKA-K/L beserta dokemen penelaahan terkait kepada
Kementerian Keuangan c.q. Ditjen Anggaran dan Kementeriaan Perencanaan.

18

PENYUSUNAN RKA-K/L … / )
2

1

Satker
• Menyusun Kertas Kerja
Satker (KK Satker);
• Menyusun RKA-Satker; dan
• Menyusun dan melengkapi
data/dokumen dukung.
KK Satker, RKA Satker & data dukung

4

APIP K/L
Reviu RKA-K/L difokuskan pada:
1. Kelayakan Anggaran utk
menghasilkan sebuah
Keluaran;
2. kepatuhan dlm penerapan
kaidah-kaidah perencanaan;
3. kelengkapan dokumen
pendukung RKA-K/L;
4. rincian anggaran yang
digunakan untuk mendanai
inisiatif baru dan/atau
rincian anggaran angka dasar
yg mengalami perubahan pd
level komponen.

Eselon I
• Menghimpun KK Satker & RKA Satker dalam lingkup unit
eselon I berkenaan;
• Me-restore ADK yg disampaikan satker dalam aplikasi RKAK/L DIPA;
• Memvalidasi kinerja & anggaran program;
• Meneliti & menyaring relevansi komponen dengan output;
• Mengisi informasi pada formulir 2 dan formulir 3 RKA-K/L;
• Mencetak RKA-K/L unit eselon I (formulir 2 dan 3);
• Menyampaikan RKA-K/L unit eselon I beserta data dukung
kepada Biro Perencanaan/Unit Perencanaan K/L untuk
diteliti dan APIP K/L untuk direviu.
Surat Pengantar Eselon I, Daftar Rincian Pagu Anggaran Per
Satker, RKA-K/L Eselon I, RKA Satker, KK Satker, TOR/RAB
beserta data/dokumen pendukung.

3

Unit Perencanaan K/L
1. Melakukan penelitian RKA-K/L
• konsistensi pencantuman sasaran Kinerja meliputi volume Keluaran dan
indikator Kinerja kegiatan dalam RKA-K/L sesuai dengan sasaran Kinerja
dalam Renja K/L & RKP;
• kesesuaian total pagu dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L;
• kesesuaian sumber dana dalam RKA-K/L dengan sumber dana yang
ditetapkan dalam Pagu Anggaran K/L;
• kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN pada level Keluaran; dan
• kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L
2. Menghimpun RKA-K/L unit eselon I & dokumen penelaahan lainnya;
3. Menyampaikan RKA-K/L beserta dokumen penelaahan lainnya kepada DJA
dan Bappenas untuk ditelaah. Surat Pengantar RKA-K/L, RKA-K/L Es. I, Daftar
rincian Pagu Anggaran Per Satker, RKA Satker, ADK
RKA-K/L.

19

PENYUSUNAN RKA-K/L … / )

2
1

Eselon I
Satker

• Login aplikasi RKA-K/L DIPA;
• Mengidentifikasi & meneliti perubahan
belanja sesuai dgn alokasi anggaran;
• Melakukan penyesuaian pd KK Satker &
RKA Satker sesuai dgn alokasi anggaran
(jika berubah);
• Mencetak & Menyampaikan KK Satker &
RKA Satker beserta data dukung kpd es. I.
KK Satker, RKA Satker & Data Dukung

• Menghimpun KK Satker dan RKA Satker dalam lingkup
unit eselon I berkenaan yang telah disesuaikan;
• Menyesuaikan RKA-K/L unit Eselon I berdasarkan KK
Satker & RKA Satker melalui aplikasi RKA-K/L-DIPA;
• Memvalidasi kinerja dan anggaran program;
• Meneliti & menyaring relevansi komponen dgn output;
• Menyampaikan RKA-K/L unit eselon I beserta data
dukung kepada Biro Perencanaan dan APIP K/L untuk
diteliti.
Surat Pengantar Eselon I, Daftar Rincian Pagu Anggaran Per
Satker, RKA-k/L Eselon I, RKA Satker, KK Satker, TOR/RAB
beserta data/dokumen pendukung.

4

3

APIP K/L

Unit Perencanaan K/L

Reviu RKA-K/L difokuskan pada:
1. Kelayakan Anggaran utk menghasilkan
sebuah Keluaran;
2. kepatuhan dlm penerapan kaidah-kaidah
perencanaan;
3. kelengkapan dokumen pendukung RKAK/L;
4. rincian anggaran yg digunakan utk
mendanai inisiatif baru dan/atau rincian
anggaran angka dasar yg mengalami
perubahan pd level komponen.

1. Meneliti RKA-K/L & dokumen pendukung
yang mengalami perubahan/penyesuaian.
2. Menghimpun RKA-K/L unit eselon I dan
dokumen pendukung lainnya;
3. Menyampaikan RKA-K/L beserta dokumen
penelaahan lainnya kepada Komisi terkait
DPR untuk mendapat persetujuan.
Surat Pengantar RKA-K/L, Persetujuan RKA-K/L
oleh DPR, RKA-K/L Eselon I, Daftar rincian Alokasi
Anggaran Per Satker, RKA Satker, ADK RKA-K/L.

20

FORMAT-FORMAT DALAM PENYUSUNAN RKA-K/L (1/3)
Terdiri atas:

RKA-K/L

RKA Satker

KK Satker

 Formulir 1 – Rencana Pencapaian Strategis Pada Kementerian
Negara/Lembaga TA direncanakan (ditandatangani oleh
Menteri/ Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran);
 Formulir 2 – Rencana Pencapaian Hasil Unit Organisasi TA
direncanakan (ditandatangani oleh Eselon I/Penanggung
Jawab);
 Formulir 3 – Rincian Biaya Pencapaian Hasil Unit Organisasi
TA direncanakan (ditandatangani oleh Pejabat Eselon I)
Terdiri atas:
 Bagian A – Rencana Kinerja Satuan Kerja TA direncanakan;
 Bagian B – Rincian Belanja Satuan Kerja TA direncanakan (s.d
level Komponen);
 Bagian C – Target Pendapatan Satker TA direncanakan;
 Bagian D – Prakiraan Maju Belanja dan Target Pendapatan
Satuan Kerja Tahun Anggaran 20XX+1, 20XX+2, 20XX+3.

KK Satker merupakan Rincian Belanja Satuan Kerja Tahun
Anggaran Direncanakan sampai dengan level detil.
21

FORMAT-FORMAT DALAM PENYUSUNAN RKA-K/L (2/3)

KAK/TOR

 Kerangka Acuan Kerja/Term Of Reference (TOR)
digunakan untuk
menjelaskan perlunya output,
sasaran, waktu dan mekanisme pelaksanaan,
kebutuhan uang serta dampak output (angka dasar);
 KAK/TOR ditandatangani oleh Penanggungjawab
Kegiatan.

RAB

 Dokumen Rincian Anggaran Biaya (RAB) merupakan
dokumen pendukung KAK/TOR yang menjelaskan
besaran total biaya tiap komponen yang merupakan
tahapan pencapaian output kegiatan;
 RAB ditandatangani oleh Penanggungjawab Kegiatan.

GBS

 Gender/Gender Budget Statement (GBS), disusun
apabila output dimaksud dikategorikan sebagai output
yang Responsif Gender (ARG);
 GBS ditandatangani oleh Penanggungjawab Kegiatan.
22

FORMAT-FORMAT DALAM PENYUSUNAN RKA-K/L (3/3)

Daftar Pagu
Anggaran
Per Satker

 Merupakan daftar yang menunjukan alokasi anggaran
dari Eselon I kepada Satker-satker yang ada
dibawahnya;
 Daftar Pagu Anggaran Per Satker ditandatangani oleh
Eselon I K/L.

Persetujuan
RKA-K/L
oleh DPR

Persetujuan RKA-K/L oleh DPR merupakan persetujuan
oleh komisi terkait di DPR atas alokasi anggaran
menurut unit organisasi, dungsi, dan program.

Surat
Pengantar
RKA-K/L

 Surat Pengantar RKA-K/L ditandatangani oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga atau Pejabat Yang
Ditunjuk;
 Surat Pengatar RKA-K/L dilampiri RKA Satker, ADK
RKA-K/L DIPA dan Daftar Rincian Pagu Anggaran per
Satker/Eselon I.
23

PENYELESAIAN RKA-K/L
RKA-K/L diteliti kembali kesesuaiannya dengan pagu yang ditetapkan
serta tidak mengakibatkan:

 Pergeseran anggaran antar program;
 Jumlah alokasi dana pada masing-masing program harus sesuai
dengan SE tentang pagu anggaran;
 Pengurangan belanja operasional (kegiatan 001 dan 002); dan
 Perubahan

pagu

sumber

pendanaan/sumber

pembiayaan

(RM/PLN/HLN/PNBP).

24

PENGALOKASIAN DALAM RKA-K/L

Yang harus dialokasikan:
1.

2.
3.

4.
5.

6.

Kebutuhan mendasar Biaya operasional satker, seperti gaji dan
tunjangan (komponen 001) dan operasional perkantoran (komponen
002);
Kebutuhan dalam rangka memenuhi tugas dan fungsi satker;
Kebutuhan dana pendamping untuk kegiatan-kegiatan yang
anggarannya bersumber dari PHLN (Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
(apabila ada));
Kebutuhan untuk kegiatan lanjutan yang bersifat tahun jamak
(apabila ada);
Kebutuhan untuk mendukung pencapaian Program dan Kegiatan
prioritas pembangunan (nasional, bidang dan/atau daerah) yang
tercantum dalam RKP (apabila ada);
Kebutuhan Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan
program/kegiatan yang sesuai dengan peraturan perundangan
(apabila ada).
25

BELANJA OPERASIONAL..(1/2)
Belanja Operasional:
Komponen 001 (Belanja Pegawai), meliputi:
Gaji pokok, tunjangan yang melekat dengan gaji termasuk uang makan PNS (mengacu
pada GPP); Tunjangan kinerja (Remunerasi); Tambahan pegawai baru;
Lembur; Honor Non PNS; dan Tunjangan lain yg sah.

Komponen 002 (Belanja Barang Penyelenggaraan Satker), meliputi:
Belanja barang kebutuhan sehari-hari perkantoran; Belanja barang Operasional
kantor; Belanja langganan daya dan jasa; Belanja Sewa; Belanja pemeliharaan sarana
dan prasarana kantor; dan Belanja perjalanan dinas biasa/tetap.

Belanja Berkarakteristik Operasional:
Komponen 003 (Dukungan Operasional Pertahanan Dan Keamanan),
meliputi:
Belanja pegawai (tunjangan khusus); Belanja barang Operasional lainnya; Belanja
langganan daya dan jasa; Belanja pemeliharaan (gedung/alutsista); dan Belanja
perjalanan dinas biasa/tetap.

26

BELANJA OPERASIONAL..(2/2)

Komponen 004 (Dukugan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan), meliputi:
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)  di Kemdikbud dan Kemenag; Tunjangan
profesi guru/dosen Non PNS; Tunjangan kehormatan profesor Non PNS; Bantuan
Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BO PTN); dan Bantuan Operasional Pendidikan
Anak Usia Dini (BO PAUD).
Komponen 005 (Dukungan Penyelenggaraan Tusi Unit), meliputi:
Belanja barang pengadaan bahan makanan narapidana/tahanan; Belanja jasa
pelayanan dokter; Belanja barang pengadaan obat-obatan; Belanja barang pengadaan
bahan medis habis pakai; Belanja barang pengadaan bahan makanan pasien; Belanja
barang pengadaan bahan baku SIM; Belanja barang pengadaan buku Paspor; Belanja
barang pengadaan buku Nikah; Belanja barang emeliharaan kapal; Belanja barang
pemeliharaan jaringan transmisi; dan Belanja barang sejenis lainnya.

27

PENGALOKASIAN DALAM RKA-K/L

Yang dibatasi:

1. Penyelenggaraan rapat, (seperti: rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya),
peresmian kantor/proyek dan sejenisnya, dibatasi pada hal-hal yang sangat penting
dan dilakukan sesederhana mungkin.
2. Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjang untuk
pelaksanaan tugas dan fungsi satker, antara lain: mess, wisma, rumah dinas/rumah
jabatan, gedung pertemuan. Kecuali bersifat pelayanan umum seperti rumah sakit,
rumah tahanan, pos penjagaan dan gedung/bangunan khusus (laboratorium).
3. Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali:
• Kendaraan fungsional, seperti: Ambulan untuk RS, Cell wagon untuk rumah
tahanan, dan Kendaraan roda dua untuk petugas lapangan;
• Pengadaan kendaraan bermotor untuk Satker baru (setelah ditetapkan Menpan
RB), dilakukan secara bertahap sesuai dana yang tersedia;
• Penggantian kendaraan operasional yang rusak berat sehingga secara teknis tidak
dapat dimanfaatkan lagi, dan/atau tidak ekonomis (biaya pemeliharaan yang
tinggi). Pengganti kendaraannya harus sama jenis dan fungsinya;
• Kendaraan roda 4 dan atau roda 6 untuk antar jemput pegawai dapat dialokasikan
secara sangat selektif (asas efisiensi dan kepatutan).
4. Penggunaan barang produksi impor.
28

TEMATIK APBN DALAM RKA-K/L

a. Pencantuman tematik dilakukan pada level output oleh Eselon I;
b. Sebuah Output dapat terkait dengan lebih dari satu tematik;
c. Pengisian tematik melalui aplikasi tematik APBN, untuk RKA-K/L TA 2016 terdiri atas :
1. Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan MDG s ;
2. Pencapaian pendidikan dasar umum MDG s ;
3. Peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan atau A‘G MDG s ;
4. Penurunan angka kematian anak MDG s ;
5. Peningkatan kesehatan ibu MDG s ;
6. Pemberantasan HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya MDG s ;
7. Penjaminan kelestarian lingkungan hidup MDG s ;
8. Mengembangkan kerjasama global bagi pembangunan MDG s ;
9. Anggaran Infrastruktur;
10.Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST);
11.Anggaran Responsif Gender;
12.Mitigasi perubahan iklim;
13.Anggaran Pendidikan; dan
14.Anggaran Kesehatan.
29

KONSEP GENDER
• Gender adalah perbedaan sifat, peran, fungsi, dan status antara lakilaki dan perempuan yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis,
tetapi berdasarkan relasi sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur
masyarakat yang lebih luas;

• Gender menentukan apa yang diharapkan, diperbolehkan dan dinilai
dari peran laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari;
• Gender bukan melihat perbedaan yang ada antara laki-laki dan
perempuan semata, namun bagaimana interpretasi kita terhadap
perbedaan tersebut, untuk kemudian dijadikan dasar dalam mengambil
kebijakan/tindakan yang proporsional.

30

PENGERTIAN ARG
Anggaran Responsif Gender (ARG) adalah anggaran yang
mengakomodasi keadilan bagi perempuan dan laki-laki dalam
memperoleh akses, manfaat, berpartisipasi dalam mengambil
keputusan dan mengontrol sumber-sumber daya serta kesetaraan
terhadap kesempatan dan peluang dalam menikmati hasil
pembangunan

ARG bukan fokus pada penyediaan anggaran pengarusutamaan
gender, tapi lebih kepada mewujudkan keadilan bagi perempuan dan
laki-laki dalam memperoleh akses, manfaat, berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan dan mempunyai kontrol terhadap
sumber-sumber daya, serta mewujudkan kesetaraan bagi perempuan
dan laki-laki dalam memilih dan menikmati hasil pembangunan.
31

PRINSIP DASAR ARG
1) ARG bukan anggaran yang terpisah untuk laki-laki dan

perempuan;
2) ARG bukan berarti ada alokasi dana 50% laki-laki – 50%
perempuan untuk setiap kegiatan;
3) Bukan berarti bahwa alokasi ARG berada dalam program
khusus pemberdayaan perempuan;
4) Tidak semua program/kegiatan/output perlu mendapat
koreksi agar menjadi responsif gender.

32

KATEGORI ARG
1. Target khusus jenis kelamin, yaitu alokasi anggaran yang
diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan khusus perempuan
atau kebutuhan khusus laki-laki berdasarkan hasil analisis
gender;

2. Kesenjangan gender, yaitu alokasi anggaran untuk mengatasi
masalah kesenjangan gender. Dengan menggunakan analisis
gender dapat diketahui adanya kesenjangan dalam relasi
antara laki-laki dan perempuan dalam akses, partisipasi, kontrol
dan manfaat terhadap sumberdaya;
3. Pelembagaan gender, yaitu alokasi anggaran untuk penguatan
pelembagaan pengarusutamaan gender, baik dalam hal
pendataan maupun peningkatan kapasitas sumber daya
manusia
33

PENERAPAN ARG DALAM PENGANGGARAN

a. Dalam sistem penganggaran, letak ARG berada pada

level Output Kegiatan;
b. Perlu metodologi, tools, indikator untuk perencanaan
dan penganggaran yang responsif gender;
c. Informasi ARG tergambar pada dokumen Gender Budget
Statement (GBS);
d. Sistem Aplikasi penyusunan RKA-KL dilengkapi dengan
fasilitas pencantuman tematik, salah satunya tema ARG.

34

DOKUMEN TERKAIT PENERAPAN ARG
Gender Budget Statement (GBS)

adalah
dokumen yang menginformasikan suatu output kegiatan
telah responsif terhadap isu gender yang ada, dan/atau
suatu biaya telah dialokasikan pada output kegiatan untuk
menangani permasalahan kesenjangan gender.

35

KOMPONEN GBS
a. Program, Kegiatan, IKK, dan Output Kegiatan
b.

c.

d.

e.

 menggunakan rumusan hasil restrukturisasi Program/Kegiatan (ADIK).
Analisis situasi, berisi:
• Uraian ringkas persoalan yang akan ditangani/dilaksanakan oleh Kegiatan;
• Data pembuka wawasan (kuantitatif atau kualitatif);
• Isu/kesenjangan gender yang terdapat pada suboutput/komponen.
Rencana aksi (terdiri atas Suboutput/Komponen)
• Dipilih yang langsung mengubah kondisi kearah kesetaraan gender;
• Rencana aksi untuk mengatasi isu/kesenjangan gender yang teridentifikasi.
Besar alokasi untuk pencapaian Output
 Jumlah uang untuk mencapai output Kegiatan.
Dampak/hasil output Kegiatan
Dampak/hasil secara luas dari output yang dihasilkan dikaitkan dengan isu
gender dan perbaikan yang dilakukan.
36

BUDGET TAGGING

37

CARA PENGISIAN BUDGET TAGGING










Buka aplikasi tematik APBN;
Pilih u it eselo I, teka to ol list ;
Kemudian daftar output akan muncul secara otomatis;
Teka to ol ….. pada kolo PILIH, ke udia pilih je is te a ya g
relevan dengan output;
Aplikasi Tema APBN akan menyimpan secara otomatis untuk data yang
sudah dipilih (jadi tidak terdapat tombol SIMPAN);
Jika aka
elakuka peru aha , teka to ol ….. pada kolo pilih;
Setelah pengisian selesai, tekan tombol BACKUP UNTUK DJA ;
Kirim ADK backup dimaksud ke alamat: rkakldipa@depkeu.go.id,
dengan su je t DATA TEMATIK K/L:….. U it:….. ;
Selanjutnya, proses untuk menyatukan data tema APBN ke dalam RKAK/L dilakukan oleh Direktorat Jenderal Anggaran.
38

ALOKASI ANGGARAN SUMBER DANA PHLN
1.

Mengacu pada Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pengadaan
Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah dan ketentuan yang
tercantum dalam Naskah Perjanjian Pinjaman Hibah Luar Negeri
(NPPHLN).

2.

Hal-hal yang harus diperhatikan :
a) Rupiah Murni Pendamping(RMP): Rupiah murni yang harus
dianggarkan sesuai porsi yang diatur dalam Loan Agreement atau
Minutes of Negotiation.
b) Local Cost atau sharing kegiatan: alokasi anggaran yang
mendukung
tercapainya
nilai
ekonomis/manfaat
proyek/kegiatan yang dibiayai dengan Pinjaman Luar Negeri
(PLN) yang tercantum dalam dokumen perencanaan
(DRPLN/blue book, DRPPLN/green book dan daftar
kegiatan),tidak dikategorikan sebagai RMP.
c) Mencantumkan akun belanja sesuai dengan transaksi dan
kategori yang disetujui Lender.
d) Mencantumkan kode kantor bayar sesuai lokasi dan tata cara
penarikannya.
e) Mencantumkan sumber dana sesuai dengan NPPHLN.
39

ALOKASI ANGGARAN SUMBER DANA PHLN
2. Hal-hal yang harus diperhatikan :
f)

Mencantumkan tata cara penarikan PHLN (Reksus,Direct
Payment,L/C).
g) Mencantumkan kode register PHLN.
h) Mencantumkan persentase/porsi pembiayaan yang dibiayai
lender.
i) Mencantumkan cara menghitung besarnya porsi PHLN yang
dibiayai oleh lender.

40

ALOKASI ANGGARAN SUMBER DANA PHLN
3. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan:
1) Mencantumkan dana pendamping yang bersumber dari luar
APBN (kode E pada KK RKA-K/L).
2) Dalam hal terdapat kegiatan yang dilanjutkan pada tahun
berikutnya, maka penyediaan dana PHLN dan pendampingnya
menjadi prioritas sesuai dengan Annual Work Plan yang
ditandatangani oleh donor/lender.
3) Penyediaan pagu PLN dan dana pendampingnya, dalam
pengalokasian dananya harus menjadi prioritas.
4) Perhatikan closing date, fully paid/fully disbursment sisa pagu
pinjaman, kategori dan persentase/ porsi pembiayaan atas
kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan PHLN, untuk menghindari
terjadinya penolakan oleh lender pada saat pengajuan aplikasi
penarikan dana.
5) Pembiayaan output kegiatan yang bersumber dari PHLN mengacu
pada Standar Biaya dan billing rate, atau Surat Pernyataan.
6) Monitoring PHLN melalui Kartu Pengawasan Alokasi Pagu PHLN,
untuk menghindari terjadinya kelebihan penarikan pada satu
kategori.
41

KARTU PENGAWASAN ALOKASI PHLN
Monitoring alokasi P(LN per kategori untuk menghindari overdrawn/kelebihan
penarikan P(LN .

Informasi yg tercantum dalam kartu pengawasan meliputi, (tidak terbatas pada) :
1. Nomor Pinjaman/Hibah (loan/grant number).
2. Nama Proyek Pinjaman/Hibah (loan/grant project).
3. Tanggal Penandatanganan Pinjaman/Hibah (sign dated).
4. Nama Peminjam/donor Pinjaman/Hibah (lender).
5. Instansi penerima/pengelola dana Executing Agency loan/grant.
6. Nomor Register.
7. Effective dated.
8. Closing dated.
9. Jumlah Pinjaman/hibah
10. Mekanisme penarikan
11. Pagu,sisa dana per kategori dan persentase.

42

CONTOH BENTUK KARTU PENGAWASAN PLN.
Loan Number
Loan Project

:

Dated
Lender
Executing Agency
Nomor Register
Effective Date
Closing Date
Jumlah PHLN
Mekanisme Penarikan

:

Kategori dan persentase

:

:
:
:
:
:
:
:

:

IP – 535
Proffesional
Human
Resource
Development Project III
29 Maret 2006
JBIC
Kementerian Kesehatan
21572601
26 Juli 2006
26 Juli 2015
JPY 9.717.000.000
Rekening Khusus
Pagu
Pagu
Realisasi
Sisa
Total
Tahun
Tahun
ke..
ke..
(million japanese yen)
(1)
(2)
(3)
(4)=(2-3)
5.782
2.276
447

1). Overseas Program (96%)
2). Domestic Program (58%)
3). Planner Development Center
Enhancement (84%)

:

4). Incremental Training Cost (100%)

:

921

5). Contingencies

:

291

:
:

43

Pemahaman NPPHLN
Untuk menghindari terjadinya ineligible, perlu dipahami hal-hal seperti :
1. Isi/materi dari NPPHLN;
2. Staff Appraisal Report (SAR);
Saat ini disebut Project Appraisal Document (PAD), yaitu dokumen yang
dikeluarkan oleh Bank Dunia yang memuat laporan hasil appraisal yang
dilakukan oleh appraisal mission Bank Dunia, yang antara lain memuat :
a. latar belakang, tujuan, komponen-komponen, rencana kegiatan, dan
target proyek.
b. Perhitungan biaya dan pendanaan proyek, dan
c. Organisasi dan menejemen proyek, dll.
Dokumen ini digunakan sebagai dasar untuk negosiasi loan/grant agreement
dan sebagai acuan dalam pelaksanaan proyek. Dengan demikian, jika ada
perubahan kegiatan dan biaya harus dibicarakan bersama.

3. Project Administration Memorandum (PAM);
4. Ketentuan lainnya yang terkait dengan NPPHLN dan
pelaksanaan kegiatan yang dananya bersumber dari PHLN.

44

Alokasi Anggaran Sumber Dana Pinjaman DN (1/2)
1. Secara umum mengacu pada Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara
Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri Oleh Pemerintah.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan :

a) PDN melalui mekanisme APBN dan untuk membiayai Kegiatan
dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan
pembangunan infrastruktur;
b) K/L menyusun rencana kegiatan yang dapat dibiayai PDN,
berpedoman pada daftar prioritas Kegiatan yang dapat dibiayai
PDN;
c) Nomenklatur Program/Kegiatan yang dipakai adalah nomenklatur
hasil restrukturisasi program/kegiatan;
d) Mencantumkan akun belanja sesuai dengan ketentuan BAS;
e) Mencantumkan sumber dana sesuai dengan NPPDN;
f) Mencantumkan kode register PDN;

45

ALOKASI ANGGARAN SUMBER DANA PINJAMAN DN (2/2)

g) Dokumen pelengkap RKA-K/L-nya adalah sebagai berikut:
1) Naskah Perjanjian Penerusan PDN, yang ditandatangani oleh
Menteri atau pejabat yang diberi kuasa dan Penerima Penerusan
PDN.
2) Naskah Perjanjian Penerusan PDN tersebut memuat paling
sedikit:
a. Jumlah pinjaman;
b. Peruntukan pinjaman;
c. Ketentuan dan persyaratan pinjaman; dan
d. Sanksi kepada Penerima Penerusan PDN yang tidak
memenuhi kewajiban pembayaran cicilan pokok, bunga, dan
kewajiban lainnya.

46

ALOKASI ANGGARAN SUMBER DANA HIBAH DN (1/2)
1. Kegiatan-kegiatan yang sumber dananya dari Hibah Dalam Negeri, tata cara
penuangannya dalam RKA-K/L mengikuti ketentuan dalam peraturan
perundangan tentang Hibah Dalam Negeri yang berlaku
2. Hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Dana yang berasal dari Hibah digunakan untuk:
• Mendukung program pembangunan nasional, dan/atau
• Mendukung penanggulangan bencana alam dan bantuan kemanusiaan;
2) K/L menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Hibah sebagai bagian dari RKAK/L untuk dicantumkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran;
3. Perencanaan penerimaan untuk hibah yang direncanakan, disusun oleh Menteri
Perencanaan melalui Rencana Kegiatan Jangka Menengah dan Tahunan yang
bersumber dari hibah dengan berpedoman pada RPJM, termasuk didalamnya
mencakup rencana pemanfaatan hibah, serta Daftar Rencana Kegiatan Hibah
(dasar mengalokasikan kegiatan K/L dalam RKA-K/L);

47

ALOKASI ANGGARAN SUMBER DANA HIBAH DN (2/2)
3) Nomenklatur Program/Kegiatan yang dipakai adalah nomenklatur
hasil restrukturisasi program/kegiatan;
4) untuk Hibah langsung, Menteri/Pimpinan Lembaga dapat
menerima hibah langsung dari pemberi hibah, bertanggung jawab
dan mengkonsultasikan rencana penerimaan hibah langsung pada
Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan, dan Menteri/Pimpinan
Lembaga lainnya sebelum dilakukan penandatanganan Perjanjian
Hibah.

48

ALOKASI ANGGARAN SUMBER DANA PNBP
• Non BLU
a. Nomenklatur kegiatan sesuai referensi aplikasi RKA-K/L
b. Penuangan dalam RKA-K/L mengacu pada:
1.
2.
3.

PP tentang TC penggunaan PNBP;
KMK/Surat MK ttg Persetujuan Penggunaan Dana PNBP;
Pagu dari Dit.PNBP.

c. Fokus peningkatan pelayanan publik dan/atau sesuai ketentuan
persetujuan penggunaan.
d. Honor pengelola kegiatan PNBP terkait dengan akun operasional
satker, sedangkan honor kegiatan non operasional terkait dengan
akun kegiatan

49

ALOKASI ANGGARAN SUMBER DANA PNBP
• BLU
a. Mengacu pada peraturan mengenai Rencana Bisnis Anggaran
(RBA) dan Pelaksanaan anggaran BLU
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1.
2.
3.

Program/kegiatan BLU bagian dari program/kegiatan K/L induk;
Output-output sesuai tercantum dalam referensi Aplikasi RKA-K/L;
Pencantuman saldo awal dan ambang batas pada KK RKA-K/L.

c. Fokus peningkatan pelayanan publik dan/atau sesuai ketentuan
persetujuan penggunaan.
d. Honor pengelola kegiatan PNBP terkait dengan akun operasional
satker, sedangkan honor kegiatan non operasional terkait dengan
akun kegiatan
e. Penerapan standar biaya dan rincian biaya mengacu pada
peraturan tentang RBA BLU.

50

PENELAAHAN RKA-K/L

51

RUANG LINGKUP PENELAAHAN RKA-K/L
• Kriteria Administratif
Kriteria Administratif bertujuan untuk meneliti kelengkapan dari
dokumen yang digunakan dalam penelaahan RKA-K/L. Penelaahan
kriteria administratif antara lain surat pengantar RKA-K/L, surat
pernyataan pejabat eselon I atau pejabat lain yang memiliki alokasi.

• Kriteria Subtantif
Kriteria subtantif bertujuan untuk meneliti kesesuaian, relevansi,
dan/atau konsistensi dari setiap bagian RKA-K/L. Penelaahan
kriteria subtantif antara lain kesesuaian data dalam RKA-K/L dengan
Pagu Anggaran/Alokasi Anggaran K/L, kesesuaian antara kegiatan,
keluaran dan anggarannya, relevansi komponen/tahapan dengan
keluaran (untuk keluaran yang belum ditetapkan Menteri Keuangan
sebagai SBK).

52

PERSIAPAN PENELAAHAN RKA-K/L..(1/3)
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum Penelaahan RKA-K/L
a. ADK RKA-K/L yang diserahkan terlebih dahulu divalidasi
oleh DJA.
b. Kelengkapan dan kebenaran dokumen penelaahan
merupakan tanggung jawab Eselon I K/L dan Satker.
c. Kementerian Keuangan c.q DJA melakukan penelaahan hanya
sampai level komponen/tahapan.
d. Alokasi anggaran yang masih belum jelas peruntukkannya
akan dimasukkan sebagai Keluaran/Output Cadangan,
sedangkan yang belum memenuhi persyaratan akan
diberikan tanda @ dan diberikan catatan dalam DHP RKAK/L.
53

PERSIAPAN
RKA-K/L..(2/3)
PersiapanPENELAAHAN
Penelaahan RKA-K/L..(2/3)
Pihak Yang Terlibat Beserta Tugas Fungsinya :

Kemenkeu
c.q DJA

a. Menyusun jadwal dan menyampaikan undangan penelaahan.
b. Mengunggah ADK RKA-K/L untuk divalidasi (by System).
c. Dalam proses penelaahan, DJA meneliti :
1) kelengkapan dokumen penelaahan;
2) kesesuaian data dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L;
3) kesesuaian antara Kegiatan, Keluaran dan anggarannya;
4) relevansi Komponen/tahapan dengan Keluaran;
5) prakiraan maju untuk 3 (tiga) tahun ke depan.

Kementerian
PPN

a. Menyiapkan dokumen yang diperlukan dalam penelaahan.
b. Menjaga konsistensi sasaran kinerja K/L dalam RKA-K/L dengan RKP.
c. Meneliti kualitas GBS (jika ada).

Setjen K/L

a. Mengikuti jadwal penelaahan.
b. Menyiapkan dokumen yang dibutuhkan.
c. Memastikan petugas penelaah yang akan mengikuti penelaahan.

54

Persiapan Penelaahan RKAPERSIAPAN PENELAAHAN RKA-K/L..(3/3)
K/L..(3/3)

Dokumen Dalam Penelaahan RKA-K/L:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Keputusan Menteri Keuangan tentang Pagu Anggaran K/L;
PMKPetunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L;
RKA-K/L yang disampaikan K/L;
Hasil reviu angka dasar;
Peraturan-peraturan terkait pengalokasian anggaran;
Renja K/L dan RKP tahun yang direncanakan;
Hasil kesepakatan Trilateral Meeting;
Standar Biaya Keluaran (SBK).

Kementerian
PPN

1.
2.
3.
4.

Renja K/L dan RKP tahun yang direncanakan;
Hasil kesepakatan Trilateral Meeting;
Hasil pembahasan proposal anggaran IB yang disetujui;
GBS (jika ada).

Setjen K/L

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Surat tugas penelaahan;
RKA-K/L yg telah diteliti Rocan K/L dan direviu APIP K/L;
RKA Satker;
Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/Eselon I;
Target dan pagu PNBP (jika ada);
GBS (jika ada); dan
Arsip Data Komputer (ADK) RKA-K/L.

Kemenkeu
Cq. DJA

55

MEKANISME
PENELAAHAN
RKA-K/L
MEKANISME
PENELAAHAN
RKA-K/L
BERDASARKAN PAGU ANGGARAN K/L

BERDASARKAN PAGU ANGGARAN K/L
1

2

Setjen K/L

Instrumen
Penelaahan

Bappenas
3

Dokumen
Penelaahan

RKA-K/L

Kemenkeu c.q DJA

Validasi ADK
RKA-K/L

Instrumen
Penelaahan
4

Forum Penelaahan

5

Tindak Lanjut Penelaahan
Himpunan
RKA-KL

Nota
Keuangan dan
RAPBN

Catlah

1. Penelaahan kriteria adminstratif
2. Penelaahan kriteria subtantif.
a. Kementerian Keuangan c.q. DJA
• kesesuaian
data
dalam
RKA-K/L
dengan
Pagu
Anggaran/Alokasi Anggaran K/L
• Kesesuaian antara kegiatan, keluaran dan anggarannya
• Relevansi komponen/tahapan dengan keluaran (outcome).
• Konsistensi pencantuman sasaran kinerja K/L dengan RKP
• konsistensi pencantuman prakiraan maju untuk 3 (tiga) tahun
kedepan.
b. Kementerian Perencanaan/Bappenas berupa konsistensi sasaran
kinerja K/L dengan Renja K/L dan RKP, yaitu:
• Meneliti Program, Indikator Kinerja Utama serta Outcome
K/L.
• Meneliti kategori kegiatan, apakah termasuk kegiatan prioritas
nasional, prioritas bidang, atau prioritas K/L.
• Meneliti konsistensi rumusan Keluaran dalam dokumen RKAK/L dengan Keluaran dalam dokumen Renja K/L dan RKP.
• Meneliti konsistensi Volume Keluaran dalam dokumen RKAK/L dengan dokumen Renja K/L dan RKP tahun yang
direncanakan.
• Meneliti konsistensi Keluaran dengan indikator kinerja
kegiatannya (dalam dokumen RKA-K/L dengan Renja K/L dan
56
RKP).

MEKANISME PENELAAHAN RKA-K/L
BERDASARKAN ALOKASI ANGGARAN K/L
1

2

Setjen K/L

Instrumen
Penelaahan

Bappenas
3

Dokumen
Penelaahan

RKA-K/L yg
disetujui
DPR

Kemenkeu c.q DJA

Validasi ADK
RKA-K/L

Instrumen
Penelaahan
4

Forum Penelaahan
5

Tindak Lanjut Penelaahan

DHP RKAK/L

Perpres
RAPBN

DIPA

Catatan
Penelaahan

1. Memeriksa kelengkapan dokumen penelaahan.
2. Jika Alokasi Anggaran K/L tidak mengalami perubahan
(sama dengan Pagu Anggaran K/L) maka K/L tetap
menyampaikan RKA-K/L dan ADK utk ditelaah dan
ditetapkan
3. Jika Pagu Alokasi Anggaran K/L lebih besar dari Pagu
Anggaran K/L maka penelaahan difokuskan pada
penambahan:
a. Jenis Keluaran (jenis dan volumenya bertambah);
b. Komponen yang relevan untuk menghasilkan
Keluaran.
3. Jika Pagu Alokasi Anggaran K/L lebih kecil dari Pagu
Anggaran K/L maka penelahaan difokuskan pada
pengurangan :
a. Keluaran (jenis dan volumenya berkurang) selain
Keluaran dalam rangka penugasan;
b. Komponen untuk menghasilkan Keluaran yang
sudah ada selain Komponen Gaji dan Operasional
Perkantoran.
57

HAL-HAL KHUSUS DALAM PENELAAHAN RKA-K/L..(1/3)

Perubahan Akibat Penelaahan

Rumusan
Keluaran (Jenis
dan Satuan)

Rumusan di luar
Keluaran

1. Telah disepakati dalam proses penelaahan;
2. Tidak mengubah Keluaran Kegiatan Prioritas Nasional;
3. Relevan dengan Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan yang
ditetapkan;
4. Adanya perubahan tugas dan fungsi pada unit yang
bersangkutan;
5. Adanya tambahan penugasan.

1. Adanya reorganisasi yang mengakibatkan perubahan tugas
dan fungsi serta struktur organisasi;
2. Reorganisasi tersebut sudah memiliki dasar hukum yang pasti
(Perpres, Persetujuan Menpan dan RB, Keputusan
Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan);
3. Perubahan yang diusulkan telah disepakati dalam Trilateral
Meeting;
4. Telah mendapat persetujuan dari Komisi terkait di DPR.
58

HAL-HAL KHUSUS DALAM PENELAAHAN RKA-K/L ..(2/3)

Keluaran/Output Cadangan
Keluaran (Output) cadangan digunakan untuk menampung hal-hal sebagai berikut:
a. Alokasi anggaran untuk Kegiatan/Keluaran yang bukan merupakan tugas fungsi
unit dan belum ada dasar hukumnya;
b. Alokasi anggaran untuk Kegiatan/Keluaran yang sama dengan TA-1 (tahun
sebelumnya) namun alokasi anggarannya berlebih;
c. Alokasi anggaran untuk Kegiatan/Keluaran Inisiatif Baru yang sejenis dengan
Kegiatan/Keluaran yang sudah ada, namun alokasi anggarannya berlebih;
d. Alokasi anggaran untuk Komponen yang tidak berkaitan langsung dengan
pencapaian Keluaran;
e. Alokasi anggaran untuk Komponen yang alokasinya berlebih;

f. Alokasi anggaran yang belum jelas peruntukkannya dan/atau kegiatan yang belum
pernah dianggarkan sebelumnya (unallocated).
Alokasi anggaran pada Keluaran (Output) cadangan baru dapat
dilaksanakan/dicairkan setelah dilakukan revisi dengan berpedoman pada ketentuan
mengenai tata cara revisi anggaran.
59

HAL-HAL KHUSUS DALAM PENELAAHAN RKA-K/L..(3/3)

Pencantuman tanda @ dan Catatan dalam DHP RKA-K/L
Pencantuman ta da @ da pe eria Catata dilakuka se agai ti dak
lanjut dari hasil penelaahan berdasarkan Alokasi Anggaran K/L, terhadap alokasi
yang sudah jelas peruntukannya, namun :
a. Belum ada dasar hukum pengalokasiannya;
b. Belum ada naskah perjanjian (PHLN/PHDN) dan nomor register;
c. Masih terpusat dan belum didistribusikan ke satker-satker daerah;
d. Masih memerlukan hasil reviu dan persetujuan dari Bappenas;
e. Masih memerlukan hasil reviu dari BPKP; dan/atau
f. Belum mendapatkan lembar persetujuan dari DPR.

60

FORMAT DALAM PENELAAHAN RKA-K/L

Catatan
Penelaahan

Himpunan
RKA-K/L

DHP RKAK/L

Ditandatangani oleh:
 Pejabat Eselon II, Eselon III, & Eselon IV K/L c.q Biro
Perencanaan;
 Pejabat Eselon II, Eselon III, & Eselon IV Kemenkeu c.q DJA ;
 Pejabat Eselon II, Eselon III, & Staff Bappenas.







Menurut BA, Unit Organisasi, dan Program,
Menurut Fungsi dan Subfungsi
Menurut Fungsi, Subfungsi, dan BA
Menurut BA, Fungsi, dan Subfungsi
Menurut BA,Unit Organiasi, Program, dan Sumber Dana;
Menurut BA, Unit Organisasi, Program, dan KPJM.

 DHP RKA-K/L per Unit Organisasi, lampiran alokasi per
propinsi.
 DHP RKA-K/L ditandatangani oleh Direktur Anggaran
I/II/III atas nama Menteri keuangan.
61

PENGESAHAN DIPA

62

DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)






Dokumen pelaksanaan anggaran;
Disusun PA/KPA;
Berlaku 1 (satu) tahun anggaran;
Memuat informasi satuan terukur sebagai dasar
pelaksanaan bagi satker;
• Dasar pencairan dana/pengesahan bagi BUN/kuasa BUN;
• Pagu DIPA adalah batas pengeluaran yang tidak boleh
dilampaui.

63

DASAR PENYUSUNAN DIPA

1. Peraturan Presiden tentang Rincian APBN;
2. DHP RKA-K/L;
3. DHP RDP BUN.

64

STRUKTUR DIPA
1. SP DIPA : Surat Pengesahan DIPA ditandatangani Dirjen Anggaran
atas nama Menteri Keuangan/BUN.
2. DIPA : Dokumen yang disusun Pengguna Anggaran/PA, paling
sedikit memuat :
a. Fungsi, subfungsi, program dan kegiatan.
b. Hasil (outcome) dan keluaran yang akan dicapai.
c. Indikator Kinerja Utama program dan Indikator Kinerja
Kegiatan (instrumen mengukur capaian kinerja).
d. Keluaran yang dihasilkan.
e. Pagu anggaran program dan pagu alokasi tiap satker serta
rincian belanjanya.
f. Rencana Penarikan Dana.
g. Penerimaan yang diperkirakan dapat dipungut.
65

FUNGSI DIPA

1. Dasar pelaksanaan kegiatan satker.
2. Dasar pencairan dana/pengesahan bagi BUN/Kuasa BUN.

3. Alat pengendali,pelaksanaan,pelaporan,pengawasan APBN
dan perangkat akuntansi pemerintah.
4. Fasilitasi pelaksanaan prioritas pembangunan nasional
dalam sesuai strategi pembangunan nasional.

66

JENIS DIPA
1. DIPA Induk : merupakan akumulasi dari DIPA per Satker yang disusun
oleh PA menurut Unit Eselon I Kementerian Negara/Lembaga.
 Dalam hal Unit Eselon I mengelola lebih dari satu Program maka DIPA
Induk yang disusun memuat seluruh Program yang menjadi tanggung
jawabnya, dan
 Dicetak sebelum TA berjalan (DIPA awal) dan ketika ada APBN-P.
2. DIPA Petikan : memuat alokasi anggaran untuk masing-masing Satker dan
merupakan penjabaran dari DIPA Induk.
 Dalam hal Satker mengelola lebih dari satu Program dan berasal dari
satu unit Eselon I maka DIPA Petikan memuat seluruh Program yang
menjadi tanggung jawabnya, dan
 Dalam hal sebuah Satker mendapat alokasi anggaran yang berasal dari
beberapa Unit Eselon I K/L maka Satker mengelola beberapa DIPA
Petikan.

67

PENANDATANGAN DAN PENGESAHAN DIPA

Pejabat penanda tangan DIPA :
1) DIPA Induk, ditandatangani oleh pejabat eselon I sebagai penanggung
jawab Program dan memiliki portofolio pada Bagian Anggaran K/L, atas
nama Menteri/Pimpinan Lembaga.

2) DIPA Petikan, secara formal tidak ditandatangani, pengesahan DIPA
Induk sekaligus sebagai pengesahan DIPA Petikan.
Dalam rangka pengesahan DIPA diatur sebagai berikut:

1) SP DIPA Induk, ditandatangani oleh Direktur Jenderal Anggaran.
2) SP DIPA Petikan, secara formal tidak ditandatangani.

68

REVIU ANGKA DASAR
(BASELINE REVIEW)

Disarikan dari lampiran III PMK Nomor 196/PMK.02/2015

69

ANGKA MANA YANG MENJADI ACUAN?
K/L

DJPB

Juni-Juli 2015

Okt – Nov 2015

 Pagu
Anggaran
2016;
 Prakiraan
Maju 2017
(baseline +
inisiatif baru)
 Prakiraan Maju
2018
 Prakiraan Maju
2019

 Pagu APBN (Alokasi
Anggaran) 2016;
 Update Prakiraan Maju
2
2017
(update baseline + hasil
pembahasan APBN
dengan DPR)
 Prakiraan Maju 2018
 Prakiraan Maju 2019

Jan 2016
 Realisasi
APBNP 2015

Jan – Feb 2016
 Pagu APBNP 2016; 3
 Update Prakiraan
Maju 2017 (update
baseline + real APBNP
1
2015)
 Prakiraan Maju 2018
 Prakiraan Maju 2019

Angka Acuan Reviu (secara umum):
Menurut aturan?
Prakiraan Maju Mutakhir (sudah disesuaikan dengan 1
realisasi APBNP 2015)
Jika tidak ada?
Prakiraan Maju sebelumnya (sesuai dengan APBN 2016) 2
Jika tidak ada?
Pagu APBN 2016
3
Jika angka meragukan?
Konfirmasi dan klarifikasi ke K/L
Khusus belanja pegawai, untuk meningkatkan akurasi perhitungan, angka acuan reviu
2016 = Pagu harian 2016

70

APA YANG DIREVIU? OLEH SIAPA?
Dit A-1, Dit A-2, Dit A-3
Koordinasi dengan Dit PNBP

BLU
Dit A-1
Dit A-2

PNBP
PDN

RM

SBSN
Dit A-1, Dit A-2, Dit A-3
Koordinasi dengan DJPPR

PHLN
71

KERTAS KERJA?

72

KAPAN DILAKSANAKAN?
UNIT
TERKAIT
DJPB
DJPPR

ALUR PROSES PENYUSUNAN ANGKA DASAR
Tahap I

Tahap IV

Tahap V

Tahap VI

Realisasi PHLN, PDN,
SBSN 2014 & Outlook
2016-2017
Realisasi PNBP 2015
& Outlook 2016-2017

DSP

Database RKA-KL 2016
& KPJM 2017-2018
Pagu Harian (BI)

Asumsi Dasar
Ekonomi Makro

Resource Envelope Pagu Indikatif
Reviu & Penyesuaian
Angka Dasar

Dit A-1

Reviu & Penyesuaian
Angka Dasar

Dit A-2

Reviu & Penyesuaian
Angka Dasar

Dit A-3

K/L

Tahap III

Realisasi APBNP
2015

Dit PNBP

Dit P APBN

Tahap II

Pemutakhiran
Prakiraan Maju 2017

Konsolidasi
Angka Dasar
(Rapat dengan
Koordinator)

Finalisasi Angka
Dasar dan Pagu
Indikatif

(Rapat
Dit. P APBN)
Angka Dasar <
Pagu Indikatif

Finalisasi Angka
Dasar dan Pagu
Indikatif
(Rapim DJA)
Angka Dasar >
Pagu Indikatif
Alokasi
Angka Dasar
per K/L
(bahan Pagu
Indikatif
2017)

Bappenas

73

DOKUMEN YANG DIPERLUKAN? (1)
a) Data RKA-K/L APBN/APBNP tahun anggaran berjalan yang memuat alokasi anggaran
program, menurut sumber dana, dan menurut komponen (belanja operasional dan belanja
non operasional);
b) Data realisasi tahun anggaran sebelumnya, antara lain:
– Realisasi Anggaran K/L tahun anggaran 2015 per jenis belanja, per program, dan per
sumber dana;
– Realisasi Output/Outcome;
– Kebijakan remunerasi, termasuk SK penetapan pemberian tunjangan dan Perpres
penetapan Remunerasi;
– Database kepegawaian (antara lain: jumlah pegawai, status pegawai, pangkat/golongan,
gaji pokok);
– Persetujuan kontrak tahun jamak dan dokumen kontrak lainnya dalam rangka
operasional kantor, seperti cleaning service, Satpam, sopir atau out sourcing, sewa mesin
foto copy atau kendaraan oprasional; kontrak dalam rangka sewa kantor, khusus bagi
Satker yang belum punya gedung kantor;
– Daftar inventaris BMN meliputi gedung bangunan, peralatan, kendaraan bermotor dan
yang sejenis yang perlu pemeliharaan;
– Dokumen tagihan langganan daya dan jasa.
Catatan:
a) Dalam hal data APBNP tidak tersedia  dapat menggunakan data pagu harian
b) Dalam hal data real komponen tidak tersedia  Komponen 001 dan 002 menggunakan data
pagu harian per ouput pada output Layanan Perkantoran (994 akun 51 dan 52).
74

DOKUMEN YANG DIPERLUKAN? (2)
c)

Angka prakiraan maju tahun anggaran yang direncanakan yang sudah
disesuaikan oleh masing-masing Kementerian Negara/Lembaga dengan angka
APBN/APBNP tahun anggaran berjalan;

d)

Proyeksi asumsi dasar ekonomi makro tahun anggaran yang direncanakan;

e)

Data indikasi penarikan PHLN tahun anggaran 2017 dari Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko;

f)

Data outlook dan target PNBP dan BLU tahun anggaran 2017 dari Direktorat
PNBP;

g)

Peraturan-peraturan terkait dengan penyusunan RKA-KL, standar biaya, dan
sejenisnya;

h)

Dokumen perencanaan berupa RPJMN 2015-2019, RKP tahun anggaran 2016
yang memuat prakiraan maju tahun anggaran 2016, arah kebijakan dan prioritas
pembangunan nasional 2015-2016, dan dokumen perencanaan lainnya, seperti
Renstra K/L dan Renja K/L yang bersangkutan;

i)

Dokumen Hasil Retreat Presiden, Sidang Kabinet atau kebijakan Pemerintah
lainnya terkait adanya tambahan penugasan.
75

DOKUMENTASI PEMUTAKHIRAN KPJM
Sebelum dilakukan reviu, angka prakiraan maju yang disusun oleh K/L perlu
dimutakhirkan.
Dalam hal angka prakiraan maju yang dimutakhirkan tersebut berbeda dengan angka
prakiraan maju awal yang tercantum dalam Perpres tentang Rincian APBN, perlu
diberikan penjelasan mengenai perbedaan tersebut dan didokumentasikan dalam
tabel sebagai berikut:

KPJM AWAL

KPJM VERSI K/L
(PEMUTAKHIRAN)

KPJM HASIL
RAPAT

PENJELASAN

(data diambil dari
Perpres Rincian APBN
2016)

(data diambil dari
informasi/data yang
diberikan oleh K/L,
menanggapi surat Dirjen
Anggaran no. 118/AG/2016
tanggal 26 Januari 2016)

(data diambil dari hasil
rapat antara DJA dengan
K/L dan analytical
judgement oleh masingmasing pereviu)

(menjelaskan
perbedaan angka
KPJM dan angka yang
menjadi dasar untuk
reviu angka dasar)

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

……………..

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

……………..
……………..
……………..
……………..

76

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN?
a)

b)
c)
d)
e)
f)

Realisasi Anggaran tahun anggaran 2015 d