Kelompok Sosial dan agama kelompok (6)

Nita Irawan Anugrah Pratama
Konsep kelompok
Untuk mengklasifikasikan jenis kelompok Bierstedt menggunakan tiga kriteria untuk membedakan
jenis kelompok, yaitu ada tidaknya :
a. Organisasi
b. Hubungan social diantara anggota kelompok
c. Kesadaran jenis
Kemudian Bierstedt membedakan empat jenis kelompok, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Kelompok statistic (statistical group)
Kelompok kemasyarakatan (societal group)
Kelompok social (social group)
Kelompok asosiasi (associational group)

Kelompok yang memenuhi tiga kriteria diatas adalah:
Kelompok asosiasi, yang para anggotanya mempunyai kesadaran jenis, dan menurut Bierstedt
(dengan mengutip pandangan Maclver) pada kelompok ini dijumpai persamaan kepentingan pribadi

(like interest) maupun kepentingan bersama (common interst).
Kelompok social merupakan kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan
berhubungan satu dengan yang lain tetapi tidak terkait dalam ikatan organisasi. Contoh yang
disajikan Bierstedt ialah kelompok teman, kerabat dan sebagainya.
Kelompok kemasyarakatan, merupakan kelompok yang hanya memenuhi satu persyaratan, yaitu
kesadaran persamaan diantara mereka. Di dalam kelompok jenis ini belum ada kontak dan
komunikasi di antara anggota, dan juga belum ada organisasi. Berbeda dangan kelompok asosiasi,
maka menurut Bierstedt kelompok ini dijumpai persamaan kepentingan pribadi tetapi bukan
kepentingan bersama.
Kelompok statistik merupakan kelompok yang tidak memenuhi ketiga kriteria diatas. Kelompok yang
tidak merupakan organisasi, tidak ada hubungan social antara anggota, dan tidak ada kesadaran
jenis. Bierstedt mengemukakan bahwa kelompok ststistik ini hanya ada dalam arti analitis dan
merupakan hasil ciptaan para ilmuwan social. Contoh yang dapat kita sajikan mengenai kelompok
statistic ini ialah, pengelompokan sejumlah penduduk berdasarkan usia dengan interval lima tahun
yang antara lain dilakkukan oleh Biro pusat Statistik (0 -4 tahun, 5-9 tahun dan seterusnya sampai 75
tahun ke atas). Pada anak-anak yang dikelompokan dalam kategori terendah tersebut (yang
kadangkala dinamakan kelompok balita, kelompok usia dibawah lima tahun) maupun dalam kelompok
umur berikutnya tidak dijumpai organisasi, kesadaran mengenai keanggotaan dalam kelompok,
ataupun hubungan social.
Klasifikasi Merton

Robert K. Merton merupakan salah seorang ahli sosiologi yang banyak menulis mengenai konsep
kelompok. Dalam salah satu tulisannya Merton mendefinisiskan konsep kelompok secara sosiologi
sebagai “a number of people who interact with one another in accord with established patterns”
(1965:285). Sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan.

Merton (1965:285-286) menyebutkan tiga kriteria objektif bagi suatu kelompok. Pertama, kelompok
ditandai oleh sering terjadinya interaksi. Kedua, pihak yang berinteraksi mendefinisikan diri mereka
sebagai anggota. Ketiga, pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota
kelompok.
Menurut Merton, dengan mengikuti pandangan tokoh sosiologi seperti Znaniecki atau Parsons,
konsep kelompok harus dibedakan dengan konsep kolektiva (collectivities), yang didefinisikannya
sebagai “people who have a sense of solidarity by virtue of sharing common values and who have
acquired an attendant sense of moral obligation to fulfill role-expectations” (1965:299). Dalam definisi
ini tidak dijumpai unsur interaksi, kriteria yang ditonjolkan ialah adanya sejumlah orang yang
mempunyai solidaritas atas dasar nilai bersama yang dimiliki serta adanya rasa kewajiban moral
untuk menjalankan peranng yang diharapkan.
Konsep lain yang diajukan oleh Merton ialah, konsep kategori social (social categories). Kategori
social adalah suatu himpunan peran yang mempunyai ciri sama seperti jenis kelamin atau usia.
Antara para pendukung peran tersebut tidak terdapat interaksi.


Klasifikasi Kelompok
Durkheim : Solidaritas mekanik dan solidaritas organic
Dalam bukunya The Division of Labor in Society (1968) Durkheim membedakan antara kelompok
yang didasarkan pada solidaritas mekanik, dan kelompok yang didasarkan pada solidaritas organic.
Solidaritas mekanik merupakan masyarakat yang masih sederhana, oleh Durkheim dinamakan
segmental. Dalam masyarakat kelompok manusia tinggal secara tersebar dan hidup terpisah. Masingmasing dapat memenuhi kebutuhan masing-masing tanpa bantuan dari luar. Peran setiap anggota
sama sehingga ketidak hadiran salah satu anggota kelompok tidak mempengaruhi kelangsungan
hidup kelompok karena peran anggota tersebut bias digantikan oleh anggota yang lain.
Yang diutamakan dalam solidaritas mekanik, ialah persamaan perilaku dan sikap. Perbedaan tidak
dibenarkan. Menurut Durkheim seluruh masyarakat diikat oleh kesadaran kolektif, hati nurani
kolektif (collective conscience). Suatu kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan kepercayaan
dan perasaan kelompok, dan bersifat ekstern serta memaksa. Sanksi terhadap pelanggaran ini
bersifat represif, barang siapa yang melanggar solidaritas social akan dikenai hukuman pidana.
Solidaritas organic merupakan solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks-masyarakat yang telah
mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesalingketergantungan antarbagian.
Tiap anggota menjalankan peran yang berbeda, karena kesalingtergantingan maka ketidak hadiran
pemegang peran tertentu mengakibatkan gangguan pada kelangsungan kehidupan masyarakat.
Ikatan utma yang memperssatukan masyarakat bukan lagi kesadaran kolektif atau hati nurani kolektif
(collective conscience) melainkan kesepakatan yang terjalin diantara berbagai kelompok profesi.
Hukum yang dipakaibukan lagi hokum pidana melainkan hokum perdata. Apabila terjadi pelanggaran

terhadap kesepakatan bersama maka berlaku sanksi restitutif, si pelanggar harus membayar ganti
rugi kepada pihak yang menderita kerugian untuk mengembalikan keseimbangan yang telah
dilanggar.
Tönnies : Gemeinschaft dan Gesellschaft

Dalam bukunya Gemeinschaft und Gesellschaft ia mengadakan pembedaan antara dua jenis
kelompok, yang dinamakan Gemeinschaft dan Gesellschaft. Menurut Tönnies:
All intimate, private, and exclusive living together. . . is understood as life in
Gemeinschaft (community). Gesellschaft (society) is public life—it is the world
itself. In Gemeinschaft with one’s family, one lives from birth on, bound to it in
weal and woe. One goes into Gesellschaft as on goes into a strange country
(Tönnie, 1963:33-34)
Gemeinschaft digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim, pribadi dan ekslusif, suatu
keterikatan sejak lahir. Tönnies membedakan tiga jenis Gemeinschaft, yaitu :
1. Gemeinschaft by blood, mengacu pada ikatan kekerabatan.
2. Gemeinschaft of place, ikatan yang berlandaskan kedekatan tempat tinggal serta tempat
bekerja yang mendorong orang untuk berhubungan secara intim satu dengan yang lain,
mengacu pada kehidupan bersama di pedesaan
3. Gemeinschaft of mind, mengacu pada hubungan persahabatan yang disebakan oleh
persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendoronng orang untuk saling

berhubungan secara teratur.
Menurut Tönnies, Gesellschaft merupakan suatu nama dan gejala baru. Gesellschaft dilukiskan
sebagai kehidupan publik yang bersifat sementara dan semu. Perbedaan yang dijumpai antara dua
macam kelompok ini adalah dalam Gemeinschaft individu tetap bersatu meskipun terdapat factor
yang memisahkan mereka, sedangkan dalam Gesellschaft individu pada dasarnya terpisah
kendatipun banyak factor pemersatu.
Tönnies menegmukakan bahwa Gemeinschaft ditandai oleh kehidupan organik, sedangkan
Gesellschaft ditandai oleh struktur mekanik.