Makalah Negara dan Masyarakat Sipil Frea (1)

PENDAHULUAN
Dalam perkembangan sejarah perkembangan perekonomian dunia baik pada
teori maupun praktiknya tidak ada hentinya mengalami pergolakan. Menurut berbagai
litelatur dan dalam diskusi-diskusi saat ini tentang ekonomi dunia para pegiat
ekonomi kerap kali menyebut era saat ini sebagai era globalisasi, pembangunanisme,
neo-liberalisme, dan lain sebagainya. Proses menuju tahapan sekarang ini tidaklah
cepat atau instan. Menurut teori umum perkembangan masyarakat diketahui bahwa
diawal kehidupan manusia atau yang disebut zaman primitif. Dikatakan sebagai fase
komune primitif karena pemenuhan kebutuhan hidup dilakukan dan dinikmati secara
bersama-sama oleh anggota komune dengan alat produksi yang sangat primitif, yakni
penggunaan batu dan tulang sebagai alat kerja dan alam tempat berburu sebagai
sasaran kerjanya. Fase komune primitif lahir dari perkembangan alat produksi yang
masih sangat primitif. Penggunaan batu dan tulang sebagai alat produksi, yang hanya
memungkinkan manusia untuk berburu dan meramu makanan (food gathering) dan
hanya dapat dikerjakan secara kolektif. Hal ini melahirkan cara pandang masyarakat
komune yang sangat bergantung terhadap alam, bagaimana alam mampu
menyediakan kebutuhan hidup bagi suatu komune. Itu sebabnya, ketika alam sudah
tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup suatu komune, maka komune tersebut akan
pindah untuk mencari tempat lain yang masih cukup memenuhi kebutuhan hidup
komune tersebut.
Tahap selanjutnya adalah zaman perbudakan yang mengubah corak produksi

zaman sebelumnya. Kebutuhan akan produksi yang meninggi, juga memaksa

terjadinya persaingan antar komune yang satu dengan lainnya yang kemudian
menyebabkan perang penaklukan serta perebutan wilayah kekuasaan antar komune.
Komune atau suku yang kalah perang kemudian ditawan dan dipaksa menjadi budak
untuk menghasilkan produksi bagi suku yang menang. Daerah komune yang kalah
kemudian dikuasai oleh komune yang menang. Dengan demikian hubungan corak
produksi komune primitif hancur dan digantikan oleh corak produksi baru yaitu
sebuah kehidupan dalam masyarakat yang didasarkan atas hubungan penindasan klas
yang satu terhadap klas yang lain, dalam hal ini antara pemilik budak dan tuan budak.
Dalam fase ini dimulailah apa yang dinamakan dengan pertentangan kelas. Kelas
yang saling bertentangan adalah tuan budak sebagai pemilik budak dengan para
budak yang terus menerus mengalami penindasan. Budak-budak merupakan alat
produksi yang

diharuskan mengerjakan semua kerja-kerja produktif yang

menguntungkan bagi tuan budak. Namun fase ini berjalan penuh dengan kontradiksi
hingga akhirnya acap kali terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh para budak,
seperti apa yang terjadi di romawi yang dikenal dengan Spartacus. Perjuangan keluar

dari ketertindasan yang dilakukan oleh para budak mengalami kegagalan karana para
tuan budak dapat melakukan adaptasi dengan membebaskan para budak dari sistem
perbudakan namun harus tetap bergantung pada sistem bagi hasil dari penggarapan
atas tanah yang dimiliki oleh tuan budak yang kemudian menjadi tuan tanah dan
budak menjadi tani hamba (buruh tani), dengan demikian munculah fase feodalisme.
Fase feodalisme yang merupakan fase dimana kepemilikan tanah hanya dimiliki oleh
para tuan tanah yang mempekerjakan orang-orang lain sebagai penggarap tanah

mereka. Dalam perkembangannya para tuan tanah itu kemudian menjadi raja-raja
kecil yang mengusasi suatu daerah.
Kekusaan yang absolut oleh raja atau tuan tanah menyebabkan para
pedagang-pedagang

tidak

dapat

leluasa

melakukan


aktifitasnya

sehingga

menimbulkan ketidak sukaan kepada para tuan tanah. Hal ini di tunjang oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya yang terjadi pada fase
feodalisme. Puncaknya adalah pecahnya revolusi Perancis dan revolusi industri yang
merebut kekuasaan dari tangan raja dan beralih ke tangan para pengusaha atau
pemilik modal (uang). Fase inilah yang dinamakan fase kapitalisme yang melahirkan
pertentangan kelas baru antara kelas borjuasi (pemodal) dan kelas Proletariat
(pekerja).
Konsep kapitalisme jika dikaji secara teoritik, pada dasarnya berakar dan
bersumber pada pandangan filsafat ekonomi klasik, terutama ajaran Adam Smith
yang tertulis dalam bukunya yang berjudul Wealth of Nation (1776). Seluruh filsafat
ekonomi klasik dibangun di atas landasan filsafat ekonomi liberalisme. Para penganut
teori liberalisme ekonomi percaya pada konsep tentang hak milik pribadi, motiv
mencari untung, perdagangan bebas, dan kompetisi. Dalam kapitalisme sendiri
terdapat ciri yang membedakannya dengan zaman feodalisme, pada kapitalisme
adalah dimana alat-alat produksi hanya dimiliki oleh segelintir orang atau kelompok

saja dan yang lainnya hanya bisa menjual tenaga dan pikiran mereka untuk bekerja
dan mendapatkan upah sebagai imbalan dari tenaga yang dikelurkan oleh mereka.

Dalam zaman kapitalisme yang terus berkembang hingga saat ini yang sudah
mencapai puncak tertingginya (imperialisme) ternyata tidak juga menunjukan sebuah
kemajuan tingkat kesejahteraan masyarakat dunia. Dunia dibawah belenggu
kapitalisme ternyata tidak menjawab permasalahan yang dialami pada fase-fase
sebelumnya yaitu adanya ketimpangan dan sistem yang menindas kelas lain.
Kekuatan kapitalisme yang berada ditangan para pemodal atau koorporasi besar
justru semakin banyak menimbulkan masalah kemanusiaan. Kontradiksi antara
borjuasi dan proletariat semakin memanas bahkan dalam konteks hubungan
kenegaraan juga mengalami kontradiksi. Negara-negara maju dibawah pimpinan
Amerika Serikat merupakan negara kapitalis yang senantiasa melakukan ekspansi
bahkan sampai melakukan invasi terhadap negara-negara yang sedang berkembang
demi memuaskan hasrat mereka untuk dapat mengeksploitasi segala macam sumber
daya dan menjadikan pasar yang cukup baik, serta bertujuan akhir mengakumulasikan
modal mereka.
Konsepsi tentang teori ekonomi kapitalisme merupakan suatu paham yang
berlaku menyeluruh yang dapat berpengaruh langsung kepada sistem lain yang
sedang berjalan. Pengaruh ini tak terkecuali juga melanda sistem politik suatu negara.

Pengaruh yang terdapat pada sistem politik ini merupakan dampak dari bagaimana
mengamankan kepentingan ekonomi kapitalisme. Berkembangnya kapitalisme dalam
sistem ekonomi dunia kontemporer ini juga berbarengan dengan mulai populisnya
sistem demokrasi sebagai sistem politik. Dalam prosesnya, kerap kali para pendukung
kapitalisme melakukan klaim bahwa kapitalismelah yang sejatinya merupkan sistem

yang baik dan paling demokratis. Hal ini diperkuat dengan alasan bahwa kebebasan
berkompetisi dalam pasar dunia merupakan bentuk fenomena yang demokratis dalam
kehidupan.
Keterkaitan antara kapitalisme dan klaim terhadap demokrasi adalah sebuah
hal yang wajar ketika melihat bahwa kapitalisme tidaklah sendirian dalam menguasai
dunia ini. Kapitalisme memiliki lawan ideologis yang juga mencoba menawarkan
sebuah sistem kehidupan baru, lawan-lawaannya ini adalah sosalisme/komunisme
yang kemudian juga menjadi cukup besar pengaruhnya dalam pembangunan sebuah
sistem di negara-negara tertentu dan lainnya adalah anarkisme yang pengaruhnya
cenderung lebih kecil namun cukup eksis dalam pergolakan ini. Sosialisme dan
anarkisme juga mempunya klaim tetang demokrasi menurut versi mereka. Sehingga
sebenarnya demokrasi hanyalah sebuah klaim secara teoritis namun menjadi sesuatu
yang penting ketika klaim itu coba dipraktekan dengan tentu pasti berkiblat kepada
sistem ekonominya masing-masing. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan

mengenai apakah sistem kapitalisme yang sekarang menjadi sesuatu yang menjalar
dan mengakar dalam kehidupan manusia dapat melahirkan suatu iklim yang
demokratis dalam kehidupannya seperti yang oleh para pendukungnya didengungkan
selama ini, atau hanya menjadi sebuah jargon yang sebenarnya tidak pernah terwujud.

RUMUSAN MASALAH
Dengan melihat kondisi objektif masyarakat dunia yang telah terdominasi
sistem kapitalisme yang sudah mengglobal saat ini, maka makalah ini akan mencoba
membahas dan memberi jawaban atas beberapa pertanyaan berikut :
1. Apakah sistem kapitalisme merupakan sistem yang demokratis?
2. Bagaimana kondisi demokrasi di Indonesia saat ini dibawah dominasi sistem
kapitalisme global?
3. Bagaimana dengan Chiapas yang menuju sistem kehidupan yang anarkis?
Apakah disana demokratis?

PEMBAHASAN

Teori Ekonomi Kapitalisme
Teori perubahan sosial modernisasi dan pembangunan pada dasarnya
dibangun di atas landasan kapitalisme. Konsep kapitalisme jika dikaji secara teoritik,

pada dasarnya berakar dan bersumber pada pandangan filsafat ekonomi klasik,
terutama ajaran Adam Smith yang tertulis dalam bukunya yang berjudul Wealth of
Nation (1776). Selain Smith yang mempelopori teori ekonomi klasik, ada pula namanama lain yang masuk kedalam mazhab ekonomi klasik seperti David Ricardo dan
Thomas Robert Malthus. Para tokoh besar dalam pemikiran kapitalisme berpendapat
bahwa sumber kemakmuran dari masyarakat adalah dengan memberikan kewenangan
seluas-luasnya

kepada

pasar,

sehingga

segala

sesuatu

yang

menghambat


perkembangan pasar harus dipangkas. Dalam liberalisasi ekonomi yang nantinya

melahirkan suatu tatanan masyarakat dalam kurungan dunia kapitalistik sangatlah
mengedepankan kompetisi yang individual. Beberapa pandangan dari para ekonom
liberal. Pertama, dalam kehidupan bermasyarakat haruslah berpegang kepada laissezfaire, yakni kepercayaan akan kebebasan dalam bidang ekonomi yang memberi
isyarat perlunya membetasi atau member peranan minimum kepada pemerintah
dalam bidang ekonomi. Kedua, kepercayaan akan ekonomi pasar yang diletakan di
atas sistem persaingan atau kompetisi bebas dan kompetisi sempurna. Ketiga, mereka
percaya pada kondisi ekonomi yang akan berjalan lancar dan selalu akan mengalami
atau dapat beradaptasi jika tidak ada intervensi dari negara.
Kemudian di fase awal kapitalisme ini, ekonomi pasar sangat berkembang.
Fase perkembangan kapitalisme persaingan bebas dimulai sejak 1860-1870. Sesuai
dengan watak dasarnya yang eksploitatif, ekspansif dan akumulatif, perkembangan
persaingan bebas kapitalisme mulai mengalami transisi (1873-1890) ketika sebagian
besar kapitalis kecil dan perusahaan kecil runtuh dan mulai diakuisisi atau dimerger
dengan perusahaan kapitalis besar. Dan sejak 1900-1903 mulai terjadi krisis dimana
kapitalis kecil runtuh dan berkembangnya kapitalisme monopoli yang melakukan
pengakusisian kapitalis kecil oleh kapitalis besar dalam suatu negara, serta pada
dewasa ini bahkan lintas negara. Disinilah


kemudian terjadi disebut fase

imperialisme sebagai tahap tertinggi dari kehidupan masyarakat kapitalistik atau
dapat dikatakan zaman globalisasi.

Logika Kapitalisme

Pemahaman terhadap dunia kontemporer (era globalisasi) akan lebih mudah
jika melihat terlebih dahulu dasarnya yaitu kapitalisme atau logika capital. Logika
kapitalisme sepanjang sejarah terus menerus tumbuh dan berkembang ditunjang oleh
ideology pasar bebas, yaitu kebutuhan terus menerus dan berkelanjutan akan ekspansi
modal kapitalis ke segala tempat untuk mencari pasar yang baru.
Kapitalisme telah mengkoreksi diri untuk efisiensi kapital. Krisis demi krisis
adalah hal yang wajar dalam dunia kapitalistik, sebagai hasil dari kontradiksinya.
Logika modal bersifat liar dan tidak terkendali. Kapitalisme bersifat liar karena
tidaklah mempercayai aturan dan batasan yang membelenggunya. Kalaupun ada
aturan-aturan, itu hanya demi menjaga pertumbuhannya kea rah yang lebih besar lagi.
Perkembangan terakhir dari ekspansi kapitalisme adalah privatisasi sebanyakbanyaknnya dan melakukan konversi terhadap institusi negara menjadi swasta dan
berorientasikan profit.

Kapitalisme yang kini hadir dihadapan kita nampak begitu kuat dan semakin
mapan. Hal ini karena kapitalisme yang merupakan produk dari para pemodal besar
didunia semakin giat melancarkan ekspansinya ke negara-negara di penjuru dunia dan
merasuk kedalam pemerintahan negara untuk dapat mengatur kebijakan dari dalam.
Para kapitalis juga membuat institusi internasional yang mengakomodir segala
macam kegiatan yang berkaitan dengan modal, investasi, bahkan perdagangan.
Kekuatan institusi-institusi ini bahkan melebihi kekuatan negara dalam mengatur
perekonomian.

Kritik Terhadap Kapitalisme
Kapitalisme yang merupakan sistem ekonomi yang didalamnya terdapat
monopoli alat produksi oleh segelintir kelompok saja telah semakin akut menguasai
sistem perekonomian dunia, terlebih pasca runtuhnya Uni Soviet tahun 1991 yang
notabene merupakan negara yang cukup lantang melawan kapitalisme. Hingga saat
ini praktis hanya poros negara-negara amerika latin dibawah kekuatan Kuba saja yang
melakukan perlawanan (counter hegemony) kepada sistem kapitalisme.
Adalah Karl Marx seorang pemikir yang paling antusias dalam melakukan
penelitian atas sistem ekonomi kapitalisme. Pemikiran Marx sangat terpusat pada
struktur kapitalisme dan dampak penindasan terhadap buruh. Secara politis
perhatiannya tertuju pada upaya untuk membebaskan manusia dari struktur

kapitalisme.
Dalam masyarakat kapitalistik orang yang memberikan upah itu adalah
kapitalis. Jelas, bahwa kapitalis adalah yang memiliki dan memonopoli alat produksi.
Untuk dapat memahami kapitalisme secara lebih dalam, maka haruslah dapat
memahami alur kapital terlebih dahulu. Kapital adalah uang yang menghasilkan lebih
banyak uang. Hal ini akan terlihat lebih jelas dengan memerhatikan apa yang menurut
Marx sebagai ”titik tolak kapital” sirkulasi komoditas. Marx mendiskusikan dua ciri
kapital, yaitu Uang → Komoditas → Uang (dengan akumulasi keuntungan) (M1-C-

M2). Sedangkan sirkulasi kedua adalah Komoditas → Uang → Komoditas (C1-MC2)1.
Dalam sirkulasi pertama menjelaskan bagaimana sirkulasi yang dipakai oleh
kapitalis. Komoditas dibeli atau dibuat untuk di jual demi keuntungan bukan untuk
digunakan. Dalam sirkuit kapitalis yang dirujuk oleh Marx sebagai ”memproduksi
untuk menjual”.
Di dalam masyarakat saat ini, kapitalisme merupakan suatu yang mempunyai
nilai lebih. Di dalam kapitalisme sendiri tidak ada pembatasan bagi individu ataupun
kelompok untuk melakukan kegiatan produksi dan juga di sini individu bebas
melakukan kegiatan ekonomi. Penekanan kapitalisme yang lebih condong ke arah
ekonomi memang menjadikan banyak kajian untuk menguraikannya lebih detail.
Pada awalnya kapitalisme memang berasal dari kegiatan yang berbau ekonomi antara
lain tentang bagaimana individu berproduksi untuk menghasilkan suatu barang.
Namun, yang lebih ditekankan Marx bukan hanya cara berproduksi itu tetapi juga
pengaruh yang dihasilkan dari produksi yang mengakibatkan bertambahnya jumlah
kaum proletar.
Tawar-menawar yang menjadi hukum pasar kapitalisme memang banyak
merugikan kaum proletar yang di dalam tatanan masyarakat berada pada level
terbawah menurut pandangan Marx. Dalam susunan kapitalisme pengaruh terbesar
datang dari kaum borjuis sebagai kasta tertinggi dalam masyarakat kapitalis. Marx

1

George Ritzer dan Goodman. 2011. Teori Marxis dan Berbagai Ragam Teori Neo-Marxis. Kreasi
Wacana. Yogyakarta. Hal: 53.

sendiri juga tidak terlalu membenci kaum borjuis, malahan ia kagum akan kinerja
kaum borjuis yang dalam beberapa tahun mampu untuk menghasilkan sebuah tenagatenaga produktif yang dapat menguasai sektor-sektor ekonomi dalam kegiatan
produksi. Memang dalam kenyataannya esensi dari adanya kaum borjuis
menghasilkan kelas-kelas baru dalam masyarakat. Dan ini yang tidak sepaham
dengan apa yang di inginkan oleh Marx.

Pandangan Teori Strukturalis Terhadap Kapitalisme Global
Dasar pandangan strukturalis adalah berasal dari Marx. Dalam pandangan ini
lebih memfokuskan pada dampak yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme yaitu
munculnya dua kelas yang saling bertentangan antara borjuasi dan proletariat.
Dengan adanya konflik dalam stuktur masyarakat kapitalistik ini Marx berpendapat
bahwa hal ini sangat erat kaitanya dengan ekonomi sebagai sumber utama yang akan
mempengaruhi yang lainnya. Analisisnya lebih menekankan pada konflik struktural,
bentuk-bentuk penguasaan dan pemerosotan harkat masyarakat.
Bagi penganut teori ini hubungan-hubungan struktural yang terdapat dalam
kenyataan sosial yang nyata lebih penting ketimbang permasalahan kesadaran yang
dipakai oleh pemikir humanis. Analisis Marx tertuju pada inti ketidakadilan yang
tersembunyi dari hubungan masyarakat dalam sistem kapitalisme. Pandangan Marx
tentang kapitalisme intinya adalah bagaimana eksploitasi dan ketidakadilan struktural

dapat dijelaskan. Tujuan Marx adalah untuk memperjelas aspek sosial dan politis dari
ekonomi dengan memperhatikan hukum gerak ekonomi masyarakat modern2.
Kapitalisme global adalah hasil tertinggi dari perjuangan kapitalisme negara
yang telah menjelma menjadi monster yang maumpu mengalahkan siapapun
musuhnya dan mampu menembus batas-batas dunia. Dalam masa sekarang dimana
kekuasaan perekonomian dunia dikuasai oleh kapitalisme global maka lahirlah
kelompok lebih khusus lagi yang saling berhadapan selain antara borjuasi dengan
proletariat yaitu adalah negara-negara maju dengan negara berkembang atau negara
dunia ketiga.
Dalam struktur produksi sistem ekonomi kapitalis saat ini terdapat
ketimpangan dalam pendistribusian keuntungan yang dilakukan oleh para pemodal.
Para pekerja tidak mendapat sesuatu yang lebih kecuali upah mereka, padahal para
pekerja telah melakukan kerja-kerja produksi dan menghasilkan suatu barang
produksi yang kemudian disebut dengan komoditas yang digunakan untuk dijual oleh
perusahaan demi mendapatkan keuntungan. Dalam masyarakat kapitalistik ini para
pekerja memang benar-benar terasingkan dari apa yang mereka kerjakan bahkan
dengan apa yang mereka hasilkan dari tenaga mereka. Hasil kerja produksi yang
kemudian disebut komoditas itu merupakan barang yang secara absolut dimiliki oleh
para kapitalis sehingga para pekerja juga harus mengeluarkan uangnya untuk
mendaapatkan barang yang mereka sendiri buat.

2

George Ritzer dan Goodman. 2011. Teori Marxis dan Berbagai Ragam Teori Neo-Marxis. Kreasi
Wacana. Yogyakarta. Hal: 168.

Konflik Kelas
Kelas, bagi Marx selalu didefinisikan berdasarkan potensi konflik. Didalam
kapitalisme terdapat konflik kepentingan yang inheren antara orang yang memberi
upah pada buruh dengan buruh yang bekerja dengan menjual tenaganya. Karena kelas
didefinisikan sebagai sesuatu yang berpotensi menimbulkan konflik, maka konsep ini
berbeda-beda baik teoritis maupun historisnya. Ritzer dan Goodman menyatakan
bahwa tidak ada aturan yang pada prinsipnya bisa digunakan untuk mengelompokan
oranh di dalam sesuatu masyarakat tanpa mempelajari interaksi-interaksi yang aktual
di antara proses-proses ekonomi di satu sisi, dan atara proses-proses politis dan
kultural di sisi lain3.
Kelas akan benar-benar eksis hanya jika orang menyadari kalau dia sedang
berkonflik dengan kelas lainnya. Dalam struktur masyarakat kapitalisme terdapat dua
kelas yang saling bertentangan, borjuasi dan proletariat. Kelas borjuasi adalah nama
khusus untuk para kapitalis. Mereka memiliki alat-alat produksi dan mempekerjakan
pekerja upahan. Konflik antara kelas borjuasi dan proletariat adalah bentuk lain dari
kontradiksi material yang sebenarnya. Konflik antara dua kelas dalam sturktur
masyarakat kapitalis ini tidak akan terdamaikan jika tidak melakukan perubahan
menyeluruh dari struktur kapitalisme.
3

George Ritzer dan Goodman. 2011. Teori Marxis dan Berbagai Ragam Teori Neo-Marxis. Kreasi

Wacana. Yogyakarta. Hal: 58.

Kapitalisme Bukanlah Sesuatu yang Demokratis
Dengan melihat bermacam kritik terhadap sistem kapitalisme di atas maka
jelas bahwa kapitalisme bukanlah sebuah sistem yang demokratis dari segi ekonomi.
Motif ekonomi merupakan landasan dari semua motif yang ada dalam kehidupan
seperti motif politik, sosial, budaya, pendidikan, bahkan agama. Dengan kata lain
ekonomi merupakan landasan atau fondasi dari rangkaian sistem yang lainnya. Politik
merupakan salah satu bagian yang penting dalam sebuah kehidupan bermasyarakat.
Namun jika kita mengacu pada determinasi ekonomi yang menjadi buah pikir Marx
maka politik merupakan bangunan atas yang akan sangat terpengaruh oleh keadaan
banguan bawahnya yaitu ekonomi.
Dalam perkembangannya kapitalisme tidak berjalan mulus seperti yang
diharapkan oleh para ekonom borjuis seperti Adam Smith dengan teori tangan-tangan
gaib dan Ricardo dengan teori keunggulan komparatif nya. Bermacam krisis kerap
menerpa system ini, krisis besar 1930 di AS dan Eropa, krisis 1998 di Asia Tenggara,
dan yang terakhir 2007 di AS serta 2010-2011 di Eropa. Krisis yang terjadi ini bukan
saja hanya krisis over produksi namun sudah sampai pada krisis over kapital dimana
masyarakat dunia semakin dimiskinkan oleh hanya segelintir orang. Ketimpangan
demi ketimpangan, kesenjangan demi kesenjangan kian terliah jelas dari hari ke hari.
Seperti apa yang dicatat oleh Resist Institue4 tentang empat statistik ketimpangan :

Tim Pengelola Short Course Resist Institute. 2011. Pengantar Ekonomi Politik.
Resist Institute. Yogyakarta. Hal: 1
4

 Statistik No.1 : kekayaan 359 orang terkaya di dunia setara dengan kekayaan
2,9 milyar orang-orang termiskin di dunia. Terdapat kurang lebih 5 milyar
penduduk bumi dan kita hanya dapat mengambil sebanyak 359 orang yang
terbilang kaya, dimana perkara kekayaan mereka setara dengan jumlah
kekayaan separuh lebih penduduk bumi.
 Statistik No.2 : total kekayaan 3 orang terkaya di dunia bila dagabungkan
sama dengan GDP 48 negara termiskin.
 Statistik No.3 : untuk mengatasi permasalahan penduduk dunia dalam
ketersediaan kebutuhan dasarnya (makan, air, pendidikan, kesehatan) dan
untuk mengatasi kelaparan, kekurangan gizi, dan wabah-wabah penyakit,
yang dibutuhkan hanya 4% dari akumulasi kekayaan 255 orang terkaya dunia.
 Statistik No.4 : untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan dunia, kesehatan dan
makanan, keseluruhan dibutuhkan $ 13 milyar. Jumlah ini setara dengan total
pengeluaran pembelian parfum di Eropa.
Fakta-fakta diatas menunjukan kepada kita bahwa sesungguhnya terdapat
sebuah kontradiksi yang sangat mendasar dalam masyarakat kita saat ini. Sangat
mencengangkan, dimana ditengah-tengah kesejahteraan, kemakmuran, dan kekayaan,
terdapat reproduksi kemiskinan, kesengsaraan yang terus menerus terjadi. Ini adalah
bentuk dan konsekuensi logis dari sistem ekonomi kapitalisme sehingga apa yang
akan terjadi dengan perubahan politik namun tidak didukung perubahan ekonomi
akan menjadikan itu akan sia-sia.
Apakah ini yang dinamakan demokrasi oleh para borjuasi dan sistem
kapitalismenya adalah sebuah fenomena demokrasi yang hanya dinilai dan diukur

dengan kotak-kotak suara dalam pemilihan umum atau kompetisi dalam pasar bebas
yang semu. Tentu saja jawabanya adalah bukan. Demokrasi bukan hanya diukur oleh
kotak-kotak suara saja tapi oleh seluruh aspek kehidupan termasuk dan yang
terpenting adalah kesejahteraan ekonomi.

Kondisi Indonesia Dalam Belenggu Kapitalisme
Semenjak KMB, Indonesia tidak memiliki kedaulatan kembali sebagai
sebuah negara. Kedaulatan digadai atas pengakuan kemerdekaan oleh dunia
internasional. Upaya perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimediasi oleh
Amerika Serikat mendorong Indonesia mengambil pilihan mengakui kalah perang
dan mengganti rugi biaya perang Belanda, mengembalikan aset-aset milik kolonial,
dan melucuti persenjataan lascar-laskar perjuangan rakyat. Praktek menyerahisme
yang dijalankan oleh Hatta dan Syahrir pada waktu itu yang dipercaya mewakili
Indonesia merupakan perwujudan dari sikap anti rakyat yang sebenarnya
menghendaki agar perjuangan anti imperialisme dilakukan secara fundamental.
Pilihan perundingan adalah berjudi diatas harapan berjuta-juta rakyat akan perubahan
mendasar di Indonesia yang bebas dari neo kolonialisme.

Indonesia masuk ke babak baru penindasan neo kolonialisme. Kondisi
tersebut tampak dalam serangkaian kebijakan neo kolonial pasca naikknya orde baru,
dibawah kekuasaan soeharto. Bergulirnya Undang-Undang Penanaman Modal Asing
(UUPMA) 1967, Stabilisasi politik melalui Kebijakan Badan Koordinasi Kampus

(BKK) dan Normalisasi Keadaan Kampus (NKK), serta berbagai kebijakan
privatisasi lainnya. Aturan reaksioner diberlakukan mengkontrol stabilitas politik
dalam negeri. Sebagai syarat bagi masuknya kepentingan system kapitalis di
Indonesia. Memastikan kemudahan untuk melakukan ekploitasi Sumber Daya Alam,
Sumber Daya Manusia dan Jaminan atas pasar. Memastikan system ekonomi negara
imperialis sampai masuk kedalam sendi-sendi perekonomian Indonesia.

Sumber Hidup Melimpah Tetapi Rakyat Sengsara
Pada saat ini Indonesia telah melampaui berbagai babak kehidupan. Diawalawal kemerdekaan di deklarasikan kedaulatan sebuah negara seakan sudah dalam
genggaman seluruh rakyat. Artinya sumber daya alam, kedaulatan menentukan
perkembangan tenaga produktif dan menentukan pasar telah menjadi tabungan untuk
masa depan kejayaan Indonesia. Situasi ini terasa uforianya selama keberanian
Indonesia melakukan proteksi atas masuknya kepentingan negara-negara maju di
bawah kepemimpinan orde lama. Namun seiring naiknya orde baru perayaan
kemerdekaan mengiringi tergadainya kedaulatan Indonesia. Kontrol politik dilakukan
secara reaksioner, menutupi menggunungnya kemiskinan, tindakan perampasan
tanah, pembunuhan aktivis, dan berbagai kejadian reaksi lainnya. Ketergantungan
ekonomi begitu terasa dengan menumpuknya hutang luar negeri Indonesia.
Kerjasama dengan lembaga-lembaga finance capital seperti Word Bank, IMF, dan
CGI terjalin dengan erat.

Perekonomian Indonesia mengikuti skema neo liberalismenya Margaret
teacher dan Ronald Reagen yang menghendaki adanya pasar bebas seluas-luasnya.
Indonesia masuk dalam skema ekonomi politik tersebut, dan dipaksa untuk mengikuti
berbagai aturan kebijakan yang dihasilkan. Puncaknya ketika Indonesia harus
berhadapan dengan krisis moneter di kawasan Asia yang menyebabkan keterpurukan
perekonomian. Situasi yang berujung pada krisis politik yang berujung pada
penggulingan kekuasaan reaksioner Soeharto. Dimana kemudian dikenal dengan
peristiwa reformasi 1998.
Perubahan pasca reformasi tidak begitu baik sebelum reformasi terjadi.
Kebijakan neoliberal masih berjalan di tangan rezim baru. Kebijakan-kebijakan yang
mengabdi pada pasar bebas dan privatisasi kekayaan negara terus saja terjadi.
Imbasnya pencabutan subsidi bagi rakyat menjadi pilihan bagi pemerintah. Berbagai
konsesi disepakati untuk mempermudah eksploitasi atas sumber daya alam. Semakin
intensif terciptanya pasar buruh yang fleksibilitas, melakukan intesifikasi di dalam
dunia industry dengan mengeluarkan aturan PHK dan upah buruh yang ditekan
serendah-rendahnya. Bahkan pondasi sumber-sumber agraria dimonopoli oleh
segelintir pengusaha besar, dengan total lebih kurang 4.370 atau 0,01%, dari
51.260.000 usaha di Indonesia, (Kompas, 14 Agustus 2010). Artinya kekayaan
Indonesia saat ini tertumpu pada segelintir pengusaha besar di Indonesia.
Telah habis negeri ini tergadai dengan menyisahkan derita jutaan rakyat.
Tercatat pada 2009 angka kemiskinan mencapai 32,53 juta jiwa, atau 14,15 %, (BPS
2009). Angka yang masih tinggi jika ukuran kemiskinan itu didasarkan pada

pendapatan masyarakat 2 dollar per hari. Kemiskinan lebih disebabkan karena
jaminan pekerjaan yang layak tidak disediakan oleh pemerintah, terjadinya monopoli
tanah dan pemotongan upah buruh. Hak kuasa atas tanah terkonsentrasi oleh
segelintir orang yang memonopoli dan memanfaatkan tanah untuk kepentingan
ekspor komoditas. Muncul tuan-tuan tanah baru dalam bentuk swata, negara maupun
tuan tanah perseorangan yang secara keberadaan melalui praktek eksploitasinya
menyebabkan meluasnya buruh tani, tani miskin dan pengangguran.
Permasalahan di Indonesia ini telah jelas bahwa Indonesia tidak menerapkan
sebuah sistem yang demokratis dalam sektor ekonomi. Sektor politik di Indonesia
juga mendapatkan imbasnya. Kondisi pemerintahan Indonesia sangat menunjukan
betapa pemerintah saat ini sangat mendukung kebijakan pro kapitalisme, hal ini dapat
terlihat jelas dengan melihat rangkaian kebijakan pemerintah dalam hal
perekonomian seperti UU Penanaman Modal Asing 2007, sistem kerja kontrak, UU
Pengadaan Tanah untuk Pembangunan, hingga yang terkini adalah permasalahan
kenaikan harga BBM dan masih tergabungnya Indonesia dalam lembaga-lembaga
keuangan dan perdagangan internasional seperti WTO, World Bank, IMF, dan ADB
yang secara jelas memiliki program meliberalisasi dan memprivatisasi sektor-sektor
publik di Indonesia. Dalam sektor pendidikan terdapat UU Sistem Pendidikan
Nasional, UU Pendidikan Tinggi, dll. Sementara sektor Politik di Indonesia yang
menurut pemerintah menerapkan sebuah pemilihan umum yang langsung dan sistem
demokrasi ternyata hanya sebuah angan. Masyarakat dalam hal ini hanya dijadikan
objek yang digunakan sebagai massa pendukung yang dibiarkan tetap bodoh dan

memiliki kesadaran palsu yang terus dijaga, efeknya adalah pemilihan umum yang
dilakukan kerap hanya menjadi ajang penggalangan suara bisu rakyat lewat kertaskertas pemilihan.

Chiapas Dalam Pergolakan Menegakan Demokrasi
Chiapas yang merupakan daerah pedesaan dan pegunungan merupakan negara
bagian terkaya sekaligus termiskin di Meksiko. Terkaya dalam hal ini adalah
kekayaan akan sumber daya alamnya yang sangat melimpah namun disisi lain
merupakan daerah termiskin karena tingkat kesejahteraan rakyatnya yang rendah.
Khususnya dalam hal ini, masyarakat adat di Chiapas yang berkat adanya Globalisasi,
pasar bebas dan NAFTA mereka harus dipaksa kehilangan tanah tempat tinggal
mereka dengan jargon kapitalisme “agar lebih kondusif bagi pasar.” Tindakan ini
diambil secarasepihak oleh Presiden Carlos Salinas de Gortari semenjak
negara Meksikomasuk sebagai anggota NAFTA, ia mengubah system
kepemilikan tanah di Meksiko dengan mengamandemen pasal 27 UUD 1917 yang
isinya menjamin keberadaan ejido atau tanah komunal masyarakat tanpa bisa diganggu
gugat.

Dengan

amandemen

ini

berarti

tanah

komunal

sekarang

bebas

diperjualbelikan, sehingga masyarakat adat yang tadinya memiliki tanah tersebut
dengan mudah dapat digusur. Selain penghapusan reforma agrarian, langkah-langkah
pro terhadap pasar lainnya secara jelas mencakup liberalisasi dan privatisasi. Delapan
persen BUMN dijual kepada swasta. Perusahaan-perusahaan swasta dalam sector
pertanian dan perkebuanan maupun pertambangan menjadi leluasa masuk dan

membuka perusahaan di Chiapas. Dengan menggunakan mesin-mesing canggih dan
teknologi terkini maka sudah jelas sangat mengkebiri posisi petani adat dalam
melakukan produksinya. Hal ini akan diperparah dengan sebuah konsekuensi logis
berupa pemangkasan subsidi bagi sektor-sektor publik yang dianggap tidak produktif.
Padahal sebelum NAFTA berlaku pun, angka-angka statistik Chiapas sudah
mengerikan. Separuh dari 3,5 juta penduduknya tidak punya air layak minum, dua
pertiganya tidak memiliki saluran pembuangan. Meski 55% tenaga hidroelektrik dan
20% tenaga listrik Meksiko dihasilkan oleh Chiapas, namun hanya sepertiga rumah
disana yang dialiri listrik. 12% rumah beratap kardus.12 ribu komunitas tidak punya
sarana trnasportasi apapun selain jalan setapak (hanya dua pertiga jalan di Chiapas
yang punya jalan aspal).72% anak putus sekolah sebelum kelas satu SD, lebih dari
separuh sekolah hanya memberi pengajaran sampai kelas 3 SD, itupun dengan guru
yang hanya satu dan yang gajinya harus diambil dengan tiga hari jalan kaki. Dalam
bidang kesehatan, 1,5 juta tidak dilayani sarana medis. Untuk setiap 1.000 warga
Chiapas hanya ada 0,2 klinik dan 0,3 ranjang rumah sakit. Ditahun 1994 malnutrisi,
kolera TBC, disentri, dan penyakit lainya yang seharusnya mudah disembuhkan telah
menewaskan 15.000 orang Indian setiap tahunnya5.
Dalam kondisi ini masyarakat Chiapas mencoba mengorganisasikan diri
meraka untuk melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah Meksiko dan
kapitalisme global. Mereka mengorganisasikan diri dengan nama gerakan Zapatista,
gerakan ini terdiri dari masyarakat tani adat dan tentara adat EZLN ((Ejercito
5

Marcos. Bayang Tak Berwajah. Insist. Hal: 1-14

Zapaista de Liberacion Nacional) atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan
“tentara pembebasan nasional Zapatista”. Zapatista menilai bahwa masuknya
Meksiko dalam NAFTA merupakan sebuah proses awal untuk menjual negara dan
isinya ketangan perusahaan-perusahaan dunia. Chiapas yang sebelum disepakatinya
NAFTA sudah merupakan daerah yang amat miskin membaca situasi ini. Zapatista
menganggap globalisasi ini bukanlah jawaban dari tuntutan dan apa yang telah
mereka perjuangkan sejak dulu.sejarah mencatat dimana ada globalisasi dan dominasi
kapitalisme global maka disanalah , masalah akan terjadi, mulai dari masalah
ekonomi hingga lingkungan hidup. Program utama dan paling menentukan dari
sebuah konspirasi besar ini dalah menghapuskannya program reforma agrarian
sebagai bentuk lain yaitu permapasan atas tanah dari masyarakat Chiapas sesuai
dengan amandemen UUD 1917. Dengan amandemen ini berarti tanah komunal
sekarang bebas diperjualbelikan, sehingga masyarakat adat yang tadinya memiliki
tanah tersebut dengan mudah dapat digusur. Selain penghapusan reforma agrarian,
langkah-langkah pro terhadap pasar lainnya secara jelas mencakup liberalisasi dan
privatisasi. Delapan persen BUMN dijual kepada swasta. Perusahaan-perusahaan
swasta dalam sector pertanian dan perkebuanan maupun pertambangan menjadi
leluasa masuk dan membuka perusahaan di Chiapas seperti pertambangan minyak,
listrik, ternak, dan uang. Dengan menggunakan mesin-mesing canggih dan teknologi
terkini maka sudah jelas sangat mengkebiri posisi petani adat dalam melakukan
produksinya. Hal ini akan diperparah dengan sebuah konsekuensi logis berupa
pemangkasan subsidi bagi sektor-sektor publik yang dianggap tidak produktif.

Terus-menerus mendapat perlakuan yang tidakadil inilah maka masyarakat
adat yang tergabung dalam gerakan pemberontakan Zapatista melakukan sebuah
gerakan untuk melawan segala kebijakan dan mencoba mengembalikan kembali hakhak adat yang telah dirampas oleh pemerintahan dibawah naungan kapitalis global.
Chiapas merupakan sebuah komunal besar masyarakat adat yang berusaha melwan
sebuah tawaran sistem pembangunan ala globalisasi dengan menggunakan sistem
pembangunan dan tatanan kehidupan sendiri. Zapatista merupakan sebuah gerakan
demokratis terbesar yang ada sampai saat ini. Secara sikap politik Zapatista merusaha
mengindependenkan Chiapas dari campur tangan meksiko dengan membentuk
struktur organisasi sendiri dengan sistem sendiri pula struktur organisasinya adalah
terdiri dari komune-komune sebagai otoritas tertinggi, lalu ada Subcomandante atau
sebagai juru bicara, dan ada pula kapten-kapten perwakilan setiap komune. Kekuatan
dan otoritas tertinggi benar-benar hanya dimiliki oleh musyawarah dari komunekomune rakyat bahkan EZLN yang merupakan kelompok militer dari gerakan ini saja
tidak bisa mengubah suatu keputusan. “Memerintah Dengan patuh” dan “EZLN
Berjuang Agar Dirinya Tiada” jargon-jargon inilah yang cukup terkenal dari gerakan
revolusioner Zapatista ini yang pada akhirnya dapat membuat tentara Negara
Meksiko mengaku kalah dan pemerintah siap untuk mengembalikan hak-hak
masyarakat adat yang telah dirampas sebelumnya, walaupun kini Chiapas kembali
terdiskriminasi. Ketika dunia pada umumnya menggunakan demokrasi yang semu
maka Zapatista benar-benar menggunakan demokrasi langsung tanpa kotak suara.
Sama juga halnya, ketika dunia sedang repot-repot memperebutkan kekuasaan dan

memusatkan kekuasaan maka Zapatista menyebarkan kekuasaan kepada setiap
individu manusia. Kehidupan berkomunal ini lah yang menyebabkan Zapatista
bertentangan dengan segala macam konsepsi tentang pembangunan ala globalisasi.
Secara kehidupan berekonomi Zapatista sama halnya dengan kehidupan berpolitik,
yaitu masyarakat adatlah yang berhak melakukan proses produksi untuk kehidupan
bersama mereka diatas tanah-tanah adat mereka. Dalam gerakannya ini Zapatista
bukanlah ingin memisahkan diri atau membentuk Negara baru namun Zapatista ingin
mengajak terutama kepada Meksiko untuk dapat mengikuti langkah Chiapas dan
bersama-sama melawan keberadaan kapitalisme global di muka bumi. Kondisi
Chiapas yang mengubah sistem ekonominya yang hampir menuju anarkisme ini yang
akhirnya membuat masyarakat Chiapas menjadi lebih sejahtera dan demokratis.

Demokrasi Langsung Di Chiapas
Demokrasi langsung merupakan sebuah konsep yang berbeda dari demokrasi
parlementer. Demokrasi langsung merupakan persoalan siapa yang mengusulkan ideide dan siapa yang menyetujuinya. Dalam demokrasi parlementer, masyarakat tidak
pernah ditanya gagasan dan idenya. Mereka hanya ditanya soal “setuju” atau “tidak
setuju”. Sedangkan gagasan dan ide telah disiapkan bagi masyarakat. Demokrasi
langsung dilandaskan pada gagasan yang realistis bahwa “masyarakat paham
mengatur dirinya sendiri”. Dalam pandangan ini masyarakat Chiapas tidak butuh
kaum spesialis untuk memberitahu bagaimana menjalankan tempat kerja atau
komunitas. Zapatista berpendapat bahwa yang diperlukan oleh mereka adalah sumber

daya dan hak untuk melakukannya. Sedangkan, demokrasi langsung adalah metode
untuk melaksanaknnya.
Dalam demokrasi langsung, operasi sebuah pabrik, gedung, atau kantor
dijalankan melalui rapat umum seluruh pekerja. Badan ini akan menentukan kondisi
kerja, memilih delegasi pengelola yang setiap saat dapat diganti jika dinilai
kinerjanya tidak maksimal, dan mengorganisir bagaimana kerja dilakukan. Hal ini
dilakukan karena masyarakat adat Chiapas merasa bahwa diri mereka bisa melakukan
kerja untuk menghidupi mereka sendiri tanpa perlu tergantung dari Meksiko dan
kekuatan kapitalisme global.
Dalam perkembangannya dengan demokrasi langsung sebagai metode
pelaksanaanya Chiapas berhasil menujukan kemajuannya dengan adanya gudanggudang komunitas yang berisi bahan makanan, ternak, serta pabrik-pabrik pemenuh
kebutuhan yang dikelola dengan metode demokrasi langsung. Pada tahun 2002
komite pendidikan otonom Zapatista meresmikan sekolah menengah otonom pertama
di Chiapas6. Kondisi ini menjukan dengan tidak menganut sistem kapitalisme Chiapas
dapat mengubah kehidupannya menjadi lebih baik secara ekonomi, sosial, politik,
budaya, dan tentunya menjadi lebih demokratis.

KESIMPULAN
Perkembangan sistem sosial kapitalisme yang dimulai dari kapitalisme negara
dan kini menjadi kapitalisme global merupakan sistem yang terus menerus
6

Marcos. 2005. Kata Adalah Senjat. Resist Book. Hal: 343.

melakukan perubahan-perubahan. Proses adaptasi terus dilakukan oleh para kapitalis
untuk terus menyesuaikan diri dengan kehidupan kontemporer ini. kini kapitalisme
sudah melewati masa persaingan bebas yang digadang-gadangkan sebagai sistem
ekonomi yang paling demokratis pada awal kelahirannya. Saat ini logika kompetisi
sudah tergantikan oleh monopoli dari beberapa kapitalis multi nasional. Monopoli ini
tidak saja atas alat produksi tetapi monopoli pada modal dan juga wilayah jajahannya.
Maka dengan demikian pendiktean akan dunia saat ini semakin terlihat.
Sistem kapitalisme global yang kini menjadi penguasa perekonomian dunia
ternyata tidaklah sehumanis dan demokratis seperti apa yang para kapitalis
kampanyekan. Kelahiran kapitalisme diawalnya ternyata sudah menimbulkan
masalah baru bagi sejarah peradaban manusia yaitu munculnya dua kelas yang saling
bertentangan satu dengan yang lainnya yaitu kelas borjuasi (pemodal) dengan kelas
proletariat. Kedua kelas tersebut berada dalam sturktur masyarakat kapitalistik.
Sehingga dalam perjalannya sering kali mengalami kontradiksi yang tak terdamaikan
Kapitasilme tidaklah humanis karena sistem sosial ini sudah senyatanya
melahirkan dua kelas penindas dan kelas yang tertindas. Sistem ini juga menimbulkan
sebuah konsekuensi logis yaitu eksploitasi besar-besaran terhadap alam bahkan
terhadap manusia (pekerja), bahkan dengan munculnya teori nilai lebih dari Karl
Marx makin jelas watak eksploitatif dan akumulatif dari sistem kapitalisme. Segi
demokratis yang diusung oleh mereka juga tidaklah akan pernah menjadi kenyataan
karena pada dasarnya sistem kapitalisme tidaklah sedikitpun mengandung unsur
demokratis. Teori dependensia menjawab pertanyaan apakah sistem kapitalisme

global merupakan sistem yang demokratis atau tidak, jawabanya adalah tidak, karena
sistem ekonomi kapitalisme memiliki watak ekspansi, eksploitasi, dan akumulasi.
Ketiga watak tersebut menunjukan keserakahan sejati pada tubuh kaptalisme global.
Di Indonesia kondisi ekonomi, sosiologis, politik, dan budayanya juga telah
terkontaminasi dan terdominasi oleh sistem kapitalisme. Kekuasaan modal akan
Indonesia terlihat begitu kuat dan mendominasi. Hal ini dapat terlihat jelas jika
melihat kebijakan-kebijakan pemerintahan Indonesia yang sangat mendukung
eksploitasi terhadap alam dan masyarakat Indonesia yang dilakukan oleh para
borjuasi baik nasional maupun internasional. Hal ini mempengaruhi proses
demokratisasi politik di Indonesia yang hanya menjadikan masyarakat sebagai objek
dari berbagai bentuk kebijakan dan ini adalah konsekuensi dari demokrasi perwakilan
yang dilaksanakan di Indonesia.
Kondisi di Indonesia ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di
Chiapas Meksiko. Di Chiapas mempraktekan sistem demokrasi langsung yang
merupakan demokrasi bersumber dari kehendak rakyat melalui pertemuan dan diskusi
langsung. Kondisi seperti ini terjadi karena sistem ekonomi komunal yang kolektif
yang dijalankan oleh masyarakat adat Chiapas sehingga dapat hidup mandiri tanpa
bersandar pada Meksiko maupun kekuatan modal asing.

DAFTAR PUSTAKA
Budiarjo, Miriam. 1977. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia
Fakih, Mansour. 2009. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta :
INSIST PRESS
Khor, Martin. 2000. GLOBALISASI Perangkap Negara-Negara Selatan. Yogyakarta :
Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas

Marcos . 2003.Bayang Tak Berwaja. dokumen perlawanan Tentara Pembebasan
Nasional Zapatista. Yogyakarta: Insist Press
Marcos. 2005.Kata Adalah Senjata kumpulan tulisan terpilih 2001-2004. Yogyakarta:
Resist Book
Marcos. 2005.Atas dan Bawah: Topeng dan Kehidupan - Komunike-komunike
Zapatista Melawan Neoliberalisme. Yogyakarta: Resist Book
Ritzer, George dan Goodman. 2011. Teori Marxis dan Berbagai Ragam Teori NeoMarxis. Yogyakarta : Kreasi Wacana
Setiawan, Bonnie. 2000. Stop WTO Dari Seattle Sampai Bangkok. Yogyakarta :
Kreasi Wacana
Soyomukti, Nurani.2008. Revolusi Sandinista Perjuangan Tanpa Akhir Melawan
Neo-Liberalisme. Yogyakarta : Garasi
Jurnal :
Pontoh, Coen Husain. 2000. Negara Sebagai Pelayan Modal, Tanggapan Terhadap
Tulisan Ali Sugihardjanto. KRITIK Pembaharuan Sosialisme 3: 141-158.

TUGAS MAKALAH NEGARA dan MASYARAKAT SIPIL
KAPITALISME DAN KLAIM DEMOKRASI
(PERBANDINGAN DUA WILAYAH: INDONESIA DAN CHIAPAS)

Disusun Oleh:
Azmi Fajar Maulana

F1A008034

Hirmaski Indriharto

F1A008026

Annisa Dwi Puspaningtyas F1A008032
Mustika Anggraeni

F1A008051

Endro Puas Ginanjar

F1A008056

Aulia El Hakim

F1A0060

Jurusan Ilmu Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto
2012