Al Barakat Ar Rabbaniyyah Buku Saku 60 H

ABUYAQU PRESS

Komplek SMPQT Yanbu’ul Qur’an 1 Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an 1

Sukoharjo – Wedarijaksa - Pati

Judul : al-Barakat ar-Rabbaniyyah fi Mukhtar al- Ahadits al- Qur’aniyyah

Penyusun : Sahal Mahfudh Layout

: Suwandi Jumlah hlm

: Penerbit

: ABUYAQU PRESS Alamat

: Jl. Pati-Tayu KM 6, Sukoharjo Wedarijaksa Pati

Jawa Tengah, komplek SMPQT Yanbu’ul Qur’an 1 Pati

Cetakan : I tahun 2018 Ketebalan

: 126 halaman

يطا ڤ نآرقلا عوبني مداخ

Bab I: Ikhlas dalam membaca, menghafalkan, mempelajari dan mengajarkan al- Qur’an

1. Hadits diceritakan oleh Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khaththab

Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: aku Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: aku

wasallam bersabda: “Sesungguhnya

segala perbuatan

tergantung niatnya. Sesungguhnya setiap orang, mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka niscaya hijrahnya itu (akan dicatat) untuk Allah dan Rasulnya. Dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak diraihnya, atau perempuan yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya (akan tercatat) untuk apa yang menjadi tujuan hijrahnya. (Muttafaq

‘Alayh)

2. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dalam sebuah hadits yang panjang, beliau berkata:

aku pernah mendengar

Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Sesungguhnya manusia yang

paling utama pun kelak di hari kiamat akan disidang atas segala amalnya. Maka disebutlah seorang lelaki yang (semasa hidupnya) mencari ilmu, mengajarkannya, serta membaca al- Qur’an. Ia pun didatangkan (untuk disidang), lalu Allah memperlihatkan kepadanya segala nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya, maka dia pun membenarkan nikmat tersebut. Allah bertanya kepadanya: apa yang kamu perbuat dengan nikmat-nikmat paling utama pun kelak di hari kiamat akan disidang atas segala amalnya. Maka disebutlah seorang lelaki yang (semasa hidupnya) mencari ilmu, mengajarkannya, serta membaca al- Qur’an. Ia pun didatangkan (untuk disidang), lalu Allah memperlihatkan kepadanya segala nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya, maka dia pun membenarkan nikmat tersebut. Allah bertanya kepadanya: apa yang kamu perbuat dengan nikmat-nikmat

disebut sebagai seorang yang ‘alim, kamu membaca al- Qur’an agar disebut sebagai orang yang rajin membaca al- Qur’an. Maka sungguh telah dikatakan (tentang nasib lelaki itu), kemudian malaikat diperintah untuk membawanya, lalu menghapus wajahnya, sampai-sampai lelaki itu akhirnya dijebloskan kedalam neraka. (HR Imam Muslim)

3. Diceritakan dari Zaid bin Sallam, dari

kakeknya Radhiyallahu ‘anhu, beliau kakeknya Radhiyallahu ‘anhu, beliau

‘anhu

mengutus

Abdurrahman bin Syibl untuk mengajari masyarakat tentang apa yang didengarnya dari Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam. Ia lalu mengumpulkan banyak orang, lantas berkata: sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam bersabda: “Pelajarilah al- Qur’an. Jika engkau sudah berilmu tentangnya, maka jangan berlebih-lebihan terhadapnya, jangan meremehkannya, jangan mencari makan dengannya, dan jangan berbangga- bangga dengannya.”

(HR Imam Ahmad)

Bab II: Kemuliaan dan keagungan al- Qur’an

4. Hadits diceritakan dari Sahabat Zaid bin

Arqam Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda dalam sebuah hadits yang panjang, dan di dalam hadits tersebut terdapat sabda: “Dan aku tinggalkan kepada kalian dua perkara besar, yaitu: Pertama, kitab Allah, yang didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Maka ambillah kitab Allah, dan berpeganglah dengan kitab Allah. Barang siapa berpegangan dengan kitab Allah dan mengambilnya sebagai pedoman, niscaya ia selalu berada dalam petunjuk. Dan Arqam Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda dalam sebuah hadits yang panjang, dan di dalam hadits tersebut terdapat sabda: “Dan aku tinggalkan kepada kalian dua perkara besar, yaitu: Pertama, kitab Allah, yang didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Maka ambillah kitab Allah, dan berpeganglah dengan kitab Allah. Barang siapa berpegangan dengan kitab Allah dan mengambilnya sebagai pedoman, niscaya ia selalu berada dalam petunjuk. Dan

‘alayhi

wasallam

menyarankan kepada umatnya supaya berpegangan dengan kitab Allah dan mencintainya, kemudian beliau bersabda: “Dan ahlu baitku (keluargaku), aku ingatkan kalian kepada Allah tentang ahlu baitku.”

Dalam redaksi lain:

“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian

sesuatu yang jika kalian

berpegangan dengannya, niscaya kalian tidak akan pernah sesat setelahku.” Dalam redaksi l ain: “Dan telah kutinggalkan kepada kalian, sesuatu yang dengannya kalian tidak akan pernah sesat jalan jika berpegangan dengannya, niscaya kalian tidak akan pernah sesat setelahku.” Dalam redaksi l ain: “Dan telah kutinggalkan kepada kalian, sesuatu yang dengannya kalian tidak akan pernah sesat jalan jika

5. Hadits diceritakan oleh Nafi’ bin Abdul Harits, bahwasanya ia bertemu dengan Sayyidina

Umar bin Khaththab

Radhiyallahu ‘anhu di Usfan, padahal Sayyidina Umar menugaskannya di Mekah.

Umar lalu berkata kepadanya: “Siapa yang kamu tugaskan untuk menggantikanmu

menjaga ahlul wadi (Mekah)?” Nafi’ menjawab: “Aku tugaskan Ibnu Abza untuk menggantikanku

menjaga penduduk

Mekah.” Umar bertanya: “Siapa itu Ibnu Abza?” Nafi’ lalu menjawab: “Seorang Mekah.” Umar bertanya: “Siapa itu Ibnu Abza?” Nafi’ lalu menjawab: “Seorang

ا- ُأ ِم – ِسا ُـي ْو َّنلا ى َو َْل َِبه ا ُر ْو َأ ْو َّي ُة ْلا َو ِص َب َع َل ُك ِت

6. Hadits diceritakan oleh Tholhah bin Musharrif, ia berkata: aku bertanya kepada Sahabat Abdullah bin Abi Aufa Radhiyallahu ‘anhu : “Apakah Nabi Shallallâ hu ‘alayhi wasallam pernah berwasiat

(kepadamu)?”

Ia lalu

menjawab: “Tidak!” Lalu aku menimpali: “Bagaimana manusia diwajibkan untuk berwasiat,

atau diperintah untuk

berwasiat, sementara Nabi Shallallâhu ‘alayhi wasallam tidak mewasiatkan apa- apa?” Abdullah bin Abi Aufa menjawab:

“Nabi mewasiatkan kitab Allah.” ( Muttafaqun ‘Alayh)

Bab III: Keutamaan orang yang bermu’amalah dengan al-Qur’an

7. Hadits diceritakan dari Sahabat Anas bin

Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki dua jenis hamba dekat dari kalangan manusia.” Ditanyakan kepada Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam : “Siapakah mereka w ahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam menjawab: “Pemilik al-Qur’an, mereka adalah hamba Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki dua jenis hamba dekat dari kalangan manusia.” Ditanyakan kepada Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam : “Siapakah mereka w ahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam menjawab: “Pemilik al-Qur’an, mereka adalah hamba

8. Diceritakan dari Sahabat Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al- Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Imam Bukhari)

9. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu Musa al- Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Perumpamaan orang beriman yang membaca al- Qur’an adalah bagaikan buah utrujjah, baunya harum dan rasanya manis. Perumpamaan orang beriman yang tidak membaca al- Qur’an adalah bagaikan buah kurma, tidak beraroma

namun rasanya manis.

Perumpamaan orang munafiq yang membaca al- Qur’an adalah bagaikan buah raihanah, baunya harum namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca al- Qur’an adalah bagaikan buah handhalah, tidak beraroma

dan rasanya pahit.” (Muttafaqun ‘Alayh)

10. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Dzarr al-Ghifari Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: aku pernah berkata: “Wahai Rasulullah wasiyatilah aku!” Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam membalas: “Aku wasiyatkan kepadamu supaya kamu bertaqwa kepada Allah, karena sesungguhnya taqwa adalah pokok Dzarr al-Ghifari Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: aku pernah berkata: “Wahai Rasulullah wasiyatilah aku!” Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam membalas: “Aku wasiyatkan kepadamu supaya kamu bertaqwa kepada Allah, karena sesungguhnya taqwa adalah pokok

kepadaku!” Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam membalas: “(Aku wasiyatkan kepadamu) supaya kamu selalu membaca al- Qur’an, selalu berdzikir kepada Allah, karena sesungguhnya bacaan al- Qur’an dan dzikir adalah cahaya bagimu di bumi

dan harta simpanan bagimu di langit.” (HR Imam Ibnu Hibban)

11. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Tidak berkumpul sebuah kaum dalam sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, sembari membaca kitab Allah, dan saling mendarasnya, kecuali turun atas mereka rasa tenang, diselubungi rahmat, dikepung para malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah di depan para malaikat yang ada di sisi-Nya. Dan barang siapa yang lambat amalannya, Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Tidak berkumpul sebuah kaum dalam sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, sembari membaca kitab Allah, dan saling mendarasnya, kecuali turun atas mereka rasa tenang, diselubungi rahmat, dikepung para malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah di depan para malaikat yang ada di sisi-Nya. Dan barang siapa yang lambat amalannya,

12. Hadits diceritakan oleh Sahabat ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu ‘anhu,

beliau berkata: Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam keluar dari rumah

sementara kami berada di serambi masjid (shuffah), lalu beliau Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Siapakah diantara kalian, yang suka berangkat pagi setiap hari ke Buthhân atau ‘Aqîq (pusat jual beli unta berkualitas tinggi), kemudian kembali dengan membawa dua unta besar yang menarik dengan tanpa dosa dan memutuskan

tali

silaturrahim?

(memperoleh unta tersebut secara halal (memperoleh unta tersebut secara halal

“Kami suka, wahai

Rasulullah.” Lalu Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam bersabda: “Sungguh, apabila seseorang dari kalian pergi di pagi hari ke masjid, lalu belajar atau membaca dua ayat dari al- Qur’an maka itu lebih baik darinya daripada mendapatkan dua unta, membaca tiga ayat lebih baik daripada mendapatkan tiga unta, membaca empat ayat lebih baik daripada mendapatkan empat unta, dan demikianlah hitungan- hitungan berikutnya.” (HR Imam Muslim)

13. Hadits diceritakan oleh Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu,

beliau berkata: Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam bersabda: “Barangsiapa

membaca satu huruf saja dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan. Sedangkan kebaikan (bagi Allah) adalah sebanding dengan sepuluh kali lipat dari kebaikan tersebut. Aku tidak berkata bahwa alif lam mim adalah satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu membaca satu huruf saja dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan. Sedangkan kebaikan (bagi Allah) adalah sebanding dengan sepuluh kali lipat dari kebaikan tersebut. Aku tidak berkata bahwa alif lam mim adalah satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu

14. Hadits diceritakan oleh Sayyidah ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata: Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Orang yang mahir membaca al- Qur’an itu bersama para malaikat pencatat yang mulia dan 14. Hadits diceritakan oleh Sayyidah ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata: Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Orang yang mahir membaca al- Qur’an itu bersama para malaikat pencatat yang mulia dan

Redaksi hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim)

15. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Apakah salah seorang dari kalian suka, ketika pulang kepada keluarganya mendapati tiga unta bunting di rumahnya yang besar lagi gemuk?” Kami (para sahabat) menjawab: “Ya!” Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam bersabda: “Tiga ayat yang dibaca oleh salah seorang dari kalian di dalam shalatnya, lebih baik baginya daripada tiga unta bunting yang besar lagi

gemuk.” (HR Imam Muslim)

16. Hadits diceritakan oleh Sahabat Uqbah

bin Amir al-Juhani Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: aku pernah mendengar Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Orang yang terang-terangan membaca al- Qur’an bagaikan orang yang terang-terangan bersedekah. Dan orang yang sembunyi-sembunyi membaca al-

Qur’an bagaikan orang yang sembunyi- sembunyi bersedekah.” (HR Imam Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam Nasa’i

dan Imam Ahmad) ِالله

17. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya

Rasulullah Shallallâhu

‘alayhi wasallam bersabda: “Tidak ada sifat iri yang diperbolehkan, kecuali dalam dua perkara, yaitu: Pertama, iri kepada orang yang dianugerahi oleh Allah al-

Qur’an kemudian membacanya siang malam, lalu tetangganya mendengar dan berkata: duhai, andaikata aku diberi oleh Allah al- Qur’an sebagaimana lelaki itu yang diberi Allah al- Qur’an, maka niscaya aku akan beramal sebagaimana lelaki itu beramal. Kedua, iri kepada lelaki yang Qur’an kemudian membacanya siang malam, lalu tetangganya mendengar dan berkata: duhai, andaikata aku diberi oleh Allah al- Qur’an sebagaimana lelaki itu yang diberi Allah al- Qur’an, maka niscaya aku akan beramal sebagaimana lelaki itu beramal. Kedua, iri kepada lelaki yang

18. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu Musa Al- Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam

bersabda: “Sesungguhnya

termasuk tindakan yang mengagungkan Allah adalah memuliakan orang tua yang muslim, penghafal al- Qur’an yang tidak berlebihan dan tidak menyepelekan al- Qur’an, serta memuliakan pemimpin yang berbuat adil.” (HR Imam Abu Dawud dan Imam al-Baihaqi)

Bab IV: Syafaat al- Qur’an

19. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Umamah al-Bahili Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallâ hu ‘alayhi wasallam bersabda: “Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya al- Qur’an akan datang pada hari kiamat menjadi penolong bagi pemiliknya.” (HR Imam Muslim)

20. Hadits diceritakan oleh Jabir

Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallâhu ‘alayhi wasallam , beliau bersabda: “Al- Qur’an adalah kitab penolong yang bisa dimintai pertolongan, juga kita yang meluruskan dan yang dibenarkan. Barang siapa menjadikan al- Qur’an ada di depannya,

maka al- Qur’an akan maka al- Qur’an akan

21. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu Malik al- Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam bersabda: “Al-Qur’an bisa menjadi pembelamu, atau bisa juga 21. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu Malik al- Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam bersabda: “Al-Qur’an bisa menjadi pembelamu, atau bisa juga

dirinya.” (HR Imam Muslim)

22. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallâ hu ‘alayhi wasallam, beliau bersabda: “Pada hari kiamat, al-Qur’an akan datang, dan berkata: wahai Tuhanku, berikan kepadanya perhiasan, maka dipakaikanlah

kepadanya mahkota

kemuliaan. Kemudian al- Qur’an berkata: wahai Tuhanku, tambahkanlah atasnya, lalu dipakaikanlah sebuah pakaian kemuliaan. Kemudian al- Qur’an berkata: wahai Tuhanku, ridhailah ia, lalu Allah pun meridhainya. Lalu dikatakan kepadanya: baca terus dan naiklah terus, dan engkau akan ditambahi satu kebaikan setiap satu ayat yang engkau baca.” (HR Imam at- Tirmidzi)

23. Hadits diceritakan oleh Sahabat

Buraidah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: aku pernah duduk bersama Nabi Shallallâ hu ‘alayhi wasallam, lalu aku mendengar

beliau

bersabda:

“Sesungguhnya al-Qur’an akan menemui pemiliknya pada hari kiamat saat kuburannya terbelah seperti seorang lelaki yang pucat. Al- Qur’an berkata: apakah engkau mengenaliku? Pemilik al-

Qur’an itu menjawab: aku tidak mengenalimu. Al- Qur’an berkata: aku adalah

temanmu, Al- Qur’an yang

membuatmu haus di tengah hari, dan membuatmu begadang di malam hari, dan sesungguhnya setiap pedagang berada di belakang dagangannya, dan engkau kelak pada hari kiamat berada di belakang daganganmu (Al- Qur’an). Kemudian ia diberi kerajaan di tangan kanan dan keabadian di tangan kirinya. Di kepalanya dikenakan mutiara kemuliaan. Orang tuanya dipakaikan perhiasan yang tidak pernah dikenakan oleh penghuni dunia. Kemudian kedua orang tuanya berkata: karena apakah kami dipakaikan pakaian yang mulia ini? Lalu dijawab kepada keduanya: karena anak kalian telah membuatmu haus di tengah hari, dan membuatmu begadang di malam hari, dan sesungguhnya setiap pedagang berada di belakang dagangannya, dan engkau kelak pada hari kiamat berada di belakang daganganmu (Al- Qur’an). Kemudian ia diberi kerajaan di tangan kanan dan keabadian di tangan kirinya. Di kepalanya dikenakan mutiara kemuliaan. Orang tuanya dipakaikan perhiasan yang tidak pernah dikenakan oleh penghuni dunia. Kemudian kedua orang tuanya berkata: karena apakah kami dipakaikan pakaian yang mulia ini? Lalu dijawab kepada keduanya: karena anak kalian telah

24. Hadits diceritakan oleh Sahabat an- Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu ‘anhu,

beliau berkata, aku mendengar Nabi Saw. bersabda: “Pada hari kiamat kelak, al- Qur’an akan didatangkan bersama dengan

pemiliknya yang mengamalkan isi al- Qur’an. Mereka didahului oleh Surat Al-

Baqarah dan Surat Ali Imran. Rasulullah Saw. mengumpamakan keduanya dengan tiga perkara yang aku tidak pernah Baqarah dan Surat Ali Imran. Rasulullah Saw. mengumpamakan keduanya dengan tiga perkara yang aku tidak pernah

Baqarah dan Ali Imran) adalah dua awan, atau dua naungan hitam, yang diantara keduanya terdapat cahaya, atau seakan- akan keduanya adalah sekelompok burung yang berbaris yang menjadi pembela bagi para pemilik Surat Al-Baqarah dan Surat Ali ‘Imran.” (HR Imam Muslim dan Imam Ahmad, sedangkan redaksinya milik Imam Ahmad)

Bab V: Perintah untuk menjaga dan mengulang bacaan al- Qur’an

25. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu Musa al- Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Saw., beliau bersabda: “Peliharalah al- Qur’an ini. Demi jiwa Muhammad yang ada dalam genggaman-Nya, sungguh al- Qur’an lebih mudah lepas daripada (terlepasnya)

unta dari tambatannya.” (Muttafaqun ‘Alayh)

seekor

26. Hadits diceritakan oleh Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu,

beliau berkata, Nabi Saw. bersabda: “Yang terburuk diantara mereka (umat

Nabi Saw.) adalah bahwa seseorang berkata: Aku lupa ayat ini dan ini. Sebenarnya bukan lupa, akan tetapi dibuat lupa. Ingatlah terus al- Qur’an, Nabi Saw.) adalah bahwa seseorang berkata: Aku lupa ayat ini dan ini. Sebenarnya bukan lupa, akan tetapi dibuat lupa. Ingatlah terus al- Qur’an,

ternak.” (Muttafaqun ‘Alayh)

27. Hadits diceritakan oleh Sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu,

bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan ahli al- Qur’an adalah seperti orang yang memiliki seekor unta yang terikat. Jika ia bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan ahli al- Qur’an adalah seperti orang yang memiliki seekor unta yang terikat. Jika ia

pergi.” (Muttafaqun ‘Alayh)

28. Hadits diceritakan oleh ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Ketika seorang ahli al-Qur’an istiqamah membaca al- Qur’an pada malam dan pagi, maka ia tentu mengingatnya. Dan ketika ia 28. Hadits diceritakan oleh ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Ketika seorang ahli al-Qur’an istiqamah membaca al- Qur’an pada malam dan pagi, maka ia tentu mengingatnya. Dan ketika ia

29. Hadits diceritakan oleh Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu,

beliau berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Hendaknya jangan berkata salah satu

dari kalian, aku lupa ayat ini dan ini. Akan tetapi sebenarnya ia telah dibuat lupa.” ( Muttafaqun ‘Alayh)

30. Hadits diceritakan oleh Sahabat ‘Abdullah

bin ‘Amr bin al-‘Ash

Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa istiqamah membaca sepuluh ayat, maka ia tidak tercatat sebagai orang yang lalai. Barang siapa yang istiqamah membaca seratus ayat, maka ia tercatat sebagai Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa istiqamah membaca sepuluh ayat, maka ia tidak tercatat sebagai orang yang lalai. Barang siapa yang istiqamah membaca seratus ayat, maka ia tercatat sebagai

ruah).” (HR Imam Abu Dawud)

Bab VI: Anjuran untuk membaca al- Qur’an secara tartil

31. Hadits diceritakan oleh Sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu,

beliau berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Diucapkan kepada ahli al-Qur’an:

bacalah dan naiklah, serta tartillah dalam membacanya sebagaimana engkau di dunia membacanya secara tartil. Karena sesungguhnya kedudukanmu adalah pada bacalah dan naiklah, serta tartillah dalam membacanya sebagaimana engkau di dunia membacanya secara tartil. Karena sesungguhnya kedudukanmu adalah pada

32. Hadits diceritakan oleh Qatadah

Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, suatu ketika Anas Radhiyallahu ‘anhu ditanyai oleh seseorang: “Bagaimana kah bacaan Nabi Saw.?” Anas Ra. lalu menjawab:

“Bacaannya madd (menjaga panjang pendeknya huruf).” Kemudian Anas Ra. membaca

bismillahirrahmanirrahim. Memanjangkan

bacaan bismillahi,

memanjangkan bacaan ar-rahmani, dan memanjangkan bacaan ar-rahimi. ” (HR Imam Bukhari)

33. Hadits diceritakan oleh Sayyidah

Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, Rasulullah Saw. memutus- Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, Rasulullah Saw. memutus-

alhamdulillahirabbil’alamin,

kemudian mewakafkannya. Membaca arrahmanirrahim,

kemudian mewakafkannya.

Membaca maliki

yaumiddin, kemudian mewakafkannya. (HR Imam Tirmidzi)

Bab VII: Anjuran untuk memperindah bacaan al- Qur’an

34. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Hurairah Radhiyalla hu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam, beliau bersabda: “Tidaklah Allah mendengarkan

sesuatu (secara seksama), sebagaimana Allah

mendengarkan Nabi-Nya membaguskan

al- Qur’an.” ( Muttafaqun ‘Alayh).

bacaan

35. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersabda : “Bukan termasuk golongan kami, yang

tidak mau

menggunakan lagu dalam membaca al- Qur’an.” (HR Imam Bukhari)

36. Hadits diceritakan dari Sahabat al- Bara’ bin ‘Azib Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Hiasilah al-Qur’an dengan suara- suara kalian.” (HR Imam Ahmad, Imam Abu Dawud, Imam Ibnu Majah, dan Imam ad-Darimi)

37. Diceritakan oleh Sahabat Abu Musa al- Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam

bersabda kepadanya:

“Andaikata engkau mengetahui apa yang sedang kurasakan pada saat aku mendengarkan

al- Qur’anmu kemaring,

bacaan

sungguh engkau telah

dianugerahi seruling dari seruling-seruling keluarga Nabi Dawud.” (Muttafaqun ‘Alayh)

Bab VIII: Anjuran untuk mendengarkan bacaan al- Qur’an

38. Hadits diceritakan oleh Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, 38. Hadits diceritakan oleh Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu,

al- Qur’an

diturunkan

kepadamu?” Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku senang mendengar bacaan al- Qur’an dari orang lain.” Lalu aku membaca surat An- Nisa’, sampai ketika aku sampai pada ayat (Surat An- Nisa’ ayat 41), “Maka

bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat, dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” Aku mengangkat kepalaku, bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat, dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” Aku mengangkat kepalaku,

kepala,

dan kulihat

Rasulullah Saw. air matanya mengalir.” ( Muttafaqun ‘Alayh)

39. Hadits diceritakan oleh Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu,

beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda kepadaku: “Bacalah al-Qur’an untukku.” Aku pun menjawab: “Wahai Rasulullah, apa aku pantas membacakan al- Qur’an untukmu, padahal al- Qur’an diturunkan kepadamu?” Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam menjawab: “Ya!” Aku lalu membacakan untuk beliau Surat An- Nisa’, dan ketika sampai ayat (Surat An- Nisa’ ayat 41), “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda kepadaku: “Bacalah al-Qur’an untukku.” Aku pun menjawab: “Wahai Rasulullah, apa aku pantas membacakan al- Qur’an untukmu, padahal al- Qur’an diturunkan kepadamu?” Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam menjawab: “Ya!” Aku lalu membacakan untuk beliau Surat An- Nisa’, dan ketika sampai ayat (Surat An- Nisa’ ayat 41), “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan

Bab IX: Durasi waktu untuk mengkhatamkan bacaan al- Qur’an

40. Hadits diceritakan oleh Sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘anhu,

bahwa sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda kepadanya: “Bacalah al-Qur’an (sampai khatam) dalam satu bulan!” ‘Abdullah bin ‘Amr Ra.

menjawab: “Sesungguhnya aku kuat lebih dari itu.” Nabi Saw. bersabda: “Bacalah dalam lima belas hari!” ‘Abdullah bin ‘Amr menjawab: “Sesungguhnya aku kuat lebih dari itu.” Nabi Saw. bersabda: “Bacalah dalam sepuluh hari!” ‘Abdullah bin ‘Amr menjawab: “Sesungguhnya aku kuat lebih dari it u.” Nabi Saw. bersabda: “Bacalah dalam tujuh hari! Jangan lebih dari itu!” ( Muttafaqun ‘Alayh)

Bab X: Anjuran untuk berdoa ketika membaca ayat rahmat, dan berlindung ketika membaca ayat siksa

41. Hadits diceritakan oleh Sahabat

Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam mendirikan shalat. Ketika Nabi membaca ayat rahmat, maka beliau memohon kepada Allah Swt. Ketika Nabi membaca ayat siksa, maka beliau berlindung dari siksa tersebut kepada Allah Swt. Dan ketika Nabi membaca ayat- ayat

yang mengandung penyucian yang mengandung penyucian

42. Hadits diceritakan oleh Sahabat

Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya pada suatu malam beliau mendirikan shalat di sisi Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam, lalu Nabi membaca ayat al- Qur’an. Ketika melewati ayat siksa, Nabi lalu berhenti dan membaca ta’awwudz. Dan ketika melewati ayat Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya pada suatu malam beliau mendirikan shalat di sisi Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam, lalu Nabi membaca ayat al- Qur’an. Ketika melewati ayat siksa, Nabi lalu berhenti dan membaca ta’awwudz. Dan ketika melewati ayat

Bab XI: Keutamaan bersujud tilawah ketika membaca ayat as-sajdah

43. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya

Rasulullah Shallallahu

‘alayhi wasallam bersabda: “Ketika bani Adam membaca ayat as-sajdah lalu bersujud, maka niscaya setan akan menjauh sambil menangis. Lalu setan akan berkata: wahai betapa celakanya, orang ‘alayhi wasallam bersabda: “Ketika bani Adam membaca ayat as-sajdah lalu bersujud, maka niscaya setan akan menjauh sambil menangis. Lalu setan akan berkata: wahai betapa celakanya, orang

neraka.” (HR Imam Muslim)

Bab XII: Diperbolehkannya membaca al- Qur’an di atas kendaraan

44. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abdullah bin Mughaffal Radhiyallahu ‘anhu , beliau berkata: “Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam pada hari penaklukkan kota Mekkah (fathu Makkah), beliau berada di atas unta sembari membaca surat Al-Fath. Nabi Saw. mengulang- ulangnya.” (Muttafaqun

‘Alayh)

Bab XIII: Makruhnya membaca al- Qur’an dalam keadaan mengantuk

45. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya

Rasulullah Shallallâhu

‘alayhi wasallam bersabda: “Apabila seseorang dari kalian bangun pada malam hari, lalu al- Qur’an terasa berat baginya sementara ia dalam keadaan tidak sadar akan apa yang ia baca, maka hendaknya ia ‘alayhi wasallam bersabda: “Apabila seseorang dari kalian bangun pada malam hari, lalu al- Qur’an terasa berat baginya sementara ia dalam keadaan tidak sadar akan apa yang ia baca, maka hendaknya ia

Bab XIV: Makruhnya mengangkat suara tinggi-tinggi dalam bacaan al- Qur’an ketika di sekeliling ada orang yang merasa terganggu dengan bacaan al-

Qur’an

46. Diceritakan oleh Sahabat al-Bayadhi

Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam keluar menemui manusia, sementara mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat, dan suara mereka melengking Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam keluar menemui manusia, sementara mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat, dan suara mereka melengking

seorang yang sedang shalat itu sebenarnya sedang bermunajat kepada Tuhannya ‘Azza Wajalla. Maka hendaknya seorang yang sedang shalat memperhatikan apa yang sedang ia munajatkan kepada Tuhannya. Jangan sampai satu sama lain saling berteriak ketika membaca al- Qur’an.” (HR Imam Ahmad, Imam An- Nasa’i, dan Imam Al-Baihaqi)

Bab XV: Akhlak Nabi adalah al- Qur’an

47. Hadits diceritakan oleh Qatadah

Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya Qatadah mendatangi Sayyidah Aisyah

Radhiyallahu ‘anha, lalu ia berkata: “Wahai ummul mukminin, ceritakanlah kepadaku tentang akhlak Rasulullah !” Sayyidah Aisyah menjawab: “Tidakkah engkau membaca al- Qur’an?” Aku Radhiyallahu ‘anha, lalu ia berkata: “Wahai ummul mukminin, ceritakanlah kepadaku tentang akhlak Rasulullah !” Sayyidah Aisyah menjawab: “Tidakkah engkau membaca al- Qur’an?” Aku

47. Hadits diceritakan oleh Sa’ad bin Hisyam bin ‘Amir Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, aku mendatangi Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha lalu aku berkata: “Wahai Ummul Mukminin, 47. Hadits diceritakan oleh Sa’ad bin Hisyam bin ‘Amir Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, aku mendatangi Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha lalu aku berkata: “Wahai Ummul Mukminin,

Muhammad sungguh memiliki akhlak yang agung).” (HR Imam Ahmad)

Bab XVI: Keutamaan surat-surat dan ayat- ayat di dalam al- Qur’an

49. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu Sa’id bin al-Mu’alla Radhiyallahu ‘anhu,

beliau berkata, pernah saat aku sedang shalat, Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam memanggilku, akan tetapi aku tidak menjawab panggilannya. Aku pun berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tadi aku sedang shalat.” Nabi bersabda: “Bukankah Allah berfirman, Istajiibuu lillaahi walirrasuuli idzaa da’aakum (jawablah Allah

dan Rasul-Nya ketika memanggilmu) ?”

Nabi kemudian

bersabda : “Maukah kalian, aku ajari surat yang paling agung di dalam al- Qur’an bersabda : “Maukah kalian, aku ajari surat yang paling agung di dalam al- Qur’an

‘alayhi wasallam pun

bersabda: “Alhamdulillahirabbil’alamin (Surat al-Fatihah), adalah as- Sab’ul Matsani (tujuh yang pokok) dan al- Qur’an yang agung, yang telah diberikan

kepadaku.” (HR Imam Bukhari)

50. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Umamah al-Bahili Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Bacalah al-Qur’an karena sesungguhnya al- Qur’an datang pada hari kiamat untuk

untuk

membacanya

merupakan sebuah penyesalan. Dan membaca Surat Al-Baqarah membuat pembacanya kebal dari serangan tukang

sihir.” (HR Imam Muslim)

51. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya

Rasulullah Shallallahu

‘alayhi wasallam bersabda: “Jangan jadikan rumah kalian menjadi kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalam rumah tersebut Surat Al- Baqarah.” (HR Imam Muslim)

52. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu ad-Dar da’ Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam, beliau bersabda: “Barang siapa menghafal sepuluh ayat awal dari Surat Al-Kahfi, maka ia akan terjaga dari fitnah Dajjal.” (HR Imam Muslim dan Imam Abu Dawud). Dalam riwayat lain disebutkan dalam 52. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu ad-Dar da’ Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam, beliau bersabda: “Barang siapa menghafal sepuluh ayat awal dari Surat Al-Kahfi, maka ia akan terjaga dari fitnah Dajjal.” (HR Imam Muslim dan Imam Abu Dawud). Dalam riwayat lain disebutkan dalam

53. Hadits diceritakan oleh Sahabat an- Nawwas bin Sam’an al-Kilabi Radhiyallahu ‘anhu dalam sebuah hadits yang panjang,

beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bercerita tentang Dajjal, dan bersabda: “Maka barang siapa

diantara kalian yang melihat Dajjal, maka hendaknya ia membacakan atas Dajjal diantara kalian yang melihat Dajjal, maka hendaknya ia membacakan atas Dajjal

54. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Barang siapa membaca Surat Al- Kahfi pada hari Jum’at, maka Allah akan menyinarinya dengan cahaya di antara dua jum’at.” (HR Imam Baihaqi)

55. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam, bahwa

“Sesungguhnya terdapat sebuah surat di dalam al- Qur’an yang berisi tiga puluh ayat, yang kelak akan memberikan pertolongan kepada seorang laki-laki (yang istiqamah membacanya), sampai laki-laki tersebut diampuni oleh Allah

Swt.” Surat yang disabdakan oleh Nabi Saw. tersebut adalah Surat Tabarakalladzi biyadihil mulk (Surat Al-Mulk). (HR Imam Ahmad)

56. Hadits diceritakan oleh Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu,

beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Surat

Tabarak (Al-Mulk) adalah surat yang mampu menghalangi dari siksa kubur.”

57. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu Sa ’id al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya ada seorang laki-laki mendengar laki-laki lain membaca Qul huwallahu ahad berulang-ulang. Ketika orang yang mendengar bacaan laki-laki itu 57. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu Sa ’id al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya ada seorang laki-laki mendengar laki-laki lain membaca Qul huwallahu ahad berulang-ulang. Ketika orang yang mendengar bacaan laki-laki itu

kejadian tersebut kepada Rasulullah dan menganggap enteng apa yang dilakukan oleh laki-laki pembaca surat al-Ikhlas tadi. Rasulullah lalu bersabda: “Demi Dzat yang jiwa-Ku berada di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya surat al-Ikhlas itu sebanding dengan sepertiga al- Qur’an.” (HR Imam Bukhari, Imam Abu Dawud, dan Imam Ahmad)

58. Hadits diceritakan oleh Sayyidah ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam ketika hendak pergi ke tempat tidurnya pada setiap malam, beliau selalu mengatupkan kedua telapak tangannya, kemudian meniupkan ke kedua telapak tangan tersebut, dan membaca Qul huwallahu ahad (Surat Al-Ikhlas), Qul a’uudzu birobbil falaq (Surat Al-Falaq),

Qul a’uudzu birobbinnas (Surat An-Nas), kemudian Rasulullah mengusapkan kedua telapak tangan beliau ke sekujur tubuhnya, yang dimulai dari bagian kepala, wajah, dan anggota tubuh beliau bagian depan lalu bagian belakang. Rasulullah mengusapkannya tiga kali.” (HR

Imam Bukhari dan Imam Abu Dawud)

59. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam

mempercayakanku untuk

menjaga harta zakat pada bulan Ramadhan, lalu ada seseorang yang menjaga harta zakat pada bulan Ramadhan, lalu ada seseorang yang

aku akan mengadukanmu kepada

Rasulullah. ” Kemudian Abu Hurairah menceritakan hadits yang panjang hingga sampai pada cerita, bahwa sesungguhnya pencuri yang ternyata adalah setan tadi berkata pada saat tertangkap mencuri untuk yang ketiga kali: “Lepaskanlah aku, maka aku akan mengajarkan kepadamu kata-kata, yang Allah akan memberikan manfaat dengan kata-kata tersebut .” Aku pun bertanya: “Apakah itu?” Pencuri itu menjawab: “Ketika engkau hendak pergi ke tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi. Karena sesungguhnya jika engkau mau membacanya, maka akan selalu ada seseorang yang dikirim oleh Allah untuk Rasulullah. ” Kemudian Abu Hurairah menceritakan hadits yang panjang hingga sampai pada cerita, bahwa sesungguhnya pencuri yang ternyata adalah setan tadi berkata pada saat tertangkap mencuri untuk yang ketiga kali: “Lepaskanlah aku, maka aku akan mengajarkan kepadamu kata-kata, yang Allah akan memberikan manfaat dengan kata-kata tersebut .” Aku pun bertanya: “Apakah itu?” Pencuri itu menjawab: “Ketika engkau hendak pergi ke tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi. Karena sesungguhnya jika engkau mau membacanya, maka akan selalu ada seseorang yang dikirim oleh Allah untuk

melepaskan pencuri itu. Keesokan harinya, Rasulullah bersabda kepadaku: “Apa yang dilakukan oleh tawananmu kemarin?” Aku menjawab: “Wahai Rasulullah, ia mengajariku kata-kata yang diberi manfaat oleh Allah, aku pun melepaskannya.”

Rasulullah Saw.

bertanya: “Apakah itu?” Aku menjawab: “Pencuri itu berkata kepadaku, ketika engkau hendak pergi ke tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi dari awal sampai akhir, sampai satu ayat Allahu la ilaaha illa huwal hayyul qayyum selesai. Pencuri itu lalu berkata, kalau aku mau membacanya, maka akan selalu ada seseorang yang diutus oleh Allah untuk bertanya: “Apakah itu?” Aku menjawab: “Pencuri itu berkata kepadaku, ketika engkau hendak pergi ke tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi dari awal sampai akhir, sampai satu ayat Allahu la ilaaha illa huwal hayyul qayyum selesai. Pencuri itu lalu berkata, kalau aku mau membacanya, maka akan selalu ada seseorang yang diutus oleh Allah untuk

adalah orang-orang yang paling bersemangat

kebaikan. Lalu Rasulullah

sesungguhnya dia, telah berlaku jujur kepadamu padahal ia adalah seorang pendusta. Apakah engkau mengetahui siapa yang kamu ajak bicara selama tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah men jawab: “Tidak.” Rasulullah bersabda: “Orang itu adalah setan.” (HR Imam Bukhari)

60. Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu Mas’ud al-Badri Radhiyallahu ‘anhu,

beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Dua ayat

terakhir dari Surat Al-Baqarah, barang siapa membacanya pada malam hari, maka kedua surat tersebut akan

melindunginya.” (Muttafaqun ‘Alayh)

رداصلماو عجارلما

ملسم حيحص ،جاّجلحا نب ملسم ينسلحا وبأ مامإ ّيرابِ حيحص ،ّيراخبلا ليعاسَإ نب دّممح مامإ ينلحاّصلا ضاير ،يووّنلا اّيركز وبأ مامإ ةّينآرقلا نوعبرلأا ،قاّزّرلا دبع نب دحمأ خيّشلا ةّينآرقلا نوعبرلأا ،ّيماطقلا ّيلع نب رصان خيّشلا نآرقلا لئاضف في اثيدح نوعبرأ ،ّيئاقبلا دّممح وبأ خيّشلا