TUGAS MATA KULIAH SEMINAR AKUNTANSI MANA

TUGAS MATA KULIAH
SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN

Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Tugas Pengganti Ujian Tengah Semester dalam
Mata Kuliah Seminar Akuntansi Manajemen - Universitas Batam (UNIBA)

Oleh
Muhammad Isa Alamsyahbana
NPM: 84117001

Lecturer : Dr. Yurniwati, SE. M.Si. Ak.CA

Magister Ilmu Akuntansi UNIBA
Tahun 2017

#Studi Kasus Penerapan Activity Based Management dan Konsep TOWS

Dalam Lini Bisnis Budi Daya Jamur Tiram di Kijang – Kab. Bintan
Kerangka Teori:
1. Definisi Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based Management)
Hansen dan Mowen (2009:224) mendefinisikan Activity-Based Management adalah

sebagai pendekatan untuk keseluruhan sistem yang terintegrasi dan berfokus pada
perhatian manajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai bagi
pelanggan dan laba yang dicapai dengan mewujudkan nilai ini tersebut. Hilton et al
(2006:180) mendefinisikan manajemen berdasarkan aktivitas digunakan oleh
manajemen untuk mengevaluasi biaya dan nilai-nilai dari kegiatan proses untuk
mengidentifikasi peluang untuk peningkatan efisiensi.

Sedangkan Samryn

(2002:150) berpendapat bahwa Activity Based Manajement adalah suatu pendekatan
sistem terpadu yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas-aktivitas yang
bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai dengan
menyediakan nilai tersebut. Mulyadi dan Setyawan (2002:614) menyatakan bahwa
ABM adalah pendekatan pengelolaan terpadu dan bersistem terhadap aktivitas dengan
tujuan untuk meningkatkan costomer value dan laba yang dicapai dari penyediaan
value tersebut.
Activity Based Management merupakan suatu konsep yang mengarahkan perhatian
pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan
sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan menggunakan sumber
dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai aktivitas-aktivitas apa

sajakah yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut.
Activity Based Management menata aktivitas untuk memperbaiki nilai produk atau
jasa bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Activity Based
Management menarik ABC sebagai sumber utama informasinya dan berfokus pada
efisiensi, efektivitas proses, dan aktivitas bisnis utama. Dengan menggunakan Activity
Based Management, manajemen dapat menentukan wilayah untuk melakukan
perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau meningkatkan nilai bagi pelanggan.
Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dipakai pelanggan, produk dan aktivitas,

Activity Based Management memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci
keberhasilan perusahaan dan meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Setelah
Stckham valve and fitting menerapkan Activity Based Management, mendesain ulang
komponen-komponen untuk meminimalisasikan biaya produksi dan memodifikasi
peralatan untuk menurunkan biaya.
Cooper dan Kaplan mengelompokkan penerapan Activity Based Management
kedalam dua kategori, Activity Based Management operasional dan Activity Based
Management strategis. Activity Based Management operasional meningkatkan
efisiensi operasi dan tingkat penggunaan asset serta menurunkan biaya. Fokusnya
adalah melakukan sesuatu dengan benar dan melakukan aktivitas dengan lebih efisien.
Penerapan Activity Based Management operasional menggunakan teknik manajemen

seperti aktivitas manajemen, proses rekayasa ulang bisnis, manajemen mutu total,
pengukuran kinerja.
Activity Based Management strategis berusaha meningkatkan permintaan akan
aktivitas dan profabilitas pada efisiensi aktivitas saat ini atau efisiensi aktivitas yang
telah ditingkatkan. Activity Based Management strategis berfokus pada pemilihan
aktivitas yang tepat untuk operasi. Dengan menggunakan Activity Based Management
strategis, perusahaan meningkatkan profatibilitas melalui pengurangan aktivitas yang
tidak menguntungkan penghilangan aktivitas yang tidak penting dan pemilihan
pelanggan yang paling menguntungkan. Penerapan Activity Based Management
strategis menggunakan teknik manajemen seperti perancangan proses, bauran lini
produk pelanggan, hubungan dengan pemasok, hubungan dengan pelanggan. Activity
Based Management menggunakan analisis penggerak biaya, analisis aktivitas dan
pengukuran kinerja untuk memperbaiki operasi.
2. Keunggulan dan Manfaat Activity-Based Management
Blocher et al (2011:132) menjelaskan 2 keunggulan Activity Based Management
yaitu,
1. Activity-Based Management mengukur efektivitas proses dan aktivitas bisnis
kunci dan mengidentifikasi bagaimana proses dan aktivitas tersebut bisa
diperbaiki untuk menurunkan biaya dan meningkatkan nilai bagi pelanggan.


2. Activity-Based Management memperbaiki fokus manajemen dengan cara
mengalokasikan sumber daya untuk menambah nilai aktivitas kunci, pelanggan,
dan metode untuk mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan.
Supriyono (2008:343) menjelaskan Activity Based Management dapat menyediakan
alat bagi manajemen untuk meningkatkan profitabilitas dan kinerja pada berbagai
level organisasi. Tunggal (2010:73), menjelaskan beberapa manfaat dari Activity
Based Management adalah:
1. Menyediakan suatu cara untuk proses berkesinambungan.
2. Memfokuskan pada biaya-biaya penting.
3. Menciptakan suatu hubungan antara biaya-biaya bisnis dan menciptakan nilai.
4. Menyediakan ukuran-ukuran non keuangan.
5. Menyertakan semua fungsi bisnis dalam suatu organisasi.
6. Mengakui peran perubahan perilaku dalam sistem pelaporan.
3. Langkah-langkah Penerapan Activity Based Manajemen
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk penerapan Activity Based Manajement
menurut Muji (2009: 357) adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas.
2. Membedakan antara aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah untuk
produk atau jasa tertentu.
3. Menelusuri arus produk atau jasa melalui aktivitas.

4. Membedakan nilai-nilai waktu dan biaya pada setiap aktivitas.
5. Menentukan keterkaitan antara aktivitas-aktivitas dengan fungsi-fungsi dan lintas
fungsi, membuat arus produk dan jasa lebih efisien.
6. Mengurangi atau meniadakan aktivitas yang tidak bernilai tambah.
7. Menganalisis dua atau lebih aktivitas yang saling berhubungan untuk menentukan
Trade off diantara aktivitas tersebut agar mengarah pada pengurangan biaya.
8. Penyempurnaan berkesinambungan
4. Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan Activity Based
Manajemen
1. Budaya organisasi; Budaya organisasi mencerminkan kerangka berfikir dari
karyawan termasuk prilaku nilai dan keyakinan yang dianut oleh karyawan.

2. Dukungan dan komitmen manajemen puncak; Penerapan ABM membutuhan
waktu dan sumber daya sehingga dukungan dan peran dari manajemen puncak
sangat diperlukan untuk keberhasilan penerapannya.
3. Perubahan proses; Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang
sudah dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses
yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan penerapannya.
4. Pelatihan berkelanjutan; Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
mengikuti pelatihan serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan

kerja mereka yang cepat berubah sangatlah penting
5. Aktivitas
Hansen dan Mowen (2009:41) menyatakan aktivitas adalah unit dasar kerja yang
dilakukan dalam sebuah organisasi dan dapat juga digambarkan sebagai suatu
pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manajer untuk
melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Blocher et al
(2011:205) menjelaskan aktivitas merupakan tugas atau tindakan spesifik dari
pekerjaan yang dilakukan. Aktivitas dapat berupa satu tindakan atau batch dari
beberapa tindakan. Brimson dan Antos (2008:49-53) menjelaskan elemen-elemen
aktivitas adalah : kejadian, transaksi, sumber daya, pemicu biaya, proses aktrivitas,
aturan-aturan bisnis, keluaran.
6. Analisis Aktivitas
Horngren et al (2008:89) mengemukakan analisis aktivitas adalah proses
mengidentifikasi biaya yang tepat dan pengaruhnya terhadap biaya pembuatan produk
atau penyediaan layanan. Atkinson (2006:53) menjelaskan secara spesifik analisis
aktivitas dapat dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu:
1. Identifikasi tujuan proses.
2. Pencatatan aktivitas.
3. Klasifikasi.
4. Perbaikan berkelanjutan.

7. Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tak Bernilai Tambah (Value Added
Activity and Non Value Added Activity)

Hansen dan Mowen (2009:383) mengemukakan aktivitas bernilai tambah adalah yang
diperlukan untuk tetap dalam bisnis. Miller (2008:7) menjelaskan aktivitas bernilai
tambah adalah kegiatan yang dinilai berkontribusi terhadap nilai pelanggan atau
memuaskan kebutuhan organisasi. Hansen dan Mowen (2009:384) mengemukakan
aktivitas tak bernilai tambah adalah semua kegiatan lain diluar kegiatan-kegiatan
bisnis yang tidak penting dan karena itu tidak diperlukan. Miller (2008:7)
menjelaskan aktivitas tak bernilai tambah merupakan kegiatan yang dianggap tidak
memberikan kontribusi terhadap nilai pelanggan atau kebutuhan organisasi itu.
Aktivitas dikatakan mempunyai nilai tambah apabila berupa aktivitas kebijakan yang
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Aktivitas tersebut menyebabkan perubahan keadaan
2. Perubahan keadaan tidak dapat dicapai dengan aktivitas sebelumnya
3. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain dilaksanaan (Hansen dan Mowen,
2012:238).
Aktivitas dapat dikatakan aktivitas tidak bernilai tambah apabila tidak memenuhi
salah satu kriteria aktivitas bernilai tambah diatas. Contoh-contoh aktivitas yang tidak
bernilai tambah adalah sebagai berikut:

1. Membuat penjadwalan: suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber
daya untuk menentukan kapan produk yang berbeda memiliki akses ke
prosesproses (kapan dan berapa jumlah persiapan uang yang harus dilakukan) dan
bagaimana cara memproduksinya.
2. Memindahkan: suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk
memindahkan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi dari satu
departemen ke departemen lainnya.
3. Waktu Menunggu: suatu aktivitas dimana bahan baku atau barang dalam proses
menggunakan waktu dan sumber daya untuk proses selanjutnya.
4. Melakukan inspeksi: suatu aktivitas dimana waktu dan sumber daya yang
digunakan untuk memastikan bahwa produk memenuhi spesifikasi.
5. Menyimpan suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya dimana
bahan baku mentah atau yang dalam kondisi baik disimpan dalam persediaan.
(Hansen dan Mowen, 2012:239).
8. Hubungan Activity Based Manajemen Dengan Efisiensi Biaya Produksi

Penerapan teori Activity Based Management diarahkan untuk mengendalikan
aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan melalui analisis aktivitas,
sehingga dapat diidentifikasi mana yang merupakan aktivitas yang bernilai tambah
dan mana yang merupakan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Karena meningkatnya

persaingan banyak perusahaan berusaha menghapus aktivitasaktivitas yang tidak
menambah nilai karena mereka menambah biaya yang tidak perlu. Sistem akuntansi
suatu perusahaan harus membedakan antara biaya yang menambah nilai dan biaya
yang tidak menambah nilai. Pelaporan biaya yang tidak menambah nilai secara
terpisah memotivasi para manajer untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada
pengkontrolan biaya-biaya yang tidak menambah nilai. Dengan dikontrolnya biayabiaya yang tidak menambah nilai akan menyebabkan hilangnya pemborosanpemborosan biaya, sehingga pada akhirnya akan tercapai efisiensi biaya produksi
(Hansen dan Mowen, 2000:918). Mulyadi (2005 : 378) mengemukakan bahwa
efisiensi merupakan rasio antara keluaran dan masukan suatu proses, dengan fokus
perhatian pada konsumsi masukan.
Deskripsi Objek Studi
1. Gambaran Usaha
Pembudi dayaan jamur tiram di Kampung Pisang - Kijang, Kabupaten Bintan ini
dimulai sekitar tahun 2014. Diinisiasi oleh beberapa orang pemuda tempatan,
yang salah satunya bernama Zainal Abidin, seorang alumni Mahasiswa STIE
Pembangunan Tanjungpinang. Ia dan beberapa orang teman mulai mencari bibit
dan membuat bibit unggul jamur tiramnya dengan melakukan riset dan percobaan
penggabungan bibit lintas daerah. Adapun output bibit unggul yang mereka
gunakan adalah kombinasi antara jamur di daerah Jawa Barat dan daerah Papua,
dan kini dengan bibit yang telah mereka peroleh dan telah di budi dayakan,
menjadikan jamur yang diproduksi memiliki ketahanan yang lebih baik.

Adapun permodalan yang mereka miliki masih menggunakan modal pribadi dari
para pendiri usaha. Walaupun dengan modal yang terbatas, Zainal dan temanteman mampu menghasilkan jamur dengan kualitas yang baik.
2. Aktivitas Usaha
Aktivitas usaha yang dilakukan meliputi:
1. Aktivitas Penyiapan Media, Alat dan Bahan Produksi Jamur
2. Aktivitas Produksi Jamur

3. Aktivitas Pengolahan Jamur
4. Aktivitas Distribusi Jamur
5. Aktivitas Promosi Jamur
6. Aktivitas Evaluasi dan Innovasi
7. Aktivitas Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pembahasan
1. Aktivitas dan biayanya
No
1

Aktitivas
Biaya Aktivitas
Aktivitas Penyiapan Media, Alat dan Bahan Produksi Rp. 9.000.000,-


Jamur
2
Produksi Jamur
3
Pengolahan Jamur
4
Distribusi Jamur
5
Promosi Jamur
6
Evaluasi dan Innovasi
7
Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat
Note: Nilai hanya sebagai perkiraan

Rp. 500.000,Rp. 700.000,Rp. 800.000,Rp. 600.000,Rp. 1.000.000,Rp. 2.000.000,-

2. Analisis Cost Driver
Untuk menelusuri biaya ke masing-masing unit aktivitas, diperlukan suatu penentuan
cost driver. Dengan adanya suatu cost driver yang tepat maka biaya tersebut dapat
dialokasikan secara tepat ke masing-masing unit aktivitas. Karena itu sebelum
membebankan biaya-biaya divisi room ke unit aktivitas yang ada, perlu ditentukan
terlebih dahulu cost driver tersebut.
N
o
1

2

Aktivitas
Aktivitas

Tahap 1
Penyiapan Membangun

Tahap 2

Total

biaya

Aktivitas
Penyediaan Alat Rp. 10.000.000,-

Media, Alat dan Bahan Media Produksi

dan Bahan

Produksi Jamur
Produksi Jamur

Rp. 3.000.000,Masa
tunggu Rp. 500.000,-

Rp. 6.000.000,-

lebih kurang 2
pekan,

dengan

pemantauan
suhu,
kelembapan, dll

(operasional)
3

Pengolahan Jamur

Panen

Rp. 500.000,Jamur, Packaging

Rp. 700.000,-

membersihkan

jamur

sesuai

jamur,

dengan

pengelompokka

kelompoknya

n jamur

(ada

yang

Rp. 200.000,-

ekspor,

pasar

lokal, dan agen)
4

Distribusi Jamur

Dengan

Rp. 500.000,Dengan

Rp. 800.000,-

pengiriman darat pengiriman
ke pasar lokal ekpedisi
dan agen
5

Promosi Jamur

ke

pasar Lagoi

Rp. 500.000
Rp. 300.000
Dengan Offline, Dengan Online
membuat

Rp. 600.000,-

Rp. 100.000,-

branding
Rp. 500.000,Evaluasi berkala

6

Evaluasi dan Innovasi

7

Pembinaan dan

Rp. 700.000,Pembinaan dan Rp. 2.000.000,-

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan

Rp. 300.000,-

Innovasi Produk

Rp. 1.000.000,-

masyarakat
kampung Pisang
Rp. 2.000.000,Note: Nilai hanya sebagai perkiraan
3. Aktivitas Bernilai Tambah dan Tidak Bernilai Tambah
Informasi yang diperoleh dari indikator analisis aktivitas tersebut dapat digunakan
untuk menentukan aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Value added
activity (VA) nantinya akan dipertahankan oleh perusahaan sedangkan non value
added activity (NVA) nantinya dapat digabung dengan aktivitas lain, direduksi
volume aktivitasnya, ataupun dapat dieliminasi. Aktivitas yang tergolong value added
activity (VA) yaitu antara lain sebagai berikut:

1. Aktivitas evaluasi dan innovasi
2. Aktivitas pembinaan dan pemberdayaan masyarakat
3. Aktivitas promosi dengan media online
4. Aktivitas packaging yang memiliki standart tertentu
5. Adanya branding dan merek usaha
6. Aktivitas marketing hingga pasar Lagoi (Inernational)
Adapun aktivitas yang tergolong non value added activity (NVA) yaitu:
1. Aktivitas membangun tempat produksi baru dengan modal sendiri
4. Pengurangan Biaya (Cost Reductions)
Pengurangan biaya ini perlu dilakukan seiring dengan munculnya beberapa aktivitas
tidak bernilai tambah karena aktivitas tersebut nantinya hanya berdampak pada
munculnya biaya yang tidak bernilai tambah yang tentu saja merugikan. Adapun biaya
yang dapat dikurangi dalam kegiatan usaha ini adalah dengan membangun media
jamur dengan menggunakan modal sendiri. Hal inilah yang telah dilakukan oleh
Zainal dan teman-teman, dengan memberdayakan masyakat sekitar, mereka mampu
mereduksi biaya karyawan, biaya pembuatan media dan biaya produksi, sebab dengan
membangun kerja sama bersama warga, maka hasil produksi akan meningkat tanpa
harus mengeluarkan biaya lebih.
5. Konsep TOWS
Threats
1. Mulai bermunculan usaha sejenis di sekitar Kijang dengan harga yang lebih
murah
2. Harga jual jamur cukup tinggi, sehingga belum bisa menyentuh kepada semua
masyarakat
Opportunities
1. Besarnya pasar dan permintaan jamur
2. Mulai diperhatikan oleh pemerintah setempat, sehingga sering diundang dalam
berbagai event daerah
Weaknesses
1. Belum mampu memasok seluruh permintaan
2. Masih memerlukan waktu untuk membina masyarakat

3. Belum adanya teknologi yang lebih muthahir (alat produksi) dalam
pengolahan jamur
4. Biaya delivery yang cukup tinggi
Strenghts
1. Memiliki bibit unggul dan standart produksi
2. Bekerja sama dengan warga sekitar dalam memproduksi jamur
3. Bekerja sama dengan agen-agen pengolah jamur
4. Memiliki branding yang bagus
Kesimpulan dan Saran
Adapun kesimpulan dari studi kasus ini yaitu usaha yang dijalankan oleh Zainal dan temanteman merupakan suatu langkah yang baik dan patut untuk diapresiasi karena dengan adanya
usaha ini, sedikit banyak akan memberikan kemanfaatan di lingkungan sekitar serta mampu
untuk menggerakkan roda perekonomian di kota Kijang. Dalam penerapan Activity Based
Manajement, terlihat berbagai aktivitas yang dilakukan oleh usaha ini, ada yang dapat di
efisiebsikan seperti pembuatan media yang baru dengan modal sendiri, dapat dialihkan
dengan bekerja sama dengan warga setempat. Adapun aktivitas yang harus dipertahankan
karena memiliki nilai tambah seperti kerja sama, juga standar oprasional usaha, perluasan
market, pembentukan agen baru dan innovasi dalam membuat suatu produk.
Adapun saran dari studi kasus ini agar kedepan, jika hendak melakukan penelitian yang
serupa dapat meminta data langsung ke lokasi penelitian serta melakukan pendalaman dan
pengembangan perspektif, sehingga hasil penelitian dapat lebih menyeluruh dan bermanfaat.

Daftar Pustaka:
Atkinson, Anthony. 2006. Management Accounting. Fourth Edition. International Edition.PrenticeHall Inc. New Jersey.
Blocher., Stout., Cokins. 2011. Manajemen Biaya. Edisi 5.Terjemahan. Salemba Empat. Jakarta.
Brimson, James A., Antos, John 2008. An Activity-Based Costing Approach. John Wiley &Sons, Inc.
New York.
Hansen, Don R.,Mowen, Maryane M. 2009. Management Accounting.Edisi 8.Terjemahan. Salemba
Empat. Jakarta.
Hilton, Ronald W., Maher., Selto, F.H. 2006 Cost Managerial: A Strategic for Busines Decision. Third
Edition. McGraw-Hill, Inc. New York.
Horngren, Charles T., Datar, Srikant,M., Foster, George. 2008. Cost Accounting, A Managerial
Emphasis. Twelfth Edition.International Edition.Prentice Hall Inc.New Jersey
Miller, Michael. 2008. Implementing Activity-Based Management in Daily Operations. John Wiley
dan Sons Inc. New York.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.
Supriyono. 2008. Manajem en Biaya: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Cetakan Keempat.
Rajagravindo Persada.Yogyakarta.
Tunggal, Amin Widjaja. 2010. Memahami Konsep Activity Based Management dan Activity-Based
Costing. Harvarindo. Jakarta.

Lampiran Foto

Aneka Variasi Olahan Jamur

Jamur Produksi Bintan Cendawan

Penulis bersama Zainal Abidin dan M. Isa Alamsyah