makalah tentang dan gula aren
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Ir. Sriyoto, MS.
195904091986091001
Ir. Bambang Sumantri, MS.
196009171987021001
Analisis Usaha Pembuatan Dan Pemasaran Gula Aren (Arenga Pinata) Di Desa Danau Liang
Kecamatan Lebong Tengah Kabupaten Lebong
Analysis of Business Development and Marketing Palm Sugar (Arenga Pinnata) In the village of Lake Liang
Kecamatan Middle Lebong Districk Lebong
Abstract
The purpose of this research is to Knowing the production process of making palm sugar, Calculate
the amount of business income palm sugar and Analyzing forms of marketing channels, distribution,
marketing margin and marketing efficiency palm sugar in the village of Liang Lake District of Central
Lebong Lebong. The determination of the area of research done in a purposive, In the village of Liang Lake
District of Central Lebong Lebong. The sampling method is the method of census. The number of
respondents as many as 20 processors palm sugar and 4 as its marketing agency. The analytical method used
is Descriptive Analysis, income analysis, business efficiency analysis, analysis of marketing margins and
marketing efficiency analysis of palm sugar. From the result, it can be concluded that Average production
of palm sugar produced palm sugar processing in the Village of Lake Liang was 35.0 kg per week. the
average reception processing of palm sugar is Rp. 455 390 per week. Based on the calculation of the
reception and processing costs palm sugar in the Village of Lake Liang, obtained values of R / C ratio palm
sugar processing business with an average of 1.20. This means that if the processing of palm sugar using the
input Rp 100. it will obtain revenue of Rp. 120, so it can be concluded that the palm sugar processing
business in the Village of Lake Liang already profitable.
Keywords: Palm Sugar, income, efficiency of marketing.
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu sub sektor pertanian yang cukup penting keberadaannya dalam pembangunan nasional adalah
sub sektor perkebunan. Komoditi perkebunan yang banyak dilestarikan dan diolah oleh industri kecil adalah
Tanaman aren (Arenga pinata). Ditinjau dari segi pembuatannya dan bentuk hasilnya maka usaha
pengolahan gula aren termasuk dalam food-processor, yaitu mengolah hasil pertanian menjadi bahan
konsumsi. Pada kenyataannya, gula merah yang berasal dari nira aren lebih unggul dari gula merah yang
berasal dari nira kelapa. Gula aren (Arenga pinata) memiliki cita rasa yang jauh lebih manis dan tajam. Oleh
karena itu industri pangan yang menggunakan gula merah lebih senang gula aren. Pada umumnya harga gula
aren dipasaran lebih mahal dari pada gula kelapa (Safari, 1995).
Aren (Arenga pinata) termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan), merupakan tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae) yaitu biji buahnya terbungkus oleh daging buah. Tanaman atau pohon aren hampir mirip
dengan pohon kelapa (Cocus nuticera). Namun pohon kelapa dan pohon aren mempunyai perbedaan pada
batangnya. Pohon kelapa memiliki batang pohon yang bersih, yaitu pelapah daun dan kapasnya mudah di
ambil sedangkan pohon aren memiliki batang yang sangat kotor karena batangnya terbalut ijuk yang
warnanya hitam dan sangat kuat sehingga pelapah daun yang sudah tua pun sangat sulit untuk diambil atau
dilepas dari batangnya. Karena kondisi tersebut maka batang pohon aren ditumbuhi banyak tanaman jenis
paku-pakuan (Sunanto, 1993).
Kabupaten Lebong khususnya di Kecamatan Lebong tengah Desa Danau Liang, telah banyak
bermunculan industri-industri yang bergerak diberbagai bidang usaha, diantaranya adalah industri kecil
rumah tangga yang bergerak dalam bidang usaha produksi pengolahan gula aren. Keberadaan tanaman aren
di desa Danau Liang tidak dibudidayakan melainkan tanaman aren hanya tumbuh di sekitar perkebunan
1
milik mereka, dengan begitu para penduduk memanfaatkan tanaman aren karena aren merupakan tumbuhan
serbaguna, dimana setiap bagian pohon aren tersebut dapat diambil manfaatnya, mulai dari akar untuk obat
tradisional, batang untuk berbagai macam peralatan dan bangunan, daun muda/janur untuk pembungkus
kertas rokok. Hasil produksinya juga dapat dimanfaatkan, misalnya buah aren muda diolah menjadi kolangkaling, air nira untuk bahan pembuatan gula merah/cuka dan pati/tepung dalam batang untuk bahan
pembuatan berbagai macam makanan. Tetapi disini para penduduk desa Danau Liang hanya lebih banyak
memanfaatkan air niranya saja kemudian mengolah menjadi gula aren. Dalam melakukan usahanya
masyarakat belum begitu memahami masalah menghitung berapa besar pendapatan, pengeluaran dan
keuntungan dari usaha pengolahan gula aren tersebut. Usaha industri kecil pengolahan gula aren yang
dilaksanakan oleh masyarakat setempat masih menggunakan peralatan yang sederhana dan usaha ini
berkembang hingga sekarang, disamping itu penggunaan gula aren sebagai bahan baku industri pangan
sehari-hari banyak dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat, baik di kota maupun di desa, hal ini tentunya
memberikan peluang untuk mengembangkan industri pengolahan gula aren secara lebih meluas.
Gula aren (Arenga pinata) yang dihasilkan oleh pengrajin tidak seluruhnya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, namun sebagian langsung dijual ke pasar. Pengrajin menjual gula aren hasil
olahannya,memanfaatkan pasar, lembaga pemasaran yang datang ke desa mereka. Lembaga ini lah yang
membawanya sampai ke konsumen baik yang berada di sekitar kabupaten lebong. Pemasaran gula aren
(Arenga pinata) ke sekitar kabupaten mencakup wilayah pasar Muara Aman berpengaruhnya gula aren
(Arenga pinata) dari pengrajin ke pasar konsumen ini telah memberikan nilai tambah dari gula aren itu
sendiri. Saluran pemasaran gula aren mengakibatkan harga gula aren yang diterima oleh konsumen akhirnya
berbeda – beda, karena setiap lembaga pemasaran mengeluarkan biaya yang berbeda dalam pembelian
sampai penjualan ke konsumen dan menginginkan keuntungan. Jadi harga pada tingkat petani akan lebih
rendah dari pada harga ditingkat pedagang perantara dan harga perantara juga akan lebih rendah dan begitu
juga seterusnya hingga tingkat harga pada konsumen.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis ingin mengetahui apakah usaha gula aren di desa
Danau Liang Kecamatan Lebong Tengah ini sudah efisien untuk diusahakan, sehingga para pengelola
memilih untuk terus mempertahankan bahkan mengembangkan usaha ini secara kontiyu, serta penulis ingin
melihat seberapa efisienkah usaha ini apabila dilihat dari pemasarannya. Maka dari itu penulis melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Usaha Pembuatan dan Pemasaran Gula Aren (Arenga pinata) di Desa
Danau Liang Kecamatan Lebong Tengah Kabupaten Lebong”. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tujuan penelitian ini yaitu : Mengetahui proses produksi pembuatan gula aren, Menghitung besarnya pendapatan usaha
gula aren dan Menganalisis bentuk saluran pemasaran, distribusi, margin pemasaran dan efisiensi pemasaran gula aren
di Desa Danau Liang Kecamatan Lebong Tengah Kabupaten Lebong.
II METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling) Di Desa Danau Liang Kecamatan Lebong Tengah
Kabupaten Lebong. Dalam penelitian ini usaha pengrajin gula aren di Desa Danau Liang Kecamatan Lebong
Tengah Kabupaten Lebong di tentukan menggunakan metode sensus, dimana seluruh populasi diselidiki
tanpa terkecuali, dimana responden diambil berdasarkan saran dari kepala desa Danau Liang Bapak Thomas
Agustian, dimana pengrajin gula aren tersebut terdapat dua kelompok masing-masing kelompok terdapat 10
orang, sehingga jumlah responden sebanyak 20 orang pengolah gula aren dan 4 orang sebagai lembaga
pemasarannya.
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder dimana Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil
wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Umar, 2000). Data sekunder merupakan data primer yang telah
diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain, data sekunder
ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut (Umar, 2000). Dalam penelitian ini, data sekunder
diperoleh dari berbagai sumber bacaan, diantaranya adalah buku, jurnal, koran, Badan pusat statistik (BPS)
Kota Bengkulu dan media informasi lainnya. Data sekunder berupa kutipan yang diambil dari sumbersumber yang diperoleh.
Metode Analisis Data
2
1. Analisis Deskriftif
Untuk mengetahui proses produksi pembuatan gula aren, bertempat di Desa Danau Liang Kecamatan
Lebong Tengah Kabupaten Lebong akan dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis
deskriptif yaitu metode yang digunakan dengan cara mewawancarai para pengolah gula aren yaitu
melakukan penelusuran seperti penyediaan peralatan, bahan baku, cara pembuatan sampai produksi.
Metode ini merupakan penjelasan atau pembahasan data yang diperoleh selama penelitian terhadap pengolah
gula aren yang terlibat.
2. Analisis Pendapatan
Untuk melihat pendapatan petani dapat di analisis dengan menggunakan pendapatan total usaha gula
aren (Soekartawi, 1995) dengan rumus :
Pd = TR – TC
Dimana :
Pd = Pendapatan usaha gula aren (Rp/bulan)
TR = Total Penerimaan (Rp/bulan)
TC = Biaya Total (Rp/bulan)
TR=Y.Py dan TC= FC + VC
Dimana :
TR = Penerimaan (Rp/bulan)
Y = Jumlah penjualan (Rp/kg)
Py = Harga penjualan (Rp/kg)
TC = Total biaya (Rp/bulan)
TFC = Total biaya tetap (Rp/bulan)
TVC = Total biaya variabel (Rp/bulan)
3. Analisis Efisiensi Usaha
R/C (Cost Ratio) dikenal sebagai perbandingan antara penerimaan dan biaya (Soekartawi, 2002). Secara
matematis dirumuskan sebagai berikut:
Total Revenue(TR)
( Py .Y )
R/C =
atau
R/C =
FC
+VC
Total Cost (TC)
Dimana:
R
= Penerimaan (Rp/minggu)
Py
= Harga Output (Rp/minggu)
Y
= Produksi (Kg/Minggu)
TC
= Total Biaya (Rp/minggu)
VC
= Biaya Variabel (Rp/minggu)
FC
= Biaya Tetap (Rp/minggu)
Dengan ketentuan:
- Jika R/C ratio > 1, maka usaha sudah efesien dan menguntungkan.
- Jika R/C ratio < 1, maka usaha tidak efesien dan tidak menguntungkan (rugi).
- Jika R/C ratio = 1, maka usaha tidak menguntungkan dan tidak merugikan.
4. Analisis Saluran Gula Aren
Dalam mengetahui bagaimana bentuk saluran dan lembaga pemasaran gula aren akan dilakukan dengan
menggunakan analisis deskriftif, yaitu dengan melakukan penelusuran dari tingkat produsen/petani sampai
ke konsumen akhir.
5. Analisis Marjin Pemasaran
Bila seluruh margin dari tingkat lembaga pemasaran dijumlahkan, maka akan diperoleh jumlah
pemasaran yang merupakan perbedaan antara harga tingkat petani dan konsumen. Margin pemasaran pada
masing-masing lembaga pemasaran dilakukan dengan cara mengurangkan harga jual dengan harga beli, dan
secara matematis perhitungan besarnya margin pemasaran menurut Azzaino (1983).
Mji = Psi – Pbi
Margin dapat dihitung dengan menjumlahkan besarnya biaya pemasaran dengan keuntungan pemasaran
maka secara matematis dapat dituliskan :
Mji = Ci – πi
Jadi dengan mengetahui besarnya margin pemasaran dan biaya pemasaran maka dapat dihitung keuntungan
pemasaran yang dirumuskan sebagai berikut :
3
Sehingga total margin pemasaran adalah :
i−n
Mj = ∑ ❑ Mji
i=1
Dimana :
Mj = Total margin pemasaran (Rp/Kg)
Mji = Margin pemasaran pada lembaga pemasaran ke-i(Rp/Kg)
Psi = Harga jual lembaga pemasaran ke-i (Rp/Kg)
Pbi = Harga beli lembaga pemasaran ke-i (Rp/Kg)
Ci = Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke –i (Rp/Kg)
πi=¿ Keuntungan lembaga pemasaran ke-i (Rp)
i = 1,2,3,……n
6. Analisis Efisiensi Pemasaran Gula Aren
Adapun cara untuk mengetahui efisiensi pemasaran digunakan rumus (Soekartawi 2002):
nilai produk yang dipasarkan
EP =
x 100%
biaya pemasaran
Kriteria pengambilan keputusan :
- EP sebesar 0 – 50% maka saluran pemasaran efisien.
- EP lebih besar dari 50% maka saluran pemasaran kurang efisien.
7. Analisis Marjin Pemasaran
Bila seluruh margin dari tingkat lembaga pemasaran dijumlahkan, maka akan diperoleh jumlah
pemasaran yang merupakan perbedaan antara harga tingkat petani dan konsumen. Margin pemasaran pada
masing-masing lembaga pemasaran dilakukan dengan cara mengurangkan harga jual dengan harga beli, dan
secara matematis perhitungan besarnya margin pemasaran menurut Azzaino (1983) dalam Aditya (2008).
Mji = Psi – Pbi
Margin dapat dihitung dengan menjumlahkan besarnya biaya pemasaran dengan keuntungan pemasaran
maka secara matematis dapat dituliskan :
Mji = Ci – πi
Jadi dengan mengetahui besarnya margin pemasaran dan biaya pemasaran maka dapat dihitung keuntungan
pemasaran yang dirumuskan sebagai berikut :
Sehingga total margin pemasaran adalah :
i−n
Mj = ∑ ❑ Mji
i=1
Dimana :
Mj = Total margin pemasaran (Rp/Kg)
Mji = Margin pemasaran pada lembaga pemasaran ke-i(Rp/Kg)
Psi = Harga jual lembaga pemasaran ke-i (Rp/Kg)
Pbi = Harga beli lembaga pemasaran ke-i (Rp/Kg)
Ci = Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke –i (Rp/Kg)
πi=¿ Keuntungan lembaga pemasaran ke-i (Rp)
i = 1,2,3,……n
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik petani pengolah gula aren yang diamati pada penelitian ini adalah meliputi umur, tingkat
pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengalaman berusaha, pekerjaan sampingan dan jumlah pohon aren
yang diusahakan.
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa umur,jenis kelamin, dan pendidikan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
4
Tabel 1.karakteristik petani pengolah gula aren berdasarkan umur,anggota keluarga,pendidikan dan jumlah
pohon.
Karakteristik
Umur (thn)
Persentase (%)
Rata-rata (thn)
pengolah
Umur (tahun)
≤ 33
30
34 – 43
30
40
≥ 44
40
Tingkat pendidikan (tahun)
≤7
30
8-9
30
9
≥ 10
40
Anggota keluarga
≤3
10
4
4
55
≥5
35
Jumlah yang diusahakan
≤5
30
(pohon)
6–7
50
6
≥8
20
Sumber : data primer diolah (2015)
Pada Tabel 1. Terlihat bahwa umur petani sebagian besar berkisar antara 40 – 55 sebanyak 12 orang
atau 60%. Rata-rata umur responden pada penelitian ini adalah 40 tahun.
pendidikan petani pengolah gula aren sebagian besar berada pada tingkat pendidikan 10 sampai 12
tahun dengan jumlah 8 orang atau 40 % dari keseluruhan jumlah responden, pendidikan petani pengolah
gula aren di Desa Danau Liang setara SMP atau telah menempuh pendidikkan selama 9 tahun, sehingga
dalam mengolah gula aren tidak mempengaruhi usaha yang dilakukan petani pengolahan gula aren.
Proses Pengolahan Air Nira Menjadi Gula Aren
Penyeleksian bahan
Pengambilan nira
Pencetakan
Pendinginan gula
Penyaringan nira
Pembuatan gula aren
Pelepasan pada cetak
1. Biaya Penyusutan Alat
Tabel 2.Rata-Rata Biaya Penyusutan Alat Yang Digunakan Dalam Proses Pengolahan Gula Aren Di Desa
Danau Liang.
No
∑
Harga (Rp)
Nilai penyusutan (Rp/
Persentase
Nama Alat
penggunaan
Minggu)
(%)
1
Kuali
1
261.750
874
26,04
2
Saringan
1
4.000
154
4,59
3
Ember
1
15.000
146
4,35
4
Gayung
1
5.000
160
4,77
5
Cetakan
10
500
199
5,93
6
Timbangan
1
150.000
310
9,24
7
Beronang
1
70.750
1248
37,19
8
Sutil
1
14.200
96
2,86
9
Tungku/anglo
1
30.000
169
5,04
Jumlah
18
Sumber : data primer diolah (2015)
551.200
3356
100
5
Dari Tabel diatas juga Dapat diketahui bahwa total biaya penyusutan alat-alat pada usaha pengolahan
gula aren adalah sebesar Rp. 3356 per minggu. Nilai penyusustan yang paling besar terdapat pada bronang
yaitu Rp 1248 perminggu atau 37,19 persen dari keseluruhan biaya penyusutan alat. Hal ini disebabkan
karena bronang digunakan setiap hari dan karena umur ekonomis bronang lebih singkat dari umur ekonomis
peralatan yang lain yang hanya berumur 1,5 tahun. nilai penyusutan yang paling kecil terdapat pada sutil
dengan jumlah penyusutan Rp 96 perminggu atau 2,86 persen dari keseluruhan jumlah penyusutan alat.
sutil/pengaduk yang digunakan digunakan oleh pengolah gula aren pada umumnya tidak dibeli, tetapi dibuat
sendiri dari kayu yang diambil dari hutan sehingga harganya relatif murah.
Tabel 3.Penggunaan Faktor Produksi Pengolahan Gula Aren Di Desa Danau Liang
No Faktor produksi
∑ penggunaan
Satuan
Harga
1
Air nira
3381
liter
750/liter
2
Tenaga Kerja
- Pria
40
Orang
40.000/hari
- Wanita
40
Orang
35.000/hari
3
Minyak goreng
4
Kg
12.000/kg
4
Kayu bakar
256
ikat
7.500/ikat
Sumber : data primer diolah (2015)
Dari tabel diatas dapat dilihat penggunaan faktor produksi pengolahan gula aren. Dimana total
penggunaan air nira sebagai bahan baku adalah sebanyak 3381 liter/minggu. Sementara penggunaan total
tenaga kerja berjumlah 80 orang dimana masing-masing pria dan wanita adalah 40 orang. Tenaga kerja pria
menerima upah sebesar Rp. 40.000 perhari sementara tenaga kerja wanita menerima upah sebesar
Rp. 35.000 perhari.
Bahan penolong yang digunakan yaitu minyak goreng dengan jumlah 4 kg per minggu, dengan harga Rp.
12.000/kg. Terakhir penggunaan kayu bakar, dalam waktu 1 minggu proses produksi pengolahan gula aren
menghabiskan 256 ikat kayu bakar, dengan harga Rp.7.500/ikat.
Tabel 4.Rata-Rata Total Variabel Yang Digunakan Dalam Proses Pengolahan Gula Aren Di Desa Danau
Liang.
Biaya variabel
Jumlah (Rp/Minggu)
Persentase (%)
Biaya Tenaga Kerja
93.187,5
29,25
Bahan baku
126.773
39,80
Bahan penolong
2.595
0,81
Biaya bahan bakar
96.000
30,14
Jumlah
318.555,5
100
Sumber : data primer diolah (2015)
Dari tabel 4. Terlihat bahwa rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani pengolah gula
aren adalah sebesar Rp. 148312,5 perminggu. Kegiatan pemasakan merupakan kegiatan yang memerlukan
biaya paling besar yaitu 21,35 JOK perminggu dengan upah Rp. 5000 per JOK, maka biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 80062,5 perminggu atau 53,98 persen dari keseluruhan jumlah biaya tenaga kerja
yang dikeluarkan oleh pengolah gula aren, hal ini disebabkan karena lamanya waktu yang dibutuhkan dalam
kegiatan ini.
Tabel 5.Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Yang Digunakan Dalam Proses Pengolahan Gula Aren Didesa Danau
Liang.
Rata-rata JOK
Jumlah Biaya
Persentase
Kegiatan
(Jam/Minggu)
(Rp/minggu)
(%)
Pemasakan
21,35
80062,5
85,92
Pendinginan dan pengemasan
3,5
13125
14,08
Jumlah
24,85
93187,5
100
Sumber : data primer diolah (2015)
Dari tabel 5. Terlihat bahwa rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani pengolah gula aren
adalah sebesar Rp. 148312,5 perminggu. Kegiatan pemasakan merupakan kegiatan yang memerlukan biaya
6
paling besar yaitu 21,35 JOK perminggu dengan upah Rp. 5000 per JOK, maka biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp 80062,5 perminggu atau 53,98 persen dari keseluruhan jumlah biaya tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh pengolah gula aren, hal ini disebabkan karena lamanya waktu yang dibutuhkan dalam
kegiatan ini.
Tabel 6.Rata-Rata Produksi, Penerimaan Dan Pendapatan Pengolah Gula Aren Di Desa Danau Liang.
Uraian
Jumlah
Produksi (Kg/minggu)
35
Harga jual (Rp/Kg)
13.000
Penerimaan (Rp/Minggu)
455.390
379.087,05
Biaya produksi (Rp/minggu)
76.302,95
Pendapatan (Rp/Minggu)
Sumber : data primer diolah (2015)
Produksi yang diukur dalam penelitian ini adalah produksi gula aren cetak yang diukur dengan satuan
kilo gram (kg). Berdasarkan tabel 6 rata-rata produksi gula aren adalah 35 kg per minggu. Pendapatan
dihitung dengan mengurangi penerimaan dengan biaya produksi. Jumlah penerimaan rata-rata pengolah gula
aren Rp. 455.390 per minggu, sedangkan rata-rata pendapatan gula aren dikec. Lebong tengah desa danau
liang sebesar 76.302,95/minggu.
Tabel 7.Nilai R/C ratio usaha pengolahan gula aren di desa danau liang.
Uraian
Jumlah
Penerimaan (Rp/Minggu)
455.390
Biaya produksi (Rp/minggu)
379.087,05
Pendapatan (Rp/Minggu)
76.302,95
R/C Ratio (Rp/Minggu)
1,20
Sumber : data primer diolah (2015)
Berdasarkan perhitungan, maka diperoleh nilai R/C ratio rata-rata untuk usaha pengolahan gula aren
adalah 1,20, hal tersebut menunjukkan bahwa usaha pengolah gula aren menguntungkan atau efisien dengan
kriteria R/C ratio > 1.
2. Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler (2005) adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
3. Karakteristik Lembaga Pemasaran
Identitas lembaga pemasaran yang terdapat pada penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, lama
berdagang, pekerjaan utama, dan sampingan. Lembaga yang terlibat dalam penyaluran gula aren yang dapat
ditelusuri peneliti adalah pedagang pengumpul tingkat desa dan pengecer.
Tabel 8. Karakteristik Lembaga Pemasaran Gula Aren Di Desa Danau Liang
Lembaga pemasaran
No
Karakterisitik
Pedagang pengumpul
Pedagang pengecer
Rata-rata(umur) %
Rata-rata(umur) %
1
Umur (tahun)
38
47,5
- 37-43
100%
- 44-50
100%
2
Tk. Pendidikan (thn)
12
9
- 6-8
50%
- 9-12
100%
50%
3
Lama Berdagang (thn)
6,5
9
- 6-7
100%
- ≥8
100%
4
Pekerjaan Utama
- Berdagang
100%
100%
Sumber : data primer diolah (2015)
4. Saluran Pemasaran
7
Untuk gula aren yang ada di Desa Danau Liang saluran pemasarannya hanya terdiri dari dua saluran
yaitu:
Produsen → Pedagang Pengumpul Tingkat Desa → Pengecer → Konsumen
Produsen → Konsumen.
Pada saluran pemasaran tersebut terlihat bahwa produsen menjual gula aren ke pedagang pengumpul
tingkat desa. Dari pedagang pengumpul tingkat desa gula dijual ke pedagang pengecer, dari pedagang
pengecer gula dijual kekonsumen akhir.
Pengolah Gula Aren Di Desa Danau Liang
Pedagang Pengumpul Tingkat Desa I
Pedagang Pengumpul Tingkat Desa II
Pedagang Pengecer II
Pedagang Pengecer I
Konsumen Akhir
saluran pemasaran gula aren
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
Pengolah gula aren di Desa Danau Liang bertindak sebagai produsen yang menyalurkan produknya ke
pedagang pengumpul tingkat desa I dan II untuk kemudian produk di salurkan ke pedagang pengecer
sebelum akhirnya produk sampai ke konsumen akhir. Sedangkan untuk saluran pemasaran yang kedua
produsen gula aren, produsen langsung menjual produknya langsung kekonsumen akhir tanpa perantara.
Tabel 9.Harga Pembelian Dan Penjualan Rata-Rata Gula Aren Oleh Pengolah Dan Lembaga Pemasaran
Gula Aren Di Desa Danau Liang.
Lembaga
Harga beli (Rp)
Harga jual (Rp)
Pengolah gula aren
13.000
Pedagang pengumpul tingkat desa
13.000
14.500
Pedagang pengecer
14.500
17.000
Sumber : data primer diolah (2015) lihat lampiran 16
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tidak ada produsen menjual gula mereka langsung ke
pedagang pengecer padahal disisi lain harga pada pedagang pengecer lebih tinggi dibandingkan dengan
harga pada pedagang tingkat desa. Hal ini disebabkan karena semua pengolah gula aren mempunyai ikatan
dengan pedagang pengumpul tingkat desa dimana mereka sebelum menjual gula sudah memiliki utang uang
atau barang kebutuhan rumah tangga kepada pedagang. Keseluruhan pedagang pegumpul tingkat desa
tersebut juga menjual bahan kebutuhan pokok para pengolah gula aren sehingga bila pengolah gula aren
membutuhkan uang atau barang bisa mendapatkanya dari pedagang pengumpul desa dengan perjanjian hasil
gula aren para pengolah tersebut dijual kepada mereka.
5. Distribusi Pemasaran
Distribusi pemasaran dalam pengolahan gula aren di Desa Danau Liang Kecamatan Lebong Tengah
Kabupaten Lebong yaitu dari pengrajin (produsen) ke pedagang pengumpul, lalu ke pedagang pengecer
sebelum akhirnya produk sampai ke konsumen. Untuk banyaknya jumlah produk yang disalurkan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 10. Saluran Distribusi Pemasaran
Lembaga
Jumlah yang didistribusikan (kg)
Jumlah
pemasaran
produksi
Pengerajin P. Pengumpul P.Pengecer Konsumen
Pengerajin
0
675
0
26
701
P. Pengumpul
0
0
671,5
0
P.Pengecer
0
0
0
670
8
Konsumen
0
0
0
0
Sumber : data primer diolah (2015) lihat lampiran 16
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah produk yang dalam hal ini gula aren sebanyak 675 kg yang
dibeli pedagang pengumpul dari pengrajin, untuk kemudian selanjutnya disalurkan ke pedagang pengecer
dengan jumlah 671,5 kg. Jumlah produk berkurang dikarenakan mengalami penyusutan berat. Dan pada
akhirnya gula aren ini sampai ketangan konsumen untuk kemudian dikonsumsi.
6. Biaya, Marjin Dan Efisiensi Pemasaran.
Tabel 11.Biaya Dan Marjin Pemasaran Gula Aren Di Desa Danau Liang.
Uraian
Harga rata-rata (Rp/kg)
Share (%)
Petani pengolah
- Harga jual
13.000
76,47
Pedagang pengumpul tingkat desa
- Harga beli
13.000
- Biaya karung
22
0,13
- Biaya penyusutan alat
1,09
0,01
- Biaya penyimpanan
86,54
0,51
- Biaya susut gula aren
74,92
0,44
- Total biaya
184,55
1,09
- Harga jual
14.500
85,29
- Marjin
1500
8,82
- profit marjin
1481,45
8,71
Pedagang pengecer
- Harga beli
14500
85,29
- Biaya transportasi
104,167
0,61
- Biaya kemasan produk
19,82
0,12
- Restribusi
5,35
0,03
- Biaya penyusutan alat
0,97
0,01
- Biaya penyimpanan
211,08
1,24
- Biaya susut gula aren
37,02
0,22
- Total biaya
626,47
3,69
- Harga jual
17.000
100
- Marjin
2500
14,71
- Profit marjin
1873,53
12,10
Total biaya pemasaran
811,02
4,78
Total profit
3534,98
20,81
Total marjin
4000
23,53
Efisiensi pemasaran (Nilai produk yg dipasarkan / Biaya
41,61
pemasaran x 100%) (337,5 / 811.02 x 100%)
Sumber : data primer diolah (2015)
Saluran pemasaran gula aren di kecamatan lebong tengah desa Danau Liang telah efisien di sebabkan
efisiensi pemasaran gula aren menunjukkan angka sebesar 41,61 %. Menurut kriteria efisiensi pemasaran
Kriteria EP sebesar 0 – 50% maka saluran pemasaran dikatakan efisien. Dari hal tersebut saluran pemasaran
gula aren di Desa Danau Liang efisien atau menguntungkan.
IV.KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Rata-rata produksi gula aren yang dihasilkan pengolah gula aren di Desa Danau Liang adalah 35,0 kg per
minggu. rata-rata penerimaan pengolah gula aren adalah sebesar Rp. 455.390 per minggu.
Berdasarkan perhitungan penerimaan dan biaya pengolahan gula aren di Desa Danau Liang, didapat nilai R/
C ratio usaha pengolahan gula aren dengan rata-rata sebesar 1,20. ini berarti jika pengolah gula aren
menggunakan input sebesar Rp 100. maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 120, sehingga dapat
disimpulkan bahwa usaha pengolahan gula aren di Desa Danau Liang sudah menguntungkan.
2. SARAN
9
Karena biaya yang jumlahnya besar maka disarankan kepada pengolah gula aren untuk menambah
produksi atau menambah jumlah bahan baku sehingga biaya tetap yang ditanggung tidak terlalu besar
dibandingkan dengan jumlah pendapatan. Untuk pedagang pengecer diharapkan jangan terlalu besar
mengambil keuntungan dari konsumen akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Azzaino, Z. 1983 . Pengantar Tataniaga Pertanian: Diktat Kuliah Fakultas Pertanian Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Safari, Achmad., 1995. Teknik Membuat Gula Aren. Penerbit Karya Anda, Surabaya.
Sunanto, Hatta., 1993. Aren Budidaya dan Multigunanya. Penerbit Kanisius, Jogyakarta.
Soekartawi, 1995. Analisa Usahatani. Penerbit Rajawali Press, Jakarta.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-hasil Pertanian,
Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Umar, Husein. 2000. Metode Penelitian untuk Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia.
10
Pembimbing Pendamping
Ir. Sriyoto, MS.
195904091986091001
Ir. Bambang Sumantri, MS.
196009171987021001
Analisis Usaha Pembuatan Dan Pemasaran Gula Aren (Arenga Pinata) Di Desa Danau Liang
Kecamatan Lebong Tengah Kabupaten Lebong
Analysis of Business Development and Marketing Palm Sugar (Arenga Pinnata) In the village of Lake Liang
Kecamatan Middle Lebong Districk Lebong
Abstract
The purpose of this research is to Knowing the production process of making palm sugar, Calculate
the amount of business income palm sugar and Analyzing forms of marketing channels, distribution,
marketing margin and marketing efficiency palm sugar in the village of Liang Lake District of Central
Lebong Lebong. The determination of the area of research done in a purposive, In the village of Liang Lake
District of Central Lebong Lebong. The sampling method is the method of census. The number of
respondents as many as 20 processors palm sugar and 4 as its marketing agency. The analytical method used
is Descriptive Analysis, income analysis, business efficiency analysis, analysis of marketing margins and
marketing efficiency analysis of palm sugar. From the result, it can be concluded that Average production
of palm sugar produced palm sugar processing in the Village of Lake Liang was 35.0 kg per week. the
average reception processing of palm sugar is Rp. 455 390 per week. Based on the calculation of the
reception and processing costs palm sugar in the Village of Lake Liang, obtained values of R / C ratio palm
sugar processing business with an average of 1.20. This means that if the processing of palm sugar using the
input Rp 100. it will obtain revenue of Rp. 120, so it can be concluded that the palm sugar processing
business in the Village of Lake Liang already profitable.
Keywords: Palm Sugar, income, efficiency of marketing.
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu sub sektor pertanian yang cukup penting keberadaannya dalam pembangunan nasional adalah
sub sektor perkebunan. Komoditi perkebunan yang banyak dilestarikan dan diolah oleh industri kecil adalah
Tanaman aren (Arenga pinata). Ditinjau dari segi pembuatannya dan bentuk hasilnya maka usaha
pengolahan gula aren termasuk dalam food-processor, yaitu mengolah hasil pertanian menjadi bahan
konsumsi. Pada kenyataannya, gula merah yang berasal dari nira aren lebih unggul dari gula merah yang
berasal dari nira kelapa. Gula aren (Arenga pinata) memiliki cita rasa yang jauh lebih manis dan tajam. Oleh
karena itu industri pangan yang menggunakan gula merah lebih senang gula aren. Pada umumnya harga gula
aren dipasaran lebih mahal dari pada gula kelapa (Safari, 1995).
Aren (Arenga pinata) termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan), merupakan tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae) yaitu biji buahnya terbungkus oleh daging buah. Tanaman atau pohon aren hampir mirip
dengan pohon kelapa (Cocus nuticera). Namun pohon kelapa dan pohon aren mempunyai perbedaan pada
batangnya. Pohon kelapa memiliki batang pohon yang bersih, yaitu pelapah daun dan kapasnya mudah di
ambil sedangkan pohon aren memiliki batang yang sangat kotor karena batangnya terbalut ijuk yang
warnanya hitam dan sangat kuat sehingga pelapah daun yang sudah tua pun sangat sulit untuk diambil atau
dilepas dari batangnya. Karena kondisi tersebut maka batang pohon aren ditumbuhi banyak tanaman jenis
paku-pakuan (Sunanto, 1993).
Kabupaten Lebong khususnya di Kecamatan Lebong tengah Desa Danau Liang, telah banyak
bermunculan industri-industri yang bergerak diberbagai bidang usaha, diantaranya adalah industri kecil
rumah tangga yang bergerak dalam bidang usaha produksi pengolahan gula aren. Keberadaan tanaman aren
di desa Danau Liang tidak dibudidayakan melainkan tanaman aren hanya tumbuh di sekitar perkebunan
1
milik mereka, dengan begitu para penduduk memanfaatkan tanaman aren karena aren merupakan tumbuhan
serbaguna, dimana setiap bagian pohon aren tersebut dapat diambil manfaatnya, mulai dari akar untuk obat
tradisional, batang untuk berbagai macam peralatan dan bangunan, daun muda/janur untuk pembungkus
kertas rokok. Hasil produksinya juga dapat dimanfaatkan, misalnya buah aren muda diolah menjadi kolangkaling, air nira untuk bahan pembuatan gula merah/cuka dan pati/tepung dalam batang untuk bahan
pembuatan berbagai macam makanan. Tetapi disini para penduduk desa Danau Liang hanya lebih banyak
memanfaatkan air niranya saja kemudian mengolah menjadi gula aren. Dalam melakukan usahanya
masyarakat belum begitu memahami masalah menghitung berapa besar pendapatan, pengeluaran dan
keuntungan dari usaha pengolahan gula aren tersebut. Usaha industri kecil pengolahan gula aren yang
dilaksanakan oleh masyarakat setempat masih menggunakan peralatan yang sederhana dan usaha ini
berkembang hingga sekarang, disamping itu penggunaan gula aren sebagai bahan baku industri pangan
sehari-hari banyak dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat, baik di kota maupun di desa, hal ini tentunya
memberikan peluang untuk mengembangkan industri pengolahan gula aren secara lebih meluas.
Gula aren (Arenga pinata) yang dihasilkan oleh pengrajin tidak seluruhnya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, namun sebagian langsung dijual ke pasar. Pengrajin menjual gula aren hasil
olahannya,memanfaatkan pasar, lembaga pemasaran yang datang ke desa mereka. Lembaga ini lah yang
membawanya sampai ke konsumen baik yang berada di sekitar kabupaten lebong. Pemasaran gula aren
(Arenga pinata) ke sekitar kabupaten mencakup wilayah pasar Muara Aman berpengaruhnya gula aren
(Arenga pinata) dari pengrajin ke pasar konsumen ini telah memberikan nilai tambah dari gula aren itu
sendiri. Saluran pemasaran gula aren mengakibatkan harga gula aren yang diterima oleh konsumen akhirnya
berbeda – beda, karena setiap lembaga pemasaran mengeluarkan biaya yang berbeda dalam pembelian
sampai penjualan ke konsumen dan menginginkan keuntungan. Jadi harga pada tingkat petani akan lebih
rendah dari pada harga ditingkat pedagang perantara dan harga perantara juga akan lebih rendah dan begitu
juga seterusnya hingga tingkat harga pada konsumen.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis ingin mengetahui apakah usaha gula aren di desa
Danau Liang Kecamatan Lebong Tengah ini sudah efisien untuk diusahakan, sehingga para pengelola
memilih untuk terus mempertahankan bahkan mengembangkan usaha ini secara kontiyu, serta penulis ingin
melihat seberapa efisienkah usaha ini apabila dilihat dari pemasarannya. Maka dari itu penulis melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Usaha Pembuatan dan Pemasaran Gula Aren (Arenga pinata) di Desa
Danau Liang Kecamatan Lebong Tengah Kabupaten Lebong”. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tujuan penelitian ini yaitu : Mengetahui proses produksi pembuatan gula aren, Menghitung besarnya pendapatan usaha
gula aren dan Menganalisis bentuk saluran pemasaran, distribusi, margin pemasaran dan efisiensi pemasaran gula aren
di Desa Danau Liang Kecamatan Lebong Tengah Kabupaten Lebong.
II METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling) Di Desa Danau Liang Kecamatan Lebong Tengah
Kabupaten Lebong. Dalam penelitian ini usaha pengrajin gula aren di Desa Danau Liang Kecamatan Lebong
Tengah Kabupaten Lebong di tentukan menggunakan metode sensus, dimana seluruh populasi diselidiki
tanpa terkecuali, dimana responden diambil berdasarkan saran dari kepala desa Danau Liang Bapak Thomas
Agustian, dimana pengrajin gula aren tersebut terdapat dua kelompok masing-masing kelompok terdapat 10
orang, sehingga jumlah responden sebanyak 20 orang pengolah gula aren dan 4 orang sebagai lembaga
pemasarannya.
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder dimana Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil
wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Umar, 2000). Data sekunder merupakan data primer yang telah
diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain, data sekunder
ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut (Umar, 2000). Dalam penelitian ini, data sekunder
diperoleh dari berbagai sumber bacaan, diantaranya adalah buku, jurnal, koran, Badan pusat statistik (BPS)
Kota Bengkulu dan media informasi lainnya. Data sekunder berupa kutipan yang diambil dari sumbersumber yang diperoleh.
Metode Analisis Data
2
1. Analisis Deskriftif
Untuk mengetahui proses produksi pembuatan gula aren, bertempat di Desa Danau Liang Kecamatan
Lebong Tengah Kabupaten Lebong akan dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis
deskriptif yaitu metode yang digunakan dengan cara mewawancarai para pengolah gula aren yaitu
melakukan penelusuran seperti penyediaan peralatan, bahan baku, cara pembuatan sampai produksi.
Metode ini merupakan penjelasan atau pembahasan data yang diperoleh selama penelitian terhadap pengolah
gula aren yang terlibat.
2. Analisis Pendapatan
Untuk melihat pendapatan petani dapat di analisis dengan menggunakan pendapatan total usaha gula
aren (Soekartawi, 1995) dengan rumus :
Pd = TR – TC
Dimana :
Pd = Pendapatan usaha gula aren (Rp/bulan)
TR = Total Penerimaan (Rp/bulan)
TC = Biaya Total (Rp/bulan)
TR=Y.Py dan TC= FC + VC
Dimana :
TR = Penerimaan (Rp/bulan)
Y = Jumlah penjualan (Rp/kg)
Py = Harga penjualan (Rp/kg)
TC = Total biaya (Rp/bulan)
TFC = Total biaya tetap (Rp/bulan)
TVC = Total biaya variabel (Rp/bulan)
3. Analisis Efisiensi Usaha
R/C (Cost Ratio) dikenal sebagai perbandingan antara penerimaan dan biaya (Soekartawi, 2002). Secara
matematis dirumuskan sebagai berikut:
Total Revenue(TR)
( Py .Y )
R/C =
atau
R/C =
FC
+VC
Total Cost (TC)
Dimana:
R
= Penerimaan (Rp/minggu)
Py
= Harga Output (Rp/minggu)
Y
= Produksi (Kg/Minggu)
TC
= Total Biaya (Rp/minggu)
VC
= Biaya Variabel (Rp/minggu)
FC
= Biaya Tetap (Rp/minggu)
Dengan ketentuan:
- Jika R/C ratio > 1, maka usaha sudah efesien dan menguntungkan.
- Jika R/C ratio < 1, maka usaha tidak efesien dan tidak menguntungkan (rugi).
- Jika R/C ratio = 1, maka usaha tidak menguntungkan dan tidak merugikan.
4. Analisis Saluran Gula Aren
Dalam mengetahui bagaimana bentuk saluran dan lembaga pemasaran gula aren akan dilakukan dengan
menggunakan analisis deskriftif, yaitu dengan melakukan penelusuran dari tingkat produsen/petani sampai
ke konsumen akhir.
5. Analisis Marjin Pemasaran
Bila seluruh margin dari tingkat lembaga pemasaran dijumlahkan, maka akan diperoleh jumlah
pemasaran yang merupakan perbedaan antara harga tingkat petani dan konsumen. Margin pemasaran pada
masing-masing lembaga pemasaran dilakukan dengan cara mengurangkan harga jual dengan harga beli, dan
secara matematis perhitungan besarnya margin pemasaran menurut Azzaino (1983).
Mji = Psi – Pbi
Margin dapat dihitung dengan menjumlahkan besarnya biaya pemasaran dengan keuntungan pemasaran
maka secara matematis dapat dituliskan :
Mji = Ci – πi
Jadi dengan mengetahui besarnya margin pemasaran dan biaya pemasaran maka dapat dihitung keuntungan
pemasaran yang dirumuskan sebagai berikut :
3
Sehingga total margin pemasaran adalah :
i−n
Mj = ∑ ❑ Mji
i=1
Dimana :
Mj = Total margin pemasaran (Rp/Kg)
Mji = Margin pemasaran pada lembaga pemasaran ke-i(Rp/Kg)
Psi = Harga jual lembaga pemasaran ke-i (Rp/Kg)
Pbi = Harga beli lembaga pemasaran ke-i (Rp/Kg)
Ci = Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke –i (Rp/Kg)
πi=¿ Keuntungan lembaga pemasaran ke-i (Rp)
i = 1,2,3,……n
6. Analisis Efisiensi Pemasaran Gula Aren
Adapun cara untuk mengetahui efisiensi pemasaran digunakan rumus (Soekartawi 2002):
nilai produk yang dipasarkan
EP =
x 100%
biaya pemasaran
Kriteria pengambilan keputusan :
- EP sebesar 0 – 50% maka saluran pemasaran efisien.
- EP lebih besar dari 50% maka saluran pemasaran kurang efisien.
7. Analisis Marjin Pemasaran
Bila seluruh margin dari tingkat lembaga pemasaran dijumlahkan, maka akan diperoleh jumlah
pemasaran yang merupakan perbedaan antara harga tingkat petani dan konsumen. Margin pemasaran pada
masing-masing lembaga pemasaran dilakukan dengan cara mengurangkan harga jual dengan harga beli, dan
secara matematis perhitungan besarnya margin pemasaran menurut Azzaino (1983) dalam Aditya (2008).
Mji = Psi – Pbi
Margin dapat dihitung dengan menjumlahkan besarnya biaya pemasaran dengan keuntungan pemasaran
maka secara matematis dapat dituliskan :
Mji = Ci – πi
Jadi dengan mengetahui besarnya margin pemasaran dan biaya pemasaran maka dapat dihitung keuntungan
pemasaran yang dirumuskan sebagai berikut :
Sehingga total margin pemasaran adalah :
i−n
Mj = ∑ ❑ Mji
i=1
Dimana :
Mj = Total margin pemasaran (Rp/Kg)
Mji = Margin pemasaran pada lembaga pemasaran ke-i(Rp/Kg)
Psi = Harga jual lembaga pemasaran ke-i (Rp/Kg)
Pbi = Harga beli lembaga pemasaran ke-i (Rp/Kg)
Ci = Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke –i (Rp/Kg)
πi=¿ Keuntungan lembaga pemasaran ke-i (Rp)
i = 1,2,3,……n
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik petani pengolah gula aren yang diamati pada penelitian ini adalah meliputi umur, tingkat
pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengalaman berusaha, pekerjaan sampingan dan jumlah pohon aren
yang diusahakan.
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa umur,jenis kelamin, dan pendidikan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
4
Tabel 1.karakteristik petani pengolah gula aren berdasarkan umur,anggota keluarga,pendidikan dan jumlah
pohon.
Karakteristik
Umur (thn)
Persentase (%)
Rata-rata (thn)
pengolah
Umur (tahun)
≤ 33
30
34 – 43
30
40
≥ 44
40
Tingkat pendidikan (tahun)
≤7
30
8-9
30
9
≥ 10
40
Anggota keluarga
≤3
10
4
4
55
≥5
35
Jumlah yang diusahakan
≤5
30
(pohon)
6–7
50
6
≥8
20
Sumber : data primer diolah (2015)
Pada Tabel 1. Terlihat bahwa umur petani sebagian besar berkisar antara 40 – 55 sebanyak 12 orang
atau 60%. Rata-rata umur responden pada penelitian ini adalah 40 tahun.
pendidikan petani pengolah gula aren sebagian besar berada pada tingkat pendidikan 10 sampai 12
tahun dengan jumlah 8 orang atau 40 % dari keseluruhan jumlah responden, pendidikan petani pengolah
gula aren di Desa Danau Liang setara SMP atau telah menempuh pendidikkan selama 9 tahun, sehingga
dalam mengolah gula aren tidak mempengaruhi usaha yang dilakukan petani pengolahan gula aren.
Proses Pengolahan Air Nira Menjadi Gula Aren
Penyeleksian bahan
Pengambilan nira
Pencetakan
Pendinginan gula
Penyaringan nira
Pembuatan gula aren
Pelepasan pada cetak
1. Biaya Penyusutan Alat
Tabel 2.Rata-Rata Biaya Penyusutan Alat Yang Digunakan Dalam Proses Pengolahan Gula Aren Di Desa
Danau Liang.
No
∑
Harga (Rp)
Nilai penyusutan (Rp/
Persentase
Nama Alat
penggunaan
Minggu)
(%)
1
Kuali
1
261.750
874
26,04
2
Saringan
1
4.000
154
4,59
3
Ember
1
15.000
146
4,35
4
Gayung
1
5.000
160
4,77
5
Cetakan
10
500
199
5,93
6
Timbangan
1
150.000
310
9,24
7
Beronang
1
70.750
1248
37,19
8
Sutil
1
14.200
96
2,86
9
Tungku/anglo
1
30.000
169
5,04
Jumlah
18
Sumber : data primer diolah (2015)
551.200
3356
100
5
Dari Tabel diatas juga Dapat diketahui bahwa total biaya penyusutan alat-alat pada usaha pengolahan
gula aren adalah sebesar Rp. 3356 per minggu. Nilai penyusustan yang paling besar terdapat pada bronang
yaitu Rp 1248 perminggu atau 37,19 persen dari keseluruhan biaya penyusutan alat. Hal ini disebabkan
karena bronang digunakan setiap hari dan karena umur ekonomis bronang lebih singkat dari umur ekonomis
peralatan yang lain yang hanya berumur 1,5 tahun. nilai penyusutan yang paling kecil terdapat pada sutil
dengan jumlah penyusutan Rp 96 perminggu atau 2,86 persen dari keseluruhan jumlah penyusutan alat.
sutil/pengaduk yang digunakan digunakan oleh pengolah gula aren pada umumnya tidak dibeli, tetapi dibuat
sendiri dari kayu yang diambil dari hutan sehingga harganya relatif murah.
Tabel 3.Penggunaan Faktor Produksi Pengolahan Gula Aren Di Desa Danau Liang
No Faktor produksi
∑ penggunaan
Satuan
Harga
1
Air nira
3381
liter
750/liter
2
Tenaga Kerja
- Pria
40
Orang
40.000/hari
- Wanita
40
Orang
35.000/hari
3
Minyak goreng
4
Kg
12.000/kg
4
Kayu bakar
256
ikat
7.500/ikat
Sumber : data primer diolah (2015)
Dari tabel diatas dapat dilihat penggunaan faktor produksi pengolahan gula aren. Dimana total
penggunaan air nira sebagai bahan baku adalah sebanyak 3381 liter/minggu. Sementara penggunaan total
tenaga kerja berjumlah 80 orang dimana masing-masing pria dan wanita adalah 40 orang. Tenaga kerja pria
menerima upah sebesar Rp. 40.000 perhari sementara tenaga kerja wanita menerima upah sebesar
Rp. 35.000 perhari.
Bahan penolong yang digunakan yaitu minyak goreng dengan jumlah 4 kg per minggu, dengan harga Rp.
12.000/kg. Terakhir penggunaan kayu bakar, dalam waktu 1 minggu proses produksi pengolahan gula aren
menghabiskan 256 ikat kayu bakar, dengan harga Rp.7.500/ikat.
Tabel 4.Rata-Rata Total Variabel Yang Digunakan Dalam Proses Pengolahan Gula Aren Di Desa Danau
Liang.
Biaya variabel
Jumlah (Rp/Minggu)
Persentase (%)
Biaya Tenaga Kerja
93.187,5
29,25
Bahan baku
126.773
39,80
Bahan penolong
2.595
0,81
Biaya bahan bakar
96.000
30,14
Jumlah
318.555,5
100
Sumber : data primer diolah (2015)
Dari tabel 4. Terlihat bahwa rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani pengolah gula
aren adalah sebesar Rp. 148312,5 perminggu. Kegiatan pemasakan merupakan kegiatan yang memerlukan
biaya paling besar yaitu 21,35 JOK perminggu dengan upah Rp. 5000 per JOK, maka biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 80062,5 perminggu atau 53,98 persen dari keseluruhan jumlah biaya tenaga kerja
yang dikeluarkan oleh pengolah gula aren, hal ini disebabkan karena lamanya waktu yang dibutuhkan dalam
kegiatan ini.
Tabel 5.Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Yang Digunakan Dalam Proses Pengolahan Gula Aren Didesa Danau
Liang.
Rata-rata JOK
Jumlah Biaya
Persentase
Kegiatan
(Jam/Minggu)
(Rp/minggu)
(%)
Pemasakan
21,35
80062,5
85,92
Pendinginan dan pengemasan
3,5
13125
14,08
Jumlah
24,85
93187,5
100
Sumber : data primer diolah (2015)
Dari tabel 5. Terlihat bahwa rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani pengolah gula aren
adalah sebesar Rp. 148312,5 perminggu. Kegiatan pemasakan merupakan kegiatan yang memerlukan biaya
6
paling besar yaitu 21,35 JOK perminggu dengan upah Rp. 5000 per JOK, maka biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp 80062,5 perminggu atau 53,98 persen dari keseluruhan jumlah biaya tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh pengolah gula aren, hal ini disebabkan karena lamanya waktu yang dibutuhkan dalam
kegiatan ini.
Tabel 6.Rata-Rata Produksi, Penerimaan Dan Pendapatan Pengolah Gula Aren Di Desa Danau Liang.
Uraian
Jumlah
Produksi (Kg/minggu)
35
Harga jual (Rp/Kg)
13.000
Penerimaan (Rp/Minggu)
455.390
379.087,05
Biaya produksi (Rp/minggu)
76.302,95
Pendapatan (Rp/Minggu)
Sumber : data primer diolah (2015)
Produksi yang diukur dalam penelitian ini adalah produksi gula aren cetak yang diukur dengan satuan
kilo gram (kg). Berdasarkan tabel 6 rata-rata produksi gula aren adalah 35 kg per minggu. Pendapatan
dihitung dengan mengurangi penerimaan dengan biaya produksi. Jumlah penerimaan rata-rata pengolah gula
aren Rp. 455.390 per minggu, sedangkan rata-rata pendapatan gula aren dikec. Lebong tengah desa danau
liang sebesar 76.302,95/minggu.
Tabel 7.Nilai R/C ratio usaha pengolahan gula aren di desa danau liang.
Uraian
Jumlah
Penerimaan (Rp/Minggu)
455.390
Biaya produksi (Rp/minggu)
379.087,05
Pendapatan (Rp/Minggu)
76.302,95
R/C Ratio (Rp/Minggu)
1,20
Sumber : data primer diolah (2015)
Berdasarkan perhitungan, maka diperoleh nilai R/C ratio rata-rata untuk usaha pengolahan gula aren
adalah 1,20, hal tersebut menunjukkan bahwa usaha pengolah gula aren menguntungkan atau efisien dengan
kriteria R/C ratio > 1.
2. Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler (2005) adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
3. Karakteristik Lembaga Pemasaran
Identitas lembaga pemasaran yang terdapat pada penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, lama
berdagang, pekerjaan utama, dan sampingan. Lembaga yang terlibat dalam penyaluran gula aren yang dapat
ditelusuri peneliti adalah pedagang pengumpul tingkat desa dan pengecer.
Tabel 8. Karakteristik Lembaga Pemasaran Gula Aren Di Desa Danau Liang
Lembaga pemasaran
No
Karakterisitik
Pedagang pengumpul
Pedagang pengecer
Rata-rata(umur) %
Rata-rata(umur) %
1
Umur (tahun)
38
47,5
- 37-43
100%
- 44-50
100%
2
Tk. Pendidikan (thn)
12
9
- 6-8
50%
- 9-12
100%
50%
3
Lama Berdagang (thn)
6,5
9
- 6-7
100%
- ≥8
100%
4
Pekerjaan Utama
- Berdagang
100%
100%
Sumber : data primer diolah (2015)
4. Saluran Pemasaran
7
Untuk gula aren yang ada di Desa Danau Liang saluran pemasarannya hanya terdiri dari dua saluran
yaitu:
Produsen → Pedagang Pengumpul Tingkat Desa → Pengecer → Konsumen
Produsen → Konsumen.
Pada saluran pemasaran tersebut terlihat bahwa produsen menjual gula aren ke pedagang pengumpul
tingkat desa. Dari pedagang pengumpul tingkat desa gula dijual ke pedagang pengecer, dari pedagang
pengecer gula dijual kekonsumen akhir.
Pengolah Gula Aren Di Desa Danau Liang
Pedagang Pengumpul Tingkat Desa I
Pedagang Pengumpul Tingkat Desa II
Pedagang Pengecer II
Pedagang Pengecer I
Konsumen Akhir
saluran pemasaran gula aren
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
Pengolah gula aren di Desa Danau Liang bertindak sebagai produsen yang menyalurkan produknya ke
pedagang pengumpul tingkat desa I dan II untuk kemudian produk di salurkan ke pedagang pengecer
sebelum akhirnya produk sampai ke konsumen akhir. Sedangkan untuk saluran pemasaran yang kedua
produsen gula aren, produsen langsung menjual produknya langsung kekonsumen akhir tanpa perantara.
Tabel 9.Harga Pembelian Dan Penjualan Rata-Rata Gula Aren Oleh Pengolah Dan Lembaga Pemasaran
Gula Aren Di Desa Danau Liang.
Lembaga
Harga beli (Rp)
Harga jual (Rp)
Pengolah gula aren
13.000
Pedagang pengumpul tingkat desa
13.000
14.500
Pedagang pengecer
14.500
17.000
Sumber : data primer diolah (2015) lihat lampiran 16
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tidak ada produsen menjual gula mereka langsung ke
pedagang pengecer padahal disisi lain harga pada pedagang pengecer lebih tinggi dibandingkan dengan
harga pada pedagang tingkat desa. Hal ini disebabkan karena semua pengolah gula aren mempunyai ikatan
dengan pedagang pengumpul tingkat desa dimana mereka sebelum menjual gula sudah memiliki utang uang
atau barang kebutuhan rumah tangga kepada pedagang. Keseluruhan pedagang pegumpul tingkat desa
tersebut juga menjual bahan kebutuhan pokok para pengolah gula aren sehingga bila pengolah gula aren
membutuhkan uang atau barang bisa mendapatkanya dari pedagang pengumpul desa dengan perjanjian hasil
gula aren para pengolah tersebut dijual kepada mereka.
5. Distribusi Pemasaran
Distribusi pemasaran dalam pengolahan gula aren di Desa Danau Liang Kecamatan Lebong Tengah
Kabupaten Lebong yaitu dari pengrajin (produsen) ke pedagang pengumpul, lalu ke pedagang pengecer
sebelum akhirnya produk sampai ke konsumen. Untuk banyaknya jumlah produk yang disalurkan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 10. Saluran Distribusi Pemasaran
Lembaga
Jumlah yang didistribusikan (kg)
Jumlah
pemasaran
produksi
Pengerajin P. Pengumpul P.Pengecer Konsumen
Pengerajin
0
675
0
26
701
P. Pengumpul
0
0
671,5
0
P.Pengecer
0
0
0
670
8
Konsumen
0
0
0
0
Sumber : data primer diolah (2015) lihat lampiran 16
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah produk yang dalam hal ini gula aren sebanyak 675 kg yang
dibeli pedagang pengumpul dari pengrajin, untuk kemudian selanjutnya disalurkan ke pedagang pengecer
dengan jumlah 671,5 kg. Jumlah produk berkurang dikarenakan mengalami penyusutan berat. Dan pada
akhirnya gula aren ini sampai ketangan konsumen untuk kemudian dikonsumsi.
6. Biaya, Marjin Dan Efisiensi Pemasaran.
Tabel 11.Biaya Dan Marjin Pemasaran Gula Aren Di Desa Danau Liang.
Uraian
Harga rata-rata (Rp/kg)
Share (%)
Petani pengolah
- Harga jual
13.000
76,47
Pedagang pengumpul tingkat desa
- Harga beli
13.000
- Biaya karung
22
0,13
- Biaya penyusutan alat
1,09
0,01
- Biaya penyimpanan
86,54
0,51
- Biaya susut gula aren
74,92
0,44
- Total biaya
184,55
1,09
- Harga jual
14.500
85,29
- Marjin
1500
8,82
- profit marjin
1481,45
8,71
Pedagang pengecer
- Harga beli
14500
85,29
- Biaya transportasi
104,167
0,61
- Biaya kemasan produk
19,82
0,12
- Restribusi
5,35
0,03
- Biaya penyusutan alat
0,97
0,01
- Biaya penyimpanan
211,08
1,24
- Biaya susut gula aren
37,02
0,22
- Total biaya
626,47
3,69
- Harga jual
17.000
100
- Marjin
2500
14,71
- Profit marjin
1873,53
12,10
Total biaya pemasaran
811,02
4,78
Total profit
3534,98
20,81
Total marjin
4000
23,53
Efisiensi pemasaran (Nilai produk yg dipasarkan / Biaya
41,61
pemasaran x 100%) (337,5 / 811.02 x 100%)
Sumber : data primer diolah (2015)
Saluran pemasaran gula aren di kecamatan lebong tengah desa Danau Liang telah efisien di sebabkan
efisiensi pemasaran gula aren menunjukkan angka sebesar 41,61 %. Menurut kriteria efisiensi pemasaran
Kriteria EP sebesar 0 – 50% maka saluran pemasaran dikatakan efisien. Dari hal tersebut saluran pemasaran
gula aren di Desa Danau Liang efisien atau menguntungkan.
IV.KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Rata-rata produksi gula aren yang dihasilkan pengolah gula aren di Desa Danau Liang adalah 35,0 kg per
minggu. rata-rata penerimaan pengolah gula aren adalah sebesar Rp. 455.390 per minggu.
Berdasarkan perhitungan penerimaan dan biaya pengolahan gula aren di Desa Danau Liang, didapat nilai R/
C ratio usaha pengolahan gula aren dengan rata-rata sebesar 1,20. ini berarti jika pengolah gula aren
menggunakan input sebesar Rp 100. maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 120, sehingga dapat
disimpulkan bahwa usaha pengolahan gula aren di Desa Danau Liang sudah menguntungkan.
2. SARAN
9
Karena biaya yang jumlahnya besar maka disarankan kepada pengolah gula aren untuk menambah
produksi atau menambah jumlah bahan baku sehingga biaya tetap yang ditanggung tidak terlalu besar
dibandingkan dengan jumlah pendapatan. Untuk pedagang pengecer diharapkan jangan terlalu besar
mengambil keuntungan dari konsumen akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Azzaino, Z. 1983 . Pengantar Tataniaga Pertanian: Diktat Kuliah Fakultas Pertanian Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Safari, Achmad., 1995. Teknik Membuat Gula Aren. Penerbit Karya Anda, Surabaya.
Sunanto, Hatta., 1993. Aren Budidaya dan Multigunanya. Penerbit Kanisius, Jogyakarta.
Soekartawi, 1995. Analisa Usahatani. Penerbit Rajawali Press, Jakarta.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-hasil Pertanian,
Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Umar, Husein. 2000. Metode Penelitian untuk Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia.
10