Undang Undang No. 9 Tahun 1995 Tentang : Usaha Kecil

Unda ng Unda ng N o. 9 Ta hun 1 9 9 5
Te nt a ng : Usa ha Ke cil
Oleh
Nom or
Tanggal
Sum ber

:
:
:
:

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
9 TAHUN 1995 ( 9/ 1995)
26 DESEMBER 1995 ( JAKARTA)
LN 74; TLN 3611

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A,

Menim bang:
a.


bahw a negara Republik I ndonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang- Undang Dasar 1945 m elaksanakan Pem bangunan Nasional
yang bert uj uan m ew uj udkan suat u m asyarakat adil dan m akm ur yang
m er at a m at er ial dan spir it ual bagi selur uh r akyat I ndonesia;

b.

bahw a unt uk m encapai t uj uan t ersebut Pem erint ah, dunia usaha, dan
m asyarakat t elah dan akan t erus m elaksanakan Pem bangunan
Nasional;

c.

bahw a dalam Pem bangunan Nasional, Usaha Kecil sebagai bagian
int egr al dunia usaha yang m erupakan kegiat an ekonom i rakyat
m em punyai kedudukan, pot ensi dan per an yang st r at egis unt uk
m ew uj udkan st r ukt ur per ekonom ian nasional yang m akin seim bang
berdasarkan dem okrasi ekonom i;


d.

bahw a sehubungan dengan hal t ersebut , Usaha Kecil perlu lebih
diberdayakan dalam m em anfaat kan peluang usaha dan m enj aw ab
t ant angan perkem bangan ekonom i di m asa yang akan dat ang;

e.

bahw a berdasarkan pert im bangan t ersebut di at as, unt uk m em berikan
dasar hukum bagi pem berdayaan Usaha Kecil perlu dibent uk Undangundang t ent ang Usaha Kecil;

Mengingat :

http://isnan-wijarno.com

1

Pasal 5 ayat ( 1) , Pasal 20 ayat ( 1) , dan Pasal 27 ayat ( 2) , dan Pasal 33
Undang- Undang Dasar 1945;
Dengan Per set uj uan

DEWAN PERWAKI LAN RAKYAT REPUBLI K I NDONESI A

MEMUTUSKAN:
Menet apkan:
UNDANG- UNDANG TENTANG USAHA KECI L.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang- undang ini yang dim aksud dengan:
1.
Usaha Kecil adalah kegiat an ekonom i r akyat yang ber skala kecil dan
m em enuhi kr it er ia kekayaan ber sih at au hasil penj ualan t ahunan ser t a
kepem ilikan sebagaim ana diat ur dalam Undang- undang ini;
2.
Usaha Menengah dan Usaha Besar adalah kegiat an ekonom i yang
m em punyai kr it er ia kekayaan ber sih at au hasil penj ualan t ahunan
lebih besar dar ipada kekayaan ber sih dan hasil penj ualan t ahunan
Usaha Kecil;
3.

Pem berdayaan adalah upaya yang dilakukan oleh Pem erint ah, dunia
usaha, dan m asyarakat dalam bent uk penum buhan iklim usaha,
pem binaan dan pengem bangan sehingga Usaha Kecil m am pu
m enum buhkan dan m em perkuat dirinya m enj adi usaha yang t angguh
dan m andiri;
4.
I klim usaha adalah kondisi yang diupayakan Pem er int ah ber upa
penet apan berbagai perat uran perundang- undangan dan
kebij aksanaan di berbagai aspek kehidupan ekonom i agar Usaha Kecil
m em peroleh kepast ian kesem pat an yang sam a dan dukungan
ber usaha yang seluas- luasnya sehingga berkem bang m enj adi usaha
yang t angguh dan m andir i;
5.
Pem binaan dan pengem bangan adalah upaya yang dilakukan oleh
Pem er int ah dunia usaha dan m asyar akat m elalui pem ber ian bim bingan
dan bant uan per kuat an unt uk m enum buhkan dan m eningkat kan
kem am puan Usaha Kecil agar m enj adi usaha yang t angguh dan
m andir i;
6.
Pem biayaan adalah penyediaan dana oleh Pem er int ah, dunia usaha,

dan m asyarakat m elalui lem baga keuangan bank, lem baga keuangan
bukan bank, at au m elalui lem baga lain dalam rangka m em perkuat
perm odalan Usaha Kecil;

http://isnan-wijarno.com

2

7.

Penj am inan adalah pem ber ian j am inan pinj am an Usaha Kecil oleh
lem baga penj am in sebagai dukungan unt uk m em perbesar kesem pat an
m em peroleh pem biayaan dalam rangka m em perkuat perm odalannya;

8.

Kem it raan adalah kerj a sam a usaha ant ara Usaha Kecil dengan Usaha
Menengah at au dengan Usaha Besar disert ai pem binaan dan
pengem bangan oleh Usaha Menengah at au Usaha Besar dengan
m em per hat ikan pr insip saling m em er lukan, saling m em per kuat , dan

saling m engunt ungkan.

BAB I I
LANDASAN, ASAS, DAN TUJUAN
Pasal 2
Pem berdayaan Usaha Kecil berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar 1945.
Pasal 3
Pem berdayaan Usaha Kecil diselenggarakan at as asas kekeluargaan.
Pasal 4
Pem berdayaan Usaha Kecil bert uj uan:
a.
m enum buhkan dan m eningkat kan kem am puan Usaha Kecil m enj adi
usaha yang t angguh dan m andiri sert a dapat berkem bang m enj adi
Usaha Menengah;
b.
m eningkat kan peranan Usaha Kecil dalam pem bent ukan produk
nasional, perluasan kesem pat an kerj a dan berusaha, m eningkat kan
ekspor , ser t a peningkat an dan pem er at aan pendapat an unt uk
m ew uj udkan dirinya sebagai t ulang punggung sert a m em perkukuh

st r ukt ur per ekonom ian nasional.

BAB I I I
KRI TERI A

Pasal 5
( 1)

Kr it er ia Usaha Kecil adalah sebagai ber ikut :
a.
m em iliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- ( dua
rat us j ut a rupiah) , t idak t erm asuk t anah dan bangunan t em pat
usaha; at au
b.
m em iliki hasil penj ualan t ahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- ( sat u m ilyar r upiah) ;

http://isnan-wijarno.com

3


c.
d.

e.

( 2)

m ilik War ga Negar a I ndonesia;
ber dir i sendiri, bukan m erupakan anak perusahaan at au cabang
per usahaan yang dim iliki, dikuasai, at au ber afiliasi baik
langsung m aupun t idak langsung dengan Usaha Menengah at au
Usaha Besar;
berbent uk usaha orang perseorangan, badan usaha yang t idak
berbadan hukum , at au badan usaha yang berbadan hukum ,
t er m asuk koper asi.

Kr it er ia sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) hur uf a dan b, nilai
nom inalnya, dapat diubah sesuai dengan perkem bangan
perekonom ian, yang diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.


BAB I V
I KLI M USAHA

Pasal 6
( 1)

Pem er int ah m enum buhkan iklim usaha bagi Usaha Kecil m elalui
penet apan perat uran perundang- undangan dan kebij aksanaan m eliput i
aspek:
a.
pendanaan;
b.
persaingan;
c.
prasarana;
d.
infor m asi;
e.
kem it r aan;

f.
per izinan usaha; dan
g.
per lindungan.

( 2)

Dunia usaha dan m asyarakat berperan sert a secara akt if
m enum buhkan iklim usaha sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) .

Pasal 7
Pem erint ah m enum buhkan iklim usaha dalam aspek pendanaan
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 1) huruf a dengan m enet apkan
perat uran perundang- undangan dan kebij aksanaan unt uk:
a.
m em perluas sum ber pendanaan;
b.
m eningkat kan akses t erhadap sum ber pendanaan;
c.
m em berikan kem udahan dalam pendanaan.


http://isnan-wijarno.com

4

Pasal 8
Pem er int ah m enum buhkan iklim usaha dalam aspek persaingan sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 1) hur uf b dengan m enet apkan per at ur an
perundang- undangan dan kebij aksanaan unt uk:
a.
m eningkat kan kerj a sam a sesam a Usaha Kecil dalam bent uk koperasi,
asosiasi, dan him punan kelom pok usaha unt uk m em per kuat posisi
t aw ar Usaha Kecil;
b.
m encegah pem bent ukan st rukt ur pasar yang dapat m elahirkan
per saingan yang t idak w aj ar dalam bent uk m onopoli, oligopoli, dan
m onopsoni yang m erugikan Usaha Kecil;
c.
m encegah t erj adinya penguasaan pasar dan pem usat an usaha oleh
orang- perseorangan at au kelom pok t ert ent u yang m erugikan Usaha
Kecil.

Pasal 9
Pem erint ah m enum buhkan iklim usaha dalam aspek prasarana sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 1) huruf c dengan m enet apkan perat uran
perundang- undangan dan kebij aksanaan unt uk:
a.
m engadakan prasarana um um yang dapat m endorong dan
m engem bangkan per t um buhan Usaha Kecil;
b.
m em berikan keringanan t arif prasarana t ert ent u bagi Usaha Kecil.

Pasal 10
Pem er int ah m enum buhkan iklim usaha dalam aspek inform asi sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 1) hur uf d dengan m enet apkan per at ur an
perundang- undangan dan kebij aksanaan unt uk:
a.
m em bent uk dan m em anfaat kan bank dat a dan j aringan inform asi
bisnis;
b.
m engadakan dan m enyebarkan inform asi m engenai pasar , t eknologi,
desain, dan m ut u.

Pasal 11
Pem erint ah m enum buhkan iklim usaha dalam aspek kem it raan sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 1) huruf e dengan m enet apkan perat uran
perundang- undangan dan kebij aksanaan unt uk:
a.
m ew uj udkan kem it raan;
b.
m encegah t er j adinya hal- hal yang m er ugikan Usaha Kecil dalam
pelaksanaan t ransaksi usaha dengan Usaha Menengah dan Usaha
Besar.

http://isnan-wijarno.com

5

Pasal 12
Pem er int ah m enum buhkan iklim usaha dalam aspek per izinan usaha
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 1) huruf f dengan m enet apkan
perat uran perundang- undangan dan kebij aksanaan unt uk:
a.
m enyeder hanakan t at a car a dan j enis per izinan dengan
m engupayakan t erw uj udnya sist em pelayanan sat u at ap;
b.
m em ber ikan kem udahan per syar at an unt uk m em per oleh per izinan.

Pasal 13
Pem er int ah m enum buhkan iklim usaha dalam aspek per lindungan
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 1) huruf g dengan m enet apkan
perat uran perundang- undangan dan kebij aksanaan unt uk:
a.
m enent ukan per unt ukan t em pat usaha yang m eliput i pem ber ian lokasi
di pasar , r uang per t okoan, lokasi sent r a indust r i, lokasi per t anian
rakyat , lokasi pert am bangan rakyat , dan lokasi yang w aj ar bagi
pedagang kaki lim a, ser t a lokasi lainnya;
b.
m encadangkan bidang dan j enis kegiat an usaha yang m em iliki
kekhususan pr oses, ber sifat padat karya, sert a m em punyai nilai seni
budaya yang bersifat khusus dan t urun t em urun;
c.
m engut am akan penggunaan produk yang dihasilkan Usaha Kecil
m elalui pengadaan secar a langsung dar i Usaha Kecil;
d.
m engat ur pengadaan barang at au j asa dan pem borongan kerj a
Pem er int ah;
e.
m em ber ikan bant uan konsult asi hukum dan pem belaan.

BAB V
PEMBI NAAN DAN PENGEMBANGAN

Pasal 14
Pem erint ah, dunia usaha, dan m asyarakat m elakukan pem binaan dan
pengem bangan Usaha Kecil dalam bidang:
a.
produksi dan pengolahan;
b.
pem asaran;
c.
sum ber daya m anusia; dan
d.
t eknologi.

http://isnan-wijarno.com

6

Pasal 15
Pem erint ah, dunia usaha, dan m asyarakat m elakukan pem binaan dan
pengem bangan dalam bidang produksi dan pengolahan sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 14 hur uf a dengan:
a.
m eningkat kan kem am puan m anaj em en ser t a t eknik pr oduksi dan
pengolahan;
b.
m eningkat kan kem am puan rancang bangun dan perekayasaan;
c.
m em berikan kem udahan dalam pengadaan sarana dan prasarana
produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kem asan.

Pasal 16
Pem erint ah, dunia usaha, dan m asyarakat m elakukan pem binaan dan
pengem bangan dalam bidang pem asaran, baik di dalam m aupun di luar
negeri, sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 14 huruf c dengan:
a.
m elaksanakan penelit ian dan pengkaj ian pem asar an;
b.
m eningkat kan kem am puan m anaj em en dan t eknik pem asaran;
c.
m enyediakan sarana sert a dukungan prom osi dan uj i coba pasar;
d.
m engem bangkan lem baga pem asaran dan j aringan dist ribusi;
e.
m em asarkan produk Usaha Kecil.

Pasal 17
Pem er int ah, dunia usaha, dan m asyarakat m elakukan pem binaan dan
pengem bangan dalam bidang sum ber daya m anusia sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 14 hur uf c dengan:
a.
m em asyarakat kan dan m em budayakan kew irausahaan;
b.
m eningkat kan ket er am pilan t eknis dan m anaj er ial;
c.
m em bent uk dan m engem bangkan lem baga pendidikan, pelat ihan, dan
konsult asi Usaha Kecil;
d.
m enyediakan t enaga penyuluh dan konsult an Usaha Kecil.

Pasal 18
Pem erint ah, dunia usaha, dan m asyarakat m elakukan pem binaan dan
pengem bangan dalam bidang t eknologi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
14 hur uf d dengan:
a.
m eningkat kan kem am puan di bidang t eknologi pr oduksi dan
pengendalian m ut u;
b.
m eningkat kan kem am puan di bidang penelit ian unt uk
m engem bangkan desain dan t eknologi baru;
c.
m em ber i insent if kepada Usaha Kecil yang m ener apkan t eknologi bar u
dan m elest ar ikan lingkungan hidup;
d.
m eningkat kan ker j asam a dan alih t eknologi;

http://isnan-wijarno.com

7

e.

m eningkat kan kem am puan m em enuhi st andar disasi t eknologi;

f.

m enum buhkan dan m engem bangkan lem baga penelit ian dan
pengem bangan di bidang desain dan t eknologi bagi Usaha Kecil.

Pasal 19
( 1)

Pem binaan dan pengem bangan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
14, yang m enyangkut t at a cara, bobot , int ensit as, priorit as, dan
j angka w akt u pem binaan dan pengem bangannya, dilaksanakan
dengan m em perhat ikan klasifikasi dan t ingkat per kem bangan Usaha
Kecil yang ber sangkut an.

( 2)

Ket ent uan m engenai t at a cara, bobot , int ensit as, priorit as, dan j angka
w akt u pem binaan dan pengem bangan sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

Pasal 20
( 1)

Usaha Kecil yang t elah dibina dan berkem bang m enj adi Usaha
Menengah m asih dapat diberikan pem binaan dan pengem bangan
dalam j angka w akt u paling lam a t iga t ahun.

( 2)

Pem erint ah m enet apkan bidang pem binaan dan pengem bangan yang
m asih perlu diberikan kepada Usaha Menengah sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1) .

( 3)

Usaha Kecil yang t elah dibina dan berkem bang m enj adi Usaha
Menengah t et ap dapat m enem pat i lokasi usaha dan m elakukan
kegiat an usaha yang dicadangkan.

BAB VI
PEMBI NAAN DAN PENJAMI NAN

Pasal 21
Pem erint ah, dunia usaha, dan m asyarakat m enyediakan pem biayaan yang
m eliput i:
a.
kr edit per bankan;
b.
pinj am an lem baga keuangan bukan bank;
c.
m odal vent ura;
d.
pinj am an dari dana penyisihan sebagian laba badan usaha m ilik
negara ( BUMN) ;

http://isnan-wijarno.com

8

e.

hibah; dan

f.

j enis pem biayaan lainnya.

Pasal 22
Unt uk m eningkat kan akses Usaha Kecil t erhadap pem biayaan sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 21 dilakukan dengan:
a.
m eningkat kan kem am puan dalam pem upukan m odal sendiri;
b.
m eningkat kan kem am puan m enyusun st udi kelayakan;
c.
m eningkat kan kem am puan m anaj em en keuangan;
d.
m enum buhkan dan m engem bangkan lem baga penj am in.

Pasal 23
( 1)

Pem biayaan bagi Usaha Kecil dapat dij am in oleh lem baga penj am in
yang dim iliki Pem er int ah dan/ at au sw ast a.

( 2)

Lem baga penj am in sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) m enj am in
pem biayaan Usaha Kecil dalam bent uk:
a.
penj am inan pem biayaan kredit perbankan;
b.
penj am inan pem biayaan at as bagi hasil;
c.
penj am inan pem biayaan lainnya.

Pasal 24
Lem baga penj am in sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 23 t erdiri at as:
a.
lem baga penj am in yang dibent uk berdasarkan perat uran perundangundangan yang berlaku;
b.
lem baga lainnya yang dit et apkan sebagai lem baga penj am in.

Pasal 25
Pem biayaan dan penj am inan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 dan 23
yang m enyangkut alokasi, t at a cara, priorit as, sert a j angka w akt u
pem biayaan dan penj am inan dilaksanakan dengan m em perhat ikan klasifikasi
dan t ingkat perkem bangan Usaha Kecil.

BAB VI I
KEMI TRAAN
Pasal 26

http://isnan-wijarno.com

9

( 1)

Usaha Menengah dan Usaha Besar m elaksanakan hubungan kem it raan
dengan Usaha Kecil, baik yang m em iliki m aupun yang t idak m em iliki
ket er kait an usaha.

( 2)

Pelaksanaan hubungan kem it raan sebagaim ana dim aksud dalam ayat
( 1) diupayakan ke arah t erw uj udnya ket erkait an usaha.

( 3)

Kem it r aan dilaksanakan dengan diser t ai pem binaan dan
pengem bangan dalam salah sat u at au lebih bidang produksi dan
pengolahan, pem asaran, perm odalan, sum ber daya m anusia, dan
t eknologi.

( 4)

Dalam m elakukan hubungan kem it r aan kedua belah pihak m em punyai
kedudukan hukum yang set ara.

Pasal 27
Kem it raan dilaksanakan dengan pola:
a.
int i- plasm a
b.
subkont rak;
c.
dagang um um ;
d.
waralaba;
e.
keagenan; dan
f.
bent uk- bent uk lain.

Pasal 28
Usaha Kecil yang m elaksanakan hubungan kem it raan sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 26 adalah usaha yang t elah t er dat a dan pengelolaannya
sebagian besar dilakukan oleh War ga Negar a I ndonesia.

Pasal 29
Hubungan kem it raan dit uangkan dalam bent uk perj anj ian t ert ulis yang
sekur ang- kur angnya m engat ur bent uk dan lingkup kegiat an usaha
kem it r aan, hak dan kew aj iban m asing- m asing pihak, bent uk pem binaan dan
pengem bangan, sert a j angka w akt u dan penyelesaian perselisihan.

Pasal 30
Pelaksanaan hubungan kem it raan yang berhasil ant ara Usaha Menengah
at au Usaha Besar dengan Usaha Kecil dit indaklanj ut i dengan kesem pat an

http://isnan-wijarno.com

10

pem ilikan saham Usaha Menengah at au Usaha Besar oleh Usaha Kecil m it r a
usahanya dengan harga yang waj ar.

Pasal 31
Dalam pelaksanaan hubungan kem it raan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
26, Usaha Menengah at au Usaha Besar dilar ang m em iliki dan/ at au
m enguasai Usaha Kecil m it ra usahanya.

Pasal 32
Ket ent uan m engenai t at a car a pelaksanaan kem it r aan diat ur lebih lanj ut
dengan Perat uran Pem erint ah.

BAB VI I I
KOORDI NASI DAN PENGENDALI AN

Pasal 33
( 1)

Pr esiden m enunj uk Ment er i yang m em bidangi Usaha Kecil yang
bert anggung j aw ab at as, sert a m engkoordinasikan dan m engendalikan
pem berdayaan Usaha Kecil.

( 2)

Unt uk m em ant apkan koordinasi dan pengendalian, Pr esiden dapat
m em bent uk lem baga koordinasi dan pengendalian pem berdayaan
Usaha Kecil yang dipim pin oleh Ment er i sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) dengan anggot a- anggot anya t erdiri dari unsur Pem erint ah,
pengusaha, t enaga ahli, t okoh dan lem baga sw adaya m asyarakat .

( 3)

Koordinasi dan pengendalian sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) ,
m eliput i penyusunan kebij aksanaan dan program pelaksanaan,
pem ant auan, evaluasi sert a pengendalian um um t erhadap
pelaksanaan pem berdayaan Usaha Kecil.

BAB I X
KETENTUAN UMUM

Pasal 34
Barangsiapa dengan m aksud unt uk m engunt ungkan diri sendiri at au orang
lain secara m elaw an hukum dengan m engaku at au m em akai nam a usaha

http://isnan-wijarno.com

11

kecil sehingga m em per oleh fasilit as kem udahan dana, ker inganan t ar if,
t em pat usaha, bidang dan kegiat an usaha, at au pengadaan barang dan j asa
at au pem borongan pekerj aan Pem erint ah yang diperunt ukan dan
dicadangkan bagi Usaha Kecil yang secara langsung at au t idak langsung
m enim bulkan kerugian bagi Usaha Kecil diancam dengan pidana penj ara
paling lam a lim a t ahun at au pidana denda paling banyak Rp.2.000.000.000,( dua m ilyar r upiah) .
Pasal 35
Perbuat an sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 34 adalah t indak pidana
kej ahat an.

BAB X
SANKSI ADMI NI STRATI F

Pasal 36
( 1)

Usaha Menengah at au Usaha Besar yang dengan sengaj a m elanggar
ket ent uan Pasal 31 dikenakan sanksi adm inist r at if ber upa pencabut an
izin usaha dan at au denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- ( lim a
m ilyar r upiah) oleh inst ansi yang ber w enang.

( 2)

Jika t indak pidana sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 34 dilakukan
oleh at au at as nam a badan usaha, dapat dikenakan sanksi
adm inist rat if berupa pencabut an sem ent ara at au pencabut an t et ap izin
usaha oleh inst ansi ber w enang.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 37
Dengan ber lakunya Undang- undang ini, selur uh per at ur an per undangundangan yang berkait an dengan pengat uran Usaha Kecil dinyat akan t et ap
berlaku sepanj ang t idak bert ent angan dengan Undang- undang ini.
Pasal 38
Undang- undang ini m ulai ber laku sej ak t anggal diundangkan.

http://isnan-wijarno.com

12

Agar set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan Undangundang ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik
I ndonesia.

Disahkan di Jakar t a
pada t anggal 26 Desem ber 1995
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A,
t t d.
SOEHARTO
Diundangkan di Jakar t a
pada t anggal 26 Desem ber 1995
MENTERI NEGARA SEKRETARI S NEGARA
REPUBLI K I NDONESI A
t t d.
MOERDI ONO

PENJELASAN ATAS UNDANG- UNDANG REPUBLI K I NDONESI A
NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECI L

I . UMUM
Pem bangunan Nasional bert uj uan unt uk m ew uj udkan m asyarakat adil
dan m akm ur yang m erat a m at erial dan spirit ual berdasarkan Pancasila dan
Undang- undang Dasar 1945 dalam w adah negara Kesat uan Republik
I ndonesia yang m erdeka, berdaulat , bersat u, dan berkedaulat an rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang am an, t ent eram , t ert ib, dan
dinam is dalam lingkungan pergaulan dunia yang m erdeka, bersahabat ,
t ert ib, dan dam ai.
Pem bangunan Nasional sebagai pengam alan Pancasila yang m encakup
selur uh aspek kehidupan bangsa diselenggar akan ber sam a oleh m asyarakat
dan Pem erint ah. Masyarakat adalah pelaku ut am a pem bangunan dan
Pem erint ah berkew aj iban m engarahkan, m em bim bing, m elindungi, sert a
m enum buhkan suasana yang m enunj ang. Kegiat an m asyarakat dan kegiat an
Pem er int ah saling m enunj ang, saling m engisi, dan saling m elengkapi dalam
sat u kesat uan langkah m enuj u t er capainya t uj uan Pem bangunan Nasional.
Unt uk m encapai t uj uan t er sebut t elah dilaksanakan pem bangunan di segala

http://isnan-wijarno.com

13

bidang dengan t it ik ber at dilet akkan pada bidang ekonom i seir ing dengan
kualit as sum ber daya m anusia t et ap bert um pu pada aspek pem erat aan,
pert um buhan dan st abilit as.
Pert um buhan ekonom i yang cukup t inggi selam a Pem bangunan Jangka
Panj ang Per t am a, selain t elah m eningkat kan kesej aht er aan r akyat j uga t elah
m enum buh- kem bangkan Usaha Besar, Usaha Menengah, Usaha Kecil, dan
Koperasi.
Usaha Kecil, yang m erupakan bagian int egral dunia usaha nasional
m em punyai kedudukan, pot ensi, dan peranan yang sangat pent ing dan
st rat egis dalam m ew uj udkan t uj uan Pem bangunan Nasional pada um um nya
dan t uj uan pem bangunan ekonom i pada khususnya. Usaha Kecil m erupakan
kegiat an usaha yang m am pu m em perluas lapangan kerj a dan m em berikan
pelayanan ekonom i yang luas pada m asyarakat dapat berperan dalam proses
pem erat aan dan m eningkat kan pendapat an m asyarakat , sert a m endorong
pert um buhan ekonom i dan berperan dalam m ew uj udkan st abilit as nasional
pada um um nya dan st abilit as pada khususnya.
Kenyat aan m enunj ukkan bahw a Usaha Kecil m asih belum dapat
m ew uj udkan kem am puan dan peranannya secara opt im al dalam
per ekonom ian nasional. Hal it u disebabkan oleh kenyat aan bahw a Usaha
Kecil m asih m enghadapi ber bagai ham bat an dan kendala, baik yan bersifat
ekst ernal m aupun int ernal, dalam bidang produksi dan pengolahan,
pem asaran, perm odalan, sum ber daya m anusia, dan t eknologi, sert a iklim
usaha yang belum m endukung bagi perkem bangannya.
Dalam upaya m eningkat kan kesem pat an dan kem am puan Usaha Kecil,
t elah dikeluar kan ber bagai kebij aksanaan oleh Pem er int ah t ent ang
pencadangan usaha, pendanaan, dan pem binaan, t et api belum berhasil
sebagaim ana diharapkan karena belum adanya kepast ian hukum yang
m erupakan perlindungan bagi Usaha Kecil dan dipat uhi oleh sem ua pihak.
Dihadapkan pada era perdagangan bebas dalam rangka m engant isipasi
ket er bukaan per ekonom ian dunia, baik pada t ingkat r egional m aupun t ingkat
dunia, Usaha Kecil dit unt ut m enj adi t angguh dan m andir i.
Sehubungan dengan it u, Usaha Kecil perlu m em berdayakan dirinya
dan diberdayakan dengan berpij ak pada kerangka hukum nasional yang
berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 dem i t erw uj udnya
dem okrasi ekonom i yang berdasar pada asas kekeluargaan. Pem berdayaan
Usaha Kecil dilakukan m elalui:
a)
penum buhan iklim usaha yang m endukung bagi pengem bangan Usaha
Kecil;
b)
pem binaan dan pengem bangan Usaha Kecil sert a kem it raan usaha.
Pem ber dayaan Usaha Kecil dilaksanakan oleh Pem er int ah, dunia
usaha, dan m asyarakat . Dengan m em berdayakan Usaha Kecil, diharapkan
Usaha Kecil m enj adi t angguh, m andiri, dan j uga dapat berkem bang m enj adi

http://isnan-wijarno.com

14

Usaha Menengah. Usaha Kecil yang t angguh, m andiri, dan berkem bang
dengan sendir inya akan m eningkat kan pr oduk nasional, kesem pat an ker j a,
ekspor, sert a pem erat aan hasil- hasil pem bangunan, yang pada gilirannya
akan m em berikan sum bangan yang lebih besar t erhadap penerim aan
negara. Selanj ut nya, pem berdayaan Usaha Kecil akan m eningkat kan
kedudukan ser t a per an Usaha Kecil dalam per ekonom ian nasional sehingga
akan t er w uj ud t at anan per ekonom ian nasional yang sehat dan kukuh.
Dalam m em berdayakan Usaha Kecil seluruh perat uran perundangundangan yang berkait an dengan Usaha Kecil, ant ara lain Undang- undang
Nom or 5 Tahun 1984 t ent ang Perindust rian, Undang- undang Nom or 7 Tahun
1992 t ent ang Perbankan, dan Undang- undang Nom or 25 Tahun 1992
t ent ang Perkoperasian m erupakan sat u kesat uan yang t idak dapat
dipisahkan dan saling m elengkapi.
Berdasarkan hal- hal t ersebut di at as, Undang- undang ini disusun
dengan m aksud m em berdayakan Usaha Kecil, m encakup berbagai aspek
pem ber dayaan Usaha Kecil t et api t idak m engat ur m ekanism e int er nalnya. Di
dalam nya dim uat t ent ang pengert ian dan krit eria Usaha Kecil sert a landasan,
asas dan t uj uan.
Selanj ut nya, diper j elas dan diper t egas pula segi- segi yang m encakup
penum buhan iklim usaha yang kondusif, pem binaan, dan pengem bangan,
pem biayaan dan penj am inan, kem it raan, koordinasi dan pengendalian, sert a
ket ent uan pidana dan sanksi adm inist r at if.

I I . PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Yang dim aksud dengan Usaha Kecil t radisional adalah usaha yang
m enggunakan alat produksi sederhana yang t elah digunakan secara t urun
t em urun, dan/ at au berkait an dengan seni dan budaya. Kegiat an ekonom i
r akyat yang ber skala kecil adalah kegiat an ekonom i ber skala kecil yang
dim iliki dan m enghidupi sebagian besar r akyat .
Angka 2
Yang dim aksud dengan Usaha Menengah dan Usaha Besar m eliput i
usaha nasional ( m ilik negara at au sw ast a) , usaha pat ungan, dan
usaha asing yang m elakukan kegiat an ekonom i di I ndonesia.
Angka 3
Yang dim aksud dengan usaha yang t angguh dan m andiri adalah usaha
yang m em iliki daya saing t inggi dan m em iliki kem am puan
m em ecahkan m asalah dengan bert um pu pada kepercayaan dan
kem am puan sendir i.

http://isnan-wijarno.com

15

Angka 4
Cukup j elas
Angka 5
Pem binaan dan pengem bangan yang dilakukan oleh Pem er int ah, dunia
usaha, dan m asyarakat dapat dilaksanakan, baik secara sendiri- sendir i
m aupun secara bersam a- sam a.
Angka 6
Yang dim aksud dengan dana adalah sej um lah uang, surat - surat
berharga, at au akt iva lainnya.
Yang dim aksud dengan perm odalan adalah kekayaan usaha
dalam bent uk yang at au hart a lainnya, yang m enj adi dasar unt uk
m enj alankan dan m engem bangkan usaha yang t erdiri at as m odal
sendir i dan m odal luar .
Angka 7
Cukup j elas
Angka 8
Kerj a sam a usaha dalam kem it raan hendaknya dilakukan dengan
m em perhat ikan t anggung j aw ab m oral dan et ika bisnis yang sehat .

Pasal 2
Cukup j elas

Pasal 3
Dalam upaya m em berdayakan Usaha Kecil, j iw a dan sem angat usaha
bersam a m erupakan bagian yang t idak t erpisahkan dari asas kekeluargaan
yang didalam nya t er kandung nilai- nilai keadilan.
Pasal 4
Cukup j elas
Pasal 5
Ayat ( 1)
Hur uf a
Yang dim aksud dengan kekayaan ber sih adalah nilai j ual
kekayaan usaha ( aset ) dikur angi kew aj ibannya.

http://isnan-wijarno.com

16

Hur uf b
Yang dim aksud dengan hasil penj ualan t ahunan adalah hasil
penj ualan bersih ( net o) yang berasal dari penj ualan barang dan j asa
dari usahanya dalam sat u t ahun buku.
Walaupun Undang- undang ini m enet apkan bat as kekayaan
ber sih at au hasil penj ualan t ahunan t er sebut , Usaha Kecil yang
m endapat kan priorit as pem berdayaan adalah Usaha Kecil yang
m erupakan lapisan t erbesar dari j um lah Usaha Kecil yang ada.
Hur uf c
Yang dim aksud dengan m ilik War ga Negar a I ndonesia adalah
Usaha Kecil yang sepenuhnya m ilik War ga Negar a I ndonesia. Pem ilik
Usaha Kecil t er sebut dapat m engelolanya sendir i at au m enyer ahkan
pengelolaannya kepada pihak lain.
Hur uf d
Yang dim aksud dengan Usaha Kecil yang dim iliki at au dikuasai
oleh Usaha Menengah at au Usaha Besar adalah Usaha Kecil yang
m erupakan anak perusahaan at au cabang perusahaan yang
sepenuhnya at au sebagian besar saham nya dim iliki oleh Usaha
Menengah at au Usaha Besar.
Yang dim aksud dengan Usaha Kecil yang berafiliasi dengan
Usaha Menengah at au Usaha Besar adalah Usaha Kecil yang
dikendalikan secar a langsung at au t idak langsung oleh Usaha
Menengah at au Usaha Besar.
a.
Yang dim aksud dengan ber afiliasi langsung adalah j ika anggot a
dew an kom isaris, direksi, at au m anaj er Usaha Menengah at au
Usaha Besar m erupakan pem ilik at au pengelola Usaha Kecil.
b.
Yang dim aksud dengan ber afiliasi t idak langsung adalah j ika :
1)
Usaha Kecil dan Usaha Menengah at au Usaha Besar
dim iliki at au dikuasai oleh or ang at au pihak yang sam a;
2)
pem ilik at au pengelola Usaha Kecil m em iliki hubungan
keluar ga secar a hor izont al at au ver t ikal, kar ena
per kaw inan at au ket ur unan sam pai der aj at kedua,
dengan salah seorang anggot a dew an kom isaris, direksi
at au yang m engendalikan Usaha Menengah at au Usaha
Besar, j ika t erdapat ket erkait an usaha baik horizont al
m aupun ver t ikal, ant ar a Usaha Kecil dengan Usaha
Menengah at au Usaha Besar yang bersangkut an.
Yang dikecualikan dengan penger t ian dim iliki, dikuasai at au
berafiliasi ialah koperasi karyaw an dari Usaha Menengah at au Usaha
Besar.
Hur uf c
Cukup j elas

http://isnan-wijarno.com

17

Ayat ( 2)
Cukup j elas

Pasal 6
Ayat ( 1)
Yang berw enang m enet apkan perat uran perundang- undangan dan
kebij aksanaan sebagaim ana yang dim aksud pasal ini paling rendah
adalah Ment er i.
Hur uf a
Yang dim aksud dengan pendanaan dalam pasal ini adalah upaya
yang t erdiri at as penyediaan sum ber dana, t at a cara, dan persyarat an
unt uk pem enuhan kebut uhan dana bagi pem berdayaan Usaha Kecil.
Huruf b sam pai huruf g
Cukup j elas
Ayat ( 2)
Cukup j elas

Pasal 7
Hur uf a
Yang dim aksud dengan m em perluas sum ber pendanaan adalah
berbagai upaya m em perbanyak j enis dan m eningkat kan alokasi
pendanaan yang dapat dim anfaat kan Usaha Kecil.
Hur uf b
Yang dim aksud dengan m eningkat kan akses t erhadap sum ber
pendanaan m encakup berbagai upaya penyederhanaan t at a cara
dalam m em per oleh dana.
Hur uf c
Yang dim aksud dengan m em berikan kem udahan dalam pendanaan
m encakup berbagai upaya pem berian keringanan persyarat an dalam
pendanaan.

Pasal 8
Hur uf a
Ker j a sam a sesam a Usaha Kecil dim aksudkan unt uk m eningkat kan
posisi t aw ar dalam m elakukan t r ansaksi bisnis dengan pihak lainnya
agar m em punyai posisi yang sepadan, Selain it u, kerj a sam a sesam a
Usaha Kecil akan m eningkat kan pula skala ekonom i usahanya.

http://isnan-wijarno.com

18

Hur uf b
Yang dim aksud dengan m encegah adalah upaya berupa deregulasi,
pengat uran t at a niaga, penet apan harga, pengenaan sanksi, dan
pem bent ukan kom isi per saingan.
Pengert ian pencegahan m encakup penghapusan bent uk
m onopoli, oligopoli, dan m onopoli, yang m er ugikan Usaha Kecil,
kecuali yang dikendalikan oleh negar a dem i kepent ingan r akyat
banyak.
Hur uf c
Cukup j elas

Pasal 9
Hur uf a
Yang dim aksud dengan m engadakan prasarana um um dalam pasal ini
adalah penyediaan prasarana yang m em adai bagi pengem bangan
Usaha Kecil, ant ar a lain, m eliput i pengadaan prasarana t ransport asi,
t elekom unikasi, list r ik, air ber sih, lokasi usaha, t em pat ber usaha, dan
pasar.
Hur uf b
Yang dim aksud dengan m em berikan keringanan t arif prasarana
t ert ent u dalam pasal ini adalah pengadaan pem bedaan perlakuan t arif
berdasarkan ket et apan Pem erint ah, baik yang secara langsung
m aupun t idak langsung m em ber ikan ker inganan bagi Usaha Kecil.

Pasal 10
Hur uf a
Yang dim aksud dengan bank dat a dan j aringan inform asi bisnis adalah
berbagai pusat dat a bisnis dan sist em infor m asi bisnis yang dim iliki
Pem erint ah at au sw ast a.
Hur uf b
Yang dim aksud dengan m engadakan dan m enyebarkan
infor m asi m engenai pasar , t eknologi, desain, dan m ut u adalah
m elakukan penyebar an infor m asi di selur uh w ilayah t anah air aga
Usaha Kecil dapat m engikut i perkem bangan pasar, t eknologi at au
desain, baik yang berasal dari dalam m aupun luar negeri.

Pasal 11
Hur uf a
Yang dim aksud dengan m ew uj udkan kem it raan adalah suat u usaha
Menengah dan Usaha Besar m elakukan kem it raan, ant ara lain, berupa

http://isnan-wijarno.com

19

st im ulan t anpa adanya unsur paksaan sehingga t erlaksananya alih
t eknologi, m anaj em en, dan kesem pat an berusaha bagi Usaha Kecil
dapat t erj adi secara w aj ar.
Hur uf b
Yang dim aksud dengan m encegah t erj adinya hal- hal yang m er ugikan
Usaha Kecil dalam pelaksanaan t ransaksi Usaha Kecil dengan Usaha
Menengah dan/ at au Usaha Besar adalah upaya yang dit uj ukan agar
Usaha Kecil t er sebut t idak dir ugikan oleh Usaha Menengah dan/ at au
Usaha Besar, sebagai akibat penundaan pem bayaran, pengalihan
r esiko yang t idak adil dalam konsinyasi, dan pengenaan pungut anpungut an.

Pasal 12
Hur uf a
Upaya m ew uj udkan sist em pelayanan sat u at ap dilaksanakan secara
bert ahap.
Hur uf b
Yang dim aksud dengan pem berian kem udahan persyarat an unt uk
m em per oleh per izinan bagi Usaha Kecil, ant ar a lain, adalah ker inganan
biaya.

Pasal 13
Hur uf a
Yang dim aksud dengan m enum buhkan iklim usaha dalam aspek
perlindungan m encakup aspek perunt ukan t em pat usaha, ant ara lain:
1)
lokasi di pasar, yait u pengadaan lokasi unt uk pasar t radisional
at au lokasi pasar t er t ent u lainnya yang khusus diper unt ukkan
bagi Usaha Kecil, pem bangunan lokasi pasar bagi Usaha
Menengah at au Usaha Besar diat ur dengan m em perhat ikan
j ar ak lokasi pasar yang t elah diper unt ukkan bagi Usaha Kecil;
2)
ruang pert okoan, yait u ruang yang disediakan bagi penguasa
kecil dalam pusat per belanj aan;
3)
lokasi sent r a indust r i kecil, yait u pengadaan lahan khusus bagi
Usaha Kecil at au pengadaan sebagian lahan pada kaw asan
indust r i yang dibangun oleh Pem er int ah at au oleh Usaha
Menengah dan/ at au Usaha Besar;
4)
lokasi per t anian r akyat dalam ar t i luas, yait u pencadangan
lahan per t anian bagi Usaha Kecil dalam pem bangunan per t anian
oleh Pem erint ah at au oleh Usaha Menengah dan/ at au Usaha
Besar;

http://isnan-wijarno.com

20

5)
6)

lokasi pert am bangan rakyat , yait u pengadaan lahan
per t am bangan khusus bagi pengusaha kecil oleh Pem er int ah.
lokasi unt uk pedagang kaki lim a, yang diat ur m elalui penet apan
t at a ruang.

Hur uf b
Yang dim aksud dengan m encadangkan bidang dan j enis kegiat an
usaha adalah pem ber ian per lindungan, ant ar a lain, t er hadap:
1)
kegiat an usaha yang m enggunakan t eknologi yang m em punyai
kekhususan pr oses;
2)
kegiat an usaha yang bersifat padat karya yang m erupakan m at a
pencaharian sebagian m asyarakat set em pat ;
3)
kegiat an usaha yang m em punyai nilai seni budaya yang ber sifat
khusus ser t a t ur un t em ur un dan dikuasai oleh m asyar akat
secara t urun- t em ur un pula.
Hur uf c
Cukup j elas
Hur uf d
Yang dim aksud dengan pengadaan barang at au j asa dan pem borongan
kerj a pem erint ah adalah pengadaan dan pem borongan pekerj aan yang
dibiayai dari Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara ( APBN) ,
Anggaran Pendapat an dan Belanj a Daerah ( APBD) , sert a dari badan
usaha m ilik negar a ( BUMN) dan badan usaha m ilik daerah ( BUMD) .
Hur uf e
Cukup j elas
Pasal 14 sam pai pasal 16
Cukup j elas

Pasal 17
Hur uf a
Yang dim aksud dengan m em asyarakat kan dan m em budayakan
kew irausahaan adalah m enanam kan dan m engem bangkan j iw a,
sem angat , sert a perilaku kew irausahaan, yait u:
a.
kem auan dan kem am puan unt uk bekerj a dengan sem angat
kem andir ian;
b.
kem auan dan kem am puan m em ecahkan m asalah dan
m engam bil keput usan secar a sist em at is, t er m asuk keber anian
m engam bil r esiko usaha;
c.
kem auan dan kem am puan berpikir dan bert indak secara kreat if
dan inovat if;

http://isnan-wijarno.com

21

d.
e.

kem auan dan kem am puan unt uk bekerj a secara t elit i, t ekun,
dan produkt if;
kem auan dan kem am puan unt uk bekerj a dalam kebersam aan
dengan berlandaskan et ika bisnis yang sehat .

Huruf b sam pai d
Cukup j elas

Pasal 18
Cukup j elas

Pasal 19
Ayat ( 1)
Yang dim aksud dengan klasifikasi dalam pasal ini adalah penggolongan
Usaha Kecil yang dilakukan oleh Pem er int ah ber dasar kan nilai
kekayaan bersih at au penj ualan t ahunan dengan m em perhat ikan
kondisi nyat a ber bagai j enis dan lapisan Usaha Kecil, t er m asuk Usaha
Kecil inform al, Usaha Kecil rum ah t angga, dan Usaha Kecil t radisional.

Pasal 20
Ayat ( 1)
Pem binaan dan pengem bangan Usaha Kecil yang t elah berhasil
berkem bang m enj adi Usaha Menengah dapat dilanj ut kan dalam j angka
w akt u paling lam a t iga t ahun dim aksudkan agar selam a kurun w akt u
t er sebut dapat dim anfaat kan oleh Usaha Menengah it u unt uk
m em ant apkan usahanya karena j angka w akt u t iga t ahun m erupakan
j angka w akt u yang m em adai sebagai proses pem ant apan usaha.
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Ayat ( 3)
Cukup j elas

Pasal 21
Huruf a sam pai huruf e
Cukup j elas
Hur uf f
Yang dim aksud dengan j enis pem biayaan lainnya adalah dana
sum bangan dari m asyarakat , t erm asuk dana dari Usaha Besar sw ast a,
dan sebagainya.

http://isnan-wijarno.com

22

Pasal 22
Cukup j elas

Pasal 23
Ayat ( 1)
Dalam pelaksanaan penj am inan oleh lem baga penj am in, baik yang
dim iliki oleh Pem er int ah m aupun sw ast a, Usaha Kecil diber i ber bagai
kem udahan berupa penyederhanaan t at a cara dan persyarat an yang
r ingan.
Ayat ( 2)
Hur uf a
Cukup j elas
Hur uf b
Cukup j elas
Hur uf c
Yang dim aksud dengan penj am inan pem biayaan lainnya adalah
pem berian j am inan, ant ara lain, dalam bent uk j am inan orang
perseorangan dan j am inan perusahaan ( avalis) .

Pasal 24
Cukup j elas

Pasal 25
Tat a cara pem biayaan dan penj am inan Usaha Kecil diupayakan dengan
sederhana dan m udah sert a dengan persyarat an yang ringan. Priorit as
pem berian pem biayaan dan penj am inan diberikan kepada kelom pok at au
lapisan Usaha Kecil yang j um lahnya paling besar, sedangkan j angka w akt u
pem biayaan dit et apkan secara luw es, sesuai dengan kelayakan usaha dari
Usaha Kecil yang ber sangkut an.
Pasal 26
Ayat ( 1)
Cukup j elas
Ayat ( 2)
Pelaksanaan hubungan kem it raan sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ini diar ahkan kepada per luasan dan pendalam an
ket er kait an bagi Usaha Kecil yang m em iliki ket er kait an usaha

http://isnan-wijarno.com

23

sert a penum buhan ket erkait an usaha bagi Usaha Kecil yang
m em iliki pot ensi ket er kait an usaha.
Ayat ( 3)
Cukup j elas
Ayat ( 4)
Cukup j elas

Pasal 27
Yang dim aksud dengan:
a.
pola int i- plasm a adalah hubungan kem it raan ant ara Usaha Kecil
dengan Usaha Menengah at au Usaha Besar, yang didalam nya Usaha
Menengah at au Usaha Besar ber t indak sebagai int i dan Usaha Kecil
selaku plasm a, per usahaan ini m elaksanakan pem binaan m ulai dar i
penyediaan sarana produksi, bim bingan t eknis, sam pai dengan
pem asaran hasil produksi;
b.
pola subkont rak adalah hubungan kem it raan ant ara Usaha Kecil
dengan Usaha Menengah at au Usaha Besar, yang didalam nya Usaha
Kecil m em pr oduksi kom ponen yang diper lukan oleh Usaha Menengah
at au Usaha Besar sebagai bagian dari produksinya;
c.
pola dagang um um adalah hubungan kem it raan ant ara Usaha Kecil
dengan Usaha Menengah at au Usaha Besar, yang didalam nya Usaha
Menengah at au Usaha Besar m em asarkan hasil produksi Usaha Kecil
at au Usaha Kecil m em asok kebut uhan yang diper lukan oleh Usaha
Menengah at au Usaha Besar m it ranya;
d.
pola w aralaba adalah hubungan kem it raan yang didalam nya pem beri
w aralaba m em berikan hak penggunaan lisensi, m erek dagang, dan
salur an dist r ibusi per usahaannya kepada penerim a w aralaba dengan
diser t ai bant uan bim bingan m anaj em en;
e.
pola keagenan adalah hubungan kem it raan, yang didalam nya Usaha
Kecil diber i hak khusus unt uk m em asar kan bar ang dan j asa Usaha
Menengah at au Usaha Besar m it ranya;
f.
pola bent uk- bent uk lain di luar pola sebagaim ana t er t er a dalam hur uf
a, b, c, d dan e pasal ini adalah pola kem it raan yang pada saat ini
sudah berkem bang, t et api belum dibakukan, at au pola baru yang akan
t im bul di m asa yang akan dat ang.

Pasal 28
Pendat aan dilakukan oleh Pem erint ah dengan cara sederhana, m udah, dan
t idak dipungut biaya. Jika Usaha Kecil belum t er dat a, usaha t er sebut t et ap
dapat m elaksanakan hubungan kem it raan.

http://isnan-wijarno.com

24

Pasal 29
Penyelesaian per selisihan dalam hubungan kem it r aan dilakukan secara
m usyaw ar ah. Jika t idak t er capai kat a m ufakat , per selisihan it u diselesaikan
m elalui badan per adilan.
Pasal 30
Saham dengan harga yang w aj ar dapat dibeli oleh Usaha Kecil dengan sist em
pem bayaran yang ringan dan t idak m erugikan pengem bangan Usaha Kecil.

Pasal 32 sam pai pasal 38
Cukup j elas

__________________________________

http://isnan-wijarno.com

25

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA MEREK AIR MINUM MINERAL "AQUA-versus-INDOQUALITY" (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 04.PK/N/HaKI/2004)

2 65 91

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100