Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat) Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (Studi Kasus: LPMP Sulawesi Tenggara)

  

Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3583-3592 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan

(Diklat) Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (Studi Kasus: LPMP Sulawesi

1 Tenggara) 2 2 Muh. Ednan Fajri Gunadi , Satrio Agung Wicaksono , Fajar Pradana

  Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: [email protected], [email protected], [email protected]

  

Abstrak

  Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Tenggara adalah unit pelaksana teknis yang mempunyai tugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di provinsi. Untuk melaksanakan tugas tersebut LPMP Sulawesi Tenggara melakukan kegiatan diklat yang dalam pelaksanaannya mendapatkan beberapa masalah. Masalah pertama adalah proses pendaftaran yang dilakukan secara manual sehingga terjadinya tumpukan antrian calon peserta. Masalah kedua, proses pengolahan data dilakukan secara terpusat sehingga membutuhkan waktu tambahan untuk melakukan pengolahan data. Masalah ketiga, penyebaran informasi yang dilakukan secara manual sehingga mempengaruhi kinerja panitia. Masalah keempat, penyerahan sertifikat peserta yang sering terjadi kehilangan atau terselip. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, didapatkan solusi yaitu mengembangkan sistem informasi manajemen DIKLAT yang dikembangkan menggunakan metode

  

prototype throw-away. Metode prototype throw-away dipilih karena dengan menggunakan metode

  tersebut dapat memahami kebutuhan pengguna pada tahap awal sehingga mengurangi resiko kegagalan sistem. Hasil dari penelitian ini, didapatkan 1 iterasi yang menghasilkan 34 kebutuhan fungsional, dan 1 kebutuhan non fungsional. Berdasarkan hasil pengujian validasi didapatkan bahwa seluruh fungsi dapat berjalan dengan baik dengan hasil status valid. Berdasarkan hasil pengujian compatibility didapatkan bahwa pada browser Safari versi 11 ke bawah, Opera versi 47, Google Chrome versi 61 dan

  IOS Sistem versi 11 ke bawah tidak ditemukan masalah apapun. Berdasarkan hasil pengujian UAT, didapatkan bahwa pada semua fungsi yang diujikan dapat diterima oleh pengguna.

  Kata kunci: Prototype, Pengembangan Sistem Informasi, Sistem Informasi Manajemen, UAT

Abstract

  

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) of Southeast Sulawesi is a technical implementation

unit with the task of undertaking quality assurance of primary and secondary education in the province.

To carry out these tasks LPMP Southeast Sulawesi conduct training activities which in its

implementation get some problems. The first problem is the registration process is done manually so

that the pile of queues of prospective participants. The second problem, the data processing is done

centrally so it takes additional time to perform data processing. Third problem, the dissemination of

information done manually so as to affect the performance of the committee. The fourth problem is the

submission of participant certificates that are often lost or tampered. Based on these problems, the

solution is to develop a management information system developed using throw-away prototype

method. Throw-away prototype method is chosen because by using the method can understand the needs

of users in the early stages thereby reducing the risk of system failure. The results of this study, obtained

1 iteration that produces 34 functional requirements, and 1 non-functional needs. Based on the results

of validation testing found that all functions can run well with valid status results. Based on the results

of compatibility testing found that in the Safari browser version 11 and below, Opera version 47, Google

Chrome version 61 and IOS System version 11 and below no problems found. Based on UAT test results,

it is found that all tested functions can be accepted by the user.

  Keywords: Prototype, Information System Development, Management Information System, UAT Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

  

3583 Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Tenggara adalah unit pelaksana teknis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) yang mempunyai tugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di provinsi berdasarkan kebijakan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD, 2015). Untuk melaksanakan tugas tersebut, LPMP Sulawesi Tenggara menyediakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) untuk pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan DIKLAT tersebut terdiri dari beberapa proses, yaitu proses pendaftaran peserta, proses pengolahan data peserta, proses penyebaran informasi, dan proses penyerahan sertifikat.

  Proses pendaftaran peserta terdapat masalah tumpukan antrian. Masalah tersebut disebabkan oleh proses yang dilakukan masih secara manual yaitu peserta antri mengambil dan mengisi formulir pendaftaran dan kemudian menunjukan berkas-berkas pendukung lainnya kepada panitia. Terkadang terdapat peserta yang berkas-berkas pendukungnya terselip sehingga membutuhkan waktu tambahan. Hal ini tentu berdampak pada waktu pelaksanaan kegiatan DIKLAT.

  Pengolahan data peserta terdapat masalah pada lambatnya proses-proses pengolahan data peserta yang disebabkan oleh data peserta yang disimpan secara terpusat. Pengolahan data tersebut meliput, pembuatan absensi, penentuan lokasi mess dan penentuan lokasi ruangan DIKLAT.

  Proses penyebaran informasi dalam pelaksanaan kegiatan DIKLAT dilakukan masih secara manual, seperti pemberitahuan bagi peserta kumpul di lapangan untuk mengikuti acara pembukaan kegiatan. Pemberitahuan tersebut dilakukan dengan panitia mendatangi kamar mess peserta lalu memberitahukan secara langsung. Dengan cara penyebaran informasi seperti itu, berdampak pada kinerja panitia yaitu menambah kerjaan panitia yang seharusnya hanya fokus pada persiapan kegiatan.

  Setelah peserta melakukan DIKLAT, peserta mendapatkan sertifikat yang menandakan bahwa peserta tersebut telah selesai mengikuti kegiatan DIKLAT. Proses penyerahan sertifikat terdapat masalah sertifikat yang terselip atau hilang ketika dititipkan pada dinas kabupaten/kota.

  Berdasarkan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dibutuhkan sebuah sistem informasi manajemen DIKLAT pada LPMP Sulawesi Tenggara yang dapat mempermudah proses-proses yang dilakukan dalam kegiatan DIKLAT, seperti proses pendaftaran peserta dengan mengganti proses yang sebelumnya berbasis kertas menjadi berbasis digital sehingga tidak terjadi penumpukan antrian peserta seperti sebelumnya, proses pengolahan data peserta yang sebelumnya dilakukan secara terpusat menjadi terbagi dalam kategori-kategori tertentu sehingga mempercepat pengolahan data, proses penyebaran informasi yang sebelumnya dilakukan secara manual dengan mendatangi kamar peserta menjadi otomatis dengan sistem mengirimkan pesan singkat ke semua peserta untuk memberitahukan informasi-informasi penting menggunakan sms gateway sehingga panitia tidak perlu menambah kerjaan dan dapat fokus pada tugas pokoknya, dan yang terakhir proses penyerahan sertifikat yang sebelumnya dititipkan pada Dinas Pendidikan kabupaten/kota menjadi sertifikat secara langsung diterima oleh peserta ketika kegiatan diklat telah selesai dengan sistem mencetak sertifikat yang dilakukan oleh panitia, lalu diserahkan kepada peserta. Sistem Informasi Manajemen merupakan salah satu jenis sistem informasi yang ditujukan untuk menghasilkan informasi bagi pihak manajemen dan untuk pengambilan keputusan (Kadir, 2003). Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Diklat dilakukan dengan menggunakan metode

1. PENDAHULUAN

  prototype . Metode prototype dipilih karena

  cocok pada tipe proyek yang penggunanya merupakan pemula dalam menggunakan sistem informasi (Verma, 2014). Selain itu, dengan menggunakan metode prototype, pengembang dapat memahami kebutuhan pengguna pada tahap awal sehingga mengurangi resiko kegagalan sistem karena kesalahan sistem dapat ditemukan lebih awal (Dwivedi, 2016). Dalam penelitian ini, Dalam penelitian ini, menggunakan prototype dengan tipe throw-

  away . Pendekatan ini memperluas analisis

  persyaratan sistem dengan tujuan mengurangi biaya siklus hidup secara keseluruhan. Pada pendekatan ini, prototype berfungsi untuk memperjelas persyaratan dan memberikan informasi tambahan bagi manajer untuk menilai resiko. Setelah evaluasi selesai, prototype dibuang dan prototype tidak digunakan sebagai dasar untuk pengembangan sistem lebih lanjut (Sommervile, 2003). Penelitian ini dilakukan merujuk pada adalah teori tentang sistem informasi, sistem penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh informasi manajemen, business process Ainur Rofiq pada tahun 2013 yang berjudul modelling notaion (BPMN), pemodelan, prototype model, SMS Gateway, dan Pengujian “ Rancang Bangun Aplikasi Sistem perangkat lunak.

  Informasi Manajemen Pelatihan (SIMPEL) pada Le mbaga XYZ”. Perbedaan antara

  2.2 Analisis Kebutuhan penelitian tersebut dengan penelitian yang

  Tahap analisis kebutuhan ini, dimulai dari

  telah dilakukan adalah pada metode yang

  tahap pengumpulan kebutuhan yaitu dengan

  diterapkan sehingga memiliki tahapan-

  melakukan wawancara dengan pihak LPMP dan tahapan yang berbeda. pengamatan dokumen. Data yang didapatkan dalam wawancara tersebut adalah data mengenai

2. METODOLOGI

  masukan-masukan yang dibutuhkan dalam

  Penelitian ini dilakukan dengan

  proses pendaftaran, data pendukung dalam

  menerapkan alur dari model prototype

  proses pengelolaan data peserta, dan data yang

  

(throw-away) sehingga tahap-tahap dalam dibutuhkan dalam proses penyebaran informasi

penelitian ini adalah seperti pada Gambar 1. dan data-data non fungsional.

  2.3 Pemodelan Proses Bisnis

  Pemodelan proses bisnis dilakukan dengan memodelkan proses bisnis yang sudah berjalan sebelumnya dan memodelkan proses bisnis yang baru. Untuk memodelkan proses bisnis yang sebelumnya, dibutuhkan hasil pengambilan data yang telah dilakukan dalam tahap analisis kebutuhan. Sedangkan untuk memodelkan proses bisnis yang baru, dibutuhkan kerja sama antara pihak pengembang dengan pihak LPMP untuk menentukan pada proses yang mana yang benar-benar membutuhkan otomatisasi.

  2.4 Pengembangan Prototype

  Pada tahap ini, prototype dikembangkan dengan membuat quick design dari sistem berdasarkan analisis kebutuhan dan pemodelan proses bisnis. Quick design tersebut berupa mock

  up desain sistem yang ringkas dan dibangun

  dengan tujuan untuk mengetahui apakah

  prototype yang dibuat telah memenuhi

  kebutuhan client. Jika prototype telah memenuhi kebutuhan client, selanjutnya prototype digunakan sebagai referensi dalam perancangan sistem yang sebenarnya.

  2.5 Evaluasi Client

  Dalam pengembangan sistem informasi manajemen DIKLAT menerapkan metode

  Gambar 1. Diagram Alir Penelitian prototype , oleh karena itu dibutuhkan evaluasi

  client untuk mengetahui apakah rancangan

2.1 Studi Literatur

  prototype dapat diterima oleh client. Hal tersebut

  dapat dilakukan melalui wawancara kepada Dalam melaksanakan penelitian ini,

  client dengan memberikan prototype sistem

  dibutuhkan beberapa literatur yang digunakan sebagai dasar teori. Literatur-literatur tersebut yang dapat dijalankan kemudian membandingkannya dengan kebutuhan yang telah didapatkan diawal. Jika telah memenuhi, proses pengembangan lanjut pada tahap implementasi, jika belum maka akan terjadi iterasi dimana proses pengembangan kembali pada tahap perancangan hingga seluruh kebutuhan telah terpenuhi.

  2.6 Perancangan Sistem

  Tahap perancangan ini dilakukan dengan berpacu pada hasil pemodelan proses bisnis dan hasil pengembangan prototype pada tahap sebelumnya. Perancangan dilakukan dengan merancang beberapa diagram, yaitu perancangan

  use case diagram , perancangan use case scenario,

  perancangan sequence diagram, perancangan diagram Kelas dan perancangan basis data.

  2.7 Implementasi

  Pada tahap ini, perangkat lunak dikembangkan berdasarkan perancangan yang telah dibuat sebelumnya. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrogramman php, html, css, javascript, json, dan menggunakan mySql sebagai server basis data. Pemrogramman php yang digunakan menggunakan konsep OOP (Object Oriented

  Programming ) dengan menggunakan framework codeigniter.

  2.8 Pengujian

  Pada tahap ini, perangkat lunak yang telah dikembangkan akan diuji untuk mengetahui apakah telah sesuai dengan kebutuhan yang telah dianalisis diawal. Selain itu pengujian juga dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat lunak telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Jika hasil pengujian tidak sesuai dengan kebutuhan diawal, maka akan kembali ke tahap implementasi. Dalam penelitian ini, pengujian yang digunakan adalah pengujian validasi, pengujian compatibilty dan pengujian user acceptance test (UAT).

  2.9 Penarikan Kesimpulan

  Pada tahap ini, penarikan kesimpulan dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya. Penarikan kesimpulan didapatkan dari hasil seluruh proses yang ada, yaitu proses analisa kebutuhan, proses perancangan, proses implementasi, dan proses pengujian.

  3. HASIL DAN PEMBAHASAN

  3.1 Proses Bisnis Usulan

  Proses ini dimulai dari dimulai dari panitia melakukan aktivitas mengirim surat undangan kegiatan DIKLAT kepada dinas pendidikan kota, kemudian pihak dinas pendidikan kota memilih calon peserta yang akan mengikuti kegiatan DIKLAT. Kemudian dilanjutkan dengan peserta memasukan Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK), lalu sistem melakukan pengecekan apakah NUPTK tersebut tersedia di DAPODIK. Jika NUPTK tidak tersedia, maka sistem akan memberitahukan bahwa data peserta tidak ditemukan dan proses pendaftaran tidak dapat dilanjutkan. Namun jika NUPTK tersedia, maka akan menghasilkan data peserta yang selanjutnya sistem akan menampilkan data tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan peserta melengkapi data yang selanjutnya akan diolah oleh sistem. Setelah itu, panitia melakukan verifikasi data peserta untuk mengetahui apakah data peserta telah lengkap atau belum. Selanjutnya sistem memberikan username dan

  password kepada peserta yang nantinya akan

  digunakan peserta untuk dapat melakukan tiga hal, yaitu mengunduh modul panduan, melihat dan mengubah data peserta, melihat lokasi ruangan dan lokasi mess. Alur proses tersebut digambarkan pada Gambar 2. Gambar 2. Proses Bisnis Pendaftaran AKT03 BPM01 Memberitah Sistem

3.2 Pemetaan Proses Bisnis

  ukan kepada memberitahukan data peserta data peserta tidak tersedia

  Pemetaan proses bisnis dilakukan setelah

  peserta tidak dalam aplikasi

  analisis proses bisnis dilakukan. Pada tahap ini,

  tersedia DAPODIK dan tidak

  aktivitas-aktivitas yang terdapat dalam proses dapat melakukan

  pendaftaran

  bisnis usulan dipetakan dengan diberikan kode khusus masing-masing aktivitas, dan keterangan

  AKT04 BPM01 Mengirimka Aplikasi DAPODIK n data mengirimkan respon

  singkat mengenai aktivitas tersebut. Daftar

  peserta atas permintaan data

  proses bisnis tersebut diberikan kode dalam

  yang sebelumnya

  Tabel 1 dan pemetaan proses bisnis dijelaskan

  dikirimkan oleh dalam Tabel 2. Sistem Tabel 1. Pemetaan Proses Bisnis

  AKT05 BPM01 Menampilka Sistem menampilkan Kode Proses Nama Proses Bisnis n data data peserta yang

  Bisnis peserta didapatkan dari BPM01 Proses pendaftaran aplikasi DAPODIK BPM02 Proses penyebaran informasi

  AKT06 BPM01 Melengkapi Peserta melengkapi data peserta data yang dibutuhkan BPM03 Proses penyerahan sertifikat dalam proses pendaftaran

  Tabel 2. Pemetaan Proses Bisnis AKT07 BPM01 Mengolah Sistem mengolah data Kode Kode Nama Keterangan data peserta peserta yang

  Aktivit Proses Aktivitas didapatkan dari as Bisnis aplikasi DAPODIK.

  Pengolahan data AKT01 BPM01 Memasukan Peserta memasukan berupa penentuan NUPTK Nomor Unik Pendidik ruangan dan dan Tenaga penentuan mess Kependidikan peserta (NUPTK)

  AKT08 BPM01 Melakukan Panitia melakukan AKT02 BPM01 Melakukan Sistem melakukan verifikasi verifikasi untuk pengecekan pengecekan NUPTK peserta mengecek berkas NUPTK yang telah dimasukan kelengkapan peserta oleh peserta ke aplikasi DAPODIK untuk mendapatkan data peserta AKT09 BPM01 Memberika Setelah panitia

  3.4 Pemodelan Use Case Diagram n username melakukan verifikasi, dan sistem memberikan Pemodelan use case mendeskripsikan password username dan

  sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor

  password kepada dengan perangkat lunak yang akan dibuat. peserta yang

  Pemodelan ini dibuat berdasarkan kebutuhan

  berfungsi untuk dapat fungsional yang telah didapatkan sebelumnya. melakukan beberapa aktivitas lain

  Pemodelan use case diagram digambarkan pada Gambar 3.

  AKT10 BPM01 Mengambil Peserta dapat modul mengambil modul panduan panduan dengan syarat peserta masuk ke dalam sistem terlebih dahulu menggunakan usename dan password yang sebelumnya telah diberikan

  AKT11 BPM01 Melihat Peserta melihat lokasi lokasi mess mess dan lokasi dan lokasi ruangan diklat yang ruangan akan ditempati saat kegiatan DIKLAT dengan syarat peserta masuk ke dalam sistem terlebih dahulu menggunakan Gambar 3. Use Case Diagram Peserta usename dan password yang

  3.5 Pemodelan Use Case Skenario sebelumnya telah diberikan

  Pemodelan Use case skenario merupakan

  AKT12 BPM01 Melihat dan Peserta dapat melihat

  alur jalannya proses use case dari sisi aktor dan

  mengubah dan mengubah data

  sistem. Use case yang telah dimodelkan

  data peserta peserta yang telah

  sebelumnya akan dijelaskan alur jalannya proses

  dimasukkan dalam use case tersebut. Pada penelitian ini, use case proses pendaftaran sebelumnya

  skenario yang ditampilkan hanyalah proses melakukan pendaftaran yang dijelaskan pada Tabel 3.

3.3 Spesifikasi Kebutuhan

  Kebutuhan fungsional dan non fungsional Tabel 3. Use Case Skenario Proses Melakukan

  Pendaftaran

  didapatkan dari pemetaan proses bisnis yang

  Alur proses Melakukan Pendaftaran

  telah dibahas sebelumnya. Kebutuhan fungsional terbagi menjadi 4 bagian, yaitu

  Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor pengguna dapat melakukan pendaftaran.

  kebutuhan fungsional aktor pengguna,

  Use case ini merupakan aktivitas yang

  kebutuhan fungsional aktor peserta, kebutuhan

  dihasilkan dari fungsional SIM-D-01

  fungsional aktor panitia, dan kebutuhan

  Aktor Pengguna

  fungsional aktor admin. Kebutuhan fungsional aktor pengguna terdapat 2 fungsional.

  Pre-Condition Aktor mengakses halaman awal sistem

  Kebutuhan fungsional aktor peserta terdapat 7

  Basic Flow 1.

  Peserta memasukan NUPTK pada

  fungsional. Kebutuhan fungsional aktor panitia

  formulir yang disediakan oleh sistem

  terdapat 21 fungsional. Kebutuhan fungsional 2.

  Sistem mengirimkan NUPTK yang

  aktor admin terdapat 4 fungsional. Sedangkan

  telah dimasukan oleh peserta kepada

  untuk kebutuhan non-fungsional hanya terdapat

  aplikasi DAPODIK untuk 1, yaitu Kompatibilitas. mendapatkan data peserta 3.

  Sistem menampilkan data peserta yang didapatkan dari aplikasi DAPODIK

  4. Aktor melengkapi data

  Alur proses Melakukan Pendaftaran

  mengirimkan NUPTK tersebut ke aplikasi DAPODIK untuk mengetahui apakah pengguna 5.

  Sistem mengolah data peserta yaitu menentukan lokasi ruangan peserta,

  tersebut terdaftar sebagai pendidik dan atau

  dan menentukan lokasi mess peserta

  tenaga kependidikan. Selanjutnya jika pengguna terdaftar, sistem akan mendapatkan data peserta

6. Sistem menyimpan data

  tersebut dan jika pengguna tidak terdaftar dalam aplikasi DAPODIK, maka sistem akan

  Alternative- 3.a Sistem menampilkan

  menampilkan pemberitahuan bahwa peserta

  flow pemberitahuan data peserta tidak ditemukan pada aplikasi

  tidak terdaftar dalam aplikasi DAPODIK dan

  DAPODIK

  peserta tidak dapat melanjutkan proses

  3.a.1 Kembali ke langkah 1

  pendaftaran. Data yang dikirimkan aplikasi

  Post- Aktor mendapatkan pemberitahuan data

  DAPODIK belum lengkap untuk digunakan

  Condition telah disimpan dan menunggu verifikasi

  dalam proses pendaftaran. Oleh karena itu,

  panitia pengguna wajib melengkapi data tersebut.

  Setelah pengguna berhasil melakukan

3.6 Perancangan Sequence Diagram

  pendaftaran, panitia akan melakukan verifikasi Sequence diagram adalah diagram yang untuk melihat apakah data peserta yang telah menggambarkan kelakuan objek pada use case dimasukkan telah lengkap atau belum. Jika data dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan peserta telah lengkap panitia menekan tombol message yang dikirimkan dan diterima antar verifikasi dan sistem akan mengirimkan objek. Pada penelitian ini, sequence diagram dan password yang dapat digunakan

  username

  yang ditampilkan hanyalah proses melakukan untuk pengguna masuk ke dalam sistem sebagai pendaftaran. peserta dan dapat melakukan proses-proses

  Sequence diagram melakukan pendaftaran lainnya. Alur tersebut digambarkan pada adalah sebuah alur yang dijalankan oleh aktor Gambar 4. pengguna. Aktor pengguna ini dapat melakukan pendaftaran pada sistem dengan memasukkan NUPTK pada sistem, kemudian sistem akan

  

Gambar 4. Sequence Diagram Melakukan Pendaftaran

  3.7 Perancangan Class Diagram Class diagram adalah diagram yang

  menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Dalam pemodelan

  class diagram Sistem Informasi Manajemen

  Dikalt terdapat sembilan belas kelas yang berperan sebagai controller, dimana kelas-kelas tersebut merupakan extend dari kelas CI_Controller.

  Selain kelas controller, dalam pemodelan

  class diagram Sistem Informasi Manajemen

  Dikalt terdapat sembilan kelas yang berperan sebagai model, dimana kelas-kelas tersebut merupakan extend dari kelas CI_Model. Tiap- tiap kelas tersebut merupakan digunakan dalam melakukan query ke dalam basis data. Class diagram tersebut digambarkan pada Gambar 5.

  Gambar 6. Physical Data Model

  3.9 Implementasi Antarmuka

  Implementasi antarmuka dilakukan untuk menjabarkan antarmuka sistem informasi manajemen DIKLAT yang telah dikembangkan. Implementasi antarmuka yang akan dijabarkan hanya yang terdapat pada proses pendaftaran. Antarmuka sistem tersebut digambarkan pada Gambar 7.

  Gambar 5. Class Diagram m_peserta

  3.8 Perancangan Physical Data Model

  Perancangan physical data model digunakan untuk memodelkan rancangan basis data yang dibutuhkan oleh sistem. Perancangan ini didapatkan dari hasil perancangan class diagram. Perancangan ini merancang semua struktur basis data mulai dari nama tabel, nama kolom, kedudukan kolom, tipe data pada kolom dan relasi tabel. Perancangan physical data

  model digambarkan pada Gambar 6.

  Gambar 7. Antarmuka Halaman Daftar

3.10 Pengujian Validasi

  Pengujian validasi dilakukan untuk mengetahui apakah sistem dapat dieksekusi dengan baik. Pengujian validasi ini terbagi empat bagian yaitu pengujian validasi aktor pengguna, pengujian validasi aktor peserta, pengujian validasi aktor panitia dan pengujian validasi aktor admin. Pengujian validasi dijelaskan pada Tabel 4.

  Tabel 4. Pengujian Black-Box Melakukan Pendaftaran Nama Kasus Uji Melakukan pendaftaran. Objek Uji SIM-D-01 Tujuan Pengujian Pengujian dilakukan untuk memastikan aktor pengguna dapat melakukan pendaftaran pada sistem

  3. Berdasarkan hasil dari pengujian validasi didapatkan seluruh fungsional mendapatkan hasil valid yang artinya sistem dapat dieksekusi dengan baik. Berdasarkan hasil pengujian

  hanya terjadi 1 kali iterasi. Iterasi tersebut menghasilkan penambahan masukkan pada proses pendaftaran yaitu Nomor Induk Pegawai (NIP), dan tambah fitur peserta dapat mengubah data peserta.

  2. Berdasarkan hasil iterasi, didapatkan

  didapatkan bahwa kemungkinan total waktu terlama yang dibutuhkan dalam melakukan proses pendaftaran adalah 327 milidetik atau 0.327 detik. Jika dibandingkan dengan proses sebelum adanya sistem yaitu 15 sampai 20 menit, dapat disimpulkan bahwa sistem dapat mempercepat proses pendaftaran peserta.

  1. Berdasarkan hasil dari pengujian kinerja

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  4. KESIMPULAN

  Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan software Apache Jmeter versi 3.3 dan proses yang diujikan hanyalah proses pendaftaran. Pengujian tersebut terbagi dua yaitu mengakses halaman dan mengirimkan data peserta. Berdasarkan hasil pengujian kinerja didapatkan bahwa waktu terlama yang dibutuhkan dalam mengakses sistem adalah 123 milidetik atau 0.123 detik dan waktu terlama yang dibutuhkan dalam mengirimkan data pada sistem adalah 204 milidetik atau 0.204 detik.

  3.13 Pengujian Kinerja

  Pengujian UAT diajukan kepada pemangku kepentingan sistem informasi manajemen DIKLAT yaitu seksi fasilitas peningkatan mutu pendidikan sebagai panitia dan admin, dan guru sebagai peserta. Berdasarkan hasil 3 kuisioner didapatkan hasil sistem 100% diterima.

  3.12 Pengujian User Acceptance Test (UAT)

  Gambar 8. Pengujian Compatibility

  dengan 11, Microsoft Edge versi 15, Mozila Firefox versi 56, Android sistem versi 3 ke bawah dan Android sistem versi 4. Selain itu, sistem informasi manajemen DIKLAT juga memiliki masalah minor issue pada web browser Internet Explorer versi 9, dan Blackberry versi 7.1 kebawah. Sedangkan pada web browser Safari versi 11 ke bawah, Opera versi 47, Google Chrome versi 61 dan IOS Sistem versi 11 ke bawah tidak ditemukan masalah apapun.

  web browser Internet Explorer versi 9 sampai

  Berdasarkan hasil pengujian Compatibility yang dijelaskan pada Gambar 8, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen DIKLAT memiliki masalah mayor issue pada

  compatible ketika diakses menggunakan berbagai macam web browser.

  Pengujian Compatibility dilakukan untuk mengetahui kemampuan sistem dalam menyesuaikan diri terhadap web browser yang digunakan. Pengujian ini dilakukan menggunakan software SortSite versi 5.27.804.0. Software tersebut melakukan pengecekan struktur sistem yang tidak

  Status Validasi Valid.

  Hasil Pengujian Sistem dapat mengolah dan menyimpan data peserta ke dalam database.

  Hasil Yang Diharapkan Sistem dapat mengolah dan menyimpan data peserta ke dalam database.

  DAPODIK 3. Aktor melengkapi data yang dibutuhkan

  Aktor memasukkan NUPTK 2. Aktor melihat data dari

  Prosedur Uji 1.

4. Aktor menekan tombol daftar

3.11 Pengujian Compatibility

  compatibility,

  sistem dapat dijalankan pada seluruh web browser. Berdasarkan hasil pengujian UAT, didapatkan bahwa sistem dapat 100% diterima dengan jawaban “YA” pada seluruh kuisioner yang dibagikan.

5. DAFTAR PUSTAKA

  Dwivedi, S., 2016. Software Development Life Cycle Models - A Comparative analysis.

  India: KIIT University. Kadir, A., 2003. Pengenalan Sistem Informasi.

  Yogyakarta: ANDI. Sommerville, I., 2003. Software Engineering: Rekayasa Perangkat Lunak. Edisi 6.

  Jakarta: Erlangga. Verma, S., 2014. Analysis of Strengths and

  Weakness of SDLC Models. India: Delhi University.