PENGELOLAAN HUTAN DAl{ DAERAH ALIRAN SUNGAI BERBASIS IIASYARAI(AT: PEMBELAJARAil DARI UUAY BESAI LAMPUl{G

PENGELOLAAN HUTAN DAl{ DAERAH ALIRAN

SUNGAI BERBASIS IIASYARAI(AT :
PEMBELAJARAil DARI UUAY BESAI
LAMPUl{G

LEMBAR PENGESAHAI\
"Tldul

Diversifikasi Hasil Agroforestri di Sekitar Hutan
Sumberjaya dan DAS Way Besai

Penulis

Dr. Christine Wulandari

-I'arusan

Kehutanan

Fakultas


Pertanian Universitas Lampung

Fetrlikasi

Bagian dari Buku "Pengelolaan Hutan dan DAS Berbasis
Masyarakat: Pembelajaran dari Way Besai Lampung"

\o.

978-602-9326-58-1

ISBN

Anugrah Utama Raharja (AURA)

Penerbit

Bandar Lampung, 29


April}Ol5

Mengetahui:

:-n. Dekan
'i\-akil Dekan Bidang Akademik
Penulis,
an Unila,

iyati, M.Agr. Sc.
198703

2402

Ketua Lembaga

Dr. Ir. Christine Wulandari, M.P.
NIP. 19641226 r9%A3 2 001

gabdian kepada Masyarakat


Ti,

!

;i'.lzulfruT,ASl LEt,'3

"S',,.-i+'!
'o-i{'J

I

L

l . : : i'ri-'

r.Pet,,_

4,j"


PENGELOLAAN HUTAN DAN DAEMH ALIRAN

SUNGAI BERBASIS MASYARAI(AT

PEMBELA'AMN DARI WAY
LAMPUNG

:

BESAI

Penulis:
1. Prof. Dr.

lr. lrwan Sukri Banuwa, M.S.

2. Dr. |r.figus Setiawan, M.S.
3. Dr. lr. Christine !(fulandari, M.5.
4. Dr. lr. Slamet B Yuwono, M.S.
5. Dr. lr. ZainalAbidin, M.E.S.

6. Dr. Pitojo Budiono, M.5.
7. Kelik lstanto, S.T., M.T.
8. Dr. lr. lrfan Affandi, M.S.

Editor:

l.

Prof. Dr. lr.Wan Abbas Zakaria, M.S.

2. Dr. lr. Zainal Abidin, M.E.S.

DIPRODUKSI OLEH
BATAI PENGELOIAAN DAEMH ALIMN SUNGAI

WAY

SEIGMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012


SEPUTI H.UUAY

Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.S.
2. Dr. Ir.Agus Setiawan, M.S.

3. Dt. Ir. Christine Wulandari, M.S.
4. Dr. Ir. Slamet B Yuwono, M.S.
5. Dr. Ir. Zainal Abidiru M.E.S.
6. Dr. Pitojo Budiono, M.S.
7. Kelik Istanto, S.T., M.T.
8. Dr. Ir. Irfan A-ffandi, M.S.

PENGELOLAAN HUTAN DAN DAERAH ALIRAN
SUNGAI BERBASIS MASYARAKAT :
PEMBELAIARAN DARI WAY BESAI
LAMPUNG


Editor
1. Prof. Dr. Ir.Wan Abbas Zakaria, M.S.
2. Dr. Ir. Zainal Abidin, M.E.S.

Penerbit
Anugrah Utama Raharja (AURA)
printing & publishing,

ANGGOTAIKAPI
Alamat
}l. Prof. Dr. Soemanhi Brojonegoro, Komplek Unila
Raja Basa Bandar Lampun g 08128L4302ffi
wrou. aur a-pub li shin g. com

Cetakan: Mei 2013

ISBN : 978{02-9326-58:l

Hak Cipta dilindungi Undang-undang No. 19 tahun 2012
Dilarang memperbanyakr/memperluas dalam bentuk apapun

tanpa izin tertulis dmi Auraprinting & publishing

Proyek SCBFWM (Strenglhening Community Based Forest
Managemenf) merupakan proyek yang dikelola
Watershed
and
oleh Direktorat Perencanaan dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai,

Direktorat Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan

Sosial,

Kementerian Kehutanan Republik lndonesia. Proyek ini mendapat
pendanaan dari United Nations Development Programme dan
6 lo ba I Env iron m enta I FaciI ities.

Buku berisi tentang Pembelajaran Penguatan Pengelolaan
Hutan dan Daerah Aliran Sungai Berbasis Masyarakat merupakan
semacam "catatan" dari pihak-pihak yang pernah dan sedang
menjadi bagian dari Proyek SCBFWM sejak proyek ini digulirkan

pada tahun 2010 yang lalu. Dalam buku ini, diuraikan tentang
latar belakang proyek, keadaan wilayah temPat proyek SCBFWM
bekerja, catatan-catatan tentang program hibah kecil, Hutan
Kemaryarakatan, Model Agroforestry, Jasa Lingkungan, Jasa Air
Bersih Berbasis Masyarakat, serta Pemetaan Partisipatif. Buku ini
diakhiri dengan semacam refleksi pembelajaran.
Buku ini merupakan kerja bersama dari berbagai pakar
dari Universitas Lampung serta Politeknik Negeri Lampung,
Regional Fasilitator, Fasilitator Lokal, serta pandangan dari
internal BP DAS Way Seputih Way Sekampung. Kerja sama ini
membutuhkan kebersamaan parapihak sehingga karya tulis
dokumen ini dapat terwujud. Untuk itu, sebagai Kepala BP DAS
WSS, saya pertama-tama mengucapkan terima kasih kepada:

l.
2.

Direktur Pengelolaan dan Evaluasi Daerah Aliran

Sungai,


Kementerian Kehutanan Republik lndonesia yang mendukung
kegiatan penulisan buku ini.
Project Management Unit yang memfasilitasi bagi terlaksananya dan selesainya buku ini.

lll

EH.sta

11 ffi

barry*

a

pan!*ryaan
ffid
H mdaPat rari Pati

pryddcsanakan


dalarn

Hfr ffi mFUU[/t kami mengharaPfiltr"lF"lran rr'*t61 buku karya ilmiah
{IIp
U lffi ffi p6kar serta bantuan publikasi
b d*Wa lnril pembelajaran ini dapat
hpgtta
6}h furyet pi[rak- Buku ini meruPakan langkah
ffi
dri Urqhhbqkah relanjutnya. Mudah-mudahan
FE
ffi.

IY

Buku ini bersifat unik karena dihasilkan dari para pihak
yang pernah terlibat dan mengetahui tentang sebuah proyek.
Keterlibatan tersebut dicatat dalam sebuah catatan pembelajaran.
Hal ini berarti buku ini merupakan transformasi dari observasi
panca indera kepada bentuk tertulis yang dimanifestasikan dari
proses pembelajaran.

Melakukan penyuntingan dari pengalaman para pihak
yang memiliki latar belakang yang sangat beragam dan memiliki
keunikan tersendiri karena ia membutuhkan sebuah ketekunan
dan "pemahaman" yang substantif atas isi keseluruhan buku ini.
Hal inilah yang menjadikan saya sebagai salah seorang penyunting
menjadi sangat tertantang. 5ebagai ketua penyuntingan, saya
merasa sangat beruntung dapat menjadi pembaca pertama atas
proses penulisan buku ini.
Proses pembelajaran yang dikodifikasikan dalam buku ini

merupakan khasanah berharga atas kerja-kerja yang telah
dilaksanakan proyek SCBFWM (Strengthening Communiry Based
Forest and Watershd Managemenfl. Proyek SCBFWM yang
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah
AIiran Sungai dan Perhutanan Sosial, Kementerian Kehutanan ini
mendapat pendanaan dari UNDP (United Nations Development
Programme) dan GEF (Global Environmental Facilities). Proyek
yang dijalankan dengan periode 2OO9-2O14 saat ini masih dalam
status 3/c jalan sehingga tentunya masih akan ada banyak
pembelajaran-pembelajaran yang lebih lanjut menambahkan
pembelajaran yang saat ini sudah dilaksanakan oleh proyek.
Lokasi proyek memang restriktif pada 5ub-DAS Way Besai,
Kabupaten Lampung Barat.

Melihat substansi tulisan-tulisan yang ada dalam buku ini,
maka buku ini adalah kombinasi antara buku "naratif kualitatif'

\v

namun memiliki bobot ilmu. Naratif kualitatif berarti bahwa buku
ini menguraikan secara rinci ide, gagasan proyek, pelaksanaan,
keluaran, serta harapan kedepan. Dalam konteks ilmu, buku ini
menambah khasanah pengetahuan bagi para pihak dalam rangka
mendeskripsikan langkah-langkah metodik sebuah proyek. Hal ini
mungkin salah satu keunggulan dari proyek SCBFWM ini, karena
selain dilaksanakan dengan metode praktis" namun didasarkan
atas sebuah langkah-langkah metodik yang baik.
Pembelajaran dari pelaksanaan di lapang memberi inspirasi
kepada kami sebagai penyunting bahwa inisiatif proyek yang
memberikan akses besar kepada maryarakat untuk berpartisipasi
merupakan elemen penting sebuah proyek yang baik. Bila dilihat
dari inisiatif masyarakat kecil dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mereka, namun dalam bingkaian konservasi sumberdaya
hutan dan air, dan berbiaya kecil, telah memberi inspirasi tentang
cost effectiveners proyek. Maksudnya, sebuah inisiatif yang
berbiaya kecil pun, dapat memberikan manfaat yang besar dan
ganda yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan terjaminnya kelestarian sumberdaya hutan maupun air sesuai sekali
dengan cita-cita UU No. 19 tahun 2004 pengganti UU No. 19
tahun 1999 tentang Kehutanan.

Tidak hanya itu, pengelolaan hutan dan DAS dipercaya
bukan merupakan domain Kementerian Kehutanan atau Satuan
Kerja Kehutanan, tapi merupakan (seharusnya) kerja bareng yang
sinerji antarpihak. Hal ini terungkap jelas dari tulisan tentang
pembelajaran Daerah Alirari " Sungai Tulang Bawang. Hal ini
merupakan elemen kunci dari seluruh aktivitas proyek SCBFWM
yaitu membutuhkan dukungan para pihak, tidak hanya dilaksana,kan oleh proyek itu sendiri.
Cukup menarik juga pembelajaran bagaimana maryarakat
memanfaatkan sumberdaya air yang cukup melimpah di
catchment area Way Besai secara berkelanjutan seperti untuk
kebutuhan air minum, enerji listrik, maupun untuk aktivitas kolam

vi

keluarga. Hal ini memberi inspirasi begitu fundamentalnya hutan
sebagai penjamin ketersediaan air agar community based water
service dapat tetap berkelanjutan. Dari situ, banyak gagasan
tentang ekonomi sumberdaya alam dan kelembagaan dalam
rangka memahami bagaimana itu bisa terjadi dan bagaimana itu
dapat berkelanjutan. Pertanyaan menggelitik lanjutannya adalah,
apakah kelembagaan masyarakat akan terus dapat menjaga
"fungsi" hutan sebagai pelayan ekologi untuk masa-masa yang
akan datang. Dalam ringkasan pembelajaran buku ini, hal tersebut
belum terungkap secara detail namun itu tentunya menjadi hal
yang menarik dari sisi kajian "ilmu".
Pertanyaan lanjutan adalah dapatkah pembelajaran dari
tulisan ini menjadi bahan untuk replikasi ke wilayah lainnya.

Nah, disinilah letak tantangan terbesar sebuah proyek

pada

umumnya, termasuk proyek SCBFWM. Namun demikian, sebagai
penyunting, saya mengucapkan apresiasi yang tinggi kepada para

penulis yang mengisi buku ini serta kepada proyek SCBFWM
melalui BP DAS Way Seputih Way Sekampung. Semoga serial
tulisan pembelajaran yang lainnya dapat diterbitkan oleh proyek
yang baru ini.
Penyunting,

Prof. Dr. Wan Abbas Zakaria, M.5.

\,11

Hal.
iii

KATA PENGANTAR
PENGANTAR DARI PENYUNTING
DAFTAR

lx

ISI

xiii

DAFTARTABEL

xvii

DAFTAR GAMBAR

xxi

DAFTAR ISTITAH

I.

I
I
4

PENDAHULUAN

l.l. Latar Belakang....
1.2. Tujuan dan Keluaran Proyek SCBFUUM
1.3. Kerja-Kerja SCBFWM
1.4. Manfaat Buku 1ni..............
DAFTAR PUSTAKA
PROFIL sUB-DAs

5

7
7

BE5AI.........

B

Biofisik....
2.1.1.1okasi.................
2.1.2. Perubahan Penutupan Lahan
2.1.3. Potensi Erosi
2.1.4. Areal Lahan Kritis...........
2.1.5. 5endimentasi......
2.1.5. Sumber Daya Air..............

2.1. lnformasi

8
8

I
ll
12
14
15

2.1.7. Jenis dan Penyebaran Vegetasi Alami dan

Buatan.......
2.1.8. Jenis dan Penyebaran Satwa Liar dan
2.2.

Kependudukan

2.3. Community-Based Organization (CBO)
2.4. Kearifan Lokal dan Kearifan Daerah
DAFTAR

PUSTAKA

l8

Ternak..

..

23

28
29
29
30

III. HIBAH KECIL SEBAGAI INSENTIF PENGELOIAAN
HUTAN DAN DAs BERBASIS
3.1. Latar

Belakang....

MASYARAI(AT

3.2.Tujuan dan Keluaran Hibah Kecil...........
3.3. Proses Hibah Keci1...........
3.4. Beberapa Teladan (Best Practices) Pertemuan Hibah

Keci1...........

3.5. Pembelajaran dari Pemberian Hibah

M.

33

33
35

Kecil................ 50

JASA PEIAYANAN AIR BERSIH BERBASIS

MASYARAIGT DI SUB-DAs BESAI, MBUPATEN
TAMPUNG BARAT
4.1. Bentuk-Bentuk Penyediaan Jasa Air Bersih Berbasis
Masyarakat

Model Pengelolaan Air Bersih
4.l.2.Penilaian atas Pelayanan Jasa Air Bersih..........4.2. Biaya-biaya Tra nsa ksi untuk Menjadi Pela nggan
Air Bersih oleh Rumah Tangga Penerima
4.3. Kecukupan Pasokan Air Bersih untuk Keluarga........-.
4.4.Manfaat SosialJasa Air Bersih.........
4.5. Pemanfaatan Kelebihan Air Bersih.........
4.1.1.

4.5. Pembelajaran pada kebutuhan akan kesadaran
kolektif untuk Menghargai Jasa Air Bersih ................
4.7. lmplikasi pada Kebijakan...
4.8. Kesimpulan dan Pembelajaran................
DAFTAR PUSTAKA

v.

31

3l

53

55
55
58
59

60

6l
62

&
65
69
70

PENGELOT AN DAERAH ALTRAN SUNGAI (DAS)
TERPADU SEBAGAI INSTRUMEN PERENCANAAN

DAN KEBIJAI(AN PEMBANGUNAN
5.'1. Latar Belakang

72
72

5.2. Pengelolaan DAS Terpadu sebagai lnstrumen
Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan

76

76
5.2.1. Konsep Pengelolaan DAS Terpadu
5.2.Z.Prinsip Dasar Keterpaduan Pengelolaan DAS... 78
5.2.3. Posisi Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
dalam Perencanaan dan Kebijakan

Pembangunan.........-....

B0

5.2.4.Perencanaan Pengelolaan DAS Terpadu.......... Bl

...........
5.3.1. Kesimpulan.........
5.3.2. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA

87

5.3. Kesimpulan

vL

87
88

..

89

DIVERSIFII(ASI HASILAGROFORESTRY DI SEKITAR

HUTAN SUMBERJAYA DAN DAERAH AURAN
e2
SUNGAT (DAS) WAY 8ESA1.........
93
5.1. Manfaat dan Kerugian Sistem Agroforestry
Pola
di
Sekitar
Alternatif
Aplikasi
Agroforestry
6.2.
95
Hutan DAS Way Besai, Lampung Barat...
lOO
6.3.Aspek EkonomiAplikasiAgoforestry
1O2
6.4. Pendapatan dari Produk Agroforestry
106
6.5. Kesimpulan dan Pembelajaran................
DAFTAR

PUSTAKA

..

VII. KEBUAKAN HKM SEBAGAI MODEL PENGAKUAN
DAN KEKUATAN UNTUK MELESTARIKAN D.{N
MEMBERDAYAKAN MASYARAIGT SEKITAR, HUTAN...

Pendahuluan.........

1O9

I09

7.1.
7.2. Kebijakan HKm di Lampung sebagai Kekuatan

Melestarikan......

Ill

untuk
T.3.lmplementasi Kebijakan HKm dan Program

SCBFWM
7.4. Kesimpulan ...........
DAFTAR PUSTAKA

1O7

113

..

l3l
'132

xt

i

vilr.APL[Gsl

SISTEM INFORMAS| GEOGRAFIS (SlG)

UNTUK MENDUKUNG PENGUATAN PENGELOI.AAN
HUTAN DAN DAEMH ALIRAN SUNGAI (DAS)
BERBASIS

MASYARAIqT

134

B.l. SIC dalam Penguatan Pengelolaan Hutan dan DAS
berbasis

Masyarakat

135

8.2. Pembelajaran Aplikasi 5lG kepada Para Pihak........... 14O
142
8.2.1. Materi Pembelajaran.............

IX.

B.2.z.Hasil Pembelajaran
8.2.3. Kendala dalam Pembelajaran................
8.2.4.Kerangka Pemecahan Masalah
8.3. Kesimpulan dan Pembelajaran................

160

DAFTAR

I5I

PUSTAKA

POTENSI JASA LINGKUNGAN DI SUB DAS 8E5AI........,.
9.1. Pendahuluan.........
9.2. Pendekatan Biaya Perjalanan..
9.3. Keterkaitan Ekowisata dengan Kawasan
Pengembangan Pariwisata.............
9.4.)asa Lingkungan Karbon
9.5. Kesimpulan dan Rekomendasi................
DAFTAR PUSTAKA

149
158

159

152
162
165
167

170
182

I83

x. PEMBETAJAMN,.........

185

INDEX

257

RIWAYA RINGKAS

xlt

PENULIS

............ 266

Hal.

Tabel 2.1. Data Penutupan/Penggunaan Lahan di Catchment
Area Sub DAS Way 8esai...........

Tabel2.2. Laju Erosi di Areal Studi

..........

9
1l

Tabel 2.3. Luas Lahan Kritis di Catchment Area Sub DAS

Way

Besai

..........."......:...--.--.--........... l3

Tabel2.4. Hasil Pengukuran Sedimen di Lima Lokasiyang

Berbeda

'14

Tabel 2.5. Hasil inventarisasi Debit Maksimum (Qmak),
Minimum (Qmin) dan Rasio Debit MaksimumMinimum tahun 2009 di Areal Studi..........

l5

Tabel 2.5. Titik-titik Mata Air dan Potensi Mikrohidro
di Areal 5tudi..........

16

Tabel2.7. Jenis-Jenis Burung di Kawasan 5ub DAS Way

8esai..........

25

Tabel 2.8. Distribusi Penduduk, Sumber Pendapatan,
dan Rumah Tangga Miskin berdasarkan
Kecamaian di Way Besai..........

28

Tabel 3.1. Usaha-usaha yang Dikembangkan Oleh
Kelompok Saat Ini.......

37

Tabel 3.2. Perkembangan Keluaran Hibah Kecil SCBFWM
Lampung,

2O1O-2O12

Tabel4.l. Penilaian Masyarakat atau Pelayanan Jasa Air
Bersih di 5ub DAS Besai

51

59

Tabel4.2. Manfaat Sosial dariJasa Air Bersih untuk
Pelanggan Secara

Keseluruhan

5l

)ml

Tabel 4.3. Ringkasan Manfaat Sosial dari Jasa Air Bersih

untuk Pelanggan Secara Keseluruhan

62

Tabel 7.1. Progress Pemegang ljin Usaha Pemanfaatan
Hutan Kemasyarakatan (lUPHKm) Provinsi
Lampung sampai dengan 2012..........

l'12

Tabel 8.1. Kebutuhan Piranti untuk Materi Konversi data
Perekaman GPS Menjadi Shapefile CIS..............--. 144

Tabel 8.2. Kebutuhan Data dan Piranti untuk Materi
Registrasi dan Digitasi Peta...........
Tabel

144

8.3. Kebutuhan Data dan Piranti untuk Materi
Konservasi Data Shapefile menjadi

(*.kml)

146

Tabel 8.4. Kebutuhan Data dan Piranti untuk Materi
Konversi Data Shapefile menjadi (*.kml)
Tabel

8.5. Penyerapan Materi Pelatihan untuk

Pemerintah

'l4Z

Satuan Kerja
150

Tabel 8.6. Penyerapan Materi Pelatihan untuk Kelompok

Masyarakat

150

Tabel 8.7. Kerangka Pemecahan Masalah dalam Satuan
Kerja Pemerintah
Tabel

8.8. Kerangka

..........

..

l5g

Pemecahan Masalah dalam Kelompok

Masyarakat

Tabel 9.1. Analisis nilai manfaat ekonomi ekowisata Rest
Area berdasarkan kesediaan membayar..

159

164

Tabel 9.2. Analisis nilai manfaat ekonomi ekowisata lntake
DAM PLTA Way Besai berdasarkan kesedlaan

membayar

163

Tabel 9.3. Biaya yang dikeluarkan oleh Pengunjung

Ekowisata

xlv

166

Tabel 9.4. Biomassa pada tanaman yang memiliki tajuk
tinggi .........

173

Tabel 9.5. Biomassa pada tanaman yang memilikitajuk
sedang

175

Tabel 9.6. Biomassa pada tanaman )rang memilikitajuk
rendah

177

Tabel 9.7. Total Biomassa seresah kasar...-------

178

Tabel 9.8. Total Biomassa seresah halus...---..--

178

Tabel 9.9. Biomassa pada Nekrornassit ....-....

179

Tabel 9.10. Estimasi jumlah karbon lrang terrinrpan
Tabel

L.l.

d

lahan .. 180

Koefisien Aliran Permuloand DASTlfarg Bannng

r93

l. Mewujudkan lbordnasi. lntegt-asi,
5i n kron sas i, da n Sinergi Lintar Sdca/ltutani/

Tabel L.2. Tujuan

i

Lem bagaA}Ti ayahdalam
I

nergetotaan DAS -----...-..

210

Tabel 1.3. Tujuan 2. Mewujudkan l(mdisi ttOologi
(-l-ata Air) DAS yang optirnal ndlputi l(rrantitas,
Kualitas. dan Distribusirrlra

213

Tabel L.4. Tujuan 3. Mewujudkan penirgkntan
produktivitas hutan, tanah dan alr dalam DAS."... 214
Tabel L.5. Tujuan 4. Membentuk ketenrbqgaan rnasyarakat
yang mantap dalam kegiatan peqgdolaan DAS.... 215
Tabel L.6. Tujuan 5. Mewujudkan penirlgkatan
kesejahteraan maryarakat ymrg berkeadilan
dan pemba ngunan yang berkdan|utan................ 217
Tabel

L7. Matrik Rencana lmplenrentasi

Kegiatan.....

Pr,ogram dan
221

Tabel L.8. Standar dan Kriteria Penyekngaraan
Pengelolaan

DA5...........-

..

242

Tabel 1.9. standar dan Kriteria Kirrer*r DAS.......................... 244

::::::l$uq.f-.ii,fli.\Ill

GAM

Hal.
Cambar 1.1. Visualisasi Daerah Aliran

Sungai

2

Cambar 2.1. Crafik Perubahan Tutupan Lahan untuk
Pemukiman, Kopi, dan Hutan Tahun 1986,

2002, dan 2OO9

.........

10

Cambar 2.2.Peta Areal Lahan Kritis di Catchment Area Sub

DA5...........

13

Cambar 2.3.Keadaan Sumber Mata Air di Catchment Area
5ub DAS Way 8esai....................

IB

Cambar 2.4.Contoh Vegetasi Hutan (rimba)

20

6ambar 2.5.Contoh Vegetasi Perkebunan (Monokultur).......

25

6ambar 2.6.Contoh Vegetasi Perkebunan (Campuran Multi
Strata)........

22

Cambar 3.1. Diagram Prosedur Persetujuan Hibah Kecil
dengan Metoda Penunjukan Langsung....

34

Gambar 3.2. Produk Olahan KWT MelatiTribudi Syukur......

38

Gambar 4.1. Usahawan Lokal yang Menyediakan Jasa Air
Bersih untuk 36 Keluarga di Komunitas yang
ada di sekitarnya...

56

Gambar 4.2.Skema Jaringan Air Bersih Berbasis Masyarakat
(Abidin, 2011) .........

5B

Gambar 4.3.Distribusi biaya-biaya transaksi menjadi
pelanggan air bersih (n:2Bl) (Abidin, 20ll) .....

60

Cambar 4.4. kolam lkan senagai Pemanfaatan Kelebihan
Pasokan Air Bersih diWay Besai..........

63

6ambar 5.1. Posisi Rencana Pengelolaan DAS Terpadu..........

8l

x\,'tl

6ambar 6.'I. Aplikasi Agrosilvopasture di kampung Tribudi

Syukur

97

Cambar 6.2.Aplikasi Agrosilvopasture di 5umber Jaya........... 100
Cambar 6.3.Produksi Agroforestry yang dihasilkan oleh
Kelompok HKm Bina Wana dan KWT Melati.... .l03
Cambar 7.1. Komitmen dan Dukungan Bupati dalam Cerakan
Penanaman pohon di Lampung Barat Desember

2012..........

114

Cambar 7.2.Apresiasi Masyarakat dalam Pembagian 5OOO
bibit MPTS gratis di Kantor Kecamatan Air

Hitam, Lampung Barat. Desember 2012.............
Cambar 7.3.Mikro Hydro merupakan kombinasi kebiiakan
dan kebutuhan masYarakat yang dibutuhkan
dan berdampak meningkatkan kesadaran

lingkungan.

115

'117

Gambar 7.4. Landscape HKm Rimba Jaya, Pekon Tambak
Jaya, Kec. Way

Tenong..............'.

'.

119

Gambar 7.5.Kejelasan manfaat Program SCBFWM dalam hal
sumber air untuk pemenuhan kebutuhan

keseharian..

121

Cambar 7.6.Komitmen yang kuat dari pejabat dalam
mengaplikasikan

kebijakan'.'.'.....'....

124

Gambar 7.7.Model Analisis Kebijakan (Sumber : Samodra

Wibawa, 1994 :26)

............

128

Gambar 8.1. Pelatihan SlG untuk Satuan Kerja Pemerintah...-.

151

Cambar 8.2.Hasil Pelatihan Konversi Data Perekaman
menjadi 5hapefile.....

152

GPS

Cambar B.3.Hasil Pelatihan tata Letak (Layout) peta) .........

-.

153

Gambar 8.4.Hasil Pelatihan Konversi Data Shapefile menjadi

('t.kml)

xviii

I53

6ambar B.5.Hasil Pelatihan delineasi Batas DAS berdasarkan

SRTM

154

6ambar B.6.Pelatihan dan Pendampingan Kelompok

..
6ambar B.7.CPs Navigasi yang digunalun dalam pelatihan ..
Masyarakat

6ambar B.B.Hasil Pelatihan dan Pendampingan Kelompok
HKm Harapan Lestari dalam Pernetaan

-.

Partisipasi...

156
157

157

Gambar 9.1. Ekowisata Andalan di Sub DAS Besaiyaitu Rest
Area (Gambar Atas) dan lntake DAfd PLTA

..............
DAS Tulang Bawang...

Gambar 9.2.llustrasi Siklus Karbon

174

Gambar 1.1. Peta Administrasi

189

Gambar 1.2. (a) Lahan Kritis di DAS Tulang Bawang
(b) Penanaman l(opi Monokultur Tanpa
Tindakan Konservasi Lahan.........

Gambar 1.3. Perkebunan di DAS Tulang

Bawang.....

19O

l9l

Gambar 1.4. (a) Sub DAS Way Pedada (b) erosi Alur yang

Terjadi

I93

Gambar L.5. Lreal yang terkena banjir saat musim hujan .--.-- 195
Gambar 1.5. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi dalam
Hubungan dengan Pengembangan Program

dengan Pengembangan Program (Model

Ngadiono. 1985 dalam Tim Penyusun RPDAS
Terpadu DAS Tulang Bawang, 2010) ......... --..-.-. 238
Gambar 1.7. Matriks analisis peran dan kelembagaan
pengelolaan DAS Tulang Bawang

-.-- 25O

xx

Anggaran PendapaEn dan Belanja Daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Balai Besar Mlayah Sungai Seputih
Sekampung

APBD

APBN
BBWSS

Badan Penyurluhan Pertanian Perikanan dan

BP3K

Catchment area

Kehutanan
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way
Seputih fukampung
area tangkapan air

cBo

Com m un ity Ba sd Orga n ization

BPDAS WSs

CSR

DAS

DIRPEP DAS dan

DTA
ETM
GAPPOKTAN
GEF
GP5

HAM
HHBK
HKm
IPTEK
JKPP

KK
KPAB

KWT
LSM

MDG
MKTI
PALA

PS

Corporate Socia I Responsibility
Daerah Aliran Sungai
Direktorat Pengelolaan dan Evaluasi
Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial
Daerah Tangkapan Air
Encha nced Thematic Mapper
Gabungan Kelompok Tani
G loba I En viro n m en t Fa cilities
Global Position ing System
Hak Asasi Manusia
Hasil Hutan Bukan Kayu
Hutan Kemasyarakatan
llmu Pengetahuan dan Teknologi
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
Kepala Keluarga
Kelompok Pengelola Air Bersih
Kelompok Wanita Tani
Lembaga Swadaya Masyarakat
Millenium Development Goal
Maryarakat KonservasiTanah dan Air
Participatory Landscape Appra isa I
)ofl

PDAM

Perusahaan Daerah Air Minum

PLTA

Pembangkit Ustrik Tenaga Air
Program Nasional Pemberdayaa n Masyara kat
Perafuran Pemerintah

PNPM
PP

PSAB

PWM
RKPD

RPJM
RPJP

Prcgran Sarana Air Bersih
Partficrt$ory Wa ter M o n i t o ri ng
Renona lkgiatan Pemerintah Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah

SATKER

Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Satuan Xerja

SCBFWM

Strug*nAng Community

lWManagement

SDA

SDM
SDR

stG
SK

SKPD

SRTM

TAHURA
TNBBS

TNWK
UNDP
UU

)ofll

Based Forest and

$rnber Daya Alam
fumber Daya Manusia
S&ncnt Delivery Ratio
Slitem lnformasi Geograf is
&rrat lGputusan
Satuan lGria Perangkat Daerah
$ntttle Rdar Topography Mission
Tarnan Hutan Rakyat
Tarnan Narional Bukit Barisan Selatan
Tannn Nasional Way lGmbas
LM tkions Development
Urdar6.Undang

Air Bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi ryarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak.

Agroforestry adalah salah satu teknologi dalam optimasi
pemanfaatan lahan pada suatu arealDAS adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh topografi secara
alami, sehingga setiap air yang jatuh dalam daerah tersebut akan
mengalir melalui satu titik pengukuran yang sama.
F'{utan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan

berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang
lainnya tidak terpisahkan.
Kehutanan adalah sistem peni,urusan yang bersangkut paut
dengan hutan, kaurasan hutan, dan hasil hutan yang
diselengga raka n secara terpadu-

Hutan kemaryarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan
utama nya untuk memberdayakan nnqyarakat ta npa mengganggu
fungsi pokoknya.

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindunpn sistern penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,
mencegah intrusi air laut. dan rnernelihara kesuburan tanah.
SlG adalah merupakan alat yang apat digunakan untuk mengelola

(input, manajemen, dan oufprt) data spasial atau data yang
bereferensi geografis.

Taman nasional adalah kaurasan pelestarian alam

yang

mempunyai ekosistem asli, dikelota dengan sistem zonasi yang
dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikaan, penunjang budidaya tumbuhan dan atau satwa,
pariwisata dan rekreasi.
)o(lll

DIVERSIFIKASI HASIL
AGROFORESTRY

DI SEKITAR HUTAN

SUMBERJAYA DAN DAERAH AL]RAN

suNGAr (DAS) WAY BESAY
Oleh: Christine Wulandari
Maqyarakat menyadari bahwa untuk mendapatkan hasil

dari hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu memerlukan
waktu yang cukup lama, di sisi lain keperluan masyarakat berupa
bahan pangan tidak dapat ditunda. Terbukti bahwa di lapangan
banyak ditemukan masyarakat yang mempraktekkan agroforestry

walaupun masih secara tradisional atau pola pertaniannya
sederhana, dan sebagian besar produknya untuk memenuhi
kebutuhan sendiri (subsistence).

Agroforestry adalah salah satu teknologi dalam optimasi
pemanfaatan lahan pada suatu areal. Kombinasi dalam
penanamannya, 2 (dua) komoditas atau jenis tanaman dapat
dilakukan secara simultan atau bergantian. Sebenarnya,
agroforestryadalahgabungandari bidang kajian ilmu kehutanan
dan agronomi, serta memadukan usaha kehutanan dan
pembangunan pedesaan untuk menciptakan keselarasan antara
intensifikasi pertanian dan pelestarian hutan (Michon dan de
Foresta, 1997). Menurul Wulandari (2011), didalamnya termasuk
kombinasi dengan tanaman obat-obatan, usaha peternakan dan
perikanan serta temak lebah madu. Pengembangan implementasi
agroforestry pada suatu wilayah diharapkan akan bisa

92

melestarikan sumberdaya hutan, mencegah perluasan lahan kritis
dan terjadinya kemerosotan kesuburan tanah.

Dengan demikian. jika teknologi agroforestry
diimplementasikan secara tepat oleh masyarakat Kecamatan
Sumberjaya maka akan berperan melestarikan lingkungan hidup,
baik kelestarian hutan maupun Daerah Aliran Sungai (DAS) Way

Besai. Diharapkan agroforestry yang dipraktekkan di suatu
wilayah akan dapat menunfang perekonomian masyarakat di
pedesaan atau perkampungan. Terlebih jika hasil-hasilnya
didiversifikasi sehingga akan nreningkatkan rnacam produk yang
akan dipasarkan. Hal ini akan teriadi apabila masyarakat atau
kelompok petani agroforestry yarg tingal di Sumberjaya dapat
membuat rancangan pola agroforestry di wilayah kelolanya
secara swadaya untuk mendukurg l*idestarian hutan dan DAS
Way Besai. Jika dikelola sec;lrir nraaaya rnaka maryarakat akan
mempunyai rasa memiliki dan tanggungiau/ab yang lebih tinggi
terhadap implementasi pragt-arn agroforestry yang mereka
lakukan dibandingkan jika pengelolaarurya dfukung dengan dana
bantuan pemerintah atau pihak

hin

n diaplikasikanryra tetmlogi agroforestry di sekitar
DAS Way Besai maka unsur hara y:arg teroxi ke dalam lapisan
tanah akan bisa diserap oleh alcr tanarnan kayu-kayuan yang
kemudian mengalami daur ularqg rneleumti ranting dan daun
yang melapuk. Apabila teknik agroforestry diaplikasikan maka
sistem perakaran tanamannya letih dalam dan infiltrasinya
Denga

meningkat serta dapat menyimpan air dalam tanah dengan lebih
baik.Sisa tanaman yang berasal dari tanarnan pertanian atau pun

kekayuan umumnya akan dikerrhalikan ke dalam tanah
semaksimal mungkin sehingga rcbagiran unsur K Mg, N dan
93

sedikit P bisa digunakan kembali oleh tanaman (Van Noordwijk
dan Hairiah, 1999). Apabila kekayuan yang ditanam masyarakat

adalah tanaman jenis leguminosa, rnaka akan bisa berasosiasi
dengan bakteri rhyzobium dan dapat memfiksasi nitrogen dari
udara sehingga memberikan sumbangan terhadap tanah. Dengan
demikian masyarakat dapat melakukan pengurangan pemupukan
N pada sistem agroforestry bahkan bira ditladakan. Namun,
karena unsur hara P dan K hilang rnaka mutlak dibutuhkan
penambahan kedua unsur ini dalam bentuk pupuk buatan dan
atau bahan organik ftlairiah dan Sunaryo, 1999).

Selama ini

rnaq;amkat

di

Sumberjaya

telah

mempraktekkan agroforestry di lahan kelolanya. Adapun manfaat

Lal (1991), Kang
(1990) dan Young (1994 serta Suprayogaet a/. (2003)adalah
sebagai berikut: fl.) Adanya sumbangan hara dari tanaman kayumengimplementasikan agroforestry menurut

kayuan (terutama dari lenis leguminoceae menyumbangniirogen
kepada tanaman semusim), (2.) perbaikan sifat biologi fisik tanah
karena penambahan batnn organik dalam bentuk seresah atau

mulsa atau daundaunan )rang melapuk terjadi pada lapisan
permukaan tanatr" (3.) erosi akan berkurang jika tanaman kayukayuan ditanam secara rapat berdasarkan garis kontur sehingga
membentuk sabuk hUau, dan (4-) kadang-kadang jadi ada
predator yang akan rnemangsa hama, dan ini artinya terjadi
pengendalian harra reclra biologis.
Disamping ada manfaatnya, menurut Agus (1999),
mengaplikasikan teknologi agroforestry juga ada kerugiannya,
yaitu: (1.) berkurangnya luasan lahan yang ditanami komoditas
pertanian karena ditanami kayu-kayuan dan sebaliknya,
(2.) terjadi kompetisi untuk rnendapatkan hara, air dan cahaya
antara berbagai jenis tanaman yang ditanam secara agroforestry,
(3.) kemungkinan ada allelopathy yaitu pengeluaran zat oleh
94

salah satu jenis tanaman dan mengganggu pertumbuhan tanaman

lainnya, dan (4.) berbagai hama dan penyakit kemungkinan akan

berkembang pada salah satu jenis tanaman sehingga akan
mengganggu jenis tanaman lain. Berdasarkan penelitian pada
salah satu sistem agroforestry di Lampung, Hairiah dan Sunaryo
0999) berpendapat bahwa pengaruh pohon yang merugikan
sebenarnya dapat ditekan, yaitu denpn cara:
l) Mengurangi efek naungan dengan dilakukan pemangkasan
secara teratur selama masa pertumbuhan tanaman semusim,
dan pemangkasan awal hendakrqla dilakukan setelah pohon
berumur minimal 2 tahun, tinggi panglcasan dari permukaan
tanah minimal 50 crn dan frrdnrensi pernangf€ian maksimal 3x
dalam setahun,
2) Memilih jenis pohon dengan lebaran taiuk sedang atau tidak
melebar,

3) Memperlebar jarak antar baris pohon,
4) Memilih tanaman semusim tahan naungan, misalnya talas,
5)

jahe atau jenis empon-empon lainnya, dan
Jarak antar baris dibuat secara tepat agar dapat nrengurangi
persaingan cahaya, air dan udara.

Penanaman berbagai

jenis tanaman tahunan

atau

pepohonan yang dikombinasikan dengan tanaman semusim atau
tanaman lainnya pada suatu lokasi dan waktu secara bersamaan
il:',

:i

ataupun bergilir merupakan pola agrofrestry yang sering dijumpai

di sekitar DAS Way Besai. Pada pola tanam
1;-,

i:
7.
e,

tersebut ada

kemungkinan terjadi interaksi antara kedua jenis tanaman, baik
secara positif (sinergis) maupun negatif (kompetisi). Kompetisi
antara dua jenis tanaman terjadi bila: Kedua (lebih) jenis tanaman

membutuhkan sumber air, hara atau cahaya yang sama atau

:tl

tl

i:
+i
ff:i'

#r
B:

s
ffiH

95

ketersediaan sumber yang dibutuhkanterbatas (Van Noordwijk
dan Hairiah, 1999). Dengan demikian, interaksi negatif juga akan

terjadi ketika pohon atau tanaman semusim berubah jadi inang
atau host hama dan peqakit.
Apabila kombinasi jenis pohon yang ditanam 5esuai
dengan kondisi lokasi, Suprayogo et al. (2003) berpendapat
bahwa keuntungan yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:

l. dapat

memberikan diuersifikasi hasil,

yaitu

dapat

memanfaatkan buah dan i4ga kayrnya,

2. pohon adalah 'rnodal berdrf

rehingga dapat memberikan

jaminan tefhadap kegagalan hadt
3. berpengaruh baik tertndap tata air,
4.

dapat meminirnalisasi afiil tnerquranSi terjadinya suhu
ekstrim, baik di dahm Erah dan dalarn batang dan daun
serta udara, selringga dapat menirrykatkan produktivitas

tanaman pertanian,
5. mengurangi kerusakan

@

tananran penanan akibat hujan

deras,

6. penyimpanan karbon. dan mengurargi eftk nmnh kaca
Khusus untuk lokasi proyek SCBF\IIM di lampng Bar:at,

agroforestry yang dominan dilakukan oletr rlaryaralat adalah
agroforestry berbasis kopi. Penanaman kopi dilakutan masyarakat
sudah tidak dengan cara pembersihan lahan atau perryiangan
yang intensif. Masyarakat sudah melakukan penyiangan terzril
parsial. Bagian yang disiangi adalah berbentuk strip nrelebar
sekitar 30 cm di antara barisan kopi atau berupa lingkaran dengan
jari-jari 60 cm disekeliling tanaman kopi (Agus, et al.,2OO2).
Masyara kat menggunakan kombinasi berbagai jenis polbn
sebagai naungannya baik jenis pohon hutan maupun pohon

buah-buahan. Praktek agroforestry yang dilakukan oleh
masyarakat tersebut sudah tepat karena dengan adanya kombinasi
antara stratifikasi tajuk dan terkumpulnya seresah dari pohon96

pohon anakan

mengura ngi a liran permukaan (atau erosi
permukaan) dan meningkatkan r:,ili:asi tanah. Selain itu
penanaman secara berstrata a