PENGARUH KEUNGGULAN RELATIF, PERSEPSI KOMPLEKSITAS, PERSEPSI KOMPATIBILITAS, PERSEPSI TRIABILITY TERHADAP INTENSI PERILAKU MENGGUNAKAN SERTA DAMPAKNYA PADA PENGGUNAAN MOBILE BANKING BANK RAKYAT INDONESIA DI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

  

PENGARUH KEUNGGULAN RELATIF, PERSEPSI KOMPLEKSITAS,

PERSEPSI KOMPATIBILITAS, PERSEPSI TRIABILITY TERHADAP

  

INTENSI PERILAKU MENGGUNAKAN SERTA DAMPAKNYA

PADA PENGGUNAAN MOBILE BANKING BANK

RAKYAT INDONESIA DI SURABAYA

ARTIKEL ILMIAH

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

  Progran Studi Manajemen Oleh :

  Muhammad Zainal Musthofa 2014210635 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2018

  

PENGARUH KEUNGGULAN RELATIF, PERSEPSI KOMPLEKSITAS,

PERSEPSI KOMPATIBILITAS, PERSEPSI TRIABILITY TERHADAP

  

INTENSI PERILAKU MENGGUNAKAN SERTA DAMPAKNYA

PADA PENGGUNAAN MOBILE BANKING BANK

RAKYAT INDONESIA DI SURABAYA

ARTIKEL ILMIAH

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

  Program Studi Manajemen Oleh :

  Muhammad Zainal Musthofa 2014210635 HALAMAN JUDUL SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A

  2018

  

PENGESAHAN ARTIKEL SKRIPSI

  Nama : Muhammad Zainal Musthofa Tempat, Tanggal Lahir : Rantau, 12 April 1995 N.I.M : 2014210635 Program Studi : Manajemen Program Pendidikan : Sarjana Konsentrasi : Pemasaran Judul : Pengaruh Keunggulan Relatif, Persepsi Kompleksitas,

  Persepsi Kompatibilitas, Persepsi Triability Terhadap Intensi Perilaku Menggunakan Serta Dampaknya Pada Penggunaan Mobile Banking Bank Rakyat Indonesia Di Surabaya.

  

Disetujui dan diterima baik oleh :

  Dosen Pembimbing, Tanggal: .................

  

(Dra. Lindiawati, MM)

  Ketua Program Studi Sarjana Manajemen, Tanggal: ....................

  

(Dr. Muazaroh, S.E., M.T.)

  PENGARUH KEUNGGULAN RELATIF, PERSEPSI KOMPLEKSITAS, PERSEPSI KOMPATIBILITAS, PERSEPSI TRIABILITY TERHADAP

  Muhammad Zainal Musthofa STIE Perbanas Surabaya

  Email Lindiawati

  STIE Perbanas Surabaya Email

  Jl. Nginden Semolo 34-36

  ABSTRACT Using technology in every day's daily activities is not a stranger anymore, rapid technological development is very influential on economic and social activities. Technological advances also affect the banking world electronically. One of the services enhanced by banks is the mobile banking facility. This study aims to analyze the influence of relative advantage, perceived complexity perceived compatibility,, perceived triability on behavioral intentions and the impact on the use of BRI mobile banking in Surabaya. Sample of this research are 100 respondents and this research is done in Surabaya. Sample is drawn using purposive sampling methods. This study uses Partial Least Square Structural Equation Modeling 6.0 (PLS-SEM) analysis technique. The results of this study reveals that relative advantage, perceived complexity, perceived compatibility, perception of behavioral intentions have a significant effect o n using BRI’s mobile baking and while perceived triability does not significantly influence behavioral intention on using BRI’s mobile baking. Anyhow behavioral intension to use significantly affects BRI's mobile banking user.

  Keywords: Relative Advantage, Perseived Compatibility, Perseived Triability, Behavior Intension, Usage .

  PENDAHULUAN

  Saat ini penggunaan teknologi Bank menyediakan fasilitas informasi dalam setiap kegiatan mobile banking agar nasabah sehari-hari bukanlah suatu yang dapat lebih mudah dan nyaman asing lagi, perkembangan dalam memenuhi kebutuhan teknologi yang pesat sangat transaksi perbankan, karena saat berpengaruh terhadap aktivitas ini hampir semua keperluan ekonomi dan sosial. Kemajuan berbelanja di toko online, teknologi juga mempengaruhi membeli pulsa, membeli tiket, dunia perbankan secara membayar gaji, dan keperluan elektronik. Salah satu layanan lainnya pembayarannyadilakukan yang ditingkatkan oleh perbankan melalui transfer, oleh sebab itu adalah fasilitas mobile banking. dengan adanya teknologi perbankan saat ini nasabah tidak perlu lagi repot-repot datang ke bank atau ATM hanya untuk transfer antar bank. Saat ini hampir setiap aktivitas perbankan dapat dilakukan nasabah di telapak tangan mereka dengan mobile banking.

  Tren penggunaan mobile

  (wikipedia). Dengan alasan tersebut, artinya nasabah dapat lebih dimudahkan karena tidak lagi perlu datang ke kantor bank atau cabangnya untuk melakukan transaksi. Selain kemudahan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan nasabahnya bank terus melakukan inovasi agar mampu mendapatkan keunggulan relatif.

  12.3% 10.1% 10.2% M- BANKING BRI

  16.6% 22.7% 22.1% M- BANKING BNI

  M-BCA 54.2% 48.1% 48.4% M- BANKING MANDIRI

  banyak kelebihan lainnya seperti jangkauan lebih luas dan peningkatan keamanan yang berdampak pada semakin meningkatnya jumlah penggunaan M-banking. Akan tetapi hal tersebut belum sesuai dengan harapan karena menurut

  banking akan mendapatkan

  Keunggulan relatif BRI terus dikembangkan. Salah satunya untuk mendukung keunggulan relatifnya pada 18 Juni 2016 meluncurkan satelit. Satelit yang diluncurkan BRI diberi nama BRIsat. Dengan diluncurkannya BRIsat diharapkan penggunaan M-

  2015 – 2017

  Tabel 1 BANK DENGAN TOP BRAND AWARD KATEGORI MOBILE BANKING TAHUN

  sistem yang diberikan oleh lembaga keuangan seperti halnya bank agar nasabah dapat melakukan transaksi keuangan kapan pun dan di mana pun menggunakan samartphone

  banking dalam setiap kegiatan

  M-banking adalah sebuah

  Banking jugapasti akan terus ditingkatkan.

  peluang untuk mempermudah dan memenuhi kebutuhan transaksi nasabah BRI yang semakin meningkat, sehingga untuk menyesuaikan kebutuhan nasabah dengan teknologi yang semakin berkembang Mobile

  smartphone dijadikan sebagai

  Tingginya jumlah pengguna

  smartphone sebesar 50,7 %.

  banyak digunakan dan masih akan terus meningkat adalah pengguna

  handphone biasa dan yang paling

  sehari-hari oleh nasabah didukung dengan tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia. Pada tahun 2016 pengguna internet sebesar 93,4 juta dan terakhir pada tahun 2017 sebesar 112,6 juta (Asosiasi penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2016).Dari jumlah tersebut 1,7% pengguna menggunakan komputer, 47,6% menggunakan komputer dan

  11.0% 10.2% 12.2% Sumber: data top brand BRI masih di bawah bank lainnya yaitu bank BCA dan bank Mandiri.

  M-banking BRI dari tahun

  Persepsi nasabah terhadap kompleksitas harus diperhatikan oleh pihak bank. Persepsi Kompleksitas merupakan persepsi nasabah terhadap tingkat kesulitan atau kerumitan yang dirasakan nasabah saat menggunakan m-banking . Menurut Kotler dan Keller (2013: 610) kompleksitas adalah tingkat sulitnya suatu inovasi untuk dimengerti atau digunakan. Apabila suatu inovasi sulit dimengerti dan dinggunakan maka akan berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya inovasi diterima. Semakin mudah suatu inovasi dimengerti dan dipahami oleh nasabah, maka semakin cepat inovasi diterima.

  banking . Kompatibilitas

  menginginkan adanya kesesuaian antara kebutuhan dengan keadaan nasabah, oleh sebab itu kesesuaian sangat diperlukan karena akan dapat membuat nasabah betah dalam menggunakan mobile

  banking tentunya nasabah juga

  Dalam penggunaan mobile

  akan tetap menggunakan atau tidak melanjutkan menggunakan lagi layanan tersebut karena dirasa sulit dalam penggunaannya.

  banking , dampaknya nasabah

  Jika suatu inovasi atau layanan yang diberikan BRI dirasa sulit untuk digunakan maka hal tersebut bisa saja akan mempengaruhi persepsi nasabah untuk menggunakan mobile

  Dalam menggunakan sarana untuk menggunakan layanan perbankan, pada umumnya nasabah menginginkan proses yang sederhana, cepat dan murah. Jika dihadapkan pada tahapan proses yang rumit atau komplek, nasabah akan enggan menggunakan layanan perbankan, karenanya aspek kompleksitas pada mobile banking perlu menjadi perhatian prioritas.

  ke tahun terus mengalami penurunan. Dari tahun 2015 hingga 2017 mengalami penurunan. Dilihat dari posisi peringkat Mobile Banking BRI berada di peringkat ke 4 dibawah dari pesaingnya seperti BCA dan juga Mandiri. Mengapa bank sebesar BRI bisa berada di bawah bank lain dalam bidang pelayanan

  triability . (Makanyeza, 2016).

  adalah persepsi kompleksitas, kompatibilitas dan persepsi

  mobile banking tersebut di antaranya

  yang mempengaruhi

  mobile banking . Beberapa faktor

  Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi penggunaan

  Seperti yang diketahui BRI merupakan bank pemerintah terbesar di Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan M- banking.

  Mobile Banking.

  (kesesuaian) adalah kesesuaian antara inovasi produk dengan nilai- nilai yang diyakini nasabah serta keadaan dan kebutuhan nasabah BRI. menurut Duet ; Koksal Püschel et al., dan Püschel et al. dalam Makanyeza (2016) kompatibilitas yang dirasakan mengacu pada sejauh mana produk/layanan sesuai dengan nilai, gaya hidup, kebutuhan, dan pengalaman individu. Dampak dari adanya kesesuaian yang dirasakan oleh nasabah akan sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan penggunaan dan tingkat penggunaan layanan nasabah dalam menggunakan layanan BRI. Apabila suatu pelayanan dirasa tidak sesuai dengan kebutuhan nasabah maka akan sangat mempengaruhi terhadap keberlanjutan penggunaan layanan mobile banking BRI, karena walaupun nasabah menyimpan aplikasi mobile

  banking

  belum dirasakan nasabah dan akhirnya membuat nasabah menjadi tertarik sehingga terus menggunakan mobile banking BRI.

  Pengertian Keunggulan Relatif

  dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Keunggulan Relatif, Persepsi Kompleksitas, Persepsi Kompatibilitas, Persepsi Triability terhadap Intensi Perilaku Menggunakan serta dampaknya pada Penggunaan Mobile Banking Bank Rakyat Indonesia di Surabaya”.

  mobile banking , maka dinilai perlu

  oleh BRI serta variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kinerja

  banking di Indonesia khususnya

  Berdasarkan uraian tentang fenomena dalam layanan mobile

  banking BRI yang sebelumnya

  di handphone mereka akan jarang menggunakan karena tidak sesuai dengan kebutuhannya.

  intensitas penggunaan. Selain itu tujuan lainya juga agar membuat nasabah merasakan manfaat mobile

  banking dan meningkatkan

  layanan lama yang belum digunakan oleh nasabah. Tujuannya adalah agar nasabah dapat mengembangkan pengetahuannya tentang mobile

  Triability bisa juga diterapkan pada

  perlu untuk memberikan nasabahnya kesempatan untuk mencoba M-banking BRI. Sejauh mana nasabah merasa dapat mencoba teknologi atau sistem baru disebut persepsi triability.

  banking BRI, maka dari itu BRI

  Nasabah tentunya ingin mengetahui apa saja keuntungan yang mereka dapatkan apabila menggunakan mobile banking BRI, oleh sebab itu agar nasabah mengetahui keuntungan apa saja yang akan didapatkan jika menggunakan m-banking BRI maka BRI perlu untuk dapat membuat nasabah mencoba m-

  Keunggulan relatif menurut Tatik Suryani (2013 : 231) apabila sebuah produk dapat diterima lebih mudah dipasaran dibandingkan produk lain artinya produk tersebut sudah memiliki nilai lebih dibandingkan produk lainnya atau produk tersebut sudah memiliki keunggulan relatif.Keunggulan relatif adalah keunggulan yang dimiliki oleh BRI dan tidak dimiliki oleh bank pesaing. Menurut Kotler dan Keller (2013: 612) keuntungan relatif adalah tingkat di mana inovasi tampak lebih bagus dariproduk lama. Tingkat kelebihan suatu inovasi apakah lebih baik dari inovasi yang telah sebelumnya atau dari hal yang biasa dilakukan. Biasanya keunggulan relatif dapat diukur dari segi ekonomi, prestasi sosial, kenyamanan dan kepuasan.

  Ceccucci et al. dalam Islam et

  al . (2013: 828) menyatakan

  keuntungan relatif adalah sejauh mana nasabah merasakan inovasi untuk mewakili peningkatan baik efisiensi atau efektivitas bila dibandingkan dengan menggunakan metode yang sudah ada. Keuntungan relatif mengacu pada sejauh mana suatu inovasi dianggap lebih baik daripada gagasan itu menggantikan (Yeong

  et al . 2015: 596). Semakin besar

  keuntungan relatif yang dirasakan oleh nasabah, maka semakin cepat inovasi tersebut diadopsi.

  Keunggulan relatif dapat dimiliki BRI dengan menciptakan inovasi. West & Far Ancok (2012: 34) Inovasi merupakan pengenalan dan penerapan secara sengaja gagasan, proses, produk, dan prosedur yang baru pada unit yang menerapkannya yang dirancang untuk memberikan keuntungan bagi individu, kelompok, organisasi dan masyarakat luas.

  Menurut Flight dalam salahuddun (2017 : 144), keuntungan relatif dimaksudkan untuk mencerminkan persepsi nasabah mengenai seluruh atau sebagian kualitas inovasi masa depan akan dapat menawarkan nilai tambah kepada nasabah potensial dibandingkan dengan opsi yang tersedia saat ini. Keunggulan relatif juga memberikan nasabah kontrol yang lebih mudah dan lebih baik sehingga dapat memberikan efektivitas dan efisiensi penggunaan.

  Persepsi Kompleksitas

  Tidak semua inovasi dapat diterima dengan mudah oleh nasabah bank, salah satu yang menghalangi dalampengadopsian inovasi baru adalah kompleksitas dalam penggunaan inovasi yang digunakan. Tingkat di mana suatu inovasi dilihat olehindividu yang dianggap relatif sulit dipahami dan digunakan disebut sebagai kompleksitas yang dirasakan.

  Menurut Kotler dan Keller (2013: 610) kompleksitas adalah tingkat sulitnya suatu inovasi untuk dimengerti atau digunakan. Apabila suatu inovasi sulit dimengerti dan dinggunakan maka akan berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya inovasi diterima. Semakin mudah suatu inovasi dimengerti dan dipahami oleh nasabah, maka semakin cepat inovasi diterima.

  Menurut Nor dalam salahuddun (2017 : 144), kompleksitas memerlukan perjuangan fisik dan mental yang jelas oleh orang-orang agar bersedia mengadopsi inovasi atau layanan tertentu. Kompleksitas penggunaan merupakan faktor utama dalam adopsi mobile banking. Ada banyak penelitian empiris mengenai teknologi mobile yang menunjukkan bahwa keinginan pengguna untuk mengadopsi

  mobile banking dihambat oleh

  kompleksitas inovasi yang dirasakan.

  Bauer et al. dalam Islam et

  al . (2013: 830) mengungkapkan

  di mana kompleksitas memiliki hubungan negatif ketika mengadopsi sistem baru, semakin rendah kompleksitas maka akan semakin cepat dan mudah inovasi tersebut di adopsi. Sebaliknya, semakin besar kompleksitas, semakin lambat tingkat adopsi.

  Persepsi Kompatibilitas

  Menurut Kotler dan Keller berpendapat, bahwa kompatibilitas adalah tingkat kesesuaian antara inovasi dengan nilai dan pengalaman perorangan. Tingkat kesesuaian dari suatu inovasi, apakah dianggap konsisten atau sesuai dengan nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan. Jika inovasi berlawanan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh nasabah, maka inovasi baru tersebut tidak dapat diadopsi dengan mudah oleh nasabah (Kotler dan Keller, 2013 : 613).

  Nasabah cenderung lebih mudah mengadopsi teknologi yang kompatibel dengan teknologi saat ini yang mereka miliki atau miliki sebelumnya. Inovasi yang sesuai dengan gaya hidup pengguna biasanya memiliki sifat yang lebih cepat untuk diadopsi Koenig-Lewis et

  al ., dalam Makanyeza (2016 : 381).

  Penelitian yang telah dilakukan di Malaysia menunjukkan hasil bahwa kesesuaian yang dirasakan oleh konsumen merupakan anteseden yang berpengaruh signifikan dalam menentukan sikap konsumen terhadap adopsi

  internet banking Ndubisi & Sinti dalam Makanyeza (2016 : 381).

  Persepsi Triability

  Sebelum nasabah bisa menggunakan aplikasi mobile

  banking BRI maka perlu pihak

  bank untuk memfasilitasi nasabah agardapat mencobanya terlebih dahulu atau memberikan demo penggunaan kepada nasabah, adanya kesempatan nasabah untuk mencoba menggunakan aplikasi yang ada juga akan memberikan pengetahuan lebih tentang fitur-fitur yang ada dalam aplikasi mobile baking.

  Menurut Shambare dan Püschel et al dalam Makanyeza (2016 : 4) Inovasi yang dapat dicoba atau digunakan sebelum implementasi cenderung diterima lebih cepat dari yang tidak dapat dicoba. Dukungan lebih lanjut juga diberikan oleh Tan & Teo dalam Makanyeza (2016) mereka berpendapat bahwa jika konsumen diberikan kesempatan untuk mencoba inovasi yang ada, ini akan meminimalkan ketakutan akan rasa tidak tahu dan sulitnya menggunakan teknologi. Dengan demikian bank yang memberikan bantuan dan demonstrasi mengenai penggunaan mobile banking saat nasabah belum mengereti atau paham cara penggunaan mobile banking kekhawatiran tentang sulitnya mobile banking dapat diminimalkan dan ini juga akan memotivasi para pengadopsi potensial untuk terus menggunakan mobile banking.

  Intensi Perilaku Menggunakan

  Intensi adalah niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu perilaku.

  Menurut Ajzen dan Fishbein dalam Islam et al. (2013: 826) niat perilaku dapat digunakan untuk memprediksi perilaku yang sesuai sehingga seseorang dapat melakukan tindakan secara sukarela.

  Menurut Mafe' et al dalam Islam et al. (2013: 834) niat diasumsikan untuk menangkap faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku, niat adalah indikator seberapa kuat faktor individu untuk berperilaku, berapa banyak dari upaya mereka berencana untuk menggunakan, dan untuk terlibat dalam perilaku. Menurut Shanmugam et al. (2014 : 239) intensi perilaku adalah ukuran kemungkinan bahwa seseorang akan mengaplikasi mobile banking BRI.

  Niat berperilaku (behavioral

  intention ) didefinisikan Mowen

  dalam Ensiklopedia (2012) sebagai keinginan konsumen untuk berperilaku menurut cara tertentu dalam rangka memiliki, membuang dan menggunakan produk atau jasa.

  Jadi konsumen dapat membentuk keinginan melalui perilaku mencari informasi, memberitahukan orang lain tentang pengalamannya dengan suatu produk, membeli produk atau jasa tertentu, atau membuang produk dengan cara tertentu. Hal ini didukung oleh pendapat Olson & Peter (2013 : 6) yaitu bahwa niat berperilaku (behavioral intention) adalah suatu proposisi yang menghubungkan individu dengan tindakan yang akan datang.

  Penggunaan

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penggunaan diartikansebagai proses, cara perbuatan memakai sesuatu, pemakaian. (KBBI,2002: 852).

  Penggunaan sebagai aktivitas memakai sesuatu atau membeli sesuatu berupa barang dan jasa. Pembeli dan pemakai yang dapat disebut pula sebagai konsumen barang dan jasa. Dalam penelitian ini penggunaan adalah pemakaian pada fitur-fitur yang ada pada

  smartphone dalam berinteraksi dengan orang lain.

  Penggunaan sistem menurut Davis dalam Irwan Tirtana dan Shinta Permata Sari (2014) adalah kondisi nyata penggunaan sistem.

  Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi. Menurut Tangke dalam Wibowo (2008) seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktivitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan. Mobile

  banking sebagai salah satu bentuk

  dilakukan secara manual atau nasabah harus datang ke bank untuk melakukan proses transaksi, kini transaksi dapat dilakukan hanya dengan menggunakan smartphone .

  Dalam pengadopsian inovasi baru untuk mendapatkan keunggulan relatif, suatu produk/ teknologi akan cepat diterima masyarakat apabila masyarakat merasa jika produk/teknologi baru yang diberikan memiliki keunggulan relatif dibandingkan dengan produk/teknologi yang telah ada sebelumnya.

  Salah satu hal yang mempengaruhi niat dalam menggunakan suatu teknologi adalah keunggulan relatif yang terkandung di dalamnya. Keunggulan relatif dapat berupa suatu inovasi, tetapi inovasi juga masih memiliki karakteristik yang bisa diterima dan tidak bisa diterima oleh masyarakat.

  Hubungan Keunggulan Relatif dengan Intensi Perilaku Menggunakan

  Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa mobile banking merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan teknologi dan informasi yang berdampak besar pada sektor perbankan.

  tidak ketinggalan zaman dan dapat membuat smartphone lebih berguna.

  banking juga membuat nasabah

  Nasabah kini dapat menghemat waktu karena tidak lagi harus datang ke bank atau kantor cabang dan mengeluarkan biaya transportasi, selain itu mobile

  mobile banking transaksi yang biasanya

  aplikasi sistem juga dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas penggunanya. Oleh karena itu, penggunaan Mobile

  Dengan adanya

  mobile seperti smartphone, atau tablet.

  layanan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan mikro atau bank untuk melakukan transaksi keuangan dan non-keuangan dengan menggunakan perangkat

  banking sebagai produk atau

  sebagai suatu layanan inofatif yang diberikan oleh bank yang memberikan izin kepada nasabah untuk dapat melakukan transaksi perbankan melalui ponsel di mana saja dan kapan saja (Riswandi, Budi Agus , 2005). Pendapat lain tentang mobile banking menurut Shaik dan Karjaluoto dalam Makanyeza (2016 : 2) mendefinisikan bahwa mobile

  Mobile Banking Mobile banking dapat didefinisikan

  kondisi nyata penggunaan layanan Mobile banking oleh nasabah bank.

  banking dapat diartikan sebagai

  Eriksson et al. (2008 : 154- 169) mengungkapkan bahwa keuntungan relatif memiliki pengaruh kuat pada intensi perilaku. Konsumen menganggap

  mobile banking menjadi lebih

  mudah daripada saluran perbankan lainnya. Nasabah juga merasa bahwa mobile banking memberi nasabah gambaran yang lebih baik dari keuangan mereka dan kecepatan yang merupakan keuntungan dari penggunaan

  mobile banking . Komponen ini

  mencerminkan sikap konsumen terhadap manfaat yang pada akhirnya akan terus menggunakan mobile banking.

  Hipotesis 1 : Keunggulan relatif berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan.

  Hubungan Persepsi Kompleksitas dengan Intensi Perilaku Menggunakan

  Zaman sekarang masyarakat menginginkan adanya peningkatan dari suatu produk atau pelayanan tetapi ingin tetap mudah dalam penggunaannya. Kompleksitas, adalah sejauh mana inovasi dirasakan sulit dipahami dan digunakan. Inovasi yang lebih mudah dipahami tanpa harus mengembangkan keterampilan dan pemahaman baru akan lebih cepat untuk diadopsi oleh masyarakat. Dengan kata lain jika inovasi yang diciptakan dirasa memiliki kompleksitas yang tinggi oleh masyarakat maka akan mengakibatkan munculnya hambatan untuk mengadopsi inovasi tersebut.

  Ketika nasabah merasa bahwa inovasi itu kompleks, sulit untuk digunakan, mereka tidak mungkin untuk mengadopsinya Shambare et

  al , (2013). Dalam sebuah penelitian

  untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi mobile

  banking di antara siswa Afrika

  Selatan, Shambare (2013) menyimpulkan bahwa kompleksitas secara negatif mempengaruhi adopsi ponsel perbankan.

  Hipotesis 3 : Persepsi Triability berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan.

  Hubungan Kompatibilitas dengan Intensi Perilaku Menggunakan

  Banyaknya perusahaan perbankan saat ini akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat dalam persaingan, maka setiap perusahaan perbankan pun berlomba-lomba untuk memerikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan, nilai-nilai yang dianut, kepercayaan, kebiasaan dan pengalaman penggunaan yang ada sebelumnya oleh konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan dan mempertahankan nasabah, perusahaan perlu menciptakan inovasi yang sesuai dengan keinginan nasabah.

  Adanya kesesuaian atau tidak inovasi yang ada dengan nasabah dapat dilihat dari tingkat pengadopsian inovasi tersebut. Karena, semakin nasabah merasa memiliki kesesuaian dengan layanan dan inovasi yang diberikan maka akan mendorong cepatnya layanan dan inovasi tersebut akan diadopsi.

  Menurut Du ; Koksal Püschel

  et al ., dan Püschel et al. dalam

  Makanyeza, (2016) konsumen yang melihat inovasi tertentu yang kompatibel dengan gaya hidup mereka cenderung menerimanya. Kompatibilitas ditemukan secara positif mempengaruhi niat untuk menggunakan mobile banking (Hanafizadeh et al., 2014). Menurut du et al., dalam Makanyeza (2016) kompatibilitas yang dirasakan ditemukan untuk secara positif mempengaruhi niat adopsi layanan nilai tambah 3G di Cina. Püschel et

  al ., dalam Makanyeza (2016)

  berpendapat bahwa hal tersebut juga ditemukan bahwa kompatibilitas secara positif mempengaruhi adopsi teknologi mobile banking di Brasil. Demikian pula, kompatibilitas yang dirasakan ditemukan untuk mempengaruhi secara positif mobile

  banking

  di kalangan konsumen muda Jerman Koenig-Lewis et al., dalam Makanyeza (2016). Hipotesis 2 : Persepsi kompleksitas yang dirasakan berpengaruh negatif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan.

  Hubungan Persepsi Triability dengan Intensi Perilaku Menggunakan

  Keadaan nasabah saat ini yang semakin kritis dengan pelayanan dan inovasi yang diberikan menuntut perusahaan dibidang perbankan harus perlu mengatur strategi yang matang sebelum meresmikan layanan perbankan.

  Karena bisa saja dengan perencanaan yang kurang akan membuat inovasi yang dibuat malah tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, dan malah membuat nasabah merasa tidak nyaman dan kesulitan untuk menggunakan.

  Sebelum meresmikan suatu inovasi maka perlu untuk dilakukannya percobaan terhadap inovasi tersebut, dengan harapan bahwa dengan dilakukannya hal tersebut perusahaan akan mendapatkan umpan balik sebagai bahan evaluasi dari nasabah yang telah menggunakannya. Disisi lain dengan adanya percobaan yang diberikan harapan selanjutnya adalah akan hilangnya rasa takut untuk menggunakan inovasi baru pada diri nasabah. Karena salah satu hal yang menghambat lambatnya inovasi baru diadopsi oleh nasabah adalah rasa takut akan kurangnya pengetahuan dengan teknologi baru dan belum pernah mencoba sebelumnya. Menurut penelitian terdahulu inovasi yang dapat dicoba atau diuji sebelum implementasi cenderung diadopsi lebih dari yang tidak dapat dicoba atau diuji Shambare et al, (2013). Hipotesis 4 : Persepsi kompatibilitas berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan.

  Hubungan Intensi Perilaku Menggunakan terhadap Penggunaan Mobile Banking

  Niat menggunakan merupakan suatu keinginan yang muncul dari dari seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu (Jogiyanto, 2007:29). Keinginan berperilaku dalam menggunakan, nasabah sering kali didasarkan pada kemungkinan tindakan. Ditemukan bahwa niat menggunakan memiliki efek positif pada penggunaan informasi dan teknologi Alwahaishi dan Snasel dalam Makanyeza (2016).

  Sebuah studi oleh Bankole dalam Makanyea (2016) juga menemukan bahwa niat menggunakan secara positif mempengaruhi perilaku penggunaan terhadap mobile

  banking .

  Hipotesis 5 : ntensi perilaku

  menggunkaan obile banking berpengaruh positif signifikan terhadap penggunaan mobile

  banking di Surabaya.Kerangka

  pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat digabarkan sebagai berikut:

  METODE PENELITIAN Klasifikasi Sampel

  sampel yang diambil dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, dimana kriteria yang diletakkan dalam penelitian ini adalah nasabah yang dalam 6 bulan terakhir ini telah bertransaksi minimal 3 kali, hal ini dilakukan agar tidak didapatkan nasabah yang sudah lama menguduh dan bertransaksi sehingga responden bisa objektif dalam mengisi kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100.

  Data Penelitian

  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung dari hasil survey dengan menyebar kuesioner kepada responden yaitu nasabah bank BRI yang menggunakan M-banking BR

  Variabel Penelitian

  Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yang terdiri dari keunggulan relatif,persepsi kompleksitas,persepsikompatibilita s, persepsitriability dan untuk variabel terikat yaitu intensi perilaku dan penggunaan.

  Persepsi Kompatibilitas Yang dimaksud persepsi kompatibilitas adalah persepsi nasabah M-bankingBRI mengenai kesesuaian antara kebutuhan dengan keperluan. Kesesuaian antara mobile banking BRI dengan diri nasabah dapat dilihat dari gaya hidup, cara mengatur, cara kerja dan situasi. Indikator yang digunakan untuk mengukurnya adalah :

  a. Kontrol yang baik

  m-banking . Intensi perilaku dapat

  Intensi perilaku merupakan suatu niat atau keinginan nasabah untuk terus menggunakan atau memperluas penggunaan layanan

  d. Tidak praktis Intensi Perilaku Menggunakan

  c. Perlu belajar dan pengetahuan

  b. Dapat membuat frustrasi

  a. Membutuhkan banyak pemikiran

  Persepsi Kompleksitas Persepsi kompleksitas adalah persepsi nasabah pengguna mobile banking BRI yang memandang bahwa dalam menggunakan mobile banking BRI sulit. Nasabah merasa dalam menggunakan mobile banking perlu banyak pemikiran dan pembelajaran yang tidak sederhana sehingga bisa membuat nasabah frustrasi. Semakin tinggi kompleksitas yang dirasakan nasabah maka semakin rendah niat mengadopsinya. Indikator untuk mengukur variabel adalah :

  d. Kemudahan

  c. Efisiensi penggunaan

  b. Efektivitas penggunaan

  Untuk mengukur variabel ini maka digunakan indikator sebagai berikut:

  a. Sesuai dengan gaya hidup b.Sesuai dengan cara mengatur keuangan

  Definisi Operasional Variabel Keunggulan Relatif Keunggulan relatif adalah keunggulan yang dimiliki oleh mobile banking BRI dan tidak dimiliki oleh mobile banking bank lain. Keunggulan relatif berkaitan erat dengan inovasi yang memberikan kontrol yang lebih baik dan lebih mudah dalam penggunaan mobile banking . Sehingga keunggulan relatif membuat efektivitas dan efisiensi penggunaan mobile banking semakin meningkat.

  c. Tidak merasa sulit setelah menggunakan / memahami.

  a. Memahami cara penggunaan layanan mobile banking b. Dapat mencoba layanan setelah melihat demo

  Triability perilaku adalah

  dicoba, maka akan mempercepat pemahaman nasabah. Indikator dari

  banking BRI semakin mudah

  Pada umumnya jika layanan mobile

  mobile banking BRI tentang kemudahan mencoba layanan ini.

  Yang dimaksud persepsi triability adalah persepsi nasabah layanan

  d. Sesuai dengan situasi Persepsi Triability

  c. Sesuai dengan cara kerja

  dilihat sebagai sinyal keberhasilan apabila munculnya niat berperilaku nasabah untuk menggunakan m-

  banking BRI lebih lanjut dan lebih Penggunaan Yang dimaksud penggunaan m- banking adalah persepsi nasabah BRI untuk menggunakan m- banking . Penggunaan m-banking oleh nasabah dapat berbeda-beda ada yang sering menggunakan dan ada pula yang hanya sesekali jika saat benar-benar memerlukannya saja. Variabel penggunaan dapat diukur menggunakan indikator : a. Penggunaan cukup sering/normal

  loading factor antara variabel bebas

  1 diterima

  Berdasarkan hasil perhitungan Warp-PLS 6.0 yang telah dilakukan didapatkan hasil analisis bahwa keunggulan relatif berpengaruh langsung sebesar 0,20 terhadap intensi perilaku dengan P Value sebesar 0,02 sehingga H

  a. Pengaruh Keunggulan Relatif terhadap Intensi Perilaku

  diterima, yang artinya intensi perilaku berpengaruh langsung positif signifikan terhadap penggunaan mobile banking.

  5

  dengan variabel terikat. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dikatakan signifikan bilamana loading factor disertai nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) (Imam, 2014 : 78) didapatkan hasil analisis bahwa intensi perilaku berpengaruh langsung sebesar 0,29 terhadap penggunaan dengan P Value sebesar P<,01 sehingga H ditolak dan H

  Pembuktian Hipotesis Penelitian Pembuktian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan mengevaluasi nilai pengaruh atau

  b. Terkadang menggunaka Alat Analisis Partial Least Square (PLS) adalah

  Maka akan diketahui bahwa interval kelas yaitu 0,8 dan kemudian disusun kriteria penilaian rata-rata jawaban responden.

  Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keterkaitan antara hasil penelitian di lapangan dengan variabel yang diteliti yaitu pengaruh motivasi dengan nilai yang dirasakan sebagai variabel mediasi terhadap niat untuk menggunakan Internet Banking BRI di Surabaya. Analisis deskriptif juga dapat digunakan untuk menghitung pengukuran deskriptif seperti mean, variansi, maupun standar deviasi.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif

  program WarpPLS.

  Squares Structural Equation Modelling (PLS-SEM) pada

  teknik analisis yang akan digunakan di penelitian ini karena untuk mengetahui penyelesaian sebuah permasalahan dalam penelitian ini. Sesuai dengan tujuan penelitian dan kerangka pemikiran dari penelitian yang mencari hubungan antar variabel dengan variabel mediasi. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan Partial Least

  dan H ditolak, yang artinya keunggulan relatif berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan

  b. Pengaruh Kompatibilitas terhadap Intensi Perilaku

  diterima, yang artinya intensi perilaku berpengaruh langsung positif signifikan terhadap penggunaan mobile banking.

  seingga dapat memberikan efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan.

  Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Flight (2011) bahwa keuntungan relatif dimaksudkan untuk mencerminkan persepsi nasabah mengenai seluruh atau sebagian kualitas inovasi masa depan akan dapat menawarkan nilai tambah kepada nasabah dibandingkan dengan opsi yang tersedia saat ini. Keunggulan relatif juga memberikan nasabah kontrol yang lebih mudah dan lebih baik

  banking .

  terus menggunakan mobile banking dimasa yang akan datang, serta memperluas dan meningkatkan penggunaan layanan mobile

  banking akan membuat nasabah

  Hasil penelitian menunjukan bahwa keunggulan relatif berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku mobile banking BRI. Artinya apabila nasabah memiliki kontrol yang besar terhadap keuangan, merasa lebih efektif dan efisien dalam menggunakan mobile

  Pengaruh Keunggulan Relatif terhadap Intensi Perilaku MenggunakanBRI

  5

  Berdasarkan hasil perhitungan Warp-PLS 6.0 yang telah dilakukan didapatkan hasil analisis bahwa kompatibilitas berpengaruh langsung sebesar 0,36 terhadap Intensi perilaku dengan P Value< .01 sehingga H ditolak dan H

  Berdasarkan hasil perhitungan Warp-PLS 6.0 yang telah dilakukan didapatkan hasil analisis bahwa intensi perilaku berpengaruh langsung sebesar 0,29 terhadap penggunaan dengan P Value sebesar P<,01 sehingga H ditolak dan H

  Pengaruh Intensi Perilaku terhadap Penggunaan Mobile banking

  berpengaruh langsung dan tidak signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan mobile banking.

  4 ditolak, yang artinya triability

  Berdasarkan hasil perhitungan Warp-PLS 6.0 yang telahdilakukandidapatkanhasilanali sis bahwa triability berpengaruh langsung sebesar 0,08 terhadap intensi perilaku, dengan P Value sebesar 0,21 sehingga H diterima dan H

  c. Pengaruh Triability terhadap niat Intensi Perilaku.

  diterima, yang artinya kompatibilitas berpengaruh langsung positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan.

  3

  Teori pendukung lainnya dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2013: 612) keuntungan relatif adalah tingkat dimana inovasi tampak lebih bagus dari produk lama. Tingkat kelebihan suatu inovasi apakah lebih baik dari inovasi yang telah ada sebelumnya atau dari hal yang biasa dilakukan. Biasanya keunggulan relatif dapat diukur dari segi ekonomi, prestasi sosial, kenyamanan dan kepuasan. Pernyataan tersebut sesuai dengan fakta yang ada di bank BRI bahwa saat ini hampir setiap aktivitas perbankan seperti cek saldo, transfer uang, dan membayar keperluan lainnya dapat dilakukan nasabah di telapak tangan mereka dengan

  mobile banking . Jika dihubungkan

  dengan keadaan saat ini maka untuk mendukung keunggulan relatif BRI menawarkan layanan yang berbeda yaitu layanan T-Bank BRI yang merupakan layanan hasil kerja sama antara BRI dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk, yakni layanan yang menggunakan nomor smartphone sebagai nomor rekening. Dengan mendaftar sebagai member T-Bank, masyarakat bisa menikmati layanan transfer dan tarik tunai tanpa harus memiliki rekening bank. Syarat utama untuk bisa menikmati T-Bank BRI adalah Anda harus memakai kartu SIM.

  Hasil penelitian ini, teori serta fakta yang ada didukung oleh penelitian terdahulu yang diteliti oleh Makanyeza (2016) dan Emran (2017) dimana keunggulan relatif berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat keunggulan relatif dari bank maka semakin tinggi juga intensi perilaku responden atau nasabah untuk menggunakan mobile banking . Sebaliknya jika kurang dalam hal keunggulan relatif maka semakin menurun intensi perilaku responden atau nasabah untuk terus menggunakan mobile banking BRI.

  Berdasarkan temuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis “keunggulan relatif berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan diterima”.

  Pengaruh Kompleksitas terhadap Intensi Perilaku Menggunakan Mobile BankingBRI

  Hasil penelitian menunjukan bahwa kompleksitas berpengaruh negatif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan. Artinya apabila nasabah dalam menggunakan M-

  Banking membutuhkan banyak

  usaha mental, dapat membuat frustasi, serta membutuhkan pengetahuan dan pembelajaran yang banyak untuk menggunakan mobile

  banking , makaakan membuat

  nasabah enggan atau bahkan cenderung tidak ingin lagi menggunakan mobile banking dimasa yang akan datang. Pernyataan ini sesuai dengan teori dari Kotler dan Keller (2013 : 610) bahwa semakin mudah suatu inovasi dimengerti dan dipahami oleh nasabah, maka semakin cepat inovasi diterima, sebaliknya jika suatu inovasi atau layanan yang diberikan dirasa sulit, maka nasabah tidak melanjutkan menggunakan lagi layanan tersebut karena dirasa sulit dalam penggunaannya.

  Hal tersebut relevan dengan fakta saat ini bahwa semua nasabah pasti menginginkan suatu aplikasi

  M-banking yang praktis dan

  gampang digunakan, karena pada dasarmya adanya mobile banking adalah untuk mempermudah nasabah untuk melakukan transaksi kapanpun dan dimanapun nasabah berada. Apabila aplikasi M-banking sulit untuk digunakan pastinya nasabah akan mencari alternatif lain yang lebih mudah dan enggan untuk menggunakan M-banking untuk melakukan transaksi.

  Hasil penelitian ini, teori serta fakta yang ada sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Makanyeza (2016), Abu BakrEmran Salahuddin, Iftear Ahmed Chowdhury, Hanif Mahtaband Md. Latiful Khabir (2017) dimanakompleksitas berpengaruh negatif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kompleksitas

  mobile banking BRI , maka semakin

  rendah intensi perilaku responden atau nasabah untuk menggunakanmobile banking BRI. Sebaliknya jika semakin rendah komplesitasmobile banking BRI, maka semakin tinggi intensi perilaku responden atau nasabah untuk menggunakanmobile banking BRI tersebut.

  Berdasarkan temuan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “kompleksitas berpengaruh negatif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan diterima”.

  Pengaruh Kompatibilitas terhadap Intensi Perilaku Mobile bankingBRI

  Hasil penelitian menunjukan bahwa kompatibilitas berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan. Artinya ketika nasabah menggunakan mobile

  banking sesuai dengan gaya hidup,

  cara mengelola keuangan, gaya kerja, dan sesuai dengan situasi nasabah maka membuat nasabah akan menggunakan mobile banking dimasa yang akan datang, memperluas dan meningkatkan penggunaan layanan mobile

  banking . Pendapat ini sesuai dengan

  teori yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2013:613) bahwa jika inovasi berlawanan atau tidak kompatibel dengan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh nasabah, maka inovasi tersebut tidak dapat diterima dengan mudah oleh nasabah. Inovasi yang sesuai dengan gaya hidup pengguna biasanya memiliki sifat yang lebih cepat untuk diterima Koenig-Lewisetal dalam Makanyeza (2016).

  Temuan ini sesuai dengan keadaan nasabah saat ini, setiap nasabah di era yang mengalami perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat seperti sekarang pastinya akan selektif dalam memilih M-banking yang sesuai dengan kebutuhan, karena saat ini hampir menu-menu dalam

  M-banking bervariasi. Agar nasabah

  merasa lebih kompatibel dengan keadaan saat ini maka BRI memberikan layanan yang berbeda yaitumenggabungkan dua aplikasi di dalam satu aplikasi. Hal tersebut sesuai dengan hasil respon dari responden yang ada bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini menyetujui bahwa layanan mobile

  banking BRI kompatibel dengan

  mobile banking dimasa yang akan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI RISIKO, PERSEPSI MANFAAT, DAN PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN INTERNET BANKING TERHADAP KEPERCAYAAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN LAYANAN INTERNET BANKING DI BRI KCP TANJUNG AGUNG

13 100 67

PENGUKURAN PERSEPSI MANFAAT DAN PERSEPSI KEMUDAHAN TERHADAP SIKAP SERTA DAMPAKNYA ATAS PENGGUNAAN ULANG ONLINE SHOPPHING PADA E-COMMERCE

0 1 9

PENGARUH PERSEPSI HARGA, PERSEPSI KUALITAS, PERSEPSI RISIKO TERHADAP NIAT PEMBELIAN PRODUK MEREK TOKO INDOMARET DI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana Jurusan Manajemen

1 1 20

EFEK MEDIASI PERSEPSI KEGUNAAN PADA PENGARUH KOMUNIKASI TATAP MUKA TERHADAP NIAT MENGGUNAKAN M- BANKING GO MOBILE NASABAH CIMB NIAGA DI SURABAYA

0 0 14

ANALISIS PENGARUH MEDIA MASSA, MEDIA SOSIAL DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP NIAT UNTUK MENGGUNAKAN MOBILE BANKING YANG DI MEDIASI PERSEPSI BIAYA PADA NASABAH BANK RAKYAT INDONESIA DI SURABAYA

0 0 18

ANALISIS PENGARUH MEDIA MASSA, MEDIA SOSIAL DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP NIAT UNTUK MENGGUNAKAN MOBILE BANKING YANG DI MEDIASI PERSEPSI BIAYA PADA NASABAH BANK RAKYAT INDONESIA DI SURABAYA

0 0 16

PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI RESIKO, KECOCOKAN GAYA HIDUP DAN KEBUTUHAN TERHADAP NIAT MENGGUNAKAN MOBILE BANKING NASABAH BANK MANDIRI SURABAYA

0 0 18

PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI RESIKO, KECOCOKAN GAYA HIDUP DAN KEBUTUHAN TERHADAP NIAT MENGGUNAKAN MOBILE BANKING NASABAH BANK MANDIRI SURABAYA SKRIPSI

0 0 18

PENGARUH IKLAN, PERSEPSI HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOTOR HONDA ABSOLUTE REVO DI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

0 1 19

EFEK MEDIASI PERSEPSI KREDIBILITAS PADA PENGARUH KOMUNIKASI TATAP MUKA TERHADAP NIAT MENGGUNAKAN BRI MOBILE NASABAH BANK RAKYAT INDONESIA DI SURABAYA

0 0 16