Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Siswa Kelas IV SDN 2 Malomba Kec. Dondo Kab. Toli-Toli Dengan Menggunakan Teknik Pemodelan | Muspaida | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4061 13016 1 PB
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Siswa Kelas IV
SDN 2 Malomba Kec. Dondo Kab. Toli-Toli Dengan
Menggunakan Teknik Pemodelan
Muspaida, Gazali, dan Efendi
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan pokok dalam penelitian ini apakah teknik pemodelan dapat
meningkatkan keterampilan siswa membaca nyaring di kelas IV SDN 2 Malomba.
Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
membaca nyaring melalui teknik pemodelan. Untuk mengkaji masaalah di atas,
peneliti melakukan penelitian deskritif. Rancangan penelitian tindakan kelas ini
menggunakan model siklus yang dikembangkan sesuai dengan prosedur PTK
yaitu suatu siklus yang terdiri dari kegiatan perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes hasil belajar yang dilakukan
tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, kemudian disimpulkan dan
diinterpretasikan. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa dengan
teknik pemodelan dapat meningkatkan keterampilan membaca nyaring siswa
kelas IV SDN 2 Malomba Kec. Dondo Kab. Tolitoli. Hal ini dapat dilihat dan
nilai yang dicapai oleh siswa menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I
diperoleh nilai ketuntasan klasikal yaitu sebesar 12,90 %. Kemudian pada siklus II
meningkat menjadi 96,77 %. Jadi, taraf nilai ketuntasan klasikal yang disajikan
naik 83,87%. Dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat
diterima.
Kata kunci: Keterampilan, Membaca Nyaring, Teknik Pemodelan
I.
PENDAHULUAN
Dalam
rangka
peningkatan
mutu
pendidikan
akibat
rendahnya
keberhasilan pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) khususnya pembelajaran
Bahasa Indonesia tentang membaca nyaring di kelas IV, berbagai upaya telah
dilaksanakan oleh pemerintah antara lain penyiapan kurikulum dan pembelajaran
ketersediaan media dan pembinaan keterampilan mengajar untuk meningkatkan
kemampuan belajar siswa dalam hal meningkatkan keterampilan membaca
nyaring.
Dari hasil observasi yang dilakukan di kelas IV SDN 2 Malomba
diperolah bahwa sekitar 65% atau 20 siswa dari keseluruhan yang berjumlah 31
siswa menyatakan kurang berminat untuk membaca, karena membaca membuat
145
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
siswa bosan dan jenuh. Siswa lebih tertarik menonton acara TV dan game online
daripada membaca. Kemudian sisanya 35% atau 11 siswa mengaku senang
membaca, akan tetapi mereka lebih tertarik membaca komik daripada membaca
buku mata pelajaran yang lebih bermanfaat bagi mereka.
Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Bahasa
Indonesia tentang membaca nyaring, siswa hanya berlaku pasif menerima
informasi. Sementara itu dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak diberikan
kesempatan untuk mengkontruksi sendiri pemahamannya, siswa kurang diikutkan
untuk memperagakan langsung materi yang diberikan seperti membaca nyaring
dengan
lapal
dan
intonasi
yang tepat,
akibatnya
siswa
tidak
dapat
mengembangkan kreatifitas dan kemampuannya. Sebagai hasilnya siswa sekedar
mendapat informasi kemudian menghafalnya. Padahal yang lebih penting dalam
pembelajaran adalah bagaimana guru memberikan pengalaman berarti pada siswa
dan dapat meninggalkan bekas, oleh karena itu sudah saatnya siswa diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuannya. Peran guru
sebagai pemberi ilmu sudah saatnya berubah menjadi fasilitator yang
memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkontruksi pengetahuan sendiri.
Dalam upaya menjembatani kondisi dari permasalahan di atas, salah satu
langkah penting yang harus dilakukan adalah mengadakan perubahan dan
perbaikan pada aspek pembelajaran yang mengarah pada peningkatan kemampuan
siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan upaya perubahan
dan perbaikan pada aspek pembelajaran tersebut.
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa selain
menyimak, berbicara dan menulis.Membaca bertujuan memahami makna dan ini
bacaan.
Selain itu, ada juga tujuan utama yang penting dalam kegiatan membaca,
yaitu:
1.
Membaca untuk memperoleh keterangan/imformasi baru;
2.
Membaca untuk belajar teknik atau keterampilan membaca;
3.
Membaca untuk belajar bahasa dan kemampuan dalam menggunakan bahasa
itu.
146
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Dalam keterampilan membaca ada jenis membaca yang disebut dengan
membaca nyaring atau membaca bersuara. Kamidjan, (1996: 9) membaca nyaring
adalah suatu kegiatan membaca yang merupakan alat bagi pembaca bersama
orang lain untuk menangkap isi yang berupa informasi dari pengarang. Sementara
Tarigan, (1985: 22) berpendapat bahwa membaca nyaring adalah merupakan
kegiatan pembaca, bersama-sama dengan orang lain dalam menangkap makna
sebuah tulisan.
Beberapa
keterampilan
yang
diperlukan
dalam
membaca
nyaringdikemukakan oleh Widyamartaya A. (1992) antara lain (1) pengunaan
ucapan yang tepat, (2) pengunaan frase yang tepat, (3) pengunaan intonasi nada
dan tekanan yang tepat, (4) pengunaan tanda baca yang baik, (5) pengunaan suara
yang jelas, (6) pengunaan eksprsi yang tepat, (7) pengaruh kecepatan membaca,
(8) pengaturan ketepatan pernapasan, (9) pemahaman membaca dan (10)
pemilikan rasa percaya diri.
Menurut Dawson, (1963) membaca nyaring adalah sebuah pendekatan
yang dapat
memasukan
serta
memenuhi
berbagi
ragam
tujuan
serta
mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat. Sedangkan menurut
Moulton, (1970) juga berpendapat bahwa membaca nyaring adalah suatu aktifitas
atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, siswa ataupun pembaca bersamasama dengan orang lain untuk memahami informasi, pikiran dan perasaan
pengarang.
Secara umum Hanasuain Ahmad S dkk. (1998: 85) menyatakan bahwa
membaca nyaring adalah suatu interprestasi simbol-simbol tertulis atau membaca
adalah menangkap makna dari rangkaian huruf tertentu. Dengan demikian
membaca adalah mengidentifikasi simbol-simbol dan mengasosiakannya dengan
makna
membaca
nyaring
juga
dapat
diterjemahkan
sebagai
proses
mengidentifikasi dan komperhensi yang menulusuri pesan yang disampaikan
melalui system bahasa tulis (Nurhadi, dkk, 1995). Suhendar, M.L, (1997) dapat
membedakan ciri-ciri membaca nyaring menjadi dua, yaitu:
1.
Membaca sebagai pengujian demi kepentingan orang lain, pembaca nyaring
seolah-olah mewakili penulis menyampaikan buah pikirannya.
147
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
2.
Membaca sebagai kegiatan komunikasi atau sebagai kesenangan atau
kegembiraan.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dalam siklus, setiap siklus
terdiri atas empat tahap yang mengacu pada model Kemmis dan MC Taggart yaitu
rencana, tindakan, observasi dan refleksi. (Depdiknas, 2005 : 19)
Pelaksaan tindakan ini berlangsung selama dua minggu dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit dalam 1 kali pertemuan. Untuk mengukur tingkat kemampuan
siswa kelas IV SDN 2 Malomba dalam keterampilan membaca nyaring sesuai
dengan teknik pemodelan dengan prosedur penelitian sebagai berikut.
a.
Perencanaan
Perencanaan adalah awal pelaksanaan tindakan yang di dalamnya berupa
kegiatan pembuatan skenario pembelajaran berupa RPP, lembar observasi,
untuk siswa dan guru (peneliti), dan perancangan alat evaluasi.
b.
Pelaksanaan
1). Peneliti menyiapkan rumusan terkait materi yang akan diajarkan, melalui
tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa.
2). Peneliti
menyiapkan
menyampaikan
tujuan
langkah-langkah
pembelajaran
teknik
untuk
pembelajaran
memotivasi
siswa,
membimbing siswa, mengembangkan sikap ingin tahu dengan bertanya,
evaluasi, serta memberikan penghargaan.
3). Peneliti menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
c.
Pengamatan
Melakukan observasi terhadap kemampuan siswa dalam membaca nyaring,
keaktifan siswa bertanya, dan untuk mengetahui proses pembelajaran, baik
yang terjadi pada anak maupun guru.
d.
Refleksi
1). Analisa hasil pengamatan dalam bentuk kemampuan siswa dalam membaca
nyaring, keaktifan siswa dalam bertanya, dan respon terhadap penerapan
teknik pemodelan.
2).
Analisa kelemahan-kelemahan pada langkah a sampai pada c.
148
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
3). Perbaikan skenario pembelajaran dan instrumen peneliti yang digunakan hasil
pada tahap refleksi dari hasil proses pembelajaran yang selanjutnya
digunakan sebagai dasar dalam merencanakan kembali kegiatan selanjutnya.
Data yang dianalisis dinyatakan dalam bentuk persentasi yang dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1). Persentasi daya serap individu:
S
S
ya
S wa
a
a
x
%
Siswa dikatan tuntas belajar secara individu jika persentasi daya serap
individu ≥ 65%.
2). Ketuntasan belajar klasikal = jumlah siswa yang tuntas
J
J
a
a
wa ya
wa
a
ya
x
%
Suatu kelas yang dinyatakan tuntas belajar secara klasikal jika ≥ 80% siswa yang
telah tuntas.
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan prosedur bersiklus. Setiap
siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Langkahlangkah sebelum penelitian dilakukan, yakni melalui observasi pada guru kelas IV
SDN 2 Malomba. Kemudian guru tersebut diminta kesepakatannya untuk menjadi
pengamat dalam pelaksanaan penelitian.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Untuk mengetahui kemampuan membaca siswa kelas IV SDN 2 Malomba,
tahap awal yang harus dilakukan tahapan perencanaan sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa
3) Melaksanakan Pembelajaran dan melakukan observasi (pengamatan)
4) Melakukan penilaian dan evaluasi
5) Melaksanakan tindakan
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian yang dialakukan secara
serentak, tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada
149
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
siklus 1 masih kategori cukup. Kenyataan dilapangan pun membuktikan bahwa
dari 31 orang jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran membaca
nyaring, belum ada siswa yang masuk kategori baik. Hanya ada 16 siswa yang
dikategorikan cukup dan 15 siswa kategori kurang. Untuk itu penting
dilaksanakan upaya perbaikan proses belajar mengajar selanjutnya. Adapun
penilaian pada siklus 1 adalah:
Tabel 1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
Aspek / Skor
No.
Nama
Siswa
1
2
3
4
Jumlah
5
Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Adianto
2
2 Alya
2
3 Amelia
2
1
1
4 Anita
2
5 Ardi
2
2
2
1
7 Asbul
1
3
2
2
2
2
2
2
1
6 Aril
2
2
1
2
1
2
1
2
2
1
2
2
Nilai
Rata- Kategori
Rata
2
10
2
Cukup
2
10
2
Cukup
8
1,6
Kurang
10
2
Cukup
7
1,4
Kurang
8
1,6
Kurang
7
1,4
Kurang
2
9
1,8
Kurang
2
11
2,2
Cukup
7
1,4
Kurang
11
2,2
Cukup
11
2,2
Cukup
1
2
1
2
1
8 Asma
2
9 Febri
2
10 Nawan
2
11 Gusri
2
2
2
12 Husnul
2
2
2
2
13 Ilham
2
2
2
2
2
10
2
Cukup
14 Listi
2
2
2
8
1,6
Kurang
8
1,6
Kurang
15 Mawar
2
1
1
2
2
17 Aidil
2
2
18 Arsan
2
19 Raehan
2
2
1
3
1
2
1
1
3
1
1
16 Melita
20 Rifaldi
2
2
3
2
2
2
8
1,6
Kurang
2
2
2
10
2
Cukup
2
2
2
2
10
2
Cukup
2
2
2
2
10
2
Cukup
7
1,4
Kurang
2
1
1
1
2
1
150
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
21 Dalifah
2
22 Jannah
2
2
2
2
23 Orlan
2
2
2
2
2
2
2
2
24 Rafli
1
1
25 Rezki
2
26 Rugaiya
2
27 Amina
2
28 Nur
2
29 Sofyan
1
2
1
2
31 Wilda
2
1
1
2
7
1,4
Kurang
2
10
2
Cukup
2
10
2
Cukup
7
1,4
Kurang
11
2,2
Cukup
7
1,4
Kurang
2
11
2,2
Cukup
2
8
1,6
Kurang
8
1,6
Kurang
2
10
2
Cukup
2
10
2
Cukup
1
3
1
3
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
1
1
30 Wandri
2
2
1
3
Tabel 2. Hasil Tes Keterampilan Membaca Nyaring Pada Siklus 1.
AspekYang Dinilai
No.
Nama
Siswa
Ketepatan
Intonasi
Kelancaran
Lafal
dalam
dalam
Membaca
Membaca
1
2
3
1
2
3
1
2
Skor
Nilai
T
TT
3
1
2
4
44,44
√
1
2
5
55,56
√
2
5
55,56
√
2
5
55,56
√
1
3
33,33
√
1
1
3
33,33
√
1
1
1
3
33,33
√
1
1
2
4
44,44
√
2
6
66,67
3
33,33
1.
Adianto
2.
Alya
3.
Amelia
4.
Anita
5.
Ardi
1
1
6.
Aril
1
7.
Asbul
8.
Asma
9.
Febri
10. Nawan
KKM
1
2
1
2
2
1
2
1
2
1
1
√
√
11. Gusri
2
2
2
6
66,67
√
12. Husnul
2
2
2
6
66,67
√
151
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
4
44,44
√
1
3
33,33
√
1
1
3
33,33
√
1
1
1
3
33,33
√
17. Aidil
1
1
2
4
44,44
√
18. Arsan
1
1
2
4
44,44
√
19. Raehan
1
2
4
44,44
√
20. Rifaldi
1
2
5
55,56
√
21. Dalifah
1
1
1
3
33,33
√
22. Jannah
1
1
1
3
33,33
√
5
55,56
√
3
33,33
√
5
55,56
√
3
33,33
√
6
66,67
13. Ilham
1
1
14. Listi
1
1
15. Mawar
1
16
Melita
23. Orlan
2
24. Rafli
1
25. Rezki
1
26. Rugaiya
1
27. Amina
2
1
2
1
2
1
1
2
2
1
1
2
2
2
√
1
1
1
3
33,33
√
29. Sofyan
1
1
1
3
33,33
√
30. Wandri
1
2
2
5
55,56
√
31. Wilda
1
2
2
5
55,56
√
28
Nur
KK =
=
x
%
,9 %
Dengan perolehan rata-rata siswa sebesar 46 pada siklus 1 dapat
disimpulkan bahwa tingkat keterampilan membaca nyaring siswa kelas IV SDN 2
Malomba dalam pelajaran Bahasa Indonesia belum maksimal.
Hasil pengamatan pada penilaian proses siklus 1 yaitu ditinjau dari standar
kelulusan yang telah ditetapkan siswa yang mencapai nilai tertinggi atau yang
dikategorikan berhasil adalah:
�
%=
,
%
152
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Pada pelaksaan pembelajaran siklus 1 secara umum dikategorikan masih
rendah karena belum sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Dengan
demikian pembelajaran keterampilan membaca nyaring dilanjutkan pada siklus 2.
Tabel 3. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 2
Aspek / Skor
No.
Nama
Jumlah
1
Siswa
2
3
4
5
Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
Adianto
4
2
Alya
3
3
3
Amelia
3
3
4
Anita
4
5
Ardi
4
6
Aril
3
7
Asbul
3
8
Asma
4
9
Febri
4
10 Nawan
3
3
4
4
2
3
2
2
3
3
17
3,4
Baik
4
3
17
3,4
Baik
3
15
3
Baik
3
18
3,6
Baik
3
4
3
3
3
15
3
Baik
3
3
3
15
3
Baik
3
15
3
Baik
3
4
4
4
4
18
3,6
Baik
4
4
4
19
3,8
Baik
14
2,8
Cukup
19
3,8
Baik
18
3,6
Baik
4
18
3,6
Baik
4
15
3
Baik
2
3
3
4
3
4
4
12 Husnul
4
3
4
4
13 Ilham
4
3
3
15 Mawar
3
Rata
3
11 Gusri
14 Listi
Rata- Kategori
4
3
3
Nilai
3
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
15
3
Baik
3
3
3
15
3
Baik
3
3
17
3,4
Baik
18
3,6
Baik
18
3,6
Baik
16 Melita
4
17 Aidil
4
3
18 Arsan
4
3
19 Raehan
4
3
3
3
3
3
3
15
3
Baik
3
3
3
15
3
Baik
18
3,6
Baik
20 Rifaldi
2
3
3
21 Dalifah
4
22 Jannah
4
4
2
3
4
4
3
3
4
4
4
4
153
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
23 Orlan
4
24 Rafli
3
3
25 Rezki
2
4
26 Rugaiya
27 Amina
3
2
3
2
29 Sofyan
3
2
3
31 Wilda
4
3
17
3,4
Baik
3
4
3
15
3
Baik
19
3,8
Baik
14
2,8
Cukup
3
18
3,6
Baik
3
15
3
Baik
4
4
4
4
28 Nur
4
3
3
3
30 Wandri
4
4
3
4
3
2
4
4
3
3
4
3
15
3
Baik
3
4
3
17
3,4
Baik
4
3
18
3,6
Baik
4
Tabel 4. Hasil Tes Keterampilan Membaca Nyaring Pada Siklus 2.
AspekYang Dinilai
No.
Nama
Ketepatan
Siswa
Lafal
1
2
3
KKM
Intonasi
Kelancaran
dalam
dalam
Membaca
Membaca
1
1
2
3
2
Skor
Nilai
T
3
1.
Adianto
2
2
3
7
77,78
√
2.
Alya
2
2
3
7
77,78
√
3.
Amelia
2
3
8
88,89
√
4.
Anita
2
2
3
7
77,78
√
5.
Ardi
2
2
2
6
66,67
√
6.
Aril
2
2
2
6
66,67
√
7.
Asbul
2
2
2
6
66,67
√
8.
Asma
2
2
3
7
77,78
√
9.
Febri
3
9
100
√
10.
Nawan
6
66,67
√
11.
Gusri
3
3
3
9
100
√
12.
Husnul
3
3
3
9
100
√
13.
Ilham
2
2
3
7
77,78
√
14.
Listi
2
2
6
66,67
√
3
3
2
3
2
2
2
TT
154
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
15.
Mawar
2
2
2
6
66,67
√
16
Melita
2
2
2
6
66,67
√
17.
Aidil
2
2
3
7
77,78
√
18.
Arsan
2
2
3
7
77,78
√
19.
Raehan
2
3
7
77,78
√
20.
Rifaldi
2
3
8
88,89
√
21.
Dalifah
2
22.
Jannah
23.
Orlan
24.
Rafli
2
25.
Rezki
2
26.
Rugaiya
2
27.
Amina
28
Nur
2
2
29.
Sofyan
2
2
30.
Wandri
2
3
31.
Wilda
2
3
2
3
2
2
6
66,67
√
3
2
2
7
77,78
√
3
2
8
88,89
√
6
66,67
√
8
88,89
√
5
55,56
9
100
√
2
6
66,67
√
2
6
66,67
√
3
8
88,89
√
3
8
88,89
√
3
2
2
3
3
1
2
3
3
KK =
=9 ,
x
3
%
√
%
Dari hasil pengamatan dan hasil penilaian proses pada siklus 2 terjadi
peningkatan, berarti pada prestasi belajar siswa. Dari pembelajran siklus 1
sebelumnya 16 orang yang dinyatakan proaktif/berhasil dalam proses belajar
mengajar. Pada siklus 2 meningkat menjadi 30 orang, sesuai dengan hasil
penilaian pada tabel diatas, bahwa dengan menggunakan teknik pemodelan pada
siklus 2 dikategorikan berhasil. Jika mengetahui rumus perhitungan yang ada 52%
keberhasilan proses pada silkus 1 meningkat menjadi 97% pada siklus 2.
155
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Pembahasan
Setelah melihat total nilai rata-rata dan hasil persentasi, maka hasil
evaluasi pembelajaran keterampilan membaca nyaring pada siklus 1 dapat
dikategorikan cukup dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 46 dengan persentasi
keberhasilan 51,61 % untuk nilai proses dan untuk nilai hasil tes adalah 12,90%
namun perlu upaya peningkatan kembali pada siklus 2.
Pada tindakan kedua, berdasarkan data evaluasi siswa perolehan total nilai
rata-rata 78 termasuk dalam kategori berhasil, persentasi keberhasilan mencapai
93,54%, hasil yang diperoleh dari tiap siswa bervariasi dan kesimpulan akhir
dinyatakan dari 16 orang yang berhasil/proaktif dalam proses belajar pada siklus 1
meningkat menjadi 29 orang pada siklus 2. Berdasarkan perhitungan rumus yang
ada diperoleh hasil 51,61% tingkat keberhasilan proses pada siklus 1 meningkat
menjadi 93,54% pada siklus 2. Dan untuk hasil tes keterampilan membaca
nyaring diperoleh nilai ketuntasan klasikal 12,90% pada siklus 1 meningkat
menjadi 96,77% pada siklus 2.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Penilitian tindakan kelas berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca
Nyaring Siswa Kelas IV SDN 2 Malomba Kec. Dondo Kab. Tolitoli Dengan
Menggunakan Teknik Pemodelan telah dinyatakan tuntas baik secara individu
maupun secara klasikal.
Pada siklus I diperoleh nilai ketuntasan klasikal yaitu sebesar 12,90 %.
Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 96,77 %. Jadi, taraf nilai ketuntasan
klasikal yang disajikan naik 83,87%. Dengan demikian hipotesis tindakan dalam
penelitian ini dapat diterima.
a.
Keterampilan membaca nyaring dapat ditingkatkan dengan prosedur sebagai
berikut:
1 . Guru memberikan contoh membaca nyaring yang benar melalui teknik
pemodelan.
2 . Melalui teknik pemodelan siswa terampil membaca nyaring.
156
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
b.
Dalam meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar dikelas dipandang
perlu memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam
belajar, sebagai guru fasilitas bagi muridnya dituntut memiliki kapasitas dan
profesionalisme yang tinggi, tidak hanya sekedar penyampai ilmu dengan
dominasi intelektual tetapi harus mampu mengantarkan para siswa untuk
mempertanggungjawabkan ilmunya. Selain menguasai bahan materi yang
diajarkan, upaya yang dilakukan guru adalah sebisa mungkin menciptakan
nuansa pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, pendekatan yang
kreatif dan melakukan pendekatan kekeluargaan, khusus kepada anak didik.
Bila hal ini dilakukan, maka akan terjalin hubungan yang harmonis, penuh
persahabatan, kerja sama yang erat antara guru dan siswa akan terpelihara dan
hasil yang diharapkan pun akan lebih optimal.
c.
Secara spesifik, peneliti menerapkan teknik pemodelan ditambah dengan
penggunaan media yang kreatif dan metode yang variatif. Penerapan teknik
ini diharapkan dapat mewakili dari sekian banyak metode yang selama ini
diterapkan guru dalam pembelajaran dikelas, terbukti pembelajaran lebih
komunikatif, terjadi peningkatan baik pada amino belajar maupun taraf
penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan. Khusus pada keterampilan
membaca nyaring, sesuai hasil penelitian diperoleh daya serap klasikal pada
siklus 1 sama dengan 51,61% meningkat menjadi 96,77% sementara nilai
rata-rata siswa pada siklus 1 sama dengan 46 meningkat menjadi 78.
Saran
a.
Kepala sekolah perlu mensosialisasikan kepada semua guru tentang
pentingnya penerapan pendekatan yang tepat dikelas, seperti teknik
pemodelan pada semua mata pelajaran.
b.
Guru bidang studi Bahasa Indonesia perlu diberikan kesempatan yang merata
untuk mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar baik ditingkat lokal
maupun ditingkat nasional.
157
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
c.
Pihak sekolah perlu menyediakan sarana belajar yang memadai mulai dari
buku-buku, sejumlah aturan dan perangkat lainnya yang harus masuk dalam
skala proritas.
d.
Guru harus melakukan refleksi dan evaluasi kritik pada setiap akhir pelajaran
atau dalam setiap akhir semester sebagai proyeksi dan bahan renungan, demi
peningkatan manajemen dan mutu sekolah secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
Andira, 2003. Teknik-teknik Dalam Pembelajaran, Jakarta: Gramedia.
Dawson, 1963. Pintar Berbahasa Indonesia, Jakarta: Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:
Dinas Pendidikan dan Pengajaran.
Hanasuaina, Ahmad, dkk, 1998. Materi Pokok Membaca, Universitas Terbuka:
Karunika Jakarta.
Kamidjan, 1996. Teori Membaca, Surabaya: JPBSI FPBS IKIP Surabaya.
Monks, 1989. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gadjah Mada: University
Press.
Moulton, 1970. Membaca Ekspresif, Bandung: Angkasa.
Nurhadi dan Senduk, 2007. Teknik dan Teknik Dalam Pembelajaran, Bandung:
Rosdakarya.
Nurul Maulidiyah, 2011. Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Dengan
Menggunakan Tekinik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN Wonosari Kec.
Puger Kab. Jember, Jember:
Ramadhan, A, dkk, 2013. Panduan Penyelenggaraan dan Penulisan Tugas Akhir
dan Artikel; FKIP Untad
Sudirman, 2003. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada..
Suhendar, 1997. Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia, Pengajaran dan
Ujian Keterampilan Membaca, Menulis, Bandung: CV. PIONIR Jaya
Bandung.
Tarigan, 1985. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:
Angkasa.
158
ISSN 2354-614X
Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Siswa Kelas IV
SDN 2 Malomba Kec. Dondo Kab. Toli-Toli Dengan
Menggunakan Teknik Pemodelan
Muspaida, Gazali, dan Efendi
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan pokok dalam penelitian ini apakah teknik pemodelan dapat
meningkatkan keterampilan siswa membaca nyaring di kelas IV SDN 2 Malomba.
Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
membaca nyaring melalui teknik pemodelan. Untuk mengkaji masaalah di atas,
peneliti melakukan penelitian deskritif. Rancangan penelitian tindakan kelas ini
menggunakan model siklus yang dikembangkan sesuai dengan prosedur PTK
yaitu suatu siklus yang terdiri dari kegiatan perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes hasil belajar yang dilakukan
tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, kemudian disimpulkan dan
diinterpretasikan. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa dengan
teknik pemodelan dapat meningkatkan keterampilan membaca nyaring siswa
kelas IV SDN 2 Malomba Kec. Dondo Kab. Tolitoli. Hal ini dapat dilihat dan
nilai yang dicapai oleh siswa menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I
diperoleh nilai ketuntasan klasikal yaitu sebesar 12,90 %. Kemudian pada siklus II
meningkat menjadi 96,77 %. Jadi, taraf nilai ketuntasan klasikal yang disajikan
naik 83,87%. Dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat
diterima.
Kata kunci: Keterampilan, Membaca Nyaring, Teknik Pemodelan
I.
PENDAHULUAN
Dalam
rangka
peningkatan
mutu
pendidikan
akibat
rendahnya
keberhasilan pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) khususnya pembelajaran
Bahasa Indonesia tentang membaca nyaring di kelas IV, berbagai upaya telah
dilaksanakan oleh pemerintah antara lain penyiapan kurikulum dan pembelajaran
ketersediaan media dan pembinaan keterampilan mengajar untuk meningkatkan
kemampuan belajar siswa dalam hal meningkatkan keterampilan membaca
nyaring.
Dari hasil observasi yang dilakukan di kelas IV SDN 2 Malomba
diperolah bahwa sekitar 65% atau 20 siswa dari keseluruhan yang berjumlah 31
siswa menyatakan kurang berminat untuk membaca, karena membaca membuat
145
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
siswa bosan dan jenuh. Siswa lebih tertarik menonton acara TV dan game online
daripada membaca. Kemudian sisanya 35% atau 11 siswa mengaku senang
membaca, akan tetapi mereka lebih tertarik membaca komik daripada membaca
buku mata pelajaran yang lebih bermanfaat bagi mereka.
Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Bahasa
Indonesia tentang membaca nyaring, siswa hanya berlaku pasif menerima
informasi. Sementara itu dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak diberikan
kesempatan untuk mengkontruksi sendiri pemahamannya, siswa kurang diikutkan
untuk memperagakan langsung materi yang diberikan seperti membaca nyaring
dengan
lapal
dan
intonasi
yang tepat,
akibatnya
siswa
tidak
dapat
mengembangkan kreatifitas dan kemampuannya. Sebagai hasilnya siswa sekedar
mendapat informasi kemudian menghafalnya. Padahal yang lebih penting dalam
pembelajaran adalah bagaimana guru memberikan pengalaman berarti pada siswa
dan dapat meninggalkan bekas, oleh karena itu sudah saatnya siswa diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuannya. Peran guru
sebagai pemberi ilmu sudah saatnya berubah menjadi fasilitator yang
memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkontruksi pengetahuan sendiri.
Dalam upaya menjembatani kondisi dari permasalahan di atas, salah satu
langkah penting yang harus dilakukan adalah mengadakan perubahan dan
perbaikan pada aspek pembelajaran yang mengarah pada peningkatan kemampuan
siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan upaya perubahan
dan perbaikan pada aspek pembelajaran tersebut.
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa selain
menyimak, berbicara dan menulis.Membaca bertujuan memahami makna dan ini
bacaan.
Selain itu, ada juga tujuan utama yang penting dalam kegiatan membaca,
yaitu:
1.
Membaca untuk memperoleh keterangan/imformasi baru;
2.
Membaca untuk belajar teknik atau keterampilan membaca;
3.
Membaca untuk belajar bahasa dan kemampuan dalam menggunakan bahasa
itu.
146
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Dalam keterampilan membaca ada jenis membaca yang disebut dengan
membaca nyaring atau membaca bersuara. Kamidjan, (1996: 9) membaca nyaring
adalah suatu kegiatan membaca yang merupakan alat bagi pembaca bersama
orang lain untuk menangkap isi yang berupa informasi dari pengarang. Sementara
Tarigan, (1985: 22) berpendapat bahwa membaca nyaring adalah merupakan
kegiatan pembaca, bersama-sama dengan orang lain dalam menangkap makna
sebuah tulisan.
Beberapa
keterampilan
yang
diperlukan
dalam
membaca
nyaringdikemukakan oleh Widyamartaya A. (1992) antara lain (1) pengunaan
ucapan yang tepat, (2) pengunaan frase yang tepat, (3) pengunaan intonasi nada
dan tekanan yang tepat, (4) pengunaan tanda baca yang baik, (5) pengunaan suara
yang jelas, (6) pengunaan eksprsi yang tepat, (7) pengaruh kecepatan membaca,
(8) pengaturan ketepatan pernapasan, (9) pemahaman membaca dan (10)
pemilikan rasa percaya diri.
Menurut Dawson, (1963) membaca nyaring adalah sebuah pendekatan
yang dapat
memasukan
serta
memenuhi
berbagi
ragam
tujuan
serta
mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat. Sedangkan menurut
Moulton, (1970) juga berpendapat bahwa membaca nyaring adalah suatu aktifitas
atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, siswa ataupun pembaca bersamasama dengan orang lain untuk memahami informasi, pikiran dan perasaan
pengarang.
Secara umum Hanasuain Ahmad S dkk. (1998: 85) menyatakan bahwa
membaca nyaring adalah suatu interprestasi simbol-simbol tertulis atau membaca
adalah menangkap makna dari rangkaian huruf tertentu. Dengan demikian
membaca adalah mengidentifikasi simbol-simbol dan mengasosiakannya dengan
makna
membaca
nyaring
juga
dapat
diterjemahkan
sebagai
proses
mengidentifikasi dan komperhensi yang menulusuri pesan yang disampaikan
melalui system bahasa tulis (Nurhadi, dkk, 1995). Suhendar, M.L, (1997) dapat
membedakan ciri-ciri membaca nyaring menjadi dua, yaitu:
1.
Membaca sebagai pengujian demi kepentingan orang lain, pembaca nyaring
seolah-olah mewakili penulis menyampaikan buah pikirannya.
147
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
2.
Membaca sebagai kegiatan komunikasi atau sebagai kesenangan atau
kegembiraan.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dalam siklus, setiap siklus
terdiri atas empat tahap yang mengacu pada model Kemmis dan MC Taggart yaitu
rencana, tindakan, observasi dan refleksi. (Depdiknas, 2005 : 19)
Pelaksaan tindakan ini berlangsung selama dua minggu dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit dalam 1 kali pertemuan. Untuk mengukur tingkat kemampuan
siswa kelas IV SDN 2 Malomba dalam keterampilan membaca nyaring sesuai
dengan teknik pemodelan dengan prosedur penelitian sebagai berikut.
a.
Perencanaan
Perencanaan adalah awal pelaksanaan tindakan yang di dalamnya berupa
kegiatan pembuatan skenario pembelajaran berupa RPP, lembar observasi,
untuk siswa dan guru (peneliti), dan perancangan alat evaluasi.
b.
Pelaksanaan
1). Peneliti menyiapkan rumusan terkait materi yang akan diajarkan, melalui
tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa.
2). Peneliti
menyiapkan
menyampaikan
tujuan
langkah-langkah
pembelajaran
teknik
untuk
pembelajaran
memotivasi
siswa,
membimbing siswa, mengembangkan sikap ingin tahu dengan bertanya,
evaluasi, serta memberikan penghargaan.
3). Peneliti menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
c.
Pengamatan
Melakukan observasi terhadap kemampuan siswa dalam membaca nyaring,
keaktifan siswa bertanya, dan untuk mengetahui proses pembelajaran, baik
yang terjadi pada anak maupun guru.
d.
Refleksi
1). Analisa hasil pengamatan dalam bentuk kemampuan siswa dalam membaca
nyaring, keaktifan siswa dalam bertanya, dan respon terhadap penerapan
teknik pemodelan.
2).
Analisa kelemahan-kelemahan pada langkah a sampai pada c.
148
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
3). Perbaikan skenario pembelajaran dan instrumen peneliti yang digunakan hasil
pada tahap refleksi dari hasil proses pembelajaran yang selanjutnya
digunakan sebagai dasar dalam merencanakan kembali kegiatan selanjutnya.
Data yang dianalisis dinyatakan dalam bentuk persentasi yang dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1). Persentasi daya serap individu:
S
S
ya
S wa
a
a
x
%
Siswa dikatan tuntas belajar secara individu jika persentasi daya serap
individu ≥ 65%.
2). Ketuntasan belajar klasikal = jumlah siswa yang tuntas
J
J
a
a
wa ya
wa
a
ya
x
%
Suatu kelas yang dinyatakan tuntas belajar secara klasikal jika ≥ 80% siswa yang
telah tuntas.
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan prosedur bersiklus. Setiap
siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Langkahlangkah sebelum penelitian dilakukan, yakni melalui observasi pada guru kelas IV
SDN 2 Malomba. Kemudian guru tersebut diminta kesepakatannya untuk menjadi
pengamat dalam pelaksanaan penelitian.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Untuk mengetahui kemampuan membaca siswa kelas IV SDN 2 Malomba,
tahap awal yang harus dilakukan tahapan perencanaan sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa
3) Melaksanakan Pembelajaran dan melakukan observasi (pengamatan)
4) Melakukan penilaian dan evaluasi
5) Melaksanakan tindakan
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian yang dialakukan secara
serentak, tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada
149
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
siklus 1 masih kategori cukup. Kenyataan dilapangan pun membuktikan bahwa
dari 31 orang jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran membaca
nyaring, belum ada siswa yang masuk kategori baik. Hanya ada 16 siswa yang
dikategorikan cukup dan 15 siswa kategori kurang. Untuk itu penting
dilaksanakan upaya perbaikan proses belajar mengajar selanjutnya. Adapun
penilaian pada siklus 1 adalah:
Tabel 1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
Aspek / Skor
No.
Nama
Siswa
1
2
3
4
Jumlah
5
Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Adianto
2
2 Alya
2
3 Amelia
2
1
1
4 Anita
2
5 Ardi
2
2
2
1
7 Asbul
1
3
2
2
2
2
2
2
1
6 Aril
2
2
1
2
1
2
1
2
2
1
2
2
Nilai
Rata- Kategori
Rata
2
10
2
Cukup
2
10
2
Cukup
8
1,6
Kurang
10
2
Cukup
7
1,4
Kurang
8
1,6
Kurang
7
1,4
Kurang
2
9
1,8
Kurang
2
11
2,2
Cukup
7
1,4
Kurang
11
2,2
Cukup
11
2,2
Cukup
1
2
1
2
1
8 Asma
2
9 Febri
2
10 Nawan
2
11 Gusri
2
2
2
12 Husnul
2
2
2
2
13 Ilham
2
2
2
2
2
10
2
Cukup
14 Listi
2
2
2
8
1,6
Kurang
8
1,6
Kurang
15 Mawar
2
1
1
2
2
17 Aidil
2
2
18 Arsan
2
19 Raehan
2
2
1
3
1
2
1
1
3
1
1
16 Melita
20 Rifaldi
2
2
3
2
2
2
8
1,6
Kurang
2
2
2
10
2
Cukup
2
2
2
2
10
2
Cukup
2
2
2
2
10
2
Cukup
7
1,4
Kurang
2
1
1
1
2
1
150
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
21 Dalifah
2
22 Jannah
2
2
2
2
23 Orlan
2
2
2
2
2
2
2
2
24 Rafli
1
1
25 Rezki
2
26 Rugaiya
2
27 Amina
2
28 Nur
2
29 Sofyan
1
2
1
2
31 Wilda
2
1
1
2
7
1,4
Kurang
2
10
2
Cukup
2
10
2
Cukup
7
1,4
Kurang
11
2,2
Cukup
7
1,4
Kurang
2
11
2,2
Cukup
2
8
1,6
Kurang
8
1,6
Kurang
2
10
2
Cukup
2
10
2
Cukup
1
3
1
3
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
1
1
30 Wandri
2
2
1
3
Tabel 2. Hasil Tes Keterampilan Membaca Nyaring Pada Siklus 1.
AspekYang Dinilai
No.
Nama
Siswa
Ketepatan
Intonasi
Kelancaran
Lafal
dalam
dalam
Membaca
Membaca
1
2
3
1
2
3
1
2
Skor
Nilai
T
TT
3
1
2
4
44,44
√
1
2
5
55,56
√
2
5
55,56
√
2
5
55,56
√
1
3
33,33
√
1
1
3
33,33
√
1
1
1
3
33,33
√
1
1
2
4
44,44
√
2
6
66,67
3
33,33
1.
Adianto
2.
Alya
3.
Amelia
4.
Anita
5.
Ardi
1
1
6.
Aril
1
7.
Asbul
8.
Asma
9.
Febri
10. Nawan
KKM
1
2
1
2
2
1
2
1
2
1
1
√
√
11. Gusri
2
2
2
6
66,67
√
12. Husnul
2
2
2
6
66,67
√
151
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
4
44,44
√
1
3
33,33
√
1
1
3
33,33
√
1
1
1
3
33,33
√
17. Aidil
1
1
2
4
44,44
√
18. Arsan
1
1
2
4
44,44
√
19. Raehan
1
2
4
44,44
√
20. Rifaldi
1
2
5
55,56
√
21. Dalifah
1
1
1
3
33,33
√
22. Jannah
1
1
1
3
33,33
√
5
55,56
√
3
33,33
√
5
55,56
√
3
33,33
√
6
66,67
13. Ilham
1
1
14. Listi
1
1
15. Mawar
1
16
Melita
23. Orlan
2
24. Rafli
1
25. Rezki
1
26. Rugaiya
1
27. Amina
2
1
2
1
2
1
1
2
2
1
1
2
2
2
√
1
1
1
3
33,33
√
29. Sofyan
1
1
1
3
33,33
√
30. Wandri
1
2
2
5
55,56
√
31. Wilda
1
2
2
5
55,56
√
28
Nur
KK =
=
x
%
,9 %
Dengan perolehan rata-rata siswa sebesar 46 pada siklus 1 dapat
disimpulkan bahwa tingkat keterampilan membaca nyaring siswa kelas IV SDN 2
Malomba dalam pelajaran Bahasa Indonesia belum maksimal.
Hasil pengamatan pada penilaian proses siklus 1 yaitu ditinjau dari standar
kelulusan yang telah ditetapkan siswa yang mencapai nilai tertinggi atau yang
dikategorikan berhasil adalah:
�
%=
,
%
152
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Pada pelaksaan pembelajaran siklus 1 secara umum dikategorikan masih
rendah karena belum sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Dengan
demikian pembelajaran keterampilan membaca nyaring dilanjutkan pada siklus 2.
Tabel 3. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 2
Aspek / Skor
No.
Nama
Jumlah
1
Siswa
2
3
4
5
Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
Adianto
4
2
Alya
3
3
3
Amelia
3
3
4
Anita
4
5
Ardi
4
6
Aril
3
7
Asbul
3
8
Asma
4
9
Febri
4
10 Nawan
3
3
4
4
2
3
2
2
3
3
17
3,4
Baik
4
3
17
3,4
Baik
3
15
3
Baik
3
18
3,6
Baik
3
4
3
3
3
15
3
Baik
3
3
3
15
3
Baik
3
15
3
Baik
3
4
4
4
4
18
3,6
Baik
4
4
4
19
3,8
Baik
14
2,8
Cukup
19
3,8
Baik
18
3,6
Baik
4
18
3,6
Baik
4
15
3
Baik
2
3
3
4
3
4
4
12 Husnul
4
3
4
4
13 Ilham
4
3
3
15 Mawar
3
Rata
3
11 Gusri
14 Listi
Rata- Kategori
4
3
3
Nilai
3
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
15
3
Baik
3
3
3
15
3
Baik
3
3
17
3,4
Baik
18
3,6
Baik
18
3,6
Baik
16 Melita
4
17 Aidil
4
3
18 Arsan
4
3
19 Raehan
4
3
3
3
3
3
3
15
3
Baik
3
3
3
15
3
Baik
18
3,6
Baik
20 Rifaldi
2
3
3
21 Dalifah
4
22 Jannah
4
4
2
3
4
4
3
3
4
4
4
4
153
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
23 Orlan
4
24 Rafli
3
3
25 Rezki
2
4
26 Rugaiya
27 Amina
3
2
3
2
29 Sofyan
3
2
3
31 Wilda
4
3
17
3,4
Baik
3
4
3
15
3
Baik
19
3,8
Baik
14
2,8
Cukup
3
18
3,6
Baik
3
15
3
Baik
4
4
4
4
28 Nur
4
3
3
3
30 Wandri
4
4
3
4
3
2
4
4
3
3
4
3
15
3
Baik
3
4
3
17
3,4
Baik
4
3
18
3,6
Baik
4
Tabel 4. Hasil Tes Keterampilan Membaca Nyaring Pada Siklus 2.
AspekYang Dinilai
No.
Nama
Ketepatan
Siswa
Lafal
1
2
3
KKM
Intonasi
Kelancaran
dalam
dalam
Membaca
Membaca
1
1
2
3
2
Skor
Nilai
T
3
1.
Adianto
2
2
3
7
77,78
√
2.
Alya
2
2
3
7
77,78
√
3.
Amelia
2
3
8
88,89
√
4.
Anita
2
2
3
7
77,78
√
5.
Ardi
2
2
2
6
66,67
√
6.
Aril
2
2
2
6
66,67
√
7.
Asbul
2
2
2
6
66,67
√
8.
Asma
2
2
3
7
77,78
√
9.
Febri
3
9
100
√
10.
Nawan
6
66,67
√
11.
Gusri
3
3
3
9
100
√
12.
Husnul
3
3
3
9
100
√
13.
Ilham
2
2
3
7
77,78
√
14.
Listi
2
2
6
66,67
√
3
3
2
3
2
2
2
TT
154
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
15.
Mawar
2
2
2
6
66,67
√
16
Melita
2
2
2
6
66,67
√
17.
Aidil
2
2
3
7
77,78
√
18.
Arsan
2
2
3
7
77,78
√
19.
Raehan
2
3
7
77,78
√
20.
Rifaldi
2
3
8
88,89
√
21.
Dalifah
2
22.
Jannah
23.
Orlan
24.
Rafli
2
25.
Rezki
2
26.
Rugaiya
2
27.
Amina
28
Nur
2
2
29.
Sofyan
2
2
30.
Wandri
2
3
31.
Wilda
2
3
2
3
2
2
6
66,67
√
3
2
2
7
77,78
√
3
2
8
88,89
√
6
66,67
√
8
88,89
√
5
55,56
9
100
√
2
6
66,67
√
2
6
66,67
√
3
8
88,89
√
3
8
88,89
√
3
2
2
3
3
1
2
3
3
KK =
=9 ,
x
3
%
√
%
Dari hasil pengamatan dan hasil penilaian proses pada siklus 2 terjadi
peningkatan, berarti pada prestasi belajar siswa. Dari pembelajran siklus 1
sebelumnya 16 orang yang dinyatakan proaktif/berhasil dalam proses belajar
mengajar. Pada siklus 2 meningkat menjadi 30 orang, sesuai dengan hasil
penilaian pada tabel diatas, bahwa dengan menggunakan teknik pemodelan pada
siklus 2 dikategorikan berhasil. Jika mengetahui rumus perhitungan yang ada 52%
keberhasilan proses pada silkus 1 meningkat menjadi 97% pada siklus 2.
155
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Pembahasan
Setelah melihat total nilai rata-rata dan hasil persentasi, maka hasil
evaluasi pembelajaran keterampilan membaca nyaring pada siklus 1 dapat
dikategorikan cukup dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 46 dengan persentasi
keberhasilan 51,61 % untuk nilai proses dan untuk nilai hasil tes adalah 12,90%
namun perlu upaya peningkatan kembali pada siklus 2.
Pada tindakan kedua, berdasarkan data evaluasi siswa perolehan total nilai
rata-rata 78 termasuk dalam kategori berhasil, persentasi keberhasilan mencapai
93,54%, hasil yang diperoleh dari tiap siswa bervariasi dan kesimpulan akhir
dinyatakan dari 16 orang yang berhasil/proaktif dalam proses belajar pada siklus 1
meningkat menjadi 29 orang pada siklus 2. Berdasarkan perhitungan rumus yang
ada diperoleh hasil 51,61% tingkat keberhasilan proses pada siklus 1 meningkat
menjadi 93,54% pada siklus 2. Dan untuk hasil tes keterampilan membaca
nyaring diperoleh nilai ketuntasan klasikal 12,90% pada siklus 1 meningkat
menjadi 96,77% pada siklus 2.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Penilitian tindakan kelas berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca
Nyaring Siswa Kelas IV SDN 2 Malomba Kec. Dondo Kab. Tolitoli Dengan
Menggunakan Teknik Pemodelan telah dinyatakan tuntas baik secara individu
maupun secara klasikal.
Pada siklus I diperoleh nilai ketuntasan klasikal yaitu sebesar 12,90 %.
Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 96,77 %. Jadi, taraf nilai ketuntasan
klasikal yang disajikan naik 83,87%. Dengan demikian hipotesis tindakan dalam
penelitian ini dapat diterima.
a.
Keterampilan membaca nyaring dapat ditingkatkan dengan prosedur sebagai
berikut:
1 . Guru memberikan contoh membaca nyaring yang benar melalui teknik
pemodelan.
2 . Melalui teknik pemodelan siswa terampil membaca nyaring.
156
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
b.
Dalam meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar dikelas dipandang
perlu memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam
belajar, sebagai guru fasilitas bagi muridnya dituntut memiliki kapasitas dan
profesionalisme yang tinggi, tidak hanya sekedar penyampai ilmu dengan
dominasi intelektual tetapi harus mampu mengantarkan para siswa untuk
mempertanggungjawabkan ilmunya. Selain menguasai bahan materi yang
diajarkan, upaya yang dilakukan guru adalah sebisa mungkin menciptakan
nuansa pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, pendekatan yang
kreatif dan melakukan pendekatan kekeluargaan, khusus kepada anak didik.
Bila hal ini dilakukan, maka akan terjalin hubungan yang harmonis, penuh
persahabatan, kerja sama yang erat antara guru dan siswa akan terpelihara dan
hasil yang diharapkan pun akan lebih optimal.
c.
Secara spesifik, peneliti menerapkan teknik pemodelan ditambah dengan
penggunaan media yang kreatif dan metode yang variatif. Penerapan teknik
ini diharapkan dapat mewakili dari sekian banyak metode yang selama ini
diterapkan guru dalam pembelajaran dikelas, terbukti pembelajaran lebih
komunikatif, terjadi peningkatan baik pada amino belajar maupun taraf
penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan. Khusus pada keterampilan
membaca nyaring, sesuai hasil penelitian diperoleh daya serap klasikal pada
siklus 1 sama dengan 51,61% meningkat menjadi 96,77% sementara nilai
rata-rata siswa pada siklus 1 sama dengan 46 meningkat menjadi 78.
Saran
a.
Kepala sekolah perlu mensosialisasikan kepada semua guru tentang
pentingnya penerapan pendekatan yang tepat dikelas, seperti teknik
pemodelan pada semua mata pelajaran.
b.
Guru bidang studi Bahasa Indonesia perlu diberikan kesempatan yang merata
untuk mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar baik ditingkat lokal
maupun ditingkat nasional.
157
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
c.
Pihak sekolah perlu menyediakan sarana belajar yang memadai mulai dari
buku-buku, sejumlah aturan dan perangkat lainnya yang harus masuk dalam
skala proritas.
d.
Guru harus melakukan refleksi dan evaluasi kritik pada setiap akhir pelajaran
atau dalam setiap akhir semester sebagai proyeksi dan bahan renungan, demi
peningkatan manajemen dan mutu sekolah secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
Andira, 2003. Teknik-teknik Dalam Pembelajaran, Jakarta: Gramedia.
Dawson, 1963. Pintar Berbahasa Indonesia, Jakarta: Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:
Dinas Pendidikan dan Pengajaran.
Hanasuaina, Ahmad, dkk, 1998. Materi Pokok Membaca, Universitas Terbuka:
Karunika Jakarta.
Kamidjan, 1996. Teori Membaca, Surabaya: JPBSI FPBS IKIP Surabaya.
Monks, 1989. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gadjah Mada: University
Press.
Moulton, 1970. Membaca Ekspresif, Bandung: Angkasa.
Nurhadi dan Senduk, 2007. Teknik dan Teknik Dalam Pembelajaran, Bandung:
Rosdakarya.
Nurul Maulidiyah, 2011. Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Dengan
Menggunakan Tekinik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN Wonosari Kec.
Puger Kab. Jember, Jember:
Ramadhan, A, dkk, 2013. Panduan Penyelenggaraan dan Penulisan Tugas Akhir
dan Artikel; FKIP Untad
Sudirman, 2003. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada..
Suhendar, 1997. Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia, Pengajaran dan
Ujian Keterampilan Membaca, Menulis, Bandung: CV. PIONIR Jaya
Bandung.
Tarigan, 1985. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:
Angkasa.
158