Hubungan Kepatuhan Diet dan Aktivitas Fi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Umum Tentang Diabetes Melitus Tipe 2
1. Pengertian
Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan kondisi saat gula darah
dalam tubuh tidak terkontrol akibat gangguan sensitivitas selβ
pankreas untuk menghasilkan hormon insulin yang berperan
sebagai pengontrol kadar gula darah dalam tubuh[ CITATION
Dew14 \l 1033 ].
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degenerative yang
memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Jika tidak
diatasi, DM akan menimbulkan, berbagai kompilkasi serius seperti:
penyakit jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan
kerusakan system syaraf[ CITATION Wid131 \l 1033 ].
Diabetes mellitus tipe 2 (Diabetes Melitus Tidak Bergantung
Insulin/DMTTI) juga disebut dengan Non Insulin Dependent
Diabetes Melitus (NIDDM) atau Adult Onset Diabetes. Jumlah
penderita DM tipe 2 merupakan kelompok yang terbesar, hampir
mencapai 90-95% dari seluruh kasus DM (WHO, 2003), terjadi pada
usia dewasa yaitu usia pertengahan kehidupan dan peningkatannya
lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan pada wanita[ CITATION
SUI12 \l 1033 ].
DM tipe 2 (adult-onset diabetes, obesity-related diabetes,
non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe
DM yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam
sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang
disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang
menyebabkan disfungsi sel Beta, gangguan pengeluaran hormone
insulin, resistensi sel terhadap insulin yang di sebabkan oleh
disfungsi sel jaringan, utamanya pada hati menjadi kurang peka
terhadap insulin, serta penekanan pada penyerapan glukosa oleh
otot
lurik,
yang
meningkatkan
sekresi
gula
darah
oleh
hati[ CITATION Sus11 \l 1033 ].
Diabetes mellitus tipe 2 adalah hasil dari penolakan atau
kegagalan tubuh menggunakan zat insulin, yaitu suatu kondisi di
mana sel gagal untuk menggunakan insulin dengn benar dan
terkadang dikombinasikan dengan kekurangan insulin relatif.
Banyak orang berpotensi terkena diabetes tipe 2 menghabiskan
bertahun-tahun dalam keadaan pra-diabetes, yaitu suatu kondisi di
mana kadar glukosa darah lebih tinggi dari biasanya tapi tidak
cukup tinggi untuk diagnosis diabetes tipe 2[ CITATION Riy08 \l
1033 ].
Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yaitu
diabetes resisten, lebih sering pada dewasa, tapi dapat terjadi pada
mungkin perlu insulin pada semua umur. Kebanyakan penderita
kelebihan
berat
badan,
ada
kecenderungan
familiar,
saat
hiperglikemik selama stress[ CITATION Riy08 \l 1033 ].
2. Penyebab
Secara umum ada dua penyebab utama terjadinya penyakit
diabetes tipe 2 ini, yaitu faktor genetik (keturunan) dan hiperglikemia
(tingginya kadar gula darah). Faktor keturunan sangat berpengaruh
dalam diabetes tipe 2. Jika orang tua menderita diabetes, maka
kemungkinan besar anaknya juga menderita diabetes. Diabetes
karena keturunan ini akan aktif dengan sendirinya manakala dipicu
dengan rendahnya tingkat aktivitas sehari-hari, kurang olahraga,
pola makan yang salah, gaya hidup yang kurang sehat dan
kelebihan berat badan terutama di sekitar pinggang[ CITATION
Sut133 \l 1033 ].
Diabetes Melitus disebabkan oleh penurunan produksi
insulin oleh sel-sel beta pulau langerhans. Penyebab resistensi
insulin pada diabetes sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor
yang banyak berperan antara lain: [ CITATION Riy08 \l 1033 ].
a. Kelainan Genetik
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang
menghidap diabetes. Ini terjadi karena DNA pada orang
diabetes mellitus akan ikut diinformasikan pada gen berikutnya
terkait dengan penurunan produksi insulin.
b. Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang
secara dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40
tahun. Penurunan ini yang akan beresiko pada penurunan
fungsi endokrin pancreas untuk memproduksi insulin.
c. Gaya hidup stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan
yang cepat saji yang kaya pengawet, lemak dan gula.
d. Pola makan yang salah
Kurang
gizi
atau
kelebihan
berat
badan
sama-sama
meningkatkan risiko terkena diabetes. Malnutrisi dapat merusak
pancreas, sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja
atau resistensi insulin. Pola makan yang tidak teratur dan
cenderung terlambat juga akan berperan pada ketidakstabilan
kerja pankreas.
e. Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami
hipertropi yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi
insulin. Hipertropi pancreas disebabkan karena peningkatan
beban metabolisme glukosa pada penderita obesitas untuk
mencukupi energi sel yang terlalu banyak.
f.
Infeksi
Masuknya bakteri atau virus ke dalam pankreas akan berakibat
rusaknya sel-sel pankreas. Kerusakan ini berakibat pada
penurunan fungsi pankreas.
Diabetes tipe 2 atau Non Insulin Depenent Diabetes Melitus
(NIDDM) penyebabnya belum diketahui sepenuhnya, tetapi ada tiga
faktor penting yang perlu diperhatikan sebagai penyebab terjadinya
penyakit diabetes mellitus tipe 2 yaitu: [ CITATION Dew14 \l 1033 ].
a. Faktor
individu
atau
genetik
etnis
yang
kerawanan pada kejadian diabetes mellitus.
b. Kerusakan sel β pankreas.
menyebabkan
c. Berkurangnya kerja hormon insulin di dalam jaringan (resistensi
insulin), termasuk otot skeletal, hati, dan jaringan adipose.
Adapun faktor resiko tipe 2 sebagai berikut :[ CITATION
Tar12 \l 1033 ]
a. Usia diatas 45 tahun, jarang DM tipe 2 trjadi pada usia muda
b. Obesitas, berat badan lebih dari 120% dari berat badan ideal
(kira-kira terjadi pada 90%).
c. Riwayat keluarga dengan DM tipe 2.
d. Riwayat adanya gangguan toleransi glukosa (IGT) atau
gangguan glukosa puasa (IFG).
e. Hipertensi lebih dari 140/90 mmHg atau hiperlepidemia,
kolestrol atau trigkiserida lebih dari 150 mg/dl.
f. Riwayat gestasional DM atau riwayat melahirkan bayi diatas 4
kg.
g. Polycytic ovarian syndrome yang diakibatkan resistensi dari
insulin.
Adapun faktor risiko yang memungkinkan seseorang
terkena DM ialah sebagai berikut : [ CITATION Wid131 \l 1033 ].
a. Riwayat keluarga dengan DM.
b. Obesitas (> 20 % BB ideal) atau indeks masa tubuh (IMT) > 27
kg/m2.
c. Umur di atas 40 tahun dengan faktor yang disebabkan diatas.
d. Tekanan darah tinggi ( > 140/90).
e. Kelainan profil lipid darah (dislipidemia) yaitu kolestrol HDL < 35
mg/dl, dan atau trigliserida > 250 mg/dl.
f.
Seseorang
yang
dinyatakan
sebagai
toleransi
glukosa
terganggu (TGT) atau gula darah puasa (terganggu) (GDPT)
g. Wanita dengan riwayat diabetes kehamilan.
h. Wanita yang melahirkan bayi > 4.000 gr.
i.
Semua wanita hamil 24-28 minggu.
j.
Riwayat menggunakan obat-obatan oral atau suntikan dalam
jangka waktu lama terutama obat golongan kortikosteroid yang
biasa digunakan untuk pengobatan asma, kulit, rematik dan
lainnya.
k. Riwayat terkena infeksi tertentu antara lain virus yang
menyerang kelenjar air liur (penyakit gondongan), virus morbili.
Infeksi virus ini sering dijumpai pada anak-anak dan penderita
yang masih hidup harus setiap hari disuntik insulin.
l.
Bayi yag lahir kurang dari 2,5 kg atau berat badan lahir rendah
(BBLR) memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit degeneratif
antara lain DM pada usia dewasa dibandingkan dengan bayi
dengan Berat Badan Lahir (BBL) yang normal. Hal tersebut
sesuai dengan teori baru “ The Foetal Origins of Disease”. Yang
dikemukakan oleh professor David Barker dan kawan-kawan
berdasarkan kajian studi di inggris tahun 1980.
3. Gejala
Secara umum gejala dan tanda penyakit DM dibagi dalam
dua kelompok, yaitu gejala akut dan kronis [ CITATION SUI12 \l
1033 ].
a. Gejala akut dan tanda dini, meliputi :
1) Penurunan berat badan, rasa lemas dan cepat lelah
2) Sering kencing (poliuri) pada malam hari dengan jumlah air
seni banyak
3) Banyak minum (polidipsi)
4) Banyak makan (polifagi)
b. Gejala kronis meliputi :
1) Gangguan penglihatan, berupa pandangan yang kabur dan
menyebabkan sering ganti kacamata.
2) Gangguan saraf tepi berupa rasa kesemutan, terutama
pada malam hari sering terasa sakit dan rasa kesemutan di
kaki.
3) Gatal-gatal dan bisul. Gatal umumnya dirasakan pada
daerah lipatan kulit diketiak, payudara dan alat kelamin.
Bisul dan luka lecet terkena sepatu atau jarum yang lama
sembuh.
4) Rasa tebal pada kulit, yang menyebabkan penderita lupa
memakai sandal dan sepatunya.
5) Gangguan fungsi seksual. Dapat berupa gangguan ereksi,
impoten yang disebabkan gangguan pada saraf bukan
karena kekurangan hormone seks (testosteron).
6) Keputihan. Pada penderita wanita, keputihan dan gatal
sering dirasakan, hal ini disebabkan daya tahan tubuh
penderita menurun.
Tanda atau gejala-gejala khas pada penderita diabetes
mellitus tipe 2 (penyakit kencing manis) antara lain sebagai berikut :
[ CITATION Dew14 \l 1033 ].
a. Poliuri (banyak kencing)
b. Polidipsi (banyak minum)
c. Poliphagi (banyak makan)
d. Penurunan bobot badan
e. Kelelahan
f.
Luka sulit sembuh
g. Pruritus (gatal-gatal)
h. Infeksi
i.
Transitoric Refraction Anoalies (refraksi mata mudah berubah)
j.
Katarak
k. Gejala saraf
l.
Gangguan serangan jantung.
4. Patofisologi
Tubuh manusia memerlukan bahan bakar berupa energy
untuk menjalankan berbagai fungsi sel dengan baik. Bahan bakar
tersebut bersumber dari sumber zat gizi karbohidrat, protein, lemak
yang di dalam tubuh mengalami pemecahan menjadi zat yang
sederhana dan proses pengolahan lebih lanjut untuk menghasilkan
energy. Proses pembentukan energi. Proses pembentukan energy
terutama yang bersumber dari glukosa memerlukan proses
metabolisme yang rumit. Dalam proses metabolisme tersebut,
insulin memegang peranan yang sangat penting yang bertugas
memasukkan glukkosa ke dalam sel untuk selanjutnya diubah
menjadi energi.
Pada keadaan normal, glukosa diatur sedemikian rupa oleh
insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas, sehingga kadarnya
di dalam darah selalu dalam batas aman baik pada keadaan puasa
maupun sesudah makan. Kadar glukosa darah normal berkisar
antara 70-140mg/dl.
Insulin adalah zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel
beta pankreas pada pulau langerhans. Tiap pankreas mengandung
100.000 pulau langerhans dan tiap pulau berisikan 100 sel beta .
Insulin memegang peranan yang sangat penting dalam
pengaturan kadar glukosa darah dan koordinasi penggunaan enrgi
oleh jaringan. Insulin yang dihasilkan sel beta pankreas dapat
diibaratkan anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya
glukosa ke dalam sel agar dapat dimetabolisme menjadi energi. Bila
insulin tidak ada atau insulin tidak dikenali oleh reseptor pada
permukaan sel, maka glukosa tak dapat masuk ke dalam sel
dengan akibat glukosa akan tetap berada dalam darah sehingga
kadarnya
akan
meningkat.
Tidak
adanya
glukosa
yang
dimetabolisme menyebabkan tidak ada energi yang dihasilkan
sehingga badan menjadi lemah.
Pada keadaan DM, tubuh relative kekurangan insulin
sehingga pengaturan glukosa darah menjadi kacau. Walaupun
kadar glukosa darah sudah tinggi, pemecahan lemak dan protein
menjadi glukosa melalui glukoneogenesis di hati tidak dapat
dihambat karena insulin yang kurang/resisten sehingga kadar
glukosa darah terus meningkat. Akibatnya terjadi gejala-gejala khas
DM seperti poliuri, polidipsi, polipagi, lemas, berat badan menurut.
Jika keadaan ini dibiarkan berlarut-larut, berakibat terjadi kegawatan
Diabetes Melitus yaitu ketoasidosis yang sering menimbulkan
kematian[ CITATION SUI12 \l 1033 ].
DM tipe 2 lebih umum terjadi dari pada DM tipe 1, berkisar
antara 90-95 % dari semua kasus DM. DM tipe 2 merupakan
gangguan heterogen yang disebabkan oleh kombinasi genetik dan
faktor lingkungan yang mempengaruhi fungsi sel β dan sensivitas
insulin pada jaringan target. Pada DM tipe 2, kerusakan yang terjadi
pada sel β pankreas dapat mencapai 50%[ CITATION wid13 \l
1033 ].
Kerusakan sel β pankreas pada klien DM tipe 2 terjadi
melalui 5 tahap, yaitu :[ CITATION Wid131 \l 1033 ].
a. Tahap pertama yaitu homeostasis glukosa normal tetapi indvidu
memiliki risiko DM tipe 2. Pada tahap ini, toleransi glukosa
normal dan kerusakan sel β belum tampak.
b. Tahap kedua yaitu terjadi penurunan sensitivitas insulin dan
dikompensasi dengan peningkatan sekresi insulin oleh sel β
pankreas, sehingga toleransi glukosa masih normal. Meskipun
terjadi peningkatan sekresi insulin, tetapi terjadi penurunan
fungsi sel β pankreas.
c. Tahap ketiga yaitu disfungsi sel β pankreas sudah mulai
tampak, toleransi glukosa posprandial sudah menunjukkan
abnormal. Akan tetapi sel β pankreas masih berusaha untuk
menjaga konsentrasi glukosa puasa darah normal.
d. Tahap keempat yaitu kerusakan sel β pankreas semakin parah
yang disebabkan oleh toksisitas glukosa akibat hiperglikemi
posprandial, berkurangnya sensitivitas insulin juga terjadi.
Konsentrasi glukosa puasa meningkat karena peningkatan
produksi glukosa endogen basal.
e. Tahap kelima yaitu kerusakan sel β pankreas semakin parah,
baik glukosa puasa maupun posprandial mencapai level
diagnostik.
5. Komplikasi
Pasien dengan DM beresiko terjadi komplikasi baik bersifat
akut maupun kronis diantaranya :[ CITATION Tar12 \l 1033 ].
a. Komplikasi akut
1) Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sangat tinggi
biasanya terjadi pada NIDDM.
2) Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil
metabolisme lemak dan protein terutama terjadi pada IDDM.
3) Koma hipoglikemia akibat terapi insulin yang berlebihan atau
tidak terkontrol.
b. Komplikasi kronis
1) Mikroanginopati (kerusakan pada saraf-saraf perifer) pada
organ-organ yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti
pada :
a) Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata)
sehingga mengakibatkan kebutaan.
b) Neuropati
diabetika
(kerusakan
saraf-saraf
perifer
mengakibatkan baal/gangguan sensoris pada organ tubuh.
c) Nefropati diabetika (kelainan/ kerusakan pada ginjal) dapat
mengakibatkan gagal ginjal.
2) Markoangiopati
a) Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti
miokard infark maupun gangguan fungsi jantung karena
arteriskelosis.
b) Penyakit vaskuler perifer
c) Gangguan system pembuluh darah otak atau stroke.
3) Gangrene diabetika karena adanya neuropati dan terjadi luka
yang tidak sembuh-sembuh.
4) Disfungsi erektil diabetika.
Komplikasi kronis dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
sebagai berikut :[ CITATION Sar123 \l 1033 ].
a. Komplikasi spesifik
Komplikasi spesifik adalah komplikasi akibat kelainan
pembuluh darah kecil atau mikroangiopati diabetika dan kelainan
metabolisme dalam jaringan. Jenis-jenis komplikasi spesifik
sebagai berikut :
1) Retinopati diabetika, gejalanya penglihatan mendadak buram
seperti
berkabut.
Akibatnya
harus
sering
mengganti
kacamata.
2) Nefropati diabetika, gejalanya ada protein dalam air kencing,
terjadi pembengkakan, hipertensi dan kegagalan fungsi ginjal
yang menahun.
3) Neuropati diabetika, gejalanya rasa panas seperti terbakar
dibagian ujung tubuh, rasa nyeri, rasa kesemutan, serta rasa
terhadap dingin dan panas berkurang.
4) Diabetik foot (DF) dan kelainan kult, gejalanya seperti tidak
berfungsinya kulit, adanya gelembung berisi cairan di bagian
kulit dan kulit mudah terinfeksi.
b. Komplikasi tak spesifik
Kelainan ini sama dengan non-diabetes melitus, tetapi
terjadinya lebih awal atau lebih mudah. Penyakit yang termasuk
komplikasi tak spesifik dalam diabetes melitus yaitu:
1) Kelainan
pembuluh
darah
besar
atau
makroangiopati
diabetika. Kelainan berupa timbunan zat lemak di dalam dan
di bawah pembuluh darah (aterosclerosis).
2) Kekeruhan pada lensa mata
Adanya
infeksi
seperti
infeksi
saluran
kencing
dan
tuberculosis (TBC) paru.
B.
Tinjauan Umum Tentang Kadar Gula Darah
Kadar gula (Glukosa) yang ada dalam darah harus seimbang,
dijaga dan dikontrol, dalam artian tidak boleh terlalu tinggi dan tidak
boleh terlalu rendah dari ambang normal. Kadar gula darah yang terlalu
tinggi dapat meracuni tubuh, sebaliknya, kadar gula darah yang terlalu
rendah membuat tubuh kekurangan energi dan gilirannya menimbulkan
gangguan[ CITATION Sut133 \l 1033 ].
Glukosa adalah sebuah gula sederhana yang mengandung
enam atom karbon. Glukosa ini suatu sumber energi yang penting di
dalam tubuh kita dan satu-satunya sumber energi untuk otak. Glukosa
disimpan di dalam tubuh dalam bentuk atau wujud glikogen[ CITATION
Gho12 \l 1033 ].
Salah satu bahan bakar atau nutrient utama sel adalah glukosa.
Glukosa diproses dari sumber-sumber makanan yang mengandung
karbohidrat. Ketika karbohidrat masuk di dalam tubuh, ia akan diproses
dan menghasilkan glukosa. Glukosa diserap kedalam aliran darah
melalui dinding usus. Glukosa mengalir dalam aliran darah dan
didistribusikan bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel dalam tubuh menyerap
glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul
tersebut untuk menjalankan fungsinya.
Namun, glukosa yang ada di dalam cairan darah kita tidak dapat
digunakan langsung begitu saja oleh sel. Sebelum dapat digunakan
oleh sel-sel tubuh, glukosa masuk terlebih dahulu ke organ pankreas.
Pankreas berperan mengendalikan dan mengola glukosa menjadi
bahan bakar bagi tubuh sebab itu yang harus di perhatikan pada
penderita DM adalah pengaturan pola makan dan gaya hidup.
Pengaturan pola makan atau diet berfungsi untuk mengendalikan apa
yang dikonsumsi diabetes. Hal ini pada gilirannya dapat menjaga kadar
gula darah kondisi normal dan terkendali[ CITATION Sut133 \l 1033 ].
Ambang normal gula darah manusia adalah 60-120 mg/dl pada
waktu puasa dan di bawah 140 mg/dl dua jam sesudah makan. kadar
gula darah normal adalah suatu kondisi dimana kadar gula darah yang
ada mempunyai resiko kecil untuk dapat berkembang menjadi penyakit.
Sebaliknya jika gula darah melebihi 140 mg/dl seseorang mempunyai
resiko tinggi untuk terjangkit diabetes dan komplikasi lainnya[ CITATION
Sut133 \l 1033 ].
Kadar gula darah dalam mendiagnosis DM [ CITATION Tar12 \l
1033 ].
Kadar
glukosa
darah
(mg/dl)
Plasma
Sewaktu vena
Darah
kapiler
Plasma
Puasa
vena
Darah
kapiler
Bukan DM
Bukan pasti
DM
DM
< 100 mg/dl
100-199 mg/dl
≥ 200 mg/dl
< 90 mg/dl
90-199 mg/dl
≥ 200 mg/dl
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Umum Tentang Diabetes Melitus Tipe 2
1. Pengertian
Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan kondisi saat gula darah
dalam tubuh tidak terkontrol akibat gangguan sensitivitas selβ
pankreas untuk menghasilkan hormon insulin yang berperan
sebagai pengontrol kadar gula darah dalam tubuh[ CITATION
Dew14 \l 1033 ].
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degenerative yang
memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Jika tidak
diatasi, DM akan menimbulkan, berbagai kompilkasi serius seperti:
penyakit jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan
kerusakan system syaraf[ CITATION Wid131 \l 1033 ].
Diabetes mellitus tipe 2 (Diabetes Melitus Tidak Bergantung
Insulin/DMTTI) juga disebut dengan Non Insulin Dependent
Diabetes Melitus (NIDDM) atau Adult Onset Diabetes. Jumlah
penderita DM tipe 2 merupakan kelompok yang terbesar, hampir
mencapai 90-95% dari seluruh kasus DM (WHO, 2003), terjadi pada
usia dewasa yaitu usia pertengahan kehidupan dan peningkatannya
lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan pada wanita[ CITATION
SUI12 \l 1033 ].
DM tipe 2 (adult-onset diabetes, obesity-related diabetes,
non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe
DM yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam
sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang
disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang
menyebabkan disfungsi sel Beta, gangguan pengeluaran hormone
insulin, resistensi sel terhadap insulin yang di sebabkan oleh
disfungsi sel jaringan, utamanya pada hati menjadi kurang peka
terhadap insulin, serta penekanan pada penyerapan glukosa oleh
otot
lurik,
yang
meningkatkan
sekresi
gula
darah
oleh
hati[ CITATION Sus11 \l 1033 ].
Diabetes mellitus tipe 2 adalah hasil dari penolakan atau
kegagalan tubuh menggunakan zat insulin, yaitu suatu kondisi di
mana sel gagal untuk menggunakan insulin dengn benar dan
terkadang dikombinasikan dengan kekurangan insulin relatif.
Banyak orang berpotensi terkena diabetes tipe 2 menghabiskan
bertahun-tahun dalam keadaan pra-diabetes, yaitu suatu kondisi di
mana kadar glukosa darah lebih tinggi dari biasanya tapi tidak
cukup tinggi untuk diagnosis diabetes tipe 2[ CITATION Riy08 \l
1033 ].
Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yaitu
diabetes resisten, lebih sering pada dewasa, tapi dapat terjadi pada
mungkin perlu insulin pada semua umur. Kebanyakan penderita
kelebihan
berat
badan,
ada
kecenderungan
familiar,
saat
hiperglikemik selama stress[ CITATION Riy08 \l 1033 ].
2. Penyebab
Secara umum ada dua penyebab utama terjadinya penyakit
diabetes tipe 2 ini, yaitu faktor genetik (keturunan) dan hiperglikemia
(tingginya kadar gula darah). Faktor keturunan sangat berpengaruh
dalam diabetes tipe 2. Jika orang tua menderita diabetes, maka
kemungkinan besar anaknya juga menderita diabetes. Diabetes
karena keturunan ini akan aktif dengan sendirinya manakala dipicu
dengan rendahnya tingkat aktivitas sehari-hari, kurang olahraga,
pola makan yang salah, gaya hidup yang kurang sehat dan
kelebihan berat badan terutama di sekitar pinggang[ CITATION
Sut133 \l 1033 ].
Diabetes Melitus disebabkan oleh penurunan produksi
insulin oleh sel-sel beta pulau langerhans. Penyebab resistensi
insulin pada diabetes sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor
yang banyak berperan antara lain: [ CITATION Riy08 \l 1033 ].
a. Kelainan Genetik
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang
menghidap diabetes. Ini terjadi karena DNA pada orang
diabetes mellitus akan ikut diinformasikan pada gen berikutnya
terkait dengan penurunan produksi insulin.
b. Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang
secara dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40
tahun. Penurunan ini yang akan beresiko pada penurunan
fungsi endokrin pancreas untuk memproduksi insulin.
c. Gaya hidup stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan
yang cepat saji yang kaya pengawet, lemak dan gula.
d. Pola makan yang salah
Kurang
gizi
atau
kelebihan
berat
badan
sama-sama
meningkatkan risiko terkena diabetes. Malnutrisi dapat merusak
pancreas, sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja
atau resistensi insulin. Pola makan yang tidak teratur dan
cenderung terlambat juga akan berperan pada ketidakstabilan
kerja pankreas.
e. Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami
hipertropi yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi
insulin. Hipertropi pancreas disebabkan karena peningkatan
beban metabolisme glukosa pada penderita obesitas untuk
mencukupi energi sel yang terlalu banyak.
f.
Infeksi
Masuknya bakteri atau virus ke dalam pankreas akan berakibat
rusaknya sel-sel pankreas. Kerusakan ini berakibat pada
penurunan fungsi pankreas.
Diabetes tipe 2 atau Non Insulin Depenent Diabetes Melitus
(NIDDM) penyebabnya belum diketahui sepenuhnya, tetapi ada tiga
faktor penting yang perlu diperhatikan sebagai penyebab terjadinya
penyakit diabetes mellitus tipe 2 yaitu: [ CITATION Dew14 \l 1033 ].
a. Faktor
individu
atau
genetik
etnis
yang
kerawanan pada kejadian diabetes mellitus.
b. Kerusakan sel β pankreas.
menyebabkan
c. Berkurangnya kerja hormon insulin di dalam jaringan (resistensi
insulin), termasuk otot skeletal, hati, dan jaringan adipose.
Adapun faktor resiko tipe 2 sebagai berikut :[ CITATION
Tar12 \l 1033 ]
a. Usia diatas 45 tahun, jarang DM tipe 2 trjadi pada usia muda
b. Obesitas, berat badan lebih dari 120% dari berat badan ideal
(kira-kira terjadi pada 90%).
c. Riwayat keluarga dengan DM tipe 2.
d. Riwayat adanya gangguan toleransi glukosa (IGT) atau
gangguan glukosa puasa (IFG).
e. Hipertensi lebih dari 140/90 mmHg atau hiperlepidemia,
kolestrol atau trigkiserida lebih dari 150 mg/dl.
f. Riwayat gestasional DM atau riwayat melahirkan bayi diatas 4
kg.
g. Polycytic ovarian syndrome yang diakibatkan resistensi dari
insulin.
Adapun faktor risiko yang memungkinkan seseorang
terkena DM ialah sebagai berikut : [ CITATION Wid131 \l 1033 ].
a. Riwayat keluarga dengan DM.
b. Obesitas (> 20 % BB ideal) atau indeks masa tubuh (IMT) > 27
kg/m2.
c. Umur di atas 40 tahun dengan faktor yang disebabkan diatas.
d. Tekanan darah tinggi ( > 140/90).
e. Kelainan profil lipid darah (dislipidemia) yaitu kolestrol HDL < 35
mg/dl, dan atau trigliserida > 250 mg/dl.
f.
Seseorang
yang
dinyatakan
sebagai
toleransi
glukosa
terganggu (TGT) atau gula darah puasa (terganggu) (GDPT)
g. Wanita dengan riwayat diabetes kehamilan.
h. Wanita yang melahirkan bayi > 4.000 gr.
i.
Semua wanita hamil 24-28 minggu.
j.
Riwayat menggunakan obat-obatan oral atau suntikan dalam
jangka waktu lama terutama obat golongan kortikosteroid yang
biasa digunakan untuk pengobatan asma, kulit, rematik dan
lainnya.
k. Riwayat terkena infeksi tertentu antara lain virus yang
menyerang kelenjar air liur (penyakit gondongan), virus morbili.
Infeksi virus ini sering dijumpai pada anak-anak dan penderita
yang masih hidup harus setiap hari disuntik insulin.
l.
Bayi yag lahir kurang dari 2,5 kg atau berat badan lahir rendah
(BBLR) memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit degeneratif
antara lain DM pada usia dewasa dibandingkan dengan bayi
dengan Berat Badan Lahir (BBL) yang normal. Hal tersebut
sesuai dengan teori baru “ The Foetal Origins of Disease”. Yang
dikemukakan oleh professor David Barker dan kawan-kawan
berdasarkan kajian studi di inggris tahun 1980.
3. Gejala
Secara umum gejala dan tanda penyakit DM dibagi dalam
dua kelompok, yaitu gejala akut dan kronis [ CITATION SUI12 \l
1033 ].
a. Gejala akut dan tanda dini, meliputi :
1) Penurunan berat badan, rasa lemas dan cepat lelah
2) Sering kencing (poliuri) pada malam hari dengan jumlah air
seni banyak
3) Banyak minum (polidipsi)
4) Banyak makan (polifagi)
b. Gejala kronis meliputi :
1) Gangguan penglihatan, berupa pandangan yang kabur dan
menyebabkan sering ganti kacamata.
2) Gangguan saraf tepi berupa rasa kesemutan, terutama
pada malam hari sering terasa sakit dan rasa kesemutan di
kaki.
3) Gatal-gatal dan bisul. Gatal umumnya dirasakan pada
daerah lipatan kulit diketiak, payudara dan alat kelamin.
Bisul dan luka lecet terkena sepatu atau jarum yang lama
sembuh.
4) Rasa tebal pada kulit, yang menyebabkan penderita lupa
memakai sandal dan sepatunya.
5) Gangguan fungsi seksual. Dapat berupa gangguan ereksi,
impoten yang disebabkan gangguan pada saraf bukan
karena kekurangan hormone seks (testosteron).
6) Keputihan. Pada penderita wanita, keputihan dan gatal
sering dirasakan, hal ini disebabkan daya tahan tubuh
penderita menurun.
Tanda atau gejala-gejala khas pada penderita diabetes
mellitus tipe 2 (penyakit kencing manis) antara lain sebagai berikut :
[ CITATION Dew14 \l 1033 ].
a. Poliuri (banyak kencing)
b. Polidipsi (banyak minum)
c. Poliphagi (banyak makan)
d. Penurunan bobot badan
e. Kelelahan
f.
Luka sulit sembuh
g. Pruritus (gatal-gatal)
h. Infeksi
i.
Transitoric Refraction Anoalies (refraksi mata mudah berubah)
j.
Katarak
k. Gejala saraf
l.
Gangguan serangan jantung.
4. Patofisologi
Tubuh manusia memerlukan bahan bakar berupa energy
untuk menjalankan berbagai fungsi sel dengan baik. Bahan bakar
tersebut bersumber dari sumber zat gizi karbohidrat, protein, lemak
yang di dalam tubuh mengalami pemecahan menjadi zat yang
sederhana dan proses pengolahan lebih lanjut untuk menghasilkan
energy. Proses pembentukan energi. Proses pembentukan energy
terutama yang bersumber dari glukosa memerlukan proses
metabolisme yang rumit. Dalam proses metabolisme tersebut,
insulin memegang peranan yang sangat penting yang bertugas
memasukkan glukkosa ke dalam sel untuk selanjutnya diubah
menjadi energi.
Pada keadaan normal, glukosa diatur sedemikian rupa oleh
insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas, sehingga kadarnya
di dalam darah selalu dalam batas aman baik pada keadaan puasa
maupun sesudah makan. Kadar glukosa darah normal berkisar
antara 70-140mg/dl.
Insulin adalah zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel
beta pankreas pada pulau langerhans. Tiap pankreas mengandung
100.000 pulau langerhans dan tiap pulau berisikan 100 sel beta .
Insulin memegang peranan yang sangat penting dalam
pengaturan kadar glukosa darah dan koordinasi penggunaan enrgi
oleh jaringan. Insulin yang dihasilkan sel beta pankreas dapat
diibaratkan anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya
glukosa ke dalam sel agar dapat dimetabolisme menjadi energi. Bila
insulin tidak ada atau insulin tidak dikenali oleh reseptor pada
permukaan sel, maka glukosa tak dapat masuk ke dalam sel
dengan akibat glukosa akan tetap berada dalam darah sehingga
kadarnya
akan
meningkat.
Tidak
adanya
glukosa
yang
dimetabolisme menyebabkan tidak ada energi yang dihasilkan
sehingga badan menjadi lemah.
Pada keadaan DM, tubuh relative kekurangan insulin
sehingga pengaturan glukosa darah menjadi kacau. Walaupun
kadar glukosa darah sudah tinggi, pemecahan lemak dan protein
menjadi glukosa melalui glukoneogenesis di hati tidak dapat
dihambat karena insulin yang kurang/resisten sehingga kadar
glukosa darah terus meningkat. Akibatnya terjadi gejala-gejala khas
DM seperti poliuri, polidipsi, polipagi, lemas, berat badan menurut.
Jika keadaan ini dibiarkan berlarut-larut, berakibat terjadi kegawatan
Diabetes Melitus yaitu ketoasidosis yang sering menimbulkan
kematian[ CITATION SUI12 \l 1033 ].
DM tipe 2 lebih umum terjadi dari pada DM tipe 1, berkisar
antara 90-95 % dari semua kasus DM. DM tipe 2 merupakan
gangguan heterogen yang disebabkan oleh kombinasi genetik dan
faktor lingkungan yang mempengaruhi fungsi sel β dan sensivitas
insulin pada jaringan target. Pada DM tipe 2, kerusakan yang terjadi
pada sel β pankreas dapat mencapai 50%[ CITATION wid13 \l
1033 ].
Kerusakan sel β pankreas pada klien DM tipe 2 terjadi
melalui 5 tahap, yaitu :[ CITATION Wid131 \l 1033 ].
a. Tahap pertama yaitu homeostasis glukosa normal tetapi indvidu
memiliki risiko DM tipe 2. Pada tahap ini, toleransi glukosa
normal dan kerusakan sel β belum tampak.
b. Tahap kedua yaitu terjadi penurunan sensitivitas insulin dan
dikompensasi dengan peningkatan sekresi insulin oleh sel β
pankreas, sehingga toleransi glukosa masih normal. Meskipun
terjadi peningkatan sekresi insulin, tetapi terjadi penurunan
fungsi sel β pankreas.
c. Tahap ketiga yaitu disfungsi sel β pankreas sudah mulai
tampak, toleransi glukosa posprandial sudah menunjukkan
abnormal. Akan tetapi sel β pankreas masih berusaha untuk
menjaga konsentrasi glukosa puasa darah normal.
d. Tahap keempat yaitu kerusakan sel β pankreas semakin parah
yang disebabkan oleh toksisitas glukosa akibat hiperglikemi
posprandial, berkurangnya sensitivitas insulin juga terjadi.
Konsentrasi glukosa puasa meningkat karena peningkatan
produksi glukosa endogen basal.
e. Tahap kelima yaitu kerusakan sel β pankreas semakin parah,
baik glukosa puasa maupun posprandial mencapai level
diagnostik.
5. Komplikasi
Pasien dengan DM beresiko terjadi komplikasi baik bersifat
akut maupun kronis diantaranya :[ CITATION Tar12 \l 1033 ].
a. Komplikasi akut
1) Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sangat tinggi
biasanya terjadi pada NIDDM.
2) Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil
metabolisme lemak dan protein terutama terjadi pada IDDM.
3) Koma hipoglikemia akibat terapi insulin yang berlebihan atau
tidak terkontrol.
b. Komplikasi kronis
1) Mikroanginopati (kerusakan pada saraf-saraf perifer) pada
organ-organ yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti
pada :
a) Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata)
sehingga mengakibatkan kebutaan.
b) Neuropati
diabetika
(kerusakan
saraf-saraf
perifer
mengakibatkan baal/gangguan sensoris pada organ tubuh.
c) Nefropati diabetika (kelainan/ kerusakan pada ginjal) dapat
mengakibatkan gagal ginjal.
2) Markoangiopati
a) Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti
miokard infark maupun gangguan fungsi jantung karena
arteriskelosis.
b) Penyakit vaskuler perifer
c) Gangguan system pembuluh darah otak atau stroke.
3) Gangrene diabetika karena adanya neuropati dan terjadi luka
yang tidak sembuh-sembuh.
4) Disfungsi erektil diabetika.
Komplikasi kronis dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
sebagai berikut :[ CITATION Sar123 \l 1033 ].
a. Komplikasi spesifik
Komplikasi spesifik adalah komplikasi akibat kelainan
pembuluh darah kecil atau mikroangiopati diabetika dan kelainan
metabolisme dalam jaringan. Jenis-jenis komplikasi spesifik
sebagai berikut :
1) Retinopati diabetika, gejalanya penglihatan mendadak buram
seperti
berkabut.
Akibatnya
harus
sering
mengganti
kacamata.
2) Nefropati diabetika, gejalanya ada protein dalam air kencing,
terjadi pembengkakan, hipertensi dan kegagalan fungsi ginjal
yang menahun.
3) Neuropati diabetika, gejalanya rasa panas seperti terbakar
dibagian ujung tubuh, rasa nyeri, rasa kesemutan, serta rasa
terhadap dingin dan panas berkurang.
4) Diabetik foot (DF) dan kelainan kult, gejalanya seperti tidak
berfungsinya kulit, adanya gelembung berisi cairan di bagian
kulit dan kulit mudah terinfeksi.
b. Komplikasi tak spesifik
Kelainan ini sama dengan non-diabetes melitus, tetapi
terjadinya lebih awal atau lebih mudah. Penyakit yang termasuk
komplikasi tak spesifik dalam diabetes melitus yaitu:
1) Kelainan
pembuluh
darah
besar
atau
makroangiopati
diabetika. Kelainan berupa timbunan zat lemak di dalam dan
di bawah pembuluh darah (aterosclerosis).
2) Kekeruhan pada lensa mata
Adanya
infeksi
seperti
infeksi
saluran
kencing
dan
tuberculosis (TBC) paru.
B.
Tinjauan Umum Tentang Kadar Gula Darah
Kadar gula (Glukosa) yang ada dalam darah harus seimbang,
dijaga dan dikontrol, dalam artian tidak boleh terlalu tinggi dan tidak
boleh terlalu rendah dari ambang normal. Kadar gula darah yang terlalu
tinggi dapat meracuni tubuh, sebaliknya, kadar gula darah yang terlalu
rendah membuat tubuh kekurangan energi dan gilirannya menimbulkan
gangguan[ CITATION Sut133 \l 1033 ].
Glukosa adalah sebuah gula sederhana yang mengandung
enam atom karbon. Glukosa ini suatu sumber energi yang penting di
dalam tubuh kita dan satu-satunya sumber energi untuk otak. Glukosa
disimpan di dalam tubuh dalam bentuk atau wujud glikogen[ CITATION
Gho12 \l 1033 ].
Salah satu bahan bakar atau nutrient utama sel adalah glukosa.
Glukosa diproses dari sumber-sumber makanan yang mengandung
karbohidrat. Ketika karbohidrat masuk di dalam tubuh, ia akan diproses
dan menghasilkan glukosa. Glukosa diserap kedalam aliran darah
melalui dinding usus. Glukosa mengalir dalam aliran darah dan
didistribusikan bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel dalam tubuh menyerap
glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul
tersebut untuk menjalankan fungsinya.
Namun, glukosa yang ada di dalam cairan darah kita tidak dapat
digunakan langsung begitu saja oleh sel. Sebelum dapat digunakan
oleh sel-sel tubuh, glukosa masuk terlebih dahulu ke organ pankreas.
Pankreas berperan mengendalikan dan mengola glukosa menjadi
bahan bakar bagi tubuh sebab itu yang harus di perhatikan pada
penderita DM adalah pengaturan pola makan dan gaya hidup.
Pengaturan pola makan atau diet berfungsi untuk mengendalikan apa
yang dikonsumsi diabetes. Hal ini pada gilirannya dapat menjaga kadar
gula darah kondisi normal dan terkendali[ CITATION Sut133 \l 1033 ].
Ambang normal gula darah manusia adalah 60-120 mg/dl pada
waktu puasa dan di bawah 140 mg/dl dua jam sesudah makan. kadar
gula darah normal adalah suatu kondisi dimana kadar gula darah yang
ada mempunyai resiko kecil untuk dapat berkembang menjadi penyakit.
Sebaliknya jika gula darah melebihi 140 mg/dl seseorang mempunyai
resiko tinggi untuk terjangkit diabetes dan komplikasi lainnya[ CITATION
Sut133 \l 1033 ].
Kadar gula darah dalam mendiagnosis DM [ CITATION Tar12 \l
1033 ].
Kadar
glukosa
darah
(mg/dl)
Plasma
Sewaktu vena
Darah
kapiler
Plasma
Puasa
vena
Darah
kapiler
Bukan DM
Bukan pasti
DM
DM
< 100 mg/dl
100-199 mg/dl
≥ 200 mg/dl
< 90 mg/dl
90-199 mg/dl
≥ 200 mg/dl