Gaya Hidup Individu Keluarga dan Masyara (1)

“LIFE STYLE”
Gaya Hidup Individu,
Keluarga, dan Masyarakat

NEVI KURNIA ARIANTI, M.SI.,PSI.
FK UKDW

Pengertian


Gaya hidup menurut Kottler (2004)
adalah pola hidup seseorang di dunia yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.
Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri
seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Gaya hidup juga menunjukkan :
-bagaimana orang hidup
-bagaimana membelanjakan uangnya,
-bagaimana mengalokasikan waktu dalam kehidupannya,
- juga dapat dilihat dari aktivitas sehari-harinya
- minat apa yang menjadi kebutuhan dalam hidupnya.


Lanjutan..


Gaya hidup menurut Assael (1998)
A mode of living that is identified by :
-how people spend their time (activities),
-what they consider important in their environment (interest),
-and what they think of themselves and the world around them
(opinions).


Menurut Minor dan Mowen (2002) gaya hidup adalah
menunjukkan :
-bagaimana orang hidup,
-bagaimana membelanjakan uangnya,
-dan bagaimana mengalokasikan waktu.

Adler (Hall & Lindzey, 1985)
Gaya hidup adalah hal yang paling berpengaruh pada

sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya
dengan 3 hal utama dalam kehidupan.
3 istilah Adler :
1. Inferiority vs Superiority
2. Social Interest
3. Style of Life  paling
penting

Inferiority vs superiority


Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu
mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior.
 Perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan dan ekspentasi
akan masa depan. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak
memiliki keterampilan untuk menghadapi tugas atau keadaan
yang harus diselesaikan.
Hal itu tidak berarti rendah diri terhadap orang lain
dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur
membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan

orang lain yang lebih matang dan berpengalaman.
 Superiority bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan
orang lain, melainkan secara berkelanjutan mencoba untuk
menjadi lebih baik, untuk menjadi semakin dekat dengan
tujuan ideal seseorang



Beberapa keadaan khusus seperti dimanja dan
ditolak (pola asuh keluarga), mungkin dapat
membuat seseorang mengembangkan inferiority
complex atau superiority complex.
 Dua kompleks tersebut berhubungan erat.
Superiority complex selalu menyembunyikan atau
bentuk kompensasi dari inferior. Sedangkan
inferiority complex menyembunyikan perasaan
superior.
 Adler meyakini bahwa motif utama setiap orang
adalah untuk menjadi kuat, kompeten, berprestasi
dan kreatif.


Social Interest


Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap
orang dalam mencapai tujuan khusus yang
telah ditentukan dalam lingkungan hidup
tertentu, di tempat orang tersebut berada.
 Gaya hidup berdasarkan atas makna yang
seseorang berikan mengenai kehidupannya
atau interpretasi unik seseorang mengenai
inferioritasnya,
setiap orang akan mengatur kehidupannya
masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya
dan mereka berjuang untuk mencapai hal
tersebut.



Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun

dan tidak hanya ditentukan oleh
kemampuan intrinsik (hereditas) dan
lingkungan objektif, melainkan dibentuk
oleh persepsi dan interpretasinya
mengenai kedua hal tersebut.
 Seorang anak tidak memandang suatu
situasi sebagaimana adanya, melainkan
dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya
dirinya.

4 tipe kepribadian berdasarkan gaya
hidup menurut Adler
1.The Rulling-dominant Type
asertif, agresif dan aktif.
Ia memanipulasi dan menghadapi situasi kehidupan
dan orang-orang didalamnya, tingkat aktivitasnya
tinggi tetapi dikombinasikan denan minat sosial
yang minimal.
Aktivitas yang dilakukan dapat mengarah pada
perilaku antisosial.


2.The Getting-Leaning Type
Mengharapkan orang lain memenuhi
kebutuhannya dan mendukung minatnya,
bergantung pada orang lain. Merupakan
kombinasi antara minat sosial yang rendah dan
tingkat aktivitas yang rendah.
3.The Avoidant Type
Menarik diri dari permasalahan. Menghadapi
suatu tugas dengan cara menghindar. Memiliki
minat sosial yang rendah dan tingkat aktivitas
yang sangat rendah.

4.The Society Useful Type
Merupakan tipe yang paling sehat.
Memiliki penilaian yang realistik atas masalah yang
dihadapi.
Memiliki orientasi sosial dan bekerjasama dengan
orang lain untuk menghadapi tugas kehidupan.
Merupakan kombinasi antara tingkat aktivitas dan

minat sosial yang tinggi.

Gaya Hidup Masyarakat

Beberapa kesimpulan
Gaya hidup adalah :
pola-pola tindakan yang membedakan antara satu
orang dengan orang lainnya
Pola-pola kehidupan sosial yang khusus
seringkali disederhanakan dengan istilah budaya.
Sementara itu, gaya hidup tergantung pada :
- bentuk-bentuk kultural
- tata krama
- cara menggunakan barang-barang, tempat dan
waktu tertentu yang merupakan karakteristik
suatu kelompok.

Gaya hidup Individu
= belajar kepribadian



Gordon .W. Allport
Kepribadian sebagai suatu organisasi yang
merupakan struktur sekaligus proses.
Jadi kepribadian merupakan sesuatu yang dapat
berubah

Kembali mengingat id-ego-superego
untuk memahami perilaku individu
ID :
Yang mengendalikan kebutuhan dan kepentingan
individu yang paling dasar

Bekerja hanya pada 1 prinsip. Mengarahkan perilaku
untuk mencapai kesenangan dan menghindari
penderitaan
 rasa

lapar, haus, seks, pertahanan diri


EGO


Sumber rasa sadar/aware



Mewakili logika





Ego mengembangkan kepentingan dari ID dengan
menghubungkan ke dunia luar untuk mendapatkan
pemuasan-pemuasan keinginan
“Jembatan”

SUPER EGO






Tali kekang ID
Tidak mengatur ID tetapi sebagai pengekang
dengan memberikan hukuman pada perilaku yang
tidak dapat diterima dengan menciptakan rasa
bersalah
Sebagai kekuatan moral dari personalitas

Gaya Hidup Keluarga dan
Komunitas/Masyarakat


Teori Sosial : setiap orang berperilaku
sesuai tuntutan sosial/lingkungannya
 Teori Konsep Diri : manusia memiliki
pandangan, persepsi atas diri dan
lingkungannya


Beberapa hasil riset


Bahwa yang menentukan kepribadian :
- Sekitar 25% : Genetis
- Sekitar 75% : Lingkungan
 Individu

belajar dari lingkungannya, dan gaya hidup lingkungan
sosial (keluarga dan masyarakat: situasi ekonomi, keamanan,
politik, dll) menentukan bagaimana gaya hidup individu
tersebut pada akhirnya
 Di Masa Golden Age pertama, respon emosi dan sikap ibu
paling dominan berperan pada diri anak. Di masa Golden Age
kedua, giliran bapka lebih berperan, dicontoh anak.
 Perjalanan

hidup (termasuk kesuksesan hadapi krisis) dalam
diri individu membentuk mentalitas diri yang kuat : coping
behavior yang sehat

konsep gaya hidup masyarakat :
dibangun berdasarkan integrasi dari berbagai aspek
pengetahuan : antropologi, sosiologi, pendidikan, psikologi,
agama, kedokteran,
Sosiologi & antropologi
Pendidikan
Genetika

Psikiatri &
neurologi

Cabang ilmu
psikologi lain
Kedokteran

Agama

“Kesuksesan (termasuk kebahagiaan, kesehatan
mental) seseorang dapat dipengaruhi oleh gaya hidup
yang dijalaninya”.
Berikut adalah beberapa aspek gaya hidup yang dapat
menghasilkan mentalitas diri yang positif :
1. Aktivitas & minat : Jalani aktivitas yang bermanfaat,
seperti: bekerja, olahraga, mengikuti lomba/kompetisi sehat,
seminar-pelatihan, jalan-jalan berwisata mengisi waktu
sambil edukasi positif (Yogya: Museum, Desa Wisata dan
Kerajinan, Pameran Budaya, Pekan Kuliner/Wisata, Wisata
budaya)
ke Museum Vredeburg, Museum Biologi, Museum Wayang,
Museum Dirgantara, Museum Gunung Api, Museum Perjuangan,
Museum Rumah Dinas Jend. Sudirman, Museum Diponegoro,
dsbnya.

Lanjutan…
2. Konsep keuangan pribadi:
Mengetahui dengan jelas sumber pendapatan dan
dibelanjakan untuk apa, mempunyai rekening investasi atau
dana cadangan, tidak berlebihan/boros.
3. Alokasi waktu : “being on time”, memanfaatkan waktu
untuk ibadah, membaca dan kegiatan positif.

Kerangka Kerja AIO

Daftar bacaan
Assael, H. (1998). Consumer Behavior and Marketing Action. 6 Th. edition. New
York : International Thomson Publishing.
Hall, Calvin S., dan Gadner Lindzey. 1993. Teori-teori Sifat dan Behavioristik, jilid 3,
Terj.Yustinus, judul asli, Theories of Personality, Yogyakarta: Kanisius.

Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, implementasi
dan Kontrol. Edisi Sebelas. Alih Bahasa, Hendra Teguh. Jakarta: Penerbit PT.
Prenhallindo.
Mowen, John,C., dan Minor, M.,(2002). Perilaku Konsumen Jilid 1, Edisi Kelima
(terjemahan), Erlangga, Jakarta