Eksistensi Pergerakan Organisasi UKMI As-Siyasah (Studi Etnografi Tentang UKMI As-Siyasah di FISIP USU)

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Menurut Wursanto (2005:57) manusia adalah makhluk sosial atau

makhluk bermasyarakat /Homosocius/Zoopoliticon yang tidak dapat hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain dengan berkelompok. Manusia itu berkelompok karena
kesadaran akan kepentingan bersama yang nantinya akan mengadakan kerjasama
dengan semua pihak dalam usaha mencapai tujuan masyarakat yang dapat
dilakukan dalam organisasi. Menurut Robbins (Ahmad Sobirin, 2007:4)
organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang
relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dan
terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur dan didirikan untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
Akibatnya, manusia tidak saja menjadi makhluk sosial tapi juga menjadi
masyarakat organisasi yaitu masyarakat yang tidak bisa hidup tanpa organisasi.
Oleh sebab itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa organisasi sangat
berpengaruh terhadap kehidupan manusia karena sebagian besar kebutuhan hanya
dapat terpenuhi apabila yang bersangkutan mengadakan hubungan dengan orang

lain. Organisasi sebagai pencapaian tujuan dan dapat mengubah kehidupan
masyarakat di sekitarnya

(Achmad, 2007:9). Dalam upaya melakukan

keberlangsungan hidup manusia, bisa dipenuhi dengan adanya kebudayaan,
karena kebudayaan merupakan posisi sentral dalam tatanan hidup manusia, tanpa

1
Universitas Sumatera Utara

kebudayaan kehidupan manusia tidak bermakna sebab kebudayaan merupakan
cara manusia untuk tetap hidup dalam memenuhi kebutuhannya yang diperoleh
dengan belajar (Rafael Raga, 2000: 15-16). Menurut C. Kluckhon (dalam
Koentjaraningrat, 1985: 230) bahwa unsur-unsur dari kebudayaan universal yang
satu diantaranya adalah organisasi sosial.
Menurut Malinowski (dalam Ruddy Agustyanto, 2007: 49) organisasi
sosial adalah suatu cara-cara yang dilakukan manusia untuk memuaskan
kebutuhan masyarakat terhadap lingkungan yang saat ini. Saat ini upaya untuk
mewujudkan kebutuhan masyarakat tersebut dapat melalui mahasiswa, karena

mahasiswa merupakan penyampai aspirasi masyarakat untuk mencapai tujuan
yang dibutuhkan. Mahasiswa juga merupakan bagian dari masyarakat. Mahasiswa
dalam menjalani kehidupannya membutuhkan kerjasama dengan yang lainnya
yang dapat dipenuhi dengan organisasi. Mahasiswa berorganisasi bertujuan untuk
mencari pengalaman hidup di luar kegiatan akademiknya, karena pengalaman
berorganisasi membentuk karakter positif dari sejumlah tokoh-tokoh besar negeri
ini1. Organisasi terbagi dua yaitu organisasi formal dan organisasi Informal.
Organisasi formal adalah organisasi yang keberadaanya diakui secara resmi
sedangkan organisasi Informal adalah keberadaanya belum mendapat dukungan
dari berbagai pihak karena bersifat belum resmi2.

1

http://asmisiangka.blogspot.co.id/2013/05/makalah-mahasiswa-danorganisasi.html
Diakases pada 08 april 2016 pukul 22.22
2
http://tkampus.blogspot.co.id/2012/03/organisasi-formal-dan-informal.html
diakses pada 22 desember 2016 pukul 21.00
2
Universitas Sumatera Utara


Secara khusus di Universitas Sumatra Utara (USU) yaitu tepatnya di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik terdapat organisasi mahasiswa yang masih
menjalankan fungsi dan perannya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa
khususnya mahasiswa Islam yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa Islam As-Siyasah
FISIP USU. Organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU merupakan organisasi
satu-satunya Unit Kegiatan Islam yang sah di tingkat Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, diantara organisasi lainnya yang belum mendapat dukungan dari
pihak dekan yaitu organisasi mahasiswa Islam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia dan Hizbut Tahrir Indonesia, namun gerakannya sudah ada di FISIP
USU, namun masih bersifat organisasi Informal. Jadi UKMI As-Siyasah
merupakan organisasi internal kampus FISIP USU yang berasal dari dalam
Kampus yang diakui oleh pihak dekanat sebagaimana yang sudah tercantum di
AD/ART3 UKMI bahwa dewan pelindung UKMI adalah pembantu dekanat.
Organisasi UKMI ini didirikan dengan tujuan untuk mengisi kegiatan di kampus
FISIP USU terutama di musholla FISIP USU yang saat itu keadaan kegiatan dari
mahasiswa Islam belum ada yang mengelola dengan baik. Maka dari itu ada
upaya dari beberapa mahasiswa angkatan 1998 yang dipelopori abangda Taufik
Ramadhan bersama teman-teman lainnya berinisiatif untuk menghidupkan
kegiatan yang berbasis agama Islam atas persetujuan dari pihak dekanat juga

PEMA FISIP USU dibawah pimpinan gubernur abangda Nazir Alwi. Untuk
menciptakan keteraturan dalam mengelola kegiatan yang berbasis keagamaan
Islam maka bersama-sama membentuk satu unit kegiatan Islam yang di singkat

3

AD-ART adalah di singkat dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
3
Universitas Sumatera Utara

dengan UKMI. UKMI ini juga dikatakan Lembaga Dakwah Fakultas yang berada
dibawah naungan UKMI Ad-Dakwah USU yang posisinya dikatakan sebagai
Lembaga Dakwah Kampus. Diantara UKMI Ad-Dakwah USU dengan UKMI AsSiyasah FISIP USU sangat berhubungan dekat dan saling mempengaruhi serta
terus menjalin koordinasi dengan baik demi tercapainya dakwah USU yang utuh.
Dengan demikian, alasan saya tertarik dengan judul penelitian saya
tentang “eksistensi pergerakan organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU ini” :
1.

Organisasi UKMI As-Siyasah FISIP


USU unik karena organisasi

UKMI merupakan satu-satunya organisasi unit kegiatan Islam yang
sah di FISIP karena mendapat dukungan langsung oleh pihak dekanat
FISIP USU sebagai bukti tertera di AD/ART UKMI bahwa yang
menjadi pelindung dan penasehat UKMI adalah pihak dekanat
sehingga organisasi ukmi dapat dikatakan sebagai organisasi formal
internal kampus.
2.

Tujuan awal didirikannya UKMI yaitu sejak adanya rasa kepedulian
dengan kondisi saat itu belum ada yang mampu mengelola kegiatan
dengan baik sehingga dari beberapa mahasiswa Islam khususnya
kader-kader HMI memupuk mereka untuk turut dalam gerakan
dikampusnya, karena melihat sudah adanya pergeseran dan perubahan
di dunia pendidikan bahwa semakin jauhnya dari ajaran tentang
agama, terutama saat itu agama Islam. Beberapa mahasiswa Islam saat
itu berinisiatif mendirikan organisasi Islam karena merasa kurang puas
dengan ilmu yang didapat di kelas sehingga dengan keberadaan
4

Universitas Sumatera Utara

UKMI menjadi sarana atau wadah mengetahui dan mengenal agama
Islam khususnya untuk menambah Ilmu Pengetahuan mahasiswa
Islam saat itu. Sehingga saat itu beberapa mahasiswa berkumpul untuk
membentuk kelompok dalam ikatan keagamaan.
3. Mahasiswa yang masuk UKMI itu ingin

menambah pengalaman

belajar seputar pengelolaan organisasi di dunia Kampus dengan
hubungan pertemanan.
4. Satu diantara organisasi lainnya yang bergerak pada segi keagamaan
Islam dan politik (siyasih)4 sesuai namanya siyasah yang artinya
perpolitikan. Karena organisasi UKMI ini berasal dari kader HMI
yang merupakan organisasi berbasis politik dan keagamaan dimana
tujuannya untuk mencetak kader pemimpin disetiap organisasi yang
manapun.
5. Adanya kader UKMI yang sudah menempatkan posisi-posisi strategis
ditataran organisasi mahasiswa di kampus seperti di PEMA yaitu

Abanda Jefri Wanda saat ini sebagai gubernur FISIP USU sebelumnya
pernah menjadi Ketua Umum periode 2012-2013, di Himpunan
Mahasiswa Jurusan Politik yaitu Rafiq Panjaitan sebagai Ketua
Umum IMADIP 2014-2015, Nugra Ferdino sebagai Ketua KPU FISIP
USU, Imam Hardhy sebagai Ketua Umum KAMMI Merah Putih
USU, dan beberapa Kader lainnya yang di berada PKS Medan.

4

Siyasih dalam bahasa arab berarti politik.

5
Universitas Sumatera Utara

1.2

Tinjauan Pustaka

1.2.1


Konsep Manusia dan Kebudayaan
Manusia

adalah

Makhluk

sosial

atau

makhluk

bermasyarakat

(Homosocius/Zoopoliticon ) yang tidak pernah lepas dari masyarakat, karena sejak
manusia lahir pasti sudah terikat dengan masyarakat

akibatnya sifat kodrati


tersebut manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri tanpa bantuan orang
lain sehingga manusia membentuk sebuah kelompok. Manusia `itu berkelompok
karena kesadaran akan kepentingan bersama yang nantinya akan mengadakan
kerjasama dengan semua pihak dalam usaha mencapai tujuan, meskipun dalam
banyak hal dalam kehidupan masyarakat kita mengetahui ada kepentingan
manusia yang tidak sama bahkan saling bertentangan (Wursanto, 2005:57).
Eksistensi manusia di dunia ditandai dengan upaya pencarian yang tiada
henti-hentinya untuk menjadi manusia. Upaya ini berlangsung dalam dunia
ciptaannya sendiri yang berbeda dengan dunia alamiah yakni kebudayaan, karena
kebudayaan memiliki posisi sentral di dalam seluruh tatanan hidup manusia.
Tidak ada manusia yang dapat hidup di luar ruang lingkup kebudayaan karena
kebudayaanlah yang memberikan nilai dan makna pada hidup manusia. Seluruh
bangunan hidup manusia dan masyarakat berdiri diatas landasan “kebudayaan”
(Rafael Ragan, 2000:15-16).
Menurut Lowie (dalam Rafael Raga , 2000:26) kebudayaan adalah segala
sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adatsitiadat, norma-norma artistik, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan

6
Universitas Sumatera Utara


karenakreativitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang
didapat melalui pendidikan formal atau informal.
Menurut C. Klockhon (dalam Rafael Ragan, 2000:26) mengatakan
kebudayaan sebagai total dari cara hidup suatu bangsa , warisan sosial yang
diperoleh individu dari groupnya. Adapun Gillin beranggapan bahwa Kebudayaan
terdiri dari kebiasaan-kebiasaan yang terpola dan secara fungsional saling
bertautan dengan individu tertentu yang membentuk group-group atau kategori
sosial tertentu. Dan menurut Keesing, Kebudayaan adalah totalitas pengetahuan
manusia, pengalaman yang terakumulasi dan yang ditransmisikan secara sosial
atau singkatnya,” kebudayaan adalah tingkah laku yang diperoleh melalui proses
sosialisasi.
Menurut David cherrington (dalam Sobirin Ahmad, 2007:4), organisasi
adalah sistem sosial yang mempunyai pola kerja yang teratur yang didirikan oleh
manusia dan beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka untuk mencapai
satu tujuan tertentu.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan hubungan antara proses
sosialisasi dengan organisasi saling mempengaruhi karena dengan adanya
organisasi, maka proses sosialisasi yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
keterampilan, nilai-nilai didalam organisasi dapat tercapai tujuan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Melalui organisasi, maka seseorang bisa melakukan

proses sosialisasi yang lebih baik dari sebelumnya baik itu melatih berbicara
didepan umum, maupun mengambil keputusan demi kepentingan bersama.

7
Universitas Sumatera Utara

1.2.2

Pengertian Eksistensi
Eksistensi adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu existere yang

memiliki arti : muncul, ada, timbul, dan berada. Hal ini melahirkan empat
penjelasan bahwa: a) eksistensi adalah apa yang ada, b) eksistensi adalah apa yang
memiliki, c) eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dengan penekanan
bahwa sesuatu itu ada, d) eksistensi adalah kesempurnaan (Anton Bakker, 2004:
22 ). Jadi dapat disimpulkan bahwa eksistensi adalah keadaan yang hidup atau
menjadi nyata. Menurut Heidegger (dalam Anton Bakker, 2004: 22) eksistensi
diartikan sebagai kemungkinan manusia untuk “menjadi” atau “tidak-menjadi”
dirinya sendiri. Definisi ini mengacu pada kemungkinan eksistensi manusia untuk
memilih hidup secara otentik (menjadi dirinya sendiri) atau tidak-otentik (tidak
menjadi dirinya sendiri), Maka “Eksistensi” itu menunjukkan cara-berada
manusia yang khas yang membedakannya dengan manusia lainnya. Hanya
manusialah yang bereksistensi, dengan keterbukaan hakiki bagi yang lain. Jadi
eksistensi merupakan segala sesuatu yang ada, karena keberadaanya di akui dan
dibentuk atas dasar tujuan dan fungsi tertentu.
1.2.3

Pergerakan/ Mobilitas
Pergerakan sama halnya dengan mobilitas sosial yaitu sebagaimana dalam

perspektif Ilmu Sosial. Secara umum, pengertian mobilitas sosial adalah suatu
proses perpindahan, atau pergerakan lapisan (strata sosial) seseorang atau
kelompok. Istilah mobilitas berasal dari bahasa latin, yaitu mobilis yang berarti
mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan sosial melibatkan

8
Universitas Sumatera Utara

seseorang atau kelompok warga. Secara harfiah, pengertian mobilitas sosial
adalah sebagai suatu gerakan yang terjadi akibat berpindah atau berubah posisi
seseorang atau sekelempok orang disaat yang berbeda-beda.

1.2.3.1

Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli

Pengertian mobilitas sosial diatas juga terdapat beberapa pendapat para
ahli mengenai pengertian mobilitas sosial5 sebagai berikut:

a.

Soerjono Soekanto (dalam Budi Sulistyowati, 2006) mobilitas sosial
menurut Soerjono Soekanto adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu
pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.

b.

Menurut Robert M.Z. Lawang (dalam Budi Sulistyowati, 2006) bahwa
pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari lapisan yang
satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya.

c.

Menurut Horton dan Hunt (dalam Budi Sulistyowati, 2006) pengertian
mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke
kelas sosial lainnya.

d.

Wiliam Kornblum (dalam Budi Sulistyowati, 2006) mobilitas sosial
menurut William Kornblum adalah perpindahan individu-individu,
keluarga-keluarga dan kelompok sosialnya dan satu lapisan ke lapisan
sosial lainnya.

5

http://khairulazharsaragih.blogspot.co.id/2015/03/mobilitas-sosial-lengkappengertian.html diakses pada 22 November-2016
9
Universitas Sumatera Utara

1.2.3.2 Gerakan Sosial

Selain itu juga ada yang dinamakan dengan gerakan. Gerakan dalam
perspektif ilmu sosial dinamakan gerakan sosial. Gerakan sosial muncul sebagai
struktur kesempatan politik (politic opportunity structure ) yang menekankan
signifikansi kesempatan politik yang terbuka celahnya ketika negara begitu renta /
vulnerable,6 artinya gerakan sosial muncul sejak adanya kesempatan politik yang

saat itu pemerintahan tidak menerima setiap kegiatan yang dibuat oleh masyarakat
sekitarnya (tidak ada ruang aspirasi masyarakat) sehingga pemerintahan tersebut
di turunkan saat itulah berbagai gerakan sosial yang lainnya memiliki kesempatan
untuk membentuk gerakan sosial yang baru. Gerakan sosial ini terjadi saat masa
orde baru dibawah pemerintahan rezim otoriter Soeharto dan ketika keseluruhan
mahasiswa bergabung dan berkumpul untuk melakukan penurunan Soeharto,
maka saat itu semua organisasi masyarakat di kalangan mahasiswa bersatu
sehingga akhirnya terjadi reformasi pergantian pemerintahan menjadi Habibi yang
saat itu semua organisasi masyarakat bisa hidup kembali tanpa tekanan dari Orde
Baru yang rezimnya otoriter. UKMI lahir juga dari gerakan sosial yang dilakukan
mahasiswa di Malang saat itu.

6

Muhtadi, Burhanuddi pengantar Greg Fealy & Anis Matta. 2012 . Dilema PKS
Suara dan Syariah. Jakarta: KPG(Kepustakaan Populer Gramedia.
10
Universitas Sumatera Utara

1.2.4

Sistem Organisasi Sosial

1.2.4.1 Pengertian sistem menurut para ahli
Menurut Ludwig Von Bartalanfy (dalam makalah sistem dan organisasi)
sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi
diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan. Menurut Anatol Raporot, sistem
adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain. Menurut
L. Ackof (dalam makalah sistem dan organisasi) sistem adalah setiap kesatuan
secara konseptual atas fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling
tergantung satu sama lainnya. Jadi sistem adalah suatu elemen-elemen yang saling
berhubungan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem terdiri
dari komponen-komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan.7
1.2.4.2 Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli
a. Menurut James D. Mooney (Wursanto, 2005:52) organisasi adalah bentuk dari
setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.
b. Menurut Chester I. Barnard (Wursanto, 2005:52) organisasi adalah

suatu

sistem usaha bersama antara dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak berwujud
dan tidak bersifat pribadi, yang sebagian besar mengenai hubungan-hubungan
kemanusiaan.

7

file:///D:/ Makalah. Sistem. dan. organisasi. htm (di akses pada 12 april-2016
pukul 10.30 ).

11
Universitas Sumatera Utara

c. S. Prajudi Atmosudirdjo (Wursanto, 2005:53) organisasi sebagai struktur tatapembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orangorang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai suatu tujuan yang tertentu. Sehingga kesimpulannya organisasi
adalah suatu bentuk kerjasama antara sekelompok orang yang tergabung dalam
suatu wadah tertentu guna mencapai tujuan bersama seperti yang telah
ditetapkan bersama.
Jadi, hubungan antara sistem dengan organisasi yaitu dengan dibuktikan
bahwa organisasi bagian suatu sistem yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
Melalui pendekatan ini mempermudah kita menemukan titik temu antara
organisasi dan budaya dimana antara budaya dengan organisasi manusia sangat
berhubungan dan saling mempengaruhi karena membahas budaya, budaya ada
karena untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam memenuhi kebutuhan
manusia, manusia terus akan berhubungan dengan organisasi masyarakat dimana
dengan adanya organisasi tersebut maka manusia terus berhubungan dengan
organisasi, sebab organisasi wadah manusia untuk mendapatkan perlindungan dan
untuk mencapai tujuan bersama, maka dari itu antara manusia dengan organisasi
amat erat kaintannya bagaikan sistem (Foxit, 2007 : 26-27 ).
1.2.4.3 Pengertian Organisasi Sosial
Organisasi Sosial menurut Malinowski (dalam Ruddy Agustyanto,
2007:49) organisasi sosial adalah cara-cara porposif tindakan manusia terhadap
lingkungannya untuk memuaskan kebutuhan masyarakat/ sosial. Menurut
Radcliffe Brown organisasi sosial sebagai aransemen peran-peran yang di

12
Universitas Sumatera Utara

asosiasikan dengan status-status yang membentuk struktur sosial. Jadi organisasi
sosial adalah suatu cara yang dilakukan sekelompok orang untuk mengambil
tindakan terhadap kondisi lingkungannya awalnya terpuruk sehingga berkeinginan
untuk mengubah dan memperbaiki lingkungan tersebut sesuai yang dibutuhkan
oleh masyarakat sekitarnya, dimana dengan kehadiran organisasi sosial bisa
menjadi wadah penyaluran kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan lingkungan
yang diinginkan dan tertib. Dalam organisasi sosial agar tercapai suatu ketertiban
atau keteraturaan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya diperlukan kontrol
sosial intern maupun kontrol sosial ektern.
Menurut Richard Daft (dalam Achmad Syaifuddin, 2005:14) organisasi
sosial yang berdiri dan tumbuh disekitar kita mempunyai dampak secara langsung
terhadap kehidupan politik, sosial, ekonomi dan kehidupan keluarga .
Menurut

Gareth

Morgan

(dalam

Ahmad

Sobirin,

2000:18-22)

mengumpulkan organisasi dengan 8 metafora :
1.

Organisasi dipandang sebagai mesin
Organisasi dipandang sebagai mesin berarti bahwa organisasi seolah-olah

mempunyai sifat seperti mesin, dimana cara bekerja mesin sangat mekanis, teratur
dan terpisah. Organisasi ini biasanya hanya mengerjakan fokus satu kegiatan
tertentu saja (single activity)8 secara terus-menerus sehingga cara kerjanya
didalam sebuah kegiatan dengan sendiri secara terpisah dari elemen lainnya.
Melihat cara kerja didalam sebuah organisasi ini yaitu terpisah, sehingga untuk
8

Single activity yaitu satu kegiatan
13
Universitas Sumatera Utara

mencapai tujuannya maka organisasi membutuhkan koordinasi dan kerjasama
dengan yang lainnya.
Walaupun dalam membuat kegiatan terpisah dengan yang lainnya, namun
kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus yang bersifat continiu atau
berkelanjutan. Organisasi ini dalam melakukan kegiatannya bersifat hirarkisberawal dari satu ujung dan berakhir pada ujung yang lain. Saya berasumsi bahwa
ada didalam organisasi UKMI yaitu Lembaga Mentoring Agama Islam (L-MAI).
Organisasi UKMI hanya satu-satunya lembaga semi otonom, sehingga dalam
sistem kerjanya, lembaga ini bekerja terpisah dengan departemen lainnya, karena
lembaga ini hanya fokus satu kegiatan saja yaitu mengelola jalannya Mentoring
Agama Islam di kampus FISIP USU. Ada kalanya lembaga ini juga butuh
kordinasi dan kerjasama dengan departemen kaderisasi dimana membutuhkan
databes kader untuk memaksimalkan kegiatan yang sudah dirancang sedemikian
baik.
2.

Organisasi dipandang sebagai organisme hidup.
Organisasi dipandang sebagai organisme hidup menganggap organisasi

seolah-olah layaknya makhluk hidup (organisme) artinya organisasi ini bukan
benda mati, melainkan benda hidup yang mengalami daur kehidupan dimulai dari
lahir, tumbuh, dewasa, menua dan akhirnya mati, namun dalam mempertahankan
organisasi ini agar tetap bertahan dan eksis maka organisasi ini membutuhkan
sumber daya yang cukup yaitu manusia atau pengurus yang nantikan akan
membentuk kegiatan didalam organisasi tersebut. Dalam perekruitan pengurus,

14
Universitas Sumatera Utara

organisasi ini harus mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan barunya dengan mengajak orang lain untuk berpartisipasi didalam
setiap kegiatan, karena dalam membutuhkan penambahan sumber daya manusia
dalam pengelolaan dalam kegiatan organisasi, organisasi didalamnya harus
mampu dan terbuka terhadap lingkungan baru disekitarnya. Saya berasumsi
organisasi UKMI bisa juga dipandang sebagai organisme hidup, karena saya
pernah melihat sebuah departemen yang awalnya hanya fokus kajiannya hanya
monoton, namun lama-kelamaan bisa berkembang dan bisa hidup hingga
sekarang, didalam organisasi UKMI juga terdapat siklus hidup yaitu berawal dari
beberapa departemen yang Membuat kajiannya seputar dunia Islam, namun
bertahap menuju kajian kontemporer yang melihat perkembangan zaman sejak
pengaruh globalisasi sehingga didalam kegiatan UKMI juga mengalami
perkembangan dan perubahan.
3.

Organisasi dipandang sebagai pusat berpikir (otak)
Organisasi dipandang sebagai pusat berpikir adalah organisasi sebagai

tempat berpikir atau memiliki kemampuan untuk berpikir. Cara pandang ini
menempatkan organisasi seolah-olah layaknya sebuah otak manusia yang mampu
mengolah sebuah informasi, mampu melakukan proses pembelajaran dan mampu
membuat keputusan. Maksud dari organisasi dipandang sebagai sebuah pusat
berpikir ini yaitu melihat sebuah organisasi dalam membuat kegiatan dianggap
cara kerja otak dimulai dari menerima informasi yang ada, selanjutnya
memprosesnya dalam kerja nyata dan akhirnya mengambil keputusan dan
menganalisis yang cocok untuk dilakukan. Oleh karena itu tuntutannya adalah
15
Universitas Sumatera Utara

bagaimana organisasi membuat struktur pengambilan keputusan yang tepat,
memiliki alat analisis yang cocok dan memiliki alat pengumpulan data yang
cocok, dan memiliki kemampuan kolektif dalam menerjemahkan informasi. Saya
juga pernah melihat UKMI ini dikategorikan sebagai organisasi sebagai pusat
berpikir, dimana saat itu ingin membuat sebuah kajian kontemporer (kekinian)
membahas sebuah LGBT 9 yaitu UKMI berusaha masuk dan mengkaji tentang
Lesbian Gay Bisexsual Trangander yang menghebohkan ini sehingga memperoleh
informasi seputar Lesbian Gay Bisexsual Trangander kemudian memprosesnya
dalam membuat kajian dan diskusi seputar Lesbian Gay Bisexsual Trangander
(LGBT) dan menganalisisnya dalam perspektif Islam.
4.

Organisasi dipandang sebagai budaya
Organisasi dipandang sebagai budaya adalah organisasi sebagai sistem

budaya. Menurut Smircich dan stubart (dalam Ahmad Sobirin, 2000: 19)
organisasi adalah sekumpulan orang yang memiliki kesamaan keyakinan, tata
nilai, dan asumsi dimana keyakinan, tata nilai dan asumsi tersebut akan menjadi
landasan bagi semua orang didalam organisasi untuk menginterpretasikan setiap
tindakan baik yang mereka lakukan maupun tindakan yang dilakukan orang lain.
Dengan metafora ini demikian sebelum sekumpulan orang melakukan tindakan
mereka terlebih dahulu harus memiliki definisi atau kontruksi realitas yang jelas
berdasarkan pada keyakinan, tata nilai dan asumsi bersama. Dengan demikian
organisasi berfungsi dan beroperasi dengan baik para anggota organisasi harus
bisa mendefinisikan persoalan organisasi dengan jelas dan harus sepakat dalam
9

LGBT adalah singkatan dari Lesbian Gay Bisexsual Trangander
16
Universitas Sumatera Utara

upaya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Organisasi dipandang
sebagai budaya yaitu sebuah organisasi yang didalamnya mampu menyelesaikan
persoalan-persoalan yang sudah mengakar dan tertanam kuat untuk bisa di ambil
titik penyelesaiannya. Membahas persoalan yang mengakar itu yaitu persoalan
budaya

didalam

masyarakat

yang

sulit

diubah.

Organisasi

ini

lebih

mengedepankan persoalan budaya dibanding persoalan lainnya, sebab mengatasi
persoalan budaya seperti di ibaratkan mencabut pohon yang sudah memiliki akar
yang besar dan kuat. Dalam hal ini saya melihat UKMI juga pernah di pandang
dalam metafora organisasi dipandang sebagai budaya dimana saat itu UKMI
berusaha menyelesaikan persoalan mengenai masalah “tepat waktu” dalam
kegiatan organisasi, namun itu sangat sulit dilakukan oleh pengurus, karena
memecahkan persoalan ini sangatlah sulit di ubah tanpa adanya pola budaya yang
dari awalnya sudah disiplin terhadap waktu. Budaya kurang tepat waktu ini masih
menjadi persoalan yang terus dilakukan organisasi UKMI.
5.

Organisasi dipandang sebagai arena politik
Organisasi dipandang sebagai arena politik menganggap bahwa organisasi

sebagai arena politik, kekuasaan (power) menjadi variabel penting dalam
organisasi, karena dalam metafora ini politik identik dengan kekuasaan maka
memahami sifat-sifat kekuasaan dan konsekuensi yang ditimbulkannya sangat
dianjurkan ketika hendak mengatasi persoalan-persoalan organisasi. Sebagai
contoh, berkompetisi dan bekerjasama antar individu dalam organisasi atau
berkoalisi dengan berbagai pihak dalam memperebut sumber daya yang sangat
terbatas menjadi hal yang biasa terjadi. Konsekuensinya adalah kemungkinan
17
Universitas Sumatera Utara

timbulnya konflik yang disebabkan antara lain karena masing-masing kelompok
memiliki tata nilai, kepentingan dan skala prioritas yang berbeda.
6.

Organisasi dipandang sebagai alat pengendalian psikis
Organisasi dipandang sebagai alat pengendalian psikis bahwa setiap orang

yang terlibat dalam kehidupan organisasi layaknya orang masuk penjara yang
dibatasi kebebasannya, bukan hanya kebebasan secara fisik tetapi juga
kebebasannya dalam mengemukakan pendapat dan kebebasan jiwa masingmasing. Faktor alasan mengapa dibatasinya kebebasan ini karena dalam
melaksanakan tugas-tugas organisasi baik tugas yang menuntut kemampuan fisik
maupun kemampuan emosi, seseorang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan
peraturan-peraturan dan cara-cara yang telah ditetapkan organisasi. Akibatnya,
cara pandang ini sering menghambat organisasi untuk melakukan proses
pembelajaran dan meningkatkan kinerjanya karena para anggota organisasi
cenderung berprilaku kompulsif dan sekedar menjaga disiplin dan kepatuhan
terhadap organisasi. Dalam organisasi ini saya belum menemukan asumsi sesuai
dengan metafora ini, namun untuk beberapa orang saja, saya pernah melihat
pengurus dahulunya yang masuk UKMI namun karena pendapatnya tidak
diterima sehingga membatasi kebebasannya untuk mengeluarkan pendapat,
namun sesuai dengan adanya musyawarah besar untuk mencapai mufakat atau
keputusan bersama yang dilakukan oleh pengurus organisasi UKMI, finalnya para
pengurus lainnya tidak sepakat dengan pendapat yang diajukannya, dan akhirnya
dia tidak mau bergabung dengan UKMI dan mengundurkan diri. Hal ini hanya
saya lihat satu individu saja.
18
Universitas Sumatera Utara

7.

Organisasi

dipandang

sebagai

tempat

perubahan

dan

alat

transformasi
Organisasi dipandang sebagai tempat perubahan dan alat transformasi
adalah organisasi secara terus-menerus akan selalu mengalami perubahan.
Perubahan didalam organisasi terjadi dikarena adanya perlawanan dan perbedaan
pendapat dalam merumuskan sesuatu bahkan sudah bergesernya peraturan awal
dan tidak sesuai lagi dengan tujuan yang sebenarnya. Sering adanya perubahan ini
akan membuat sebuah organisasi bubar karena dari awalnya sudah tidak sesuai
lagi dengan aturan yang sudah di buat dan disepakati didalam organisasi dan
biasanya organisasi ini bersifat sementara dan bisa terhenti di suatu titik.
8.

Organisasi dipandang sebagai alat dominasi.
Organisasi dipandang sebagai alat dominasi adalah cara pandang ini

merupakan kombinasi antara antara metafora organisasi sebagai mesin dan
metafora organisasi sebagai arena politik. Dalam pandangan ini organisasi tidak
berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan orang banyak melainkan berfungsi
sebagai alat untuk mencapai tujuan individu dan kelompoknya dengan cara
mengorbankan kepentingan kelompok lain.

Dalam hal ini UKMI lebih menggunakan metafora ke-8 yaitu sebagai alat
dominasi dimana didalamnya ada gabungan antara organisasi yang dianggap
sebagai mesin dan sebagai arena politik.

19
Universitas Sumatera Utara

Phithi Sithi Amnuai (dalam Anwar Prabu, 2005) mendefinisikan budaya
organisasi

adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh

anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna
mengatasi

masalah-masalah

adaptasi

eksternal

dan

masalah

integrasi

internal.

Sedangkan menurut Robin (2001) mengatakan budaya organisasi adalah
suatu sistem nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi
dengan menyakini bahwa sistem nilai yang dianut tersebutlah yang menggerakkan
orang yang bekerja didalamnya untuk organisasi tersebut. Dengan adanya budaya
organisasi yang kuat dan bagus akan menjadikan organisasi tersebut hidup.

Dalam hal ini, penulis berasumsi bahwa sebuah kelompok manusia yang
hidup dalam

kebersamaan akan mempunyai nilai dan dilaksanakan bersama.

Dengan nilai bersama tersebut, di dalam organisasi masing-masing anggota
yakin dan rasa saling percaya satu sama lainnya karena masing-masing bekerja di
dalam budaya organisasi yang sama saling.

1.2.5

Mahasiswa
Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 3 tahun 1990 adalah

“Peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu, sedangkan
Mahasiswa aktivis adalah mahasiswa yang aktif turut dalam gerakan dan aksi
protes mahasiswa dikampusnya beberapa kali. Mereka merasa menyenangi
kegiatan tersebut, untuk mencari pengalaman dan solider dengan teman-

20
Universitas Sumatera Utara

temannya.10 Mahasiswa juga bagian dari masyarakat, karena mahasiswa sebagai
penyampai aspirasi masyarakat.
Dengan demikian, mahasiswa berorganisasi bertujuan untuk mencari
pengalaman

hidup

di

luar

kegiatan akademiknya,

karena

pengalaman

berorganisasi membentuk karakter positif dari sejumlah tokoh-tokoh besar negeri
ini. Bahkan di sekitar kita muncul banyak tokoh-tokoh sukses yang dulunya
merupakan aktivis di organisasi tertentu. Mereka sangat menyadari masa
mahasiswa bukan hanya dimanfaatkan untuk mencari ilmu di kelas, namun ilmu
di luar kelas juga terutama dalam membentuk jiwa pemimpin dan menjadi agent
of changer di dunia kampus. Mahasiswa berorganisasi karena melihat kondisi
kampus yang sudah tidak sesuai seperti sediakalanya, melihat adanya perubahan
dalam tatanan kehidupan kampus sehingga melalui keterlibatan didalam
Organisasi ini sebagai agar dapat mengubah kehidupan masyarakat di sekitarnya
kampus saat itu.
1.3

Rumusan Masalah
Organisasi adalah “suatu alat atau kelompok orang dalam suatu wadah

untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a) Bagaimana Sejarah terbentuknya UKMI As-Siyasah FISIP dapat
bertahan sampai saat ini eksistensinya ?
b) Bagaimana budaya organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU ?
10

(https://www.asmisiangka.makalah-mahasiswa-dengan-organisasi-9g90zA)
21
Universitas Sumatera Utara

c) Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi pergerakan
organisasi UKMI As-Siyasah FISIP ?
1.4

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menjawab dari rumusan masalah, sehingga

yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
lebih dalam tentang bagaimana eksistensi pergerakan, budaya, serta faktor-faktor
pendorong organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa manfaat dari penelitian antara lain:
1. Bagi penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
sosial dalam menambah wawasan dibidang Ilmu Antropologi .
2. Secara teoritis untuk menambah referensi penelitian, terutama dalam
bidang Antropologi berkompeten dalam pencarian informasi tentang
organisasi sosial.
3. Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
kepada pengurus organisasi UKMI As-Siyasah di kampus FISIP USU
secara khusus dan secara umum untuk seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa
Islam Se-Indonesia.

22
Universitas Sumatera Utara

1.5

Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

etnografi. Metode Etnografi yang dilakukan peneliti berusaha mengumpulkan
data yang lebih lengkap berupa data utama untuk menjelaskan permasalah yang
akan dibahas peneliti. Dalam hal ini untuk mendapatkan data yang lengkap,
peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan mengelompokkan data
tersebut kedalam dua yaitu data primer yang peneliti peroleh melalui wawancara
langsung dengan Informan serta data sekunder berupa dokumentasi-dokumentasi
UKMI As-Siyasah FISIP USU.
Teknik pengumpulan data dilakukan yaitu pertama melalui wawancara
yang dilakukan dalam penelitian yaitu wawancara mendalam dengan pengurus
yang membentuk UKMI As-Siyasah yang pertama kali dengan membuat janji
terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara yang panjang dan teknik
pengumpulan data yang lainnya yaitu dengan data sekunder diperoleh melalui
arsip/ dokumentasi UKMI As-Siyasah sebagai pelengkap data primer yang
kurang. Wawancara ditujukan kepada Informan yang bersedia untuk memberikan
keterangan atau informasi seputar UKMI As-Siyasah. Informan dalam penelitian
ini ada 2 yaitu Informan Kunci dan Informan Tambahan.
Teknik pengumpulan data kedua adalah Observasi Partisipasi yaitu dengan
terjun langsung kelapangan yang dilakukan peneliti melihat dan ikut terlibat
dalam kegiatan UKMI As-Siyasah sebagai panitia pelaksanaan kegiatan dan
memperhatikan dengan baik seperti apa pergerakan UKMI As-Siyasah sehingga

23
Universitas Sumatera Utara

tetap eksis hingga saat ini. Observasi partisipasi ini untuk mendapatkan data yang
akurat dengan melakukan Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data
dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumentasi yang ada di Lokasi
penelitian. Studi dokumentasi ini saya lebih menggunakan Handphone untuk
mengambil foto saat mengikuti kegiatan organisasi UKMI serta merekam setiap
percakap dengan informan saat melakukan wawancara untuk perolehan data yang
lebih akurat dan benar.
1.6

Informan Penelitian
Informan kunci dalam penelitian ini adalah Ketua Umum UKMI As-

siyasah yang pertama yaitu Abangda Taufiq Ramadhan dan Ketua Umum periode
2012-2013 yaitu Abangda Jefri Wanda saat ini menjadi gubernur FISIP USU.
Selanjutnya Informan pangkal adalah pengurus HMI komisariat FISIP USU yaitu
Indra Rangkuti, Salman Alfarizi, Hatta Ridho, serta Informan tambahan yaitu
pengurus UKMI As-Siyasah FISIP USU yaitu Kak Siti Nur‟aini S.Sos dan Farida.
Dalam pemilihan informan yang dilakukan penulis dengan secara acak
berdasarkan arahan dari pengurus yang lebih mengerti untuk dijadikan orang yang
akan memberikan sumber informasi yang lebih akurat . Dalam pemilihan
Informan ini, peneliti harus mampu memilih Informan yang memiliki
keterampilan melihat data yang tersembunyi ditemukan di Lapangan.
Jadi Metode penelitian dilapangan adalah metode etnografi dengan
menerima apa yang disampaikan informan dengannya saya belajar untuk

24
Universitas Sumatera Utara

mengetahui budaya dan eksistensi pergerakan organisasi UKMI dengan sudah
terjalinnya raport dengan pengurus UKMI As-Siyasah FISIP USU.
1.7

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di FISIP USU yang beralamat di Jalan Dr. A.

Sofian No. 1 Kampus USU Padang Bulan, Medan karena keberadaan UKMI AsSiyasah ini yaitu di kampus FISIP USU. Adapun alasan penulis dalam memilih
lokasi penelitian ini adalah karena penulis salah satu mahasiswa di FISIP USU
serta bagi penulis organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU ini menarik untuk
diteliti baik dari eksistensinya maupun dari budaya organisasi yang ada.
1.8

Analisa Data
Penelitian ini menggunakan analisa data interpretatif kualitatif, yakni

menganalisa data tentang eksistensi pergerakan UKMI As-Siyasah di FISIP USU.
Analisa data dilakukan dengan mengklarifikasikan data-data yang diperoleh
darilapangan

kedalam

tema-tema,

kategori-kategori.

Peneliti

melakukan

pengecekan ulang atau check and recheck terhadap data yang diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi partisipasi. Keseluruhan data yang diperoleh dari
lapangan kemudian diolah secara sistematis, sehingga peneliti kemudian
menemukan tema-tema yang saling berkaitan, kemudian diuraikan kedalam
bagian-bagian sub judul pada bab sesuai dengan temanya masing-masing,
sehingga ditemukan sebuah konsep dan sebuah kesimpulan yang dapat menjawab
persoalan dalam melakukan penelitian di Lapangan.

25
Universitas Sumatera Utara

1.9

Pengalaman Peneliti
Awal kuliah di semester 1 saya diajak mentoring oleh kakak senior

antropologi 2009 yaitu kak Yayuk. Beliau mengajak saya untuk ikut mentoring.
Di awal-awal mentoring saya merasa keberatan karena waktu saya terpakai yang
seharusnya digunakan untuk istirahat, namun diganti dengan mentoring sehingga
membuat saya tidak tertarik dengan namanya mentoring. Namun seiring
berjalannya waktu, kak Yayuk terus menghubungi saya baik itu melalui telpon
maupun dengan tatap muka langsung ketemu di Musholla FISIP saat mau sholat
dan menanyakan alasan saya malas mentoring dan saya sendiri menjawab karena
waktunya kurang pas dan akhirnya kami sepakat untuk mencari waktu yang cocok
dan tenang untuk memulai mentoring kembali. Diawal mentoring diberi materi
tentang “URGENSI MENTORING”. Kak Yayuk saat itu menjelaskan kepada
kami dalam lingkaran mentoring pertama kali yang dilakukan di teras musholla
dengan kawan yang berbeda-beda jurusan tersebut dan memulai materi
pentingnya mentoring karena didalam mentoring banyak manfaat yang kita
peroleh yaitu;
1. Secara akademik yaitu menambah wawasan atau pengetahuan tentang
agama Islam yang lebih banyak dari perkuliahan, soalnya di mentoring
waktunya kita yang menentukan sebagai peserta dan disesuaikan dengan
pementor11 serta menambah nilai pendidikan agama Islam 1 sks dari
mentoring.
11

Pementor adalah Orang yang menyampaikan materi tentang mentoring/ yang
mengisi mentoring.
26
Universitas Sumatera Utara

2. Secara spiritual yaitu menjadikan para mentee terjaga ibadahnya baik
wajib maupun sunnah sehingga hubungan dengan Allah sang pencipta
semakin dekat dan terjaga karena di mentoring setelah selesai materi
ditanyakan sholat wajib, membaca Al-qur‟an, hubungan kabar dengan
orang tua, sedekah dll dan ada nasehat jika tidak dilaksanakan.
3. Menambah teman yaitu di Mentoring juga kita semakin dekat dengan
teman satu lingkaran mentoring kita dan mengenal teman diluar jurusan.
4. Melatih psikologi yaitu didalam mentoring kita bisa memahami karakter
dan sifat dari teman-teman kita sehingga melajar menghargai orang lain.
5. Secara ekonomi yaitu bisa melakukan bisnis kecil-kecilan seperti jual
pulsa atau jual jilbab dan lain-lain karena banyak teman kenalan dalam
mentoring. Melalui penyampaian tentang pentingnya mentoring itu, saya
pun langsung ingin ikut mentoring karena untuk membuktikan apakah
benar atau tidak dan seiring berjalannya waktu ternyata itu semua benar
saya dapatkan dari mentoring.
Selesai mata kuliah agama Islam selesai dan saya ditanyakan apakah tetap
ingin mentoring dan saya melanjutkan mentoring sampai pada mengikuti kegiatan
penggalangan dana untuk Palestina saya di ajak kak Yayuk, dimana setiap ada
kegiatan Islam kak Yayuk selalu mengabari saya untuk datang yaitu Siaga 1. Saat
kegiatan Siaga 1, saya berjumpa dengan orang baru diluar jurusan saya bahkan
ada kakak senior diatas saya. Selama mengikuti Siaga 112 saya melihat orangorang yang berjilbab panjang dan memperkenalkan UKMI dan pada saat inilah
12

Siaga 1 yaitu Tingkat Pengkaderan Awal menjadi anggota UKMI.
27
Universitas Sumatera Utara

saya ternyata sudah masuk dan menjadi anggota UKMI tapi masih dalam anggota
magang. Masih perlu banyak pembekalan agar menjadi pengurus UKMI dan
dilanjutkan dengan siaga 2

13

di Brastagi dan disaat itu nginap selama 3 hari dan

disini diberi materi “public speaking” untuk nantinya berdakwah kepada orang lai.
di siaga 2 para peserta di suruh dakwah fardiyah14 ke rumah-rumah orang untuk
menyampaikan nilai-nilai atau pengetahuan tentang Islam dan disinilah saya
benar-benar grogi ternyata tahapan ini selesai jadilah saya menjadi pengurus Inti
UKMI yang diletakkan sebagai Bendahara Lembaga Mentoring Agama Islam di
tahun 2013. Saya pun aktif disetiap kegiatan UKMI dan saya sebagai pemantau
mentoring di FISIP 2013 khusus untuk perempuan. Saat itu yang menjadi Ketua
Umum UKMI adalah abangda Jefri Wanda Ilmu Politik di tahun 2013. Saya terus
menjadi pengurus L-MAI sampai 2015 sehingga saya memperhatikan seperti apa
perekruitan dan kerja-kerja organisasi UKMI dan UKMI pernah menjadi tuan
rumah dalam event besar yaitu RAKERNAS FSLDK ISIP Se-Indonesia (Rapat
Kerja Nasional Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Se-Indonesia). Rakernas ini merupakan event untuk menyamakan dan
mensosialisasikan progrm kerja untuk kemajuan dakwah kampus di Indonesia
khususnya di setiap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang hadir saat itu dari
Universitas dimana saat itulah membuat saya terlibat dari kegiatan dan
menjadikan saya sebagai pengurus UKMI As-Siyasah FISIP USU .

13

Siaga 2 yaitu Tingkat pengkaderan organisasi UKMI untuk menjadi pengurus
UKMI.
14
Dakwah fardiyah adalah dakwah yang dilakukan seseorang terhadap orang lain
dengan mengajak kepada kebaikan.
28
Universitas Sumatera Utara

Selama dilapangan, penulis meminta langsung kepada pengurus UKMI
angkatan 2008 tentang sejarah terbentuknya UKMI. Namun karena pengurus
UKMI tidak ada yang membuat tulisan tentang sejarah terbentuknya UKMI itu
sendiri, maka penulis mencari tahu melalui wawancara dengan pengurus UKMI
yang pertama. Pengalaman saya untuk mencari tahu informan kunci pertama kali
wawancara saya lakukan kepada abang Alimul Hadi selaku Ketua Umum UKMI
angkatan 2008 yang dilakukan di Stifin Medan. Setelah itu bang Jefri Wanda di
FISIP USU, dilanjutkan dengan bang Jefri menyarankan yang bisa dijadikan
informan tentang organisasi mahasiswa FISIP USU yaitu bapak Indra Rangkuti
karena beliau saat itu pernah kuliah di FISIP USU. Melalui bapak Indra inilah
saya mengenal informan lainnya di mulai dari bapak Salman, bapak Hatta Ridho,
dan lainnya sehingga sampai mengetahui Nama Ketua umum UKMI yang
pertama dan gubernur FISIP pertama. Selama dilapangan saat wawancara
informan adanya rasa gugup, karena rata-rata informan saya sudah bekerja di
DPR/DPW Medan, sehingga dalam melakukan wawancara mereka meminta saya
datang kekantor masing-masing. Selain itu penulis meminta data di FISIP tentang
sejarah terbentuknya FISIP juga dan dari situ saya mengetahui dosen-dosen yang
mengajar pertama kali di FISIP dan pada akhirnya saya mengetahui bahwa Ibu
Nurlela cocok dijadikan informan kunci tentang FISIP USU dan organisasi
mahasiswa pertama kali terbentuknya FISIP USU ditahun 1982. Wawancara yang
dilakukan penulis terlebih dahulu buat janji ketemuan melalui komunikasi via
telpon, setelah ada kesepatan waktu yang pas untuk melakukan wawancara, maka
di saat itulah jadwal wawancara berlangsung. Saat di lapangan, penulis hampir

29
Universitas Sumatera Utara

sempat putus asa dikarenakan ada beberapa informan kunci tidak bisa janji
ketemu dan akhirnya penulis meminta waktu wawancaranya melalui telpon dan
meminta kesediaan waktu informan untuk di wawancara lebih dalam. Penulis
menjadi lebih banyak mengetahui dan belajar dari informan tentang asal usul
terbentuknya beberapa organisasi di dunia kampus FISIP USU khususnya
organisasi mahasiswa Islam yang ada di FISIP USU. Upaya menjalin raport,
penulis terlebih dahulu memperkenalkan diri dengan informan dan lebih banyak
mendengar apa yang dikatakan informan dengan tujuan untuk memperoleh data
dan informasi yang lebih banyak.
Wawancara yang dilakukan penulis dilapangan yaitu wawancara
persahabatan dengan ada sedikit bercandanya. Hal ini penulis lakukan agar
sewaktu wawancara tidak terlalu kaku sehingga penulis bisa mengetahui lebih
dalam lagi yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini.

30
Universitas Sumatera Utara