Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

(1)

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi peneliti berikutnya untuk menambah data dalam meneliti hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap perkembangan bayi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kadar Hemoglobin 1. DefenisiHemoglobin

Hemoglobin adalah protein berpigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15,5gr/dl dan pada wanita 14,0gr/dl. Rata-rata konsentrasi hemoglobin pada sel darah merah 32gr/dl (Tarwoto, 2008). Fungsi Hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru dan dalam peredaran darah untuk dibawa kejaringan. Ikatan hemoglobin dengan oksigen disebut Oksihemoglobin (HbO2). Disamping oksigen, hemoglobin juga membawa karbondioksida dan dengan karbonmonoksida membentuk ikatan karbon monoksihemoglobin (HbCO), juga berperan dalam keseimbangan pH darah (Abdul, 2012). Struktur hemoglobin terdiri dua unsur utama yaitu :

1. Besi yang mengandung pigmen hem

2. Protein globin, seperti halnya jenis protein lain, globin mempunyai rantai panjang dari asam amino. Ada empat rantai globin yaitu alpha (α), beta (β), delta (δ) dan gamma (γ) (Tarwoto, 2008).

2. Derajat Anemia

Derajat anemia berdasarkan kadar hemoglobin menurut WHO dalam Tarwoto: 1). Anemia ringan sekali : Hb 10 g/dl- Batas Normal


(2)

2). Anemia ringan : Hb 8 g/dl – 9,9 g/dl 3). Anemia sedang : Hb 6 gr/dl – 7,9 gr/dl 4). Anemia berat : Hb < 6 gr/dl

Ibu anemia memiliki kadar Hb <10 gr/dl. Bahwa yang kita tahu ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak dan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Ibu yang mengalami anemia akan mempengaruhi produksi ASI maupun kualitas dan kuantitas ASI salah satunya vitamin A, dimana fungsi vitamin A di dalam ASI untuk kesehatan mata, Vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan.

ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik. Selain vitamin A, vitamin B juga terdapat pada ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI.

Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada awal perkembangan sistem saraf maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Di samping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap


(3)

perkembangan jaringan saraf dan retina mata yang berfungsi pada perkembangan pancaindera bayi.

Sedangkan pada ibu yang tidak mengalami anemia dimana keadaan jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga memenuhi fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman O2 ke jaringan dapat tersalur dengan baik. Kadar Hb ibu normal adalah >11gr/dl, ibu yang memiliki Hb normal tidak akan menurunkan produksi ASI, maupun kualitas dan kuantitas ASI. Karena suplai nutrisi dan oksigen tersuplai dengan baik sehingga tidak menganggu pada proses menyusui ASI kepada bayi (IDAI, 2008).

B. Perkembangan Bayi 1. Definisi Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi (Nursalam, 2005).

Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar, terdiri dari kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial, kemandirian, intelegensia, dan perkembangan moral (Muslihatun, 2010).

2. Periode Perkembangan bayi

Perkembangan bayi terdiri dalam gerakan –gerakan kasar, halus, emosi, sosial, perilaku dan bicara.


(4)

Perkembangan bayi dari usia 6 bulan sampai 9 bulan :

• Dapat duduk tanpa dibantu

• Dapat tengkurep dan berbalik sendiri

• Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

• Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain

• Memegang benda kecil dengan ibu jari

• Bergembira dengan melempar benda-benda

• Mengeluarkan kata-kata tanpa arti

• Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/lain

• Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian.

Bayi dari usia 9 sampai 12 bulan :

• Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu

• Dapat berjalan dengan dituntun

• Menirukan suara

• Mengulang bunyi yang didengarnya

• Belajar menyatakan satu atau dua kata

• Mengerti perintah sederhana atau larangan

• Memperlihatkan minat yng besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya

• Berpartisipasi dalam permainan (Bambang, 2011).

C. ASI Eksklusif


(5)

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna bagi makanan bayi.

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan (Purwanti, 2004).

ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun air putih, sampai bayi berumur 6 bulan (Rukiyah, 2012).

ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui. Secara alamiah, ia mampu menghasilkan ASI. Dengan demikian, ASI merupakan makanan yang telah disiapkan untuk calon bayi saat ibu mengalami kehamilan. Semasa kehamilan, payudara ibu mengalami perubahan untuk menyiapkan produksi ASI tersebut (Khamzah, 2012).

2. Perkembangan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif a. Sebagai sistem imunitas yang baik

Bayi yang mendapat ASI dari ibunya akan memiliki sistem imunitas (daya tahan tubuh) yang lebih baik daripada bayi yang tidak pernah mendapatkan ASI. Kadar imunoglubin (zat-zat yang membentuk kekebalan tubuh) yang sangat tinggi terdapat pada kolostrum, yaitu cairan kuning kental yang merupakan ASI pertama yang keluar setelah ibu melahirkan. ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh (antibodi) yang dapat memberikan perlindungan alami bagi bayi baru lahir.


(6)

Berdasarkan penelitian, bayi yang mendapatkan ASI, akan memiliki IQ (Intelligence Quotient) lebih tinggi daripada bayi yang tidak pernah mendapatkan ASI.

c. Perkembangan psikomotrik lebih cepat

Menurut penelitian, bayi yang mendapat ASI, memiliki perkembangan psikomotrik yang lebih cepat dari bayi yang tidak mendapatkan ASI. Bayi yang mendapatkan ASI, dapat berjalan dua bukan lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula.

d. Menunjang perkembangan kognitif

Bayi yang mendapatkan ASI, akan memiliki daya ingat dan kemampuan bahasa yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang tidak pernah mendapatkan ASI dan hanya diberi susu formula.

e. Membantu mengurangi gigi dari kerusakan

Bayi yang mendapatkan ASI, akan memiliki perlindungan gigi yang lebih baik. Sebab, adanya kadar selenium (mineral penting yang sangat sibutuhkan oleh tubuh sebagai antioksidan untuk meredam aktivitas radikal bebas) dalam ASI yang cukup tinggi.

f. Menunjang perkembangan penglihatan

Bayi yang mendapatkan ASI, akan memiliki perkembangan penglihatan yang baik. Sebab, didalam ASI mengandung asam lemak omega 3 (Purwanti, 2004).

3. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain sebagai berikut :


(7)

1. Makanan ibu

Pada dasarnya, makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh, terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan jika sewaktu-waktu diperlukan. Namun, jika makanan ibu terus-menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan maka tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat ASI tidak akan dapat bekerja dengan sempurna sehingga berpengaruh pada produksi ASI.

2. Frekuensi Penyusuan

Studi yang dilakukan terhadap 32 ibu dengan bayi prematur menyimpulkan bahwa produksi ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali perhari selama bulan pertama setelah melahirkan.

3. Berat Lahir

Berat lahir juga mempengaruhi produksi ASI. Hal ini berkaitan kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal, yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosindalam memproduksi ASI.

4. Stres dan Penyakit Akut

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi ASI, yaitu menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman.


(8)

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin yang menghambat pelepasan oksitosin. Sedangkan di sisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin (Khamzah, 2012).

4. Kandungan Nutrisi ASI 1. Karbohidrat

Karbohidrat terbanyak yang ada dalam ASI adalah laktosa. Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak. Laktosa memiliki struktur kimia berupa sepasang gula yaitu glukosa dan galaktosa. Galaktosa inilah sebagai makanan utama dalam pengembangan jaringan otak. Laktosa juga berfungsi mempertinggi penyerapan kalsium. Selain berfungsi sebagai sumber energi, laktosa juga terdapat di dalam usus yang diubah menjadi asam laktat. Di dalam usus, asam laktat tersebut bermanfaat mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. 2. Protein

Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi. Protein yang terdapat pada ASI dan susu sapi terdiri atas protein whey dan casein. Di dalam ASI, lebih banyak terdapat protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi. Sedangkan casein cebderung lebih sulit dicerna usus bayi, yang banyak terkandung dalam susu sapi. ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi, salah satunya adalah taurin. Asam amino jenis ini banyak ditemukan di dalam ASI yang sangat penting perananya dalam perkembangan otak bayi. 3. Lemak


(9)

Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak.Lemak dalam ASI lebih mudah diserap oleh bayi sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak.

Kadar lemak dalam ASI sangat tinggi, kadar lemak yang tinggi inilah dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Lemak omega-3 dan omega-6 banyak ditemukan dalam ASI yang berperan dalam perkembangan otak. Demikian juga dengan DHA dan ARA hanya terdapat dalam ASI, yang berperan daam perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

4. Karnitin

Karnitin dalam ASI sangat tinggi. Karnitin berfungsi membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. 5. Vitamin K

Vitamin K dalam ASI sangat sedikit jumlahnya sehingga perlu tambahan vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan. Vitamin K ini berfungsi sebagai faktor pembekuan darah.

6. Vitamin D

ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan pemberian ASI Eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar sinar matahari pagi, hal ini mencegah bayi dari menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D. 7. Vitamin E

Salah satu keuntungan ASI adalah mengandung vitamin E yang cukup tinggi, terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.


(10)

ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi. Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Inilah alasan bahwa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.

9. Vitamin yang larut dalam air

Hampir semua vitamin larut dalam air terdapat dalam ASI. Di antaranya adalah vitamin B, vitamin C, dan asam folat. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI, tetapi vitamin B6 dan B12 serta asam folat rendah, terutama pada ibu yang kurang gizi.

10. Mineral

Mineral yang cuku tinggi terdapat dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu formula adalah selenium, yang berfungsi mempercepat pertumbuhan anak (Khamzah, 2012).

5. Pemantauan perkembangan bayi ASI

Masa tiga tahun pertama merupakan waktu yang sangat penting. Bukan hanya untuk pertumbuhan fisik seorang anak, melainakan juga bagi perkembangan kecerdasan dan keterampilan motorik, mental, sosial, dan emosional. Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan otaknya. Hal ini dapat dipantau melalui pengukuran lingkar kepala secara berkala. Jadi, dapat dikatakan bahwa nutrisi, selain mempengaruhi pertumbuhan, juga


(11)

mempengaruhi perkembangan otak. Dan, ASI adalah nutrisi terbaik untuk perkembangan otak manusia.

Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi terarah akan cepat berkembang dibanding anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, terlihat anak yang mendapat ASI jauh lebih matang, lebih asertif, dan memperlihatkan progresivitas yang lebih baik pada skala perkembangan dibanding anak yang tidak mendapat ASI.

6. Hubungan Karakteristik Ibu Terhadap Perkembangan bayi

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat dia masih hidup. Jika dilihat dari sisi biologis, usia 19-25 tahun merupakan saat terbaik untuk hamil dan bersalin. Karena pada usia ini biasanya organ-organ tubuh sudah berfungsi dengan baik dan belum ada penyakit-penyakit degenerative seperti darah tinggi, diabetes, dan lainnya serta daya tahan tubuh masih kuat.

Menurut Tingkat pengetahuan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI ekslusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan atau hal-hal baru guna pemeliharaan kesehatannya. Pendidikan juga akan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan.

Pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan pengetahuan ibu menyusui dalam memberikan ASI Eksklusif, hal ini di hubungkan dengan tingkat pengetahuan


(12)

ibu bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahun yang lebih luas di bandingkat tingkat pendidikan yang rendah.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebutuntuk menerima informasi. (Notoadmojdo,2007).

UU, No. 20 tentang Pendidikan, 2003 tingkat pendidikan di bagi dalam 3 katagori, yaitu :

1. Tinggi apabila responden telah menamatkan pendidikan Diploma atau Sarjana

2. Menengah apabila responden telah menamatkan pendidikan di Sekolah lanjutan atas atau sederajat

3. Dasar apabila responden telah menamatkan pendidikan SD, SMP, atau tidak menamatkan sekolah.

Paritas adalah jumlah kelahiran yang pernah dialami ibu dengan mencapai viabilitas. Sedangkan menurut Manuaba (1999) paritas atau para adalah wanita yang pernah melahirkan dan dibagi menjadi beberapa istilah:

1) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali atau melahirkan untuk pertama kali

2) Secundipara yaitu wanita yang telah melahirkan anak hidup dua, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari dua.

3) Multipara yaitu wanita yang pernah melahirkan anak hidup lebih dari satu, di mana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali. Paritas 2 – 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal.


(13)

Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.

BAB III

KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian yang berjudul Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesa

Perkembangan Bayi Kadar Hb ibu

≥ 11gr/dl : Tidak anemia ≤ 11gr/dl : Anemia


(1)

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin yang menghambat pelepasan oksitosin. Sedangkan di sisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin (Khamzah, 2012).

4. Kandungan Nutrisi ASI 1. Karbohidrat

Karbohidrat terbanyak yang ada dalam ASI adalah laktosa. Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak. Laktosa memiliki struktur kimia berupa sepasang gula yaitu glukosa dan galaktosa. Galaktosa inilah sebagai makanan utama dalam pengembangan jaringan otak. Laktosa juga berfungsi mempertinggi penyerapan kalsium. Selain berfungsi sebagai sumber energi, laktosa juga terdapat di dalam usus yang diubah menjadi asam laktat. Di dalam usus, asam laktat tersebut bermanfaat mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. 2. Protein

Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi. Protein yang terdapat pada ASI dan susu sapi terdiri atas protein whey dan casein. Di dalam ASI, lebih banyak terdapat protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi. Sedangkan casein cebderung lebih sulit dicerna usus bayi, yang banyak terkandung dalam susu sapi. ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi, salah satunya adalah taurin. Asam amino jenis ini banyak ditemukan di dalam ASI yang sangat penting perananya dalam perkembangan otak bayi. 3. Lemak


(2)

Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak.Lemak dalam ASI lebih mudah diserap oleh bayi sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak.

Kadar lemak dalam ASI sangat tinggi, kadar lemak yang tinggi inilah dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Lemak omega-3 dan omega-6 banyak ditemukan dalam ASI yang berperan dalam perkembangan otak. Demikian juga dengan DHA dan ARA hanya terdapat dalam ASI, yang berperan daam perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

4. Karnitin

Karnitin dalam ASI sangat tinggi. Karnitin berfungsi membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. 5. Vitamin K

Vitamin K dalam ASI sangat sedikit jumlahnya sehingga perlu tambahan vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan. Vitamin K ini berfungsi sebagai faktor pembekuan darah.

6. Vitamin D

ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan pemberian ASI Eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar sinar matahari pagi, hal ini mencegah bayi dari menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D. 7. Vitamin E

Salah satu keuntungan ASI adalah mengandung vitamin E yang cukup tinggi, terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.


(3)

ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi. Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Inilah alasan bahwa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.

9. Vitamin yang larut dalam air

Hampir semua vitamin larut dalam air terdapat dalam ASI. Di antaranya adalah vitamin B, vitamin C, dan asam folat. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI, tetapi vitamin B6 dan B12 serta asam folat rendah, terutama pada ibu yang kurang gizi.

10. Mineral

Mineral yang cuku tinggi terdapat dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu formula adalah selenium, yang berfungsi mempercepat pertumbuhan anak (Khamzah, 2012).

5. Pemantauan perkembangan bayi ASI

Masa tiga tahun pertama merupakan waktu yang sangat penting. Bukan hanya untuk pertumbuhan fisik seorang anak, melainakan juga bagi perkembangan kecerdasan dan keterampilan motorik, mental, sosial, dan emosional. Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan otaknya. Hal ini dapat dipantau melalui pengukuran lingkar kepala secara berkala. Jadi, dapat dikatakan bahwa nutrisi, selain mempengaruhi pertumbuhan, juga


(4)

mempengaruhi perkembangan otak. Dan, ASI adalah nutrisi terbaik untuk perkembangan otak manusia.

Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi terarah akan cepat berkembang dibanding anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, terlihat anak yang mendapat ASI jauh lebih matang, lebih asertif, dan memperlihatkan progresivitas yang lebih baik pada skala perkembangan dibanding anak yang tidak mendapat ASI.

6. Hubungan Karakteristik Ibu Terhadap Perkembangan bayi

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat dia masih hidup. Jika dilihat dari sisi biologis, usia 19-25 tahun merupakan saat terbaik untuk hamil dan bersalin. Karena pada usia ini biasanya organ-organ tubuh sudah berfungsi dengan baik dan belum ada penyakit-penyakit degenerative seperti darah tinggi, diabetes, dan lainnya serta daya tahan tubuh masih kuat.

Menurut Tingkat pengetahuan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI ekslusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan atau hal-hal baru guna pemeliharaan kesehatannya. Pendidikan juga akan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan.

Pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan pengetahuan ibu menyusui dalam memberikan ASI Eksklusif, hal ini di hubungkan dengan tingkat pengetahuan


(5)

ibu bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahun yang lebih luas di bandingkat tingkat pendidikan yang rendah.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebutuntuk menerima informasi. (Notoadmojdo,2007).

UU, No. 20 tentang Pendidikan, 2003 tingkat pendidikan di bagi dalam 3 katagori, yaitu :

1. Tinggi apabila responden telah menamatkan pendidikan Diploma atau Sarjana

2. Menengah apabila responden telah menamatkan pendidikan di Sekolah lanjutan atas atau sederajat

3. Dasar apabila responden telah menamatkan pendidikan SD, SMP, atau tidak menamatkan sekolah.

Paritas adalah jumlah kelahiran yang pernah dialami ibu dengan mencapai viabilitas. Sedangkan menurut Manuaba (1999) paritas atau para adalah wanita yang pernah melahirkan dan dibagi menjadi beberapa istilah:

1) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali atau melahirkan untuk pertama kali

2) Secundipara yaitu wanita yang telah melahirkan anak hidup dua, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari dua.

3) Multipara yaitu wanita yang pernah melahirkan anak hidup lebih dari satu, di mana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali. Paritas 2 – 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal.


(6)

Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.

BAB III

KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian yang berjudul Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesa

Perkembangan Bayi Kadar Hb ibu

≥ 11gr/dl : Tidak anemia ≤ 11gr/dl : Anemia


Dokumen yang terkait

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Pertumbuhan Bayi 7-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 38 70

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

2 36 63

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 1 14

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 1 2

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 4

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 11

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Pertumbuhan Bayi 7-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Pertumbuhan Bayi 7-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Pertumbuhan Bayi 7-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 5

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Pertumbuhan Bayi 7-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 25