AGAMA syara dan kehidupan manusia
Sesungguhnya isu penerapan syariah merupakan tantangan terbesar yang dihadapi
kaum muslimin era modern ini. Sebaliknya musuh Islam berusaha sekuat tenaga
menjauhkan kaum muslim dari penerapan syariah Islam. Ideologi-ideologi besar
di dunia dari komunis, kapitalis sampai liberalis telah ditancapkan di seantero
dunia ini tapi belum berhasil. Kini, ideologi dan tuntutan syariah Islam menjadi
suatu keniscayaan. Karenanya tidak ada Islam tanpa syariah, dan seorang muslim
boleh saja berdusta kepada dirinya, sebaliknya seorang muslim yang hatinya
tenang dan yakin dengan syariah pastilah akan mendambakan penerapan syariah
dan tidak membiarkan kemudaratan menjadi lebih besar daripada kemaslahatan.
Q.S.An-Nisa: 26
“Allah hendak menerangkan (hukum syariat-Nya) kepadamu, dan menunjukimu
kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan salihin) dan (hendak)
menerima tobatmu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Bahkan Abdul Qodir Audah mengatakan: sungguh aneh orang muslim yang
beriman kepada Alloh tapi dia tidak mau melaksanakan syariat. Atau dia mau
beriman kepada Alloh tapi tidak mau melaksanakan jinayah. Oleh karenanya
syariah Islam merupakan jalan satu-satunya untuk mengembalikan kaum muslim
kepada kekuataan dan izzah. Tanpa syariah tidak ada harapan lagi mengeluarkan
realitas kaum muslimin dari kebodohan, kerusakan, korupsi, perpecahan dan
keterbelakangan.
Karakteristik Syariah Islam
Yusuf Al-Qaradhawi menyebutkan 6 karakteristik syariah Islam:
1. Robbaniyah (Teistis)
Kekhasan syariat Islam dibanding dengan konstitusi lain bersifat rabbaniyah dan
religius. Pencipta syariat ini bukanlah manusia yang memiliki kekurangan dan
kelemahan serta pengaruh oleh faktor situasi, kondisi dan tempat dimana ia
berada. Oleh karenanya syariat ini bersifat robbani, maka tidak ada alasan seorang
muslim untuk menolaknya baik sebagai subyek hukum maupun sebagai objek
hukum. Jiwa seoranq muslim yakin bahwa hukum-hukum syariatlah yang paling
adil dan sempurna dan selaras dengan kebaikan serta dapat mencegah segala
kerusakan.
2. Insaniyah (Humanistis)
Syariat disiptakan untuk manusia agar manusia derajatnya terangkat, sifat
manusianya terjaga dan terpelihara. Oleh karena itu, syariat Islam menetapkan
berbagai bentuk ibadah untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya, bukan hanya
makhluk jasmani dipuaskan dengan makan, minum dan menikah. Di samping
memeperhatikan sisi rohani, syariat juga tidak melupakan sisi fisik dan dorongan
nurani. Oleh karena itu, syariat mendorong manusia untuk berjalan ke seluruh
penjuru bumi mencari karunia Alloh dan memakmurkan planet ini. Syariat Islam
diciptakan untuk manusia dengan syariat insaniyah, sesuai dengan kapasitasnya
tanpa menghiraukan ras, warna kulit tana air dan status.
3. Syumul (komperehensip)
Syariat Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Baik aspek ibadah, aspek
keluarga, aspek perdagangan dan ekonomi, aspek hukum dan peradilan, aspek
politik dan hubungan antar negara. Syariat mengatur baik urusan dengan Alloh
seperti shalat, puasa dan lainnya maupun yang berkaitan dengan kehidupan seharihari dan muamalah.
4. Akhlaqiyah (Etis)
Syariat Islam memperhatikan sisi akhlak dalam seluruh aspeknya dengan makna
yang terkandung dari Nabi bahwa ia bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”. Untuk itu tujuan syariat untuk menegakan
tatanan sosial dan mewujudkan keteladanan dalam kehidupan manusia, menaikan
derajat manusia serta memelihara nilai-nilai ruhani dan etika.
5. Waqi’iyah (Realistis)
Syariat Islam bersifat realistis. Perhatiannya terhadap moral tidak menghalangi
syariat untuk memperhatikan realitas yang terjadi dan menetapkan syariat yang
menyelesaikan masalah. Sifat realistis ini diantaranya dapat mengikuti perubahan
yang terjadi dalam masyarakat, baik yang disebabkan oleh kehancuran zaman,
perkembangan masyarakat maupun kondisi-kondisi darurat. Para ahli fiqih
terkadang mengubah fatwa sesuai dengan perubahan zaman, temapat, kebiasaan
dan kondisi.
6. Tanasuq (Keteraturan)
Keteraturan adalah bekerjanya semua individu dengan teratur dan saling
bersinergi unruk mencapai tujuan bersama, tidak saling benci, tidak saling sikut,
dan tidak saling menghancurkan. Karakter seperti ini disebut dengan takamul
(saling menyempurnakan).
Keteraturan nampak pada alam dan syariat seperti sebuah keseimbangan. Artinya
nampak keteraturan pada syariat Alloh seperti apa yang kita dapat dari ciptaanNya.
Oleh karenanya, syariat Islam mengatur seluruh aspek kehidupan dan relevan
setiap zaman dan tempat. Jika demikian syariat Islam relevan dalam masa kini
baik di negeri arab maupun selainnya. Syariat Islam mencakup segala aspek
kehidupn manusia baik sosial, politik, ekonomi maupun pemikiran.
Pengertian Syariat Islam
• Kata syari’at adalah kata dalam bahasa arab yang berasal dari kata dasar
(syara’a) yang berarti “memperkenalkan”, “mentengahkan” ,”menetapkan”.
Syari’at bisa disebut syir’ah. Artinya secara bahasa adalah sumber air mengalir
yang didatangi manusia atau binatang untuk minum. Perkataan “syara’a fiil
maa’i” artinya datang ke sumber air mengalir atau datang pada syari’ah.Kemudian
kata tersebut digunakan untuk pengertian hukum-hukum Allah yang diturunkan
untuk manusia.
• Kata “syara’a” berarti memakai syari’at. Juga kata “syara’a” atau “istara’a”
berarti membentuk syari’at atau hukum. Dalam hal ini Allah berfirman, “Untuk
setiap umat di antara kamu (umat Nabi Muhammad dan umat-umat sebelumnya)
Kami jadikan peraturan (syari’at) dan jalan yang terang.” [QS. Al-Maidah (5): 48]
“…Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang…”
• Jadi Syariat Islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi
kehidupan umat manusia, Selain berisi hukum dan aturan, Syariat Islam juga
berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini.
Sumber hukum islam
• Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia
hingga akhir zaman (Saba’ QS 34:28). Sebagai sumber Ajaran Islam juga disebut
sumber pertama atau Asas Pertama Syara’.
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahui.”
• Hadits adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad. Hadits sebagai
sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan
sumber hukum di bawah Al-Qur’an.
• Ijtihad adalah sebuah usaha untuk menetapkan hukum Islam berdasarkan AlQur’an dan Hadis. Ijtihad dilakukan setelah Nabi Muhammad telah wafat
sehingga tidak bisa langsung menanyakan pada beliau tentang suatu hukum
namun hal-hal ibadah tidak bisa diijtihadkan. Beberapa macam ijtihad antara lain
• Ijma’ kesepakatan para ulama
• Qiyas diumpamakan dengan suatu hal yang mirip dan sudah jelas hukumnya
• Maslahah Mursalah, untuk kemaslahatan umat
• ‘Urf, kebiasaan
Syariat sebagai hukum & peraturan Allah
• Dengan kodrat dan idarat-Nya Allah menetapkan dua macam hukum yang
berkaitandengan hukumalam smesta dan hukum khusus bagi umat manusia:
• Pertama hukum yang berkaitan dengan alam smesta termasuk di dalamnya umat
manusia, adalh bahwa alam smesta tidak tercipta dari faktor kebetulan atau atas
kehendak sendiri melainkan alam smesta tercipta atas rencana dan desain Allah
yang sangat sempurna.(Hukum Allah)
• Kedua,al syariat atau syariat islam, yaitu hukum Allah yang mengatur kehidupan
manusia,hukum ini pada penerapannya lain dengan sunatullah,baik rela maupun
tidak semua tunduk patuh kepadaNya.
Hubungan syariat Islam dalam kehidupan
• Pada dasarnya syariat islam berkaitan dengan dua alur hubungan manusia yaitu
hubungan vertikal dengan Allah(Hablun Minallah) dan hubungan horizontal yaitu
hubungan manusia dengan sesamanya(Hablun Minannas)
• Ubudiyah,hubungan penghambaan diri kepadaNya syariat islam mengatur
penghambaan dalam bentuk mahdlah(ibadat murni)yang terdiri atas ibadat
Nafsiyah,ibadat Maliyah, dan ibadat ijtimaiyah
• Hubungan antar manusia:
• Al-Qanum al-Khash adalah hukum syariat yang berkaitan dengan hukum
perdata, termasuk di dalamnya hukum niaga yang meliputihukum jual beli,utang
piutang,hukum pernikahan dll
• Al-Qanum ‘Am adalah aturan atau hukum publik seperti jinayat(hukum pidana)
yang meliputi hukum Qishah(hukuman mati bagi pembunuh), hukum Khilafat dll.
Fungsi syariat islam
• Sebagai alat akurat pengukur siapa diantara hamba Allah yang membangkang
dan yang diberi kekuasaan melalaikanya, Abdul A’la Mau dudi megaskan bahwa
syariat islam menjadikan kehidupan manusia terikat dengan kaidah yang pasti dan
bijak yang didalam nya terkandung kemaslahatan umat manusia
• Juga berfungsi menjaga dan melindungi hak asasi dan menyerahkannya kepada
pemiliknya.
Hak hak dalam syariat
Hak Allah swt
• Hak untuk dimani keberadaanya.
• Hak untuk dimuliakan dan diagungkan setinggi-tingginya
• Hak untuk dita’ati dan dipatuhi
• Hak untuk mendapat penghambaan
• Hak mutlak atas idratnya termasuk berhak mengampuni atau mengazab
hambanya.
Hak manusia
• Hak diri:
a.Hak hidup
b.Hak kemerdekaan
c.Hak persamaan derajat
d.Hak perlindungan nilai kemanusiaan;
• Hak perlindungan keturunan
• Hak perlindungan kehormatan
• Hak ketenangan hidup
• Hak milik atas harta hak Tasharuff
• Hak fakir miskin dan yatim atas sebagian harta orang kaya
DAFTAR PUSTAKA
http://opi.110mb.com
http://blogs.unpad.ac.id/suryadi
http://pemikir-ideologis.blogspot.com
Tugas Pendidikan Agama Islam
Oleh
Bayu Adji Purwoko
150510130114
Agroteknologi Kelas C
Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Sumedang Km.21
Kabupaten Sumedang
2013
kaum muslimin era modern ini. Sebaliknya musuh Islam berusaha sekuat tenaga
menjauhkan kaum muslim dari penerapan syariah Islam. Ideologi-ideologi besar
di dunia dari komunis, kapitalis sampai liberalis telah ditancapkan di seantero
dunia ini tapi belum berhasil. Kini, ideologi dan tuntutan syariah Islam menjadi
suatu keniscayaan. Karenanya tidak ada Islam tanpa syariah, dan seorang muslim
boleh saja berdusta kepada dirinya, sebaliknya seorang muslim yang hatinya
tenang dan yakin dengan syariah pastilah akan mendambakan penerapan syariah
dan tidak membiarkan kemudaratan menjadi lebih besar daripada kemaslahatan.
Q.S.An-Nisa: 26
“Allah hendak menerangkan (hukum syariat-Nya) kepadamu, dan menunjukimu
kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan salihin) dan (hendak)
menerima tobatmu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Bahkan Abdul Qodir Audah mengatakan: sungguh aneh orang muslim yang
beriman kepada Alloh tapi dia tidak mau melaksanakan syariat. Atau dia mau
beriman kepada Alloh tapi tidak mau melaksanakan jinayah. Oleh karenanya
syariah Islam merupakan jalan satu-satunya untuk mengembalikan kaum muslim
kepada kekuataan dan izzah. Tanpa syariah tidak ada harapan lagi mengeluarkan
realitas kaum muslimin dari kebodohan, kerusakan, korupsi, perpecahan dan
keterbelakangan.
Karakteristik Syariah Islam
Yusuf Al-Qaradhawi menyebutkan 6 karakteristik syariah Islam:
1. Robbaniyah (Teistis)
Kekhasan syariat Islam dibanding dengan konstitusi lain bersifat rabbaniyah dan
religius. Pencipta syariat ini bukanlah manusia yang memiliki kekurangan dan
kelemahan serta pengaruh oleh faktor situasi, kondisi dan tempat dimana ia
berada. Oleh karenanya syariat ini bersifat robbani, maka tidak ada alasan seorang
muslim untuk menolaknya baik sebagai subyek hukum maupun sebagai objek
hukum. Jiwa seoranq muslim yakin bahwa hukum-hukum syariatlah yang paling
adil dan sempurna dan selaras dengan kebaikan serta dapat mencegah segala
kerusakan.
2. Insaniyah (Humanistis)
Syariat disiptakan untuk manusia agar manusia derajatnya terangkat, sifat
manusianya terjaga dan terpelihara. Oleh karena itu, syariat Islam menetapkan
berbagai bentuk ibadah untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya, bukan hanya
makhluk jasmani dipuaskan dengan makan, minum dan menikah. Di samping
memeperhatikan sisi rohani, syariat juga tidak melupakan sisi fisik dan dorongan
nurani. Oleh karena itu, syariat mendorong manusia untuk berjalan ke seluruh
penjuru bumi mencari karunia Alloh dan memakmurkan planet ini. Syariat Islam
diciptakan untuk manusia dengan syariat insaniyah, sesuai dengan kapasitasnya
tanpa menghiraukan ras, warna kulit tana air dan status.
3. Syumul (komperehensip)
Syariat Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Baik aspek ibadah, aspek
keluarga, aspek perdagangan dan ekonomi, aspek hukum dan peradilan, aspek
politik dan hubungan antar negara. Syariat mengatur baik urusan dengan Alloh
seperti shalat, puasa dan lainnya maupun yang berkaitan dengan kehidupan seharihari dan muamalah.
4. Akhlaqiyah (Etis)
Syariat Islam memperhatikan sisi akhlak dalam seluruh aspeknya dengan makna
yang terkandung dari Nabi bahwa ia bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”. Untuk itu tujuan syariat untuk menegakan
tatanan sosial dan mewujudkan keteladanan dalam kehidupan manusia, menaikan
derajat manusia serta memelihara nilai-nilai ruhani dan etika.
5. Waqi’iyah (Realistis)
Syariat Islam bersifat realistis. Perhatiannya terhadap moral tidak menghalangi
syariat untuk memperhatikan realitas yang terjadi dan menetapkan syariat yang
menyelesaikan masalah. Sifat realistis ini diantaranya dapat mengikuti perubahan
yang terjadi dalam masyarakat, baik yang disebabkan oleh kehancuran zaman,
perkembangan masyarakat maupun kondisi-kondisi darurat. Para ahli fiqih
terkadang mengubah fatwa sesuai dengan perubahan zaman, temapat, kebiasaan
dan kondisi.
6. Tanasuq (Keteraturan)
Keteraturan adalah bekerjanya semua individu dengan teratur dan saling
bersinergi unruk mencapai tujuan bersama, tidak saling benci, tidak saling sikut,
dan tidak saling menghancurkan. Karakter seperti ini disebut dengan takamul
(saling menyempurnakan).
Keteraturan nampak pada alam dan syariat seperti sebuah keseimbangan. Artinya
nampak keteraturan pada syariat Alloh seperti apa yang kita dapat dari ciptaanNya.
Oleh karenanya, syariat Islam mengatur seluruh aspek kehidupan dan relevan
setiap zaman dan tempat. Jika demikian syariat Islam relevan dalam masa kini
baik di negeri arab maupun selainnya. Syariat Islam mencakup segala aspek
kehidupn manusia baik sosial, politik, ekonomi maupun pemikiran.
Pengertian Syariat Islam
• Kata syari’at adalah kata dalam bahasa arab yang berasal dari kata dasar
(syara’a) yang berarti “memperkenalkan”, “mentengahkan” ,”menetapkan”.
Syari’at bisa disebut syir’ah. Artinya secara bahasa adalah sumber air mengalir
yang didatangi manusia atau binatang untuk minum. Perkataan “syara’a fiil
maa’i” artinya datang ke sumber air mengalir atau datang pada syari’ah.Kemudian
kata tersebut digunakan untuk pengertian hukum-hukum Allah yang diturunkan
untuk manusia.
• Kata “syara’a” berarti memakai syari’at. Juga kata “syara’a” atau “istara’a”
berarti membentuk syari’at atau hukum. Dalam hal ini Allah berfirman, “Untuk
setiap umat di antara kamu (umat Nabi Muhammad dan umat-umat sebelumnya)
Kami jadikan peraturan (syari’at) dan jalan yang terang.” [QS. Al-Maidah (5): 48]
“…Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang…”
• Jadi Syariat Islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi
kehidupan umat manusia, Selain berisi hukum dan aturan, Syariat Islam juga
berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini.
Sumber hukum islam
• Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia
hingga akhir zaman (Saba’ QS 34:28). Sebagai sumber Ajaran Islam juga disebut
sumber pertama atau Asas Pertama Syara’.
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahui.”
• Hadits adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad. Hadits sebagai
sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan
sumber hukum di bawah Al-Qur’an.
• Ijtihad adalah sebuah usaha untuk menetapkan hukum Islam berdasarkan AlQur’an dan Hadis. Ijtihad dilakukan setelah Nabi Muhammad telah wafat
sehingga tidak bisa langsung menanyakan pada beliau tentang suatu hukum
namun hal-hal ibadah tidak bisa diijtihadkan. Beberapa macam ijtihad antara lain
• Ijma’ kesepakatan para ulama
• Qiyas diumpamakan dengan suatu hal yang mirip dan sudah jelas hukumnya
• Maslahah Mursalah, untuk kemaslahatan umat
• ‘Urf, kebiasaan
Syariat sebagai hukum & peraturan Allah
• Dengan kodrat dan idarat-Nya Allah menetapkan dua macam hukum yang
berkaitandengan hukumalam smesta dan hukum khusus bagi umat manusia:
• Pertama hukum yang berkaitan dengan alam smesta termasuk di dalamnya umat
manusia, adalh bahwa alam smesta tidak tercipta dari faktor kebetulan atau atas
kehendak sendiri melainkan alam smesta tercipta atas rencana dan desain Allah
yang sangat sempurna.(Hukum Allah)
• Kedua,al syariat atau syariat islam, yaitu hukum Allah yang mengatur kehidupan
manusia,hukum ini pada penerapannya lain dengan sunatullah,baik rela maupun
tidak semua tunduk patuh kepadaNya.
Hubungan syariat Islam dalam kehidupan
• Pada dasarnya syariat islam berkaitan dengan dua alur hubungan manusia yaitu
hubungan vertikal dengan Allah(Hablun Minallah) dan hubungan horizontal yaitu
hubungan manusia dengan sesamanya(Hablun Minannas)
• Ubudiyah,hubungan penghambaan diri kepadaNya syariat islam mengatur
penghambaan dalam bentuk mahdlah(ibadat murni)yang terdiri atas ibadat
Nafsiyah,ibadat Maliyah, dan ibadat ijtimaiyah
• Hubungan antar manusia:
• Al-Qanum al-Khash adalah hukum syariat yang berkaitan dengan hukum
perdata, termasuk di dalamnya hukum niaga yang meliputihukum jual beli,utang
piutang,hukum pernikahan dll
• Al-Qanum ‘Am adalah aturan atau hukum publik seperti jinayat(hukum pidana)
yang meliputi hukum Qishah(hukuman mati bagi pembunuh), hukum Khilafat dll.
Fungsi syariat islam
• Sebagai alat akurat pengukur siapa diantara hamba Allah yang membangkang
dan yang diberi kekuasaan melalaikanya, Abdul A’la Mau dudi megaskan bahwa
syariat islam menjadikan kehidupan manusia terikat dengan kaidah yang pasti dan
bijak yang didalam nya terkandung kemaslahatan umat manusia
• Juga berfungsi menjaga dan melindungi hak asasi dan menyerahkannya kepada
pemiliknya.
Hak hak dalam syariat
Hak Allah swt
• Hak untuk dimani keberadaanya.
• Hak untuk dimuliakan dan diagungkan setinggi-tingginya
• Hak untuk dita’ati dan dipatuhi
• Hak untuk mendapat penghambaan
• Hak mutlak atas idratnya termasuk berhak mengampuni atau mengazab
hambanya.
Hak manusia
• Hak diri:
a.Hak hidup
b.Hak kemerdekaan
c.Hak persamaan derajat
d.Hak perlindungan nilai kemanusiaan;
• Hak perlindungan keturunan
• Hak perlindungan kehormatan
• Hak ketenangan hidup
• Hak milik atas harta hak Tasharuff
• Hak fakir miskin dan yatim atas sebagian harta orang kaya
DAFTAR PUSTAKA
http://opi.110mb.com
http://blogs.unpad.ac.id/suryadi
http://pemikir-ideologis.blogspot.com
Tugas Pendidikan Agama Islam
Oleh
Bayu Adji Purwoko
150510130114
Agroteknologi Kelas C
Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Sumedang Km.21
Kabupaten Sumedang
2013