Kelompok 6 Agung Podomoro Land final

KELOMPOK 6 :
NADIA PUTRI AMALINA
NOVI DWI ARIFIATI
RESTI DWI WIDIASTUTI
RATU AYU MARTYANNE
RESKY AMRAN

M A N A J E M E N S T R AT E G I

(1201121297)
(1201120298)
(1202110038)
(1201120302)
(1201124303)

COMPANY PROFILE


PT Agung Podomoro Land, Tbk. (“APLN” atau “Perseroan”) merupakan bagian dari Agung
Podomoro Group (APG), yang merambah bisnis properti sejak tahun 1969.




Perseroan didirikan dengan nama PT Tiara Metropolitan Jaya berdasarkan Akta No. 29
tanggal 30 Juli 2004.



Penggantian nama PT Tiara Metropolitan Jaya menjadi PT. Agung Podomoro Land, Tbk.
diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan dalam Akta
No. 1 tanggal 2 Agustus 2010,

COMPANY PROFILE


Dengan komitmen kuat dan keyakinan tinggi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan,
Perseroan membangun tonggak kesuksesan sebagai perusahaan pengembang terdepan di
Indonesia. Perseroan hadir di tengah ketatnya persaingan di industri real estat dan bisnis
properti dengan warna baru yang lebih modern dan unik dalam sistem pengelolaan bidang
ritel, komersial, dan pemukiman yang Perseroan tawarkan.




Berbeda dengan pengembang konvensional lain, Perseroan tidak berfokus pada persediaan
lahan yang luas, namun lebih pada perputaran modal yang cepat dengan konsep “fast
churn”, yang menjadikan Perseroan sebagai pengembang unik dibanding pengembang
pesaing.

VISI

“Terus

bertumbuh

pengembang
bisnis

terpadu
properti

berkomitmen


penuh

menjadi

clients, business partners, shareholder,

dalam
dan

society



saham

dan

FLEXIBLE : yes, to grow as an integrated
property developer, to continue


bagi pelanggan, rekan usaha,
pemegang

FOCUS : not focus but specific in property
developer

untuk

memberikan nilai yang optimal

DIRECTING : product (property), market,



EXECUTING : full commit to optimize
value

masyarakat. “



COMMUNICATE : the language is simple,
can understand, but the sentences is to
much not easy to remember

MISI

MISSION ELEMENTS
1

1. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan
perumahan dan area komersial yang

1

berkualitas.

PRODUCTS

1


CUSTOMERS

MARKET

2. Mengoptimalkan pengembalian investasi
dari rekan usaha dan pemegang saham.
3. Menjadi perusahaan pengembang yang

?

3
EMPLOYEE

mampu memberikan nilai lebih bagi para

MISSION

karyawan.
4. Berperan

program

aktif

pemerintah

mendorong
dan

untuk

dalam

mendukung

dalam

pembangunan

perkotaan


meningkatkan

pengembangan manusia.

rangka
indeks

1
4

TECHNOLOGY

2

SURVIVAL
GROWTH
PROFIT

PUBLIC

IMAGE

2
3
4

SELF
CONCEPT

3

PHILOSOPHY

STRUKTUR ORGANISASI
Struktur

organisasi

dari


Agung

Podomoro Land termasuk ke dalam
Struktur Fungsional. Karena membagi
struktur ini berdasarkan fungsional yang
ada berdasarkan aktivitas – aktivitas
kerja manajemen.

THE EXTERNAL ASSESSMENT
AGUNG PODOMORO LAND

BUSINESS ENVIRONMENT

ES
N T (P
E
M
N

MI

CR NVIRO
EO E
O
R
NV
MAC
FO IRO
RC NM
ES
) ENT
L
(5
NA N T
R
E
E
INT ONM
VIR
EN

TE)

MACRO ENVIRONMENT
POLITICAL

• Di Indonesia pergantian pemimpin memberikan dampak terhadap politik, yang akan
mengubah kebijakan politik yang nantinya akan berpengaruh terhadap bisnis yang dapat
memberikan peluang dalam berbisnis sekaligus juga menjadi ancaman baru dalam bisnis.
Dimana akan berpengaruhbaik langsung maupun pengaruh tidak langsung terhadap
perekonomian dan didalam dunia bisnis yang ada di Indonesia.

ECONOMIC

• Nilai tukar Rupiah terdepresiasi cukup dalam terhadap mata uang dolar Amerika Serikat.
Inflasi masih tinggi pengaruh dari kenaikan harga BBM bersubsidi yang mendorong
kenaikan harga-harga. Rata-rata suku bunga Bank Indonesia ‘BI Rate’ naik, begitu pula
suku bunga perbankan yang menunjukkan tren meningkat. Upah buruh dan tarif listrik
mengalami kenaikan.Indonesia juga urbanisasi derasnya arus yang memiliki menciptakan
peluang permintaan tinggi dari properti seperti ruang ritel, kantor, dan tempat tinggal.

SOCIAL

• Adanya peningkatan perubahan gaya hidup di kota-kota besar yang membutuhkan
properti berkualitas. Tidak hanya sebatas tempat tinggal namun hunian yang mendukung
gaya hidup
kaum urban, dikenal dengan konsep kawasan hunian terpadu yang
terintegrasi atau “Integrated Living Concept”.

TECNOLOGICA
L

• Dunia teknologi semakin berkembang dan cepat sekali bergerak dan semakin membantu
untuk menunjang pasar properti. Dilansir dari konsultan Properti Internasional Knight
Frank, mengidentifikasi teknologi yang akan merubah dan memberikan dampak signifikan
terhadap pasar properti ( Office Robots, Koneksi internet dengan barang, Drones,
Driverless Car dan 3D Printing (mesin cetak 3 D)

MICRO ENVIRONMENT
Rivalry Among Competitor
Di Industri Properti, Agung podomora memiliki banyak pesaing Agung Sedayu Group, Ciputra World,
Bakrie Land dll
Barriers To Entry
Prospek bisnis properti semakin memperlihatkan hasilnya di dunia bisnis indonesia, ditambah oleh
permintaan pasar akan produk perumahan dan kawasan komersiial yang modern semakin meningkat.
Hal ini membuat banyak pelaku bisnis tertarik untuk masuk dalam bisnis ini.
Availability of Substitutes
Ancaman Produk Pengganti untuk produk APLN sangat banyak, karena kompetitor lebih kreatif dalam
pembangunan desain dan tata letak. Serta penawaran harga yang lebih murah memungkinkan
terjadinya ancaman produk oleh pesaing. NAmun Agung Podomoro juga memproduksi produk substitusi
sendiri
Power of Buyer
Kekuatan pembeli atau konsumen rendah, karena konsumen tidak dapat memaksa pemasok untuk
menurunkan harga dan mendapatkan kualitas serta pelayanan yang tinggi.
Power of Supplier
Daya tawar APLN tinggi, hal ini dapat dilihat dari setiap peluncuran produknya selalu diterima oleh baik
oleh masyarakat.

OPERATING/INTERNAL ENVIRONMENT


Competitors
Agung Podomoro memiliki keragaman pesaing yang membuat produk dab tujuan yang sama namun fitur
atau desainyang berbeda . Pesaing seperti Lipo kerawang, Agung Sedayu Group, Ciputra World, Bakrie
Land dan lainnya.



Creditors
Bank Internasional Indonesia (BII) , Bank CIMB Niaga (CIMB), JP Morgan , Bank Permata, dan BNI.



Customers
 Segmen pasar high-rise Agung Podomoro Land beragam, mulai dari middle-low, middle, sampai middle-up
dengan harga maksimal Rp 9 miliar per unit. Masing-masing ada pangsa pasar tersendiri . APLN mencoba
untuk mencapai kebutuhan semua segmen pelanggan dari tengah ke tinggi.



Labor
Jumlah karyawan APLN dan entitas anak pada tahun 2014 adalah 2.470 orang, meningkat 11%
dibandingkan jumlah pada tahun 2013 sebanyak 2.153 orang. . Agung juga terus mengembangkan dan
mendidik karyawan dalam rangka mempertahankan kualitas kinerja Perseroan.



Supplier
Perseroan membeli bahan baku dalam mata uang Rupiah karena sebagian besar bahan baku disediakan
oleh pemasok dalam negeri. (PT Totalindo Eka Persada PT Totalindo Eka Persada PT Nusa Raya Cipta PT
Nusa Raya Cipta Tbk dll)

Opportunities

Table 1 ‘The External Factor
Evaluation (EFE) Matrix’

KEY EXTERNAL FACTORS

WEIGHT

Aset lancar meningkat 24,8% dari Rp8.747,0 miliar pada tahun
2013 menjadi Rp10.918,5 miliar pada tahun 2014.

0.05

2

0.10

Tingginya permintaan properti di Indonesia

0.10

3

0.30

APLN berhasil meminimalkan dampak dari nilai melemahnya
Rupiah terhadap US Dolar.

0.05

3

0.15

Perusahaan menaikkan biaya pelayanan kepada penyewa malnya.

0.05

2

0.10

Sampai dengan akhir tahun 2014, Perseroan memiliki 48 anak
perusahaan (baik dengan kepemilikan langsung maupun tidak
langsung)

0.03

2

0.06

Perseroan memiliki self availabilities of substitute

0.07

4

0.28

Bank Indonesia memperluas KPR (Kredit Pemilikan Rumah)
kebijakan.

0.05

3

0.15

High Number of Backlog

0.05

2

0.10

1

RATING

WEIGHTED
SCORE

1.21

*Ratings
1 = Response
2 = Response
3 = Response
4 = Response

is
is
is
is

Poor
Average
Above Average
Superior

Threats

KEY EXTERNAL FACTORS

WEIGHT

RATING

WEIGHTED
SCORE

Meningkatnya suku bunga

0.05

3

0.15

Regulasi Bank Indonesia terkait rasio pinjaman terhadap nilai aset
(LTV) dan mekanisme pencairan dana KPR

0.10

4

0.40

Melemahnya mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika

0.15

3

0.45

Kebutuhan masyarakat terhadap properti diperkirakan turun karena
adanya ketidakpastian kondisi ekonomi global.

0.05

2

0.10

Berdasarkan penelitian REI (Real Estate Indonesia), industri properti
adalah industri yang paling menarik dari industri lainnya di Indonesia
sehingga banyaknya pesaing.

0.05

2

0.10

Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM di Indonesia

0.03

3

0.09

Maintenance Cost

0.02

2

0.04

Perubahan peraturan pemerintah(tax, agreements, etc)

0.10

4

0.40

Total

1.00

2.97

*Ratings
1 = Major
Weakness
2 = Minor
Weakness
3 = Minor
Strength
4 = Major
Strength

Table 2 ‘The Competitive Profile Matrix
(CPM)’
Agung
Ciputra World
Bakrie Land

Critical Success
Factors

Podomoro

Weight

Rating

Score

Rating

Score

Rating

Score

Market Share

0.15

4

0.60

4

0.60

4

0.60

Product Quality

0.15

4

0.60

4

0.60

4

0.60

Consumer Loyalty

0.05

3

0.15

3

0.15

2

0.10

Customers Service

0.15

3

0.45

3

0.45

3

0.45

Price Competitive

0.10

4

0.40

4

0.40

4

0.60

Good Corporate
Governance

0.05

4

0.20

4

0.20

4

0.20

Advertising

0.05

3

0.15

2

0.10

1

0.05

Marketing Sales

0.10

4

0.40

4

0.40

2

0.20

Location

0.20

3

0.60

3

0.60

3

0.60

TOTAL

1.00

3.55

3.50

3.40

SUMMARY
Dari total skor bobot EFE Matrix, strategi perusahaan secara efektif
memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan efek potensi ancaman.
Seperti Agung Podomoro berhasil meminimalkan dampak dari melemahnya
nilai Rupiah terhadap Dolar AS dan ketidakpastian ekonomi di Indonesia.

INTERNAL ASSESSMENT

Marketing Stategies

R&D



APLN mengedepankan strategi market oriented

Agung Podomoro Land–Learning Center (APL-

daripada strategi product oriented. Selain itu,

LC) didirikan untuk mengembangkan SDM

strategi

Perseroan

marketing

APLN

juga

melakukan

yang

berkompetensi

dan

ekspansi ke luar kota. APLN melihat peningkatan

berkualitas. Sejak pendiriannya pada tahun

perubahan

2011,

gaya

hidup

di

kota-kota

besar

APL-LC

telah

menerapkan

program-

lainnya yang membutuhkan properti berkualitas.

program pengembangan kemampuan sumber

Tidak hanya sebatas tempat tinggal namun

daya

hunian yang mendukung gaya hidup kaum

maupun eksternal demi menjaga keselarasan

urban, dikenal dengan konsep kawasan hunian

ritme kerja antara karyawan dengan ekspansi

terpadu

bisnis Perseroan.

yang

terintegrasi

atau

“Integrated

manusia

melalui

pelatihan

internal

Living Concept”.
Logistic
• Mereka tidak memiliki peralatan dan bahan mereka sendiri.
• Mereka melakukan kemitraan untuk alat berat dan bahan baku dengan WIKA dan Total Bangun
Persada

IFE MATRIX
Key Internal Factors

Weight

Rating

Weighted Score

Internal Strenghts
1

Telah ada jaringan distribusi dan penjualan

0.08

2

0.16

2

Barriers of market entry

0.10

3

0.3

3

High profitablity and revenue

0.15

4

0.6

4

Skilled workforce

0,05

2

0.1

5

Unit bisnis yang Berpengalaman

0.05

2

0.1

6

High growth-rate

0.10

4

0.4

7

Perseroan berhasil meningkatkan kontribusi 0.05
pendapatan berulang dari 5,3% di 2010
menjadi 26,0% pada tahun 2014.

2

0.1

Total

1.00

1.76

IFE MATRIX
No

KEY INTERNAL FACTORS

WEIGHT

RATING

WEIGHTED
SCORE

Internal Weaknesses
1

Kompleks dalam struktur pajak

0.19

4

0.76

2

Lower operating margin on project expansions:
APLN booked 2013 lower operating margin of
14%

0.05

2

0.1

3

Harga tinggi untuk rumah hunian dan
apartemen

0.08

3

0.24

4

Masalah pada proyek Pluit Kota Validitas pada
lisensi proyek Pluit Kota Departemen
perikanan mengklaim bahwa lisensi untuk
proyek Pluit Kota APLN harus berada di bawah
yurisdiksi mereka Namun, itu dikeluarkan oleh
pemerintah daerah

0.10

3

0.3

TOTAL

1.00

3.16

SUMMARY

Dari matriks IFE untuk Agung
Podomoro Land, kita tahu jika Agung
Podomoro memiliki posisi internal yang
kuat.

FORMULATING OBJECTIVE AND
STRATEGY

3 STRATEGI BISNIS APLN
1. Proyek pembangunan yang lebih luas.
Konsep model bisnis yang digunakan ialah “Fast Curn” dimana perusahaan tidak memiliki lahan
yang cukup besar, melainkan mengakuisisi perusahaan dengan tanah atau membeli lahan yang
dapat langsung dikembangkan menjadi sebuah proyek jangka waktu 3-5 tahun.

2. Meningkatkan pendapatan berulang.
Strategi ini untuk menjaga stabilitas operasi dimasa depan.

3. Ekspansi ke kota lapis kedua
APLN percaya ini memiliki potensi yang besar, diantaranya di Bogor, Karawang, Bandung, Bali,
Makasar,Batam dan Medan.

TYPE OF STRATEGY
Forward integration


APLN telah mengakuisisi 80% saham di PT Alam Hijau Teduh (PT AHT) yang memiliki hampir
dua hektar tanah di Jakarta Barat. Total biaya akuisisi tersebut sekitar Rp 56 miliar. Perusahaan
akan mengembangkan area tersebut menjadi kompleks apartemen dan komersial.



Pada tahun 2012, Perseroan telah mengakuisisi/mendirikan 12 anak perusahaan dimana salah
satunya dilakukan dengan proses Perjanjian Pengikatan Jual beli.



APLN

mengakuisisi

85%

saham

PT

Graha

Cipta

Kharisma

(GCK),

berencana

untuk

mengembangkan lahan tersebut menjadi sebuah kompleks dengan enam menara apartemen,
rumah toko dan area komersial. (Agustus 2014)
Backward Integration
menggabungkan pengembangan usaha yang berorientasi ke masa depan dengan eksekusi yang
cepat dan tepat dalam memasarkan properti. Sumber daya yang dimiliki Perseroan telah berhasil
membangun properti prestisius dan mewah seperti pusat perbelanjaan dan hunian Central Park,
dan pusat perbelanjaan Senayan City.

TYPE OF STRATEGY
Horizontal Integration
APLN memiliki model bisnis yang unik, berbeda dengan mayoritas pengembang di Indonesia.
Perseroan tidak mengumpulkan banyak lahan. Dengan pengerjaan yang cepat dan efisien, model
yang fleksibel dan terukur dapat terus memanfaatkan modal dan sumber daya yang minimum.
Product Development
Konsep “back to the City” yang berarti “Kembali ke Kota” telah memberikan sebuah alternatif
gaya hidup yang berkualitas bagi konsumen melalui hadirnya proyek superblok yang
menawarkan fasilitas yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan akan sebuah hidup yang
seimbang dan menyenangkan bagi ribuan konsumen. Perseroan memelopori konsep superblok
dengan menyatukan perumahan, ritel, rekreasi, dan ruang kantor yang dibangun dalam satu
komplek bangunan tinggi terintegrasi untuk menciptakan hunian perkotaan yang menyenangkan
dan nyaman baik dalam bentuk penjualan maupun sewa.

Market Development
Perseroan

telah

beroperasi

sebagai

pemilik

properti,

pengembang dan pengelola, melayani sektor ritel, komersial
dan

segmen

pasar

hunian

melalui

berbagai

proyek

superblok. Perseroan merupakan salah satu pengembang
properti terbesar di Indonesia dengan aset di beberapa
superblok, properti ritel, perkantoran, hunian apartemen,

Diversification : Related

kompleks perumahan dan hotel.







Market Penetration
Superblok telah menyumbang sebesar sepertiga dari seluruh
pasokan kondominium di wilayah kota Jakarta. APLN bersama
induk usahanya (APG) berkontribusi lebih dari 60% dari total
pasokan kondominium dalam superblok. Pada tahun 2012,
APLN mengembangkan 38% dari total penawaran apartemen
di Indonesia. hal ini sebagaimana dikuatkan oleh pendapat
salah satu analis properti, Colliers International Indonesia,
TW4 2012.

PT
PT
PT
PT
PT

Sinar Menara Deli
Simprug Mahkota Indah
Pesona Gerbang Karawang
Buana Surya Makmur
Alam Makmur Indah

STRATEGY ANALYSIS AND
CHOICE

THE SWOT MATRIX
SWOT matriks merupakan salah satu alat pencocokan untuk membantu manajer
mengembangkan empat jenis strategi.
Yang terdiri dari :


SO Strategi



WO Strategi



ST Strategi



WT Strategi.

KEKUATAN
• Profitabilitas pendapatan yang tinggi
• tenaga kerja terampil
• Jaringan Penjualan dan Saluran
Distribusi Barang
• Pengalaman unit bisnis
• Tingkat pertumbuhan bisnis tinggi
• Brand image

KELEMAHAN
• Rumit dalam struktur pajak
• Marjin operasi yang lebih rendah pada
ekspansi proyek
• Harga tinggi untuk rumah hunian dan
apartemen

PELUANG
• Tingginya permintaan properti di
Indonesia
• Perusahaan memiliki persediaan
pengganti
• Perusahaan memperoleh peningkatan
aktiva lancar
• Berhasil meminimalkan dampak dari
melemahnya nilai Rupiah terhadap
Dolar AS

SO Strategi
1. Meningkatkan kinerja yang baik dari
perusahaan dan pengalaman unit bisnis
(S1, S2, S4, O1, 03)
2. Membuat berbeda produk yang unik di
properti dan pasar yang menarik (S1, S3,
S6, O1, O2, O3)

WO Strategi
1. Penurunan harga untuk rumah tinggal (W3,
O1, O2)
2. Mencari lebih bisnis / perusahaan untuk
sponsor dan kemitraan untuk Agung
Podomoro (W1, O3)

ANCAMAN
• Peningkatan tingkat bunga
• Melemahnya nilai Rupiah terhadap
Dolar AS
• Ekonomi global yang tidak menentu
• Biaya perawatan
• Perubahan peraturan pemerintah
seperti: pajak, perjanjian dll

ST Strategi
1. Mengembangkan kemitraan dengan
pemerintah daerah dan pihak lain di
properti industri (S4, S6, T2, T3, T5)
2. Menawarkan diskon atau bonus (S1, T4)
3. Penelitian kelayakan pasar luar negeri
lainnya (S3, S6, T1, T2, T5)

WT Strategi
1. Gunakan ketersediaan harga untuk properti
(W2, W3, T1, T2, T3, T4)
2. Membuat kesepakatan atau lisensi tentang
sumber daya properti dan menawarkan
kebijakan KPR (kredit Pemilikan Rumah)
(W1, W4, T5)

POSISI STRATEGIS DAN EVALUASI TINDAKAN SPACEMATRIX
SPACE matriks tahap penting dalam alat pencocokan dan mewakili dua dimensi internal
dan eksernal.




Dimensi Internal terdiri dari :


kekuatan keuangan



keunggulan kompetitif dan

Dimensi eksternal terdiri dari :


stabilitas lingkungan



kekuatan industri.

Ruang Matrix akan menunjukkan apakah persusahaan tersebut termaksud strategi agresif,
konservatif, defensif atau kompetitif yang paling tepat untuk sebuah perusahaan

Financial Position (FP)

Ratings

Kas bersih dari aktivitas operasi meningkat 22,8%, kas bersih dari
aktivitas investasi menurun 29,2%, kas bersih dari aktivitas
pendanaan menurun 26,3%

2

Earning per share dari APLN tahun 2013 meningkat menjadi Rp
41,53, tahun 2012 Rp 39,60

4

Total Laba Bersih tahun 2013 meningkat menjadi Rp
930.240.497.000, Sebelum Rp 841.290.753.000

5

Total

11

Industry Position (IP)

Ratings

• CP Average is -10 : 3 = -3,33

Permintaan untuk properti tidak akan pernah berkurang, terutama
untuk perumahan

7

• IP Average is 14 : 3 = 4,67

Global ekonomi yang tidak menentu di Indonesia

4

Indonesia adalah negara yang saat ini mengalami aliran cepat
urbanisasi

3

Total

14

Calculations
• SP Average is -6 : 2 = -3

• FP Average is 11 : 3 = 3,67

Competitive Position (CP)

Ratings

APLN telah berhasil membangun gedung-gedung bergengsi dan
glamor seperti yang di Podomoro City, Green Bay Pluit, Kuningan
City dan kompleks Senayan City

-4

Manajemen TI di APLN yang dilakukan oleh staf yang terampil dan
berpengalaman untuk mengamankan keberlanjutan teknologi
informasi

-3

APLN mengakuisisi tanah atau perusahaan dengan lahan yang
cukup besar yang kemudian berkembang menjadi sebuah proyek 35 tahun.

-3

Total

-10

Stability Position (SP)

Ratings

APLN mengelola risiko melalui sistem manajemen risiko yang
terukur untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang
memadai tersedia untuk tujuan pengembangan koperasi dan
usaha dan untuk mengurangi dampak

-3

APLN berhasil dalam pengadaan bahan impor yang cukup untuk
memungkinkan untuk meminimalkan dampak dari melemahnya
nilai Rupiah terhadap US Dollar.

-3

Total

-6

Directional Vector Coordinate :
x-axis : -3,33 + 4,67 =
1,34
o y-axis : -3 + 3,67 = 0,67
o

Setelah menghitung

FP

rata-rata setiap posisi

Aggresive
Strategy

dan juga menemukan
koordinat x dan y, kita
mendapatkan bahwa

0,6
7

garis berada pada sisi
kanan atas.

CP

IP

Ini berarti strategi

1,3
4

yang paling tepat
untuk APLN adalah
strategi agresif.

SP

THE BOSTON CONSULTING GROUP (BCG)
MATRIX
BCG Matrix menggambarkan perbedaan antar divisi dalam jangka
relatif pada posisi pangsa pasar dan tingkat pertumbuhan industri.

Posisi pangsa pasar relatif didefinisikan sebagai rasio pangsa pasar
divisi sendiri dalam industri tertentu untuk pangsa pasar yang
dimiliki oleh perusahaan saingan terbesar dalam sebuah industri.

HIGH

MEDIUM

LOW

6

Market Growth

5

STAR

?

4
3
2
1
0
Market Share

COW

DOG

CONCLUSION
APLN berada di area Star Quadrant yang berarti perusahaan
dalam kondisi yang baik, untuk pertumbuhan jangka panjang
dan profitabilitas yang baik untuk sebuah organisasi.

Pada kondisi ini berarti APLN adalah pemimpin Industri
(Properti) sehingga posisi yang dimiliki perusahaan sudah
baik tetapi dalam mempertahankan posisi, mereka harus
menghabiskan banyak biaya.

IE MATRIX
Matrix IE didasarkan pada dua dimensi kunci:


IFE memiliki total skor pada sumbu x dan EFE memiliki total
skor pada sumbu y.



Total

skor

berasal

dari

divisi

yang

memungkinkan

pembangunan tingkat korporasi pada Matrix IE.

4.0
High
3.0
to
4.0
3.0
Medium
2.0 to
2.99
2.0
Low
1.0
to
1.99
1.0
EFE

Strong
3.0 to
4.0
I

3.0

Average
2.0 to
2.99
II

2.0

Weak
1.0 to
1.99
III

(3.16)
IV

VII

(2.97)

V

VI

VIII

IX

1.0
IFE

IMPLEMENTATION OF A STRATEGY



Strategi terbaik akan mengalami kegagalan jika pelaksanaannya buruk.



Perumusan strategi sukses tidak menjamin implementasi strategi yang berhasil.



Kurang dari 10% dari strategi dirumuskan berhasil diimplementasikan!



Implementasi

strategi

membutuhkan

tindakan

seperti

mengubah

wilayah

penjualan, menambahkan departemen baru, menutup fasilitas, merekrut karyawan
baru,

mengubah

strategi

harga,

mengembangkan

anggaran

keuangan,

mengembangkan imbalan kerja baru, membangun prosedur pengendalian biaya,
mengubah strategi iklan, membangun fasilitas baru, pelatihan karyawan baru,



Sejak tahun 2011, APL-LC telah mengadakan Program Pengembangan Quantity Survey Agung
Podomoro bekerja sama dengan sebuah perguruan tinggi terkemuka di Jakarta. Program
pelatihan 12 bulan ini dirancang untuk mencapai dua tujuan strategis di bidang pengelolaan
kompetensi, yaitu sebagai kegiatan sertifikasi bagi karyawan yang telah bekerja pada fugsi
Quantity Survey, dan sebagai penetapan keahlian minimum bagi calon karyawan baru di fungsi
tersebut.



Perseroan memberikan gaji/upah, fasilitas, dan tunjangan kepada karyawan berdasarkan tugas
dan tanggung jawab yang diterima karyawan dengan mempertimbangkan kinerja serta
kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.



Guna memenuhi tanggung jawabnya secara optimal, Direktorat SDm telah membentuk suatu
divisi baru di direktoratnya, yaitu Divisi Talenta yang fokus merencanakan jenjang karir bagi
karyawannya, terutama yang berpotensi.

KODE ETIKA DAN BUDAYA PERUSAHAAN


Dalam rangka menumbuhkan budaya perusahaan, APLN memiliki Kode Etika Perilaku bisnis (Kode
Etika) yang bertujuan melindungi kepentingan perusahaan yang seluas-luasnya dalam kaitannya
dengan kegiatan bisnis Perseroan.



Pokok-pokok ketentuan yang tercakup dalam Kode Etika ini, antara lain mengenai: kepatuhan atas
hukum yang berlaku; pembayaran tidak resmi; komisi, hadiah, jamuan, jasa, atau layanan lainnya;
pertentangan

kepentingan;

hubungan

antar

karyawan;

mempekerjakan

anggota

keluarga;

sumbangan untuk kemanusiaan, pembinaan olah raga dan kemasyarakatan; pemberian imbalan;
mempekerjakan pejabat atau pegawai pemerintah; kegiatan dan sumbangan politik; dan catatan
keuangan.


Untuk mensosialisasikan Kode Etika Perilaku bisnis APLN, maka Kode Etika ini diberikan kepada
setiap karyawan, kontraktor, konsultan, pamasok, pejabat atau pegawai pemerintah atau pihak lain
yang melakukan hubungan bisnis dengan atau atas nama Perseroan.

KEBIJAKAN PERUSAHAAN KEPADA PEGAWAI
Posisi

Tugas dan Wewenang

DEWAN KOMISARIS

Pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan dan usaha
Perseroan, serta memberi nasehat dan rekomendasi kepada Direksi dalam
menjalankan kepengurusan Perseroan untuk kepentingan dan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan

DIREKSI

Bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan, menjalankan pengurusan untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, melalui
kebijakan yang dipandang tepat, menurut batas yang ditentukan Undang-Undang
Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Perseroan.

RAPAT UMUM PEMEGANG
SAHAM

Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) memiliki wewenang yang tidak diberikan
kepada Dewan Komisaris atau Direksi, dalam batas yang ditentukan dalam UndangUndang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Perseroan. RUPS terdiri dari
RUPS Tahunan dan RUPS Lainnya (Luar biasa) yang diselenggarakan oleh Direksi.
Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang
berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris, sepanjang
berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan
kepentingan Perseroan.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN
APLN menerapkan sistem pengendalian intern untuk keefektifan dan efisiensi kegiatan
operasional, pelaporan finansial yang terpercaya, dan kepatuhan pada hukum,
peraturan, dan perundang-undangan, serta kebijakan akuntansi yang berlaku umum.
Sejalan dengan itu, dibentuk Sistem operasional Prosedur (SoP) yang di dalamnya
mengandung sistem pengendalian intern dengan didukung sistem teknologi informasi
yang memadai, dan diterapkan di seluruh unit bisnis Perseroan.

PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN


Untuk dapat menjaga kinerja Perseroan dalam jangka panjang, Perseroan memiliki komitmen
untuk mengimplementasi tata kelola perusahaan, tidak hanya untuk memenuhi kewajiban
namun juga untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Perseroan.



Pengembangan GCG yang selaras dengan aspek kegiatan usaha Perseroan senantiasa dilakukan
secara berkesinambungan guna memberikan perlindungan yang memadai serta perlakuan yang
adil kepada para pengelola Perseroan, dan Pemangku Kepentingan lainnya. Direksi, manajemen
dan karyawan senantiasa berkomitment terhadap penerapan GCG terbaik sebagai pedoman
dalam membuat keputusan yang bertanggung jawab, menghindari benturan kepentingan,
meningkatkan kinerja dan meningkatkan akuntabilitas Perseroan. Perseroan telah mendorong
seluruh jajaran pengelola dan karyawan untuk menerapkan nilai, tingkah laku integritas dan etika
bisnis yang baik secara konsisten sebagai bagian penting dalam budaya kerja dan nilai
perusahaan pada seluruh tingkatan pada struktur organisasi.

IMPLEMENTING STRATEGIES

Marketing, Finance/Accounting,
R&D, and MIS Issues

MARKETING
Produk dan jasa yang dihasilkan Agung Poromoro Land (APLN) berupa kawasan properti
terpadu yang meliputi apartemen, perkantoran, pertokoan, pusat perbelanjaan, perhotelan,
perumahan, dan pusat rekreasi, beserta fasilitasnya.
Proyek: Kuningan City Jakarta, Senayan City Jakarta, dan Festival Citylink Bandung, dll.

SEGMENTING
Geographic
Jakarta, Medan, Batam,

Demographic
Diatas 18 tahun

Bandung, Makassar,

Kelas Menengah
Keatas

Balikpapan,Bali
Inner City, Urban areas and

Psychographic

Pria dan Wanita

Industry area
Pekerja Profesional
dengan gaji diatas
Rp. 30 juta

POSITIONING

STRATEGI MARKETING APLN:
1.PROMOSI
Promosi di media elektronik seperti televisi dan radio secara berulang dan simultan,
memang berpotensi memengaruhi publik untuk membuat sebuah keputusan. Dengan
visualisasi rinci, publik diajak untuk menyelami kelebihan, kenyamanan dan gaya hidup
yang dapat dinikmati di dalam properti tersebut. Hal tersebut tidak saja memengaruhi
dalam pengambilan keputusan, melainkan juga hingga dalam tataran eksekusi;
membeli.

STRATEGI MARKETING APLN:
2. LINGKUNGSI & POPULASI


Memperhatikan lingkungan (environment) di mana lokasi proyek properti akan dibangun.
Apakah lingkungan sekitar merupakan pusat bisnis, pendidikan, atau pemerintahan.



Banyaknya jumlah populasi menjadi tidak berarti bila kemudian ceruk pasar yang dibidik
justru tidak besar (gemuk) dan terbatas. APLN bermain di level menengah keatas,
penduduk padat saja tidak cukup. Ceruk pasarnya harus ada dan berapa jumlahnya.
Setelah itu, bagaimana pendapatan per kapitanya dan kemampuan membelinya (daya
beli)

STRATEGI MARKETING APLN:
3. PENENTUAN HARGA


Agung Podomoro akan menetapkan harga jual yang disesuaikan dengan lokasi, dan
kemampuan daya membeli. Pendek kata, harga yang dipatok dapat diserap pasar di
kawasan tersebut (affordable)



Pernah terjadi kegagalan penjualan di Samarinda, Kalimantan Timur. Agung Podomoro
membanderol harga sekitar Rp 450 juta hingga Rp 600 juta untuk unit-unit rumah di proyek
Bukit Mediterania Samarinda. Patokan harga tersebut tidak terserap pasar. Setelah diselidiki
ternyata karakter warga Samarinda itu cenderung akan membeli properti bila harganya
merepresentasikan gengsi dan reputasi. Sejak kegagalan itu APLN melakukan repricing dan
menjual rumah dengan harga Rp 1 miliar per unit dengan sejumlah revisi desain.

STRATEGI MARKETING APLN:
4. DIFERENSIASI DESAIN
APLN memerhatikan kebutuhan calon pembeli atas rumah yang bakal mereka
tempati. Pengembang harus merancang rumah sesuai dengan kebiasaan dan
gaya hidup calon pembeli.

STRATEGI MARKETING APLN:
5.

REPUTASI

Terakhir, penentuan lokasi dan juga kekuatan brand dari pengembang yang
bersangkutan. APLN menekankan kedua hal ini juga sangat penting.
Rekam jejak pengembang sangat menentukan produk tersebut diterima
pasar atau tidak. Jadi, masalah pasar tidak semata soal selera atau daya
beli. Juga reputasi dan rekam jejak.

FINANCE

CAPITAL
Pada akhir 2014, APLN memiliki Modal Dasar sebesar Rp5.740 miliar
sementara Modal Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp2.050,1
miliar.

ASSETS
TAHUN

TOTAL ASET

2012

Rp 19,680 T

2013

Rp 15,196 T

2014

Rp 23,686 T

LIABILITAS
Total liabilitas APLN
tahun
2014
adalah
15,223 M.

RESEARCH AND DEVELOPMENT

Secara umum, Agung Podomoro Land melihat peluang pasar
berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kekuatan daya beli.
Maka APLN melakukan penelitian mendalam terhadap hal
tersebut

dengan

lebih

mengedepankan

oriented daripada strategi product oriented.

strategi

market

STRATEGI BISNIS APLN:
1. PROYEK PEMBANGUNAN YANG LEBIH LUAS
Model bisnis yang dijalankan oleh perusahaan menggunakan konsep “Fast
Churn”. Perusahaan tidak memiliki lahan yang cukup besar, melainkan
mengakuisisi perusahaan dengan tanah atau membeli lahan yang dapat
langsung dikembangkan menjadi sebuah proyek dalam jangka waktu 3-5 tahun.

STRATEGI BISNIS APLN:
2. MENINGKATKAN PENDAPATAN BERULANG
Peningkatan kontribusi dari pendapatan berulang adalah strategi Perseroan untuk
menjaga stabilitas operasi di masa depan. Perseroan telah berhasil meningkatkan
kontribusi pendapatan berulang dari 5,3% di 2010 menjadi 26,0% pada tahun
2014.

STRATEGI BISNIS APLN:
2. EKSPANSI KE KOTA LAPIS KEDUA
APLN percaya bahwa bisnis properti di kota- kota lapis kedua di Indonesia
memiliki potensi yang besar. Untuk alasan ini, Perseroan terus mengembangkan
usahanya ke kota-kota lapis kedua seperti Bogor, Karawang dan Bandung di Jawa
Barat, Bali, Makassar (Sulawesi Selatan), Balikpapan (Kalimantan Timur), Batam
dan Medan (Sumatera Utara).

STRATEGI TI
Strategi yang dilakukan APLN pada divisi TI adalah memberikan pelatihan,
workshop dan seminar yang diikuti Divisi TI.


EMC forum 2014, dengan topik mengenai “Big Data and Cloud” yang
diselenggarakan oleh EMC Internasional SARL.



Workshop “Infrastruktur for the next generation of IT and Security”,
dengan topik mengenai Nirkabel dan jaringan, yang diselenggakan oleh,
APLink Indonesia



Workshop “IT Pro Boot Camp (Deep Dive into Windows 8.1)” dengan topik
mengenai

sistem

operasi

Mastersystem-Microsoft

Windows,

yang

diselenggarakan

oleh

SDM
• APLN percaya bahwa keberhasilan manajemen perusahaan tidak terlepas dari
dukungan sumber daya manusia (“SDM”) yang berkualitas dan professional.

STRATEGI SDM
Perusahaan menerapkan cara pengelolaan SDM yang disebut sebagai
“Three in One HR Strategy”, yang berfokus pada 3 (tiga) hal penting:


Pengadaan SDM secara tepat waktu dan memenuhi persyaratan jabatan
dengan biaya yang optimal.



Pengembangan SDM yang handal, tepat budaya dan nilai perusahaan
melalui penerapan sistem pengelolaaan kinerja berbasis balanced score
card, pelatihan yang terencana, dan program suksesi korporasi dari
dalam.



Pelayanan kepegawaian yang cepat dan tepat dimana ketersediaan
kebijakan kepegawaian dan pemanfaatan teknologi informasi menjadi
prasyarat utama.

MIS

APLN memiliki Divisi Teknologi Informasi (TI) berfungsi untuk menunjang dan menyediakan kebutuhan dari
tiap Direktorat dan Divisi, serta unit bisnis dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional
perusahaan melalui penyediaan aplikasi dan perangkat keras serta infrastruktur yang dibutuhkan.

Divisi TI Perseroan didukung oleh SDM yang memiliki kompetensi khusus di bidang TI, serta kemampuan
dalam pengembangan sistem aplikasi dan pengelolaan infrastruktur TI, dalam rangka menunjang kinerja
Perseroan.

Untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM dari Divisi TI, Perseroan secara rutin mengadakan
pelatihan teknis, baik infrastruktur jaringan maupun administrasi server, bekerja sama dengan pihak ketiga.
Perseroan juga mengirimkan stafnya ke workshop dan seminar untuk meningkatkan pengetahuan tentang
informasi TI.

INVESTASI TI
Selama tahun 2014, Perseroan melakukan penyempurnaan pada infrastruktur
TI, antara lain: penambahan server dan peningkatan sistem jaringan, serta
line internet, dengan biaya sekitar Rp200 juta.

REVIEW, EVALUATION, AND
CONTROL

CURRENT ADVANTAGES AND STRATEGIES


Perseroan merupakan salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia dengan aset di
beberapa superblok, properti ritel, perkantoran, apartemen, kompleks perumahan dan hotel.



Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang properti ritel, komersial dan residensial, Perseroan
memiliki, mengembangkan, dan mengelola proyek-proyek terkemuka.



Perseroan memiliki model bisnis yang khas yang dinamakan konsep “Fast Churn,” berbeda
dengan mayoritas pengembang di Indonesia.



Dengan pengerjaan yang cepat dan efisien, model APLN yang fleksibel dengan skala besar
dapat terus memanfaatkan secara optimal dari modal dan sumber daya secara terus menerus.



APLN terus meningkatkan kontribusi dari pendapatan berulang yang bertujuan untuk menjaga
kestabilan dan kenaikan pendapatan usaha Perusahaan di masa mendatang



APLN terus berekspansi ke kota-kota lapis kedua dengan menerapkan model bisnisnya yang
telah berhasil. Perusahaan telah melakukan ekspansi bisnisnya ke Bandung , Bali, Makassar ,
Balikpapan , Batam dan Medan.

BUSINESS PERFORMANCE 2014

STRATEGY EVALUATION ASSESMENT MATRIX
STRATEGIC EVALUATION ASSESMENT MATRIX
HAVE MAJOR CHANGES
OCCURED IN THE FIRM’S
INTERNAL STRATEGIC
POSITION ?

YES

HAVE MAJOR CHANGES OCCURED
IN THE FIRM’S EXTERNAL
STRATEGIC POSITION ?

YES

HAS THE FIRM PROGRESSED
SATISFACTORILY TOWARD
ACHIEVING ITS STATED
OBJECTIVES?

YES

RESULT

Take
Corrective
Action

REVIEW UNDERLYING BASES OF STRATEGY


Dari total skor bobot EFE Matrix, strategi perusahaan secara efektif memanfaatkan
peluang yang ada dan meminimalkan efek potensi ancaman. Seperti Agung Podomoro
berhasil meminimalkan dampak dari nilai melemahnya Rupiah terhadap Dolar AS dan
ketidakpastian ekonomi di Indonesia.



Dari matriks IFE untuk Agung Podomoro Land, kita tahu jika Agung Podomoro memiliki
posisi internal yang kuat.

CORRECTIVE ACTION


Kebanyakan kelemahan untuk APLN adalah dari pajak pemerintah dan inflasi mata
uang.



Inflasi mata uang ini terus berubah setiap tahun. Jadi APLN akan berhasil
mengantisipasinya dengan meningkatkan biaya layanan untuk penyewa mal-nya.



Harga produk juga akan meningkat. Tapi APLN akan mencoba untuk memotong
anggaran dan mengurangi kegiatan yang tidak penting / biaya sehingga harga akan
berkurang.

CORRECTIVE ACTION APLN DI 2014


Pada tahun 2014, Divisi TI melakukan penyempurnaan struktur organisasinya dengan melakukan
pemetaan secara lebih spesifik dari setiap individu Sumber Daya Manusia (SDM) nya agar dapat
mengoptimalkan kinerja dan memberikan hasil yang lebih maksimal.



Selama tahun 2014, Perseroan melakukan penyempurnaan pada infrastruktur TI, antara lain:
penambahan server dan peningkatan sistem jaringan, serta line internet.



Revisi Marketing Sales - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) memperkirakan marketing sales
sampai 2015 hanya bisa mencapai Rp3,5 triliun, atau setara 50 persen dari target awal yang
mencapai Rp6 triliun-Rp6,5 triliun. Kendala penurunan target marketing sales, menurut dia,
dikarenakan ekonomi yang sedang melambat, kendala pajak, kepastian hukum, dan regulasi yang
sangat sulit. Alhasil, perseroan baru meraih marketing sales sebesar Rp1,3 triliun di akhir Juni 2015.