2017 Kesling Sesi 9 TS Perkembangan dan Prospek Kemandirian Pangan

KEMANDIRIAN DAN KEAMANAN PANGAN

I. PENDAHULUAN


Ketahanan pangan mempunyai peran strategis dalam
pembangunan nasional.
Akses terhadap pangan dan gizi merupakan hak asasi manusia.
Kualitas konsumsi pangan merupakan unsur penentu
pembangunan SDM yang berkualitas.
Ketahanan pangan menopang ketahanan ekonomi



Kemandirian pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan
bagi setiap rumah tangga (cukup, mutu, aman, merata dan
terjangkau) didasarkan pada optimasi pemanfaatan keragaman
sumber daya domestik.




Pembangunan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan
masih menghadapi masalah:
Mikro : masih besarnya penduduk rawan mendadak dan
kronis  rendahnya kualitas masyarakat.
Makro : pemenuhan kebutuhan pangan dari sumberdaya
domestik dihadapkan pada keterbukaan ekonomi dan
perdagangan global



Perwujudan ketahanan pangan adalah tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat.

II. PERKEMBANGAN KETAHANAN PANGAN
2010-2015
Menunjukkan kecenderungan semakin baik, dicirikan oleh:
• Produksi komoditas pangan penting cenderung meningkat
• Pergerakan harga tidak stabil
• Kualitas konsumsi masyarakat meningkat
• Peran serta masyarakat dan pemerintah daerah meningkat

• Proporsi penduduk miskin dan rawan pangan menurun ?

4

Lanjutan ……………….

 Penurunan rasio ketergantungan impor beras
terkait dengan kebijakan perberasan nasional
mulai tahun 2000, terutama menyangkut
kebijakan perlindungan petani dalam negeri
dari dampak negatif perdagangan bebas:
 Bea masuk Rp. 430/kg sejak tahun 2000
 Bea masuk Rp. 450/kg sejak tahun 2005
 Larangan impor beras sejak tahun 2004
 Saat ini Indonesia sebagai negara
pengimport beras terbesar?
5

3.


Ketersediaan Energi dan Protein

 Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk ketersediaan energi
2.200 kkal/kapita/hari dan protein 57 gram/kapita/hari
(rekomendasi Menteri Kesehatan 2013).
 Peningkatan produksi pangan selama periode 20002004 diikuti oleh peningkatan ketersediaan energi dan
protein per kapita:
 Energi naik dengan pertumbuhan 0,57% per tahun
dari 2.966 menjadi 3.031 kkal
 Protein turun 0,05% per tahun dari 76,72 menjadi
76,28 gr

 Ketersediaan energi dan protein tahun 2004 melebihi
rekomendasi tersebut yakni energi sebesar 2.900
kkal/kapita/hari dan protein 74 gram/kapita/hari.
6

B. DISTRIBUSI



Masalah dalam sarana dan prasarana:
 Kurangnya fasilitas transportasi  Mahalnya biaya dari sentra produksi ke
sentra konsumsi.
 Biaya angkut dalam negeri lebih mahal dari biaya angkut luar negeri 
produk pertanian domestik sulit bersaing dengan produk luar.
 Masih banyak pungutan resmi dan tidak resmi  biaya distribusi produk
menjadi tinggi.
 Sarana penyimpanan dan pengolahan belum berkembang dan jumlahnya
terbatas  mengurangi nilai tambah dan posisi tawar.
Perlu investasi untuk mendukung perkembangan sarana dan prasarana distribusi



Selama 2010-2014 stabilitas harga bahan pangan penting (gabah, beras,
jagung, kedelai, gula pasir, minyak goreng, bawang merah, kacang tanah,
daging sapi, daging ayam dan telur ayam) yang ditunjukkan oleh
perkembangan harga rata-rata dan koefisien variasi semakin baik, kecuali cabe
merah yang lebih berfluktuasi.?????????????
7


C. KONSUMSI
 Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk konsumsi energi 2.200
kkal/kapita/hari dan protein 57 gram/kapita/hari (rekomendasi
Menteri Kesehataan, 2013).
 Realisasi konsumsi perkapita perhari pada periode 2010-2013 :
 Konsumsi kalori perkapita/hari