BAB I Tugas Akhir . docx

LAPORAN TUGAS AKHIR
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN
METODE ANALISA KOMPONEN DAN RENCANA
ANGGARAN BIAYA PADA RUAS JALAN SUPADIO –
SEKUNDER C (SEGMEN PARIT NGABEH) KUBU RAYA,
KALIMANTAN BARAT
Diajukan sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1)
Program Studi Teknik Sipil – Fakultas Sains Dan Teknologi
Institut Sains Dan Teknologi Al-Kamal Jakarta

OLEH :
PERI YANTO
201131057

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL- KAMAL
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
JAKARTA
2017

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Umum
Perkembangan jalan dimulai dengan sejarah manusia itu sendiri yang selalu

berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama. Dengan
demikian perkembangan jalan saling berkaitan dengan perkembangan teknologi yang
ditemukan manusia.
Pada awalnya jalan hanya berupa jejak manusia yang mencari ke butuhan hidup,
setelah manusia mulai hidup berkelompok jejak-jejak berubah menjadi jalan setapak
yang masih belum berbentuk jalan yang rata. Dengan dipergunakannya alat transportasi
seperti hewan, kereta, atau yang lainnya, mulai dibuatnya jalan yang rata[1].
Konstruksi perkerasan jalan berkembang pesat pada zaman keemasan Romawi.
Pada saat itu telah mulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dari beberapa lapis
perkerasan. Perkembangan konstruksi perkerasan seakan berhenti dengan mundurnya
kekuasaan Romawi sampai awal abad ke 18. Pada saat itu beberapa ahli dari Perancis,
Skotlandia menemukan sistem-sistem konstruksi perkerasan jalan yang sebagian sampai
saat ini masih umum digunakan di Indonesia maupun di negara-negara lain di dunia.

Jhon Lounden Mac Adam (1756-1836), orang Skotlandia memperkenal- kan
konstruksi perkerasan yang terdiri dari batu pecah atau batu kali, pori-pori diatasnya
ditutup dengan batu yang lebih kecil/halus. Jenis perkerasan ini terkenal dengan nama
perkerasan Macadam. Untuk memberikan lapisan yang kedap air, maka di atas lapisan
makadam diberi lapisan aus yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan di
taburi pasir kasar.
Piere Marie Jerome Tresaguet (1716-1796) dari Perancis mengembangan- kan
sistem lapisan batu pecah yang dilengkapi dengan drainase, kemiringan melintang serta
mulai menggunakan pondasi dari batu.
Thomas Telford (1757-1834) dari Skotlandia membangun jalan mirip dengan
apa yang dilaksanakan Tresaguet. Konstruksi perkerasannya tediri dari batu pecah
TUGAS AKHIR

BAB I - PENDAHULUAN

|2

berukuran 15/20 sampai 25/30 yang disusun tegak. Batu-batu kecil diletakan di atasnya
untuk menutup pori-pori yang ada dan memberikan permukaan yang rata.
Perkerasan jalan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat telah

ditemukan pertama kali di Babylon pada 625 tahun sebelum masehi, tetapi perkerasan
jenis ini tidak berkembang sampai ditemukannya kendaraan bermotor bensin oleh
Gottlieb Daimler dan Karl Benz pada tahun 1880[2].
Sejarah perkembangan jalan di Indonesia terjadi pada saat dimulainya kerajaankerajaan di wilayah Nusantara, antara lain pada zaman Kerajaan Tarumanegara,
kerajaan Melayu, Kerajaan Kutai, Kerajaan Sriwijaya, dan kerajaan lainnya dari tahun
400-1519 Masehi. Pada zaman kerajaan tersebut Indonesia merupakan pusat
perdagangan mancanegara khususnya, Cina, India, Portugis, Saudi Arabia, dan Belanda.
Dalam melakukan perdagangan mereka membuat jalan untuk mengangkut batu-batu
besar untuk membuat candi.
Pada tahun 1605, VOC turut memperbanyak jalur jalan, yaitu dari pusat-pusat
pertanian dan perkebunan rakyat menuju ke dermaga pelabuhan eksport. Selain itu pada
tahun 1808 dibawah pemerintahan India Belanda yaitu Gubernur Jendral Herman
Willem Daendles, dibangun jalan pos di pulau Jawa dan selesai pada tahun 1811.
Pembangunan jalan pos membentang dari Anyer sampai Penarukan, yaitu melalui
Jakarta, Bandung, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Surabaya, dan Banyuwangi
sepanjang kurang lebih ± 1000 km.
Tujuan pembangunan jalan ini lebih ditekankan pada fungsi strategi militer
pemerintahan Hindia-Belanda yaitu mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris
Raya. Dengan adanya jalur transportasi ini, pemerintah Hindia-Belanda berharap :
1) Mobilisasi bantuan militer saat musuh menyerang menjadi lebih cepat;

2) Dapat mengontrol pergerakan orang-orang pribumi dengan adanya patroli-patroli
militer;
3) Mempersingkat waktu tempuh komoditas perkebunan hasil sistem tanam paksa (cultur
– stelsel) dari tempat produksi hingga pelabuhan ekspor, sehingga barang ekspor tidak
rusak dan tidak jatuh harganya di pasaran ; dan
4) Perkembangan informasi yang terjadi begitu cepat dapat diketahui dengan segera
melalui jasa pengiriman kabar/surat[3].
TUGAS AKHIR

BAB I - PENDAHULUAN

|3

Gambar 1.1 Peta route jalan Pos atau De Grote Posteg[4]
Pada tahun 1830 pemerintah penjajah India Belanda menjalankan siasat tanam
paksa, dimana rakyat Indonesia dipaksa untuk mengolah lahan pertaniannya agar
menghasilkan jenis-jenis komoditi yang mereka perlukan sebagai bahan ekspor dan
kebutuhan bangsanya. Disini jaringan jalan dipergunakan yaitu untuk mengangkut hasilhasil bumi dari daerah pedalaman ke dermaga serta untuk mempermudah penguasaan
atas rakyat. Selain itu, pada tahun tersebut dibangun juga jalur kereta api dan
infrakstruktur lainnya[2].


Gambar 1.2 Jalur Kereta Api (warna merah) Hindia-Belanda di Pulau Jawa[5]
Setelah pada tahun 1945 Indonesia Merdeka dan pada saat itu pemerintah
Indonesia mulai mengembangkan perencanaan jalan, Pada tahun 1973 pemerintah
Indonesia membangun jalan tol untuk pertama kalinya, yaitu jalan tol Jagarawi. Jalan tol
ini menghubungkan Jakarta – Bogor -Ciawi. Jalan ini dibangun dengan biaya 350 juta
perkilometer pada kurs waktu itu. Jalan tol sepanjang lebih kurang 60 km ini diresmikan
Presiden Soeharto pada tanggal 9 Maret 1978. Saat diresmikan jalan tol tersebut baru

TUGAS AKHIR

BAB I - PENDAHULUAN

|4

ruas jalan Jakarta – Citeureup dengan karyawan 200 orang. Jalan tol Jagarawi
merupakan jalan tol pertama yang didanai APBN dari pinjaman luar negeri, kemudian
pengelolaannya diberikan kepada PT. Jasa Marga sebagai modal awal perusahaan
tersebut dan merupakan penyertaan pemerintah. Jalan tol Jagarawi dikelola oleh PT.
Jasa Marga Indonesia. Jagorawi sendiri merupakan singkatan kata dari (Ja) karta – Bo

(gor) – Cia (wi).
Pada tahun 1980-an diperkenalkan perkerasan jalan dengan aspal emulsi dan
butas, tetapi dalam pelaksanaan atau pemakaian aspal butas terdapat permasalahan
dalam hal variasi kadar aspalnya yang kemudian disempurnakan pada tahun 1990
dengan

teknologi

beton

mastic.

Perkembangan

konstruksi

perkerasan

jalan


menggunakan aspal panas (hot mix) mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1975,
kemudian disusul dengan jenis yang lain seperti aspal beton (asphalt concrete/AC) dan
lain-lain. Teknik-teknik tersebut kebanyakan hanya mengembangkan jenis lapisan
penutup tempat dimana muatan/beban langsung bersinggungan. Perkembangan dan
inovasi tersebut dilakukan demi menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna jalan
sekaligus diharapkan mereduksi biaya pembuatan maupun perawatan.
Pada tahun 1990, jalan layang atau flyover pertama juga telah berhasil dibangun
oleh pemerintah Indonesia, jalan layang ini dibangun antara Cawang – Tanjung Periok
Jakarta dengan menggunakan system sostrobahu hasil temuan Ir. Tjokorda Raka
Sukawati. Pada awal abad ke-20 saat kendaraan bermotor mulai banyak dimiliki
masyarakat, timbul pemikiran untuk membangun jalan raya yang lebih menyamankan
dan aman. Kendaraan dengan mesin yang dapat melaju lebih kencang memberikan
guncangan yang lebih keras dan ini sangat tidak nyaman bagi para pengendara saat
berjalan pada jalan raya yang ada, hal ini yang kemudian melahirkan metode perkerasan
baru[3].

1.2

Latar Belakang
Tidak dapat disangkal bahwa Jalan Raya memiliki fungsi penting dalam


kehidupan manusia. Sebagian besar kegiatan transportasi manusia menggunakan Jalan
raya. Pengaruh yang besar tersebut mengakibatkan jalan raya memegang peranan

TUGAS AKHIR

BAB I - PENDAHULUAN

|5

penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian serta pembangunan suatu
negara.
Berbagai macam alasan untuk dibangunkannya sebuah jalan, salah satunya ialah
akibat dari perkembangan industri maupun perkembangan sosial ekonomi. Untuk itu
sarana transportasi yang dibutuhkan adalah sarana transportasi yang lancar, aman dan
nyaman. Yaitu sarana jalan yang memenuhi persyaratan baik dari segi perencanaan,
pembangunan, perawatan serta pengelolaannya. Diharapkan dengan adanya transportasi
jalan ini akan dapat mempelancar arus komunikasi, informasi, serta transportasi antar
daerah sehingga tidak akan ada lagi kesenjangan antar daerah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Kabupaten Kota Pontianak

berusaha meningkatkan sarana fasilitas transportasi daerah. Karena akses jalan raya
dirasa sangat penting, maka Pemerintah kabupaten Kota Pontianak merasa perlu untuk
meningkatkan jumlah ruas jalan, yaitu jalan raya Supadio-Sekunder C yang
menghubungkan Sungai Raya – Rasau Jaya – Sungai Kakap. Hal ini di karenakan jalan
yang sudah ada mengalami kepadatan.
Proyek ini di biayai oleh Pemerintah Kota Pontianak dengan tujuan dari kegiatan
pembangunan jalan ini adalah untuk di jadikan kawasan pergudangan, pemerintahan,
karena selama ini hal tersebut ada disepanjang jalan Ahmad Yani II yang salah satu
jalur utama didaerah tersebut. Panjang total dari proyek yang akan dibangun adalah
13 km.
Mengingat hal tersebut di atas sangat penting, maka perlu dirancang suatu jenis
perkerasan yang tepat untuk proyek jalan Supadio Sekunder C. ada dua jenis konstruksi
perkerasan jalan yang umum digunakan dalam perkerasan jalan, yaitu perkerasan lentur
(flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Dalam tugas akhir ini akan
direncanakan yaitu perkerasan lentur dengan Metode Analisa Komponen yang
memerlukan biaya murah pada awal perencanaan dan memerlukan biaya perawatan
rutin yang cukup besar.
1.3

Perumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Parameter apa saja yang dibutuhkan untuk merencanakan suatu jalan yang
meliputi tebal lapis perkerasan jalan baru dengan Metode Analisa Komponen.

TUGAS AKHIR

BAB I - PENDAHULUAN

|6

2. Bagaimana prosedur perencanaan metode tersebut.
3. Berapa tebal masing-masing lapis perkerasan.
4. Berapa Biaya yang harus disiapkan atau yang dikeluarkan untuk perkerasan
jalan tersebut.
1.4

Batasan Masalah
Agar tidak menyimpang dari batasan masalah yang akan di bahas, maka

diberikan batasan-batasan pembahasan antara lain :

1. Perhitungan perkerasan menggunakan metoda Analisa Komponen
2. Pembahasan difokuskan pada perhitungan untuk menentukan tebal pelapisan
jalan baru untuk umur rencana 20 tahun.
3. Perhitungan biaya yang di keluarkan untuk pembangunan perkerasan jalan
tersebut sepanjang 13 km.
1.5

Maksud Dan Tujuan
Maksud dari Tugas Akhir ini dibuat adalah
1. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Strata Satu (S-1) Prodi Teknik Sipil
Fakultas Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal.
2. Untuk mengetahui tebal perkerasan jalan yang sesuai dan ekonomis untuk ruas
jalan tersebut.
Secara rinci tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Merencanakan konstruksi lapisan perkerasan lentur.
2. Menentukan ketebalan dari masing-masing lapisan dan memperkirakan
Anggaran yang dikeluarkan dalam proses pengerjaannya.

1.6

Sistematika penulisan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan lebih terperinci maka

diperlukan suatu sistematika penulisan yang merupakan sajian ringkas tentang uruturutan penulisan laporan tugas akhir. Adapun sistematika penulisan yang digunakan
dalam laporan yang digunakan dalam laporan ini adalah :
BAB I

Pendahuluan

TUGAS AKHIR

BAB I - PENDAHULUAN

|7

Bab ini berisi perumusan masalah yang mencakup sejarah dan latar
belakang alasan mengangkat masalah perencanaan tebal lapis perkerasan
menjadi tugas akhir dan penjelasan tentang makna

penting serta

menariknya masalah tersebut untuk ditelaah, maksud dan tujuan, manfaat
penulisan, metode penelitian, pembatasan masalah dan sistematika
penulisan.
BAB II

Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai teori-teori/literature yang relevan dan digunakan
sebagai acuan dalam penyusunan tugas akhir ini.

BAB III

Metodelogi
Pembahasan Konsep Penelitian untuk mendapatkan tebal lapis
Perkerasan dengan menggunakan metode analisa komponen SNI 17321989-F.

BAB IV

Perencanaan Perkerasan Lentur
Berisi uraian Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur dimana penentuan
tebal perkerasan.

BAB V

Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Bab ini berisi tentang perhitungan Volume Pekerjaan, harga satuan
pekerjaan, bahan dan peralatan dan alokasi waktu masing-masing
pekerjaan.

BAB VI

Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulisan terhadap proyek yang
dikerjakan.

Mulai

TUGAS AKHIR

BAB I - PENDAHULUAN

Data :
LHR
Pertumbuhan Lalu Lintas (i)
Kelandaian rata-rata
Iklim
Umur Rencana

|8

Penentuan
Menentukan
nilai LER berdasarkan
LHR Faktor Regional (FR) berdasarkan Tabel
Penentuan nilai DDT berdasarkan CBR dan
DDT

Diperoleh nilai ITP dari pembacaan nomogram

Diperoleh nilai ITP dari pembacaan nomogram

Penentuan Tebal Perkerasan

Selesai
Gambar 1.3 Bagan Alir Perencanaan Konstruksi Lapisan Perkerasana Lentur

Mulai

Pekerjaan persiapan dan pelengkap
Pekerjaan tanah

Pekerjaan perkerasan Pekerjaan Drainase

|9

TUGAS AKHIR

BAB I - PENDAHULUAN

Pembersihan lahan

Galian tanah badan jalan

Sub grade

Galian drainase

Pembuatan bouwplank
Mobilisasi

Base course
Surface course Pekerjaan Pasangan Batu Kali
Bahu jalan

RAB pekerjaan tanah RAB pekerjaan perkerasanRAB pekerjaan Drainase
Waktu pekerjaan tanahWaktu pekerjaan perkerasan
Waktu pekerjaan Drainase

Rekapitulasi RAB
Rekapitulasi Waktu
Time Schedule

Selesai
Gambar 1.4 Bagan Alir Penyusunan RAB dan Time Schedule

TUGAS AKHIR

BAB I - PENDAHULUAN

|10