Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Keselamatan Kerja GAS

Nama Anggota Kelompok 4
1. Muhammad Dzuhri Feriyanto
2. Muhammad Fauzi Sati Rambe
3. Muhammad Fayyadhi Hanif
4. Muhammad Ridha Rivaldi
5. Nining Hana Yuniarti

POKOK PEMBAHASAN
1. LATAR BELAKANG K3 GAS
2. PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA GAS
3. MACAM-MACAM KECELAKAAN KERJA GAS
4. FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA GAS
5. PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA GAS
6. MANFAAT KESELAMATAN KERJA GAS

LATAR BELAKANG
Banyaknya kecelakaan yang berhubungan dengan Gas akibat
aktivitas yang dilakukan pada eksplorasi minyak bumi dan gas.

Sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengurangi resiko
kecelakaan yang berhubungan dengan gas berbahaya.
Pemerintah menyadari bahwa usaha pertambangan migas
merupakan kegiatan yang memiliki resiko yang cukup besar,
sehingga masalah keselamatan operasi perlu mendapat perhatian
khusus. Oleh karena itu, untuk mendorong motivasi peningkatan
prestasi dalam bidang keselamatan operasi di sub sektor migas,
dikembangkan
kebijakan
pemberian
tanda
penghargaan
keselamatan migas, sertifikasi tenaga teknik khusus migas serta
sertifikasi instalasi dan peralatan.

PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA GAS
ketentuan tentang standardisasi peralatan, sumber daya
manusia, pedoman umum instalasi migas dan prosedur
kerja agar instalasi migas dapat beroperasi dengan andal,
aman dan akrab lingkungan agar dapat menciptakan

kondisi aman dan sehat bagi pekerja (K3), aman bagi
masyarakat umum (KU), aman bagi lingkungan (KL) serta
aman dan andal bagi instalasi migas sendiri (KI).

macam - macam kecelakaan kerja gas
berdasarkan akibat:
1. keracunan
2. iritasi
3. terganggu pada saluran
pernafasan
4. ledakan

berdasarkan tingkat bahaya:
1. ringan
2. sedang
3. berat
4. fatal

Tanda - tanda bahaya


Faktor Penyebab Kecelakaan
a. Proses Produksi
Ditimbulkan oleh beberapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang sangat
bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang
dilakukan. Potensi bahaya keselamatan terdapat pada alat/mesin, serta bahan yang digunakan
dalam proses produksi, seperti forklift (tertabrak), gancu (tertusuk), pallet (tertimpa), dan bahan
baku (tertimpa, terjatuh dari tumpukan bahan baku), feed additive (kerusakan mata akibat
terkena debu feed additive), cutter, mesin bubut/las (kerusakan mata akibat terpercik geram,
lecet akibat terkena part panas, dan kerusakan paru-paru akibat terhirup debu las), luka bakar
akibat kebocoran gas, terjepit part, semburan panas dari blow down otomatis.
Secara garis besar ada dua kategori utama kecelakaan pengeboran, pertama adalah
memancarnya hidrokarbon yang intens dan berkepanjangan, kedua adalah tumpahan
hidrokarbon dan semburan gas selama operasi pengeboran.

b. Bahaya Kimia
Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi
tubuh tenaga kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan),
ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin
contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia
terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis

bahan kimia atau kontaminan.

c. Faktor Kondisi Tidak Aman, Tindakan Tidak Aman,
Sistem Manajemen
1.Kondisi tidak aman (unsafe condition)
Berupa kondisi lingkungan kerja yang kurang mendukung, seperti
penerangan yang kurang, keadaan bising, kebersihan maupun instalasi yang
kurang baik. Kondisi tidak aman juga dapat diakibatkan oleh metode / proses
produksi yang kurang baik, Pengaman yang tidak sempurna, Peralatan kerja
yang rusak, Tata kelola (housekeeping) yang jelek, Penerangan yang kurang,
Lingkungan kerja dengan paparan B3 atau radiasi, Lingkungan kerja dengan
kebisingan tinggi, Tempat kerja yang kotor dan licin

2.Tindakan tidak aman (unsafe action)
Berkaitan terhadap personal pekerja, antara lain: menggunakan peralatan yang
kurang baik, sembrono dalam bekerja, tidak menggunakan alat pelindung diri maupun
menjalan sesuatu tanpa wewenang, mengoperasikan mesin/peralatan yang bukan
menjadi tanggung jawabnya, menggunakan peralatan yang tidak sesuai, bekerja
sambil bergurau, bersikap acuh/masa bodoh, bekerja dalam kondisi mabuk, tidak
mentaati prosedur/peraturan, melepaskan alat pengaman, menjalankan mesin

melebihi kecepatan yang ditetapkan, mengangkat/mengangkut berlebihan, tidak
memakai alat pelindung diri.
3. Kelemahan sistem manajemen
Sistem prosedur kerja yang tidak jelas ataupun tidak adanya standar yang dapat
menjadi acuan bagi pekerja dalam melakukan kegiatan kerja nya.

d. Faktor Resiko Lain
1.Ledakan
Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai dengan nyala api. Setelah itu akan
diikuti dengan kepulan asap yang berwarna hitam. Ledakan merambat pada lobang turbulensi udara akan
semakin dahsyat dan dapat menimbulkan kerusakan yang fatal.
2. Kebakaran
Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam eksplorasi lepas pantai mengalami suatu getaran hebat, yang
diakibatkan oleh berbagai hal, seperti gerakan roda-roda mesin, tiupan angin dari kompresor dan
sejenisnya, sehingga gas itu terangkat ke udara (beterbangan) dan kemudian membentuk awan gas
dalam kondisi batas ledak (explosive limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan terjadi ledakan yang
diiringi oleh kebakaran.
3. Badai pada area eksplorasi
Cuaca pada kegiatan eksplorasi lepas pantai menentukan berjalannya suatu proses penambangan
minyak. Dimana pada saat cuaca buruk dapat menimbulkan badai pada areal disekitar eksplorasi.


Pencegahan terhadap kecelakaan kerja gas
1.Peraturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan
perencanaan industri

2.Standarisasi, baik dalam perlakuan bahan baku industri,
pengadaan alat pengamanan, maupun dari hasil limbah
yang dihasilkan agar tidak mengganggu kualitas
lingkungan.

Manfaat keselamatan kerja gas
Manfaat dari keselamatan kerja gas yaitu:
1.Tercipta kegiatan kerja, alat dan bahan kerja, produksi,
dan lingkungan kerja yang aman.
2.Meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja yang berkaitan
dengan sektor migas.
3.Menjaga produktivitas berjalan baik.

TERIMAKASIH