Pendahuluan 1 Latar Belakang Dengan
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Bagi umat Islam membayar zakat adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan. Karena
zakat merupakan rukun Islam yang harus dilakukan oleh setiap orang yang mengaku dirinya
seorang muslim.
Tujuan diaturnya hukum tersebut adalah untuk menjamin keselamatan manusia, baik
jiwa, raga, akal, harta, agama dan lain sebagainya. Dan manusia wajib menjaga apa yang di
berikan Allah kepada umatnya. Fasilitas tersebut sekaligus menjadi sarana dan prasarana
kehidupan untuk manusia, yaitu segala yang ada di langit dan di bumi.
Sehingga Islam mengajarkan manusia untuk membayar zakat yang merupakan sudah
kewajiban umat muslim maupun dengan cara infaq atau shodaqah dari sebagian hartanya
karena harta manusia adalah mutlak milik Allah dan harta berstatus hanya titipan.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang Dimaksud dengan Zakat
B. Apa hukum zakat dalam hadits
C. Apa saja harta yang wajib di zakati
D. Apa saja jenis zakat dalam hadits
E. Apa hikmah zakat
F. Siapa saja yang berhak menerima zakat
G. Ancaman bagi yang tidak berzakat
PEMBAHASAN
A. Zakat
Zakat adalah hak, kewajiban dalam harta kekayaan dengan beberapa syarat yang halus
dan tertentu dan dalam waktu yang telah ditentukan.
Didalam kitab ‘Shahih Bukhari’ dan ‘Shahih Muslim’ diterangkan bahwa Ibnu Umar
menegaskan tentang sabda Rasulullah SAW :
“Islam didirikan atas 5 dasar. Rasulullah menuturkan, diantara yang lima adalah menunaikan
zakat.”
Didalam kitab ‘Shahih Bukhari’ diketengahkan tentang kisah diutusnya Mu’adz ke
Yaman. Di dalam kitab tersebut Rasulullah bersabda:
“manakala mereka mentaati perintah itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah
telah mewajibkan atas mereka Zakat. Yang zakat itu diambil dari kalangan orang-orang kaya
mereka, kemudian selanjutnya diberikan kepada orang-orang fakir dikalangan mereka”.1
Adapun dasar zakat dalam Hadis Nabi secara umum sebagaimana disebutkan dalam
riwayat Bukhari (1308) dan Muslim sebagai berikut: بي صلى ل عليه وسلم بعث معاذا رضي
ّ : ل ّ الب ّاس رضي ل عنهما
.. تؤخممذ ّ عنممه الى اليمممان,أن عب ابب ع ل قد افممترض عليم صممدقة ف اممموالهم
فترد, ّ مب أغنيائهم. واللفظ للبخارى, متفق عليه. أن ف فقرائهم: وفيه,فذكر الحديث
Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra. Bahwasanya Nabi Saw mengutus Muadz ke Yaman, lalu
menuturkan is hadisnya, dan di dalamnya disebutkan, “Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan zakat kepada mereka pada harta mereka yag diambil dari orang kaya mereka dan
diberikan kepada orang-orang miskin mereka.” (HR. BukhariMuslim, dan lafal milik
Bukhari) Makna yang dapat diambil dari hadis Nabi di atas adalah perintah agar
mengeluarkan zakat (shadaqah) yang dikenakan pada kekayaan orang-orang kaya”. Yang
dimaksud dengan shodaqoh disana adalah zakat.2
1
2
[ CITATION Zai93 \l 1057 ]
[ CITATION MNu14 \l 1057 ]
B. Hukum Zakat dalam Hadits
Hadits Nabi SAW juga banyak menyinggung tentang zakat ini. Berikut dikemukakan
beberapa Hadits yang berkaitan dengan zakat ini, yang di antaranya
a. Hadit yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Hurairah r.a. Rasulullah SAW
bersabda :
حيفينارﺠهنمفيﺠعﻞفيﻜوىﺠنبا۱۱ مامبﺼاح كنﺰﻻيؤدىﺰكاتهﺇﻻ
لبخارى۱ لﻒﺴنة ﴿روﻩ۱ ﴾وﺠبينهعلىيحﻜمبيبعبادﺓفىيومﻜابمقﻃرﻩحميﺖ
Artinya : Tidak seseorang yang menyimpan hartanya, tidak memberikan
zakatnya, nelainkan akan dibajar dalam api neraka jahannam, baginya dibuat
suatu kepingan dari api neraka, lalu diseterika ke lambung dan dahinya,
sehingga Allah SWT menyelesaikan urusan hamba-Nya, pada suatu qurun
nyang lama 50 tahun…. (HR. Muslim).
b. Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhary dari Abi Hurairah r.a. bahwasannya
seorang bangsa Arab datang kepada Rasulullah SAW lalu bertanya; “Tunjukkan
kepada ku suatu pekerjaan yang apabila dikerjakan dapat masuk syurga”. Nabi
SAW bersabda yang artinya : “Sembahlah Allah dan jangan mempersekutukaanNya dengan sesuatu, mendirikan shalat yang difardhukan, menunaikan zakat yang
difardhukan dan berpuasa dibulan Ramadhan….”.(H.R. Bukhary).
c. Ketika Nabi SAW mengutus Mu’az ke negeri Yaman, Nabi SAW berpesan dengan
sabdanya yang artinya : “………..bahwasannya Allah mewajibkan terhadap Allah
shadaqah (zakat ) dari harta-harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di
antara mereka dan serahkan kepada orang-orang miskin di antara mereka”. (H.R.
Bukhary).
Dari beberapa Hadits di atas, telah memberi gambaran bahwa zakat itu hukunya wajib.
Kewajiban mana juga sama dengan mengerjakan shalat. Bahkan secara khusus, Hadits
terakhir secara tidak langsung Nabi, ketika mengutus mu’az ke negeri Yaman, bertindak
sebagai ‘amil zakat, yang tugasnya memungut dari orang-orang kaya dan menyerahkannya
kepada orang-orang miskin.
Keterlibatan suatu lembaga bahkan Negara dalam hal pengelolaan dan pengurusan zkat,
dikemukakan oleh Yusuf Qardhawy, yaitu : “…….bahwa zakat dalam Islam bukanlah yang
hanya diberikan kepada seseorang, tetapi juga merupakan tugas Negara. Negara wajib
mengurus dan mengangkat orang-orang yang bekerja dalam urusan zakat yang terdiri dari
pengumpul, penyimpan, penulis, penghitung dan sebagainya”.3
C.
Harta yang wajib di zakati
Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya :
Jenis Harta yang Wajib Zakat Ada dua pendapat tentang jenis harta yang wajib zakat. Yaitu:
1) Ibnu Hazm dan kalangan mazhab Zahiri, serta Syaukani dan Sabiq Hasan Khan, bahwa
sumber zakat terbatas pada apa yang telah ditetapkan dan diterapkan oleh nabi. Menurut yang
diriwayatkan Ibnu Hazm, jenis harta zakat itu adalah: unta, lembu, kambing, gandum, biji
gandum, kurma, emas dan perak.
2) Jumhur ulama, bahwa sumber zakat itu tidak hanya terbatas pada apa yang telah ditetapkan
dan dipraktekkan oleh Nabi. Menurut al-Jaziri, para ulama mazhab yang empat secara ittifaq
mengatakan bahwa jenis harta yang wajib dizakatkan ada lima macam. Yaitu :
1) Binatang ternak (unta, sapi, kerbau, kambing/domba),
2) Emas dan perak,
3) Perdagangan,
4) Pertambangan dan harta temuan,
5) Pertanian (gandum, korma, anggur).
Ibnu Rusyd, menyebutkan empat jenis harta yang wajib dizakati, yaitu:
1) Barang tambang (emas dan perak yang tidak menjadi perhiasan),
2) Hewan ternak yang tidak dipekerjakan (unta, lembu dan kambing),
3) Biji-bijian (gandum dan jelai/sya’îr),
4) Buah-buahan (korma dan anggur kering).
Adapun Yusuf al-Qaradhawi mengemukakan bahwa jenis-jenis harta yang wajib
dizakati, yaitu: Binatang ternak, emas dan perak, hasil perdagangan, hasil pertanian, hasil
sewa tanah, madu dan produksi hewan lainnya, barang tambang dan hasil laut, hasil investasi,
https://amlsk.wordpress.com/2008/12/28/arti-zakat-dalam-alquran-dan-hadis/[ CITATION
Art08 \l 1057 ]
3
pabrik, dan gudang, hasil pencaharian dan profesi, terakhir hasil saham dan obligasi. Tidak
bermaksud menolak pendapat Ibnu Hazm dkk, namun prakteknya bahwa dalam hal sumber
zakat, sejak awal Islam sampai sekarang senantiasa mengalami pengembangan. Hal ini,
sangat bisa diterima akal dan lebih dekat pada tujuan pensyari’atan zakat. Karena semakin
lama jenis harta manusia semakin beraneka ragam, bertambah dan berkembang seiring
dengan perkembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi. Tentu saja pengembangan tersebut
tetap memperhatikan prinsip-prinsip Syari’ah tentang pengaturan zakat.
D.
4
JENIS ZAKAT
Zakat menjadi dua jenis, yakni zakat fitrah dan zakat mal.
1.
Zakat fitrah kata fitri berasal dari kata dasar ( )فﻄرyang berarti membuat, menciptakan,
menimbulkan, berbuka, makan pagi. Menurut para ahli fiqh, fitrah adalah tabiat yang suci
dan asli yang dibawa manusia sejak lahir.Zakat fitrah juga disebut zakat badan atau zakat
kepala atau zakat pribadi menurut para ahli fiqh. Imam Taqiyudin juga menyebutkan
zakat fitrah dengan zakat badan: Artinya: “Hal tersebut di atas dikatakan bahwa zakat fi
trah atau zakat tubuh adalah zakat badan karena zakat tersebut membersihkan diri atau
jiwa atau mensucikannya dan meningkatkan derajat anaknya”.
Jadi, zakat fitrah atau zakat badan adalah zakat yang wajib dibayarkan setiap muslim
setelah bulan Ramadhan, baik laki-laki, wanita, dewasa maupun anak kecil, baik orang
merdeka maupun hamba sahaya (budak) yang tujuannya untuk membersihkan dan
mensucikan jiwa manusia. Pengertian zakat fitrah dalam UU RI No. 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat Pasal 11 ayat 1 adalah sejumlah bahan makanan pokok yang dikeluarkan
pada bulan Ramadhan oleh setiap orang muslim bagi dirinya dan bagi orang yang
ditanggungnya yang memiliki kelebihan makanan pokok untuk sehari pada hari raya Idhul
fitri.
2. zakat mal merupakan zakat yang berhubungan dengan harta, yang dikeluarkan karena
harta tersebut telah dimiliki penuh selama satu tahun (haul) dan memenuhi standar
nisabnya (kadar minimum harta yang terkena zakat). Dalam terjamah Kifayat al-Ahyar
harta yang wajib dizakati ada 5 macam, yaitu:Ternak; Perhiasan (Emas dan perak);
Tanaman (hasil tanaman); Buah-buahan; dan Perniagaan5
E.
Hikmah Zakat
4[ CITATION Asn17 \l 1057 ]
5
[ CITATION Hak15 \l 1057 ]
Didalam persyariatan zakat, terdapat banyak hikmah, tujuan-tujuan agung dan
kemaslahatan umum. Zakat merupakan suatu petunjuk murni dari nash-nash Al-Qur’an dan
sunah Rasul yang telah memerintahkan untuk menunaikan kewajiban zakat.
Diantaranya hikmah-hikmah disyariatkannya zakat; yaitu:
1. Membersihkan jiwa seseorang mukmin dari kemadharatan noda-noda dosa dan
kesalahan didalam hati.
2. Memberi kecukupan kepada orang fakir yang muslim serta membantu
meringankan hajat kebutuhannya.
3. Meringankan penderitaan orang muslim yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Mempersatukan hati yang bercerai berai kepada Iman dan Islam, serta membawa
hati dari keragu-raguan dan keterpaksaan karena tidak adanya kemurnian Iman
didalamnya kepada Iman yang murni dan keyakinan yang sempurna.
5. Memberi bekal persiapan bagi orang yang berperang dijalan Allah, agar
mempunyai kemantapan dan dan kesiagaan dalam peperangan menyebarluaskan
ajaran Islam.
6. Menolong orang muslim yang dalam perjalanan kehabisan bekal, sehingga dengan
harta zakat dia dapat melanjutkan perjalanan maupun pulang kekampung halaman.
7. Membersihkan harta kekayaan dan menambah keberkatan didalamnnya.6
F. Siapa Saja Yang Berhak Menerima Zakat
1. al-fuqarā’ atau orang fakir (orang melarat), yaitu orang yang amat sengsara
hidupnya, tidak memiliki harta dan tidak mempunyai tenaga untuk menutupi
kebutuhan dirinya dan keluarganya. Orang fakir adalah paling utama untuk
mendapat zakat karena kondisi kebutuhan amat sangat karena tidak memiliki halhal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. al-masākīn atau orang miskin. Orang miskin berbeda dengan orang fakir. Ia tidak
melarat, ia mempunyai penghasilan dan pekerjaan tetap tapi dalam keadaan
kekurangan, tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan dirinya dan keluarganya.
Misalnya, seseorang bekerja sebagai tukang sampah, tetapi penghasilannya hanya
memenuhi setengah dari kebutuhannya. Orang seperti ini berhak mendapatkan
zakat untuk memenuhi kebutuhannya.
6
[ CITATION Zai931 \l 1057 ]
3. al-‘āmilīn atau amil zakat (panitia zakat). Amil adalah orang yang dipilih oleh
pihak berwenang untuk mengumpulkan dan membagikan zakat kepada golongan
yang berhak menerimanya. Amil zakat adalah mereka ahli dalam mengelola zakat.
Mereka harus memiliki syarat tertentu yaitu muslim, akil dan balig, merdeka, adil
(bijaksana), medengar, melihat, laki-laki dan mengerti tentang hukum agama.
4. al-muallafah yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum mantap imannya.
seorang muallaf berhak mendapatkan zakat agar mereka yang baru masuk Islam
dalam keadaan harta sedikit dan keimanan lemah harus didekati dengan bantuan
zakat.
5. al-riqāb atau hamba sahaya, yaitu yang ingin memerdekan dirinya dari majikannya
dengan tebusan uang. Zakat dalam hal ini berfungsi untuk membebaskan seorang
muslim yang ditawan oleh orang orang kafir. Ataupun zakat digunakan juga untuk
membebaskan seorang budak muslim dari majikannya agar merdeka.
6. al-ghārim atau orang yang terlilit utang. Mereka yang memiliki utang meskipun
mampu dapat dibantu dengan zakat.
7. fī sabīlillāh yaitu orang yang berjuang di jalan Allah (sabīlillāh) tanpa imbalan
karena merelakan dirinya bekerja dan berjuang untuk kepentingan Islam.
Kedelapan, ibn sabīl, yaitu musafir yang sedang dalam perjalanan (ibn sabīl) yang
bukan bertujuan maksiat di negeri rantauan, lalu mengalami kesulitan dan
kesengsaraan dalam perjalanannya7
G.
Ancaman Bagi yang Tidak berzakat.
Jika kita telah mengetahui betapa besarnya kewajiban berzakat, maka sesungguhnya
agama Islam memberikan hukuman tegas terhadap orang yang meninggalkan kewajiban zakat
ini. Orang Islam yang telah wajib berzakat, tetapi tidak menunaikannya dan tidak meyakini
kewajiban zakat, maka dia murtad dari agama ini dan menjadi orang kafir. Adapun jika masih
meyakini kewajibannya, maka dia telah berbuat dosa besar, namun tidak kafir. Dalil tentang
hal ini ialah hadits yang telah disampaikan di atas. Bahwa orang yang tidak berzakat akan
disiksa sampai diputuskan hukuman pada hari kiamat, kemudian ia akan melihat jalannya
menuju surga atau neraka. Jika ia telah kafir, maka pasti tidak akan menuju surga.
Kemudian penguasa kaum muslimin dapat mengambil secara paksa harta zakat orang
yang tidak membayarnya dan separuh hartanya sebagai hukuman terhadap perbuatannya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
7
[ CITATION Fit17 \l 1057 ]
ُ فِي ُك ّﻞ َسائِ َم ِة ﺇِبِ ٍﻞ فِي أَرْ بَ ِعيبَ بِ ْن
ُ ﺖ لَبُو ٍن َو َﻻ يُفَ ّر
ال ابْبُ ْال َع َل ِء ُم ْؤتَ ِﺠرًا بِهَا فَلَهُ أَجْ ُرهَمما
َ َق ﺇِبِ ٌﻞ ع َْب ِح َﺴابِهَا َم ْب أَ ْعﻄَاهَا ُم ْؤت َِﺠرًا ق
ْ َو َم ْب َمنَ َعهَا فَإِنّا آ ِخ ُذوهَا َو َش
ْس ِل ِل ُم َح ّم ٍد ِم ْنهَا َش ْي ٌء
َ ت َربّنَا َع ّﺰ َو َج ّﻞ لَي
ِ ﻄ َر َمالِ ِه ع َْﺰ َمةً ِم ْب َعﺰَ َما
“Pada onta yang digembalakan dari setiap 40 ekor, (zakatnya berupa) ibnatu labun . Tidak
boleh onta dipisahkan dari hitungannya. Barangsiapa memberikannya (zakat) untuk mencari
pahala, maka dia mendapatkan pahalanya. Dan barangsiapa menahannya, maka
sesungguhnya kami akan mengambilnya dan separuh hartanya, sebagai kewajiban dari
kewajiban-kewajiban Rabb kami. Tidak halal bagi keluarga Muhammad sesuatu darinya
(zakat)”. [HR Abu Dawud; Nasai; Ahmad; dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih
Al Jami’us Shaghir, no. 4265.8
PENUTUP
Kesimpulan
8
[ CITATION Ust10 \l 1057 ]
DAFTAR PUSTAKA
(2008, 12 28). Retrieved 10 09, 2017, from Arti Zakat dalam Alquran:
https://amlsk.wordpress.com/2008/12/28/arti-zakat-dalam-alquran-danhadis/
al-Atsari, U. A. (2010, 02 11). ancaman meninggalkan zakat. Retrieved 10 09,
2017, from https://almanhaj.or.id/2653-ancaman-meninggalkan-zakat.html
Asnaini. (2017). OPTIMALISASI ZAKAT DALAM EKONOMI ISLAM (Studi terhadap
Sumber Zakat dan Pengembangannya di Indonesia) . Jurnal Al-‘Adl, 4-5.
Fitri, M. (2017). Pengelolaan Zakat Produktif sebagai Instrumen Peningkatan
Kesejahteraan Umat. Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 08, 149-173.
Hakim, A. (2015). PENGELOLAAN ZAKAT PERTANIAN DI LAZIS NU KABUPATEN
KENDAL. wahana akademik, 02, 108-120.
M.Nurudin. (2014). TRANSFORMASI HADIS-HADIS ZAKAT DALAM MEWUJUDKAN
KETANGGUHAN EKONOMI PADA ERA MODERN. ZISWAF, 297.
Zaini.M.B. (1993). koreksi pemahaman rukun islam dan iman. solo: pustaka
mantiq.
Zainur.M.B. (1993). koreksi pemahaman rukun islam dan iman. solo: pustaka
mantiq.
LATAR BELAKANG
Bagi umat Islam membayar zakat adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan. Karena
zakat merupakan rukun Islam yang harus dilakukan oleh setiap orang yang mengaku dirinya
seorang muslim.
Tujuan diaturnya hukum tersebut adalah untuk menjamin keselamatan manusia, baik
jiwa, raga, akal, harta, agama dan lain sebagainya. Dan manusia wajib menjaga apa yang di
berikan Allah kepada umatnya. Fasilitas tersebut sekaligus menjadi sarana dan prasarana
kehidupan untuk manusia, yaitu segala yang ada di langit dan di bumi.
Sehingga Islam mengajarkan manusia untuk membayar zakat yang merupakan sudah
kewajiban umat muslim maupun dengan cara infaq atau shodaqah dari sebagian hartanya
karena harta manusia adalah mutlak milik Allah dan harta berstatus hanya titipan.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang Dimaksud dengan Zakat
B. Apa hukum zakat dalam hadits
C. Apa saja harta yang wajib di zakati
D. Apa saja jenis zakat dalam hadits
E. Apa hikmah zakat
F. Siapa saja yang berhak menerima zakat
G. Ancaman bagi yang tidak berzakat
PEMBAHASAN
A. Zakat
Zakat adalah hak, kewajiban dalam harta kekayaan dengan beberapa syarat yang halus
dan tertentu dan dalam waktu yang telah ditentukan.
Didalam kitab ‘Shahih Bukhari’ dan ‘Shahih Muslim’ diterangkan bahwa Ibnu Umar
menegaskan tentang sabda Rasulullah SAW :
“Islam didirikan atas 5 dasar. Rasulullah menuturkan, diantara yang lima adalah menunaikan
zakat.”
Didalam kitab ‘Shahih Bukhari’ diketengahkan tentang kisah diutusnya Mu’adz ke
Yaman. Di dalam kitab tersebut Rasulullah bersabda:
“manakala mereka mentaati perintah itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah
telah mewajibkan atas mereka Zakat. Yang zakat itu diambil dari kalangan orang-orang kaya
mereka, kemudian selanjutnya diberikan kepada orang-orang fakir dikalangan mereka”.1
Adapun dasar zakat dalam Hadis Nabi secara umum sebagaimana disebutkan dalam
riwayat Bukhari (1308) dan Muslim sebagai berikut: بي صلى ل عليه وسلم بعث معاذا رضي
ّ : ل ّ الب ّاس رضي ل عنهما
.. تؤخممذ ّ عنممه الى اليمممان,أن عب ابب ع ل قد افممترض عليم صممدقة ف اممموالهم
فترد, ّ مب أغنيائهم. واللفظ للبخارى, متفق عليه. أن ف فقرائهم: وفيه,فذكر الحديث
Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra. Bahwasanya Nabi Saw mengutus Muadz ke Yaman, lalu
menuturkan is hadisnya, dan di dalamnya disebutkan, “Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan zakat kepada mereka pada harta mereka yag diambil dari orang kaya mereka dan
diberikan kepada orang-orang miskin mereka.” (HR. BukhariMuslim, dan lafal milik
Bukhari) Makna yang dapat diambil dari hadis Nabi di atas adalah perintah agar
mengeluarkan zakat (shadaqah) yang dikenakan pada kekayaan orang-orang kaya”. Yang
dimaksud dengan shodaqoh disana adalah zakat.2
1
2
[ CITATION Zai93 \l 1057 ]
[ CITATION MNu14 \l 1057 ]
B. Hukum Zakat dalam Hadits
Hadits Nabi SAW juga banyak menyinggung tentang zakat ini. Berikut dikemukakan
beberapa Hadits yang berkaitan dengan zakat ini, yang di antaranya
a. Hadit yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Hurairah r.a. Rasulullah SAW
bersabda :
حيفينارﺠهنمفيﺠعﻞفيﻜوىﺠنبا۱۱ مامبﺼاح كنﺰﻻيؤدىﺰكاتهﺇﻻ
لبخارى۱ لﻒﺴنة ﴿روﻩ۱ ﴾وﺠبينهعلىيحﻜمبيبعبادﺓفىيومﻜابمقﻃرﻩحميﺖ
Artinya : Tidak seseorang yang menyimpan hartanya, tidak memberikan
zakatnya, nelainkan akan dibajar dalam api neraka jahannam, baginya dibuat
suatu kepingan dari api neraka, lalu diseterika ke lambung dan dahinya,
sehingga Allah SWT menyelesaikan urusan hamba-Nya, pada suatu qurun
nyang lama 50 tahun…. (HR. Muslim).
b. Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhary dari Abi Hurairah r.a. bahwasannya
seorang bangsa Arab datang kepada Rasulullah SAW lalu bertanya; “Tunjukkan
kepada ku suatu pekerjaan yang apabila dikerjakan dapat masuk syurga”. Nabi
SAW bersabda yang artinya : “Sembahlah Allah dan jangan mempersekutukaanNya dengan sesuatu, mendirikan shalat yang difardhukan, menunaikan zakat yang
difardhukan dan berpuasa dibulan Ramadhan….”.(H.R. Bukhary).
c. Ketika Nabi SAW mengutus Mu’az ke negeri Yaman, Nabi SAW berpesan dengan
sabdanya yang artinya : “………..bahwasannya Allah mewajibkan terhadap Allah
shadaqah (zakat ) dari harta-harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di
antara mereka dan serahkan kepada orang-orang miskin di antara mereka”. (H.R.
Bukhary).
Dari beberapa Hadits di atas, telah memberi gambaran bahwa zakat itu hukunya wajib.
Kewajiban mana juga sama dengan mengerjakan shalat. Bahkan secara khusus, Hadits
terakhir secara tidak langsung Nabi, ketika mengutus mu’az ke negeri Yaman, bertindak
sebagai ‘amil zakat, yang tugasnya memungut dari orang-orang kaya dan menyerahkannya
kepada orang-orang miskin.
Keterlibatan suatu lembaga bahkan Negara dalam hal pengelolaan dan pengurusan zkat,
dikemukakan oleh Yusuf Qardhawy, yaitu : “…….bahwa zakat dalam Islam bukanlah yang
hanya diberikan kepada seseorang, tetapi juga merupakan tugas Negara. Negara wajib
mengurus dan mengangkat orang-orang yang bekerja dalam urusan zakat yang terdiri dari
pengumpul, penyimpan, penulis, penghitung dan sebagainya”.3
C.
Harta yang wajib di zakati
Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya :
Jenis Harta yang Wajib Zakat Ada dua pendapat tentang jenis harta yang wajib zakat. Yaitu:
1) Ibnu Hazm dan kalangan mazhab Zahiri, serta Syaukani dan Sabiq Hasan Khan, bahwa
sumber zakat terbatas pada apa yang telah ditetapkan dan diterapkan oleh nabi. Menurut yang
diriwayatkan Ibnu Hazm, jenis harta zakat itu adalah: unta, lembu, kambing, gandum, biji
gandum, kurma, emas dan perak.
2) Jumhur ulama, bahwa sumber zakat itu tidak hanya terbatas pada apa yang telah ditetapkan
dan dipraktekkan oleh Nabi. Menurut al-Jaziri, para ulama mazhab yang empat secara ittifaq
mengatakan bahwa jenis harta yang wajib dizakatkan ada lima macam. Yaitu :
1) Binatang ternak (unta, sapi, kerbau, kambing/domba),
2) Emas dan perak,
3) Perdagangan,
4) Pertambangan dan harta temuan,
5) Pertanian (gandum, korma, anggur).
Ibnu Rusyd, menyebutkan empat jenis harta yang wajib dizakati, yaitu:
1) Barang tambang (emas dan perak yang tidak menjadi perhiasan),
2) Hewan ternak yang tidak dipekerjakan (unta, lembu dan kambing),
3) Biji-bijian (gandum dan jelai/sya’îr),
4) Buah-buahan (korma dan anggur kering).
Adapun Yusuf al-Qaradhawi mengemukakan bahwa jenis-jenis harta yang wajib
dizakati, yaitu: Binatang ternak, emas dan perak, hasil perdagangan, hasil pertanian, hasil
sewa tanah, madu dan produksi hewan lainnya, barang tambang dan hasil laut, hasil investasi,
https://amlsk.wordpress.com/2008/12/28/arti-zakat-dalam-alquran-dan-hadis/[ CITATION
Art08 \l 1057 ]
3
pabrik, dan gudang, hasil pencaharian dan profesi, terakhir hasil saham dan obligasi. Tidak
bermaksud menolak pendapat Ibnu Hazm dkk, namun prakteknya bahwa dalam hal sumber
zakat, sejak awal Islam sampai sekarang senantiasa mengalami pengembangan. Hal ini,
sangat bisa diterima akal dan lebih dekat pada tujuan pensyari’atan zakat. Karena semakin
lama jenis harta manusia semakin beraneka ragam, bertambah dan berkembang seiring
dengan perkembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi. Tentu saja pengembangan tersebut
tetap memperhatikan prinsip-prinsip Syari’ah tentang pengaturan zakat.
D.
4
JENIS ZAKAT
Zakat menjadi dua jenis, yakni zakat fitrah dan zakat mal.
1.
Zakat fitrah kata fitri berasal dari kata dasar ( )فﻄرyang berarti membuat, menciptakan,
menimbulkan, berbuka, makan pagi. Menurut para ahli fiqh, fitrah adalah tabiat yang suci
dan asli yang dibawa manusia sejak lahir.Zakat fitrah juga disebut zakat badan atau zakat
kepala atau zakat pribadi menurut para ahli fiqh. Imam Taqiyudin juga menyebutkan
zakat fitrah dengan zakat badan: Artinya: “Hal tersebut di atas dikatakan bahwa zakat fi
trah atau zakat tubuh adalah zakat badan karena zakat tersebut membersihkan diri atau
jiwa atau mensucikannya dan meningkatkan derajat anaknya”.
Jadi, zakat fitrah atau zakat badan adalah zakat yang wajib dibayarkan setiap muslim
setelah bulan Ramadhan, baik laki-laki, wanita, dewasa maupun anak kecil, baik orang
merdeka maupun hamba sahaya (budak) yang tujuannya untuk membersihkan dan
mensucikan jiwa manusia. Pengertian zakat fitrah dalam UU RI No. 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat Pasal 11 ayat 1 adalah sejumlah bahan makanan pokok yang dikeluarkan
pada bulan Ramadhan oleh setiap orang muslim bagi dirinya dan bagi orang yang
ditanggungnya yang memiliki kelebihan makanan pokok untuk sehari pada hari raya Idhul
fitri.
2. zakat mal merupakan zakat yang berhubungan dengan harta, yang dikeluarkan karena
harta tersebut telah dimiliki penuh selama satu tahun (haul) dan memenuhi standar
nisabnya (kadar minimum harta yang terkena zakat). Dalam terjamah Kifayat al-Ahyar
harta yang wajib dizakati ada 5 macam, yaitu:Ternak; Perhiasan (Emas dan perak);
Tanaman (hasil tanaman); Buah-buahan; dan Perniagaan5
E.
Hikmah Zakat
4[ CITATION Asn17 \l 1057 ]
5
[ CITATION Hak15 \l 1057 ]
Didalam persyariatan zakat, terdapat banyak hikmah, tujuan-tujuan agung dan
kemaslahatan umum. Zakat merupakan suatu petunjuk murni dari nash-nash Al-Qur’an dan
sunah Rasul yang telah memerintahkan untuk menunaikan kewajiban zakat.
Diantaranya hikmah-hikmah disyariatkannya zakat; yaitu:
1. Membersihkan jiwa seseorang mukmin dari kemadharatan noda-noda dosa dan
kesalahan didalam hati.
2. Memberi kecukupan kepada orang fakir yang muslim serta membantu
meringankan hajat kebutuhannya.
3. Meringankan penderitaan orang muslim yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Mempersatukan hati yang bercerai berai kepada Iman dan Islam, serta membawa
hati dari keragu-raguan dan keterpaksaan karena tidak adanya kemurnian Iman
didalamnya kepada Iman yang murni dan keyakinan yang sempurna.
5. Memberi bekal persiapan bagi orang yang berperang dijalan Allah, agar
mempunyai kemantapan dan dan kesiagaan dalam peperangan menyebarluaskan
ajaran Islam.
6. Menolong orang muslim yang dalam perjalanan kehabisan bekal, sehingga dengan
harta zakat dia dapat melanjutkan perjalanan maupun pulang kekampung halaman.
7. Membersihkan harta kekayaan dan menambah keberkatan didalamnnya.6
F. Siapa Saja Yang Berhak Menerima Zakat
1. al-fuqarā’ atau orang fakir (orang melarat), yaitu orang yang amat sengsara
hidupnya, tidak memiliki harta dan tidak mempunyai tenaga untuk menutupi
kebutuhan dirinya dan keluarganya. Orang fakir adalah paling utama untuk
mendapat zakat karena kondisi kebutuhan amat sangat karena tidak memiliki halhal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. al-masākīn atau orang miskin. Orang miskin berbeda dengan orang fakir. Ia tidak
melarat, ia mempunyai penghasilan dan pekerjaan tetap tapi dalam keadaan
kekurangan, tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan dirinya dan keluarganya.
Misalnya, seseorang bekerja sebagai tukang sampah, tetapi penghasilannya hanya
memenuhi setengah dari kebutuhannya. Orang seperti ini berhak mendapatkan
zakat untuk memenuhi kebutuhannya.
6
[ CITATION Zai931 \l 1057 ]
3. al-‘āmilīn atau amil zakat (panitia zakat). Amil adalah orang yang dipilih oleh
pihak berwenang untuk mengumpulkan dan membagikan zakat kepada golongan
yang berhak menerimanya. Amil zakat adalah mereka ahli dalam mengelola zakat.
Mereka harus memiliki syarat tertentu yaitu muslim, akil dan balig, merdeka, adil
(bijaksana), medengar, melihat, laki-laki dan mengerti tentang hukum agama.
4. al-muallafah yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum mantap imannya.
seorang muallaf berhak mendapatkan zakat agar mereka yang baru masuk Islam
dalam keadaan harta sedikit dan keimanan lemah harus didekati dengan bantuan
zakat.
5. al-riqāb atau hamba sahaya, yaitu yang ingin memerdekan dirinya dari majikannya
dengan tebusan uang. Zakat dalam hal ini berfungsi untuk membebaskan seorang
muslim yang ditawan oleh orang orang kafir. Ataupun zakat digunakan juga untuk
membebaskan seorang budak muslim dari majikannya agar merdeka.
6. al-ghārim atau orang yang terlilit utang. Mereka yang memiliki utang meskipun
mampu dapat dibantu dengan zakat.
7. fī sabīlillāh yaitu orang yang berjuang di jalan Allah (sabīlillāh) tanpa imbalan
karena merelakan dirinya bekerja dan berjuang untuk kepentingan Islam.
Kedelapan, ibn sabīl, yaitu musafir yang sedang dalam perjalanan (ibn sabīl) yang
bukan bertujuan maksiat di negeri rantauan, lalu mengalami kesulitan dan
kesengsaraan dalam perjalanannya7
G.
Ancaman Bagi yang Tidak berzakat.
Jika kita telah mengetahui betapa besarnya kewajiban berzakat, maka sesungguhnya
agama Islam memberikan hukuman tegas terhadap orang yang meninggalkan kewajiban zakat
ini. Orang Islam yang telah wajib berzakat, tetapi tidak menunaikannya dan tidak meyakini
kewajiban zakat, maka dia murtad dari agama ini dan menjadi orang kafir. Adapun jika masih
meyakini kewajibannya, maka dia telah berbuat dosa besar, namun tidak kafir. Dalil tentang
hal ini ialah hadits yang telah disampaikan di atas. Bahwa orang yang tidak berzakat akan
disiksa sampai diputuskan hukuman pada hari kiamat, kemudian ia akan melihat jalannya
menuju surga atau neraka. Jika ia telah kafir, maka pasti tidak akan menuju surga.
Kemudian penguasa kaum muslimin dapat mengambil secara paksa harta zakat orang
yang tidak membayarnya dan separuh hartanya sebagai hukuman terhadap perbuatannya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
7
[ CITATION Fit17 \l 1057 ]
ُ فِي ُك ّﻞ َسائِ َم ِة ﺇِبِ ٍﻞ فِي أَرْ بَ ِعيبَ بِ ْن
ُ ﺖ لَبُو ٍن َو َﻻ يُفَ ّر
ال ابْبُ ْال َع َل ِء ُم ْؤتَ ِﺠرًا بِهَا فَلَهُ أَجْ ُرهَمما
َ َق ﺇِبِ ٌﻞ ع َْب ِح َﺴابِهَا َم ْب أَ ْعﻄَاهَا ُم ْؤت َِﺠرًا ق
ْ َو َم ْب َمنَ َعهَا فَإِنّا آ ِخ ُذوهَا َو َش
ْس ِل ِل ُم َح ّم ٍد ِم ْنهَا َش ْي ٌء
َ ت َربّنَا َع ّﺰ َو َج ّﻞ لَي
ِ ﻄ َر َمالِ ِه ع َْﺰ َمةً ِم ْب َعﺰَ َما
“Pada onta yang digembalakan dari setiap 40 ekor, (zakatnya berupa) ibnatu labun . Tidak
boleh onta dipisahkan dari hitungannya. Barangsiapa memberikannya (zakat) untuk mencari
pahala, maka dia mendapatkan pahalanya. Dan barangsiapa menahannya, maka
sesungguhnya kami akan mengambilnya dan separuh hartanya, sebagai kewajiban dari
kewajiban-kewajiban Rabb kami. Tidak halal bagi keluarga Muhammad sesuatu darinya
(zakat)”. [HR Abu Dawud; Nasai; Ahmad; dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih
Al Jami’us Shaghir, no. 4265.8
PENUTUP
Kesimpulan
8
[ CITATION Ust10 \l 1057 ]
DAFTAR PUSTAKA
(2008, 12 28). Retrieved 10 09, 2017, from Arti Zakat dalam Alquran:
https://amlsk.wordpress.com/2008/12/28/arti-zakat-dalam-alquran-danhadis/
al-Atsari, U. A. (2010, 02 11). ancaman meninggalkan zakat. Retrieved 10 09,
2017, from https://almanhaj.or.id/2653-ancaman-meninggalkan-zakat.html
Asnaini. (2017). OPTIMALISASI ZAKAT DALAM EKONOMI ISLAM (Studi terhadap
Sumber Zakat dan Pengembangannya di Indonesia) . Jurnal Al-‘Adl, 4-5.
Fitri, M. (2017). Pengelolaan Zakat Produktif sebagai Instrumen Peningkatan
Kesejahteraan Umat. Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 08, 149-173.
Hakim, A. (2015). PENGELOLAAN ZAKAT PERTANIAN DI LAZIS NU KABUPATEN
KENDAL. wahana akademik, 02, 108-120.
M.Nurudin. (2014). TRANSFORMASI HADIS-HADIS ZAKAT DALAM MEWUJUDKAN
KETANGGUHAN EKONOMI PADA ERA MODERN. ZISWAF, 297.
Zaini.M.B. (1993). koreksi pemahaman rukun islam dan iman. solo: pustaka
mantiq.
Zainur.M.B. (1993). koreksi pemahaman rukun islam dan iman. solo: pustaka
mantiq.