Studi Kasus: Penerapan Biblioterapi Terhadap Ketahanan Psikologis Orang Tua Remaja Dengan Gangguan Hiperkinetik - Ubaya Repository
Studi Kasus: Penerapan Biblioterapi Terhadap Ketahanan Psikologis Orang Tua Remaja Dengan Gangguan Hiperkinetik
Bertha Thresia Ponomban dan Nanik Sasanti Yuniar
Departemen Psikiatri, Universitas Surabaya
Fakultas Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga / RS Dr. Soetomo
Abstract. Parenting adolescents with ADHD is a difficult and complex task which requires a high le- vel of psychological hardiness. One potential method to develop psychological hardiness is bibliothe- rapy, a therapy which centers on a set of selected readings. This article presents the findings of several case studies of the application of bibliotherapy to help parents of adolescent with ADHD.
Key Words : psychological hardiness, bibliotherapy, parents, teenager with Attention Deficit and Hyperactivity Disorder.
Abstrak. Berat dan rumit permasalahan yang dialami orang tua dari remaja dengan gangguan hiper- kinetik membuat mereka membutuhkan ketahanan psikologis yang tinggi. Ketahanan psikologis perlu ditingkatkan agar mereka mampu mengelola stres dan mendapat semangat baru dalam mencapai mak- na dan tujuan sebagai orang tua dari remaja dengan GH. Salah satu penanganan yang dipilih untuk meningkatkan ketahanan psikologis adalah dengan Biblioterapi. Biblioterapi merupakan terapi yang menggunakan bacaan terpilih dan di dalamnya terdapat hubungan yang terapeutik antara par-tisipan dan fasilitator. Secara khusus, biblioterapi memberikan keyakinan untuk berharap, sebuah dukungan yang dapat mengembangkan ketahanan psikologis. Penelitian ini mengungkapkan efek penerapan biblioterapi pada kasus orang tua dari remaja dengan GH.
Kata Kunci : studi kasus, ketahanan psikologis, biblioterapi, orang tua, remaja dengan Gangguan Hiperkinetik.
Menjadi orang tua merupakan salah satu momen nak Berkebutuhan Khusus (ABK), khususnya Gang- penting dalam kehidupan manusia. Ada saat-saat mem-
guan Hiperkinetik (GH) atau Attention Deficit and banggakan dan membahagiakan yang dialami ketika
Hyperactivity Disorder (ADHD). Orang tua menga- melihat anak bertumbuh dan berkembang dari sejak
lami masa susah dan senang saat membesarkan, men- bayi, anak, dan kemudian memasuki masa remaja. Pe-
didik, dan mengasuh anak mereka yang tentunya me- rasaan ini juga tidak lepas dari saat-saat penuh tan-
miliki tantangan tersendiri dibandingkan dengan anak tangan dan cobaan dalam mengasuh dan mendidik
bukan berkebutuhan khusus. Orang tua menghadapi anak hingga usia remaja. Saat anak menginjak usia
saat-saat penuh perjuangan guna memenuhi kebutu- remaja, orang tua pun juga memiliki beban yang le-
han khusus anak-anak mereka. Saat mereka sudah mam- bih mengingat semakin matangnya anak sebagai in-
pu melewati kesulitan di masa anak masih kecil, akan dividu remaja dan kompleksnya kehidupan sang a-
ada tantangan selanjutnya yang menunggu di masa re- nak remaja.
maja anak mereka. Barkley (sitat dalam Nanik, 2003, Hal serupa juga dialami oleh orang tua dengan A-
hlm.11.) mendefinisikan GH sebagai berikut.
Sebagian naskah ini telah dipresentasikan pada National Hyperactivity is a developmental disorder of attention, im- Student Conference: Psychological Perspective On Urban
pulsive control, and rule-governed behavior (compliance, Issues, yang diselenggarakan di Fakultas Psikologi Universitas
self-control, and problem solving) that arises early in develop- Surabaya, 9-14 November 2009.
ment, is significantly chronic and pervasive in nature, and is Korespondensi mengenai artikel ini dapat dialamatkan kepa-
not atributable to mental retardation, deafness, blindness, da Bertha Thresia Ponomban. Bronggalan Sawah VIA-63, Sura-
gross neurologic impairment or severe emotional disturbance baya. E-mail: [email protected]
(i.e.psychosis or autism).
PONOMBAN, NANIK, DAN YUNIAR
GH adalah istilah yang paling sering digunakan un- dan pernikahan, hubungan orang tua dan anak, tuk menyatakan suatu keadaan yang memiliki karak-
penurunan self-efficacy orang tua, pola pemikiran teristik utama: ketidakmampuan memusatkan perhati-
negatif tentang perilaku anak, dan meningkatnya an, impulsivitas, dan hiperaktivitas yang tidak sesuai
stres serta psikopatologi orang tua, terlebih bila
gangguan pada anak juga disertai dengan gangguan gangguan hiperkinetik, gejala-gejala utama tersebut
dengan perkembangan anak. Pada remaja dengan
perilaku (conduct).
dapat berkurang atau menetap dalam bentuk yang Stres menurut Nevid, Rathus, dan Greene (2005) berbeda saat anak beranjak dewasa. merupakan keadaan yang dialami ketika ada sebuah Remaja dengan gangguan hiperkinetik dapat ter-
ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang dite- lihat matang secara fisik dan “tumbuh dewasa” tapi
rima dan kemampuan untuk mengatasinya. Dalam penampilan itu menipu. Menurut Rief (2005) rema-
batasan tertentu stres sehat untuk diri kita. Stres ja dengan gangguan hiperkinetik biasanya jauh kurang
membantu untuk tetap aktif dan waspada. Akan dewasa secara sosial dan emosional daripada teman-
tetapi, stres yang sangat kuat atau berlangsung lama teman sebayanya, dengan keterlambatan dua sampai
dapat melebihi kemampuan untuk mengatasi dan empat tahun dalam perkembangan keterampilan yang
menyebabkan distres emosional seperti depresi atau memengaruhi manajemen dirinya. Dengan demiki-
kecemasan, atau keluhan fisik seperti kelelahan dan an, masalah yang dihadapi remaja dan orang tua bu-
sakit kepala (Nevid, Rathus, & Greene). kan hanya terkait dengan gejala-gejala gangguan yang
Menurut Nevid, Rathus, dan Greene (2005), dialami seperti saat remaja tersebut masih anak-anak
terdapat hal-hal yang berpengaruh terhadap stres. namun juga lebih luas dan berat lagi dari itu.
Hal-hal tersebut antara lain coping stress, opti- Everett dan Everett (1999) mengungkapkan bah-
misme, ketahanan psikologis (psychological hard- wa orang tua memperoleh tekanan yang lebih besar
iness ), dan harapan terhadap self-efficacy. Dari hal- dari sekolah, lingkungan, bahkan aparat hukum aki-
hal tersebut, peneliti ingin melihat mengenai keta- bat perilaku remaja, banyak orang tua merasa terbe-
hanan psikologis pada orang tua dengan remaja GH. bani dengan perasaan malu akibat kesalahan dan peri-
Evans (1997) menyatakan bahwa ketahanan laku (conduct) anaknya serta merasa tidak mampu se-
(hardiness) merupakan karakterisik kepribadian yang bagai orang tua menurut pandangan orang tua lain.
berfungsi sebagai sumber pertahanan dalam meng- Orang tua memiliki harapan bahwa anak remaja
hadapi peristiwa penuh stres. Kobasa (sitat dalam mampu menunjukkan kemandirian, tanggung jawab,
Evans) memandang bahwa ketahananan psikologis dan kontrol diri sesuai dengan usia mereka. Pada ke-
merupakan karakteristik kepribadian yang menahan nyataannya, remaja dengan GH memerlukan waktu le-
stres secara efektif, mengijinkan individu untuk bih lama untuk memunculkan perilaku-perilaku ini
berfungsi secara adekuat dan menyatu dengan (Rief, 2005).
tantangan hidup dalam rangka menciptakan makna Ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan
dan tujuan dalam hidup. Ketahanan psikologis terdi- ini seringkali menyebabkan terjadinya konflik pada ke-
ri dari tiga dimensi, yaitu pengendalian, komitmen, luarga dengan remaja GH, antara orang tua dengan
dan tantangan. Individu dengan ketahanan psiko- remaja GH, antar-orang tua dengan anak lainnya,
logis memiliki pandangan yang positif dan realistis maupun antar-orang tua sendiri. Dengan berbagai
tentang dirinya dan juga orang lain, terbuka pada permasalahan yang terjadi tersebut, Robin (1998)
pengalaman, dan kuat dalam menghadapi tantangan mengungkapkan bahwa orang tua remaja GH banyak
hidup.
mengalami stres, menyalahkan diri sendiri (self- Orang tua remaja GH memiliki sumber-sumber blame) , isolasi sosial, depresi, dan masalah per-
stres terkait dengan masalah perilaku remaja dan nikahan. Sejalan dengan itu, Rabiner (2002) me-
stres yang dialami berkelanjutan dan dalam jangka ngatakan bahwa orang tua dengan anak gangguan
waktu yang relatif lama. Hal ini memungkinan o- hiperkinetik ataupun gangguan lainnya selain GH
rang tua mengalami distres emosional dan keluhan lebih banyak mengalami stres dibandingkan dengan
fisik terkait dengan kesehatan. Berdasarkan perma- orang tua dari anak-anak lainnya. Johnson dan Mash
salahan ini maka orang tua membutuhkan ketahanan (2001) juga menjelaskan adanya masalah yang
psikologis yang tinggi agar dapat menahan stres dialami orang tua dengan anak GH dalam keluarga
yang dialami dan mengolah tantangan yang dimiliki
379 agar mampu memperoleh makna dan tujuan hidup
BIBLIOTERAPI DAN ADHD
dukungan dan membantu orang tua dalam mengha- sebagai orang tua dari remaja berkebutuhan khusus.
dapi permasalahan yang dihadapi orang tua dari Kebutuhan orang tua akan ketahanan psikologis
remaja melalui pemberian literatur yang dibuat yang tinggi menjadi latar belakang bagi peneliti un-
secara khusus mengenai tantangan, pengendalian, tuk memberikan penanganan berupa biblioterapi.
dan komitmen orang tua dari remaja dengan GH. Menurut Abdullah (2003), biblioterapi merupakan
Hynes dan Berry (1994) mengungkapkan bahwa suatu metode terapi yang menggunakan sebuah
respon individu terhadap literatur bukan merupakan buku panduan atau materi bacaan tertentu untuk
bahan utama, namun terdapat interaksi dengan fasi- menghasilkan perubahan dalam proses kognitif,
litator dan partisipan lainnya mengenai respon ini emosional, dan perilaku individu sehingga akhirnya
yang bersifat menyembuhkan dan memunculkan di- individu dapat memperoleh pemahaman yang benar
mensi insight yang baru serta menyeluruh terhadap dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
permasalahan yang dimiliki. Dukungan seperti ini- Hynes dan Berry (1994) mengatakan bahwa biblio-
lah yang diungkapkan oleh Griffith dan Powers (si- terapi adalah suatu jenis terapi yang menggu-nakan
tat dalam Evans, 1997) sebagai encouragement, literatur untuk menciptakan interaksi yang bersifat
pemberian dukungan yang dapat mengembangkan terapeutik dari fasilitator kepada partisipan.
ketahanan psikologis dari individu. Selain itu, Metode ini banyak digunakan untuk menangani
biblioterapi dipilih sebagai penanganan bagi problem-problem emosional individu seperti kece-
ketahananan psikologis karena tujuan-tujuan dari masan, depresi, stres, dan sebagainya. Orang tua da-
terapi ini sesuai dengan yang dibutuhkan dalam ri remaja GH dengan tugas dan tanggung jawab
ketahanan psikologis. Selain itu, ketahanan psikologis mereka dengan tingkat stres yang tinggi membutuh-
memiliki bentuk secara kognitif, emosi, dan perilaku kan dukungan melalui biblioterapi. Biblioterapi
yang membutuhkan penanganan dengan bentuk yang bersifat terapeutik ini berusaha memberikan
serupa dan jenis terapi ini memenuhi persyaratan Tabel 1
Tema Biblioterapi Pertemuan
Materi
I Pembukaan: perkenalan penjelasan tentang pelatihan, peraturan, hak dan kewajiban peserta. II Gangguan hiperkinetik: pengertian, jenis, tugas perkembangan Now I Understand remaja, karakteristik remaja dan problem umum pada remaja, penyebab, penanganan, dan prognosis dari gangguan hiperkinetik.
III
1. Pikiran dan perasaan orang tua dari remaja GH dan
I Can Control It pengendaliannya. 2. Prinsip pengasuhan remaja GH. 3. Pengendalian (ketahanan psikologis). IV 1. Totto-chan: gadis cilik di jendela (Kisah masa kecil T.
My Commitment Kuroyanagi, GH yang mampu berkembang secara optimal atas dukungan orang-orang yang berkomitmen dalam mengasuhnya).
2. Kisah ibu dari M. Phelps, mengalami GH namun dapat menjadi
atlet olimpiade renang. 3. Orang-orang GH terkenal. 4. Komitmen (ketahanan psikologis). V 1. Keluarga Dendy: keluarga dengan anak-anak dan cucu-cucu
I’m Ready for Challenge yang mengalami GH .
2. 39 hal baik tentang GH. 3. Tantangan (ketahanan psikologis). 4. Ketahanan Psikologis.
PONOMBAN, NANIK, DAN YUNIAR
tersebut. ciptakan makna dan tujuan dalam hidup. Ketahanan Berikut ini tema-tema biblioterapi (Tabel 1) yang
psikologis terdiri dari komitmen (commitment), tan- dipilih bagi orang tua dari remaja dengan GH.
tangan (challenge), dan pengendalian (control). Va- Biblioterapi ini berjudul I’m a Hardy Parent.
riabel ini akan diukur dengan menggunakan angket Dengan penanganan ini diharapkan membuat o-
ketahanan psikologis berdasarkan teori ketahanan rang tua memiliki ketahanan psikologis yang lebih
psikologis Kobasa (1979).
baik. Pada akhirnya orang tua mampu menjalani ku- Biblioterapi merupakan penggunaan literatur dalam alitas hidup yang lebih baik dan dengan demikian
interaksi fasilitator dan partisipan yang bersifat te- memberikan dukungan terhadap penanganan dan pe-
rapeutik, menghasilkan perubahan secara kognitif, ngasuhan dari remaja dengan gangguan hiperkinetik.
emosional, dan perilaku, serta membantu memecah- Studi ini bertujuan untuk melihat dampak dari
kan permasalahan. Tema-tema yang akan diangkat penerapan biblioterapi dalam meningkatkan keta-
dalam treatment antara lain: gangguan hiperkinetik, hanan psikologis pada kasus orang tua dari remaja
pengendalian, komitmen, dan tantangan orang tua dengan GH.
remaja GH. Terapi dilakukan 5 kali dengan durasi + 60-90 menit.
Metode
Metode Pengumpulan Data
Identifikasi Variabel (a) Anamnesis penggalian informasi mengenai ke- Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian
adaan anak meliputi data pribadi orang tua dan a- ini adalah ketahanan psikologis sebagai variabel ter-
nak, riwayat perkembangan, pendidikan, kesehatan, gantung (dipengaruhi) dan orang tua sebagai vari-
kebiasaan sehari-hari, keadaan keluarga; (b) SPAHI abel bebas (memengaruhi).
Dwijo Saputro (c) surat rekomendasi psikiater; (d) lembar surat persetujuan partisipan; (e) angket
Definisi Operasional ketahanan psikologis; (f) lembar evaluasi pelatihan yang berisi kesan partisipan selama me-ngikuti
Ketahanan psikologis merupakan karakteristik pelatihan, perubahan yang dialami partisi-pan kepribadian yang menahan stres secara efektif, meng-
setelah mengikuti proses pelatihan, kelebihan, ijinkan individu untuk berfungsi secara adekuat dan
kekurangan, kritik, dan saran; (g) lembar observasi menyatu dengan tantangan hidup dalam rangka men-
yang melihat keterlibatan, perhatian, peran yang di-
Tabel 2 Deskripsi Partisipan Penelitian
39 tahun Pendidikan
S1 Ekonomi
S1
Kedokteran
S1 Psikologi
S1 Teknik
Pekerjaan Ibu rumah
Ibu rumah tangga
Ibu rumah
Dokter
Ibu rumah
Nama anak ZI
Usia anak
12 tahun Pendidikan anak
Jenis kelamin Perempuan
Laki-laki anak Skor SPAHI
21 (rendah) anak
Status Wali anak
Wali anak
Ibu
Ibu
Ibu
381 ambil dalam diskusi dan respons jawaban partisipan
BIBLIOTERAPI DAN ADHD
Gangguan Hipekinetik dan menolong partisipan un- selama pelatihan berlangsung.
tuk lebih memahami anak. Beban yang dimiliki par- tisipan menjadi berkurang dengan saling berbagi ber-
Subjek
sama partisipan yang lain.
Partisipan pada penelitian ini adalah lima orang ibu
Materi II: I Can Control It
remaja GH berusia 12-15 tahun dan bersedia berpro- Para partisipan menyadari pentingnya pengen- ses dari awal sampai akhir.
dalian terhadap pikiran dan perasaan. Partisipan I sehari-hari telah mempraktekkan pengendalian ini
Desain Terapi dan memperoleh dampaknya sedangkan partisipan yang lain memiliki kesulitan dalam mengendalikan
Desain penelitian ini merupakan pretest - posttest perasaan dan pikiran yang negatif yang dimiliki. Pa one group design . Penelitian ini menggunakan ke-
da partisipan F dan E, kesulitan ini menjadi peng- lompok eksperimen tanpa adanya kelompok kon-
hambat bagi mereka dalam usaha menerapkan prin- trol. Partisipan akan mendapat treatment yang sama
sip pengasuhan bagi remaja GH. dan dilakukan pengukuran sebelum serta sesudah
Secara umum, para partisipan lainnya telah men- pemberian treatment. jalankan beberapa di antara prinsip pengasuhan re- maja GH dan berniat untuk mencoba mempraktek-
kan prinsip lainnya.
Teknik Analisis Data
Materi III: My Commitment Analisis data yang digunakan adalah analisis
Partisipan memiliki keinginan bagi kehidupan a- deskriptif atas data kuantitatif dan kualitatif. nak maupun dirinya sendiri dan keinginan tersebut
juga disertai dengan usaha namun belum tercapai.
Para partisipan setelah memperoleh materi ini mem-
Hasil dan Bahasan
peroleh semangat baru dan berkomitmen kembali sebagai orang tua.
Pelatihan ini dilaksanakan selama 6 minggu mu- Secara khusus bagi partisipan F yang sebelumnya lai 22 Maret–5 Mei 2009. Partisipan berjumlah 5
sudah menyerah dalam mengasuh anak dan mem- orang yang dideskripsikan dalam Tabel 2.
biarkan kehidupan anaknya berjalan apa adanya. Bagi partisipan E, ada komitmen yg dimiliki berupa
Pelaksanaan Terapi (Per Materi) rencana dari tindakan yang akan dilakukan.
Materi I: Now I Understand Materi IV: I’m Ready for Challenge Para partisipan sebelumnya telah mengetahui me-
Partisipan melihat bahwa selain dirinya, ada o- ngenai GH. Setelah mengikuti pemberian materi mem-
rang lain yang memiliki tantangan serupa bahkan peroleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
yang lebih berat. Partisipan menyadari dan menga-
Tabel 3 Perubahan Skor Ketahanan Psikologis Partisipan
Partisipan
Pre test
Post test
A 84 Sedang
94 Tinggi
F 88 Tinggi
84 Tinggi
E 92 Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
PONOMBAN, NANIK, DAN YUNIAR
Tabel 4 Perubahan Skor Ketahanan Psikologis Partisipan
PRE POST Δ PRE POST Δ PRE POST Δ A 25 30 5 30 33 3 29 31 2
lami bahwa di balik permasalahan yang dialami se- GH hingga anak-anak tersebut beranjak remaja. Per- bagai orang tua dari remaja GH, masih ada hal-hal
jalanan hidup telah menempa para partisipan sehing- baik yang terjadi, ada positif dari sisi pribadi. Selain
ga akhirnya dapat memiliki ketahanan psikologis. itu, partisipan juga mampu melihat hal-hal baik yang
Maddi dan Harvey (2006) menguraikan bahwa ter- dimiliki maupun dari remaja.
dapat beberapa kemampuan khusus yang diperlukan Permasalahan dalam pemberian materi ini dia-
bagi individu dalam proses memperoleh ketahanan lami partisipan E dan F yang memiliki fokus pada
psikologis yang tinggi. Kemampuan tersebut antara permasalahan yang dialami oleh anak sehingga sulit
lain: transformational coping, mencari dan mem- mempelajari sesuatu dari materi.
peroleh social support, dan self-care. Kemampuan- kemampuan ini rupanya telah cukup dimiliki oleh para partisipan yang dilatih melalui pengalaman da-
Skor Ketahanan Psikologis lam hidup sehingga pada saat pengukuran menunjuk- kan adanya ketahanan psikologis yang rata-rata bera-
Pada Tabel 3 terdapat skor ketahanan psikologis
da di tingkat tinggi.
partisipan yang membandingkan skor sebelum dan Ketahanan psikologis diperoleh secara alami me- sesudah mengikuti biblioterapi yang berupa skor
lalui pengalaman hidup namun terdapat pelatihan yang ketahanan psikologis saja (Tabel 3) dan skor aspek
bertujuan meningkatkan ketahanan psikologis. Kho- ketahanan psikologis (Tabel 4).
shaba dan Maddi (sitat dalam Maddi & Harvey, 20- Maddi dan Harvey (2006) mengungkapkan bah-
06) mengungkapkan adanya pelatihan ini dan di da- wa ketahanan psikologis merupakan disposisi kepri-
lamnya terdapat penekanan akan beberapa prinsip a- badian sehingga ada beberapa komponen yang di-
gar pelatihan yang diberikan sejalan dengan teori ke- peroleh sejak lahir dan lainnya berkembang dari in-
tahanan psikologis, Prinsip tersebut antara lain pendam- teraksi individu dengan orang lain atau situasi yang
pingan peserta dalam melakukan coping secara e- dialami. Dengan kata lain, ketahanan psikologis dari
fektif terhadap situasi penuh stres yang dialami, ber- individu dapat mengalami peningkatan maupun
interaksi dengan orang lain dengan memberi dan men- penurunan, diturunkan secara genetik dan juga
dapat pendampingan dan dorongan, terlibat dalam dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa perkemba-
prosedur self-care, dan belajar untuk menggunakan ngan ketahanan psikologis sebagai orang tua dari
umpan balik yang telah diperoleh agar memperda- remaja GH yang dimiliki partisipan diasumsikan
lam sikap ketahanan psikologis. telah diperoleh sejak lahir dan mengalami kenaikan
Pelatihan dengan menggunakan terapi bacaan ini atau penurunan akibat proses pembelajaran yang
berusaha menyesuaikan dengan prinsip tersebut na- dialami partisipan dalam menghadapi peristiwa
mun terdapat keterbatasan pada penerapan salah sa- dalam hidup, khususnya sejak memiliki anak.
tu prinsip yaitu pendampingan dalam melakukan cop- Para partisipan umumnya telah mendapat diag-
ing . Coping yang dimaksudkan oleh Maddi dan Har- nosis mengenai permasalahan yang dialami oleh a-
vey (2006) adalah transformational coping yang di- nak sejak anak masih kecil, sehingga telah belasan
lakukan dengan cara menginterpretasi setiap situasi tahun mengalami tantangan dalam mengasuh anak
penuh stres yang ditemui, sebagai masalah yang ha-
383 rus diselesaikan dengan seluruh kemampuan indivi-
BIBLIOTERAPI DAN ADHD
kan 3 partisipan mengalami penurunan skor tanpa ada du. Transformational coping menurut Gentry dan
perubahan klasifikasi. Meskipun hasilnya demikian na- Kobasa (sitat dalam Florian, Mikulincer, & Taub-
mun biblioterapi tetap memberikan pengaruh bagi man, 1995), lebih menekankan kepada penyelesaian
masing-masing partisipan.
permasalahan dari pada emosional individu. Perkembangan dalam menjalani biblioterapi Prinsip ini masih kurang dapat dijalankan secara
tergantung dari kekuatan individu masing-masing baik karena pada persiapan dan pelaksanaan treat-
partisipan dan untuk itu partisipan harus melatih diri ment tidak memperhatikan adanya prinsip pelatihan
untuk memiliki kualitas positif. Kualitas positif ketahanan psikologis. Pada materi-materi tertentu yang
tersebut antara lain: kemampuan untuk menganalisis diberikan cenderung berupa pengetahuan dan belum
topik atau masalah, kejujuran untuk melihat ke sampai pada praktek sehingga keterampilan melaku-
dalam diri, objektivitas melihat perasaan dan perilaku kan coping yang sesuai dengan ketahanan psikolo-
dari sudut pandang lain, dan kepercayaan diri serta gis dimiliki partisipan masih kurang terlatih. Hal ini
harapan yang adekuat untuk merasa bahwa juga didukung hasil evaluasi pelatihan yang disam-
perubahan itu mungkin terjadi dan seseorang mampu paikan oleh partisipan bahwa materi bacaan yang dibe-
untuk mengalami suatu perubahan (Hyness & Berry, rikan seharusnya juga bisa untuk dipraktekkan seca-
ra langsung. Penurunan skor ini dapat disebabkan tidak atau Social support maupun keterampilan self-care
kurang adanya kualitas positif individu yang dimi- dari pelatihan diperoleh melalui pertemuan bersama
liki partisipan. Lebih lanjut lagi dari jawaban dan e- partisipan dengan latar belakang sama sehingga yang
valuasi partisipan, terdapat kesulitan yang dimiliki sebelumnya merasa sendirian menanggung tekanan
partisipan dalam mengendalikan pemikiran yang ne- akhirnya merasa demikian lagi bahkan ada yang me-
gatif dan defensif dengan adanya permasalahan yang rasa lebih beruntung daripada yang lain. Para parti-
dihadapi dalam mengasuh anak. Partisipan terlalu sipan saling berbagi cerita yang dapat dijadikan pe-
terpaku pada permasalahan tersebut sehingga sulit lajaran sebagai orang tua maupun juga yang menye-
untuk mengidentifikasi diri dengan tokoh bacaan dan mangati. Dengan adanya waktu, tenaga, dan perha-
kemudian mendapat insight atas permasalahan yang tian secara khusus untuk pelatihan ini, partisipan di-
dialami. Hal ini sesuai dengan keterbatasan biblio- ajak untuk memperhatikan diri sendiri, mencari dan
terapi yang diungkapkan Abdullah (2003) bahwa memperoleh dukungan sosial, serta akhirnya mam-
partisipan dapat bersikap defensif, membatasi aksi pu menolong partisipan memecahkan permasalahan
dari karakter dan gagal melakukan identifikasi dengan yang dialami.
karakter, dan mungkin menjadikan mereka sebagai Kesempatan bagi partisipan untuk mencari dan
kambing hitam.
memperoleh dukungan sosial maupun self-care se- Keterbatasan ini sudah berusaha untuk diatasi de- suai dengan beberapa tujuan dari biblioterapi seperti
ngan dilakukan diskusi kelompok namun permasala- yang diungkapkan dalam Abdullah (2003). Dalam
han ini sebaiknya diatasi terlebih dahulu sebelum di- pelatihan ini terdapat beberapa tujuan yang tercapai
lakukan biblioterapi. Diupayakan agar partisipan dan diungkapkan partisipan dalam evaluasi. Dua tu-
memperoleh kualitas positif individu untuk menun- juan utama yang dicapai adalah menyediakan infor-
jang perkembangan partisipan dalam menjalani bibli- masi yang bermanfaat bagi partisipan sesuai perma-
oterapi.
salahan sehingga menimbulkan insight dan dengan Hambatan yang dialami tidak membuat partisipan adanya pelatihan bersama partisipan dengan perma-
pada akhirnya tidak memperoleh manfaat. Pada ha- salahan yang sama membuat partisipan merasa tidak
sil evaluasi maupun jawaban pada modul kerja dapat sendiri bahkan bersyukur atas pengalaman yang di-
dilihat bahwa para partisipan memiliki kesadaran akan miliki.
pentingnya pengendalian terutama mengenai pikiran Secara kuantitatif terdapat perubahan skor keta-
dan perasaan yang negatif sekaligus menyadari ke- hanan psikologis dari masing-masing partisipan. Dari
sulitan yang dirasakan dalam melakukan hal tersebut
5 partisipan, 2 di antaranya mengalami peningkatan yang menjadi hambatan paling utama bagi partisipan. skor ketahanan psikologis, salah satunya mengalami
Hal tersebut tidak menghalangi partisipan untuk me- kenaikan klasifikasi ketahanan psikologis. Sedang-
miliki komitmen baru dalam berjuang mengasuh re-
PONOMBAN, NANIK, DAN YUNIAR
maja dengan Gangguan Hiperkinetik. yang dialami dari keseluruhan partisipan. Peningka- Dalam melaksanakan pelatihan ini terdapat bebe-
tan skor ini mengakibatkan kategori ketahanan psi- rapa faktor yang berpengaruh pada hasil penelitian.
kologi yang dimiliki A berubah dari kategori sedang Pertama, stressor selain permasalahan anak yang se-
menjadi tinggi. Peningkatan ini dialami pada ma- cara umum dialami partisipan ketika menjalani pe-
sing-masing aspek dalam ketahanan psikologis yang latihan. Stressor ini memiliki pengaruh terhadap ke-
menunjukkan baik tantangan, komitmen, dan pengen- adaan psikologis partisipan dalam mengikuti pelati-
dalian yang dimiliki partisipan A mengalami pening- han maupun hasil akhir ketahanan psikologis yang di-
katan sebesar 2-5 skor.
miliki. Salah satu stressor yang dialami adalah ujian Peningkatan skor yang dialami partisipan A dapat nasional maupun ujian kenaikan kelas yang dihada-
dijelaskan dengan penerapan prinsip dalam melak- pi anak.
sanakan pelatihan Maddi dan Harvey (2006) yang di- Ujian ini beserta persiapannya merupakan teka-
lakukan partisipan A. Coping yang dilakukan oleh nan tidak sehari-hari dialami sehingga sering menja-
sebelum pelatihan ini A lebih banyak pada emotion- di topik atau bahan perbincangan dalam pelatihan.
al focused coping dengan mencari seseorang (ibu kan- Kedua, angket yang mengukur ketahanan psikologis
dung ZI) untuk menceritakan permasalahan yang partisipan menggunakan pilihan jawaban yang lebih
dialami. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip penca- mengarah pada aspek kognisi dan afeksi dan kurang
paian ketahanan psikologi yang menekankan agar in- dari aspek perilaku padahal ketahanan psikologis me-
dividu lebih banyak menggunakan problem focused miliki ketiga aspek tersebut. Angket yang digunakan
coping . Problem focused coping ini yang berusaha seharusnya menggunakan pilihan jawaban yang me-
diajarkan kepada partisipan dengan materi menge- ngukur frekuensi. Ketiga, keberagaman karakteristik
nai penanganan atau pengasuhan remaja dengan GH. dan latar belakang masing-masing partisipan beser-
Meskipun coping yang dipelajari masih berupa pe- ta permasalahan yang dialami seperti sumber stres lain
ngetahuan, pelatihan ini cukup efektif bagi A yang selain permasalahan anak, hambatan dalam penga-
belum pernah mengikuti pelatihan semacam ini. suhan anak, serta dukungan sosial. Hal ini yang mem-
Selain coping, pelatihan ini juga merupakan ke- bedakan hasil yang diperoleh masing-masing partisi-
sempatan bagi A untuk memberi perhatian terhadap pan setelah mengikuti pelatihan.
diri sendiri (self-care) dan memperoleh social sup- Selain pembahasan hasil data kelompok, peneliti
port . A dapat bertemu partisipan dengan latar bela- juga ingin membahas hasil data secara individu dari
kang permasalahan yang sama dan A dapat mence- masing-masing partisipan.
ritakan permasalahan yang dialami, memperoleh in- formasi dari materi, maupun saran yang disampai- kan oleh partisipan lain. Dengan ini bertambah du-
Partisipan A kungan sosial untuk A sebagai orang tua selain yang Partisipan A seorang ibu yang dari hasil perkawi-
diperoleh A dari keluarga.
nannya tidak memiliki anak namun mengasuh kepo- Hasil pelatihan “I’m a Hardy Parent” bagi A se- nakan yaitu ZI, seorang remaja perempuan berusia
bagai berikut. Dalam pengendalian yang dimiliki se-
16 tahun dan duduk di bangku SMP kelas IX. A bagai orang tua dari remaja GH, A mengakui bahwa berperan sebagai ibu rumah tangga sehingga sehari-
diri A merasa sulit untuk mengendalikan perasaan dan hari dapat secara langsung mendampingi ZI. Banyak
pikiran yang negatif yang dimiliki. Meskipun demi- permasalahan yang dialami A dalam mengasuh ZI ka-
kian, A mampu melihat dampak negatif dari pera- rena selain mengalami GH dalam tingkatan yang se-
saan/pikiran tersebut, dan memiliki komitmen baru dang, ZI juga memiliki tingkat kecerdasan di bawah
untuk berusaha mengendalikannya. Dalam hal pe- rata-rata (borderline mentally, 73, WISC) yang
ngendalian untuk menjalankan prisnsip pengasuhan, membuat ZI mengalami kesulitan yang lebih diban-
A telah menjalankan beberapa namun mengalami ke- ding anak dari partisipan lainnya.
sulitan dan tidak menemukan cara untuk mengatasi Dengan latar belakang demikian, partisipan A me-
selain mengawasi anak secara langsung meskipun hal ngikuti pelatihan “I’m a Hardy Parent” dan menga-
ini melelahkan dan membuat A merasa jenuh kare- lami peningkatan skor ketahanan psikologis sejum-
na ZI memiliki permasalahan yang berat. lah 10 dan merupakan peningkatan skor terbesar
Hal tersebut tidak menghalangi A memiliki ko-
385 mitmen yang baru dalam menjadi orang tua dari re-
BIBLIOTERAPI DAN ADHD
nginan tersebut terkadang dimiliki. maja GH. Berikut ini komitmen A pada refleksi 3
Dalam menghadapi tantangan, A menyadari bah- materi 3.
wa bukan diri A saja yang mengalami permasalahan dalam mengasuh remaja dengan GH. Ternyata
Saya ingin mengusahakan yang terbaik dalam mengasuh
masih ada orang yang mengalami permasalahan
anak. Terkadang saya ingin menyerah, tapi di sisi lain me-
serupa dan bahkan lebih berat dari yang dihadapi A.
rasa tertantang atau belum puas kalau saya belum berhasil
Di balik permasalahan yang dihadapi, A merasakan
mengubahnya. Saya ingin bisa kuat agar saya bisa menga- suh anak ini hingga bisa bermanfaat dan bukannya menyu-
imbalan positif yang dimiliki baik dari pribadi A
sahkan orang lain. Saya tidak ingin menyerah, saya bisa meng-
maupun ZI.
antarkan anak ini menjadi anak yang bermanfaat, membang-
Di akhir pelatihan, A menyatakan perubahan
gakan, dan menyenangkan orang-orang di sekelilingnya.
yang dialami melalui hasil evaluasi secara keseluru- han mengenai terdapatnya perubahan yang dirasakan
Peneliti melihat bahwa meskipun terkadang A me-
setelah mengikuti pelatihan.
rasa jenuh dengan permasalahan yang dihadapi dan ingin menyerah, namun A merasa tertantang untuk
Ada, tapi mungkin baru sedikit tapi saya akan berusaha
dapat memenuhi keinginan dalam mengasuh anak.
terus untuk bisa lebih sabar dan memahami keadaan atau kekurangan anak. Contoh: dari cerita Totto-chan dan Chris
A memiliki rasa optimis bahwa keinginannya pasti
Dendy, saya merasa malu karena belum bisa menjadi ibu
terwujud. A terus berharap akan ada perubahan dari
seperti mereka. Juga kadang mendapat masukan dari ibu
anak A dan menyatakan harapan tersebut pada anak
yang lain.
meskipun belum menunjukkan perubahan yang sig- nifikan. Hal ini merupakan salah satu dari kualitas
Hal positif yang dapat dilihat dari perubahan yang positif individu yang dibutuhkan untuk berproses
dirasakan A adalah bukan pada sedikitnya perubahan dalam biblioterapi.
yang dialami namun niat A untuk berusaha terus Kualitas positif tersebut berkaitan dengan rasa ber-
meningkatkan kualitas pribadi yang dimiliki. salah dan tanggung jawab A sebagai orang tua. A me- miliki perasaan bersalah atas permasalahan yang di-
Partisipan F
alami ZI. Pada refleksi 2, A mengungkapkan bahwa Partisipan F merupakan ibu rumah tangga yang ti- “seringkali juga muncul perasaan bersalah dan
dak dianugerahi anak dari hasil pernikahannya. Dalam menganggap bahwa kesalahan itu karena saya sa-
keadaan demikian, F mengasuh OL, remaja perem- lah dalam mengasuh. ” Perasaan bersalah ini tidak
puan GH berusia 15 tahun. OL merupakan anak dari sia-sia karena disertai dengan keinginan A untuk
tetangga F yang sejak kecil sudah diasuh F akibat bertanggung jawab sebagai orang tua.
keterbatasan fisik dan psikis yang dialami orang tua
A merasa sebagai orang tua yang seharusnya ber- kandung OL. Karakteristik GH yang dimiliki OL usaha mengasuh anak sebaik mungkin meski bukan
berada dalam tingkat yang sangat rendah, meskipun merupakan orang tua kandung ZI. Perlu diingat bah-
demikian OL memiliki permasalahan tersendiri wa A merupakan kakak dari ibu kandung ZI dan se-
khususnya dalam masalah akademis dan aktivitas sungguhnya adalah bibi dari ZI. A diberi kepercaya-
sehari-hari. OL memiliki tingkat kecerdasan yang an untuk mengasuh ZI pada saat ZI masih kecil ma-
tergolong average namun mendekati batas bawah. upun sekarang ketika ZI mengalami banyak perma-
Partisipan F mengalami penurunan ketahanan psi- salahan dalam sekolah, pergaulan, dan hidup sehari-
kologis yang dimiliki F setelah mengikuti pelatihan hari. Ketika A mengalami masa sedih dan putus asa
“I’m a Hardy Parent”, dengan perbedaan skor se- dalam mengasuh ZI, ibu kandung ZI merupakan tem-
besar 4. Masing-masing aspek ketahanan psikologis pat A menceritakan permasalahan yang tengah dia-
mengalami penurunan 1-2 skor. Meskipun mengala- lami. Respon yang diberikan ibu kandung ZI menun-
mi penurunan skor, kategori ketahanan psikologis F jukkan bahwa ibu kandung ZI sendiri sudah menye-
tidak mengalami perubahan, tetap pada kategori rah dan merasa bahwa A lebih baik serta sabar
tinggi.
dalam mengasuh ZI. Dengan adanya rasa bersalah
F mengalami kesulitan untuk dapat mengendali- yang disertai keinginan untuk bertanggung jawab,
kan pikiran dan perasaan yang negatif ketika meng- membuat A tidak ingin menyerah meskipun kei-
hadapi permasalahan. Hal ini nampak dari jawaban
PONOMBAN, NANIK, DAN YUNIAR
F pada modul tugas mengenai materi 3 mengenai lam kutipan keinginan F di modul tugas 3 materi 3 hambatan yang dialami dalam menerapkan prinsip pe-
berikut.
ngasuhan sebagai berikut. Anak saya bisa hidup mandiri, kelak bekerja untuk meng- Sebagian prinsip pengasuhan remaja GH tidak dijalankan
hidupi diri sendiri. Saya berharap bisa hidup tenang, tidak mi- karena sulit menahan diri untuk tidak marah dan menilai secara
kir anak terus menerus.
negatif. Sering lupa bahwa dia tidak mampu, bukan tidak mau.
Dalam pernyataan keinginan tersebut, terdapat kon- flik pribadi F bahwa selama ini ini F menjalani ke- Hal ini juga memengaruhi sikap F dalam men-
hidupan yang tidak tenang dan selalu memikirkan per- jalankan prinsip pengasuhan bagi remaja GH dan
masalahan mengenai anak. Di sisi yang lain, F me- kemampuan dalam mengidentifikasi diri dengan to-
rasa bertanggung jawab terhadap kehidupan OL ka- koh bacaan pada saat pelatihan berlangsung. Parti-
rena selama ini OL menjadi anak yang F asuh. Se- sipan F terlalu terpaku pada pemasalahan anak se-
bagai orang tua, F memiliki keinginan bagi kehidu- hingga sulit untuk mengidentifikasi diri dengan
pan OL dan juga keinginan bagi diri F secara pribadi. tokoh bacaan yang berhasil mengatasi permasalahan
Bukan sebatas keinginan saja namun F telah berusa- tersebut. Hal ini nampak dalam topik mengenai per-
ha mencapainya dan sebelum mengikuti pelatihan “I’m masalahan anak yang disampaikan F pada perte-
a Hardy Parent” , F merasa telah berusaha semak- muan-pertemuan selama pelatihan.
simal mungkin untuk memecahkan permasalahan Cara berpikir F ini dapat dijelaskan dengan latar
OL namun selalu terbentur oleh konflik dengan orang belakang F sebagai orang tua asuh beserta konflik-
tua kandung OL sehingga hasilnya tidak sesuai konflik yang menyertai. Permasalahan yang diha-
harapan. Dukungan secara sosial yang memberi dapi F cukup rumit karena F tidak memiliki anak
semangat bagi F untuk berusaha juga sebatas dari kandung dan menjadi orang tua OL sebagai orang
suami yang meski mendukung namun tidak dapat tua asuh. Dalam menerapkan pola pengasuhan, F
ambil bagian secara langsung dalam mengasuh OL. sering kali mengalami hambatan berupa intervensi
Akhirnya F mengambil sikap dengan membiarkan orang tua kandung OL. Hal ini mengakibatkan us-
segala sesuatu berjalan apa adanya dalam kehidupan aha F dalam mengusahakan yang terbaik bagi OL
anaknya, dengan kata lain F menyerah terhadap juga terhalang. Misalnya, bila F melarang OL me-
permasalahan yang dialami.
nonton televisi karena belum belajar maka OL a- Pelatihan ini tidak sia-sia bagi F karena setelah kan menonton televisi di rumah orang tua kandung
mengikuti pelatihan, F memiliki keinginan untuk men- OL yang tinggal bersebelahan dengan F dan orang
coba berusaha kembali mengusahakan yang terbaik tua kandung OL akan menerima dengan tangan ter-
bagi OL. Berikut ini penuturan F dalam refleksi 4 ma- buka, begitu pula untuk hal-hal lainnya. Tindakan
teri 4.
yang diambil F dan orang tua kandung OL sering
bertentangan namun F tidak mampu untuk meng- Saya sempat berpikir untuk menyerah saja, biar saja ber-
kembang apa adanya, toh saya sudah berusaha. Setelah
ambil tindakan karena hanya berperan sebagai o-
pertemuan ini, saya jadi ingin mencoba, berusaha lagi mem-
rang tua yang mengasuh tanpa memiliki kekuatan
bimbing dengan lebih terarah sesuai dengan apa yang telah
hukum.
saya ketahui.
OL sebagai seorang remaja yang memiliki per- Pelatihan ini menjadi kesempatan bagi F untuk
masalahan tersendiri terkait GH yang dialami juga memberikan perhatian bagi diri sendiri dan mem- mengambil segala sesuatu yang bisa diperoleh dari peroleh dukungan secara sosial dari partisipan yang kedua orang tua, baik orang tua kandung dan orang lain. Ada pelajaran yang diperoleh F dengan mem- tua asuh. Atas konflik tersebut, F berusaha melaku- bandingkan kehidupan F dengan partisipan lain. kan tindakan untuk memecahkan namun selalu ter- Seperti yang disampaikan F pada pertemuan perta- halang dan akhirnya F hanya bisa menerima dan men-
ma dalam refleksi 1 materi I.
jalani apa adanya.
Konflik ini terpendam dalam diri F dan akibat-
Saya jadi tahu bahwa anak saya tidak terlalu “parah” diban-
nya nampak dalam cara berpikir F yang cenderung pa-
ding dengan anak dari partisipan lain. Ia butuh disiplin dan
sif terhadap permasalahan OL. Hal ini nampak da-
harus sering diingatkan, jadi membutuhkan kesabaran, kete-
BIBLIOTERAPI DAN ADHD
latenan, dan pikiran yang positif.
dapi permasalahan. Meskipun sebelumnya, E telah mengetahui bagaimana menyikapi permasalahan a-
Dengan adanya self-care dan dukungan sosial men- nak tanpa pikiran yang negatif namun E masih sulit dorong F untuk kembali mencoba berusaha membe-
untuk melaksanakannya. E mengalami bahwa diri E rikan penanganan yang tepat untuk OL. Lebih lanjut
“sudah terlanjur marah karena lebih banyak men- lagi, terdapat perubahan yang dirasakan F setelah me-
dapat laporan yang tidak baik”. ngikuti pelatihan. Berikut ini hasil evaluasi secara ke-
Selama ini E menjalani kehidupan sebagai seo- seluruhan mengenai terdapatnya perubahan yang di-
rang wanita bekerja yang dalam karirnya tidak ber- rasakan partisipan.
kembang karena memilih pekerjaan yang tidak meng- halangi E untuk mengurus kedua anak secara lang-
Ada, karena mendapat banyak penjelasan dan apa saja yang
sung. Di damping itu, E juga ibu rumah tangga de-
harus dilakukan. Misal, saya terbiasa langsung berkomentar bila anak saya melakukan hal-hal yang tidak berkenan di
ngan pembantu yang bekerja paruh waktu sehingga
hati saya. Setelah pelatihan, saya berusaha tidak emosional,
sebagian besar pekerjaan rumah tangga. Beban ini
berkomentar yang positif.
ditambah dengan suami yang bekerja di luar kota yang mengharuskan E mengurus dan mendampingi
Partisipan E kedua anak serta keponakan yang tinggal bersama Partisipan E merupakan seorang ibu dengan pe-
keluarga E.
ran ganda sebagai pekerja dan ibu rumah tangga. A- Dukungan yang diberikan suami juga tidak diper- nak pertama E yaitu HD merupakan remaja laki-laki
oleh E secara penuh. Ketika E meminta suami untuk yang berusia 13 tahun. HD menunjukkan karakter-
mendekati HD karena HD sudah beranjak remaja istik GH dalam tingkat yang rendah namun memiliki
sehingga butuh pendampingan dari sosok orang tua permasalahan khususnya dalam bidang akademis dan
laki-laki, suami E tidak bersedia. Selain mengalami tanggung jawab. HD memiliki tingkat kecerdasan
masalah mengenai anak, peran ganda E, dan duku- yang tergolong high average. E berusaha untuk meng-
ngan suami, E juga mendapat tekanan dari keluarga atasi namun terhambat karena kurangnya motivasi
(orang tua) yang menganggap E tidak mampu meng- yang dimiliki HD.
urus anak padahal memiliki gelar dokter. Setelah mengikuti pelatihan“I’m a Hardy Parent”,
Berbagai permasalahan yang dialami E pada ak- partisipan E mengalami penurunan ketahanan psiko-
hirnya memengaruhi cara berpikir E terhadap perma- logis dengan perbedaan skor sebesar 3. Dengan terja-
salahan anak dan kemampuannya sebagai orang tua. dinya penurunan skor ini, kategori ketahanan psi-
Berbagai cara sudah dilakukan E dalam mendam- kologis E tidak mengalami perubahan, tetap pada
pingi dan mengusahakan penanganan bagi HD yang kategori tinggi. Aspek pengendalian dan tantangan
berfokus pada penyelesaian masalah yang ada (trans- mengalami penurunan. Secara khusus pada aspek ko-
formational coping ). Banyak langkah yang sudah mitmen, E mengalami kenaikan skor sebesar 2.
dilakukan oleh E dalam memberikan penanganan Komitmen E sebagai orang tua mengalami pening-
terbaik bagi HD, mulai dari mencari tahu kelebihan katan skor. E memiliki keinginan bagi hidup anak dan
dan kekurangan HD, mengikutkan terapi, memberi telah memperoleh sebagian dan hal ini membuat E
kesempatan bagi HD untuk mengeksplorasi bakat terus berusaha untuk mencapai. E telah memper-
dengan berbagai les keterampilan, memotivasi HD, lengkapi diri dengan komitmen yang aplikatif (be-
membantu HD dalam pelajaran lewat les yang rupa tindakan nyata) dalam mengasuh anak. E ber-
diikuti, hingga berusaha menerima segala cita-cita komitmen dalam refleksi 3 bahwa ia akan “terlibat
HD. Usaha ini terbentur dengan tanggapan HD yang aktif dalam kegiatan anak, mengawasi perubahan
pasif dan tidak memiliki motivasi untuk berjuang tingkah laku yang timbul baik yang positif/negatif.”
mengusahakan yang terbaik, baik dalam hal akademis
E berusaha untuk lebih memperhatikan anak untuk maupun hal lainnya. Akhirnya, usaha yang dilaku- dapat mengamati tingkah laku positif/negatif yang
kan E dirasakan belum membuahkan hasil yang di- dilakukan sehingga bisa memberikan timbal baik
harapkan dan HD tidak menunjukkan suatu perubahan yang tepat.
yang positif.
Kesulitan yang dialami E dalam mengendalikan Hal tersebut saja sudah dapat membuat E merasa pikiran dan perasaan yang negatif ketika mengha-
tertekan, ditambah dengan kurangnya dukungan yang
PONOMBAN, NANIK, DAN YUNIAR
diterima dari suami dan keluarga. Permasalahan ini lami permasalahan atau tantangan yang sama bahkan sejalan dengan kesulitan yang dialami E dalam me-
lebih dari yang D alami.
ngendalikan pikiran dan perasaan yang negatif. Se- Berbagai cara sudah dilakukan D dalam men- perti halnya yang dialami partisipan F, partisipan E
dampingi dan mengusahakan penanganan bagi PS yang juga terlalu terpaku pada pemasalahan HD bahwa
berfokus pada penyelesaian masalah yang ada (trans- HD memiliki permasalahan dan tidak bisa berubah.
formational coping ). Banyak langkah yang sudah
E juga harus menghadapi permasalahan ini sendiri, dilakukan oleh D dalam memberikan penanganan tanpa ada dukungan dari kehadiran suami. Dengan
terbaik bagi PS, mulai dari memperlengkapi diri de- pikiran dan perasaan seperti ini, E sulit untuk meng-
ngan pengetahuan mengenai gangguan yang dialami identifikasi diri dengan tokoh bacaan yang berhasil
PS, membimbing PS dalam belajar dengan meng- mengatasi permasalahan tersebut.
gunakan cara-cara yang mudah dimengerti PS, mem- Dalam pelatihan ini, diberikan kesempatan bagi
beri kesempatan bagi PS untuk mengeksplorasi ba-
E untuk memperhatikan diri sendiri dan memper- kat dengan les maupun menyediakan fasilitas. PS me- oleh dukungan sosial. E dapat mengeluarkan selu-
miliki tingkat kecerdasan yang tergolong average. ruh unek-unek, harapan, dan kecemasan yang dimi-
Usaha yang dilakukan D dirasakan belum membuah- liki kemudian memperoleh dukungan secara sosial da-
kan hasil yang diharapkan.
ri partisipan lain. Pada dua pertemuan pertama da- Dalam pengendalian yang dimiliki sebagai orang lam pemberian materi, dari refleksi E mengung-
tua dari remaja GH, D memiliki kesulitan untuk me- kapkan bahwa E tidak memperoleh manfaat dan ti-
ngendalikan perasaan dan pikiran yang negatif yang dak menemukan jalan keluar atas permasalahan se-
dimiliki terutama ketika menghadapi PS setiap hari- lain merasa senang dapat sharing dengan sesama ibu
nya. Dalam hal pengendalian untuk menjalankan prin- dengan kondisi yang hampir sama. Hal ini menun-
sip pengasuhan, D telah menjalankan beberapa na- jukkan motivasi awal E dalam mengikuti pelatihan
mun mengalami kesulitan dan tidak menemukan ca- adalah untuk mencari jalan keluar bagi permasala-
ra untuk mengatasi selain mengawasi anak secara lang- han yang dialami. Berbeda dengan itu, tujuan pela-
sung meskipun hal ini melelahkan dan juga diper- tihan ini adalah untuk memberikan dukungan secara
sulit dengan harus mengendalikan pikiran negatif psikologis bagi orang tua dalam mengasuh remaja GH.
yang dimiliki. Sulit bagi D untuk menghadapi PS de- Setelah mengikuti pelatihan, terdapat perubahan
ngan karakteristik GH yang berada dalam tingkatan yang dialami oleh E. Perubahan ini merupakan
sedang. Salah satu hal yang sulit diatasi oleh PS adalah pandangan E terhadap tantangan yang dimiliki seba-
sikap kaku, impulsif, dan tidak mudah menerima yang gai orang tua dari remaja GH. Berikut ini pernyata-
ditunjukkan PS. Sikap PS ini menjadi tantangan ter- an E yang diungkapkan dalam hasil evaluasi.
sendiri bagi D untuk dapat mengendalikan diri teru- tama mengendalikan pikiran yang dimiliki tentang PS.
Lebih bersyukur karena anak saya masih lebih baik diban-
Selain mengalami tantangan mengenai PS, D ju-
dingkan anak GH lain. Lebih menerima kondisi anak dan le-
ga memiliki permasalahan lain mengenai suami yang
bih semangat membantu anak supaya lebih baik lagi dengan harapan bisa seperti anak lainnya.
sakit dan harus sering didampingi sehingga banyak menyita waktu D. Hal ini mengakibatkan sebagian besar waktu D yang sebelumnya digunakan untuk