Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Pengangguran di Indonesia
Inflasi merupakan kenaikan harga umum secara terus-menerus.Apabila
kenaikan harga tidak secara terus-menerus maka hal tersebut tidak dapat dikatakan
inflasi.Ada beberapa penyebab inflasi dalam suatu negara timbul,diantaranya :
Inflasi tarikan permintaan,inflasi desakan permintaan dan inflasi karena pengaruh
impor.
Inflasi tarikan permintaan merupakan inflasi yang disebabkan karena
permintaan pada suatu barang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah produksi
barang itu sendiri.Sehingga produsen cenderung menaikkan harga barang tersebut
supaya mendapatkan keuntungan.Selanjutnya inflasi desakan permintaan
merupakan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi dalam suatu
perusahaan dibandingkan dengan produktivitasnya,sehingga perusahaan cenderung
mengurangi penyuplaian barang atau jasa dan menaikkan harga barang yang
diproduksi.Dalam inflasi desakan permintaan,suatu perusahaan harus siap
menerima resiko yaitu berkurangnya permintaan terhadap barang yang diproduksi
karena kenaikan harga barang tersebut untuk menutupi kenaikan biaya
produksi.Lalu untuk inflasi karena pengaruh impor disebabkan oleh harga barang
dalam suatu negara naik,sehingga pada saat di impor harga barang tersebut
cenderung naik.
Pada kasus kali ini ternyata inflasi dapat menyebabkan berubahnya jumlah
pengangguran dalam suatu negara.Apabila inflasi tinggi maka jumlah pengangguran
akan berkurang.Pernyataan tersebut dikemukakan oleh A.W. Phillips.Dalam
indonesia permasalahan yang dihadapi mengenai ketenagakerjaan adalah upah
yang kecil dengan jumlah jobseeker yang banyak dan juga lapangan pekerjaan yang
sedikit.Ini akan menyebabkan adanya ketidakseimbangan di dalamnya,yaitu
meningkatnya jumlah pengangguran diluar pengangguran alamiah.Pengangguran
alamiah merupakan pengangguran yang sudah pasti ada dalam suatu negara yang
tidak dapat dihilangkan.Pada saat tahun 1917-1980 tingkat pengangguran di
Indonesia cenderung menurun.Hal ini disebabkan oleh besarnya kemampuan sektor
informal untuk menyerap pengangguran,tingkat investasi pemerintah yang cukup
besar dan juga meningkatnya pertumbuhan pada bidang pertanian.Pada masamasa sebelum krisis tahun 1997 pengangguran berprosentasikan 5%,tetapi pada
saat krisis terjadi penganguran naik menjadi 5,7% dan itu belum termasuk
pengangguran alamiah.Pertumbuhan ekonomi merupakan aspek yang penting
dalam menguji baik-buruknya perekonomian suatu negara.Dan juga digunakan
untuk menganalisis perkembangan perekonomian dalam suatu negara.Apabila
dalam tahun ke tahun pendapatan suatu negara bertambah secara berkala,maka
dapat dikatakan bahwa negara tersebut berhasil dalam mengembangkan
perekonomiannya.
Mengetahui keadaan Indonesia yang seperti itu,pada saat pemerintahan
Ir.Soekarno sudah merencanakan tentang masalah pembangunan rakyat semesta
(permesta).Lalu pada saat pemerintahan Soeharto sudah direncanakan tentang
rencana pembangunan lima tahun (repelita) yang terdiri dari pelita I,pelita II,pelita
III,pelita IV,pelita V.Dalam perekonomian Indonesia selalu menggunakan konsep
“Trilogi Pembangunan” yang terdiri dari stabilitas ekonomi nasional,pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan. Menggunakan pernyataan A.W.
Phillips dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi dalam
kasus Indonesia kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat
pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005, ternyata secara
statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan
tingkat pengangguran. Hal ini berbeda dengan yang trjadi di Indonesia, adanya
kenaikan harga-harga atau inflasi pada umumnya disebabkan karena adanya
kenaikan biaya produksi,misalnya naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM), bukan
karena kenaikan permintaan. Dengan alasan itu,maka tidaklah tepat bila perubahan
tingkat pengangguran di Indonesia dihubungkan dengan inflasi. Karena
itu,perubahan tingkat pengangguran lebih tepat bila dikaitkan dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi.
Pengangguran di Indonesia
Inflasi merupakan kenaikan harga umum secara terus-menerus.Apabila
kenaikan harga tidak secara terus-menerus maka hal tersebut tidak dapat dikatakan
inflasi.Ada beberapa penyebab inflasi dalam suatu negara timbul,diantaranya :
Inflasi tarikan permintaan,inflasi desakan permintaan dan inflasi karena pengaruh
impor.
Inflasi tarikan permintaan merupakan inflasi yang disebabkan karena
permintaan pada suatu barang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah produksi
barang itu sendiri.Sehingga produsen cenderung menaikkan harga barang tersebut
supaya mendapatkan keuntungan.Selanjutnya inflasi desakan permintaan
merupakan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi dalam suatu
perusahaan dibandingkan dengan produktivitasnya,sehingga perusahaan cenderung
mengurangi penyuplaian barang atau jasa dan menaikkan harga barang yang
diproduksi.Dalam inflasi desakan permintaan,suatu perusahaan harus siap
menerima resiko yaitu berkurangnya permintaan terhadap barang yang diproduksi
karena kenaikan harga barang tersebut untuk menutupi kenaikan biaya
produksi.Lalu untuk inflasi karena pengaruh impor disebabkan oleh harga barang
dalam suatu negara naik,sehingga pada saat di impor harga barang tersebut
cenderung naik.
Pada kasus kali ini ternyata inflasi dapat menyebabkan berubahnya jumlah
pengangguran dalam suatu negara.Apabila inflasi tinggi maka jumlah pengangguran
akan berkurang.Pernyataan tersebut dikemukakan oleh A.W. Phillips.Dalam
indonesia permasalahan yang dihadapi mengenai ketenagakerjaan adalah upah
yang kecil dengan jumlah jobseeker yang banyak dan juga lapangan pekerjaan yang
sedikit.Ini akan menyebabkan adanya ketidakseimbangan di dalamnya,yaitu
meningkatnya jumlah pengangguran diluar pengangguran alamiah.Pengangguran
alamiah merupakan pengangguran yang sudah pasti ada dalam suatu negara yang
tidak dapat dihilangkan.Pada saat tahun 1917-1980 tingkat pengangguran di
Indonesia cenderung menurun.Hal ini disebabkan oleh besarnya kemampuan sektor
informal untuk menyerap pengangguran,tingkat investasi pemerintah yang cukup
besar dan juga meningkatnya pertumbuhan pada bidang pertanian.Pada masamasa sebelum krisis tahun 1997 pengangguran berprosentasikan 5%,tetapi pada
saat krisis terjadi penganguran naik menjadi 5,7% dan itu belum termasuk
pengangguran alamiah.Pertumbuhan ekonomi merupakan aspek yang penting
dalam menguji baik-buruknya perekonomian suatu negara.Dan juga digunakan
untuk menganalisis perkembangan perekonomian dalam suatu negara.Apabila
dalam tahun ke tahun pendapatan suatu negara bertambah secara berkala,maka
dapat dikatakan bahwa negara tersebut berhasil dalam mengembangkan
perekonomiannya.
Mengetahui keadaan Indonesia yang seperti itu,pada saat pemerintahan
Ir.Soekarno sudah merencanakan tentang masalah pembangunan rakyat semesta
(permesta).Lalu pada saat pemerintahan Soeharto sudah direncanakan tentang
rencana pembangunan lima tahun (repelita) yang terdiri dari pelita I,pelita II,pelita
III,pelita IV,pelita V.Dalam perekonomian Indonesia selalu menggunakan konsep
“Trilogi Pembangunan” yang terdiri dari stabilitas ekonomi nasional,pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan. Menggunakan pernyataan A.W.
Phillips dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi dalam
kasus Indonesia kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat
pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005, ternyata secara
statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan
tingkat pengangguran. Hal ini berbeda dengan yang trjadi di Indonesia, adanya
kenaikan harga-harga atau inflasi pada umumnya disebabkan karena adanya
kenaikan biaya produksi,misalnya naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM), bukan
karena kenaikan permintaan. Dengan alasan itu,maka tidaklah tepat bila perubahan
tingkat pengangguran di Indonesia dihubungkan dengan inflasi. Karena
itu,perubahan tingkat pengangguran lebih tepat bila dikaitkan dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi.