Ppt ekonomi sumber daya manusia
PASAR KARTEL
DISUSUN OLEH
o ANGGA DEFTA
o DEARIS LALA NOERZAMAN
o DINA LARASWATY
o MILA KARLINA
o SITI TRISNA MAHENDAR
o WIDIYA ARUM DALU
Pengertian Kartel
Istilah kartel terdapat dalam beberapa bahasa seperti
“cartel” dalam bahasa Inggris dan kartel dalam bahasa
Belanda. “Cartel” disebut juga “syndicate” yaitu suatu
kesepakatan (terulis) antara beberapa perusahaan
produsen dan lain-lain yang sejenis untuk mengatur dan
mengendalikan bebagai hal, seperti harga, wilayah
pemasaran dan sebagainnya, dengan tujuan menekan
persaingan dan atau persaingan usaha pada pasar yang
bersangkutan dan meraih keuntungan.
Dalam arti sempit, kartel adalah sekelompok
perusahaan yang seharusnya saling bersaing,
tetapi mereka justru menyetujui satu sama lain
untuk menetapkan harga guna meraih
keuntungan monopolistis.
Sementara itu dalam pengertian luas, kartel
meliputi perjanjian antara para pesaing untuk
membagi pasar, mengalokasikan pelanggaran dan
menetapkan harga.
Menurut
Peraturan
Komisi
Pengawas
Persaingan Usaha No. 04 Tahun 2010
pengertian kartel adalah kerja sama sejumlah
perusahaan
yang
bersaing
untuk
mengkoordinasi kegiatannya sehingga dapat
mengendalikan jumlah produksi dan harga
suatu barang atau jasa untuk memperoleh
keuntungan di atas tingkat keuntungan wajar.
Kartel Perjanjian Yang di larang
Perjanjian yang dilarang ini pada dasarnya merupakan
perbuatan mengikatkan diri atau kolusi, yang dilakukan
baik yang tertulis maupun tidak tertulis di antara para
pelaku usaha yang seharusnya saling bersaing justru
menciptakan koordinasi.
Kartel menggunakan sejumlah mekanisme untuk
mengkoordinasikan kegiatan para pelaku usaha tersebut,
termasuk dengan cara penetapan harga, pembagian wilayah,
pembagian pelanggan, dan perjanjian wilayah pasar.
Kartel menggunakan sejumlah mekanisme untuk
mengkoordinasikan kegiatan para pelaku usaha tersebut,
termasuk dengan cara penetapan harga, pembagian
wilayah, pembagian pelanggan, dan perjanjian wilayah
pasar.
Bentuk-bentuk Kartel Yang Biasanya Digunaan dalam
Membatasi Persaingan Usaha Melalui Kontrak
Kartel Harga Pokok (prijskartel)
Di dalam kartel harga pokok anggota-anggota menciptakan
peraturan diantara mereka untuk perhitungan kalkulasi
harga pokok dan besarnya laba. Pada kartel jenis ini
ditetapkan harga penjualan bagi para anggota kartel. Benih
dari persaingan kerap kali juga datang dari perhitungan
laba yang akan diperoleh suatu badan usaha. Dengan
menyeragamkan tingginya laba, maka persaingan di antara
mereka dapat dihindarkan.
Kartel Harga
Dalam kartel ini ditetapkan harga minimum untuk
penjualan barang-barang yang mereka produksi atau
perdagangkan. Setiap anggota tidak diperkenankan untuk
menjual barang-barangnya dengan harga yang lebih rendah
dari pada harga yang telah ditetapkan itu. Pada dasarnya
anggota-anggota itu diperbolehkan menjual di atas
tanggung jawab sendiri.
Kartel Kontingentering
Di dalam jenis kartel ini, masing-masing anggota kartel
diberikan jatah dalam banyaknya produksi yang
diperbolehkan. Biasanya perusahaan yang memproduksi
lebih sedikit daripada jatah yang sisanya menurut
ketentuan, akan diberi premi hadiah, namun jika
melakukan yang sebaliknya maka akan di denda.
Faktor-faktor yang digunakan oleh KPPU dalam mengidentifikasi indikator awal suatu
kartel
Faktor
Struktural
Ukuran
perusahaa
n
Homogenit
as produk
Keterkaita
n
kepemilika
n
Persediaan
dan
kapasitas
produksi
Karakter
permintaan
Faktor
Perilaku
Transparan
dan
Pertukaran
Informasi
Peraturan
harga dan
Kontrak
Kasus-kasus kartel yang pernah terjadi di
Indonesia
1.
Kartel Tarif SMS
Setelah KPPU melakukan pemeriksaan terhadap sembilan
operator seluler di Indonesia yang diduga melakukan
penetapan harga SMS off-net pada periode 2004 sampai
dengan tahun 2008. Sembilan operator tersebut aadalah
PT Excelkomindo Pratama, Tbk., PT Telkom, Tbk., PT
Huchison CP Telecommunication, PT Bakrie Telecom, PT
Mobile-8 Telecom, PT Smarat Telecom, dan PT Natrindo
Telepon Seluler.
2. Kasus Kartel Minyak Goreng
PT Multimas Nabati Asahan, PT Sinar Alam Permai, PT
Wilmar Nabati Indonseia, PT Multi Nabati Sulawesi, PT
Agrindo Indah Persada, PT Musim Mas, PT Intibenua
Perkasatama, PT Megasurya Mas, PT Agro Makmur Raya,
PT Mikie Oleo Nabati Industri, PT Indo Karya Internusa,
PT Permata Hijau Sawit, PT Nubika Jaya, PT Smart, Tbk.,
PT Tunas Baru Lampung, Tbk., PT Berlian Eka Sakti
Tangguh, PT Pacifik Palmindo Industri dan PT Asia Agro
Agung Jaya , dijatuhi sanksi oleh KPPU karena pelanggaran
Pasal 11 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999.
3. Kartel Obat Hipertensi Jenis
Amploidipine Besylate
KPPU menyatakan PT Pfizer Indonesia dan PT Dexa
Medica
bersalah
telah
melakukan
kartel
dengan
menghukum setiap anggota kelompok usaha Prizer yang
menjadi terlapor membayar denda Rp 25 miliar.
SELESAI
THANK YOU
DISUSUN OLEH
o ANGGA DEFTA
o DEARIS LALA NOERZAMAN
o DINA LARASWATY
o MILA KARLINA
o SITI TRISNA MAHENDAR
o WIDIYA ARUM DALU
Pengertian Kartel
Istilah kartel terdapat dalam beberapa bahasa seperti
“cartel” dalam bahasa Inggris dan kartel dalam bahasa
Belanda. “Cartel” disebut juga “syndicate” yaitu suatu
kesepakatan (terulis) antara beberapa perusahaan
produsen dan lain-lain yang sejenis untuk mengatur dan
mengendalikan bebagai hal, seperti harga, wilayah
pemasaran dan sebagainnya, dengan tujuan menekan
persaingan dan atau persaingan usaha pada pasar yang
bersangkutan dan meraih keuntungan.
Dalam arti sempit, kartel adalah sekelompok
perusahaan yang seharusnya saling bersaing,
tetapi mereka justru menyetujui satu sama lain
untuk menetapkan harga guna meraih
keuntungan monopolistis.
Sementara itu dalam pengertian luas, kartel
meliputi perjanjian antara para pesaing untuk
membagi pasar, mengalokasikan pelanggaran dan
menetapkan harga.
Menurut
Peraturan
Komisi
Pengawas
Persaingan Usaha No. 04 Tahun 2010
pengertian kartel adalah kerja sama sejumlah
perusahaan
yang
bersaing
untuk
mengkoordinasi kegiatannya sehingga dapat
mengendalikan jumlah produksi dan harga
suatu barang atau jasa untuk memperoleh
keuntungan di atas tingkat keuntungan wajar.
Kartel Perjanjian Yang di larang
Perjanjian yang dilarang ini pada dasarnya merupakan
perbuatan mengikatkan diri atau kolusi, yang dilakukan
baik yang tertulis maupun tidak tertulis di antara para
pelaku usaha yang seharusnya saling bersaing justru
menciptakan koordinasi.
Kartel menggunakan sejumlah mekanisme untuk
mengkoordinasikan kegiatan para pelaku usaha tersebut,
termasuk dengan cara penetapan harga, pembagian wilayah,
pembagian pelanggan, dan perjanjian wilayah pasar.
Kartel menggunakan sejumlah mekanisme untuk
mengkoordinasikan kegiatan para pelaku usaha tersebut,
termasuk dengan cara penetapan harga, pembagian
wilayah, pembagian pelanggan, dan perjanjian wilayah
pasar.
Bentuk-bentuk Kartel Yang Biasanya Digunaan dalam
Membatasi Persaingan Usaha Melalui Kontrak
Kartel Harga Pokok (prijskartel)
Di dalam kartel harga pokok anggota-anggota menciptakan
peraturan diantara mereka untuk perhitungan kalkulasi
harga pokok dan besarnya laba. Pada kartel jenis ini
ditetapkan harga penjualan bagi para anggota kartel. Benih
dari persaingan kerap kali juga datang dari perhitungan
laba yang akan diperoleh suatu badan usaha. Dengan
menyeragamkan tingginya laba, maka persaingan di antara
mereka dapat dihindarkan.
Kartel Harga
Dalam kartel ini ditetapkan harga minimum untuk
penjualan barang-barang yang mereka produksi atau
perdagangkan. Setiap anggota tidak diperkenankan untuk
menjual barang-barangnya dengan harga yang lebih rendah
dari pada harga yang telah ditetapkan itu. Pada dasarnya
anggota-anggota itu diperbolehkan menjual di atas
tanggung jawab sendiri.
Kartel Kontingentering
Di dalam jenis kartel ini, masing-masing anggota kartel
diberikan jatah dalam banyaknya produksi yang
diperbolehkan. Biasanya perusahaan yang memproduksi
lebih sedikit daripada jatah yang sisanya menurut
ketentuan, akan diberi premi hadiah, namun jika
melakukan yang sebaliknya maka akan di denda.
Faktor-faktor yang digunakan oleh KPPU dalam mengidentifikasi indikator awal suatu
kartel
Faktor
Struktural
Ukuran
perusahaa
n
Homogenit
as produk
Keterkaita
n
kepemilika
n
Persediaan
dan
kapasitas
produksi
Karakter
permintaan
Faktor
Perilaku
Transparan
dan
Pertukaran
Informasi
Peraturan
harga dan
Kontrak
Kasus-kasus kartel yang pernah terjadi di
Indonesia
1.
Kartel Tarif SMS
Setelah KPPU melakukan pemeriksaan terhadap sembilan
operator seluler di Indonesia yang diduga melakukan
penetapan harga SMS off-net pada periode 2004 sampai
dengan tahun 2008. Sembilan operator tersebut aadalah
PT Excelkomindo Pratama, Tbk., PT Telkom, Tbk., PT
Huchison CP Telecommunication, PT Bakrie Telecom, PT
Mobile-8 Telecom, PT Smarat Telecom, dan PT Natrindo
Telepon Seluler.
2. Kasus Kartel Minyak Goreng
PT Multimas Nabati Asahan, PT Sinar Alam Permai, PT
Wilmar Nabati Indonseia, PT Multi Nabati Sulawesi, PT
Agrindo Indah Persada, PT Musim Mas, PT Intibenua
Perkasatama, PT Megasurya Mas, PT Agro Makmur Raya,
PT Mikie Oleo Nabati Industri, PT Indo Karya Internusa,
PT Permata Hijau Sawit, PT Nubika Jaya, PT Smart, Tbk.,
PT Tunas Baru Lampung, Tbk., PT Berlian Eka Sakti
Tangguh, PT Pacifik Palmindo Industri dan PT Asia Agro
Agung Jaya , dijatuhi sanksi oleh KPPU karena pelanggaran
Pasal 11 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999.
3. Kartel Obat Hipertensi Jenis
Amploidipine Besylate
KPPU menyatakan PT Pfizer Indonesia dan PT Dexa
Medica
bersalah
telah
melakukan
kartel
dengan
menghukum setiap anggota kelompok usaha Prizer yang
menjadi terlapor membayar denda Rp 25 miliar.
SELESAI
THANK YOU