SOSIALISASI PERPRES NO 19 28 TAHUN 2016

  

SOSIALISASI PERPRES

NO 19 & 28 TAHUN 2016

Surabaya, April 2016 Disampaikan oleh: Arif Sugiharto Kepala Unit MK & UPMP4

  PERPRES NO 19 & 28 TAHUN 2016

KRONOLOGIS PERUBAHAN

  PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 JAMINAN KESEHATAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR

12 TAHUN 2013 JAMINAN KESEHATAN

  Keterangan:

  • Perubahan : 28 pasal & Pasal 24
  • Penambahan baru : 10 pasal
  • Penghapusan : 2 pasal • Pasal yang tidak berubah : TETAP BERLAKU.

PENYESUAIAN IURAN PESERTA

  Penyesuaian Iuran Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)

  Pasal 16 A: Iuran Jaminan Kesehatan Peserta PBI Jaminan Kesehatan serta penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah sebesar Rp 19.225,- per orang per bulan .

  Pasal 16 A: Iuran Jaminan Kesehatan Peserta PBI Jaminan Kesehatan serta penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah sebesar Rp 23.000,- per orang per bulan .

  Perpres No. 12 Tahun 2013 Perpres No. 19 Tahun 2016

  Mulai berlaku pada 1 JANUARI 2016

  Pasal 16 F: Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Bukan Penerima Upah :

  a. Sebesar Rp. 25.500 (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III.

  b. Sebesar Rp. 42.500 (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II.

  c. Sebesar Rp. 59.500 (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I

  Pasal 16 F: Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Bukan Penerima Upah :

  a. Sebesar Rp 30.000,- (Tiga Puluh Ribu Rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III.

  b. Sebesar Rp 51.000,- (Lima Puluh Satu Ribu Rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II.

  c. Sebesar Rp 80.000,- (Delapan Puluh Ribu Rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I.

  Penyesuaian Iuran Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)

  Perpres No. 12 Tahun 2013 Perpres No. 19 Tahun 2016

  Pasal 16 F: Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Bukan Penerima Upah :

  a. Sebesar Rp. 25.500 (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III.

  b. Sebesar Rp. 42.500 (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II.

  c. Sebesar Rp. 59.500 (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I

  Pasal 16 F: Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Bukan Penerima Upah :

  a. Sebesar Rp 25.500,- (Dua Puluh Lima Ribu Lima Ratus Rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III.

  b. Sebesar Rp 51.000,- (Lima Puluh Satu Ribu Rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II.

  c. Sebesar Rp 80.000,- (Delapan Puluh Ribu Rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I.

  Penyesuaian Iuran Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)

  Perpres No. 12 Tahun 2013 Perpres No. 28 Tahun 2016

  Penyesuaian Batas Gaji Paling Tinggi untuk Iuran Pekerja Penerima Upah (PPU)

  Pasal 16 D: Batas paling tinggi gaji atau upah per bulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 2 (dua) kali Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dengan status kawin dengan 1 (satu) orang anak.

  Pasal 16 D: Batas paling tinggi gaji atau upah per bulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar Rp 8.000.000,- (Delapan Juta Rupiah)

  Perpres No. 12 Tahun 2013 Perpres No. 28 Tahun 2016

  

PENAMBAHAN KELOMPOK PESERTA

PPU DAN PENYESUAIAN HAK KELAS

PERAWATAN PESERTA PPU

  PERPRES 12 TAHUN 2013 jo. PERPRES 111 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERPRES 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERPRES 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

  (2) Pekerja Penerima Upah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

  h. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf g yang menerima Upah.

  g. pegawai swasta; dan

  f. Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;

  e. pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

  d. Pejabat Negara;

  c. Anggota Polri;

  b. Anggota TNI;

  a. Pegawai Negeri Sipil;

  PASAL 4

  PASAL 4

  g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf g yang menerima Upah.

  f. pegawai swasta; dan

  e. Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;

  d. Pejabat Negara;

  c. Anggota Polri;

  b. Anggota TNI;

  a. Pegawai Negeri Sipil;

  (2) Pekerja Penerima Upah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

  Penambahan Kelompok Peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) - 1

  Penambahan Kelompok Peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) - 2 PERPRES 12 TAHUN 2013 jo.

PERPRES 111 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERPRES 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERPRES 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

  PASAL 16B (1) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang terdiri atas Pegawai Negeri

  Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan. (3) Kewajiban Pemberi Kerja dalam membayar iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dilaksanakan oleh:

  a. Pemerintah untuk Iuran Jaminan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Pusat; dan

  b. Pemerintah Daerah untuk Iuran Jaminan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Daerah.

  PASAL 16B (1) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang terdiri atas Pegawai Negeri

  Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, pimpinan dan anggota DPRD, dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan.

  (3) Kewajiban Pemberi Kerja dalam membayar iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dilaksanakan oleh:

  a. Pemerintah untuk Iuran Jaminan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Pusat; dan

  b. Pemerintah Daerah untuk Iuran Jaminan Kesehatan bagi bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah, pimpinan dan anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Penyesuaian Hak Kelas Perawatan Peserta PPU - 1

  Perpres No. 12 Tahun 2013 Perpres No. 28 Tahun 2016

  Pasal 23 huruf b angka 4 : Pasal 23 huruf b angka 4: Ruang perawatan kelas II : Ruang perawatan kelas II : Peserta Pekerja Penerima Peserta Pekerja Penerima Upah dan Pegawai Upah dan Pegawai Pemerintah Pemerintah Non Negawai Non Pegawai Negeri dengan Negeri dengan gaji atau gaji atau upah sampai dengan upah sampai dengan 1,5 Rp 4.000.000,- (Empat Juta (satu koma lima) kali Rupiah). penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya .

  Pasal 23 huruf c angka 7 : Ruang perawatan kelas II : Peserta Pekerja Penerima Upah dan Pegawai Pemerintah Non Negawai Negeri dengan gaji atau upah sampai dengan 2 (dua) kali penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak , beserta anggota keluarganya

  Pasal 23 huruf b angka 8: Ruang perawatan kelas I: Peserta Pekerja Penerima Upah dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri dengan gaji atau upah di atas Rp 4.000.000,- (Empat Juta Rupiah) sampai dengan Rp 8.000.000,- (Delapan Juta Rupiah)

  Perpres No. 12 Tahun 2013 Perpres No. 28 Tahun 2016 Penyesuaian Hak Kelas Perawatan

  Peserta PPU - 2 Penyesuaian Hak Kelas Perawatan Peserta

  Perpres No. 28 Tahun 2016 Perpres No. 12 Tahun 2013

Pasal 24 Ayat 1 & 2 & 3:

  • Peserta yang menginginkan kelas perawatan yang lebih tinggi dari pada haknya, dapat

  meningkatkan haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan Peserta yang menginginkan kelas tambahan, atau membayar perawatan yang lebih tinggi dari sendiri selisih antara biaya yang pada haknya, dapat meningkatkan dijamin oleh BPJS Kesehatan haknya dengan mengikuti asuransi dengan biaya yang harus kesehatan tambahan, atau dibayar akibat peningkatan membayar sendiri selisih antara kelas perawatan. biaya yang dijamin oleh BPJS

  • Selisih antara biaya yang Kesehatan dengan biaya yang harus dijamin oleh BPJS Kesehatan dibayar akibat peningkatan kelas dengan biaya atas kelas yang perawatan.

  lebih tinggi dari haknya dapat dibayar oleh : Pemberi Kerja, Peserta yang bersangkutan, Mulai berlaku pada 1 APRIL 2016 Asuransi Kesehatan Tambahan

  • Ketentuan Diatas Dikecualikan

PELAYANAN KESEHATAN

  Penyesuaian Benefit Promotif dan Preventif di Tingkat FKTP - 1

  Perpres No. 12 Tahun 2013 Perpres No. 19 Tahun 2016 Terdapat penyesuaian manfaat berupa penambahan layanan:

  1. IMUNISASI RUTIN (imunisasi dasar + imunisasi lanjutan).

  2. ALAT dan OBAT KONTRASEPSI. Penyesuaian Benefit Promotif dan Preventif di Tingkat FKTP - 2

  Perpres No. 12 Tahun 2013 Perpres No. 19 Tahun 2016 Transfusi darah TIDAK dijamin di FKTP.

  Rencana TL Identifikasi masalah

  1. Telah diberlakukan di Permenkes 99 Meminta adanya masa transisi Tahun 2015 yang berlaku 8 Januari 2016 dalam pemberlakuan penghapusan (tetapi baru dipublish akhir Januari pelayanan darah di FKTP kepada 2016)

  Kemenkes

2. Masih ada pelayanan darah di bulan

  Penambahan Pasal 17A.1 : Denda atas Keterlambatan Iuran dan Penjaminan Pelayanan Rawat Inap

  Pasal 17A.1 ayat 6: Pasal 17A.1 ayat 1: Ketentuan pembayaran iuran sebagaimana Dalam hal keterlambatan pembayaran iuran Jaminan

  dimaksud pada ayat (2) dan denda sebagaimana Kesehatan lebih dari 1 (satu) bulan sejak tanggal 10, dimaksud pada ayat (3) dikecualikan untuk Peserta penjaminan peserta diberhentikan sementara yang tidak mampu yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang.

  Pasal 17A.1 ayat 3: Dalam waktu 45 (empat puluh lima ) hari sejak Pasal 17A.1 ayat 6:

  status kepesertaan aktif kembali , Peserta wajib Ketentuan pemberhentian sementara penjaminan membayar denda kepada BPJS Kesehatan untuk Peserta dan pengenaan denda sebagaimana setiap pelayanan kesehatan rawat inap yang dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6) diperolehnya.

  mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2016.

Pasal 17A.1 ayat 4 : Denda sebagaimana dimaksud pada ayat 3 sebesar SEBELUM ADA PERATURAN PRESIDEN NO. 19/2016

  2,5% (dua setengah persen) dari biaya pelayanan Batas toleransi keterlambatan iuran PPU = 3 bulan. kesehatan untuk setiap bulan tertunggak dengan Batas toleransi keterlambatan iuran PBPU = 6 bulan. ketentuan : a.jumlah bulan tertunggak maksimal 12 (dua belas)

  Mulai 1 Juli 2016, batas toleransi keterlambatan bulan. iuran PPU dan PBPU adalah 1 bulan. Jika peserta menunggak lebih dari dari 1 bulan, maka

  b.besar denda paling tinggi Rp. 30.000.000 (tiga

  Penjelasan tentang Pasal 17A.1

  Membayar iuran paling lambat tgl

  PESERTA

  10 setiap bulannya Telat membayar iuran > 1 bulan

  Rutin membayar sejak tgl 10 jatuh tempo Kepesertaan non aktif sementara,

  Status Kepsertaan aktif, Penjaminan Pelayanan diberhentikan

  Penjaminan Pelayanan sementara berjalan

  a. membayar iuran bulan tertunggak (maksimal 12 bulan); dan b. membayar iuran bulan berjalan.

  Status Kepesertaan aktif Peserta menjalani RJTL

  ≦ 45 Hari sejak Status Kepesertaan aktif,

  • > dijamin penuh

  Peserta menjalani RITL --> wajib membayar denda sebesar 2,5% dari biaya pelayanan dikali bulan tertunggak (maksimal 12 bulan)

  Simulasi Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)

  Kepesertaan non aktif Peserta Hak Rawat Kelas Telat membayar iuran 5 sementara, Penjaminan

  I dengan Premi Rp bulan sejak tgl 10 jatuh Pelayanan diberhentikan

  80.000,- tempo sementara a. Peserta membayar iuran bulang tertunggak sebesar

  Peserta menjalani Rp 80.000/bulan x 5 bulan perawatan RJTL sesuai Dijamin BPJS Kesehatan = Rp 400.000,- dan prosedur b. Peserta membayar iuran bulan berjalan Rp 80.000,-

  Simulasi Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)

  Kepesertaan non aktif Peserta Hak Rawat Kelas Telat membayar iuran 5 sementara, Penjaminan

  I dengan Premi Rp bulan sejak tgl 10 jatuh Pelayanan diberhentikan

  80.000,- tempo sementara Pada hari ke-5 sejak

  Status Kepesertaan aktif,

  a. Peserta membayar iuran pasien menjalani RITL bulang tertunggak sebesar

  WAJIB membayar denda dengan kode grouper INA Rp 80.000/bulan x 5 bulan sebsar 2.5% x Rp

  CBG’s (I-1-02-I) Prosedur = Rp 400.000,- dan

  55.871.700 x 5 = Rp Katup Jantung dengan

  6.983.962,-

  b. Peserta membayar iuran Kateterisasi Ringan; bulan berjalan Rp 80.000,- biaya sebesar Rp

  55.871.700,-

  Pemberlakuan Denda

JENIS PESERTA PEMBAYAR IURAN DAN DENDA

  Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Peserta Bukan Pekerja (BP).

  Peserta.

  Peserta Penerima Upah (PPU). Pemberi Kerja, termasuk Pemberi Kerja Penyelenggara Negara.

  Ketentuan pembayaran iuran dan denda dikecualikan untuk Peserta yang tidak mampu yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang.

  Mulai berlaku pada 1 JULI 2016

  • Pelayanan Informasi dan Keluhan – Kantor Cabang Utama Surabaya,

    Jl. Dharma Husada Indah No. II, Surabaya

    Telp. (031) 5947747, Hotline : 085852477830
    • LO Rungkut, Ruko Mega Galaxy 16A/12A, Surabaya Telp (031) 5952704

  Terima Kasih Kartu Indonesia Sehat Dengan Gotong Royong, Semua Tertolong

  BPJS Kesehatan @BPJSKesehatanRI www.bpjs-kesehatan.go.id

  BPJS Kesehatan (Akun Resmi)

  BPJS Kesehatan bpjskesehatan