pengembangan produk dan harga (1)

PENGEMBANGAN PRODUK
MAKALAH
Disusun Guna Melengkapi Tugas
Mata Kuliah : Manajeman Pemasaran
Dosen Pengampu : Suwanto, S.Ag., MM.

Disusun Oleh :
Tri Utami

(122411017)

Siroyul Nur Fuad

(122411051)

Ali Asad

(122411054 )

Pradyati MFA


(122411150)

Dwi Putri Susanti

(122411082)

Siti Nur Hasanah

(122411169)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014

I.

PENDAHULUAN
Dalam suatu perusahaan pasti tidak lepas dengan yang namanya produk.
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Produk bisa berbentuk fisik dan kasat
mata, bisa juga sesutu yang tidak kelihatan. Oleh sebab itu dalam makalah ini
akan membahas tentang konsep produk, bagaimananya pengembangan produk
baru serta bagaimana strategi daur hidup suatu produk.

II.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep produk?
2. Bagaimana pengembangan produk baru?
3. Bagaimana strategi daur hidup produk?

III.

PEMBAHASAN
A. KONSEP PRODUK

1

Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun

tidak diraba, termasuk bungkus, warna harga, prestise perusahaan dan
pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli
untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.1 Produk adalah sesuatu yang
ditawarkan pada pasar baik produk nyata ataupun produk tidak nyata (jasa)
sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan pasar.
Ada 2 macam kelompok product/goods yaitu:2
1. Consumer’s Goods/Organisasi Konsumsi
Barang yang digunakan secara langsung oleh konsumen dan tidak
dijual kembali.
1) Convenience Goods (kemudahan dalam memperoleh)
Barang-barang yang dapat dibeli/dikonsumsi oleh konsumen
dimana dalam memperoleh barang tersebut konsumen tidak perlu
mengeluarkan daya upaya yang sulit, karena barang-barang tersebut
biasanya berada disekeliling konsumen. Contoh: beras, gula, odol,
sikat gigi, rental komputer, cuci sepeda motor.
a. Shopping Goods
Barang-barang yang dibutuhkan konsumen dimana dalam
memperoleh barang

tersebut konsumen


perlu mengadakan

penelitian terlebih dahulu atau perbandingan dari satu toko/display
ke toko yang lain. Yang dibandingkan: kualitas, jenis, design,
harga.
Bisa dibandingkan menjadi 3 macam:
a) Fashion Goods
Pakaian, sepatu, assesories
b) Service Goods
Alat-alat rumah tangga, tempat tidur
c) Bulk Goods
Barang yang dibeli dalam jumlah yang besar. Contoh:
pasir, batu bata tetapi untuk kebutuhan sendiri, jasa (dokter,
laboratorium, asuransi, travel, rumah sakit)
b. Speciality Goods
Barang-barang yang dibeli konsumen dimana saat pembelian
para konsumen memerlukan daya upaya khusus (menabung dulu,
jarak/lokasi jauh). Contoh: TV, mobil, buah apel Malang, mangga
Probolinggo.

Jasa:
1 William J. Stanton, Fundamentals of Marketing, (Kogakusha: Mc. Graw-Hill Book Company), edisi kelima,
hal.5.
2 Ir. Agustina Shinta, M.P., Manajemen Pemasaran, (Malang: UB Press, 2011).

2

a) taman rekreasi ke pasir putih
b) berobat ke orang pinter di desa
c) menginap di hotel
d) menabung di Bank
2. Industrial Goods/Barang Produsen
Barang-barang yang dibeli untuk diperdagangkan lebih lanjut atau
barang yang akan dipakai dalam proses pengohalan lebih lanjut.
a. Raw materials (bahan-bahan mentah) : Besi, baja, kapas, kayu
b. Fabricating materials (bahan kebutuhan pabrik) : Tekstil
c. Operating supplies (bahan-bahan kebutuhan operasi) : Bensin, solar,
oli
d. Instalasi (peralatan yang vital) : Mesin penggiling tebu pada pabrik
gula, mesin tenun dari pabrik tekstil

e. accessory equipment (peralatan tambahan) : Trailer, alat-alat
pengangkut barang dari darat ke kapal.
jasa: akuntan publik, tenaga kerja kontrak, lawyer/pengacara firm.
Ada beberapa macam perlakuan terhadap produk agar permintaan
terhadap produk meningkat, antara lain:
a. Packing
Yaitu pengemasan/pembungkusan barang-barang dengan tujuan
melindungi barang tidak rusak dan tetap utuh. Contoh: TV dibungkus
dengan kayu, karton, busa agar tahan goncangan.
Packaging: agar kemasan menarik, lucu, supaya konsumen berminat
untuk membeli. Contoh: kue-kue, alat-alat kecantikan, peralatan tulis
(dibungkus yang unik)
Strategi dalam mengemas suatu produk :
a) Merubah kemasan, secara umum ada dua alasan manajemen
merubah kemasan yaitu (1) untuk menangkal turunnya penjualan
(2) untuk memperluas pasar dengan menarik kelompok baru para
konsumen.
Lebih khususnya, manajemen ingin memperbaiki kemasan yan
kurang baik atau untuk memanfaatkan bahan kemasan baru
(misalnya untuk promosi atau iklan).

b) Kemasan Lini Produk, perusahaan

memutuskan

apakah

mengembangkan kemasan yang sama untuk beberapa produk atau
kemasan yang berbeda untuk masing-masing produk. Kemasan
kelompok (family package) mencakup pendayagunaan kemasan
yang serupa untuk semua produk atau kemasan yang mempunyai
ciri-ciri yang sama. Contoh: perusahaan rokok Gudang Garam .

3

c) Kemasan yang dipakai ulang, dapat merangsang konsumen untuk
membeli lagi produk yang isinya telah dipakai.
d) Kemasan aneka ragam, contoh: kemasan permen, minuman ringan
(soft drink).
Kritik sosial ekonomi terhadap produk antara lain: meskipun
kemasan memiliki banyak manfaat tetapi masih terdapat beberapa

kritikan terhadap kemasan, diantaranya bahwa kemasan bersifat
memboroskan sumberdaya, memakan biaya yang tinggi, merugikan
kesehatan (termasuk polusi lingkungan) dan juga bahwa kemasan
cenderung untuk memperdaya konsumen.
Ada beberapa faktor yang mendorong semakin meningkatnya
fungsi dari kemasan:
a) Di toko-toko atau supermarket, makin banyak jumlah produk yang
dijual dengan cara pembeli mengambil sendiri barang – barang
yang diperlukan, sehingga kemasan harus berfungsi lebih banyak
lagi

dalam

proses

penjualan.

Kemasan

harus


menarik,

menyakinkan konsumen dan memberi kesan secara menyeluruh.
b) Kemakmuran konsumen akan berarti bahwa konsumen bersedia
membayar

lebih

mahal

bagi

kemudahan,

penampilan,

ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
c) Citra perusahaan dan merk. Kemasan yang dirancang dengan
cermat mempunyai kekuatan dalam mempercepat konsumen

mengenali perusahaan atau merk tertentu.
d) Peluang inovasi, cara pengemasan yang inovatif dapat memberi
manfaat besar bagi konsumen dan keuntungan bagi perusahaan.
b. Branding
Name/symbol yang digunakan pada suatu produk agar
produsen dapat memperkenalkan produknya guna membedakan
dengan produk lain. Tujuannya adalah sebagai berikut:
a) Kontak yang continue dengan pasar sehingga dapat mengontrol
pasar
b) Memperbesar kebebasan dalam penentuan harga promosi
c) Perlindungan terhadap produk
d) Promosi
e) Melindungi perusahaan dari pemalsuan ciri-ciri produk
Karakteristik brand name yang baik:
a) Mudah diucapkan dan diingat, pendek. Contoh: Lux, Time, Kacang
Garuda.

4

b) Memberikan arti tambahan yang benar terhadap pembeli. Contoh:

Attack (arti : penyerangan terhadap kotoran), Lux (arti : mewah)
c) Tidak boleh dikacaukan kata-katanya dengan produk lain. Contoh :
Oreo-odeo,

Mixagrip-Mixsadin,

Zando-Ando,

Hansaplast-

Tensoplast
c. Labelling
Yaitu selembar kertas, metal atau benda lain yang dibubuhkan
pada produk yang menunjukkan tanda (informasi) tentang isi, milik
dan sumber yang meliputi:
a) Kualitas barang : Good, better, best.
b) Descriptive product : Kegunaannya, karakternya, indikasi, cara
pencegahan.
c) Informative product : kadar kimianya, berat, ukuran, campuran,
bahan-bahan apa yang digunakan petuntuk pemakaian diproduksi
oleh ...
Label adalah bagian dari sebuah produk yang membawa informasi
verbal tentang produk atau tentang penjualnya. Label merupakan
bagian sebuah kemasan, atau merupakan etika lepas yang ditempelkan
pada produk.
Pemberian label dapat berfungsi sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi produk atau merk.
b) Menggolongkan produk.
c) Menjelaskan beberapa hal mengenai produk.
d) Dapat digunakan sebagai alat untuk promosi.
d. Warranty/garansi
Yaitu suatu jaminan dari produsen bila barang-barang yang terbeli
tidak sesuai dengan pesanan dan dengan adanya Warranty yang terbeli
tidak sesuai dengan pesanan dan dengan Warranty memberikan suatu
kepastian yang lebih menyakinkan konsumen. Tetapi ada syarat
pengembalian barang antara lain:
a) Tenggang waktu (produsen biasanya memberikan jeda waktu yang
disesuaikan dengan tingkat kerusakan product). Contoh: TV rusak
dalam 3 tahun ; produsen memberikan tenggang waktu di bawah 3
tahun, misalnya 1 tahun.
b) Produk yang dikembalikan rusak karena kesalahan teknis dari
produsen; bukan dari konsumen. Contoh: kamera rusak karena
dijatuhkan konsumen (dalam hal ini produsen tidak mau
menanggungnya).

5

c) Produk yang rusak hanya bersifat service tanpa menambah suku
cadang/bahan-bahan. Contoh: VCD hanya membersihkan/head
cleaner saja tanpa mengganti alat-alat lain, mobil hanya cek AC
tanpa mengganti Freon dan lain-lain.
e. Service
Suatu aktivitas yang ditawarkan pada orang lain/konsumen dan tidak
menghasilkan suatu kepemilikan. Contoh: pengiriman barang, service
AC.

B. PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Produk baru adalah barang dan jasa yang pada pokoknya berbeda
dengan produk yang telah dipasarkan oleh sebuah perusahaan.3
Pengembangan produk dapat ditujukan sebagai suatu proses berturut-turut
yang didasarkan pada informasi tertentu (informasi yang terbatas).
Beberapa kriteria produk baru adalah sebgai berikut:
1. Produk yang betul-betul baru, tidak ada produk substitusinya
2. Produk yang sama jenisnya, dengan model baru
3. Produk tiruan yang baru bagi perusahaan tetapi tidak baru bagi pasar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi berhasilnya pengembangan produk
yaitu, faktor keberuntungan, faktor keahlian, dan faktor penafsiran terhadap
informasi yang ada.
Berikut tahap-tahap didalam siklus pengembangan produk baru:
1. Tahap penyaringan
Tahap ini dilakukan setelah berbagai macam ide tentang produk itu
tersedia. Jadi tahap ini merupakan pemilihan sejumlah ide dari berbagai
sumber yaitu dari menejer perusahaan, pesaing, para ahli konsultan, para
penyalur, langganan, atau dari lembaga lain.
2. Tahap analisa bisnis
Masing-masing ide perlu dianalisa dari segi bisnis untuk mengetahui
sampai seberapa jauh kemampuan ide tersebut dalam menghasilkan laba.
3. Tahap pengembangan
Dari beberapa ide yang sudah dianalisa hanya ada sebagian yang perlu
dikembangkan yaitu ide yang dianggap lebih menguntngkan dibanding
yang lain.
4. Tahap pengujian
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pengembangan. Berikut
yang termasuk dalam tahap pengujian adalah :
a. Pengujian tentang konsep produk.
3 Drs. Basu Swastha DH., M.B.A. dan Drs. Irawan, M.B.A., Menejemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta,2003), hal.181.

6

b. Pengujian terhadap kesukaan konsumen.
c. Penilaian laboratoris.
d. Tes penggunaanya.
e. Operasi pabrik percontohan (pilot plant).
5. Tahap komersialisasi
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam rangkaian pengembangan
produk baru. Pada tahap ini semua fasilitas sudah disiapkan, baik fasilitas
produksi maupun pemasarannya.semua kegiatan harus dikoordinasikan
dengan baik. Dan hanya ada satu produk yang suskses secara komersial.
Pengelolaan kegiatan produk bukanlah merupakan tugas yang mudah
bagi perusahaan yang telah berhasil dengan produk barunya.Masalahmaalah yang sering dihadapi banyak bersangkut-paut dengan tanggung
jawab, komunikasi,dan koordinasi hubungan kerja diantara berbagai
departemen dalam perusahaan.Agar pengembangan produk dapat lebih
efektif, maka kegiatan produksi,pemasaran dan penelitian harus saling
bekerja sama meskipun mempunyai tujuan yang berbeda.
C. STRATEGI DAUR HIDUP PRODUK
Pada umumnya, produk yang dianggap paling sukses adalah prodak yang
mengalami siklus produk berikut:
1. Tahap Perkenalan
Tahap ini ditandai dengan pertumbuhan, penjualan yang lambat yang
disebabkan oleh tahap-tahap berikut :
a. Kelambatan dalam perluasan kapasitas produksi.
b. Masalah teknis.
c. Kelambatan dalam penyediaan produk tersebut untuk konsumen,
teruatama dibidang distribusi melalui pengecer.
d. Keseganan konsumen untuk mengubah pol yang sudah berjalan.
Selama tahap ini hanya ada beberaa perusahaan yang menjual produk
baru.Mereka ini cenderung untuk membatasi jenis produknya karena
pasarnya dianggap belum siap unuk menerima perbaikan-perbaikan
produk. Perusahaan mengarahkan usaha penjualannya kepada pembelipembeli yang paling siap untuk membeli.Penjualan yang dihasilkan dalam
tahap

penjualan

ini

adalah

untuk

mengestimasi

bentuk

kurve

pendapatammya selama siklus produk tersebut.Dua faktor yang sangat
penting dalam analisa ini adalah jumlah orang yang mula-mula membeli
produk tersebut dan jumlah orang yang membelinya kembali.
Berikut 4 strategi pemasaran pada tahap perkenalan :
1) Strategi Profil Tinggi (High Profil Strategy)

7

Merupakan strategi pemasaran dengan menetapkan harga tinggi
dan promosi tinggi. Harga yang tinggi dimaksudkan untuk
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin. Sedangkan
promosi yang tinggi (promosi yang agresif dengan biaya yang besar)
ditujukan untuk memperbesar penetrasi kepasarnya. Adapun alasanalasan untuk menggunakan strategi ini adalah :
a) Sebagian besar dari pasar potensialnya masih belum menyadari
terhadap produk tersebut.
b) Sebagian dari mereka yang telah menyadari terhadap produk
tersebut ingin memilikinya dan bersedia membayar berapa saja
harganya.
c) Perusahaan menghadapi persaingan potensial dan berusaha
membangkitkan terhadap merk bagi pasarnya.
2) Strategi Penetrasi Preemtif ( Preemtive Penetrasion Strategy)
Dalam strategi ini harga yang dikenakan rendah tetapi tingkat
promosinya rendah. Ini merupakan cara yang paling cepat untuk
menerobos pasar dan untuk mmemperoleh market-share yang besar.
Adapun alasan-alasan untuk menggunakan strategi ini adalah :
a) Pasarnya sangat luas.
b) Relatif seluruh pasar belum menyadari terhadap produk tersebut.
c) Kebanyakan pembeli sangat peka terhadao harga.
d) Terdapat persaingan yang sangat kuat.
e) Peningkatan skala produksi dapat menurunkan biaya produksi.
3) Strategi Penetrasi Selektif (Selective Penetrasion Strategy)
Harga tinggi dan tingkat promosi yang rendah dikenakan pada
stategi ini. Harga yang tinggi dimaksudkan untuk memperoleh laba per
unit sebesar mungkin.Sedangkan tingkat promosi yang rendah
dimaksudkn untuk menekan ongkos-ongkos. Adapun alasan-alasan
digunakan strategi ini adalah :
a) Pasarnya yang sangat terbatas.
b) Kebanyakan pembeli sudah menyadari terhadap produk tersebut.
c) Mereka yang menginginkan produk tersebut bersedia membayar
pada harga yang tinggi.
d) Persaingan yang dihadapi perusahaan tidak begitu kuat.
4) Strategi Profil Rendah (Low Profile Strategy)
Merupakan strategi pemasaran yang menitik beratkan pada
pengenaan harga rendah dan tingkat promosi yang rendah pula. Harga
yang rendah dimaksudkan untuk mendorong agar pasarnya cepat
menerima produk tersebut. Dan dengan tingkat promosi yang rendah

8

ini perusahaan berusaha menekan biaya-biaya sehingga diharapkan
memperoleh laba bersih yang besar.
Strategi ini dapat dilakukan apabila :
a) Pasarnya sangat luas.
b) Pasarnya sudah menyadari terhadap produk tersebut.
c) Pasarnya peka terhadap harga.
d) Perusahaan menghadapi persaingan potensial.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap ini ditandai dengan :
1) Adanya pesaing baru yang mulai memasuki pasar.
2) Perusahaam mulai mengadakan perbaikan-perbaikan

terhadap

produknya ataupun menambah kelengkapan segi produk yang ada.
3) Harga produk tersebut cenderung untuk tetap.Namun ada kemungkinan
harg akan turun sedikit karena adanya persaingan.
4) Kegiatan promosi, terutama periklanan dapat dikurangi. Tetapi,
munculnya

pesaing-pesaing

baru

memaksa

perusahaan

untuk

meningkatkan promosi meskipun hanya sedikit.
5) Penjualan segera meningkat secara cepat.
Strategi pemasaran yang dilakukan dalam tahap pertumbuhan ini
adalah perusahaan berusaha mempertahankan pertumbuhan yang cepat
selama mungkin.Hal ini dapat dicapai dengan :
a. Meningkatkan kualitas produk, menambah modal atau segi produk
lainnya.
b. Mencari sekmen pasar yang baru.
c. Selalu mencari saluran distribusi yang baru untuk lebih mempersebar
distribusinya.
d. Mengadakan periklanan.
Perlu ditambahkan bahwa dalam tahap ini perusahaan harus
mengambil keputusan tentang kapan harga itu akan diturunkan. Ini
dimaksudkan untuk menraik golongan pembeli yang peka terhadap harga.
Tetapi keputusan ini justru menghadapkan perusahaan pada dua alternatif
pilihan yaitu menguasai market-share yang luas atau mendapatkan laba
yang tinggi.
3. Tahap Kedewasaan
1) Tahap kedewasaan yang meningkat (growth maturity).
Pada tahap ini penjualan total meningkat dengan lambat karena
sebagian permintaan berasal dari langganan (pembeli lama), sedangkan
pembeli baru masuk hanya sedikit.
2) Tahap kedewasaan yang stabil (stable maturity) / Tahap kejenuhan
(saturation)

9

Pada tahap ini volume penjualannya sudah tidak meningkat lagi
tetapi konstan karena seluruh permintaanya berasal dari pembeli lama.
Jadi sudah tidak ada lagi pembeli yang masuk.
3) Tahap kedewasaan yang menurun (Decaying maturity)
Pada tahap ini tingkat penjualan secara absolut mulai menurun
karena bebrapa langganan sudah mulai meninggalkan produk
perusahaan dan membeli produk lain (produk saingan termasuk produk
pengganti). Jadi sebagian langganan sudah tidak berminat lagi terhadap
produk tersebut.
Strategi pemasaran yang ditempuh dalam tahap kedewasaan ini adalah
sebagai berikut:
a. Modifikasi pasar
Disini perusahaan berusaha menemukan pembeli-pembeli baru bagi
produknya. Beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan adalah:
a) Mencari pasar baru dan sekmen pasar yang belum pernah mencoba
produknya.
b) Menaikkan penggunaan di antara para langganan.
c) Memperbaiki kembali posisi merknya untuk mencapai penjualan
yang lebih besar, meskipun hal ini tidak mempengaruhi industri
secara keseluruhan.
b. Modifikasi produk
Modifikasi produk dilakukan dengan cara mengubah sifat-sifat
produk yang dapat menarik para pemakai/pembeli baru. Disamping itu
diharapkan pula pembeli lama akan menambah pembeliannya.
Beberapa strategi yang termasuk dalam modifikasi produk ini adalah:
a) Perbaikan kualitas
b) Perbaikan segi (feature improvement)
c) Perbaikan corak (style)
c. Modifikasi marketing-mix
Beberapa alternatif yang dapat ditempuh adalah:
a) Menurunkan harga untuk menarik segmen-segmen baru
b) Mengadakan periklanan yang lebih menarik atau promosi lain yang
lebih agresif
c) Mengalihkan kesaluran distribusi yang lebih menguntungkan atau
yang menghasilkan volume penjualan lebih besar
4. Tahap Kemunduran
Panjang atau lamanya tahap kemunduran ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu:
1) Perubahan dalam selera konsumen
2) Perubahan kegiatan pesaing
3) Kebijaksanaan meninggalkan produk oleh persahaan
Strategi pemasaran yang dapat dilakukan dalam tahap ini adalah:
10

a. Mencari produk yang lemah
Strategi ini sangat penting bagi perusahaan yang menghasilkan
beberapa macam produk. Pencarian produk yang lemah dapat
dilakukan dengan menyusun suatu sistem informasi yang dapat
menemukan produk-produk mana yang benar-benar mengalami masa
kemunduran. Untuk itu perusahaan perlu mebentuk suatu komite yang
melakukan pemeriksaan periodik pada produknya.
b. Membangkitkan lagi produk tersebut
Usaha-usaha untuk membangkitkan lagi produk adalah:
a) Meningkatkan usaha-usaha ada variabel marketing mix yang dapat
meneruskan untuk menghasilkan laba
b) Mengalihkan produk tersebut kesekmen pasar yang baru
c) Mendapatkan dan mempromosikan penggunaan baru dari produk
tersebut kepada pembeli-pembeli yang ada.
c. Meninggalkan produk tersebut
Strategi yang dapat dilakukan adalah:
a) Membiarkan saja dan menunggu sampai tidak ada pembelinya
b) Menjual produk tersebut kepada perusahaan lain dengan cara
lisensi.

11

IV.

PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Konsep produk meliputi produk, merek, kemasan dan pelayanan
2. Siklus pengembangan produk baru ada 4 tahap: Tahap penyaringan, Tahap
analisa

bisnis,

Tahap

pengembangan,

Tahap

pengujian,

Tahap

komersialisasi.
3. Produk yang dianggap paling sukses adalah prodak yang mengalami siklus
produk berikut: Tahap perkenalan, Tahap pertumbuhan , Tahap
kedewasaan, dan Tahap keemunduran.
B. PENUTUP
Demikian telah selesailah penulisan makalah ini, penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan dan masih
jauh dari kesempurnaan karna kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Namun
penulis berharap semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi diri penulis
dan pembaca. Amiin

DAFTAR PUSTAKA
Stanton, William J., Fundamentals of Marketing, Kogakusha: Mc. Graw-Hill
Book Company, edisi kelima.
Irawan, Drs. M.B.A dan Drs. Basu Swastha DH., M.B.A., Menejemen
Pemasaran Modern, 2003, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Shinta, Agustina, Ir. M.P., Manajemen Pemasaran, 2011, Malang: UB Press.

12