MAKALAH KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIA docx

MAKALAH KEGIATAN PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)

Disusun dan Disajikan sebagai Salah Satu Syarat untuk Pengajuan
Kenaikan Pangkat dan Golongan dari IV c ke IV d

Oleh :
Drs. Bambang Sugiri, SH., M.Pd.
NIP. 19630313 199512 1001

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 NGUTER
2017

PERSETUJUAN

MAKALAH KEGIATAN PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)

Disusun Oleh :

Drs. Bambang Sugiri,S.H., M.Pd.
NIP. 19630313 199512 1 001

Disetujui Oleh :
Kepala SMP Negeri 3 Nguter
Kabupaten Sukoharjo

Drs. Gazing Margono R., S. Pd.
NIP. 19591208 197903 1 002

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan

hidayah-Nya,penulis

dapat


menyelesaikan

Makalah

Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebagai salah satu syarat yang dibutuhkan
untuk naik pangkat/golongan dari IV/c ke IV/d. Pengembangan Diri lima angka
kredit dan Publikasi Ilmiah, Karya Inovatif empat belas angka kredit.
Di dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mendapat banyak
kesempatan, menerima bimbingan, petunjuk, bantuan serta saran-saran yang
bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kepada yang terhormat:
1. Drs. Darno, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo,
yang telah memberikan kesempatan untuk mengajukan permohonan kenaikan
Pangkat dan Golongan dari IV/c ke IV/d.
2. Drs. Gazing Margono R., S. Pd., Kepala SMP Negeri 3 Nguter Kabupaten
Sukoharjo, yang telah memberikan kesempatan untuk mengajukan permohonan
kenaikan Pangkat dan Golongan dari IV/c ke IV/d.
3. Rekan-rekan Guru dan Staf SMP Negeri 3 Nguter Kabupaten Sukoharjo, yang

telah memberikan dukungan.
Penulis menyadari, bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan di masa mendatang.
Akhirnya, penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan bagi penulis sendiri khususnya.

Sukoharjo, 6 Oktober 2017
Penulis

iii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ...............................................................................

i

PERSETUJUAN.........................................................................................


ii

KATA PENGANTAR ................................................................................

iii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................

vi

BAB I

PENGEMBANGAN DIRI DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PENINGKATAN KUALITAS DIRI GURU...............................

1


A. Pengembangan Diri yang Dilakukan .....................................

1

1. Diklat Fungsional ............................................................

3

2. Kegiatan Kolektif Guru ...................................................

5

B. Dampak Pengembangan Diri terhadap Peningkatan Kualitas
Guru dalam Menjalankan Tupoksi.........................................

8

1. Tugas Pokok dan Fungsi Guru.........................................


8

2. Dampak Pengembangan Diri terhadap Peningkatan
Kualitas dalam Menjalankan Tupoksi Guru .....................
BAB II

10

PUBLIKASI ILMIAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PENINGKATAN KUALITAS DIRI GURU...............................

17

A. Publikasi Ilmiah ....................................................................

17

1. Karya Tulis .....................................................................

17


2. Tulisan Ilmiah Populer ....................................................

17

3. Publikasi Buku Teks Pelajaran ........................................

18

4. Modul/ Diktat Pembelajaran ............................................

18

5. Buku dalam Bidang Pendidikan.......................................

18

B. Publikasi Ilmiah yang Disusun Penulis..................................

18


1. Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).......................

18

2. Publikasi Ilmiah Hasil Penelitian (Jurnal) Bidang
Pendidikan ......................................................................

19

3. Tinjauan Ilmiah (Perbaikan) ............................................

19

iv

4. Tulisan Ilmiah Populer ....................................................

19


5. Buku Pedoman Guru Tahun Pelajaran 2014/2015............

20

C. Dampak Penyusunan Publikasi Ilmiah terhadap Peningkatan
Kualitas Guru dalam Menjalankan Tupoksi..........................

20

BAB III KARYA INOVATIF DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PENINGKATAN KUALITAS DIRI GURU...............................

23

A. Karya Inovatif .......................................................................

23

1. Menemukan Teknologi Tepat Guna.................................


23

2. Menemukan/ Menciptakan Karya Seni ............................

23

3. Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/ praktikum

24

4. Mengikuti pengembangan penyusunan standar,
pedoman, soal, dan sejenisnya .........................................

24

B. Karya Inovatif yang Disusun Penulis.....................................

24

1. Karya Seni Novel dengan judul ”Misteri Bintang Yang

Hilang” Tahun 2014 (Ditolak/ Tidak Dinilai) ..................

25

C. Dampak Penyusunan Karya Inovatif terhadap Peningkatan
Kualitas Guru dalam Menjalankan Tupoksi..........................

25

BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................

27

A. Dampak Pengembangan Diri terhadap Peningkatan Kualitas
Guru dalam Menjalankan Tupoksi..........................................

27

B. Dampak Pembuatan Publikasi Ilmiah terhadap Peningkatan
Kualitas Guru dalam Menjalankan Tupoksi ............................

30

C. Dampak Penyusunan Karya Inovatif terhadap Peningkatan
Kualitas Guru dalam Menjalankan Tupoksi ...........................

31

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

33

v

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1 Jenis Pelaksanaan Kegiatan Kolektif Guru yang Diikuti
Penulis di Golongan Ruang IV c.............................................

vi

28

BAB I
PENGEMBANGAN DIRI DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PENINGKATAN KUALITAS DIRI GURU

A. Pengembangan Diri yang Dilakukan
Profesi guru merupakan tenaga profesional. Hal ini dituangkan dalam
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga
profesional. Profesionalisme guru tersebut dipertegas melalui Pasal 1 Ayat (1)
Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang
menyatakan “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
Amanat yang termuat dalam Pasal 1 Ayat (1) UU No. 14 Tahun 2005
tersebut dapat dimaknai bahwa guru profesional adalah guru yang memenuhi
standar kualifikasi yang diatur dalam pasal 8 Undang-undang No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang menyebutkan bahwa Guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Dengan demikian maka guru profesional adalah guru yang memiliki
kompetensi sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 28 Ayat (3) PP 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa kompetensi guru yang dimaksud
meliputi kompetensi-kompetensi: (1) pedagogik, (2) kepribadian, (3) profesional, dan (4) sosial.
Terkait profesionalisme guru, Usman (2006) menjelaskan bahwa “guru
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus
dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal.” Pendapat tersebut sejalan dengan
pandangan Mardapi (2012) yang menyatakan bahwa “Guru yang profesional
1

2

adalah yang menguasai karakteristik bahan ajar dan karakteristik pesreta didik.
Karakteristik bahan ajar meliputi konsep, prinsip, teori yang terdapat dalam
bahan ajar. Karakteristik peserta didik meliputi potensi, sikap, minat, akhlak
mulia, dan personaliti peserta didik.”
Profesionalisme guru tersebut dapat ditingkatkan dengan beberapa
strategi. Terkait dengan strategi peningkatan profesionalisme guru, Mardapi
(2012) mengemukakan beberapa strategi yang dapat ditempuh, yaitu antara
lain: (1) melalui pelatihan yang efektif, (2) magang pada guru yang
profesional, (3) membaca buku atau hasil penelitian tentang guru yang
profesional, (4) melakukan refleksi diri terhadap proses pembelajaran yang
telah dilakukan, (5) melakukan refleksi diri terhadap perilaku yang ditampilkan
di depan kelas dan di sekolah, dan (6) melakukan evaluasi diri terhadap kinerja
yang telah dicapai.
Pengembangan profesi guru secara yuridis diatur dalam Permenneg
PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka

Kreditnya.

Pengembangan

Keprofesian

Berkelanjutan

(PKB)

merupakan pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesioanlismenya
(Kemdikbud, 2016).
Adapun unsur, sub-unsur, dan kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan bagi guru tersebut diatur dalam Pasal 11 Permenneg PAN dan
RB No. 16 Tahun 2009. Unsur Pengembangan Profesi Guru Pembelajar
meliputi tiga subunsur, yaitu: (1) Melaksanakan Pengembangan Diri, (2) Publikasi Ilmiah, dan (3) Karya Inovatif.
Sub-unsur

pertama

adalah

melaksanakan

pengembangan

diri.

Pengembangan diri guru merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh seorang
guru dalam rangka meningkatkan profesionalismenya. Melalui kegiatan
pengembangan diri, guru akan mempunyai kompetensi yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang pada gilirannya diharapkan guru akan
dapat melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya dalam pembelajaran/

3

pembimbingan, termasuk pula dalam melaksanakan tugas-tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah.
Terkait dengan pengembangan diri guru, ada dua jenis kegiatan yang
diatur dalam Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tersebut. Kedua
jenis kegiatan tersebut meliputi: (1) Mengikuti Diklat Fungsional, dan (2)
Melaksanakan Kegiatan Kolektif Guru.
Kegiatan pertama adalah mengikuti Diklat Fungsional. Pendidikan dan
pelatihan (diklat) fungsional adalah upaya peningkatan kompetensi guru
dan/atau pemantapan wawasan, pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan
yang sesuai dengan profesi guru yang bermanfaat dalam pelaksanaan tugas
guru melalui lembaga yang memiliki ijin penyelenggaraan dari instansi yang
berwenang (Kemdikbud, 2016). Adapun kegiatan kedua, yaitu kegiatan
kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah
atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru baik di sekolah/
madrasah maupun di luar sekolah/madrasah (seperti KKG/MGMP, KKKS/
MKKS, asosiasi profesi guru lainnya) yang bertujuan untuk meningkatkan
keprofesian guru yang bersangkutan (Kemdikbud, 2016).
Berdasarkan penjelasan tentang unsur, sub-unsur, dan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru sebagaimana diatur dalam
Pasal 11 Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009, pada bagian ini akan
dipaparkan mengenai pengembangan diri yang sudah dilakukan oleh penulis.
Sub-unsur pengembangan diri dikelompokkan ke dalam dua jenis kegiatan
yang meliputi: (1) Mengikuti Diklat Fungsional, dan (2) Melaksanakan
Kegiatan Kolektif Guru.
1. Diklat Fungsional
Kegiatan Diklat Fungsional yang diikuti penulis mengikuti dua
aturan, yaitu sesuai dengan Kemenpan No. 84 Tahun 1993 dan Permenpan
dan RB No 16 Tahun 2009. Hal ini dikarenakan Diklat Fungsional yang
diikuti tersebut ada yang dilakukan ketika masih menggunakan aturan

4

Kemenpan No. 84 Tahun 1993, yaitu sebelum tanggal 1 Januari 2013 dan
setelah diberlakukannya Permenpan dan RB No 16 Tahun 2009.
Kegiatan-kegiatan Diklat Fungsional yang diikuti penulis dapat
dipaparkan sebagai berikut ini.
a. Diklat Kepala Laboratorium IPA SMP/MTs (Kemenpan No 84 Tahun
1993)
Penyelenggara

: MGMP IPA SMP Kabupaten Sukoharjo bekerja
sama dengan Fakultas MIPA Universitas Negeri

Hari/ Tanggal

Yogyakarta (UNY)
: 1. Sabtu-Minggu, 8-9 September 2012

Tempat Kegiatan
Jumlah Jam

2. Sabtu-Minggu, 15-16 September 2012
: Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
: 60 Jam

b. Bimbingan Teknis Calon Tim Penilai Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya (Permenpan dan RB No 16 Tahun 2009)
Penyelenggara

: Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Dasar

Hari/ Tanggal

: Senin – Minggu, 21 s.d. 27 Oktober 2013

Tempat Kegiatan

: Hotel Lor In Solo, Jawa Tengah

Jumlah Jam

: 62 Jam

c. Bimbingan Teknis Persiapan Programme For International Student
Assessment (PISA) (Permenpan dan RB No 16 Tahun 2009)
Penyelenggara

: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,

Hari/ Tanggal

Kementerian Pendikan dan Kebudayaan
: Senin – Kamis, 27 s.d. 30 Oktober 2014

Tempat Kegiatan
Jumlah Jam

: Hotel Utami Surabaya Jawa Timur
: 32 Jam

d. Pelatihan Kurikulum 2013 (Permenpan dan RB No 16 Tahun 2009)
Penyelenggara

: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan
(PPPPTK),
Kementerian Pendikan dan Kebudayaan

5

Hari/ Tanggal
Tempat Kegiatan

: Selasa – Sabtu, 25 s.d. 29 November 2014
: SMP Negeri 1 Sukoharjo

Jumlah Jam

: 52 Jam

e. Bimbingan Teknis Peningkatan Mutu Pembelajaran untuk Persiapan
Survey PISA (Permenpan dan RB No 16 Tahun 2009)
Penyelenggara

: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,
Kementerian Pendikan dan Kebudayaan

Hari/ Tanggal
Tempat Kegiatan

: 4 s/d 11 Februari 2015
: Hotel Grand Cempaka, Cipayung - Bogor Jawa
Barat
: 52 Jam

Jumlah Jam

2. Kegiatan Kolektif Guru
Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti
kegiatan pertemuan ilmiah atau kegiatan bersama yang bertujuan untuk
mencapai standar atau di atas standar kompetensi profesi yang telah
ditetapkan. Kegiatan kolektif guru mencakup: (1) kegiatan lokakarya atau
kegiatan kelompok guru untuk penyusunan kelompok kurikulum dan/atau
pembelajaran; (2) pembahas atau peserta pada seminar, koloqium, diskusi
pannel atau bentuk pertemuan ilmiah yang lain; dan (3) kegiatan kolektif
lain yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.
Kegiatan kolektif guru yang sudah dilakukan penulis meliputi 11
jenis kegiatan baik sebagai nara sumber maupun sebagai peserta. Kegiatankegiatan tersebut meliputi sebagai berikut:
a. Workshop Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan SMP Negeri 3 Nguter
Pelaksana

: SMP Negeri 3 Nguter Sukoharjo

Waktu
Tempat

: 1, 4, 6, 8, 11, 13 Februari 2013
: SMP Negeri 3 Nguter Sukoharjo

Kapasitas
Materi

: Nara Sumber
: 1. Konsep dan Implementasi PKB

6

2.

Pedoman PKB dan Angka Kreditnya

b. Workshop Pengembangan Diri Guru IPA SMP/MTs Kabupaten
Sukoharjo dengan tema “Implementasi Kurikulum 2013”
Pelaksana

: MGMP

IPA

SMP/MTs

Kabupaten

Waktu
Tempat

bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten
Sukoharjo
: 7, 14, 21 September 2013
: SMP Negeri 2 Polokarto, Kabupaten Sukoharjo

Kapasitas
Materi

: Peserta
: 1. Konsep Kurikulum 2013
2.
3.

Analisis Materi Ajar
Model Rancangan Pembelajaran

4.

Praktek Pembelajaran Terbimbing

Sukoharjo

c. Diklat Implementasi Kurikulum 2013 dan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB)
Pelaksana

: SMP Negeri 1 Sukoharjo

Waktu
Tempat

: 1, 4, 6, 8, 11, 13 Februari 2013
: SMP Negeri 3 Nguter Sukoharjo

Kapasitas
Materi

: Nara Sumber
: 1. Penilaian Angka Kredit (PAK)
2. Perhitungan Angka Kredit
3. Pengisian DUPAK

d. Seminar Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pelaksana

: MTs Negeri Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo

Waktu
Tempat

: 9 Mei 2015
: MTs Negeri Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo

Kapasitas
Materi

: Peserta
: Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karya
Drs. Mujiyono, S.Ag., M.Pd

e. Sosialisasi Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009
Pelaksana
Waktu
Tempat

: Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo
: 11, 15 dan 16 Juni 2015
: SMA Negeri 1 Sukoharjo

7

Kapasitas
Materi

: Nara Sumber
: Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

f. In House Training (IHT) Implementasi Permen PAN dan RB No. 16
Tahun 2009 dan Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific SMA
Negeri 1 Nguter Sukoharjo
Pelaksana
Waktu
Tempat
Kapasitas
Materi

:
:
:
:
:

SMA Negeri 1 Nguter Sukoharjo
15 dan 17 Juli 2015
SMA Negeri 1 Nguter Sukoharjo
Nara Sumber
1. Penilaian Kinerja Guru (PKG)
2. DUPAK
3. Publikasi Ilmiah (PI)
4.

Pengembangan Diri (PD) dan Karya Ilmiah (KI)

g. Workshop Implementasi Permenpan dan RB No. 16 Tahun 2009 SMP
Negeri 3 Kartasura Sukoharjo
Pelaksana
Waktu
Tempat

: SMP Negeri 3 Kartasura Kabupaten Sukoharjo
: 8 – 10 Oktober 2015
: SMP Negeri 3 Kartasura Kabupaten Sukoharjo

Kapasitas
Materi

: Nara Sumber
: 1. Penilaian Kinerja Guru (PKG)
2.
3.
4.

Menyusun DUPAK dan Penilaian Angka Kredit
(PAK)
Pengembangan Diri (PD)
Publikasi Ilmiah (PI)

5. Karya Inovatif (KI)
h. Pemberdayaan MGMP IPA SMP/MTs Kabupaten Sukoharjo Tahun
2015
Pelaksana

: MGMP IPA SMP/MTs Kabupaten Sukoharjo

Waktu
Tempat

: 31 Oktober 2015
: SMP Negeri 1 Sukoharjo

Kapasitas
Materi

: Nara Sumber
: Teknik Penyusunan Laporan Pengembangan Diri

8

i. Workshop Implementasi Permen PAN dan RB No. 19 Tahun 2009
MGMP IPS SMP Kabupaten Sukoharjo
Pelaksana
Waktu
Tempat
Kapasitas
Materi

:
:
:
:
:

MGMP IPS SMP Kabupaten Sukoharjo
5 November 2015
SMP Negeri 3 Nguter Sukoharjo
Nara Sumber
1. Pengembangan Diri
2. Cara menyusun Daftar Usul Penilaian Angka
Kredit

j. Program Kegiatan Pemberdayaan dan Pengembangan Potensi Guru
IPA, MGMP IPA SMP/MTs Kabupaten Sukoharjo
Pelaksana
Waktu

: MGMP IPA SMP/MTs Kabupaten Sukoharjo
: 7 November 2015

Tempat
Kapasitas

: SMP Negeri 1 Sukoharjo
: Nara Sumber

Materi

: Penilaian Kinerja Guru (PKG)

k. Pelatihan

Penyusunan

Kurikulum

SMP

Mata

Pelajaran

TIK,

MGMP TIK SMP Kabupaten Sukoharjo
Pelaksana
Waktu
Tempat
Kapasitas
Materi

:
:
:
:
:

MGMP TIK SMP Kabupaten Sukoharjo
11 November 2015
SMP Negeri 1 Sukoharjo
Nara Sumber
1. Pengembangan Profesionalisme Guru
2. Analisis situasi sekolah dalam pengembangan
KTSP

B. Dampak Pengembangan Diri terhadap Peningkatan Kualitas Guru dalam
Menjalankan Tupoksi
1. Tugas Pokok dan Fungsi Guru
a. Tugas Pokok Guru
Tugas guru, menurut Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,
diantaranya meliputi:
1) Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;

9

2) Menyusun silabus pembelajaran;
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5) Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6) Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajajaran di kelasnya;
7) Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8) Melaksanakan

pembelajaran/perbaikan

dan

pengayaan

dengan

memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
9) Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya (khusus guru kelas);
10) Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar tingkat sekolah/ madrasah dan nasional;
11) Membimbing guru pemula dalam program induksi;
12) Membimbing

siswa

dalam

kegiatan

ekstrakurikuler

proses

pembelajaran;
13) Melaksanakan pengembangan diri;
14) Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan
15) Melakukan presentasi ilmiah.
b. Fungsi Guru
Fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam
tugas guru yang telah dijabarkan diatas, namun terdapat beberapa fungsi
lain yang terkandung dalam poin (d) dan (e) Pasal 20 Undang-Undang
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta poin (a), (b) dan (c)
Pasal 40 Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu:
1) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
2) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode
etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika;
3) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis dan dialogis;

10

4) Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan
5) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
2. Dampak Pengembangan Diri terhadap Peningkatan Kualitas dalam
Menjalankan Tupoksi Guru
a. Dampak-dampak dari Kegiatan Diklat Fungsional yang Diikuti dalam
Menjalankan Tupoksi Guru
1) Diklat Kepala Laboratorium IPA SMP/MTs (Kemenpan No 84
Tahun 1993)
a) Peningkatan kompetensi guru-guru IPA SMP/MTs kabupaten
Sukoharjo dalam mengelola laboratorium IPA;
b) Pemenuhan kualifikasi akademik guru-guru IPA SMP/MTs
kabupaten Sukoharjo sehingga dapat ditugasi sebagai Kepala
Laboratorium IPA; dan
c) Peningkatan mutu pembelajaran IPA SMP/MTs Kabupaten
Sukoharjo.
2) Bimbingan Teknis Calon Tim Penilai Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya (Permenpan dan RB No 16 Tahun 2009)
a) Pemenuhan kualifikasi penilai jabatan fungsional guru dan
angka kreditnya bagi guru-guru Kabupaten sehingga dapat
ditugasi sebagai tim penilai;
b) Memotivasi para guru untuk naik jabatan/pangkat sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku;
c) Peningkatan kompetensi guru sehingga lebih profesional dalam
melaksanakan tugasnya; dan
d) Peningkatan mutu pembelajaran seiring dengan meningkatnya
jabatan/pangkat guru, hal ini akan berpengaruh langsung pada
kualitas lulusan

11

3) Bimbingan Teknis Persiapan Programme For International Student
Assessment (PISA) (Permenpan dan RB No 16 Tahun 2009)
a) Guru mampu dan terbiasa menyusun soal-soal tes pemahaman
tingkat tinggi (Higher Order Thinking);
b) Siswa mampu dan terbiasa menyelesaikan soal-soal tes
pemahaman tingkat tinggi (Higher Order Thinking); dan
c) Hasil tes siswa Indonesia di PISA 2015 mendatang akan
meningkat.
4) Pelatihan Kurikulum 2013 (Permenpan dan RB No 16 Tahun 2009)
a) Guru mata pelajaran melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses
Pembelajaran, dan Standar Penilaian Kurikulum 2013;
b) Pengelolaan sekolah semakin baik, terutama dalam mengelola
pembelajaran yang berorientasi pada 4 elemen perubahan
Kurikulum 2013;
c) Siswa semakin kreatif dan memiliki pola pikir yang High Order
Thinking (HOT); Guru BK mampu melaksanakan praktik
Bimbingan Konseling dengan baik sesuai dengan Kurikulum
2013; dan
d) Pengelolaan sekolah khususnya dalam hal Bimbingan Konseling
pada peserta didik semakin baik.
5) Bimbingan Teknis Peningkatan Mutu Pembelajaran untuk Persiapan
Survey PISA (Permenpan dan RB No 16 Tahun 2009)
a) Guru mampu dan terbiasa menyusun soal-soal tes pemahaman
tingkat tinggi (Higher Order Thinking);
b) Siswa mampu dan terbiasa menyelesaikan soal-soal tes
pemahaman tingkat tinggi (Higher Order Thinking); dan
c) Hasil tes siswa Indonesia di PISA 2015 mendatang akan
meningkat.

12

b. Dampak-dampak dari Kegiatan Kolektif Guru yang Diikuti dalam
Menjalankan Tupoksi Guru
1) Workshop Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan SMP Negeri 3 Nguter
a) Peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran, sehingga siswa
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran;
b) Peningkatan umpan balik sebagai masukan perencanaan
program/kegiatan dalam pengembangan profesionalisme dan
karir guru; dan
c) Peningkatan profesionalitas guru yang dibuktikan dengan
perubahan perilaku, tingginya kreativitas, dan inovasi dalam
pengembangan karir.
2) Workshop Pengembangan Diri Guru IPA SMP/MTs Kabupaten
Sukoharjo dengan tema “Implementasi Kurikulum 2013”
a) Guru memahami bahwa Perubahan kurikulum sebagai penataan
perbukuan,
memperkuat

penataan

LPTK,

budaya

penataan

sekolah,

pelatihan

memperkuat

guru,

integrasi

pengetahuan, dan budaya;
b) Guru lebih siap untuk menghadapi tantangan global, karena
kurikulum berkaitan dengan standar isi. Yang mana, tujuan
kurikulum 2013 adalah menghasilkan siswa yang selalu
bertanya akan sesuatu hal atau meningkatkan jiwa kritis dalam
diri siswa;
c) Guru memahami bahwa dasar kurikum 2013 adalah attitude dan
aktualisasi diri. Sistem penilaian kurikulum tidak hanya dinilai
dari guru dan siswa, namun pemerintah dan sekolah mempunyai
fungsi yang signifikan untuk keefektifan kurikulum;
d) Guru memahami perubahan kurikulum 2013 dibandingkan
kurikulum sebelumnya; dan

13

e) Perlu adanya persiapan sejak dini baik diri sendiri, pihak
sekolah dan instansi terkait dalam menyongsong diterapkannya
kurikulum.
3) Diklat

Implementasi

Kurikulum

2013

dan

Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
a) Guru memahami bahwa Perubahan kurikulum sebagai penataan
perbukuan,

penataan

memperkuat

LPTK,

budaya

penataan

sekolah,

pelatihan

memperkuat

guru,

integrasi

pengetahuan, dan budaya;
b) Guru lebih siap untuk menghadapi tantangan global, karena
kurikulum berkaitan dengan standar isi. Yang mana, tujuan
kurikulum 2013 adalah menghasilkan siswa yang selalu
bertanya akan sesuatu hal atau meningkatkan jiwa kritis dalam
diri siswa;
c) Guru memahami bahwa dasar kurikum 2013 adalah attitude dan
aktualisasi diri. Sistem penilaian kurikulum tidak hanya dinilai
dari guru dan siswa, namun pemerintah dan sekolah mempunyai
fungsi yang signifikan untuk keefektifan kurikulum;
d) Guru memahami perubahan kurikulum 2013 dibandingkan
kurikulum sebelumnya;
e) Perlu adanya persiapan sejak dini baik diri sendiri, pihak
sekolah dan instansi terkait dalam menyongsong diterapkannya
kurikulum;
f) Peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran, sehingga siswa
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran;
g) Peningkatan umpan balik sebagai masukan perencanaan
program/kegiatan dalam pengembangan profesionalisme dan
karir guru; dan
h) Peningkatan profesionalitas guru yang dibuktikan dengan
perubahan perilaku, tingginya kreativitas, dan inovasi dalam
pengembangan karir

14

4) Seminar Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a) Penulis memahami sistematika penulisan PTK yang baik dan
benar;
b) Penulis

memahami

bahwa

untuk

meningkatkan

mutu

pembelajaran haruslah menggunakan metode pembelajaran
yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Setiap model
pembelajaran mempunyai kekurangan dan kelebihan; dan
c) Penulis mengerti bahwa sebuah PTK akan dinilai baik apabila
memenuhi unsur APIK (Asli, Perlu, Ilmiah dan Konsisten).
PTK hendaknya disertai lampiran selengkap mungkin agar tidak
dianggap plagiat.
5) Sosialisasi Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009
a) Menyadari bahwa dengan diberlakukannya peraturan yang baru
dalam jabatan fungsional guru dan angka kreditnya maka
diperlukan sosialisasi yang lebih intensif guna meningkatkan
pemahaman para guru;
b) Memahami bahwa Penilaian kinerja Guru adalah penilaian dari
tiap butir kegiatan tugas utama Guru dalam rangka pembinaan
karier kepangkatan dan jabatannya; dan
c) Mempersiapkan diri untuk pengajuan kenaikan pangkat.
6) In House Training (IHT) Implementasi Permen PAN dan RB No.
16 Tahun 2009 dan Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific
a) Peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran, sehingga siswa
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran;
b) Peningkatan umpan balik sebagai masukan perencanaan
program/kegiatan dalam pengembangan profesionalisme dan
karir guru; dan
c) Peningkatan profesionalitas guru yang dibuktikan dengan
perubahan perilaku, tingginya kreativitas, dan inovasi dalam
pengembangan karir.

15

7) Workshop Implementasi Permenpan dan RB No. 16 Tahun 2009
SMP Negeri 3 Kartasura Sukoharjo
a) Peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran, sehingga siswa
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran;
b) Peningkatan umpan balik sebagai masukan perencanaan
program/kegiatan dalam pengembangan profesionalisme dan
karir guru; dan
c) Peningkatan profesionalitas guru yang dibuktikan dengan
perubahan perilaku, tingginya kreativitas, dan inovasi dalam
pengembangan karir.
8) Pemberdayaan MGMP IPA SMP/MTs Kabupaten Sukoharjo Tahun
2015
a) Peningkatan profesional guru, sehingga lebih mudah dalam
kenaikan pangkat;
b) Angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dari
sub unsur pengembangan diri dapat dipenuhi oleh guru;
c) Guru tidak mengalami kesulitan dalam perolehan nilai angka
kredit pengembangan diri; dan
d) Peningkatan profesionalitas guru yang dibuktikan dengan
perubahan perilaku, tingginya kreativitas, dan inovasi dalam
pengembangan karir.
9) Workshop Implementasi Permen PAN dan RB No. 19 Tahun 2009
MGMP IPS SMP Kabupaten Sukoharjo
a) Peningkatan profesional guru, sehingga lebih mudah dalam
kenaikan pangkat;
b) Angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dari
sub unsur pengembangan diri dapat dipenuhi oleh guru;
c) Guru tidak mengalami kesulitan dalam perolehan nilai angka
kredit pengembangan diri; dan

16

d) Peningkatan profesionalitas guru yang dibuktikan dengan
perubahan perilaku, tingginya kreativitas, dan inovasi dalam
pengembangan karir.
10) Program Kegiatan Pemberdayaan dan Pengembangan Potensi Guru
IPA, MGMP IPA SMP/MTs Kabupaten Sukoharjo
a) Peningkatan profesional guru, sehingga lebih mudah dalam
kenaikan pangkat;
b) Angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dari
sub unsur publikasi ilmiah dapat dipenuhi oleh guru;
c) Guru tidak mengalami kesulitan dalam perolehan nilai angka
kredit pengembangan diri; dan
d) Peningkatan profesionalitas guru yang dibuktikan dengan
perubahan perilaku, tingginya kreativitas, dan inovasi dalam
pengembangan karir.
11) Pelatihan Penyusunan Kurikulum SMP Mata Pelajaran TIK,
MGMP TIK SMP Kabupaten Sukoharjo
a) Peningkatan profesional guru, sehingga lebih mudah dalam
kenaikan pangkat;
b) Guru memahami dan melaksanakan pengembangan profesi
sesuai dengan karirnya;
c) Guru mengembangan perangkat pembelajaran, bahan ajar dan
media pembelajaran sesuai KTSP; dan
d) Peningkatan profesionalitas guru yang dibuktikan dengan
perubahan perilaku, tingginya kreativitas, dan inovasi dalam
pengembangan karir.

BAB II
PUBLIKASI ILMIAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN
KUALITAS DIRI GURU

A. Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan
kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan
kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan
secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 kelompok kegiatan, yaitu: (1)
presentasi pada forum ilmiah; (2) sebagai pemrasaran/nara sumber pada
seminar, lokakarya ilmiah, koloqium atau diskusi ilmiah; dan (3) publikasi
ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal.
Publikasi ilmiah publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif
pada bidang pendidikan formal mencakup pembuatan:
1. Karya Tulis
Karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan
di sekolahnya yang diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk buku yang berISBN dan diedarkan secara nasional atau telah lulus dari penilaian ISBN,
atau diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah/jurnal ilmiah tingkat nasional
yang terakreditasi, provinsi, dan tingkat kabupaten/kota, diseminarkan di
sekolah atau disimpan di perpustakaan (Kemdikbud, 2016).
2. Tulisan Ilmiah Populer
Tulisan

ilmiah

populer

di

bidang

pendidikan

formal

dan

pembelajaran pada satuan pendidikanyang dimuat di:jurnal tingkat nasional
yang terakreditasi; jurnal tingkat nasional yang tidak terakreditasi/tingkat
provinsi; jurnal tingkat lokal (kabupaten/ kota/ sekolah/ madrasah, dsb
(Kemdikbud, 2016).

17

18

3. Publikasi Buku Teks Pelajaran
Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman
guru. Publikasi ini mencakup pembuatan: buku pelajaran per tingkat atau
buku pendidikan per judul yang lolos penilaian BSNP, atau dicetak oleh
penerbit dan ber-ISBN, atau dicetak oleh penerbit dan belum ber-ISBN
(Kemdikbud, 2016).
4. Modul/ Diktat Pembelajaran
Modul/diklat pembelajaran per semester yang digunakan di tingkat:
provinsi dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan Provinsi; atau
kabupaten/kota dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
atau sekolah/madrasah setempat (Kemdikbud, 2016).
5. Buku dalam Bidang Pendidikan
Buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit yang berISBN dan/atau tidak ber-ISBN; karya hasil terjemahan yang dinyatakan oleh
kepala sekolah/ madrasah tiap karya; buku pedoman guru (Kemdikbud,
2016).
B. Publikasi Ilmiah yang Disusun Penulis
Adapun unsur, sub-unsur, dan kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan bagi guru tersebut diatur dalam Pasal 11 Permenneg PAN dan
RB No. 16 Tahun 2009. Unsur Pengembangan Profesi Guru Pembelajar
meliputi tiga subunsur, yaitu: (1) Melaksanakan Pengembangan Diri, (2) Publikasi Ilmiah, dan (3) Karya Inovatif.
Berdasarkan penjelasan tentang publikasi ilmiah sebagaimana diatur
dalam Pasal 11 Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009, pada bagian ini
akan dipaparkan mengenai publikasi ilmiah yang sudah dilakukan oleh penulis.
1. Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a. Pembelajaran Model LC 5 E (The 5 E Learning Cycle ) Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Konsep Energi dan

19

Daya Listrik Bagi Siswa Kelas IX D Semester I SMP Negeri 3 Nguter
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013
b. Pembelajaran Inkuiri dengan Media Interaktif Untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar IPA Konsep Tata Surya Siswa Kelas IX A
Semester II Smp Negeri 3 Nguter Sukoharjo Tahun Pelajaran
2013/2014
2. Publikasi Ilmiah Hasil Penelitian (Jurnal) Bidang Pendidikan
a. Jurnal Pendidikan (Pembelajaran Model LC 5 E (The 5 E Learning
Cycle) Untukmeningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Fisika). Jurnal
Pendidikan “Java Education” Jilid 1 Nomor 4, Februari 2014, halaman
327 – 340.
b. Jurnal Pendidikan (Pembelajaran Inkuiri dengan Media Interaktif
Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Konsep Tata
Surya). Jurnal Pendidikan “ Aktivitas” Volume 1 Nomor 1 Bulan Mei
Tahun 2014, Halaman 7 – 28.
c. “Optimalisasi Peran Guru dalam Membentuk Karakter Traffic
Awareness”). Jurnal Pendidikan “AKTIVITAS”, ISSN : 2355-9101,
Vol. 4, No. 3, Februari 2017, Hal 440-453 (Baru)
d. “Kendala yang Dihadapi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPA
Gamitan Kurikulum 2013”. Jurnal Pendidikan “PENGAJARAN”, ISSN
: 2442-7543, Vol. 3, No. 3, Maret 2017, Hal 302 – 310 (Baru)
3. Tinjauan Ilmiah (Perbaikan)
Optimalisasi Peran Guru dalam Membentuk Karakter Traffic Awareness
Bagi Peserta Didik di Sekolah
4. Tulisan Ilmiah Populer
a. Pendidikan Inklusi Salah Satu Upaya Pemerintah dalam Menangani
Anak

Berkebutuhan

Khusus.

Majalah

164/Th.XIII/September 2013 Halaman 29.

“Derap

Guru”

Edisi

20

b. Sekolah Sebagai Pelopor Pencegahan Aksi Vandalisme. Majalah
“Derap Guru” Edisi 177/Th.XIV/Oktober 2014 Halaman 36 – 37.

5. Buku Pedoman Guru Tahun Pelajaran 2014/2015
Buku Pedoman Guru yang secara singkat berisi program kerja yang
direncanakan selama satu tahun pelajaran baik sebagai guru maupun tugas
tambahan yang di embannya.
C. Dampak Penyusunan Publikasi Ilmiah terhadap Peningkatan Kualitas
Guru dalam Menjalankan Tupoksi
Salah satu jenis pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah
publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan
formal. Karya tulis ilmiah guru dapat dipublikasikan dalam bentuk laporan
hasil penelitian atau laporan/gagasan ilmiah yang ditulis berdasar pada
pengalaman dan sesuai dengan tugas pokok serta fungsi guru (Kemdikbud,
2016).
Kegiatan pengembangan profesi melalui penulisan KTI berupa makalah
yang disusun berdasarkan: Penelitian Tindakan Kelas (PTK), hasil eksperimen
di kelas, penelitian deskriptif; kegiatan nyata yang dilakukan di kelas; di
bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikan; berupa
gagasan ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan
pendidikan; disajikan pada forum ilmiah di tingkat nasional maupun, dan di
tingkat kabupaten/kota. Selain karya tulis tersebut, guru dapat melakukan
pengembangan dengan menyusun KTI berupa: buku pelajaran dicetak oleh
penerbit dan ber- ISBN, buku pelajaran dicetak oleh penerbit tetapi belum
ber-ISBN, buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit dan berISBN, buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit tetapi belum berISBN, modul yang digunakan di tingkat provinsi dengan pengesyahan dari
dinas pendidikan provinsi, modul yang digunakan di tingkat kota/kabupaten
dengan pengesyahan dari dinas pendidikan kota/kabupaten, modul yang
digunakan di sekolah/madrasah, dimuat di media masa tingkat nasional, dimuat

21

di media masa tingkat

provinsi (koran daerah), tulisan ilmiah populer di

bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikan dimuat di
jurnal/terbitan nasional yang terakreditasi; dimuat di jurnal/terbitan nasional
yang tidak terakreditasi, dan dimuat di jurnal tingkat lokal (sekolah/madrasah).
KTI lainya yang dapat dilakukan oleh guru dapat menulis diktat yang
diedarkan dan digunakan dalam pembelajaran untuk setiap semester, karya
terjemahan yang dinyatakan kegunaannya oleh kepala sekolah/madrasah tiap
karya. KTI yang beragam tersebut idealnya juga dapat dioptimalkan
penulisannya oleh para guru. Secara lebih spesifik dan merujuk pada
(PermenPAN & RB) Nomor 16 Tahun 2009, guru yang ingin naik jenjang
menjadi golongan III-b ke atas, wajib karya tulis, pasalnya regulasi yang
dibebankan kepada guru untuk kenaikan pangkat karya tulis, sebagai bukti
profesional dalam tugas.
Dampak yang dihasilkan dari jenis pengembangan keprofesian
berkelanjutan publikasi ilmiah yang dilakukan guru sangat berkaitan dengan
salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki tenaga pendidik. Merujuk
pada Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru disebutkan bahwa salah satu kompetensi
yang harus dimiliki tenaga pendidik adalah kompetensi profesional.
Salah satu kompetensi inti yang dikembangkan dari kompetensi
profesional

guru

adalah

“Mengembangkan

keprofesionalan

secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.” Kompetensi inti tersebut
dijabarkan ke dalam empat kompetensi, yaitu: (1) Melakukan refleksi terhadap
kinerja sendiri secara terus menerus; (2) Memanfaatkan hasil refleksi dalam
rangka peningkatan keprofesionalan; (3) Melakukan penelitian tindakan kelas
untuk peningkatan

keprofesionalan; dan (4) Mengikuti kemajuan zaman

dengan belajar dari berbagai sumber.
Atas dasar hal tersebut, karya tulis ilmiah sebagai suatu karya yang
memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidahkaidah keilmuan, menjadi salah satu tolok ukur kemampuan guru dalam
melaksanakan kompetensi profesional tersebut. Kaidah keilmuan yang

22

dimaksud bahwa karya ilmiah menggunakan metode ilmiah di dalam
membahas permasalahan, menyajikan kajian dengan menggunakan bahasa
baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yakni
bersifat objektif, logis, empiris, sistematis, lugas, jelas dan konsisten (Prayitno,
dkk. 2001).
Pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui penyusunan publikasi
ilmiah tersebut mendukung tupoksi guru. Hal ini sejalan dengan amanat
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru untuk mengembangkan
keprofesian melalui tindakan reflektif terdiri atas enam indikator. Keenam
indikaror tersebut meliputi: (1) melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus; (2) memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan
keprofesionalan; (3) melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
keprofesionalan; (4) mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari bernbagai
sumber; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi; (6) memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi untuk
mengembangkan diri.

BAB III
KARYA INOVATIF DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN
KUALITAS DIRI GURU

A. Karya Inovatif
Karya inovasi adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi
atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan
kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan,
sains/teknologi, dan seni. Jika dibandingkan dengan PKB yang berupa
publikasi ilmiah keduanya memiliki perbedaan. Karya inovatif yang utama
berupa benda tertentu, sedangkan publikasi ilmiah berupa karya tulis ilmiah
(Kemendikbud, 2016).
Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) yang berupa
karya inovatif, terdiri atas empat kelompok, yakni (Kemendikbud, 2016):
1. Menemukan Teknologi Tepat Guna
Karya teknologi tepat guna yang selanjutnya disebut karya
sains/teknologi adalah karya hasil rancangan/pengembangan/percobaan
dalam bidang sains dan/atau teknologi yang dibuat atau dihasilkan dengan
menggunakan bahan, sistem, atau metodologi tertentu dan dimanfaatkan
untuk

pendidikan

atau

masyarakat

sehingga

pendidikan

terbantu

kelancarannya atau masyarakat terbantu kehidupannya. Karya sains bisa
dibuat oleh guru mata pelajaran apapun pada semua jenjang. Karya sains
bermanfaat untuk kepentingan pendidikan atau kepentingan masyarakat di
luar sekolah (Kemdikbud, 2016).
2. Menemukan/ Menciptakan Karya Seni
Menemukan/menciptaan karya seni adalah proses perefleksian nilainilai dan gagasan manusia yang diekspresikan secara estetik dalam berbagai
medium seperti rupa, gerak, bunyi, dan kata yang mampu memberi makna
transendental baik spriritual maupun intelektual bagi manusia dan

23

24

kemanusiaan. Sebagaimana karya sains, karya seni juga bisa dibuat oleh
semua guru, tidak harus guru seni atau guru bahasa dan sastra (Kemdikbud,
2016).
3. Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/ praktikum
Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum merupakan
jenis ketiga dari karya inovatif. Macamnya berupa membuat alat pelajaran,
membuat alat peraga, dan membuat alat praktikum. Alat pelajaran adalah
alat yang digunakan untuk membantu kelancaran proses pembelajaran/
bimbingan pada khususnya dan proses pendidikan di sekolah/madrasah pada
umumnya. Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk memperjelas
konsep/teori/cara

kerja

tertentu

yang

dipergunakan

dalam

proses

pembelajaran atau bimbingan (Kemdikbud, 2016).
4. Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan
sejenisnya
Karya inovasi lainnya adalah mengikuti pengembangan penyusunan
standar,

pedoman,

soal,

dan

sejenisnya.

Kegiatan

penyusunan

standar/pedoman/soal ini diselenggarakan oleh instansi tingkat nasional atau
provinsi. Dengan demikian jika guru melakukan kegiatan tersebut namun
penyelenggaranya instansi tingkat kabupaten belum dihargai dengan angka
kredit.

Kriteria

kegiatan

penyusunan

standar/pedoman/soal

yang

diselenggarakan oleh instansi tingkat nasional atau provinsi adalah (1) Guru
yang bersangkutan aktif dalam kegiatan tersebut dan (2) Hasil kegiatan
tersebut digunakan secara nasional/provinsi (Kemdikbud, 2016).
B. Karya Inovatif yang Disusun Penulis
Salah satu kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru
yang diatur dalam Pasal 11 Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009.
Unsur Pengembangan Profesi Guru Pembelajar adalah Karya Inovatif.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas pada bagian ini akan dipaparkan
mengenai karya inovatif yang sudah dilakukan oleh penulis.

25

1. Karya Seni Novel dengan judul ”Misteri Bintang Yang Hilang” Tahun
2014 (Ditolak/ Tidak Dinilai)
Novel dengan judul “Misteri Bintang Yang Hilang” diterbitkan pada
bulan April tahun 2014 terdiri dari viii + 84 halaman. Novel ini
mengisahkan tentang perubahan drastis yang dialami oleh seorang anak
yang awalnya dari anak yang terkenal nakal kemudian berubah menjadi
anak yang santun. Kisah dalam novel ini adalah tentang Bintang Kejora,
tokoh utama dalam novel, seorang anak kelas V Sekolah Dasar. Bintang
Kejora adalah anak yang pandai namun terkenal nakal di rumah ataupun di
sekolahan, kurang menghargai bila bicara dengan orang tuanya.
Bintang pergi ke rumah kakeknya di desa untuk mengisi waktu
liburan semester. Di desa itulah Bintang mendapatkan pengalaman yang
tidak terduga yang akhirnya mampu mengubah tabiatnya dari seorang anak
yang nakal menjadi seorang anak yang santun, dan bahkan ia dengan
kegigihannya berlatih mampu menjadi juara 1 lomba pidato bahasa Jawa.
Karya inovatif yang disusun penulis berupa novel yang sudah diterbitkan
dan memperoleh ISBN dengan nomor ISBN 978-602-9318-53-1 diterbitkan
oleh Penerbit Panembahan Senopati, Sukoharjo. Karya inovatif tersebut tidak
dapat dinilai dengan alasan tidak sesuai dengan Tupoksi Guru.
C. Dampak Penyusunan Karya Inovatif terhadap Peningkatan Kualitas
Guru dalam Menjalankan Tupoksi
Salah satu jenis pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah
pembuatan karya inovatif. Karya inovatif yang dapat disusun guru terdiri atas
empat kelompok, yakni: (1) menemukan teknologi tepat guna; (2) menemukan/
membuat karya sastra; (3) membuat/ memodifikasi Alat Pelajaran/Peraga/
Praktikum; dan (4) mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman,
soal, dan sejenisnya (Kemdikbud, 2016).
Kegiatan pengembangan profesi berkelanjutan melalui pembuatan
karya inovatif diatur lebih melalui (PermenPAN & RB) Nomor 16 Tahun 2009,
guru yang ingin naik jenjang menjadi golongan III-b ke atas, wajib karya tulis,

26

pasalnya regulasi yang dibebankan kepada guru untuk kenaikan pangkat karya
tulis, sebagai bukti profesional dalam tugas.
Dampak yang dihasilkan dari jenis pengembangan keprofesian
berkelanjutan melalui pembuatan karya inovatif yang dilakukan guru sangat
berkaitan dengan salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki tenaga
pendidik. Berdasarkan Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru disebutkan bahwa salah
satu kompetensi yang harus dimiliki tenaga pendidik adalah kompetensi
profesional.
Salah satu kompetensi inti yang dikembangkan dari kompetensi
profesional

guru

adalah

“Mengembangkan

keprofesionalan

secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.” Kompetensi inti tersebut
dijabarkan ke dalam empat kompetensi, yaitu: (1) Melakukan refleksi terhadap
kinerja sendiri secara terus menerus; (2) Memanfaatkan hasil refleksi dalam
rangka peningkatan keprofesionalan; (3) Melakukan penelitian tindakan kelas
untuk peningkatan

keprofesionalan; dan (4) Mengikuti kemajuan zaman

dengan belajar dari berbagai sumber. Atas dasar hal tersebut, karya inovatif,
menjadi salah satu tolok ukur kemampuan guru dalam melaksanakan
kompetensi profesional tersebut.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui penyusunan karya
inovatif tersebut mendukung tupoksi guru. Hal ini sejalan dengan amanat
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Dampak Pengembangan Diri terhadap Peningkatan Kualitas Guru dalam
Menjalankan Tupoksi
Pengembangan profesi guru secara yuridis diatur dalam Permenneg
PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya. Adapun unsur, sub-unsur, dan kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan bagi guru tersebut diatur dalam Pasal 11 Permenneg
PAN dan RB No. 16 Tahun 2009. Unsur Pengembangan Profesi Guru
Pembelajar meliputi tiga subunsur, yaitu: (1) Melaksanakan Pengembangan
Diri, (2) Publikasi Ilmiah, dan (3) Karya Inovatif.
Terkait dengan pengembangan diri guru, ada dua jenis kegiatan yang
diatur dalam Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tersebut. Kedua
jenis kegiatan tersebut meliputi: (1) Mengikuti Diklat Fungsional, dan (2)
Melaksanakan Kegiatan Kolektif Guru.
Kegiatan pengembangan diri yang diikuti penulis dalam bentuk
melaksanakan kegiatan kolektif guru selama berada di Golongan Ruang IV c
terdiri dari 11 jenis kegiatan. Selama mengikuti kegiatan-kegiatan kolektif guru
tersebut, penulis ikut berkontribusi sebagai narasumber dalam kegiatan yang
dilakukan.
Kegiatan-kegiatan kolektif guru yang diikuti penulis selama berada di
Golongan Ruang IV c dan kapasitas penulis dalam kegiatan tersebut dapat
diringkaskan ke dalam tabel berikut ini.

27

28

Tabel 4.1
Jenis Pelaksanaan Kegiatan Kolektif Guru yang Diikuti Penulis di Golongan
Ruang IV c
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.
10.
11.

Nama Kegiatan
Workshop Penilaian Kinerja Guru dan PKB
Workshop Pengembangan Diri Guru IPA
Diklat Implementasi Kurikulum 2013 dan PKB
Seminar Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Sosialisasi Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009
In House Training (IHT) Implementasi Permen PAN dan
RB No. 16 Tahun 2009 dan Pembelajaran dengan
Pendekatan Scientific
Workshop Implementasi Permenpan dan RB No. 16
Tahun 2009
Pemberdayaan MGMP IPA SMP/MTs Kabupaten
Sukoharjo
Workshop Implementasi Permen PAN dan RB No. 19
Tahun 2009 MGMP IPS
Program Kegiatan Pemberdayaan dan Pengembangan
Potensi Guru IPA, MGMP IPA
Pelatihan
Penyusunan
Kurikulum
SMP
Mata
Pelajaran TIK, MGMP TIK

Kapasitas
Narasumber
Peserta
Narasumber
Peserta
Narasumber
Narasumber

Narasumber
Narasumber
Narasumber
Narasumber
Narasumber

Aktivitas yang dilakukan penulis sebagai narasumber dalam beberapa
kegiatan kolektif guru tersebut di atas dapat dimaknai bahwa penulis telah
berupaya untuk memenuhi kewajiban menjalankan tugas pokok guru
sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Tugas pokok yang
dilakukan penulis dalam kerangka tersebut meliputi: (1) Menjadi pengawas
penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah/
madrasah dan nasional; (2) Membimbing guru pemula dalam program induksi;
dan (3) Melaksanakan pengembangan diri. Selain melaksanakan tiga tugas
pokok tersebut, penulis juga menjalankan fungsi dalam kerangka memelihara
komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

29

Peraturan Menteri pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No.16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,
Pasal 1 ayat (5) menyebutkan pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah
pengembangan kompet