Home Islami Kesehatan Otomotif teknologi pengetahuan umum

  

  

  

   

   » Pengertian Penelitian Deskriptif – Penelitian Deskriptif adalah

  admin Februa

7 Posting di bawah ini akan menjelaskan mengenai Pengertian Penelitian Deskriptif. Penelitian

  

deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

  menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982 : 119). Penelitian Deskriptif ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan penelitian metode deskriptif, memungkinkan peneliti untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

  Pada umumnya tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangannya, akhir-akhir ini metode penelitian deskriptif banyak digunakan oleh peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan

  Di samping kedua alasan tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik bagi para peneliti muda, karena bentuknya sangat sederhana dengan mudah dipahami tanpa perlu memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penenelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penenelitian naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian seting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam) atau dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.

  

Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama seperti

  penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu,ini juga memerlukan tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.

  Dalam peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini. Dengan penelitian deskriptif, memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antar variabel. Keunikan yang ada pada metode penelitian deskriptif antara lain seperti berikut :

  1. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yag sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.

  2. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, terkadang dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang terlatih

  3. Penelitian deskriptif juga membutuhkan permasalahan yang harus diindentifikasi dan dirumuskan dengan jelas, agar peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data ketika di lapangan. Itulah penjelasan lengkap mengenai pengertian penelitian deskriptif. Semoga penjelasan di atas dapat bermanfaat bagi kamu yang membutuhkan.

PENELITIAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian deskriptif (descriptive reasearch), yang biasa disebut juga penelitian

  taksonomik (taksonomic research), seperti telah disebutkan sebelumnya, dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atua kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan uinit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jaringan hubungan antar variabel yang ada tidak maksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan variabel-varibel anteseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan sosial. Oleh karena itu, pada suatu penelitian deskriptif, tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis (seperti yang dilakukan dalam penelitian eksplanasi) ; berarti tidak dimaksudkan unutk membangun dan mengembangkan perbendaharaan teori. Dalam pengelolahan dan analisis data, lazimnya menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif (statistik deskriptif).

B. Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan penelitian deskriptif ?

  2. Apa sajakah jenis-jenis penelitian deskriptif ?

  3. Bagaimanakah langkah-langkah penelitian deskriptif ?

  C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penelitian Deskriptif Menurut Hidayat syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan

  untuk menemukan pengetahuan yang sekuas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji Setyosari ia menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata. Hal senada juga dikemukakan oleh Best bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.

  Sukmadinata (2006:72) menjelaskan Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya

  Penelitian deskriptif menurut Etna Widodo dan Mukhtar (2000) kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan lebih pada menggambarkan apa adanya suatu gejala, variabel, atau keadaan. Namun demikian, tidak berarti semua penelitian deskriptif tidak menggunakan hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam penelitian deskriptif bukan dimaksudkan untuk diuji melainkan bagaimana berusaha menemukan sesuatu yang berarti sebagai alternatif dalam mengatasi masalah penelitian melalui prosedur ilmiah.

  Penelitian deskriptif tidak hanya terbatas pada masalah pengumpulan dan penyusunan atau dalam bentuk studi kuantitatif dengan mengadakan klasifikasi, penilaian, menetapkan standar, dan hubungan kedudukan satu unsur dengan unsur yang lain.

  Contoh permasalahan penelitian yang tergolong penelitian deskriptif seperti : “Bagaimanakah gambaran kebiaasaan membaca di kalangan mahasiswa ?”, “ Bagaimanakah gambarn jumlah putus sekolah di tingkat sekolah dasar ?”, “Bagaimanakah gambaran pelaksanaan sistem kredit semester di perguruan tinggi ?”.

  Penelitian memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Memusatkan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang dihadapi pada masa sekarang.

  2. Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analitik.

  3. Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.

  4. Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.

  5. Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya. Penelitian deskriptif memiliki keunikan sebagai berikut :

  1. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.

  2. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai.

  3. Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.

B. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

  Furchan (2004) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif, yaitu;

  1. Studi kasus Yaitu suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan individu atau unit

  Studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-hal yang tidak nyata.

  3. Studi perkembangan Studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan metode cross-sectional.

  4. Studi tindak lanjut Yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.

  5. Analisis dokumenter Studi ini sering juga disebut analisi isi yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis.

  6. Analisis kecenderungan Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.

  7. Studi korelasi Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel yang diteliti.

C. Langkah-langkah Penelitian Deskriptif

  Penelitian deskriptif mempunyai langkah-langkah penting sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.

  5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.

  6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menetukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data.

  7. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.

  8. Membuat laporan penelitian.

BAB III

  Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif memiliki keunikan sebagai berikut :

  1. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.

  2. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai.

  3. Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.

  DAFTAR PUSTAKA Hidayat syah.2010.Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verivikatif.

  Pekanbaru : Suska Pres. Punaji Setyosari.2010.Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana. Sanapiah Faisal.2008.Format-format Penelitian Sosial. Jakarta : Rajawali Pers. Sukardi.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Sumardi Suryabrata.2008.Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

PENELITIAN DESKRIPTIF

A. Pengertian Penelitian Deskriptif

  Penelitian Deskriptif termasuk salah satu jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengangkat fakta,keadaan,variabel,dan fenomena-fenomena yang yang terjadi sekarang. Masalah-masalah yang diamati dan diselidiki diatas memungkinkan penelitian ini memiliki metode yang mengarah pada: studi komparatif,yaitu membandingkan persamaan dan perbedaan gejala-gejala tertentu; studi kuantitatif yang mengukur danmenampilkan fakta melalui teknik survei,tes,interview,dan angket; bisa pula menjadi studi korelasional satu unsur dengan unsur lainnya.

  Kegiatan studi deskriptif meliputi pengumpulan data, analisis data, interpretasi data, serta diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisisan data tersebut. Jadi penelitian deskriptif adalah penelitian tentang gejala dan keadaan yang dialami sekarang oleh subjek yang sedang diteliti. Jika data yang akan diolah tinggal mengambil, memeriksa, mengumpulkan, atau paling tidak peneliti memberi tugas, memberi tes, wawancara, kemudian dikumpulkan,maka penelitian yang dilakukan adalah jenis deskriptif.

B. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian deskriptif

  Langkah-langkah tersebut yaitu:

  a. Perumusan Masalah Setiap penelitian manapun harus diawali dengan adanya masalah,yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaanpenelitian yang jawabannya harus dicari peneliti dilapangan.

  b. Menentukan jenis informasi yang diperlukan

  Dalam hal ini peneliti perlu menetapkan informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan,apakah informasi kuantitatif ataukah kualitatif.

  c. Menentukan prosedur pengumpulan data Setelah informasi yang diperlukan ditetapkan,langkah berikutnya menentukan cara- cara pengumpulan data.

  d. Menentukan prosedur pengolahan informasi atau data Data dan informasi yang telah diperolahdengan instrument yang dipilih dari sumber data atau sampel tertentu masih merupakan informasi atau data kasar.

  e. Menarik kesimpulan penelitian Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, peneliti menyimpulkan hasil penelitian deskriptif dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara keseluruhan.

C. Jenis-jenis penelitian deskriptif

a. Studi Kasus Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail.

  Karena studi kasus sifatnya mendalam dam mendetail,maka studi kasus ini pada umumnya menghasilkan gambaran yang longitudinal,yaitu hasil pengumpulan orang,satu lembaga,satu keluarga,satu peristiwa dan satu desa,dll. Fokus utamanya dalam studi kasus adalah menjawab pertanyaan apa,mengapa.dan bagaimana.

  Nana sudjana dan Ibrahim (1989) merekomendasikan beberapa petujuk dalam melaksanakan studi kasus dalam bidang pendidikan,khususnya disekolah sebagai berikut:

  a. Menentukan dan mengenali siswa sebagai kasus

  b. Menetapkan jenis masalah yang dihadapi siswa

  c. Mencari bukti-bukti lain untuk lebih menyakinkan kebenaran masalah

  d. Mencari sebab-sebab timbulnya masalah dari berbagai aspek,yang berkenaan dengan kehidupan siswa itu sendiri e. Menganalisis sebab-sebab tersebut dan menghubungkannya dengan tingkah laku siswa f. Menentukan sejumlah alternative pemecahannya

  g. Menerapkan alternative yang dipilih sebagai upaya pemecahan masalah dan membicarakannya dengan siswa itu sendiri maupun guru h. Mengadakan pengamatan secara saksama

b. Studi survey

  Survey pada umumnya merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu yang bersamaan dalam jumlah besar dan luas. Tujutn utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variabel,bukan informasi tentang

  Survei mempunyai dua linkup yaitu sensus dan survei sampel. Sensus yaitu survey yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan,sedangkan sampel dilakukan hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi. Survei dibidang pendidikan lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah-masalah pendidikan termasuk kepentingan perumusan kebijakan pendidikan,bukan untuk pengembangan ilmu pendidikan dan buakan untuk menguji suatu hipotesis.

c. Studi Pengembangan

  Pengelompokan studi pengembangan sebagai bagian dari penelitian deskriptif karena studi ini bermaksud melukiskan hubungan antara gejala-gejala sebagaiman adanya sekarang dengan fakta-fakta lain berdasarkan fungsi waktu yang bersifat kontinyu. Ada dua tekni yang saling melengkapi dalam melakukan penelitian pengembangan ini,yaitu (a) metode longitudinal,dan (b) metode cross sectional.

  a. Metode longitudinal Metode longitudinal sering disebut juga metode jangka panjang. Dalam metode ini penelitian dilakukan terhadap satu objek dengan mengurutkan gejala pertumbuhan atau perkembangannya dari tahun ketahun dalam kurun waktu tertentu.

  b. Metode cross sectional Metode ini dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan metode

  Metode ini mempelajari semua individu yang berbeda taraf umurnya dalam titik waktu yang sama.

  d. Studi Tindak Lanjut (Follow-up)

  Studi ini hampir sama dengan studi longitudinal yaitu mempelajari perkembangan dan perubahan subjek setelah subjek diberi perlakuan khusus atau kondisi tertentu dalam kurun waktu tertentu sampai selesai. Secara umum penelitian ini digunakan untuk menilai kesuksesan program-program tertentu.

  e. Studi Kecendrungan

  Studi kecendrungan pada dasarnya meramalkan keadaan masa depan dengan berdasarkan keadaan, gejala, data yang ada pada masa sekarang. Keadaan masa sekarang diperoleh dari studi lainnya misalnya studi kasus, survei agar diperoleh data dan informasi yang akurat mengenai gambaran kondisi saat ini. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengklasifikasikan data menurut interval waktu yang dibagi-bagi menurut periode dengan jarak yang sama,data setiap periode itu diperoleh dari sumber dokumentasi,lalu dipelajari laju dan arah perubahan atau perkembangannya hingga sampai pada gambaran keadaan pada masa sekarang dan selanjutnya dipergunakan untuk meramalkan keadaan masa yang akan datang.

  f. Studi Korelasi

  Penelitian ini dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Hubungan antardua variabel tidak saja dalam bentuk sebab-akibat,tetapi juga hubungan timbale balik antara dua variabel.

  Tingkat hubungan/intensitas hubungan antarvariabel diukur dengan mempergunakan prosedur matematik yang dinyatakan dalam bentuk angka atau indeks koefisien korelasi yang bergerak antara -1,00 sampai dengan +1,00. Jika koefisien menghasilkan angka negative (-) berarti hubungan menunjukkan arah yang berbalik atau berlawanan,namun jika menghasilkan angka positif (+) berarti hubungan menunjukkan arah yang sama.

  Makna suatu korelasi yang dinotasikan dalam huruf r (kecil) bisa mengandung tiga hal,yaitu:

  1. Kekuatan hubungan antarvaribel

  2. Signifikansi statistik hubungan kedua variabel tersebut

  3. Arah korelasi

g. Analisis Dokumen

  Metode ini dipakai jika peneliti bermaksud untuk menganalisis data yang diperoleh dari dokumen. Analisis dokumen kerap sekali disebut juga analisis kegiatan(activity

  analysis) atau analisis informasi (information analysis) dan bahkan kadang-kadang

  disebut juga dengan analisis isi (content analysis). Dari dokumen yang tersedia,penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan informasi-informasi yang

D. Keuntungan dan Kerugian dalam Penelitian Deskriptif

  a. Keuntungan Metode deskriptif lebih banyak disukai berbagai bidang penyelidikan. Hasil-hasil penelitian yang diperoleh melalui percobaan dilaboratorium tetap menggunakan metode ini untuk mengecek dan membuktikan tingkat reliabilitasnya. Penelitian ini sangat logis dalam menyebarluaskan informasi. Akhirnya metode deskriptif sangat cocok untuk penelitian yang menyediakan standar ukuran normative berdasarkan hal-hal yang umum.

  b. Kerugian Penelitian yang biasa bisa terjadi karena dua aspek,yaitu:

  1.Kesalahan memilih metode 2.Kesalahan metode yang timbul karena salah menggunakannya.

  Salah satu kesalahan yang sering kita lakukan dalam menggunakan metode deskriptif adalah adanya kecendrungan untuk menyalahgunakan dalam pemakaiannya.

  Dan adanya kecendrungan bahwa dengan memilih metode ini dapat meghindari penggunaan statistic. Bila hal ini terjadi maka penelitian kita tidak dapat diklasifikasikan sebagai suatu penelitian,akan tetapi hanya merupakan kegiatan pengumpulan informasi saja.

  Kerugian lain dari penelitian deskriptif adalah bahwa penelitian tersebut memberikan informasi yang terbatas tentang pengaruh variabel-variabel yang diteliti.karena kita tidak dapat mengisolasi atau menekan variabel-variabel lain yang

  Kerugian selanjutnya motivasi subjek yang tidak konsisten,sebagai peneliti kita perlu memastikan bahwa jawaban responden dapat dipercaya. Ini sangat tergantung pada perhatian, simpati, minat, dan kerjasama para subjek penelitian.

  Langkah-langkah Penelitian Sejarah Setelah menentukan topik penelitian selanjutnya meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a. Pemilihan Subyek yang akan Diteliti Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan agar dalam melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan tepat sasaran . Pemilihan topik penelitian dapat didasarakan pada unsur-unsur berikut ini:  Bernilai, peristiwa sejarah yang diungkap tersebut harus bersifat unik, kekal, abadi.  Keaslian (Orisinalitas), peristiwa sejarah yang diungkap hendaknya berupa upaya pembuktian baru atau ada pandangan baru akibat munculnya teori dan metode baru 

Praktis dan Efesien, peristiwa sejarah yang diungkap terjangkau dalam mencari sumbernya dan

mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa itu.  Kesatuan, unsur-unsur yang dijadikan bahan penelitian itu mempunyai satu kesatuan ide . b.

  Heuristik (Pengumpulan Data) Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk berburu dan mengumpulkan berbagai sumber data yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti . Misalnya dengan melacak sumber sejarah tersebut dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah. c. Kritik (Verifikasi) Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari (ditemukan). dan tanggal) atau penelitian tentang bahan (materi) pembuatan dokumen itu sndiri.Sejarawan dapat juga melakukan kritik ekstern dengan menyelidiki tinta untuk penulisan dokumen guna menemukan usia dokumen. Sejarawan dapat pula melakukan kritik ekstern dengan

mengidentifikasikan tulisan tangan, tanda tangan, materai, atau jenis hurufnya. Kritik Intern, kritik

Intern merupakan penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam dokumen itu sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam dokumen dianggap relevan apabila unsur tersebut paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh dapat diketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik yang ada. d.

  Interpretasi (Penafsiran) Interpretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal . Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan

sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu

penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis,

interfretasi yang bersifat deskriptif sajabelum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan

masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunkan. e. Historiografy (Penulisan Sejarah) Historiografy adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah

. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan

itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibavca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisan nya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan. Contoh Penelitian Sejarah 1.

  Perumusan masalah : Bagaimana cara orang-orang dulu saling berkirim pesan walaupun tempat mereka jauh? a.

Heuristik (Pengumpulan Data) Langkah awal dalam penelitian ini berburu dan mengumpulkan

berbagai sumber data yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti, misalnya dengan melacak sumber sejarah teknologi di Indonesia dengan meneliti berbagai dokumen atau melakukan wawancara dengan orang yang hidup sebelum adanya teknologi komunikasi di Indonesia. b. Kritik (Verifikasi) Kemampuan menilai sumber-sumber sejarah mengenai teknologi komunikasi di Indonesia yang telah dicari (ditemukan). c.

Interpretasi (Penafsiran) Menafsirkan fakta mengenai teknologi komunikasi di Indonesia dan

merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Fakta yang ada di tafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. d. Historiografy (Penulisan Sejarah) Proses penyusunan fakta-fakta sejarah teknologi komunikasi di Indonesia dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah teknologi komunikasi di Indonesia. Perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya, serta harus menyadari dan berusaha agar orang dapat mengerti pokok- pokok pemikiran yang diajukan.

  3. Pengumpulan data : Analisis dokumen dari sumber primer dan sumber sekunder

  4. Analisis data : Cenderung melibatkan analisis yang logis, bukan analisis statistika, kalau pun perlu statistika hanya sebatas statistik deskriptif 5.

  Penelitian sejarah mengandung beberapa unsur pokok, yaitu

: 1) Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi pada

masa lalu); 2) Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif; 3) Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integratif ( keterpanduan

) antar manusia, peristiwa, ruang dan waktu; 4) Dilakukan secara interktif dengan

gagasan, gerakan dan intuiasi yang hidup pada zamannya (tidak dapat dilakukan secara parsial). Sumber Bacaan Web :: http://fadlibae.wordpress.com/2012/01/30/penelitian-sejarah-historical-rsearch/ Gall, Meredith D, Joyce P. Gall & Walter R. Borg. 2007. Educational Research. USA: Pearson

Education Inc. Zuriah, Nurul. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : PT.

Bumi Aksara. Subana, M. dkk. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah.Bandung : Pustaka Setia. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.