Memahami Australia Sistem Politik dan Pe

Nadira Farida Putri – 071311233098 – MBP Auspas 3rd Assignment (Week 8)

Memahami Australia: Sistem Politik dan Perekonomian
Australia diketahui sebagai negara persemakmuran Inggris yang merdeka pada tanggal 1 Januari 1901.
Catatan sejarah mengenai Australia yang dikoloni oleh Inggris menjadikan adanya kemiripan penerapan
berbagai keatatanegaraan antara Australia dan Inggris, salah satunya adalah sistem politik. Sebagai negara
persemakmuran Inggris, Australia memiliki kepala negara tidak lain adalah Ratu Elizabeth II, dan memiliki
kepala pemerintahan berupa seorang perdana menteri yang dipilih melalui pemilihan umum setiap tiga tahun
(Parliamenet of Australia, 2007: 1). Secara umum, Australia menerapkan sistem pemerintahan parlemen dua
kamar (bikameral), yakni lembaga legislatif yang terdiri atas dua kamar dengan kabinet yang dipilih dari
para anggota parlemen oleh perdana menteri. Sistem pemerintahan parlemen bikameral yang seperti
demikian diterapkan pula di Inggris. Menyangkut konstitusi, Australia tentu memiliki konstitusi sebagai
negara berdaulat, namun konstitusi yang dimiliki dan digunakan oleh Australia bukan lah konstitusi
“mandiri” seperti Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, melainkan Konstitusi
Kerajaan Inggris yang apabila Australia hendak merubah kedudukan konstitusi tersebut harus melalui
referendum (Smith et. al, 2005: 222 – 5).
Masih membahas mengenai sistem politik Australia, sebagaimana negara demokrasi pada umumnya
Australia pun mengizinkan berbagai partai politik untuk mewarnai perpolitikan di Australia. Terdapat tiga
partai besar yang mendominasi perpolitikan Australia, ketiga partai besar yang dimaksud adalah Partai
Nasional atau the National party of Australia, kemudian Partai Liberal atau Liberal Party of Australia, dan
Partai Buruh atau the Australian Labour Party (Smith et. al, 2005: 226). Partai Nasional dan Partai Liberal

kiranya memiliki haluan liberal dan nasionalis konservatif, berbeda dengan partai yang terakhir, yaitu Partai
Buruh yang memiliki haluan ideologis sosialis, sehingga kerap kali bertentangan dengan dua partai besar
sebelumnya. Kendati pun demikian, kekuasaan eksekutif yang dimenangkan leh suatu partai tidak kemudian
bisa memerintah secara bebas, pihak oposisi memiliki kewenangan untuk membentuk Shadow Cabinet atau
Kabinet Bayangan. Kabinet Bayangan ini memiliki kementerian yang sama persis dengan kabinet yang
memenangkan pemilu, dalam keseharian di parlemen antara kebinet bayangan dan kabinet resmi saling
menyerang satu sama lain, dalam hal ini pihak oposisi (Smith et. al, 2005: 227 – 8). Pemilihan umum di
Australia memilki hukum yang wajib bagi warga negara maupun penduduk yang mendapatkan status
sebagai penduduk tetap, berusia sekurang-kurangnya 18 tahun. Hal yang menarik dari wajibnya pemilihan
umum di Australia adalah apabila terdapat warga yang tidak menggunakan hak pilihnya selama masa
pemilihan umum hingga jam yang ditentukan, maka akan dilakukan aksi penjemputan paksa oleh aparatur
yang bertugas. Hal menarik lainnya dari pemilihan umum di Australia adalah pemberian bantuan dana
kampanye bagi partai yang sekurang-kurangnya mendapatkan 4 persen dari total suara.
Selain sistem politik, hal lain yang perlu dibahas guna memahami keberlangsungan suatu negara adalah
pembahasan mengenai perekonomian negara yang dimaksud. Dalam konteks Australia sendiri kondisi
perekonomian yang ditemukan adalah signifikansi sektor jasa sebesar 70 persen dari total PDB, yang mana

Nadira Farida Putri – 071311233098 – MBP Auspas 3rd Assignment (Week 8)

sektor jasa menyumbangkan angka yang signifikan pula bagi ketersediaannya pekerjaan di Australia, yakni

sebesar 75 persen. Sektor jasa yang signifikan bagi perekonomian Australia tersebut tidak lain dikarenakan
oleh majunya pariwisata Australia yang berhasil mendatangkan banyak wisatawan asing (Central
Intelligence Agency, 2015). Lebih lanjut, penerapan perekonomian dengan basis pasar terbuka beserta arus
ekspor dan impor yang mendukung turut berpengaruh bagi perekonomian Australia yang digadang sebagai
salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, yakni berhasil menduduki posisi ke-12.
Pencapaian tersebut disokong pula oleh keikutsertaan dan peran aktif Australia dalam berbagai institusi
ataupun kesepakatan internasional seperti halnya World Trade Organization (WTO), Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC), juga Group of 20 (G20). Meski demikian, tentu tetap ada hambatan-hambatan tertentu
bagi perekonomian Australia, utamanya mengingat status Australia sebagai negara pengekspor hasil
agrikultur. Dalam mengandalkan sektor agrikultur hambatan yang dihadapi Australia salah satunya adalah
ketidakpastian iklim yang dapat mempengaruhi harga komoditas di pasar internasional. Pemanasan global
telah menyebabkan meningkatnya intensitas kekeringan dan mengurangi intensitas hujan, menyebabkan
terancamnya kesuksesan pertanian, yang sayangnya belum mendapat tanggapan serius dari pemerintah.
Seperti yang dikatakan oleh Marangos dan Williams (2005: 590), agrikultur merupakan bagian yang vital
dari perekonomian Australia, dan kegagalan pemerintah untuk mendukung para petani akan menimbulkan
konsekuensi yang buruk di masa depan.
Referensi:
Central

Intelligence


Agency.

2015.

Australia

[Online].

Available

at:

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/as.html. [Accessed on December
19, 2016].
Marangos, John and Catherine Williams. 2005. “The Effect of Drought on Uncertainty and Agricultural
Investment in Australia”, in Journal of Post Keynesian Economics, 27 (4).
Parliamenet of Australia. 2007. Elections: Constitutional Complexities and Consequences [PDF]. Available
at:


http://www.aph.gov.au/About_Parliament/Work_of_the_Parliament/Elections/Elections.

[Accessed on December 19, 2016].
Smith, Rodney, Ariadne Vromen and Ian Cook. 2005. Contemporary Politics in Australia: Theories,
Practices, and Issues. Cambridge University Press.