Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Pertumbuhan Bayi 7-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hemoglobin

1. Pengertian Hemoglobin

Protein berpigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15,5 g/dl dan pada wanita 14.0 g/dl ( Susan M Hinchliff,1996). Rata-rata konsentrasi hemoglobin ( MCHC= Mean Concentration of Hemoglobin ) pada sel darah merah 32g/dl. Fungsi hemoglobin adalah mengangkat oksigen dari paru-paru dan dalam peredaran darah untuk dibawah jaringan. Ikatan hemoglobin dengan oksigen disebut oksihemoglobin ( HbO2).

Pengklasifikasian menurut Manuaba, 2001 adalah: a. Tidak anemia : Hb >11 gr %

b. Anemia ringan : Hb 9-10,5 gr % c. Anemia sedang : Hb 7-8 gr % d. Anemia berat : Hb <7 gr %

Bila Hb rendah secara abnormal ( dibawah 9 gr %), harus dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai dan perlu dilakukan pemeriksaan Hb ulang untuk melihat apakah pengobatan sudah tepat. Penentuan kadar Hb dalam darah bisa dilakukan dengan berbagai cara, dengan suatu standar yang sudah di perinci. Secara Colorimetris ada dua metode yaitu Sahli dan Talquist. Metode Sahli dibandingkan dengan cara hematin HCL dengan warna standar. Untuk metode Talquist dibandingkan warna darah di kertas isap dengan warna standar. Apabila dari hasil pemeriksaan tersebut kadar Hb-nya rendah, maka dikatakan ibu menderita anemia.


(2)

Hemoglobin suatu bahan yang penting sekali dalam eritrosit juga dibentuk dalam sumsum tulang. Batasan secara individu menurut WHO berdasarkan kadar hemoglobin (Hb) yang diperiksa per 100 gram mililiter (mL) atau gram per desiliter (dL) adalah :

1. Laki-laki dewasa : Hb 13 (gr/dL) 2. Perempuan dewasa : Hb 12 (gr/dL) 3. Ibu hamil : Hb 11 (gr/dL) 4. Ibu menyusui : Hb 12 (gr/dL)

Kadar Hemoglobin (Hb) ibu sangat mempengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan. Ibu hamil yang Hbnya rendah bukan hanya membahayakan jiwa ibu tetapi juga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta membahayakan jiwa janin. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai nutrisi dan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada fungsi placenta terhadap janin.

2. Klasifikasi Kadar Hemoglobin a. Anemia

Kekurangan kadar Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang ditransfer ke sel tubuh maupun otak, sehingga menimbulkan gejala-gejala yang dialami ibu hamil yaitu cepat lelah, tampak lemas, letih lesu, sering pusing, nafsu makan turun, sakit kepala, mata berkunangkunang, konsentrasi hilang.Ibu anemia memiliki kadar Hb <11 gr/dl. Bahwa yang kita tahu ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak dan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Ibu yang mengalami anemia akan mempengaruhi produksi ASI salah satunya vitamin A, dimana fungsi vitamin A di dalam ASI untuk kesehatan mata, Vitamin A juga berfungsi untuk


(3)

mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik. Selain vitamin A, vitamin B juga terdapat pada ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada awal perkembangan sistem saraf maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Di samping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata yang berfungsi pada perkembangan pancaindera bayi.

b. Tidak Anemia

Dimana keadaan jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga memenuhi fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman O2 ke jaringan dapat tersalur dengan baik. Kadar Hb ibu normal adalah > 11gr/dl. Ibu yang memiliki Hb normal tidak ada berpengaruh terhadap produksi dalam ASI, karena suplai nutrisi dan oksigen tersuplai dengan baik sehingga tidak menganggu pada proses menyusui ASI kepada bayi (IDAI, 2008).


(4)

B. Pertumbuhan Bayi

1. Pengertian Pertumbuhan bayi.

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi BB, TB, LK, lingkar lengan atas ( LLA, dan lain-lain, atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada semua sistem organ trubuh .

a. Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitive terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran obyektif dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangan apa saja yang relatif murah, mudah, dan tidak memerlukan banyak waktu . Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke-10. Berat badan menjadi 2x BB waktu lahir pada bayi umur 5 bulan (Soedjeningsih, 2003).

Kenaikkan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, jika anak mendapat gizi yang baik adalah:

a. 700-1000 gr/bulan (umur 1-3 bulan) b. 500-600 gr/bulan (umur 4-6 bulan) c. 350-450 gr/bulan (umur 7-9 bulan) d. 250-350 gr/bulan (umur 10-12 bulan).


(5)

Tabel 2.1

Berat dan tinggi badan menurut umur

Umur Berat (Kg) Tinggi (Cm)

Tahun Bulan Normal Kurang Buruk Normal Kurang Buruk

Baku 80%

Baku

60% Baku

Baku 80%

Baku

60% Baku

0 - 3,4 2,7 2,0 60,5 43,0 35,0

1 4,3 3,4 2,5 65,0 46,0 38,0

2 5,0 4,0 2,9 68,0 49,0 40,5

3 5,7 4,5 3,4 60,0 51,0 42,0

4 6,3 5,0 3,8 62,0 53,5 43,5

5 6,9 5,5 4,2 64,5 54,5 45,0

6 7,4 5,9 4,5 66,0 56,0 46,0

7 8,0 6,3 4,9 67,5 57,5 47,0

8 8,4 6,7 5,1 62,0 52,0 48,5

9 8,9 7,1 5,3 70,5 60,0 42,5

10 9,3 7,4 5,5 72,0 61,5 50,5

11 9,6 7,7 5,8 73,5 63,0 51,5


(6)

b. Lingkar Lengan Atas ( LLA)

Lingkar lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit dan otot yang tidak banyak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan (BB). LLA lebih sesuai untuk dipakai menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada anak kelompok umur prasekolah (1-5 tahun).Pengukuran LLA ini mudah, murah, alat bisa dibuat sendiri dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Alat yang digunakan biasanya adalah pita ukur elastis. Namun, penggunaan LLA ini lebih tepat untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan fisik yang berat. Selain itu terkadang pengukurannya juga dengan menekan pertengahan LLA yang dirasakan tidak nyaman bagi anak-anak.

Interpretasi hasil dapat berupa:

1. LLA(cm): <12,5 gizi buruk ( merah), 12,5-13,5= gizi kurang ( kuning), > 13,5= gizi baik (hijau).

2. Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB: ,75%= gizi buruk, 75-80% = bordeline, dan >85%= gizi baik (normal).

c. Lingkar Kepala

Lingkar kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi volume dalam kepala. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak sampai usia 36 bulan. Pengukuran rutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan otak walaupun diperlukan pengukuran LK secara berkala daripada sewaktu-waktu saja. Pada 6 bulan kehidupan partama yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44cm pada waktu 6 bulan. Umur 1 tahun = 47 cm, 2 tahun = 49 cm, dan dewasa 54 cm.


(7)

2. Pola pertumbuhan

Pola pertumbuhan merupakan peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan anak, meliputi percepatan maupun perlambatan yang saling berhubungan antara satu organ dengan organ yang lain. Terdapat beberapa pola pertumbuhan, antara lain:

a. Cephalocaudal/head to tail direction

Di mulai dari kepala, meliputi perubahan ukuran, berkembangnya kemampuan, diawali dari menggerakkan atau menggelengkan kepala hingga kemampuan menggerakkan ektremitas.

b. Proximodistal/near to far direction

Dimulai dari mengerakkan anggota gerak paling dekat dengan sumbu tubuh hingga menggerakkan anggota gerak yang lebih jauh atau lebih tepi.

c. Mass to specific/mass to complex

Dimulai dari mengerakkan daerah yang lebih umum hingga mengerakkan daerah yang lebih kompleks.

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

a. Faktor Genetik, merupakan sifat bawaan anak tersebut, kemampuan anak merupakan ciri- yang khas yang di turunkan dari orang tuanya.

b. Faktor Lingkungan, yang dimaksud lingkungan yaitu suasana tempat anak itu berada. Dalam hal ini, lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembangnya.


(8)

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum dapat dibagi menjadi tiga kebutuhan dasar, yaitu sebagai berikut.

a) Kebutuhan Fisik-Biomedis (Asuh) 1) Pangan/gizi.

2) Perawatan kesehatan dasar : imunisasi, pemberian ASI, penimbangan yang teratur, dan pengobatan;

3) Pemukiman yang layak.

4) Kebersihan perseorangan dan sanitasi lingkunga 5) Pakaian

6) Rekreasi dan kesegaran jasmani. b) Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang (Asih)

Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh yang selaras, baik fisik, mental, atau psikososial.

c) Kebutuhan akan Stimulasi Mental

Stimulasi mental akan mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian ,kreativitas, agama, kepribadian, moral etika, produktivitas, dan sebagainnya. Anak yang mendapat asuh, asih, dan asah yang memadai akan mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan kebutuhan potensi genetik yang dimilikinya.

4. Tahap Pencapaian Pertumbuhan

Tahapan perkembangan yang harus dilalui dan diselesaikan oleh seorang anak , meliputi tahapan perkembangan masa pralahir ( prenatal) dan masa postnatal


(9)

yang terdiri dari masa neonatus, masa bayi, masa anak usia 1-2 tahun , masa anak pra sekolah, masa anak sekolah dan masa remaja.

Masa prenatal

Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada fase embrio pertumbuhan dimulai sejak 8 minggu pertama. Fase embrio diawali dengan terjadinya ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada fase ini belum tampak adanya gerakan yang menonjol , tetapi denyut jantung janin sudah teridentifikasi sejak usia empat minggu.

Masa postnatal

Masa postnatal dibagi menjadi 6 periode. Enam periode pertumbuhan dan perkembangan masa postnatal tersebut, adalah masa neonatus ( 0-28 hari ), masa bayi ( 28 hari – 1 tahun), masa anak ( 1-2 tahun) masa prasekolah ( 3-5 tahun), masa sekolah ( 6-12 tahun), dan masa remaja ( 13-18 tahun).

Masa Neonatus

Masa neonatus merupakan masa terjadinya kehidupan kehidupan baru di luar uterus. Terjadi proses adaptasi semua sistem organ tubuh, diawali dengan aktivitas pernafasan pertama, penyesuaian denyut jantung janin, pergerakan bayi, pengeluaran mekoneum dan defekasi.

Masa bayi

Pertumbuhan pada masa bayi dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu umur 1-4 bulan, umur 1-4-8 bulan, dan umur 8-12 bulan.


(10)

Usia 1-4 bulan

Pada usia1-4 bulan, pertumbuhan berat badan akan mencapai 700-1000 gram apabila di dukung dengan pemenuhan gizi yang baik. Pertumbuhan tinggi badan agak stabil pada usia dini.

Usia 4-8 bulan

Pada usia ini terjadi pertumbuhan berat badan dua kali berat badan lahir. Rata-rata kenaikan berat badannya adalah 500-600 gram/bulan apabila mendapatkan pemenuhan kebuuhan gizi yang baik. Tinggi badan tidak mengalami percepatan pertumbuhan dan naik stabil berdasarkan pertumbuhan umur.

Usia 8-12 bulan

Pertumbuhan berat badan mencapai tiga kali berat badan lahir pada usia satu tahun. Pertambahan berat badan sekitar 350-450 gram perbulan pada usia 7-9 tbulan dan 250-350 gram per bulan pada usia 10-12 bulan, bila mendapatkan pemenuhan gizi yang baik. Pertumbuhan tinggi badan kurang lebih 1,5 kali tinggi badan lahir. Pada usia satu tahun, penambahan tinggi badan masih stabil dan di perkirakan mencapai 75 cm.

Masa anak 1-2 tahun

Pada masa ini terjadi beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik. Kenaikan berat badan 1,5-2,5 kg,panjang badan 6-10 cm, lingkar kepala 2 cm karena adanya perlambatan otak.

Masa prasekolah

Pertumbuhan b 2 kg erat badan akan mengalami kenaikan rata-rata kg pertahun . kelihatan kurus tetapi reaktifitas motoriknya tinggi. Sistem tubuh mencapai


(11)

C. ASI EKSLUSIF

1. Pengertian ASI Ekslusif

ASI ekslusif menurut WHO adalah pemberian ASI pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun negara (Dewi, 2011, hal.25).

2. Zat-Zat yang terkandung di Dalam ASI

a. Protein

Dibanding susu sapi, protein yang terdapat dalam ASI jauh lebih sedikit, namun lebih mudah dicerna usus bayi. Protein Didalam ASI dapat membantu menghancurkan bakteri dan melindungi bayi dari infeksi Protein yang paling banyak terdapat adalah laktabulmin (whey protein) dan karsinogen ada dalam jumlah yang lebih sedikit .Ini memberikan aliran terus-menerus dari zat gizi kepada bayi. Dua jenis asam amino, cytine dan taurin, terdapat dia air susu manusia tetapi tidak ada di dalam air susu sapi. Asam ini penting untuk pertumbuhan dan yang kedua untuk perkembangan otak. Colostrum mengandung semua dari sepuluh asam amino.

b. Karbohidrat

ASI mengandung karbohidrat relatif lebih tinggi terutama karbohidrat berupa laktosa yang merupakan jenis karbohidrat paling sesuai untuk bayi, karena pada alat pencernaan bayi terdapat enzim laktosa tersebut dan jumlah lebih relatif jauh lebih tinggi darp pada laktosa tersebut, dan jumlah relatif tinggi dari pada laktosa dalam pencernaan anak.


(12)

c.Lemak

Kadar lemak yang terdapat dalam ASI maupun susu sapi umumnnya hampir sama, yang berbeda adalah komposisi lemaknya. Komposisi lemak dalam ASI dapat membantu nafsu makan bayi dan lebih mudah di serap serta dimanfaatkan oleh tubuh bayi.

d. Mineral

Zat mineral terdapat dalam ASI jauh lebih sedikit dibanding susu sapi. Akan tetapi mineral seperti seng dan tembaga terdapat dalam jumlah yang besar yang lama kelamaan akan berkurang. Mineral lain seperti kalsium dan phosfor terdapat dalam jumlah yang tetap. Zat besi yang terkandung dalam ASI maupun dalam susu sapi hampir sama, hanya daya serapnya berbeda. Bayi dapat menyerap lebih banyak besi dari ASI.

e. Vitamin

Air susu manusia yang sudah masak (dewasa mengandung 280 internasional unit (IU) vitamin A dan kolostrum mendandung sejumlah dua kali. Susu sapi hanya mengandung hanya 18 IU; Vitamin D larut dalam air dan larut dalam lemak ada didalam air susu manusia; Kolostrum manusia kaya akan vitamin E, fungsi utama adalah untuk mencegah hemolytic anemia akan tetapi juga membantu melindungi paru-paru dan retina dari cedera akibat oxida.

Air susu manusia yang sudah masak (dewasa mengandung 280 internasional unit( IU) vitamin A dan kolostrum mengandung sejumlah dua kali itu. Susu sapi mengandung hanya 18 IU; Vitamin D larut dalam air dan larut dalam lemak ada di dalam air susu manusia. Kolustrum manusia akan vitamin E, fungsi utama adalah untuk mencegah hemolytic anemia akan tetapi juga membantu melindungi paru-paru dan retina dari cedera akibat oxida.


(13)

Kekurangan zat sine ini bisa berakibat gagalnya penyembuhan dan penutupan luka-luka kulit tertentu. Meskipun lebih banyak sine dalam susu sapi dibanding dalam air susu manusia, namun ketersediaan lebih banyak didalam air susu manusia. ASI memiliki kalsium, fosfor, sodium dan potasium dalam tingkat yang lebih rendah dalam susu sapi. Bayi yang diberi ASI tidak akan menerima pemasukan suatu muatan gram yang berlebihan dan oleh karena itu tidak mungkin akan memerlukan air tambahan di bawah kondisi-kondisi umum (Rukiyah, dkk, 2011, hal.19).

D. Komposisi Gizi Dalam ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjer payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi . Komposisi Air Susu Ibu masing-masing berbeda, kolostrum berbeda dengan susu matang, susu prematur berbeda sengan susu ibu dengan cukup bulan dan susu yang keluar 5 menit pertama berbeda dengan pertengahan dan akhir. ( Mitayani, 2010, hal.57).

Komposisi ASI meliputi :

1. Kolostrum

ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir .Kolostrum merupakan cairan yang agak kental bewarna kekuning kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak kasar kerena mengandung butiran lemak dan sel epitel, dengan kasiat kolostrum sebagai berikut:


(14)

a. Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.

b. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gamaglobulin sehingga dapat memberikan perlingungan tubuh terhadap infeksi.

c. Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktus/d 6 bulan.

2. ASI Transisi/Peralihan

ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh.

3. ASI Matur.

ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya ( Ambarwati, dkk, 2009, hal.24).

Banyak sekali zat gizi yang ada dalam ASI sehingga makanan “ajaib” tersebut tidak boleh dilewatkan. Kandungan yang terdapat dalam ASI, antara lain :

a. ASI mengandung 88,1 % air sehingga ASI yamg diminum bayi selama pemberian ASI ekslusif sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuaidengan kesehatan bayi. Bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit ASI pertama ( kolostrum cairan kental kekuningan ) tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi dilahirkan dengan cukup cairan di dalam tubuhnya. ASI dengan kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan keluar pada hari ketiga atau keempat.

b. ASI mengandung bahan larut yang rendah. Bahan larut tersebut terdiri dari 3,8% lemak, 0,9 % protein, 7 % laktosa, dan 0,2% bahan-bahan lain. Salah satu fungsi utama air adalah untuk mengurus kelebihan


(15)

bahan-bahan larut melalui air seni. Zat- zat yang dapat larut ( misalnya, sodium, potasium, nitrogen, dan klorida). Ginjal bayi yang pertumbuhannya belum sempurna hingga usia 3 bulan mampu mengeluarkan kelebihan bahan larut lewat air seni untuk menjaga keseimbangan kimiawi di dalam tubunnya. Karena ASI mengandung sedikit bahan larut maka bayi tidak membutuhkan banyak air seperti layaknya anak-anak atau orang dewasa.

E. Manfaat ASI Di lihat dari Berbagai Aspek

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu gizi, imunologik, psikologi, kecerdasan, neurogis, ekonomis, dan aspek penundaan kehamilan.

1. Aspek Gizi

Manfaat Kolostrum

a. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama Ig.A,untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, terutama diare.

b. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi, tergantung dari isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit, kolostrum cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.

c. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi, dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.


(16)

d. Membantu mengeluarkan mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama dan bewarna hitam kehijauan.

2. Aspek Imunologik

ASI mengandung zat antiinfeksi, bersih, dan bebas kontaminasi.

a. Imunoglobulin A ( Ig.A ) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig. A tidak diserap, terapi dapat melumpuhkan bakteri patogen. Laktoferin, yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

b. Lisosim, yaitu enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri ( E. Coli dan Salmonella ) dan virus. Jumlah lisosim dalam ASI adalah 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.

c. Sel darah putih dalam ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4.000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam, yaitu berikut ini.

1) Brochus-asociated hympocyte tissue ( BALT ) „antibodi penapasan‟.

2) Gut asociated lympocyte tissue ( GALT ) „ antibodi saluran penapasan‟.

3) Mammary asocisted lympocyte tissue (MALT )‟antibodi jaringan payudara ibu

4) Faktor bifidus, yaitu sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen dan menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.


(17)

3. Aspek Psikologik

a. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui.

Ibu mampu percaya menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi yang akan meningkatkan pruduksi hormon, terutama oksitiksin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI .

b. Interaksi Ibu dan Bayi.

Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi bergantung pada kesatuan ibi-bayi tersebut.

c. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi.

Ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan, seperti kulit ( skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah di kenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan

a. Interaksi ibu-ibu dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf otak yang dapatb meningkatkanb kecerdasan bayi.

b. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki poin IO 4,3 Poin lebih tinggi pada usia 18 bulan , 4-6 poin lebvih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 poin lebih tinggi pada usia 8,5 tahun dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

c. Aspek Neurogis

Dengan mengisap payudara, koordinasi saraf menelan, mengisap, dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.


(18)

d. Aspek Ekonomis

Dengan menyusui secara ekslusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk memberi susu formula dan peralatannya.

e. Aspek Penundaan Kehamilan

Dengan menyusui secara ekslusif dapat menunda haid dan kehamilan sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai metode amenorea laktasi ( MAL).

F. Manfaat ASI 1. Bagi bayi :

a. Bayi akan mendapat semua zat gizi/zat makanan yang diperlukan untuk bertumbuh dan berkembang (TK) – nya bayi termasuk TK otaknya.

b. Selalu bersih. Tidak mendapat cemaran (kontaminasi) dari luar.

c. Mencegah mencret. Karena bayi mendapat susu jolong (ko-lostrum) yang akan mencegah mencret. Karena itu susukan segera setelah lahir dan dibersihkan (30-6- menit setelaj lahir) meskipun air belum keluar agar bayi memperoleh susu jolong (kolostrum). Rangsangan mulut bayi pada puting susu akan memacu payudara si ibu untuk segera membuat (memproduksi) ASI. Susu jolong adalah air susu yang keluar pertama kali sampai beberapa hari yang diikuti oleh Air Susu biasa. Warna susu jolong adalah kekuningan agak pekat. Berikan kepada bayi dan jangan dibuang.

d. Semua zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang otaknya ada semua di dalam ASI


(19)

e. Bayi merasakan tenang dalam kehangatan dekapan ibunya.

2. Bagi ibu :

1. Praktis. Si ibu bisa memberikan ASI kappa saja (sewaktu-waktu) dan dimana saja tidak perlu repot membersihkan/menyiapkan alat-alat dan membuat “ramuan” susu botol. Tidak perlu memasak air. Tidak perlu ke toko untuk membeli susu kaleng/susu formula (SF).

2. Ekonomis. Ibu tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula (SF) yang harganya semakin melambung. Biaya untuk bikin asi jauh lebih kecil daripada minum susu botol. Lebih baik belikan saja makanan yang bergizi untuk ibunya.

3. Menjadikan si ibu makin sayang kepada bayinya.

4. Menyusukan bayi segera setelah alahir akan mencegah pendarahan. Perhatikan saja bila si ibu menyusukan bayinya, perut si ibu akan merasa mulas, suatu pertanda baik karena terjadi pengkerutan Rahim yang sedang men-jepit pembuluh darah yang putus akibat lepasnya plasenta (ari-ari) dan akan menghentikan pendarahan.

5. Ibu yang mampu memberikan ASInya eksklusif 4-6 bulan akan mencegah terjadinya kehamilan selama 4-6 bulan meskipun tanpa alat kontrasepsi asalkan bayi sering disusukan. Meskipun ada kemungkinan bisa hamil tapi kecil kemungkinan itu.

3. Bagi Masyarakat

Murah, ekonomis, mengurangi pengeluaran keluarga karena tidak perlu membeli susu buatan; menambah ikatan kasih sayang suami istri; membantu program KB; mengurangi subsidi biaya perawatan rumah sakit; membentuk


(20)

generasi mandiri; menghemat devisa Negara; menurunkan angka kesakitan dan kematian.

1. Mengurangi pendarahan, serta konservasi zat besi, protein, dan zat lainnya, mengingat ibu tidak haid sehingga menghemat zat yang terbuang.

2. Penghematan karena tidak perlu membeli susu.

3. Asi eksklusif dapat menurunkan angka kejadian alergi, terganggunya pernafasan, diare, dan obesitas pada anak

4. ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Menurut penelitian, anak – anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ (intellectual Quotient) lebih rendah 7 – 8 poin dibanding dengan anak – anak yang diberi ASI secara eksklusif. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat mencegah terjadinya infeksi karena mengandung zat panangkal penyakit (misalnya, immunoglobin), praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih. Selain itu ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak anak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi, dan dapat mengoptimalkan perkembangan bayi.

5. Selain keuntungan yang tampak ketika masih bayi, menyusui juga mempunyai kontribusi dalam menjaga kesehatan anak seumur hidupnya. Orang dewasa yang mendapatkan ASI eksklusif semasa bayi mempunyai risiko rendah terkena hipertensi, kolestrol, overweight, obesitas, dan diabetes tipe 2, serta mempunyai kecerdasan lebih tinggi. Anak – anak yang tidak diberi asi secara eksklusif sangat rentan terkena penyakit kronis,


(21)

seperti kanker, jantung, hipertensi, dan diabetes setelah ia dewasa nanti. Tidak hanya itu, anak juga dapat menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas (kegemukan).

G. Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pertumbuhan Bayi

Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, dikatakan masa dewasa awal adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun, dewasa Madya adalah 41 sampai 60 tahun, dewasa lanjut >60 tahun. Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Jika dilihat dari sisi biologis, usia 18-25 tahun merupakan saat terbaik untuk hamil dan bersalin. Karena pada usia ini biasanya organ-organ tubuh sudah berfungsi dengan baik dan belum ada penyakit-penyakit degenerative seperti darah tinggi, diabetes, dan lainnya serta daya tahan tubuh masih kuat.

Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor untuk menilai kepahaman dan pengetahuan ibu tentang asupan dan pemberian ASI kepada bayi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian aeda ernawati yang menunjukan semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin tinggi pengetahuan tentang variasi makanan.

Menurut Arini H (2012) Tingkat pengetahuan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI ekslusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan atau hal-hal baru guna pemeliharaan kesehatannya. Pendidikan juga akan akan membuat seseorang


(22)

terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan.

Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar mau melakukan tindakan-tindakan atau praktik untuk memelihara (mengatasi masalah) dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang di hasilkan oleh pendidikan kesehatan ini di dasarkan pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap karena didasari oleh kesadaran. Memegang kelemahan dan pendekatan kesehatan ini adalah hasil lamanya karena perubahan perilaku melalui proses pembelajaran yang pada umumnya memerlukan waktu lama.

Pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan pengetahuan ibu menyusu dalam memberikan ASI ekslusif, hal ini di hubungkan dengan tingkat pengetahuan ibu bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahun yang lebih luas di bandingkat tingkat pendidikan yang rendah.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebutuntuk menerima informasi. (Notoadmojdo,2007).

UU, No. 20 tentang Pendidikan, 2003 tingkat pendidikan di bagi dalam 3 katagori, yaitu :

1. Tinggi apabila responden telah menamatkan pendidikan Diploma atau Sarjana


(23)

2. Menengah apabila responden telah menamatkan pendidikan di Sekolah lanjutan atas atau sederajat

3. Dasar apabila responden telah menamatkan pendidikan SD, SMP, atau tidak menamatkan sekolah.

Menurut Chapman (1999) paritas adalah jumlah kelahiran yang pernah dialami ibu dengan mencapai viabilitas. Sedangkan menurut Manuaba (1999) paritas atau para adalah wanita yang pernah melahirkan dan dibagi menjadi beberapa istilah:

1) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali atau melahirkan untuk pertama kali

2) Multipara yaitu wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup lebih dari satu, di mana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali. Paritas 2 – 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal 3) Grandemultipara yaitu wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih

dari lima kali Jumlah kehamilan akan mempengaruhi kelahiran, jumlah kelahiran akan mempengaruhi jumlah keluarga dan jumlah anggota keluarga mempengaruhi konsumsi pangan keluarga. Menurut BKKBN jumlah anak yang baik adalah 2 orang. Dengan demikian pada keluarga yang mempunyai anak dua orang akan lebih bisa memenuhi kecukupan makanan dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai anak lebih dari dua orang anak. Jumlah kelahiran yang sering akan mempengaruhi status gizi. Anak gizi kurang lebih banyak dijumpai pada keluarga dengan jumlah anak yang banyak. Pendapatan keluarga yang rendah mungkin


(24)

mencukupi untuk anak satu atau dua orang saja tetapi tidak cukup untuk jumlah anak yang lebih dari tiga orang Menurut Suhardjo 1996 dalam Ali Umar 2006, jumlah anggota keluarga yang banyak akan memperburuk keadaan dan menimbulkan masalah gizi dan kesehatan yang berhubungan dengan ketidak cukupan pangan dan gizi.

H. Hubungan ASI Ekslusif Ibu Dengan Pertumbuhan Bayi

Nadesul (2005) berpendapat, jika pemberian ASI cukup dan bayi tidak sering sakit, cukup tidur dan cukup bermain maka berat badan bayi sehat akan menjadi tiga kali lipat berat badan lahir.

Selain dapat menyebabkan kegemukan (obesitas) Margareth (2009) juga menyebutkan banyaknya pemberian MP-ASI terlalu dini di masyarakat akan menyebabkan resiko kekurangan gizi penting yang ada pada ASI, resiko infeksi meningkat, kebutuhan anak tidak terpenuhi, bayi sering diare, batuk pilek dan panas, memperberat kerja ginjal serta meningkatkan resiko dehidrasi.

IDAI (2010) menyebutkan bahwa dinegara maju (ASI Ekslusif) sampai umur enam bulan memiliki pertumbuhan yang optimal (normal), dan justru pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) terlalu awal dapat menyebabkan kegemukan (obesitas). Berdasarakan teori tersebut sesuai hasil penelitian ternyata benar bahwa berat badan bayi pengguna ASI Ekslusif berbeda dengan tidak ASI .


(25)

ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Menurut penelitian, anak – anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ (intellectual Quotient) lebih rendah 7 – 8 poin dibanding dengan anak – anak yang diberi ASI secara eksklusif. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat mencegah terjadinya infeksi karena mengandung zat panangkal penyakit (misalnya, immunoglobin), praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih. Selain itu ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak anak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi, dan dapat mengoptimalkan perkembangan bayi.


(1)

generasi mandiri; menghemat devisa Negara; menurunkan angka kesakitan dan kematian.

1. Mengurangi pendarahan, serta konservasi zat besi, protein, dan zat lainnya, mengingat ibu tidak haid sehingga menghemat zat yang terbuang.

2. Penghematan karena tidak perlu membeli susu.

3. Asi eksklusif dapat menurunkan angka kejadian alergi, terganggunya pernafasan, diare, dan obesitas pada anak

4. ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Menurut penelitian, anak – anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ (intellectual Quotient) lebih rendah 7 – 8 poin dibanding dengan anak – anak yang diberi ASI secara eksklusif. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat mencegah terjadinya infeksi karena mengandung zat panangkal penyakit (misalnya, immunoglobin), praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih. Selain itu ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak anak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi, dan dapat mengoptimalkan perkembangan bayi.

5. Selain keuntungan yang tampak ketika masih bayi, menyusui juga mempunyai kontribusi dalam menjaga kesehatan anak seumur hidupnya. Orang dewasa yang mendapatkan ASI eksklusif semasa bayi mempunyai risiko rendah terkena hipertensi, kolestrol, overweight, obesitas, dan diabetes tipe 2, serta mempunyai kecerdasan lebih tinggi. Anak – anak yang


(2)

seperti kanker, jantung, hipertensi, dan diabetes setelah ia dewasa nanti. Tidak hanya itu, anak juga dapat menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas (kegemukan).

G. Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pertumbuhan Bayi

Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, dikatakan masa dewasa awal adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun, dewasa Madya adalah 41 sampai 60 tahun, dewasa lanjut >60 tahun. Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Jika dilihat dari sisi biologis, usia 18-25 tahun merupakan saat terbaik untuk hamil dan bersalin. Karena pada usia ini biasanya organ-organ tubuh sudah berfungsi dengan baik dan belum ada penyakit-penyakit degenerative seperti darah tinggi, diabetes, dan lainnya serta daya tahan tubuh masih kuat.

Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor untuk menilai kepahaman dan pengetahuan ibu tentang asupan dan pemberian ASI kepada bayi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian aeda ernawati yang menunjukan semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin tinggi pengetahuan tentang variasi makanan.

Menurut Arini H (2012) Tingkat pengetahuan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI ekslusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan atau hal-hal baru guna pemeliharaan kesehatannya. Pendidikan juga akan akan membuat seseorang


(3)

terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan.

Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar mau melakukan tindakan-tindakan atau praktik untuk memelihara (mengatasi masalah) dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang di hasilkan oleh pendidikan kesehatan ini di dasarkan pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap karena didasari oleh kesadaran. Memegang kelemahan dan pendekatan kesehatan ini adalah hasil lamanya karena perubahan perilaku melalui proses pembelajaran yang pada umumnya memerlukan waktu lama.

Pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan pengetahuan ibu menyusu dalam memberikan ASI ekslusif, hal ini di hubungkan dengan tingkat pengetahuan ibu bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahun yang lebih luas di bandingkat tingkat pendidikan yang rendah.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebutuntuk menerima informasi. (Notoadmojdo,2007).

UU, No. 20 tentang Pendidikan, 2003 tingkat pendidikan di bagi dalam 3 katagori, yaitu :

1. Tinggi apabila responden telah menamatkan pendidikan Diploma atau Sarjana


(4)

2. Menengah apabila responden telah menamatkan pendidikan di Sekolah lanjutan atas atau sederajat

3. Dasar apabila responden telah menamatkan pendidikan SD, SMP, atau tidak menamatkan sekolah.

Menurut Chapman (1999) paritas adalah jumlah kelahiran yang pernah dialami ibu dengan mencapai viabilitas. Sedangkan menurut Manuaba (1999) paritas atau para adalah wanita yang pernah melahirkan dan dibagi menjadi beberapa istilah:

1) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali atau melahirkan untuk pertama kali

2) Multipara yaitu wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup lebih dari satu, di mana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali. Paritas 2 – 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal 3) Grandemultipara yaitu wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih

dari lima kali Jumlah kehamilan akan mempengaruhi kelahiran, jumlah kelahiran akan mempengaruhi jumlah keluarga dan jumlah anggota keluarga mempengaruhi konsumsi pangan keluarga. Menurut BKKBN jumlah anak yang baik adalah 2 orang. Dengan demikian pada keluarga yang mempunyai anak dua orang akan lebih bisa memenuhi kecukupan makanan dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai anak lebih dari dua orang anak. Jumlah kelahiran yang sering akan mempengaruhi status gizi. Anak gizi kurang lebih banyak dijumpai pada keluarga dengan jumlah anak yang banyak. Pendapatan keluarga yang rendah mungkin


(5)

mencukupi untuk anak satu atau dua orang saja tetapi tidak cukup untuk jumlah anak yang lebih dari tiga orang Menurut Suhardjo 1996 dalam Ali Umar 2006, jumlah anggota keluarga yang banyak akan memperburuk keadaan dan menimbulkan masalah gizi dan kesehatan yang berhubungan dengan ketidak cukupan pangan dan gizi.

H. Hubungan ASI Ekslusif Ibu Dengan Pertumbuhan Bayi

Nadesul (2005) berpendapat, jika pemberian ASI cukup dan bayi tidak sering sakit, cukup tidur dan cukup bermain maka berat badan bayi sehat akan menjadi tiga kali lipat berat badan lahir.

Selain dapat menyebabkan kegemukan (obesitas) Margareth (2009) juga menyebutkan banyaknya pemberian MP-ASI terlalu dini di masyarakat akan menyebabkan resiko kekurangan gizi penting yang ada pada ASI, resiko infeksi meningkat, kebutuhan anak tidak terpenuhi, bayi sering diare, batuk pilek dan panas, memperberat kerja ginjal serta meningkatkan resiko dehidrasi.

IDAI (2010) menyebutkan bahwa dinegara maju (ASI Ekslusif) sampai umur enam bulan memiliki pertumbuhan yang optimal (normal), dan justru pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) terlalu awal dapat menyebabkan kegemukan (obesitas). Berdasarakan teori tersebut sesuai hasil penelitian ternyata benar bahwa berat badan bayi pengguna ASI Ekslusif berbeda dengan tidak ASI .


(6)

ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Menurut penelitian, anak – anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ (intellectual Quotient) lebih rendah 7 – 8 poin dibanding dengan anak – anak yang diberi ASI secara eksklusif. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat mencegah terjadinya infeksi karena mengandung zat panangkal penyakit (misalnya, immunoglobin), praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih. Selain itu ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak anak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi, dan dapat mengoptimalkan perkembangan bayi.


Dokumen yang terkait

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Pertumbuhan Bayi 7-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 38 70

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

2 36 63

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 1 14

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 1 2

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 4

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Pertumbuhan Bayi 7-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Pertumbuhan Bayi 7-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Pertumbuhan Bayi 7-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 5

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Pertumbuhan Bayi 7-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 1

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Pertumbuhan Bayi 7-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 7