makalah Manajemen Pengertian Fungsi dan

akalah Manajemen, Pengertian, Fungsi dan Peranan Manajemen
MAKALAH
MANAJEMEN
Pengertian, Fungsi dan Peranan Manajemen

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN AKUNTANSI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah yang berjudul
Manajemen ini membahas mengenai pengertian, tingkatan serta fungsi dan
prinsip manajemen.
Dalam penulisan makalah ini Kami banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak.Oleh karena itu, Kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.

Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
Hal itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami.Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita

semua.
Gowa, September 2013
Penulis
BAB II
Pembahasan
1. Pengertian Manajemen
Manajemen dibutuhkan oleh semua orang, karena tanpa manajemen yang
baik, segala usaha yang dilakukan organisasiakan kurang berhasil. Istilah
manajemen berasal dari bahasa Italia meneggiari yang berarti
mengendalikan hewan,khususnya kuda. Dalam perkembangannya istilah itu
kemudian digunakan untuk mengendalikan organisasi.
Apakah organisasi itu? Organisasi dapat diartikan sebagai suatu kumpulan
orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan. Di
dalam organisasi dirasakan perlunyabekerja sama atau bantuan orang lain.
Keberhasilan suatuorganisasi antara lain ditentukan oleh kemampuan
manajeruntuk mengatur kerja sama tersebut. Kegiatan memimpin,mengatur,
mengelola, mengendalikan, mengembangkan kegiatan organisasi
merupakan kegiatan manajemen.
Berikut ini dikemukakan berbagai batasan manajemen.
George R. Terry dalam bukunya The Principles of Management mengatakan

bahwa manajemen adalahpencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya,dengan menggunakan kegiatan orang lain.

Henry Fayol dalam bukunya General Industrial Management mengatakan
bahwa manajemen adalah proses tertentu yang terdiri atas kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan
pengendalian dalam rangka mencapai tujuan.
John D. Millet dalam bukunya Management in the Public Service
mengemukakan bahwa manajemen adalah proses dalam memberikan
arahan pekerjaan kepada orang-orang dalam suatu organisasi guna
mencapai tujuan.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam bukunya ThePrinciples of
Management mengatakan bahwa manajemen adalah cara untuk mencapai
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Manullang mengatakan bahwa manajemen adalah senidan ilmu pencatatan,
pengorganisasian, penyusunan,pengarahan, pengawasan terhadap sumber
daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari berbagai batasan/definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah ilmu dan seni perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan terhadapusaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Dalam pengertian manajemen tersebut terdapat unsur tujuan,
kegiatan,dan manusia. Ketiga hal ini seringdisebut unsur-unsur
manajemen.Ketiga unsur tersebut merupakan unsur pokok organisasi.Unsurunsur tadi diupayakan agar sinkron dan harmonis sehingga tujuan organisasi
tercapai secara optimal, kegiatan organisasinya efektif, dan penggunaan
manusianya efisien.

Manajemen memiliki manfaat dalam pengembangan berbagai
organisasi/instansi, baik swasta maupun pemerintah.
Menurut T. Hani Handoko ada tiga alasan utama mengapa manajemen
dibutuhkan.
a.
b.

Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, baik oleh pribadi maupunperusahaan.
Manajemen membantu keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan.

c. Adanya manajemen akan berguna untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
serta menjaga keseimbangan dari berbagai tujuan.
Manajemen sebagai Ilmu dan Seni
Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya yang berjudul Manajemen yang
mengutip pernyataan Luther Gullick,mendefinisikan manajemen sebagai
suatu ilmu pengetahuanyang secara sistematis untuk memahami mengapa
danbagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi kemanusiaan. Dalam setiap ilmu manajemen terdapat
metode ilmiah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam
manajemen.Metode ilmiah tersebut pada hakikatnya meliputi urutan
kegiatan sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mengetahui adanya masalah.
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.

Mengumpulkan data.
Mengolah data guna menyusun alternatif penyelesaian.
Mengambil keputusan dengan memilih salah satualternatif penyelesaian.
Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut.
Manajemen juga dapat dikatakan sebagai seni, dimana manajemen
berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata,mendatangkan hasil atau
manfaat.Seni manajemen meliputi kemampuan memandang bagian-bagian
yang harus ada dalam organisasi sebagai suatu totalitas sistem dan menjadi
suatu kesatuan gambaran tentang visi.Seni manajemen mencakuppula

kemampuan menyampaikan visi tersebut kepada komponen
manajemen.Dalam merencanakan, mengorganisir,menggerakkan, dan
mengendalikan seluruh aspek manajemen dilakukan dengan seni, dan tidak
kaku.
2. Tingkat-Tingkat Manajemen
Tingkatan manajemen dalam organisasi biasanya mempunyai sedikitnya tiga
jenjang manajemen, yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan
manajemenlini pertama.
a.


Manajemen Puncak (Top Level Management)
Manajemen puncak adalah tingkatan manajemen tertinggi dalam sebuah
organisasi, yang bertanggung jawabterhadap keseluruhan aktivitas
organisasi. Sebutan orang yang memegang posisi dalam manajemen puncak

b.

adalah: direktur,presiden direktur, dewan direksi, dan sebagainya.
Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah bertugas mengembangkan rencana-rencana sesuai
dengan tujuan dan tingkatan yanglebih tinggi dan melaporkannya kepada
top manajer. Sebutan orang yang memegang posisi dalam manajemen

menengahadalah: kepala departemen, kepala pengawas, dan sebagainya.
c. Manajemen Lini Pertama (First Level/First LineManagement)
Manajemen lini pertama merupakan tingkatan yang paling bawah dalam
suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga
operasional.Manajemen lini pertamaini dikenal dengan istilah operasional
(supervisor, kepala seksi,dan mandor).
3. Prinsip dan Fungsi Manajemen

1. Prinsip Manajemen
Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen,yaitu sebagai berikut.
1) Pembagian Kerja (Division of Work)
Pembagian kerja (spesialisasi) ini untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan kerja seseorang dalam suatu
organisasi/instansi/perusahaan. Pembagian kerja harus disesuaikan dengan

kemampuan dan keahliannya, dan didasarkan pada prinsip the right man in
the right place, bukan atas dasar like and dislike.
2) Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority andResponsibility)
Wewenang mencakup hak untuk memberi perintah dan dipatuhi, biasanya
dari atasan ke bawahan.Wewenang ini harus diikuti dengan
pertanggungjawaban kepada pihak yang memberikan perintah.
3) Disiplin (Discipline)
Disiplin mencakup rasa hormat dan taat pada peranandan tujuan organisasi.
4) Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu hanya
dari satu atasan.
5) Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya,karyawan harus

diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6) Meletakkan Kepentingan Organisasi daripada Kepentingan Sendiri
(Subordinatie of IndividualInterest to General Interest)
7) Balas Jasa/Pemberian Upah (Remuneration)
Kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan haruslah adil, baik bagi
karyawan maupun pemilik.
8) Sentralisasi/Pemusatan (Centralization)
Dalam pengambilan keputusan, harus ada keseimbanganyang tepat antara
sentralisasi dan desentralisasi.
9) Hierarki/Hierarchi
Garis perintah dan wewenang harus jelas. Sehingga setiap karyawan akan
mengetahui kepada siapa ia harus bertanggungjawab dan dari siapa ia
mendapatkan perintah.
10) Keteraturan (Order)
Bahan-bahan dan orang-orang harus ada pada tempat danwaktu yang tepat.
11) Keadilan dan Kejujuran (Equity)
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Dalam hal ini,harus ada perlakuan yang sama dalam
sebuah organisasi.
12) Stabilitas Kondisi Karyawan (Stability of Tennur)

Kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan
berjalan dengan lancar. Tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak
baik bagi suatu organisasi maupun perusahaan.
13) Inisiatif (Initiative)

Bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan
rencananya meskipun beberapa kesalahan mungkin terjadi.
14) Semangat Korps (Esprit de Corps)
Setiap karyawan harus memiliki semangat kesatuan (espritde corps) yakni
rasa senasib dan sepenanggungan, karyawan memiliki kebanggaan,
kesetiaan, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.

2. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen merupakan elemen-elemen dasar yang selalu melekat
dalam proses manajemen dan dijadikanacuan manajer dalam melaksanakan
kegiatan tersebut. Fungsi manajemen yang paling mendasar adalah
perencanaan(planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan(actuating), dan pengawasan (controlling).
Di bawah inidijelaskan fungsi manajemen sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan serangkaian proses pemilihan/penetapan tujuan
organisasi dan penentuan berbagai strategiyang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan. T. Hani Handokomengemukakan 4 tahap yang harus dilalui dalam
proses perencanaan yaitu:
1) Menetapkan Serangkaian Tujuan
Perencanaan dimulai dengan keputusan tentangkeinginan kebutuhan
organisasi/kelompok kerja.
2) Merumuskan Keadaan Saat Ini
Dengan menganalisis keadaan sekarang secara baik, makadapat
diperkirakan keadaan di masa yang akan datang.
3) Mengidentifikasi Kemudahan dan Hambatan
Dalam mengidentifikasi kemudahan dan hambatan dapatdipakai metode
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, andTreats).Kemudahan, hambatan,
kekuatan, dan kelemahan dariorganisasi perlu diidentifikasi untuk mengukur
kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.

4) Mengembangkan Rencana untuk Pencapaian Tujuan
Tahap terakhir dari proses perencanaan diperlukanberbagai penilaian
alternatif dan pengambilan keputusan untuk menentukan pilihan terbaik di
antara berbagai alternative yang ada. Bagi sebuah organisasi, perencanaan

sangat diperlukan,karena tanpa perencanaan yang baik, kegiatan organisasi
tidak akan berjalan dengan baik. Perencanaan yang baik akanmemberikan
manfaat, antara lain sebagai berikut.
1) dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
2) dapat menjamin tercapainya tujuan organisasi
3) dapat mengurangi resiko yang mungkin terjadi di masayang akan datang,
dan
4) mudah dalam melakukan pengawasan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan rangkaian aktivitas pembagian tugas yang
akan dikerjakan, serta pengembangan struktur organisasi yang sesuai
dengan tujuan, agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.
Fungsi pengorganisasian meliputi:
1) perumusan tujuan secara jelas,
2) pembagian tugas pekerjaan,
3) mendelegasikan wewenang, dan
4) mengandung mekanisme koordinasi.
Ada beberapa bentuk organisasi yaitu sebagai berikut :
1) Organisasi Garis
Pada bentuk ini, wewenang pimpinan langsung ditujukan kepada
bawahan.Bawahan bertanggung jawab langsung pada atasan. Contohnya
adalah garis komando yang dilaksanakan oleh kesatuan militer.
Ada beberapa kebaikan organisasi garis yaitu:
a) proses pengambilan keputusan cepat,
b) kesatuan komando terjamin, karena berada pada satutangan,
c) pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan, dan
d) jumlah karyawan sedikit serta rasa solidaritasnya tinggi.

Sedangkan kelemahan dari organisasi garis adalah sebagaiberikut.
a)
b)
c)
d)

kecenderungan pimpinan bertindak otoriter,
maju mundurnya organisasi berada di tangan satu orang,
kesempatan kerja untuk berkembang terbatas, dan
sistem kerja bersifat individual.
2) Organisasi Garis dan Staf
Pada bentuk ini, pimpinan dibantu oleh staf dalam pelaksanaan
tugas.Kewenangan tetap berada pada pimpinan,dan pimpinan mendapat
saran dari para staf ahli. Bentuk organisasi ini banyak ditemukan di berbagai
instansi/perusahaan.
Kebaikan dari organisasi garis dan staf adalah sebagaiberikut.

a) cocok diterapkan dalam organisasi yang bersifatkompleks;
b) dengan berpedoman pada prinsip the right man in the rightplace, maka
memungkinkan adanya spesialisasi;
c) keputusan yang diambil lebih rasional karena dipikirkanlebih dari satu
orang;
d) adanya pembagian tugas secara lebih tegas antara pimpinan, staf, dan
bawahan; dan
e) koordinasi dapat berjalan dengan baik karena tiap-tiap bidang telah
memiliki tugas yang sesuai.
Sedangkan kelemahan dari struktur organisasi garis dan staf adalah sebagai
berikut.
a) dimungkinkan terjadinya perintah lebih dari satu orang,sehingga
pelaksanaan tugas sering menjadi bingung;
b) karyawan cenderung tidak saling mengenal;
c) solidaritas karyawan kurang; dan
d) jumlah tenaga kerja yang diperlukan cukup banyak.
3) Organisasi Fungsional
Pada bentuk ini satuan-satuan organisasi disusun dalambentuk lurus,
berdasarkan sifat dan macam fungsi yang harusdilaksanakan.Wewenang

fungsional merupakan wewenangstaf yang dapat memberi perintah kepada
bawahan yangsesuai dengan fungsinya.
Adapun kebaikan dan kelemahan dari struktur organisasi fungsional adalah
sebagai berikut.
Kebaikan struktur organisasi fungsional antara lain:
a ) adanya pembagian tugas yang jelas, maka kesimpangsiuranperintah dari
atasan dapat dihindari,
b ) adanya spesialisasi pekerjaan, sehingga produktivitassemakin tinggi,
c ) koordinasi dapat dilakukan dengan mudah, dan
d ) penggunaan tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuaidengan fungsinya.
Kelemahannya organisasi fungsional antara lain:
a ) tanpa mengadakan latihan terlebih dahulu, mutasi kerjasulit dilakukan,
b ) koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan,
c ) karena bidang tugas yang berlainan, maka dapat terjadipengkotak-kotakan
karyawan, dan
d ) kesimpangsiuran tugas masih mungkin terjadi karenaperintah bisa datang
lebih dari satu orang.
c. Penyusunan Personalia (Staffing)
Penyusunan personalia merupakan aktivitas kepegawaianyang ditujukan
untuk memperoleh tenaga kerja yang cakapdan dalam jumlah yang
tepat.Fungsi staffing berkenaandengan penarikan, pelatihan, dan
pengembangan sertapenempatan, dan pemberian orientasi pada karyawan
dalam lingkungan kerjanya.
d. Pengarahan (Leading/Directing)
Pengarahan merupakan aktivitas dalam manajemen yang berhubungan
dengan pemberian bimbingan, saran-saran,motivasi, penugasan, perintahperintah, atau instruksi kepada bawahan untuk melaksanakan pekerjaanpekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
e. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian merupakan serangkaian pengawasan agarpekerjaan berjalan
sesuai dengan rencana yang telahditetapkan.
Ada beberapa langkah dalam proses pengendalian yaitu:
1) menetapkan standar dan metode untuk mengukurprestasi;
2) mengukur prestasi kerja;
3) membandingkan apakah prestasi kerja sudah sesuaidengan standar yang
telah ditentukan; dan
4) pengambilan tindakan koreksi atau perbaikan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan
berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya
DAFTAR PUSTAKA
Terry George, R. The Principles of Management.
Ruseffendi.(1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud
Sinaga, M. et al. (2006). Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV.
Jakarta: Erlangga

Makalah Permintaan dan Penawaran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada zama modren seperti sekarang ini kebanyakan orang menganggap bahwa ilmu ekonomi
adalah ilmu yang hanya dimulai dan diakhiri dengan hukum permintaan dan penawaran.Tentu saja
anggapan ini terlalu mengandalkan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang sangat sederhana. Akan tetapi
menurut saya hukum yang dikenal dengan hukum penawaran dan permintaan memang merupakan
bagian yang terpenting dalam pemahaman kita mengenai pasar. Apa bila kita membicarakan pasar
tentunya tidak luput dari perdagangan. Perdangan yang paling sering terjadi adalah perdangan di
pasar.Di dalam perekonomian pasar tentunya ada yang disebut permintaan dan penawaran.Permintaan
adalah jumlah barang yang diminta pada jumlah dalam waktu tertentu,sedangkan penawaran adalah
jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada
setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. Dari sini kita sudah melihat bahwa Permintaan dan
Penawaran memiliki hubungan yang erat satu sama lain untuk mendukung perdagangan. Pertama kita
perlu mengetahui apa faktor saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, berikutnya kita dapat
melihat bagaimana permintaan dan penawaran membentun harga pasar.

1.2 Masalah
Jika di lihat dari latar belakang yang sudah saya tuliskan diatas,permasalahan yang muncul
adalah bagaimana caranya menciptakan pasar yang stabil dalam artian permintaan pasar dan penawaran
pasar menjadi seimbang. Tentu saja kestabilan pasar sangatlah penting bagi kebutuhan masyarakat dan
juga penting bagi penyedia kebutuhan atau produsen. Hal ini juga menjadi sangat penting karena
kebutuhan masyarakat yang semakin hari semakin bertambah dan mengakibatkan harga di pasar
menjadi meningkat.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Permintaan dan Penawaran

A. Pengertian Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah jumlah barang atau komoditi yang diminta oleh pembeli untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat sosial dalam suatu pasar ekonomi.
Penawaran adalah jumlah barang atau komoditi yang akan diproduksi dan ditawarkan untuk dijual dalam
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sosial dalam suatu pasar ekonomi.

B. Hukum Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan adalah makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta
dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta. Adanya
kenaikan permintaan menyebabkan kenaikan harga pada harga ekuilibrium maupun kuantitas
ekuilibrium. Penurunan permintaan akan menyebabkan penurunan harga ekuilibrium maupun kuantitas
ekuilibrium.
Hukum penawaran adalah makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang
ditawarkan oleh para penjual dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang, makin sedikit jumlah
barang yang ditawarkan. Kenaikan harga penawaran akan menyebabkan penurunan harga ekuilibrium
dan menyebabkan kenaikan kuantitas ekuilibrium. Penurunan penawaran menyebabkan kenaikan harga
ekuilibrium dan menyebabkan penurunan kuantitas ekulibrium
Kurva permintaan adalah suatu kurve yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang
dan jumlah barang tersebut yang diminta oleh para pembeli. Kurve permintaan dibuat berdasarkan data
riil di masyarakat tentang jumlah permintaan suatu barang pada berbagai tingkat harga, yang disajikan
dalam bentuk table.
Kurva penawaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik pada tingkat harga dengan jumlah
barang/jasa yang ditawarkan. Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas yang
menunjukkan bahwa jika harga barang tinggi, para penjual atau produsen akan menjual dalam jumlah
yang lebih banyak. Di bawah ini gambar kurva permintaan dan penawaran dengan data yang ada.

Dengan Data Permintaan dan Penawaran seperti

Maka gambar Kurva Permintaan dan Penawarannya adalah :

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

1. Perilaku Konsumen atau Selera Konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang
mungkin blackberry sudah dianggap kuno.

2. Ketersediaan dan Harga Barang Sejenis Pengganti dan Pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun
permintaannya.

3. Pendapatan atau Penghasilan Konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi
jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya
agar jarang beli.

4. Perkiraan Harga di Masa Depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika
harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.

5. Banyaknya atau Intensitas Kebutuhan Konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan
puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya
akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran

1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih
sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan
produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya
produksi sehingga memicu penurunan harga.

2. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual
produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin
produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat
keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.

3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih
sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.

4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang
beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun
dikurangi.

5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan
memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga
naik akibat berbagai faktor.

2.3 Harga Pasar

A. Pengertian Harga
Istilah harga biasa digunakan dalam kegiatan tukar menukar. Untuk menyatakan harga sesuatu barang
digunakan satuan uang. Dengan demikian Pengertian Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan
dalam satuan uang. Tidak setiap barang memiliki harga, hanya barang ekonomi sajalah yang memiliki

harga sebab untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan yang menyebabkan adanya penawaran
adalah faktor kelangkaan atau kejarangan. Sehingga barang itu memiliki harga karena barang itu di satu
pihak berguna dan di pihak lain barang itu jumlahnya terbatas atau langka. Sesuai dengan istilahnya,
disebut hanya keseimbangan sebab pada harga tersebut akan terjadi keseimbangan antara jumlah
barang yang diminta (dibeli) dengan barang yang ditawarkan (dijual). Hanya keseimbangan itu terjadi
karena adanya interaksi antara pembeli dengan mengadakan permintaan dan penjual dengan
mengadakan penawaran di pasar.

B. Harga Keseimbangan
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibriumadalah harga yang terbentuk pada titik
pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di
pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana
kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai,
biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak
penjual dalam menentukan harga.
Untuk menentukan keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel permintaan dan tabel
penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran.
Keadaan keseimbangan pasar dapat ditentukan dengan menggabungkan kurve permintaan dan kurve
penawaran menjadi kurve permintaan dan penawaran.
Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan
permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum permintaan dalam ekonomi menyebutkan makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah
barang yang diminta dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang
diminta. Sepertinya dalil hukum permintaan itu tidak berlaku pada saat bulan Ramadan dan menjelang
Hari Raya Idul fitri. Meskipun harga-harga melangit, masyarakat tetap bersemangat untuk mencukupi
kebutuhannya, terutama kebutuhan pangan.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya,sebaiknya para penjual tidak memainkan
harga dan sengaja “membuat” suatu barang terlihat langka sehingga membuat masyarakat merasa
terbebani dengan kenaikan harga mendadak seperti contohnya daging sapi,cabai dan kebutuhan
lainnya.Pemerintah juga sebaiknya lebih memperhatikan adanya kecurangan dalam pendistribusian
barang-barang sehingga tidak terjadi penimbunan barang yang dapat mengakibatkan kenaikan harga.

Fungsi-Fungsi Manajemen (POAC)
BAB 1
POAC
1.1 POAC Sebagai Proses Manajemen
Dalam bahasan kelompok kami terdapat dua sub bab, yaitu POAC dan POSDCORBE.
Hal yang perlu ditekankan dalam materi kali ini adalah, POAC merupakan sebuah proses.
Sedangkan POSDCORBE adalah sebuah fungsi. Karena POAC sebuah proses, maka di dalam
organisasi keberadaan POAC akan selalu berputar dan tidak akan pernah berhenti.
Pendekatan membantu untuk memahami apa yang manajer lakukan, yaitu menganggap
pekerjaan mereka sebagai suatu proses. Proses adalah serangkaian tindakan untuk mencapai
sesuatu. Misalnya, membuat keuntungan atau menyediakan layanan. Untuk mencapai tujuan,
manajer menggunakan sumber daya dan melaksanakan empat fungsi manajerial utama, yaitu
POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
POAC diterapkan dalam setiap organisasi di seluruh dunia guna mempertahankan
kelanjutan organisasi. POAC adalah dasar manajemen untuk organisasi manajerial. Terdapat
beberapa konsep proses manajemen, misalnya saja PDCE (Plan, Do, Check, Evaluate), dan
PDCA (Plan, Do, Check, Action). Namun, konsep POAC lebih banyak digunakan dan diterapkan
karena lebih sesuai untuk setiap tingkat manajemen.
1.2 Pengertian tiap Fungsi POAC
Fungsi POAC sendiri dalam suatu organisasi adalah untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi suatu organisasi dalam pencapaian tujuannya. Berikut adalah pemaparan singkat tentang
tiap bagian dari POAC, yang mana akan dibahas lebih dalam di bab lain:
A.

Planning

Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai
tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi
segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer memperhatikan masa depan,
mengatakan “Ini adalah apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya”.
Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan
dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak berperan
dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer harus membuat
rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian organisasi.
B.

Organizing
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap
sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan
dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke
dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan
beberapa tugas.
Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau
beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya
manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan
merupakan aktifitas kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang
terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing.

C.

Actuating
Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan
tujuan organisasi. Actuating adalah implementasi rencana, berbeda dari planning dan organizing.
Actuating membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia organisasi. Sehingga tanpa

tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang tidak pernah menjadi
kenyataan.
D.

Controlling
Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Hal ini membandingkan
antara kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang
signifikan antara kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang
sifatnya mengoreksi. Misalnya meningkatkan periklanan untuk meningkatkan penjualan.
Fungsi dari controlling adalah menentukan apakah rencana awal perlu direvisi, melihat
hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka seorang manajer akan
kembali pada proses planning. Di mana ia akan merencanakan sesuatu yang baru, berdasarkan
hasil dari controlling.

BAB 2
PLANNING
2.1 Pengertian Planning
Kesuksesan organisasi adalah mencapai tujuan yang telah disusun oleh manajer pada
periode awal membentuk organisasi. Planning adalah sebuah proses di mana seorang manajer
memutuskan tujuan, menetapkan aksi untuk mencapai tujuan (strategi) itu, mengalokasikan
tanggung jawab unutk menjalankan strategi kepada orang tertentu, dan mengukur keberhasilan
dengan membandingkan tujuan.
Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang perencanaan terlebih dahulu mengenal
perbedaan visi, misi, nilai dasar, dan tujuan. Misi, visi, nilai dasar dan tujuan adalah titik awal
dari perencanaan strategi. Keempat hal ini mengatur konteks landasan dari suatu proses dan
untuk menjalankan sesuatu serta unit perencana yang tertanam dalam suatu organisasi.
Perbedaan misi menggambarkan tujuan dari suatu organisasi sedangkan visi menggambarkan
keinginan untuk masa depan, seringkali digambarkan dengan jelas, menggugah, singkat oleh
manajemer suatu organisasi.
Nilai dasar menyatakan secara filosofis komitmen yang diprioritaskan oleh manajer,
sedangkan tujuan adalah keinginan masa depan dari suatu organisasi yang di usahakan untuk di
wujudkan. Empat karakteristik tujuan :
1. Tepat dan terukur. Tujuan yang terukur dapat memberikan seorang manajer standar pembanding
terhadap hasil yang telah dilaksanakan.

2.

Menyebutkan issue yang penting. Untuk membangun manajer harus memilih beberapa tujuan
major untuk menaksir kinerja organisasi.

3. Menantang tetapi realis. Memberikan sebuah tantangan tersendiri bagi semua karyawan, anggota
organisasi untuk mengiprovisasi kinerja dalam organisasi. jika tujuan tidak realis atau terlalu
mudah akan membuat putus asa dan bosan pada diri karyawan atau anggota organisasi.
4. Menetapkan dalam periode waktu tertentu yang seharusnya dapat dicapai. Tenggat waktu dapat
menyuntikkan rasa urgensi dalam pencapaian tujuan dan bertindak sebagai motivator. Namun,
tidak semua tujuan memerlukan kendala waktu.
2.2 Prinsip Perencanaan
Berikut ini adalah prinsip dari perencanaan:
A. Prinsip Kontribusi
Tujuan perencanaan adalah untuk memastikan pencapaian efektif dan efisien tujuan organisasi,
dalam kenyataannya, kriteria dasar untuk perumusan rencana untuk mencapai Tujuan utama
perusahaan. Pencapaian tujuan selalu tergantung pada rencana dan jumlah kontribusi organisasi
terhadap perencanaan.
B. Prinsip Suara dan Konsisten Premising
Bangunan adalah asumsi mengenai kekuatan lingkungan seperti kondisi ekonomi dan pasar,
sosial, politik, aspek hukum dan budaya, tindakan pesaing, dll Ini adalah lazim selama periode
pelaksanaan rencana. Oleh karena itu, Rencana yang dibuat atas dasar tempat sesuai, dan masa
depan perusahaan tergantung pada tingkat kesehatan rencana yang mereka buat sehingga untuk
menghadapi keadaan tempat.
2.3 Metode Pengambilan keputusan
A. Elementary Methods (Metode dasar)

Metode pendekatan ini sangat simpel, dan membutuhkan perhitungan untuk mendukung analisis.
Metode ini sesuai untuk keadaan di mana masalah hanya diselesaikan oleh satu orang saja,
alternatif yang terbatas dan ada karakter yang unik di lingkungan pembuatan keputusan.
B. MAUT (Multi-Attribute Utility Theory)
Metode ini menggunakan skala prioritas antara 0-1 untuk membantu dalam pembuatan
keputusan di organisasi. Hasil dari prioritas itu dapat digunakan sebagai pembuat keputusan.
C. SMART ( Simple Multi Attribute Rating Technique)
Metode pengambilan keputusan ini menggunakan fungsi nilai yang dihitung secara matematis.
Adanya skala penilaian yang telah diketahui oleh banyak orang.
D. Basic Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA)
MCDA umumnya mempunyai masalah yang memiliki salah satu dari sejumlah alternatif.
Alternatif tersebut didasarkan pada seberapa baik dalam penilaian hal yang dipilih. Kriteria dan
nilai atau skornya dibuat oleh si pembuat keputusan. Setelah memberikan penilaian terhadap
alternatif dijumlahkan sesuai masing-masing kriteria dan kemudian diurutkan sesuai jumlah
skor. Urutan hasil yang telah didapatkan oleh pembuat keputusan adalah hasil keputusan.
E. NGT (Nominal Group Technic)
NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu kelompok dalam membuat
keputusan. Teknik ini mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta atau anggota organisasi kemudian
memberikan voting dan rangking terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah ide
yang paling banyak skornya, yang berarti merupakan konsensus bersama.
2.4 Metode Menentukan Prioritas
A. Metode USG (Urgent, Seriousness, and Growth)
1) Urgent

Tingkat kegawatan suatu masalah, artinya apabila masalah tidak segera ditanggulangi akan
semakin gawat.
2) Seriousness
Tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah tidak diselesaikan akan berakibat serius
pada masalah lainnya.
3) Growth
Besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau perkembangan, artinya apabila
masalah tersebut tidak segera diatasi pertumbuhannya akan berjalan terus.
B. Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)
MCUA adalah metode kuantitatif untuk memilih intervensi terbaik di antara banyak pilihan
kandidat yang berbeda.
C. Metode CARL (Capability, Accessability, Readiness, and Leverage)
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas
masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menentukan
skor atas criteria tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan (accessibility), kesiapan
(readiness), serta pengungkit (leverage). Semakin besar skor semakin besar masalahnya,
sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas. Penggunaan metode CARL untuk
menetapkan prioritas masalah dilakukan apabila pengelola program menghadapi hambatan
keterbatasan dalam menyelesaikan maslah. Penggunaan metode ini menekankan pada
kemampuan pengelola program.
D. Metode Hanlon
Metode Hanlon merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas
masalah dengan menggunakan empat kelompok kriteria, yaitu besarnya masalah (magnitude),
kegawatan masalah (emergency), kemudahan penanggulangan masalah (causability), dan faktor
yang menentukan dapat tidaknya program dilaksanakan (PEARL factor). Tujuan Metode Hanlon
adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam meningkatakan penentuan
masalah.

2.5 Implementasi
(Koontz & Weihrich, 1990, p. 55)
A. Menyadari kesempatan.
Penting sekali bagi seorang manajer untuk mengetahui kesempatan atau peluang di lingkungan
eksternal dengan sangat baik dalam organisasi sebagai awal perencanaan. Menjadi bagian
penting melihat terhadap kesempatan masa depan.
Manajer harus tahu di mana kondisi pasar, kompetisi antar organisasi, permintaan konsumen atau
pelanggan, kekuatan mereka sendiri, dan kelemahan.

B. Menentukan tujuan.
Langkah kedua adalah menetukan tujuan untuk seluruh organisasi dan setiap sub unit di
dalamnya. Tujuan memberikan arahan terhadap setiap departemen atau sub unit di dalamnya.
C. Mengembangkan dasar pikiran.
Dasar pikiran di sini adalah sebuah asumsi yang ada dalam pikiran organisasi. Mengenal dan
memahami dengan baik rencana akan berjalan di lingkungan yang sesuai, eksternal maupun
internal.
D. Menentukan tindakan alternatif.
Memikirkan tindakan alternatif jika dalam pelaksanaan perencanaan terdapat permasalahan
hambatan.
E. Mengevaluasi tindakan alternatif.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi tindakan alternatif dengan menimbang dengan cermat,
tindakan alternatif yang memberikan peluang yang paling bagus tentang pencapaian tujuan,
biaya yang paling murah dan keuntungan yang paling tinggi.
F. Memilih tindakan alternatif yang telah ditentukan atau dirumuskan dan dievaluasi.
G. Merumuskan pendukung tujuan. Saat keputusan telah dibuat, perencanaan telah selesai, dan
tujuah langkah telah dilakanakan, maka memerlukan daftar atau hal yang diperlukan untuk
mendukung tujuan. Contoh pendukung tujuan adalah alat, bahan, memperkerjakan dan melatih
pegawai, dan mengembangkan sebuah produk baru.
H. Penghitungan anggaran dana perencanaan, seperti volum dan harga penjualan, biaya operasi
perencanaan, pengeluaran untuk peralatan dan lainnya.

Bab 3
Organizing

3.1 Pengertian
Organizing, atau dalam bahasa Indonesia pengorganisasian merupakan proses
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain
dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara
efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Definisi sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan orang, alat,
tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan
tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan berbagai departemen serta
penentuan hubungan. Tujuan pengorganisasian ini adalah untuk menetapkan peran serta struktur
dimana karyawan dapat mengetahui apa tugas dan tujuan mereka.
3.2 Prinsip Pengorganisasian
Proses pengorganisasian dapat dilakukan secara efisien jika manajer memiliki pedoman
tertentu sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan dapat bertindak. Untuk mengatur
secara efektif, prinsip-prinsip organisasi berikut dapat digunakan oleh seorang manajer.
A. Prinsip Spesialisasi
Menurut prinsip, pekerjaan seluruh perhatian harus dibagi di antara bawahan atas dasar
kualifikasi, kemampuan dan keterampilan. Ini adalah melalui pembagian kerja dapat dicapai
yang menghasilkan organisasi yang efektif. Pembagian kerja adalah pemecahan tugas kompleks
menjadi komponen-komponennya sehingga setiap orang bertanggung jawab untuk beberapa
aktivitas terbatas bukannya tugas secara keseluruhan.
Tidak semua orang secara fisik dan psikologi mampu melaksanakan semua operasi yang
menyusun kebanyakan tugas kompleks, bahkan dengan anggapan seseorang dapat memperoleh
semua keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tadi. Sebaliknya, pembagian
pekerjaan menciptakan tugas yang lebih sederhana yang dapat dipelajari dan diselesaikan
dengan relatif cepat.
Jadi hal ini memperkuat spesialisasi, ketika setiap orang menjadi pakar dalam pekerjaan tertentu.
Karena tindakan ini menciptakan variasi pekerjaan, orang dapat memilih atau ditugaskan pada
suatu posisi yang sesuai dengan bakat dan minat mereka.
B. Prinsip Definisi Fungsional
Menurut prinsip ini, semua fungsi dalam kekhawatiran harus benar dan jelas kepada manajer dan
bawahan. Hal ini dapat dilakukan dengan jelas mendefinisikan tugas-tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hubungan orang terhadap satu sama lain. Klarifikasi dalam otoritas-tanggung
jawab membantu dalam mencapai hubungan koordinasi dan dengan demikian organisasi dapat
berlangsung efektif. Sebagai contoh, fungsi utama dari produksi, pemasaran dan keuangan dan
hubungan tanggung jawab wewenang dalam departemen ini harus jelas didefinisikan untuk
setiap orang agar melekat dalam pemikiran karyawan. Klarifikasi dalam hubungan otoritastangggung jawab membantu dalam organisasi yang efisien.
C. Prinsip Rentang Pengendalian atau Pengawasan
Menurut prinsip ini, rentang kendali adalah rentang pengawasan yang menggambarkan jumlah
karyawan yang dapat ditangani dan dikontrol secara efektif oleh seorang manajer tunggal.
Menurut prinsip ini, seorang manajer harus dapat menangani jumlah karyawan yang
dibawahinya. Keputusan ini dapat diambil dengan memilih baik rentang lebar atau sempit froma.
Ada dua jenis rentang kendali: 1) Rentang kendali yang luas adalah salah satu di mana seorang manajer dapat mengawasi dan
2)

mengendalikan secara efektif sebuah kelompok besar orang pada satu waktu.
Rentang kendali yang sempit rentang ini, pekerjaan dan wewenang dibagi antara banyak
bawahan dan manajer tidak mengawasi dan mengendalikan kelompok yang sangat besar dari
orang di bawah dia. Manajer sesuai dengan rentang yang sempit mengawasi sejumlah karyawan

yang dipilih pada satu waktu.
3) Prinsip Rantai Skalar
Rantai skalar adalah rantai komando atau otoritas yang mengalir dari atas ke bawah. Otoritas dan
tanggung jawab harus berjalan dalam garis yang tegas dan tidak terputus dari eksekutif tertinggi
sampai yang paling rendah. Sebuah rantai skalar memfasilitasi alur kerja di sebuah organisasi
yang membantu dalam pencapaian hasil yang efektif. Sebagai otoritas mengalir dari atas ke
bawah, hal itu akan menjelaskan posisi kewenangan untuk manajer di semua tingkatan dan yang
memfasilitasi organisasi yang efektif.
D. Prinsip Kesatuan Perintah

Ini menyiratkan satu bawahan-satu hubungan yang superior. Setiap bawahan bertanggung jawab
kepada satu manajer. Hal ini membantu dalam menghindari kesenjangan komunikasi dan
kesimpangan tanggung jawab. Jika atasan yang lebih tinggi ingin memberikan perintah atau halhal lain kepada para bawahan yang berada beberapa tangga di bawah dalam hierarki organisasi,
seyogianya hal itu dilakukan melalui atasan langsung orang yang bersangkutan. Paling tidak
dengan sepengetahuan atasan langsung tersebut.
3.3 Implementasi
Pentingnya pengorganisasian, menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi, yang
dianggap sebagai sebuah kerangka sebuah kerangka yang masih dapat menggabungkan usahausaha mereka dengan baik.
Dengan

kata

lain,

salah

satu

bagian

penting

tugas

pengorganisasian

adalah

mengharrmonisasikan kelompok orang yang berbada, mempertemukan macam-macam
kepentingan dan memanfaatkan kemampuan-kemampuan kesemuanya kesuatu arah tertentu.
(Terry 1979)
Maksud dari hal tersebut adalah dapat dihasilkannya sinergisme, yang berarti perlu adanya
tindakan-tindakan untuk mengelompokkan semua kemampuan yang sesuai menjadi satu tempat
dan memanfaaatkan kemampuan tersebut agar dapat berguna bagi organisasi tersebut. Akan
tetapi suatu pengorganisasian tidak hanya mengelompokkan sumber daya manusia saja, akan
tetapi juga dengan sumber daya lainnya agar dapat efektif. Jadi pengorganisasian merupakan
sebuah kasus yang dapat menimbulkan efek yang sangat baik dalam upaya menggerakan seluruh
aktivitas dan potensi yang bisa diwadahi serta sebagai pengawasan manajerial.

BAB 4
ACTUATING

4.1 Definisi Actuating
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu
tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran
sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau
bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan
(leadership) yang baik.
Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan berbagai arahan
dengan memotivasi setiap karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai
dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu, actuating tidak lepas dari peranan
kemampuan leadership.
4.2 Leadership dan Actuating
Actuating jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap
karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan sifatnya dinamis. Maka dari itu,
fungsi actuating ternyata jauh lebih rumit dari kelihatannya, karena harus melibatkan fungsi dari
leadership. Premis yang terkenal pernah diungkapkan oleh Doghlas McGregor, bahwa seorang
karyawan selalu diasumsikan negatif dan positif.

Untuk pembahasan masalah teori leadership, akan dijelaskan lebih detail dalam bab
POSDCORBE. Di dalam proses actuating ini, keberadaan leadership adalah sebagai pendukung.
Karena actuating sendiri memiliki tujuan sebagai penggerak, yang nantinya akan bertujuan
mengefektifkan dan mengefisienkan kerja dalam organisasi.
4.3 Prinsip Actuating
A. Pelaksanaan dan Penugasan.
Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah pelaksanaan pengawasan
dalam bentuk pemberian tugas. Tjuan utama penugasan adalah untuk mencapai keseimbangan
antara beberapa faktor: persyaratan dan kualifikasi personal, keseimbangan untuk pengembangan
profesi, dan lain-lain.
B. Pengawasan Pengelolaan Dana.
Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi penting dilakukan agar
dana tidak disia-siakan.
C. Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana Pengawasan.
Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan pengawasan, misalnya
teknologi yang digunakan untuk memantau kerja anggota organisasi atau pekerja.

D. Dokumentasi Pengawasan.
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi pelanggaran, kesalahan
dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi.
E. Supervisi Audit.
4.4 Implementasi
Hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan actuating adalah untuk memotivasi
seorang karyawan untuk melakukan sesuatu, misalnya saja:
A. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
B. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
C. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak,

D. Tugas yang diberikan cukup relevan,
E. Hubungan harmonis antar rekan kerja.

BAB 5
CONTROLING

5.1 Definisi Controling
Menurut G.R Terry, pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang
harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan
dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana
yaitu selaras dengan standar.
Jelas sekali bahwa fungsi pengawasan yang diambil dari sudut pandang definisi sangat
vital dalam suatu perusahaan. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dari
rencana. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan. Hal ini dilakukan untuk
pencapaian tujuan sesuai dengan rencana.
Jadi pengawasan dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses. Dengan
pengendalian diharapkan juga agar pemanfaatan semua unsur manajemen menjadi efektif dan
efisien.
5.2 Proses dalam Controlling

Dalam controlling ada beberapa proses dan tahapan, yaitu pengawasan. Proses pengawasan
dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui langkah sebagai berikut:
A. Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
B. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.
C. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan

penyimpangan jika

ada.
D. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai
dengan rencana.
E. Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah realistis atau tidak. Jika ternyata belum
realistis maka perlu diperbaiki.
5.3 Implementasi
Beberapa cara pengendalian yang harus dilakukan oleh seorang manajer yang meliputi
pengawasan langsung, adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang
manejer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah
dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya.
Pengawasan tidak langsung, adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan
secara tertulis maupun lisan dari karyawan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil yang dicapai.
Pengawasan berdasarkan pengecualian, adalah pengawasan yang dikhususkan untuk kesalahan
yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan. Pengawasan ini dilakukan dengan cara
kombinasi langsung dan tidak langsung oleh manajer.
Pengawasan juga bisa dibedakan menurut sifat dan waktunya:
A. Preventive control, adalah pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk
menghindari terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya. Pengawasan ini merupakan
pengawasan terbaik karena dilakukan sebelum terjadi kesalahan namun sifatnya prediktif.

B.

Repressive control, adalah pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya kesalahan dalam
pelaksanaanya. Dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya
sesuai dengan yang diinginkan.

C. Pengawasan saat proses dilakukan, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan.
D. Pengawasan berkala, adalah pengawasan yang dilakukan secara berkala, misalnya perbulan,
persmester, dll.
E. Pengawasan mendadak (sidak), adalah pengawasan yang dilakukan secara mendadak untuk
mengetahui apa pelaksanaannya dilakukan dengan baik atau tidak.
F.

Pengawasan Melekat (waskat), adalah pengawasan/pengendalian yang dilakukan secara
integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan dilakukan.
Ada beberapa dasar proses dalam pengawasan, diantaranya adalah teknik pengendalian dan
sistem yang pada dasarnya sama untuk ka