Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi P

Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang
berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar[1]. Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan
yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak
mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama
studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan
memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan yang senantiasa
melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada umumnya
adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini agar mereka,
dalam menjalankan fungsinya, dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong
yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif.
B.


Rumusan Masalah

1.

Apa pengertian psikologi dan pendidikan?

2.

Apa objek kajian psikologi dan psikologi pendidikan?

3.

Apa ruang lingkup psikologi pendidikan?

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Psikologi dan Psikologi Pendidikan


Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa inggris
psycology. kata psycology merupakan dua akar kata yang bersumber dari kata greek (yunani),
yaitu satu) psyche yang berarti jiwa; dua) logos yang berarti ilmu. jadi, secara harfiah psikologi
memang berarti ilmu jiwa.
Psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia. alam hubungan ini,
psikologi didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia,

alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut
berfikir dan berperasaan[2]

Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling
berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (pendidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi
adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. ketiga, psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.
Chaplin (1972) dalam dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai ilmu
pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme
dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan dalam sekitar dan
peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.[3]
“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya

ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar
belakangnya, atau disebut dengan ilmu jiwa.
Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dengan jiwa.
Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan
perbuatan badaniah, yaitu perbuatan yang di timbulkan oleh proses belajar. Misalnya : insting,
refleks, nafsu dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah nyawanya.
Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan
pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi
dan manusia. Perbutan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang di mungkinkan
oleh keadaan jasmani, rohaniah, sosial dan lingkungan. Proses belajar ialah proses untuk
meningkatkan kepribadian (personality ) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru,
nilai-nilai baru, dan kecakapan baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses, dalam
menghadapi kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. Jadi jiwa mengandung pengertian-pengertian,
nilai-nilai kebudayaan dan kecakapan-kecakapan.[4]
Pengertian psikologi diatas menunjukkan beragamnya pendapat para ahli psikologi. Perbedaan
tersebut bermuasal pada adanya perbedaan titik berangkat para ahli dalam mempelajari dan
membahas kehidupan jiwa yang kompleks ini. Dan dari pengertian tersebut paling tidak dapat
disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku
dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya.[5]

Pendidikan dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”,
artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi akhlak dan
kecerdasan pikiran[6]. Selanjutnya, “pendidikan” menurut KBBI adalah peroses pengubahan

sikap dan tata laku sesorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.[7
Psikologi Pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang
terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi
pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan
penemuan – penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien
di dalam pendidikan.[8]
Dari uarian di atas, kita dapat mengetahu pengertian dari psikologi dan pengertian pendidikan itu
sendiri.Sepanjang atau selagi kita masih berpendapat bahwa psikologi adalah suatu ilmu yang
berusaha menyelidiki semua aspek keperibadian dasar tingkah laku manusia, baik yang bersifat
jasmaniah maupun rohaniah, baik secara teoritis maupun dengan melihat kegunaannya di dalam
praktek, baik secara individual maupun dalam hubungannya dengan manusia lain atau
lingkungannya, mungkin kita akan mengatakan bahwa ‘psikologi pendidikan’ itu sebenarnya
sudah termasuk di dalam psikologi, dan tidak perlu dipersoalkan atau dipisahkan menjadi sesuatu
disiplin ilmu tersendiri.[9] Psikologi pendidikan dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan
adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada

maslah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat
hubungannya dalam masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan
belajar.[10]
B.

Objek Kajian Psikologi dan Psikologi Pendidikan

1.

Objek Kajian Psikologi

Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :
Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau suatu unsure yang
ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran, objek material mencakup apa saja,
baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia.[11]
2.
Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti
terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal juga
digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan ilmu yang lain ( psikologi, antropologi,
sosiologi, dan lain-lain). Objeknya yaitu dari segi tingkah laku manusia, objek tersebut bersifat

empiris atau nyata, yang dapat diobservasi untuk memorediksi, menggambarkan sesuatu yang
dilihat. Caranya melihat gerak gerik seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu dan melihat dari
matanya.
Dalam makalah ini tidak akan dibicarakan psikologi yang membicarakan hewan atau psikologi
hewan, melainkan membicarakan tentang psikologi yang berobyekkan manusia. Yang sampai
saat ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

1)

Psikologi Umum

Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau
aktifitas-aktifitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal, dan yang beradab
(berkultur)[12]
Macam-macam psikologi umum :
a.

Psikologi perkembangan

Psikolgi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang

mencakuo psikologi anak, psikologi puber atau adolesensi ( psikologi pemuda ), psikologi orang
dewasa, psikologi orang tua.
b.

Psikologi sosial

Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia
dalam hubungannya dengan situasi sosial.
c.

Psikologi pendidikan

Psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam
hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar
pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya.
d.

Psikologi kepribadian dan tipologi

Psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe

kepribadian manusia.
e.

Psikopatologi

Psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak norman atau abnormal
f.

Psikologi Kriminil

Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal kejahatan atau kriminalitas.
g.

Psikologi perusahaan

Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan
2)

Psikologi Khusus


Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis
manusia. Hal-hal yang khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam
psikologi khusus.

2.

Objek Kajian Psikologi Pendidikan

Objek kajian psikologi pendidikan tanpa mengabaikan persoalan psikologi guru terletak pada
peserta didik. Karena hakikat pendidikan adalah pelayanan khusus diperuntukkan bagi peserta
didik. Oleh karena itu objek kajian psikologi pendidikan, selain teori-teori psikologi pendidikan
sebagai ilmu, tetapi lebih condong pada aspek psikologis peserta didik, khususnya ketika mereka
terlibat dalam proses pembelajaran.
Menurut Glover dan Ronning bahwa objek kajian psikologi pendidikan mencakup topik-topik
tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, hereditas dan lingkungan, perbedaan
individual peserta didik, potensi dan karakteristik tingkah laku peserta didik, pengukuran proses
dan hasil pendidikan dan pembelajaran, kesehatan mental, motivasi dan minat, serta disiplin lain
yang relean.[13]

Sedangkan menurut Syaodih Sukmadinata dalam Syaiful Sagala mengatakan bahwa objek kajian

psikologi pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik, dengan dukungan sarana dan fasilitas tertentu yang berlangsung
dalam lingkungan tertentu.[14]
Psikologi pendidikan berusaha untuk mewujudkan tindakan psikologis yang tepat dalam
interaksi antar setiap faktor pendidikan. Pengetahuan psikologis tentang peserta didik menjadi
hal yang sangat penting dalam pendidikan. Karena itu, pengetahuan tentang psikologi pendidikan
seharusnya menjadi kebutuhan bagi para guru, bahkan bagi tiap orang yang menyadari dirinya
sebagai pendidik.
Secara garis besar banyak ahli membatasi objek kajian psikologi pendidikan menjadi tiga
macam:
Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku
belajar peserta didik, dan sebagainya;
Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan
belajar peserta didik;
Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan, baik bersifat fisik maupun
nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.
C.

Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan


Jika kita bertanya mengenai lingkup (scope) psikologi pendidikan, maksudnya bertanya tentang
apa saja yang dibicarakn oleh psikologi pendidikan, maka berdasarkan berbagai buku psikologi
pendidikan akan diperoleh jawaban yang berbeda-beda. Sebagian buku menunjukan lingkup
yang luas, sedangkan buku-buku yang lain menunjukkan ingkup yang lebih sempit atau terbatas.

Buku yang lingkupnya lebih luas biasanya membahas selain proses belajar juga membahas
tentang perkembangan, hereditas dan lingkungan, kesehatan mental, evaluasi belajar dan
sebagainya. Sedangkan buku yang lingkupnya lebih sempit biasanya berkisar pada soal proses
belajar mengajar saja. Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh maksud penulis dalam menulis
buku itu. Ada yang bermaksud hanya memberikan pengantar saja, sehingga pembahasanya
mengenai lingkup itu cukup luas, akan tetapi kurang mendalam. Sebaliknya ada yang lingkup
pembahasannya tidak luas, yaitu berkisar pada proses beljar, akan tetapi pembahasannya cukup
mendalam. Jadi, beleh dikatakan bahwa tidak ada dua buku psikologi pendidikan yang
menunjukkan ruang lingkup materi yang sama benar. Walaupun demikian, pada dasarnya
psikologi pendidikan membahas hal-hal sebagai berikut
a)

Hereditas dan Lingkungan

b)

Pertumbuhan dan Perkembangan

c)

Potensial dan Karakteristik Tingkah laku

d) Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Individu yang Bersifat Personal dan
Sosial
e)

Higiene Mental dan Pendidikan dan

f)

Evaluasi Hasil Pendidikan

Disamping itu perlu diketahui bahwa banyak buku psikologi pendidikan yang tidak member
judul buku dengan kata-kata psikologi pendidikan, padahal buku itu benar-benar buku psikologi
pendidikan, dalam arti buku itu membahas serta mendalami pokok-pokok bahasan tertentu dari
psikologi pendidikan. Maka untuk mendalami psikologi pendidikan tidak senantisa harus
mempelajari buku yang berjudul psikologi pendidikan.
Namun menurut Sumadi Suryobroto ( 1987 ) Ruang Lingkup psikologi pendidikan meliputi :
• Pengetahuan tentang psikologi pendidikan : pengertian ruang lingkup, tujuan mempelajari dan
sejarah munculnya psikologi pendidikan
• Pembawaaan
• Lingkungan fisik dan psikologis
• Perkembangan siswa
• Proses – proses tingkah laku
• Hakekat dan ruang lingkup belajar
• Faktor yang mempengaruhi belajar

• Hukum dan teori belajar
• Pengukuran pendidikan
• Aspek praktis pengukuran pendidikan
• Transfer belajar
• Ilmu statistik dasar
• Kesehatan mental
• Pendidikan membentuk watak / kepribadian
• Kurikulum pendidikan sekolah dasar
• Kurikulum pendidikan sekolah menengah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Objek kajian psikologi pendidikan tanpa mengabaikan persoalan psikologi guru terletak pada
peserta didik. Karena hakikat pendidikan adalah pelayanan khusus diperuntukkan bagi peserta
didik. Oleh karena itu objek kajian psikologi pendidikan, selain teori-teori psikologi pendidikan
sebagai ilmu, tetapi lebih condong pada aspek psikologis peserta didik, khususnya ketika mereka
terlibat dalam proses pembelajaran.
Secara garis besar banyak ahli membatasi objek kajian psikologi pendidikan menjadi tiga
macam:
Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku
belajar peserta didik, dan sebagainya;
Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan
belajar peserta didik;
Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan, baik bersifat fisik maupun
nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.