Pengaruh dana pihak ketiga, kinerja keuangan dan Suku bunga antar bank terhadap penyaluran Kredit umkm pada bank pemerintah - Perbanas Institutional Repository
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, KINERJA KEUANGAN DAN SUKU BUNGA ANTAR BANK TERHADAP PE NYALURAN KREDIT UMKM PADA BANK PEMERINTAH ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana
Program Studi Manajemen Oleh :
ADI CAHYONO 2014210631
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2018
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, KINERJA KEUANGAN DAN SUKU
BUNGA ANTAR BANK TERHADAP PE NYAL URAN KRE DI T
UMKM PADA BANK PEMERINTAH
Adi Cahyono
STIE Perbanas Surabaya E-Mail :
ABSTRACT
The main purpose of this study is determine the effect of Third Party Funds (DPK), Non
Performing Loan (NPL), Operational costs to operating income (BOPO), Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR) and Jakarta Interbank
Offered Rate (JIBOR) on distribution UMKM credit in government bank in period 2013-
2017. This research used population in Government Bank. Sample is chosen based on
sampling technique using census. Data analysis tools are descriptive statistic and multiple
linier regression analysis. The result of F test explain that Third Party Funds (DPK), Non
Performing Loan (NPL), Operational costs to operating income (BOPO), Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR) and Jakarta Interbank
Offered Rate (JIBOR) simultaneously have significant effect on distribution UMKM credit.
The result of t Test are: (1) Third Party Funds has positive effect but not significant on
distribution UMKM credit, (2) Non Performing Loan (NPL) has positive effect not significant
on distribution UMKM credit, (3) Operational costs to operating income (BOPO) has
positive effect but not significant on distribution UMKM credit, (4) Return On Asset (ROA)
has positive effect significant on distribution UMKM credit, (5) Return On Equity (ROE) has
negative effect but not significant on distribution UMKM credit, (6) Capital Adequacy Ratio
(CAR) has positive effect but not significant on distribution UMKM credit, and (7) Jakarta
Interbank Offered Rate (JIBOR) has negative effect significant on distribution UMKM credit.
Keywords: Third Party Funds (DPK), Financial Performance, Jakarta Interbank Offered
Rate (JIBOR), Distribution UMKM Credit.PENDAHULUAN
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat yang menghimpun dana dari masyarakat dalam memiliki kelebihan dana dan bentuk simpanan dan menyalurkannya menyalurkannya kembali kepada kepada masyarakat dalam bentuk kredit masyarakat yang membutuhkan modal dan atau bentuk guna mendukung kegiatan bisnis,
- – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat perkembangan Usaha Kecil dan Menengah banyak (Undang (UMKM) dan lain sebagainya.
- – Undang, 1998: No.10
Pasal 1). Dengan demikian, maka bank Dalam rangka mendorong merupakan bagian dari lembaga keuangan pemberian Kredit dan Pembiayaan yang memiliki fungsi intermediasi yaitu perbankan kepada UMKM, Bank
Indonesia telah mewajibkan Bank Pembiayaan kepada UMKM sejak tahun Umum untuk memberikan Kredit atau 2018 rasio paling rendah 20 persen
- – faktor yang mempengaruhi penurunan kredit UMKM pada bank pemerintah.
- – 2017 memiliki tren kecenderungan menurun.
45.80
14.68 14.02 -0.66 12.90 -1.12 -2.15 BRI
42.21
43.00
0.79
45.06
45.13
0.07
0.67
Mandiri
1.08 BNI
21.10 16.04 -5.06
15.64
17.74
2.10
18.03 0.30 -2.86 BTN
16.33 14.15 -2.18
15.85 14.74 -1.11
Bank Pelaksana 2013 2014 Tren 2015 2016 Tren 2017 Tren Rata- Rata Tren
- – Undang, 1998).
Non Performing Loan (NPL)
(Peraturan Bank Indonesia No.17/12/PBI//2015). Hal ini merupakan langkah pemerintah dalam rangka membangun perekonomian indonesia dari sektor pengembangan UMKM.
Dari data yang terdapat pada tabel 1 dibawah ini menunjukkan bahwa tingkat realisasi penyaluran kredit pada bank pemerintah mulai dari tahun 2013
Apabila diambil rata – rata tren selama 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa Bank Mandiri turun 2.15 persen, Bank BNI turun 2.86 persen dan Bank BTN turun 5.03 persen. Berdasarkan data tersebut maka perlu akan adanya penelitian terhadap faktor
Tabel 1
Tingkat Penyaluran Kredit Umkm Terhadap Total Kredit
Tahun 2013 – 2017 (Dalam Persen)Sumber: laporan publika Hal ini yang menjadikan penyebab untuk melakukan penelitian tentang faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan kredit UMKM pada bank pemerintah. Secara teoritis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyaluran Kredit UMKM yaitu DPK, NPL, BOPO, ROA, ROE, CAR dan Suku Bunga Antar Bank.
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Merupakan dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu (Undang
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melindungi risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur.
Merupakan penyediaan modal minimum bagi bank didasarkan pada risiko aktiva dalam arti luas, baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kontijen dan/atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga maupun resiko
Biaya dan Pendapatan Operasional Bank (BOPO)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Veithzal Rivai, 2013 : 131).
Return On Asset (ROA)
Merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir, 2013).
Return on Equity (ROE)
Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri (Kasmir, 2013 : 204).
Capital Adequacy Ratio (CAR)
11.28 8.92 -2.36 7.46 -1.46 -5.03 pasar (Peraturan Bank Indonesia, No.9/13/PBI/2007).
Suku Bunga Antar Bank (JIBOR)
Biaya dan Pendapatan Operasional Bank (BOPO)
Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri (Kasmir, 2013 : 204). ROE menujukkan rasio profitabilitas dari Laba Bersih Setelah Pajak terhadap Modal. Semakin tinggi rasio ROE maka semakin baik kinerja suatu bank.
Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) merupakan rasio
yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir, 2013). ROA menujukkan rasio profitabilitas dari Laba Bersih Sebelum Pajak terhadap Total Aset. Semakin tinggi rasio ROA maka semakin baik kinerja suatu bank.
Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) merupakan rasio
Biaya dan Pendapatan Operasional Bank (BOPO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Veithzal Rivai, 2013 : 131). Semakin tinggi rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiensi kegiatan operasional bank.
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melindungi risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (Prabowo, 2014 : 5). NPL mencerminkan risiko kredit bank, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko yang akan ditanggung oleh bank.
Merupakan rata-rata dari suku bunga indikasi pinjaman tanpa agunan (unsecured) yang ditawarkan dan dimaksudkan untuk ditransaksikan oleh bank kontributor kepada bank kontributor lain untuk meminjamkan rupiah untuk tenor tertentu di Indonesia (Peraturan Bank Indonesia No.17/2/PBI/2015).
Non Performing Loan (NPL) Non Performing Loan (NPL) merupakan
Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, simpanan berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu (Undang – Undang, 1998). Secara teoritis DPK merupakan salahsatu cara untuk menunjukkan seberapa besar sumber dana yang diperoleh bank, semakin tinggi DPK berarti sumber dana yang dimiliki oleh bank semakin besar.
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dalam rangka mendorong pemberian Kredit dan Pembiayaan perbankan kepada UMKM, Bank Indonesia telah mewajibkan Bank Umum untuk memberikan Kredit atau Pembiayaan kepada UMKM yang sejak tahun 2018 rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM paling rendah 20 persen (Peraturan Bank Indonesia No.17/12/PBI/2015).
Menurut UU No. 20 Tahun 2008, Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro.Kredit UMKM merupakan perbandingan antara total kredit UMKM yang disalurkan dengan seluruh kredit yang diberikan oleh bank pemerintah.
KERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAI DAN HIPOTESIS Kredit UMKM
penyediaan modal minimum bagi bank didasarkan pada risiko aktiva dalam arti luas, baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kontijen dan/atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga maupun resiko pasar (Peraturan Bank Indonesia, No.9/13/PBI/2007). Rasio ini menjelaskan apabila peningkatan Modal lebih besar daripada peningkatan ATMR maka semakin baik kinerja bank.
Suku Bunga Antar Bank (JIBOR)
Menurut teori pengaruh BOPO terhadap Kredit UMKM adalah negatif. Hal ini disebabkan semakin tinggi BOPO berarti peningkatan biaya operasional bank lebih besar daripada peningkatan pendapatan operasional bank, apabila biaya lebih besar daripada pendapatan berarti laba bank akan mengalami penurunan, apabila pada triwulan sekarang laba menurun maka pada triwulan yang akan datang bank akan lebih efisien dan mengurangi program pengembangan dana yang salahsatunya penyaluran Kredit UMKM.
Pengaruh ROE terhadap Penyaluran Kredit UMKM
berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM.
Hipotesis 5 : ROA secara parsial
Menurut teori pengaruh ROA terhadap Kredit UMKM adalah positif. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi ROA menunjukkan besarnya laba bank ditriwulan sekarang, sehingga pada triwulan yang akan datang bank akan lebih meningkatkan progam penempatan dana yang salahsatunya melalui penyaluran Kredit UMKM.
Pengaruh ROA terhadap Penyaluran Kredit UMKM
memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran Kredit UMKM.
Hipotesis 4 : BOPO secara parsial
Pengaruh BOPO terhadap Penyaluran Kredit UMKM
Suku Bunga Antar Bank (JIBOR) merupakan rata-rata dari suku bunga indikasi pinjaman tanpa agunan (unsecured) yang ditawarkan dan dimaksudkan untuk ditransaksikan oleh bank kontributor kepada bank kontributor lain untuk meminjamkan rupiah untuk tenor tertentu di Indonesia (Peraturan Bank Indonesia No.17/2/PBI/2015). Meningkatnya Suku Bunga Antar Bank berdampak terhadap komponen Duku Bunga Dasar Kredit (SBDK) bank.
pengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran Kredit UMKM.
Hipotesis 3 : NPL secara parsial memiliki
Menurut teori pengaruh NPL terhadap Kredit UMKM adalah negatif. Hal ini disebabkan semakin tinggi NPL akan meningkatkan risiko kredit yang dihadapi oleh bank, meningkatnya risiko kredit berdampak pada premi yang diperhitungkan dalam menghitung komponen suku bunga dasar kredit (SBDK), apabila SBDK mengalami peningkatan berarti suku bunga kredit yang ditawarkan bank juga akan meningkat dan berdampak pada penurunan permintaan Kredit, sehingga kredit UMKM akan mengalami penurunan.
Pengaruh NPL terhadap Penyaluran Kredit UMKM
berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM.
Hipotesis 2 : DPK secara parsial
Menurut teori pengaruh DPK terhadap Kredit UMKM adalah positif. Hal ini disebabkan semakin tinggi DPK pada triwulan sekarang berarti sumber dana bank akan meningkat, sehingga pada triwulan yang akna datang bank akan meningkatkan program pengembangan dana salahsatunya yaitu Kredit UMKM.
Pengaruh DPK terhadap Penyaluran Kredit UMKM
Menurut teori pengaruh ROE terhadap Kredit UMKM adalah positif. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi ROE menunjukkan besarnya laba bank ditriwulan sekarang, sehingga pada triwulan yang akan datang bank akan lebih meningkatkan progam penempatan dana yang salahsatunya melalui penyaluran Kredit UMKM.
Hipotesis 6 : ROE secara parsial Pengaruh JIBOR terhadap Penyaluran
berpengaruh positif signifikan terhadap
Kredit UMKM
penyaluran kredit UMKM. Menurut teori pengaruh JIBOR terhadap Kredit UMKM adalah negatif. Hal ini
Pengaruh CAR terhadap Penyaluran
disebabkan semakin tinggi JIBOR maka
Kredit UMKM
akan berdampak pada meningkatnya Suku Menurut teori pengaruh CAR terhadap
Bunga Dasar Kredit (SBDK), apabila Kredit UMKM adalah positif. Hal ini
SBDK meningkat maka suku bunga yang disebabkan karena semakin tinggi modal ditawarkan bank juga akan mengalami bank ditriwulan sekarang berarti pada peningkatan, apabila suku bunga triwulan yang akan datang bank akan lebih meningkat maka permintaan kredit akan meningkatkan aktiva produktifnya yang menurun, sehingga penyaluran Kredit salahsatunya melalui penyaluran Kredit UMKM juga akan mengalami penurunan. UMKM.
Hipotesis 8 : JIBOR secara parsial Hipotesis 7 : CAR secara parsial
memiliki pengaruh negatif signifikan berpengaruh positif signifikan terhadap terhadap penyaluran Kredit UMKM. penyaluran kredit UMKM.
- DPK
−
NPL
− BOP O PENYALURAN
- KREDIT UMKM
ROA
- ROE
- CAR
− JIBOR
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN Klasifikasi Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah bank Data yang menjadi bahan penelitian pemerintah. Sampel yang diteliti merupakan data sekunder yang diperoleh ditentukan dengan metode sensus, yakni dan dikumpulkan dari laporan keuangan dengan menggunkan seluruh bank sampel Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa pada populasi penelitian, yakni Bank Keuangan (OJK). Melalui laporan Mandiri, Bank BRI, Bank BNI dan Bank tersebut kemudian data diolah menjadi BTN. data triwulan, disusun serta di analisa untuk kepentingan penelitian. Namun
Data Penelitian perlu diketahui bahwa penelitian
menggunakan metode Lag, yang artinya
Alat analisis untuk menguji hubungan antara DPK, NPL, BOPO, ROA, ROE, CAR dan JIBOR terhadap penyaluran Kredit UMKM digunakan model regresi linier berganda (multiple regression analysis). Alasan dipilihnya
Return On Equity (ROE)
Alat Analisis
× 100%
Penyaluran Kredit UMKM Total Kredit
Kredit UMKM =
Merupakan perbandingan antara total kredit UMKM yang disalurkan dengan seluruh kredit yang diberikan oleh bank. Satuan pengukurannya menggunakan persen.
Kredit UMKM
Merupakan rata-rata suku bunga pinjaman antar bank selama satu triwulan.
Suku Bunga Antar Bank (JIBOR)
CAR = Modal ATMR × 100%
Merupakan perbandingan modal dibagi aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Satuan pengukurannya menggunakan persen.
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Modal Sendiri × 100%
ROE = Laba Bersih
Merupakan perbandingan laba bersih bank setelah dikurangi pajak. Satuan pengukurannya menggunakan persen.
ROA = Laba bersih setelah Pajak × 100%
beberapa dari variabel bebas (DPK, NPL, BOPO, ROA, ROE dan CAR) di hitung dari triwulan sebelumnya untuk mengetahui pengaruhnya pada periode sekarang.
Merupakan laba bersih bank setelah pajak dibagi dengan total asset. Satuan pengukurannya menggunakan persen.
Return On Asset (ROA)
BOPO = Biaya Operasional Pendapatan Operasional × 100%
Merupakan gambaran tingkat efisiensi dalam mengelola kegiatan operasional bagi bank dengan cara membagi biaya operasional dengan pendapatan operasional. Satuan pengukurannya menggunakan persen.
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
× 100%
NPL = Kredit Bermasalah
Merupakan perbandingan antara kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan oleh bank pemerintah. Satuan pengukurannya menggunakan persen.
Non Performing Loan (NPL)
DPK = LN(Giro + Tabungan
Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana Pihak Ketiga merupakan simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan simpanan berjangka. Besarnya Total DPK dapat dihitung dengan cara menjumlah seluruh total dana yang diperoleh dari masyarakat yang terdiri dari total giro, tabungan dan simpanan berjangka. Pada penelitian ini hasil penjumlahan tersebut dihitung kembali dengan Ln, sehingga total dana pihak ketiga yang digunakan untuk pengujian merupakan hasil dari Ln total dana pihak ketiga.
Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu: DPK, NPL, BOPO, ROA, ROE, CAR dan Suku Bunga Antar Bank (JIBOR) dan variabel terikat: Penyaluran Kredit UMKM.
Variabel Penelitian
- Simp. Berjangka)
- b2X2
- b3X3
- b4X4 t-1 + b5X5 t -
80 ROE
1.13
80 BOPO
73.10
8.43
80 ROA
2.83
1.04
20.51
80 NPL
6.93
80 CAR
18.11
2.21
80 JIBOR
6.96
1.00
2.86
80 DPK 19.61 .71
model regresi linier berganda karena untuk menguji pengaruh beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Berikut ini adalah persamaan untuk mengetahui hubungan tersebut: Yt= a + b
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif
1 X1 t-1
t-1
t-1
1 + b6X6 t-1 + b7X7 + e
Keterangan : Yt = Kredit UMKM TW sekarang ɑ
= Konstanta b = Koefisien Regresi X1t-1 = DPK Triwulan sebelumnya X2 t-1 = NPL Triwulan sebelumnya X3 t-1 = BOPO Triwulan sebelumnya
X4 t-1 = ROA Triwulan sebelumnya X5 t-1 = ROE Triwulan sebelumnya X6 t-1 = CAR Triwulan sebelumnya X7 = JIBOR Triwulan sekarang e = Eror
Analisis deskriptif ini dilakukan untuk memberikan gambaran rasio keuangan DPK, NPL, BOPO, ROA, ROE, CAR dan JIBOR terhadap Penyaluran Kredit UMKM pada Bank Pemerintah.
13.33
Tabel 2
Hasil Analisis Deskriptif
Sumber: Hasil SPSS, data diolah
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Berdasarkan tabel 3 dibawah ini dapat diketahui bahwa rata-rata DPK dari keseluruhan bank yang dijadikan sampel sebesar Rp. 395,647,704. Rata-rata DPK tertinggi ditunjukkan oleh Bank BRI sebesar Rp. 579,250,076. Hal ini menunjukkan bahwa Bank BRI mempunyai tingkat sumber dana tinggi sehingga memiliki peluang untuk lebih meningkatkan program pengembangan dana melalui penyaluran Kredit UMKM dibandingkan dengan bank-bank lain yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Sebaliknya, rata-rata DPK terendah ditunjukkan oleh Bank BTN yaitu sebesar Rp. 110,724,068. Hal ini menunjukkan bahwa Bank BTN mempunyai sumber dana rendah sehingga berpengaruh kepada penurunan program pengembangkan dana yang salahsatunya penyaluran Kredit UMKM.
Mean Std. Deviation N
UMKM
22.01
80
Tabel 3
Posisi DPK Bank Sampel Penelitian
Periode 2013 – 2017
(Dalam Rupiah)
NAMA BANK
RATA^Dalam Ribuan (000)
THN TW
MANDIRI TREN BRI TREN BNI TREN BTN TREN
IV 459,940,735 8,665,651 454,730,127 15,764,024 264,859,266 11,254,985 82,841,227 6,349,447 315,592,839 2014 I 499,718,040 39,777,305 486,366,371 31,636,244 280,612,823 15,753,557 90,852,326 8,011,099 339,387,390
II 654,023,811 (33,926,033) 701,169,590 (22,675,868) 419,840,177 7,692,610 145,757,272 (2,234,299) 480,197,713
2013 I 435,458,912 436,098,085 248,992,835 75,782,530 299,083,091
II 418,678,991 (16,779,921) 403,089,252 (33,008,833) 232,466,626 (16,526,209) 80,745,884 4,963,354 283,745,188
Berdasarkan Tabel 4 dibawah ini dapat diketahui bahwa rata-rata NPL dari keseluruhan bank yang dijadikan sampel sebesar 2,88 persen, dan cenderung mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan oleh rata-rata tren positif sebesar 0,02 persen. Rata-rata NPL tertinggi ditunjukkan oleh Bank BTN sebesar 4,41 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Bank BTN mempunyai kualitas kredit yang buruk dibandingkan dengan bank-bank lain yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Sebaliknya, rata-rata NPL terendah ditunjukkan oleh Bank BRI sebesar 2,02 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Bank BRI mempunyai kualitas kredit yang bagus dibandingkan dengan bank - bank lain yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Non Performing Loan (NPL)
Sumber: laporan keuangan publikasi BI dan OJK, data diolah
IV 678,971,712 (2,625,876) 735,146,722 1,076,136 453,487,896 15,745,041 153,407,905 7,100,582 505,253,559
Rata-Rata 565,083,783 12,816,463 579,250,076 15,739,402 327,532,891 10,762,898 110,724,068 4,085,546 395,647,704
III 681,597,588 27,573,777 734,070,586 32,900,996 437,742,855 17,902,678 146,307,323 550,051 499,929,588
IV 621,262,445 (3,868,166) 665,529,290 9,407,338 379,448,058 9,524,866 136,510,662 12,781,613 450,687,614 2017 I 687,949,844 66,687,399 723,845,458 58,316,168 412,147,567 32,699,509 147,991,571 11,480,909 492,983,610
II 476,344,887 (23,373,153) 470,017,488 (16,348,883) 265,758,614 (14,854,209) 99,277,340 8,425,014 327,849,582
III 625,130,611 34,765,513 656,121,952 24,341,180 369,923,192 19,045,545 123,729,049 2,560,639 443,726,201
II 590,365,098 (22,795,831) 631,780,772 (10,993,232) 350,877,647 (404,011) 121,168,410 2,328,613 423,547,982
III 451,275,084 32,596,093 438,966,103 35,876,851 253,604,281 21,137,655 76,491,780 (4,254,104) 305,084,312
III 595,323,243 26,588,102 573,117,118 (14,609,918) 310,331,282 21,143,603 107,125,878 5,156,409 396,474,380
II 568,735,141 (7,590,660) 587,727,036 (12,677,334) 289,187,679 (9,833,363) 101,969,469 2,692,129 386,904,831
IV 533,085,159 31,735,318 544,271,834 55,821,084 296,069,200 (8,019,818) 95,233,480 (19,696) 367,164,918 2015 I 576,325,801 43,240,642 600,404,370 56,132,536 299,021,042 2,951,842 99,277,340 4,043,860 393,757,138
III 501,349,841 25,004,954 488,450,750 18,433,262 304,089,018 38,330,404 95,253,176 (4,024,164) 347,285,696
IV 632,977,778 37,654,535 611,324,607 38,207,489 330,916,113 20,584,831 115,918,938 8,793,060 422,784,359 2016 I 613,160,929 (19,816,849) 642,774,004 31,449,397 351,281,658 20,365,545 118,839,797 2,920,859 431,514,097
Tabel 4
Posisi NPL (%) Bank Sampel Penelitian
Periode TW I 2013 – TW IV 20172.97
0.18
3.13
0.21 IV 3.69 -0.05 2.22 -0.09
3.18
0.11 3.72 -0.19
2.95
0.09
2.31
0.84
3.74
0.28 III
0.19
0.21
3.91
0.14
2.84
0.20
2.22
0.61
2.90
II
0.40 2.24 -0.09 2.83 -0.15 4.89 -0.22 3.10 -0.01 2016 I 2.29 -0.13 2.02 -0.23 2.70 -0.14 3.72 -1.17 2.68 -0.41
2.42
0.28 IV
3.93
3.24
0.84 5.11 -0.08
0.19 III 3.79 -0.16
0.02 Sumber: laporan keuangan publikasi BI dan OJK, data diolah Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
2.88
0.02 2.63 -0.005 4.41 -0.05
2.02
0.10
2.45
0.00 2.75 -0.08 3.37 -0.18 3.02 -0.08 Rata-Rata
2.23
IV 3.74 -0.05
0.07 2.83 -0.21 3.55 -0.11 3.10 -0.10
2.23
3.20
0.06 2017
0.55
3.66
0.08
3.04
0.13
2.16
0.00
3.96
II
0.27 2.03 -0.19 2.96 -0.17 3.11 -0.82 3.01 -0.23
3.96
I
3.11
2.98
(Dalam Persen)
Tahun TW5.15
0.24
1.78
II 0.84 -0.77
0.02 2014 I 1.62 -0.11 1.55 -0.22 2.17 -0.27 4.40 -0.88 2.43 -0.37
2.80
0.28
5.28
IV 1.73 -0.05 1.77 -0.04 2.44 -0.11
0.26 III 1.78 -0.13 1.81 -0.17 2.55 -0.24 5.01 -0.14 2.79 -0.17
2.96
0.74
0.19 2.79 -0.05
0.15
1.97
0.16
1.91
2.70 II
4.41
2.84
1.78
1.76
I
Mandiri Tren BRI Tren BNI Tren BTN Tren
2013
NAMA BANK
Rata^ Rata^ Tren2.32
4.59
0.16
0.15
2.33
0.19
2.01
0.41 III
2.83
0.82
5.19
0.18
2.14
0.48
2.17
1.82
0.19 2.39 -0.05
II
0.04 5.29 -0.17 2.77 -0.08 2015 I 1.67 -0.02 1.69 -0.20 1.96 -0.27 4.38 -0.91 2.42 -0.35
2.23
0.46 IV 1.69 -0.09 1.89 -0.08
2.85
0.87
5.46
0.19 2.19 -0.13
1.97
0.93
1.78
III
Berdasarkan Tabel 5 dibawah ini dapat diketahui bahwa rata-rata BOPO dari keseluruhan bank yang dijadikan sampel sebesar 73,10 persen, dan cenderung mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan rata-rata tren positif sebesar 0,29 persen. Rata-rata BOPO tertinggi ditunjukkan oleh Bank BTN sebesar 84,81 persen. Hal ini menunjukkan bahwa diantara bank- bank yang menjadi sampel dalam penelitian, Bank BTN mempunyai peningkatan Biaya Opersional Bank lebih besar daripada peningkatan Pendapatan Operasional, sebaliknya rata-rata BOPO terendah ditunjukkan oleh Bank BRI sebesar 66,91 persen. Hal ini menunjukkan bahwa diantara bank-bank yang menjadi sampel dalam penelitian, Bank BRI mempunyai peningkatan Biaya Opersional Bank lebih kecil daripada peningkatan Pendapatan Operasional.
Tabel 5 Posisi BOPO (%) Bank Sampel Penelitian Periode TW I 2013 – TW IV 2017 Tahun TW
NAMA BANK
Rata^0.02 1.09 -0.28 3.16 -0.09
0.10
3.22
0.09 II
3.50
0.07
4.91
0.20
3.23
0.15 1.37 -0.32
3.25
0.03 III 3.43 -0.07 4.86 -0.04
3.25
IV 3.38 -0.05 4.59 -0.27 3.20 -0.05 1.01 -0.08 3.05 -0.11 2015 I 3.31 -0.07 4.21 -0.38
0.19 3.08 -0.06
3.36
0.16
1.08
0.07 2.99 -0.05
II
3.53
0.22 3.89 -0.32
3.54
0.18
1.53
0.45
3.12
1.68
4.70
IV 2.89 -0.24
3.14 II
84.81
0.14
73.10
0.29 Sumber: laporan keuangan publikasi BI dan OJK, data diolah Return On Asset (ROA)
Tabel 6 Posisi ROA (%) Bank Sampel Penelitian Periode TW I 2013 – TW IV 2017 Tahun TW
NAMA BANK
Rata^Rata^ Tren
Mandiri Tren BRI Tren BNI Tren BTN Tren
2013
I
3.33
4.71
2.77
1.76
3.43
0.11
0.10 4.69 -0.02
3.19
0.42 1.57 -0.19
3.22
0.08 III 3.33 -0.10 4.63 -0.06
3.32
0.13 1.53 -0.04 3.20 -0.02
IV 3.32 -0.01 4.51 -0.12 3.14 -0.18
1.58
0.05 3.14 -0.07 2014
I
3.43
0.13 III 3.13 -0.39 3.84 -0.05 1.45 -2.09 1.52 -0.01 2.49 -0.64
3.93
66.91
2.57
0.14
2.46
0.09
1.62
0.11 2.38 -0.02
II
2.35
0.51 3.30 -0.30
2.74
0.28 1.46 -0.15
2.46
0.09 III
0.22 3.28 -0.02 2.66 -0.09
0.06 2017 I 1.84 -0.41
1.49
0.03
2.50
0.04 IV
2.65
0.08 3.27 -0.01
2.69
0.03
1.51
0.01
2.53
0.03 Rata-Rata 2.97 -0.04 4.08 -0.08 2.82 -0.004 1.47 -0.01 2.83 -0.03
3.60
2.40
0.09
0.07
2.32
0.87 1.44 -0.09
2.64
0.16 2016
I
3.05
0.16
3.97
0.05
2.38
0.06
1.50
2.73
0.01
0.08 II 2.53 -0.53 3.62 -0.35
3.01
0.62
1.57
0.06 2.68 -0.05
III 2.10 -0.42 3.61 -0.01 2.12 -0.89 1.50 -0.07 2.33 -0.35
IV
2.24
0.14 3.46 -0.15
2.37
0.26
1.51
0.65 71.80 -0.04
0.42
Rata^ Tren Mandiri Tren BRI Tren BNI Tren BTN Tren 2013
63.58
63.58
1.17
62.96
2.38
69.19
2.07
86.55
4.36
70.57
2.50 III
64.77
1.19
0.61 68.57 -0.62
0.30 82.19 -1.09 68.08 -0.59
89.17
2.62
71.52
0.95 IV
64.95
0.18
65.82
2.24
70.63
2.05
89.91
0.74
II
67.12
1.30 2015
0.16
I
63.93
59.93
70.99
80.74
68.90 II 62.17 -1.76
60.46
0.53 67.43 -3.57
83.17
2.43 68.30 -0.59
III
62.32
60.91
0.35 2014 I 62.41 -0.60 60.58 -0.96
0.46 66.69 -0.73
83.31
0.14
68.31
0.01 IV
63.00
0.68
61.54
0.62
66.82
0.13 83.29 -0.02
68.66
72.83
I
68.88
I
78.56
3.33
72.40
0.29
78.06
9.46
84.72
0.13
78.43
3.30 IV 77.13 -1.43
72.41
0.02 74.61 -3.45 83.98 -0.75 77.03 -1.40 2017
80.94
75.13
3.81 68.93 -3.49 73.59 -1.01 82.48 -1.49 76.48 -0.55
II 75.98 -4.95
71.73
2.80 70.49 -3.10
84.13
1.65 75.58 -0.90
III 73.17 -2.82
72.55
0.82
71.02
0.52 83.82 -0.31 75.14 -0.45
IV 71.85 -1.31 72.32 -0.23 70.30 -0.72 83.46 -0.37 74.48 -0.66 Rata-Rata
0.65 III
4.15 68.60 -6.88 84.59 -0.24
64.98
1.22
0.03 65.37 -0.45 69.78 -0.84 89.19 -0.72 72.33 -0.50
II
65.02
0.04
68.04
2.67
70.55
0.77 85.53 -3.66 72.28 -0.04
III
67.75
2.73
69.26
87.41
72.10
16.86 85.40 -0.13
77.45
5.17 IV
70.26
2.51
69.40
0.14 78.59 -8.82
85.84
0.44 76.02 -1.43 2016 I 69.67 -0.59 67.96 -1.44 75.48 -3.11 84.83 -1.01 74.48 -1.54
II
75.22
5.55
Sumber: laporan keuangan publikasi BI dan OJK, data diolah Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata ROA dari keseluruhan bank yang dijadikan sampel sebesar 2,83 persen, dan cenderung mengalami penurunan, hal ini dibuktikan dengan rata- rata tren negatif sebesar 0,03 persen. Rata-rata ROA tertinggi ditunjukkan oleh Bank BRI sebesar 4,08 persen. Hal ini menunjukkan bahwa diantara bank-bank yang menjadi sampel dalam penelitian, Bank BRI mempunyai peningkatan Laba
Bersih Sebelum Pajak (ROA) lebih besar daripada peningkatan Total Aset. Sebaliknya, rata-rata ROA terendah ditunjukkan oleh Bank BTN sebesar 1,47 persen. Hal ini menunjukkan bahwa diantara bank-bank yang menjadi sampel dalam penelitian, Bank BTN mempunyai peningkatan Laba Bersih Sebelum Pajak (ROA) lebih kecil daripada peningkatan Total Aset.
0.75 2016 I 22.10 -0.02 28.53 -0.22 15.09 -0.86
1.64 13.98 -0.96 15.19 -1.04 2017 I 9.90 -2.38 19.17 -1.32
14.02
IV 12.28 -1.24 20.49 -3.58
III 13.52 -4.70 24.06 -3.22 12.39 -5.25 14.94 -1.00 16.23 -3.54
2.54 15.95 -0.01 19.77 -0.65
17.63
II 18.22 -3.88 27.29 -1.24
1.07 20.42 -0.01
15.95
20.43
0.15
6.37 14.89 -0.68
15.95
IV 22.12 -1.83 28.75 -0.85
0.41 19.67 -4.30
15.57
1.94 III 23.95 -3.28 29.59 -1.00 9.59 -13.31
23.97
4.47
15.16
0.44
14.18
16.40
0.56
19.24
Sumber: laporan keuangan publikasi BI dan OJK, data diolah Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata ROE dari keseluruhan bank yang dijadikan sampel sebesar 20,51 persen, dan cenderung mengalami penurunan, hal ini dibuktikan dengan rata- rata tren negatif sebesar 0,46 persen. Rata-rata ROE tertinggi ditunjukkan oleh Bank BRI sebesar 28,27 persen. Hal ini menunjukkan bahwa diantara bank-bank yang menjadi sampel dalam penelitian, peningkatan Laba Bersih Setelah Pajak
0.48 16.17 -0.01 Rata-Rata 21.12 -0.65 28.27 -0.95 18.19 -0.21 14.46 -0.03 20.51 -0.46
16.20
0.02
15.34
0.39 IV 14.31 -0.14 18.82 -0.41
16.18
1.12
15.73
0.07 15.32 -0.49
0.87
2.42 14.91 -0.28
14.45
0.88 III
15.79
1.63 14.61 -1.80
15.80
0.00
19.16
3.68
13.58
II
22.89
30.60
Return On Equity (ROE)
2.14 14.30 -2.53 24.60 -0.34
I
0.47 23.76 -0.01 2014
14.50
0.35 32.89 -0.84 21.90 -0.01
25.75
IV
0.36 14.03 -0.27 23.76 -0.84
21.90
III 25.40 -0.67 33.72 -2.76
21.55
0.84 32.83 -0.06
24.94 II 26.07 -0.52 36.48 -0.46
16.82
19.41
36.95
26.59
I
2013
NAMA BANK
Rata^ Rata^ Tren Mandiri Tren BRI Tren BNI Tren BTN Tren
Tabel 7
Posisi ROE (%) Bank Sampel Penelitian
Periode TW I 2013 – TW IV 2017 Tahun TWBerikut ini posisi ROE pada periode penelitian.
26.59
21.99
2.30
0.20 31.22 -0.32 21.73 -0.43 9.86 -0.51 21.89 -0.27 2015
27.23
0.14 II
22.03
0.83
10.69
0.71
22.45
0.19 30.04 -1.18
24.93
I
24.74
0.10
IV
III 24.54 -1.51 31.54 -2.46 22.17 -0.39 10.37 -3.03 22.16 -1.85
0.56 13.40 -2.41 24.00 -0.31
22.56
1.17
34.00
0.55 II 26.05 -0.54
24.31
1.32
15.82
(ROE) Bank BRI lebih besar daripada peningkatan Modal. Sebaliknya, rata-rata ROE terendah ditunjukkan oleh Bank BTN sebesar 14,46 persen. Hal ini menunjukkan bahwa diantara bank-bank yang menjadi sampel dalam penelitian, peningkatan Laba Bersih Setelah Pajak (ROE) Bank BTN lebih kecil daripada peningkatan Modal.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Berikut ini posisi CAR pada periode
penelitian.0.37 16.50 -0.47 18.59 -0.33
22.91
0.85 21.88 -0.22 18.39 -0.91 20.60 -1.47 20.87 -0.44 2017 I 21.36 -1.27
22.63
2.73 IV
21.31
5.57
22.07
2.61 19.30 -0.57
22.10
3.29
21.78
III
19.87
19.36
1.01 II 18.48 -0.12 19.49 -1.10
18.91
1.19
16.97
2.06
19.49
0.00
20.59
0.79
18.60
I
0.42 2016
17.90
1.03
0.97 17.73 -2.87 20.34 -0.53
15.78
0.50
JIBOR menggambarkan seberapa besar peningkatan suku bunga yang dapat mempengaruhi komponen suku bunga dasar kredit (SBDK), dan dalam penelitian ini digunakan suku bunga JIBOR 3 bulan. Berikut ini merupakan posisi perkembangan JIBOR bank-bank yang menjadi sampel penelitian dari periode triwulan I tahun 2013 sampai triwulan IV tahun 2017, berikut dengan posisi trennya yang ditunjukkan dengan tabel
Suku Bunga Antar Bank (JIBOR)
Berdasarkan Tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata CAR dari keseluruhan bank yang dijadikan sampel sebesar 18,11 persen, dan cenderung mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan rata-rata tren positif sebesar 0,14 persen. Rata-rata CAR tertinggi ditunjukkan oleh Bank BRI sebesar 19,62 persen. Hal ini menunjukkan bahwa diantara bank-bank yang menjadi sampel dalam penelitian, peningkatan Modal Bank BRI lebih besar daripada peningkatan ATMR. Sebaliknya, rata-rata CAR terendah ditunjukkan oleh Bank BTN sebesar 16,99 persen. Hal ini menunjukkan bahwa diantara bank-bank yang menjadi sampel dalam penelitian, peningkatan Modal Bank BTN lebih kecil daripada peningkatan ATMR.
0.14 Sumber: laporan keuangan publikasi BI dan OJK, data diolah
18.11
0.12 16.99 -0.06
17.51
0.27
19.62
0.21
18.34
0.02 16.97 -1.40 20.03 -0.11 Rata-Rata
19.01
22.17
II 21.11 -0.25 20.86 -2.04 17.95 -1.41
0.43
21.98
0.44 IV
20.15
1.04 18.38 -0.52
18.99
0.81
21.67
0.44
21.55
III
1.16 19.70 -0.64
18.90
1.00
0.32
Tabel 8
Posisi CAR (%) Bank Sampel Penelitian
Periode TW I 2013 – TW IV 2017 Tahun TWIV 15.14 -0.40 17.13 -0.23 15.67 -0.61 16.34 -0.32 16.07 -0.39 2014 I 14.93 -0.22 16.99 -0.13 15.09 -0.58 16.00 -0.34 15.75 -0.32
15.95
0.77 III 16.04 -0.12 18.10 -0.17
16.52
0.09