Konflik Sosial dan Kekerasan (1)

KONFLIK SOSIAL
MATERI KULIAH STUDI MASYARAKAT INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
UHAMKA
26 April 2018

Diambil dari Buku :
Sistem Sosial Indonesia
Karya Paulus Wirutomo dkk
DRA. INDAH MEITASARI M.SI

1

A. KONFLIK SOSIAL DAN KEKERASAN
Pengantar
Indonesia menjadi sangat menarik perhatian Internasonal sejak terjadinya
krisis ekonomi pada tahun 1997 dan perubahan kepemimpinan nasional pada
tahun 1998.
Ngunyen dan Richter dalam Buku “Indonesia Matters” melihat pentingnya
Indonesia diantara Asia dan komunitas Internasional, dan juga berkonotasi
perbedaan budaya yang sangat besar.

Kompleksitas masyarakat Indonesia dapat membawa Indonesia menjadi
sebuah negara besar atau sebaliknya ke suatu tempat yang penuh dengan
goncangan, kekerasan dan ketidakpercayaan.

26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

2

Pada tahun 1990-an, Indonesia dikejutkan dengan berbagai konflik etnik.
Selama tahun 1995 dan 1996, terjadi kerusuhan di Situbondo, Tasikmalaya
dan beberapa bagian di wilayah Pulau Jawa.
United Nations Support Facility for Indonesian Recovery (UNSFIR) membuat
studi tentang anatomi konflik dan kekerasan di Indonesia dengan
mengumpulkan kejadian tahun 1990-2001. Dalam studi itu, konflik dilihat
sebagai sesuatu yang santa alamiah, yang menjadi masalah apakah
menimbulkan aksi kekerasan atau tidak.
Kekerasan sosial merupakan akibat dari adanya konflik sosial yang
melibatkan sekelompok orang atau massa, terkait dengan aspk sosial,

ekonomi dan politik.
26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

3

B. KEKERASAN SOSIAL PER KATEGORI TAHUN 1990-2001
SUMBER : DATA BASE UNSFIR
Kategori
kekerasan sosial

Jumlah Insiden

Jumlah Insiden
dengan korban
minimum 1 tewas

Jumlah korban
tewas


% terhadap
korban tewas

Kekerasan
Komunal

465

262

4771

76,9

Kekerasan karena
gerakan separatis

502


369

1370

22,1

Kekerasan negara- 88
masyarakat

19

59

1,0

Kekerasan terkait
dengan hubungan
industrial

38


4

8

0,1

Total

1093

654

6028

100

26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI


4

26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

5

Kategori Kekerasan:
1. Kekerasan Komunal merupakan kekerasan sosial yang terjadi antara dua
kelompok masyarakat atau satu kelompok diserang oleh kelompok lain.
Pengelompokan komunal bisa berdasarkan etnik, agama, kelas sosial, afiliasi
poltik atau hanya sekedar perbedaan kampung.

2. Kekerasan karena faktor gerakan separatis berakar dari separatisme
daerah yang dimotivasi oleh keinginan memisahkan diri (Aceh dan Papua).
3. Kekerasan negara-masyarakat mengekspresikan
ketidakpuasan masyarakat kepada institusi negara
separatisme,.


protes dan
tanpa motif

4. Kekerasan yang terkait dengan hubungan industrial, baik bersifat
eksternal (antara masyarakat dengan perusahaan) maupun internal, dapat
dilhat dalam konflik antara buruh dengan majikan (konflik perburuhan).
26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

6

Tiga propinsi dengan konflik tertinggi adalah Maluku, Aceh dan Kalimantan
Tengah. Konflik antar kelompok etnik dalam beberapa kasus dimulai dari
perselisihan yang bersifat individual diantara dua orang dari kelompok etnik
berbeda yang kemudian sangat cepat merebak menjadi kerusuhan yang
melibatkan massa dari dua kelompok etnik tersebut.

Dalam laporan Human Right Watch 1997 tentang konflik komunal di

Kalimantan Barat, dikemukakan tiga argumentasi yang berkaitan dengan
latar belakang terjadinya konflik tersebut, yaitu argumentasi budaya,
marjinalisasi dan manipulasi politik.

26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

7

Argumentasi kultural menganggap bahwa perbedaan kebudayaan diantara kedua
kelompok etnik yang bertikai sebagai faktor utama. Sebagai contoh, kebiasaan
menyelesaikan persengketaan dengaan cara kekerasan dan perkelahian berdarah
dianggap sebagai alasan terjadinya konflik etnik ini.

Argumentasi marjinalisasi banyak dianut oleh pengamat sosial, mereka melihat
marjinalisasi penduduk setempat sebagai akibat dari pembangunan, yang menjadi
akar dari munculnya resistensi dan perlawanan dari penduduk setempat terhadap
segala sesuatu yang dianggap berasal dari luar.
Argumentasi manipulasi politik bertolak dari penilaian bahwa faktor budaya dan

faktor sosial ekonomi, meskipun diakui berperan, tidak cukup kuat mendorong
terjadinya konflik etnik yang berskala besar, seperti yang terjadi pada tahun 19961997 antara Dayak dan Madura, jika tidak ada pihak ketiga yang memanipulasi
keadaan.

26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

8

C. HUBUNGAN SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIK
Etnisitas dan hubungan antar kelompok etnik dipandang memiliki hubungan
yang erat dengan masalah-masalah pembangunan masyarakat Indonesia.
Keberagaman budaya yang dimiliki masyarakat Indonesia pada dasarnya
adalah sebuah potensi untuk membentuk identitas kita sebagai bangsa
Indonesia.
Seiring dengan iklim demokrasi yang semakin meluas, yang meningkatkan
pula kesadaran kelompok, khususnya kelompok etnik, kebangkitan identitas
etnik diikuti dengan tuntutan-tuntutan terhadap keadilan dan kesederajatan
dalam kehidupan bermasyarakat, baik dalam bidang politik, ekonomi

maupun sosial budaya.

26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

9

Pertentangan muncul terutama dari kelompok minoritas, terhadap kebijakankebijakan publik yang cenderung mendorong terjadinya asimilasi terhadap
kelompok etnik dominan.
Dalam kondisi masyarakat multi etnik, isu diskriminasi terhadap kelompok
etnik tertentu, terutama yang minoritas juga menjadi masalah yang penting
untuk dipecahkan dalam pertumbuhan masyarakat Indonesia kedepan.
Masalah-masalah ini dapat mempengaruhi hubungan antar kelompok
etnik, yang bisa mengarah pada konflik laten maupun konflik terbuka
yang menggunakan kekerasan sampai pada gerakan pemisahan diri.
Tentu saja hal ini akan mengancam integrasi sosial maupun nasional.

26 April 2018


DRA. INDAH MEITASARI M.SI

10

Tidak semua hubungan antar
kelompok etnik mengarah pada
konflik. Keberagaman kelompok etnik
dan perbedaan budaya yang ada
dalam suatu masyarakat juga dapat
menghasilkan hubungan kerja sama,
bahkan pembauran antar kelompok
etnik dalam interaksi sehari-hari
secara alamiah.
Perjuangan melawan kolonialisme
yang terjadi di bumi nusantara
merupakan salah satu bukti berbagai
kelompok etnik dapat bersatu
dengan tujuan yang sama.
26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

11

Etnisitas berkaitan dengan identitas
seseorang dan proses identifikasi. Identitas
etnik memiliki beberapa dimensi, yaitu :
1. Identitas ditentukan sendiri oleh orang
yang bersangkutan: berdasarkan
kepercayaan terhadap kesamaan ketutunan,
tradisi budaya, sejarah, bahasa, agama,
sejarah, migrasi dan kolonialisasi.
2. Identitas dipersepsikan oleh orang lain:
berdasarkan ciri-ciri fisik, budaya dan
perilaku.
3. Identitas ditentukan oleh negara. Untuk
kepentingan politik tertentu juga untuk
menentukan etnis dominan dan yang
dianggap sebagai komponen pembentuk
negara

26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

12

Secara Sosiologis, konsep etnisitas pada
dasarnya merupakan bagian dari kategori
sosial yang digunakan oleh masyarakat untuk
menunjukkan identitas seseorang atau
kelompok dalam struktur masyarakat secara
horizontal.

Walaupun dalam prakteknya etnisitas
kadang tumpang tindih dengan struktur
masyarakat vertikal seperti yang dialami
masyarakat Indonesia pada masa kolonial,
ketika etnisitas juga berhubungan dengan
pelapisan masyarakat secara vertikal.

26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

13

D. KONSEP ETNISITAS
Konsep etnisitas dapat dilihat dari beberapa pandangan, yakni :
1. Pandangan Primordialis
Cenderung menganggap etnisitas adalah sesuatu yang inheren dalam diri
manusia, atau dengan kata lain ras (ciri-ciri biologis manusia). Bagi kaum
primordialism perbedaan-perbedaan yang berasal dari genetika merupakan
sumber bagi lahirnya benturan-benturan kepentingan etnis. Menurut
pandangan ini, tatkala banyak suku atau agama , akan menimbulkan
pertikaian hingga kekerasan diantara mereka yang berbeda. Dan merupakan
hal yang wajar saja.

2. Pandangan Instrumentalis.
Etnisitas dianggap sebagai alat yang digunakan oleh individu atau kelompok
untuk mengejar suatu tujuan yang lebih besar, biasanya dalam bentuk materil.
Konsepsi etnisitas bagi kaum instrumentalis tidak terlalu relevan, kecuali
digunakan atau diperalat oleh elit politik yang ingin mencapai tujuan tertentu.
26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

14

3. Pandangan Konstruktivis
Etnisitas tidak bersifat kaku (sebgaimana yang yang dibayangkan oleh kaum
primordialis) atau sedemikian mudahnya diperalat oleh kamu elite politik
(sebagaimana diduga kaum isntrumentalis). Etnisitas dapat diolah hingga membentuk
suatu jaringan (relasi) pergaulan sosial dan berbagai lapisan pengalaman. Artinyam
etnisitas merupkan sumber kekayaan hakiki yang dimilki oleh dunia ini untuk saling
mengenal dan memperkaya budaya satu dengan lainnya. Bagi pandangan ini
persamaan adalah anugrah dan perbedaan adalah barokah.
--

Dengan melihat berbagai pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
keanggotaan seseorang dalam kelompok etnisitas tertentu tidaklah serta merta
menjadi sama dengan kekeluargaan, karena etnisitas lebih mengarah pada identitas
yang dipersepsikan, bukan sebagai suatu kelompok yang memiliki aksi sosial yang
kongkrit.

26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

15

26 April 2018

DRA. INDAH MEITASARI M.SI

16