BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS XI SEMESTER 1

1

BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS XI
SEMESTER 1

Geografi adalah ilmu yangg memaelajari humunggang kaauaal mermagai gejala dang
aeriatiwa yangg terjadi di mukaa mumi, maika fiaika mauaung yangg mengyanggkaut
makahluka hidua meaerta aermaaalahangngya melalui aengdekaatang kaeruanggang,
ekaologi, dang regiongal. Haail kaajiang geografidiarahkaang ungtuka kaeaengtinggang
arogram, aroaea, dang kaemerhaailang aemmanggungang. Dalam mengdeakariaaikaang,
memahami, menggidengtifikaaai, menggevaluaai, dang menggataai maaalah
aemmanggungang, geografi dimangtu oleh aejumlah tekangologi aeaerti aenggingderaang
jauh, aeta, dang Siatem Ingformaai Geografia (SIG).

Kondisi Geografis Indonesia :
A. Letak Astronomis : LU - LS dan BT - BT.
B. Letak Geografis : terletak diantara 2 benua yaitu Benua Asia dan Benua
Australia, serta terletak diantara 2 samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik.
C. Letak Geologis : Letak geologis Indonesia dapat dilihat dari beberapa sudut,
yaitu sudut

formasi geologinya, keadaan batuannya, dan jalur jalur pegunungannya.
D. Letak Geomorfologis : yaitu letak suatu tempat berdasarkan tinggi rendahnya
tempat
tersebut terhadap permukaan air laut atau dilihat dari bentuk permukaan bumi.

Luas dan Batas Teritorial Indonesia dibedakan menjadi 3 :
A. Batas Laut Teritorial adalah suatu batas laut yang ditarik dari sebuah garis dasar dengan
jarak 12 mil ke arah laut.
B. Batas Landas Kontinen adalah dasar laut yang jika dilihat dari segi geologi maupun
geomorfologinya merupakan kelanjutan dari kontinen atau benua.
C. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah wilayah laut sejauh 200 mil dari pulau
terluar saat air surut.

1

2

BAB I BIOSFER
A. Pengertian Biosfer
Menurut etimologi, biosfer berasal dari kata bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan.

Jadi, biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup atau seluruh ruang hidup yang ditempati
organisme. Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri atas gabungan ekosistem
yang ada di bumi. Selain manusia, mahkluk hidup yang mendiami bumi adalah binatang (fauna) dan
tumbuh-tumbuhan (flora). Pada dasarnya, biosfer terdiri atas tiga lingkungan utama atau biosiklus
(biocycle), yaitu biosiklus darat, biosiklus air tawar (sungai, danau, atau kolam), dan biosiklus air asin
(lautan).
Secara rinci, A. Tansley mengemukakan bahwa ekosistem meliputi komponen-komponen berikut ini.
Komponen biotik (berupa makhluk hidup) terdiri atas:
a. tumbuh-tumbuhan sebagai produsen,
b. binatang sebagai konsumen; meliputi herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan), carnivora
(pemakan daging), omnivora (pemakan tumbuh-tumbuhan dan daging), dan bakteri dan jamur sebagai
pengurai.
2. Komponen abiotik (berupa makluk tak hidup) meliputi iklim, bahan-bahan anorganik berupa
mineral-mineral yang terdapat di dalam batuan, tanah, air dan udara. Contohnya antara lain Karbon
(C), Nitrogen (N), Karbondioksida (CO2), Air (H2O), Oksigen (O2), protein, karbohidrat, dan lemak.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberadan flora dan fauna di muka bumi diantaranya ialah
faktor klimatik (iklim), edafik (tanah, dan biotik (makhluk hidup).
Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu suhu, kelembaban
udara, angin, dan curah hujan.

a. Suhu
Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari secara langsung maupun
tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi dipancarkan
secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat keawanan, ketinggian dan albedo maka
suhunya akan berbeda-beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya tumbuhan dan hewan
beradaptasi terhadap suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya daerah dengan suhu yang sangat
tinggi dan sangat rendah saja yang tidak dapat didiami oleh makluk hidup secara permanen. Akibat
perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan dan hewan telah berhasil beradaptasi dengan
lingkungan tropis yang lembab, dan lainnya beradaptasi dengan lingkungan dingin dan kering atau
lingkungan panas dan kering.
Bagi tumbuhan yang berkembang di daerah tropis, diperlukan variasi suhu untuk proses
perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan untuk tumbuh daun-daun baru. Begitu pula tumbuhan
didaerah dingin dan kering, memerlukan pola cuaca yang bervariasi untuk melangsungkan
serangkaian proses regenerasinya.
Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi, yaitu :
1. Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang hanya berkembang pada saat-saat
tertentu saja terutama pada musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur karena
2

3

berada dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan annual adalah
tumbuhan kecil atau bunga-bungaan di daerah beriklim dingin.
2. Kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai mekanisme
melindungi diri dari suhu yang sangat rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga dapat
berkembang terus-menerus. Kemampuan inilah menyebabkan kelompok vegetasi perennial dapat
berumur lebih dari satu tahun.
b. Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Zat hara penting
akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan air. Air juga sangat berperan dalam reaksi
pembentukan bahan organik bagi tumbuhan. Begitu pula bagi manusia dan hewan, air merupakan
kebutuhan yang sangat penting.
Berdasarkan tingkat adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia tumbuhan dibedakan
menjadi empat yaitu :
1. Xerofit, berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti tumbuhan. Jadi xerofit
merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan air
atau kering. Daerah persebarannya terutama dikawasan gurun ( kawasan arid ). Contohnya kaktus.
2. Hidrofit, berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit adalah kelompok
tumbuhan yang khusus beradaptasi pada lingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi i ni
adalah cenderung mempunyai sistem perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan
ruang renik ( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya mengarah kearah

datangnya sinar matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, paku-pakuan, selada air, kangkung dan
sebagainya.
3. Mesofit, berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan. Jadi mesofit merupakan
kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab tetapi tidak sampai tergenang air.
Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang rendah ( tropis ) dengan curah hujan yang
tinggi dan relatif merata sepanjang tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur
4. Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada lingkungan dengan
kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak menguntungkan ) . Vegetasi kelompok ini
dapat hidup dengan perubahan musim yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada
umumnya tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang
yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka
kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi khas daerah tropis.
c. Sinar Matahari
Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis.
Energi ini khususnya dipergunakan untuk mengubah karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa
dengan membentuk oksigen ( O2 ) di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan demikian sinar matahari
yang sampai kepermukaan bumi merupakan sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka
melangsungkan kehidupannya.
d.


Curah hujan

Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan fauna. Bagi lingkungan kehidupan
darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk
presipatasi lainnya. Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan
3

4
karakteristik vegetasi dan juga menyebabkan perbedaan jenis hewan yang mendiaminya. Hal ini
disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan sumber makanan bagi hewan.
e. Angin
Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan memindahkan uap air dan kelembaban
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses penyerbukan dan
penyebaran biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru.
Faktor tanah yang berpengaruh karena tanah sebagai media tumbuh dan berkembangnya tanaman,
tingkat kesuburan tanah berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan.
Faktor tanah disebut pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos yang artinya tanah atau
lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi dengan faktor edafik berarti meninjau tanah dari sudut
tumbuhan atau kemampuan meumbuhkan vegetasi. Faktor fisik dan kimiawi tanah yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman abtara lain tekstur, struktur, dan keasaman tanah.

a. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam suatu massa tanah
terutama perbandingan antara pasir, debu dan lempung. Tekstur tanah sangat penting dalam kaitannya
dengan kapasitas menampung air dan udara tanah. Tanah dengan proporsi partikel –partikel yang
lebih besar dapat mempunyai tata air yang baik. Tanah yang halus biasanya memiliki potidak tersebar
merata. Selain itu alirannya juga sangat lambat sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuhtumbuhan.
b. Struktur tanah
Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah dan membentuk agregat tanah
dalam berbagai kemantapan bentuk dan ukuran. Struktur tanah menyebabkan perbedaan tingkat
kemampuan tanah dalam meloloskan air ( porositas ) dan besar pori-pori antara butir-butir tanah
( permeabilitas ). Porositas dan permeabilitas mempengaruhi penyaluran air, unsur hara dan udara
keseluruh bagian tanah.
c. Keasaman tanah
Kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh proses-proses kimia dan pertukaran unsur kimia antar
tumbuhan. Tumbuhan tidak mampu menyerap unsur-unsur hara tanpa diubah dalam bentuk cairan.
Jika keasaman tanah berkurang sampai beberapa tingkat, maka air akan mempunyai kemampuan yang
kecil dalam menahan mineral-mineral untuk diubah menjadi unsur-unsur hara. Akibatnya sekalipun
unsur-unsur hara ada di dalam tanah tumbuhan tidak mungkin hidup dengan baik disana.
Faktor topografi
Faktor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan lahan. Ketinggian suatu tempat erat kaitannya

dengan perbedaan suhu yang akhirnya menyebabkan pula perbedaan kelengasan udara. Diantara
daerah yang mempunyai ketinggian yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya
berbeda pula karena vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan.
Oleh sebab itu kita mengenal jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang khas untuk daerah-daerah dengan
ketinggian tertentu.
Faktor topografi yang lain adalah kemiringan permukaan tanah. Permukaan tanah yang miring
menyebabkan air cepat menyusuri lereng. Semakin terjal permukaan semakin besar kekuatan air
mengikis permukaan tanah yang subur, sehingga ketebalan tanah menjadi berkurang. Biasanya tanah
yang miring setiap unitnya mempunyai jumlah flora dan fauna lebih sedikit dari pada tanah yang
relatif rata. Hal ini disebabkan oleh cadangan air cepat hilang karena bergerak kebawah secara cepat.
4

5

C. Persebaran Flora di Dunia
Ø Lingkungan kehidupan laut ( biocycle laut )
Perkembangan kehidupan vegetasi pada perairan laut terutama terdapat pada zona dekat pantai yang
masih dapat ditembus sinar matahari. Meskipun air laut bersifat transparan , sinar matahari hanya
dapat mencapai kedalaman beberapa puluh meter saja. Penyinaran ini masih pula dipengaruhi oleh
kejernihan air laut dan letak laut. Seperti pada tumbuhan didaratan, vegetasi dilaut juga membutuhkan

energi dari matahari untuk menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis. Oleh sebab itu pada
laut dalam tidak ditemukan vegetasi yang hidup permanen karena lautnya dingin dan gelap. Jika
ditemukan tumbuhan-tumbuhan pada wilayah laut dalam tersebut disebabkan oleh aktivitas arus laut
yang mengangkutnya ke lokasi lain.
Di dasar laut dangkal banyak terdapat fitoplanton atau tumbuhan kecil yang melayang-layang. Flora
yang tumbuh didasar laut antara lain bermacam-macam ganggang, rumput laut, dan lain-lain. Pada
zona litoral dan neritis tumbuh vegetasi khas pantai misalnya hutan mangrove yang meliputi bakau,
perdu, liana, efipit, dan parasit.. Vegetasi air asin sangat tampak pada zona litoral dan sebagian zona
nertitis karena vegetasinya besar-besar dan banyak jumlahnya.
Ø Lingkungan kehidupan air tawar ( biocycle air tawar )
Lingkungan kehidupan air tawar meliputi danau, sungai, kolam, payau, rawa dan bentuk-bentuk
perairan darat lainnya. Vegetasi yang banyak berkembang di lingkungan seperti ini diantaranya
tenceeratai, paku air, enceng gondok, talas air, pandan, selada, kangkung dan berbagai vegetasi
perairan tawar lainnya. Pada perairan darat juga berkembang vegetasi tingkat rendah misalnya
ganggang dan lumut.
Ø Lingkungan kehidupan darat ( biocycle darat )
Lingkungan kehidupan darat meliputi daerah yang sangat luas dan sangat bervariasi jenisnya.
Biocycle darat terbentang di daerah sekitar khatulistiwa sampai ke daerah kutub utara dan kutub
selatan. Lingkungan vegetasi ini berbatasan langsung dengan ;lingkungan kehidupan perairan darat
dan lingkungan kehidupan perairan laut.

Sehubungan dengan variasi yang sangat beragam ini maka lingungan vegetasi daratan dibedakan
menjadi beberapa bagian yang disebut biochore atau sub lingkungan ( bioma ). Pembagian ini
didasarkan pada corak vegetasi utama akibat iklim yang khas pada wilayah-wilayah tersebut.
Biocycle daratan terdiri dari hutan, padang rumput dan gurun. Berikut ini sebaran hutan, padang
rumput, dan gurun yang akan dibahas lebih lanjut.
Hutan
Hutan Hujan Tropis
Tersebar di wilayah sekitar ekuator antara lintang 10ºLU – 10°LS, curah hujan antara 200 – 400 cm
per tahun, dengan ciri vegetasinya berupa hutan belantara dengan tumbuhan heterogen, tingkat
kerapatan tinggi, dengan wilayah persebaran di Indonesia, dataran rendah Amazon (Brazil), Amerika
Tengah, wilayah Afrika sekitar katulistiwa, dan Pulau Madagaskar.
Hutan Musim
Terdapat di daerah-daerah yang memiliki pergantian musim kemarau dan penghujan sangat jelas,
musim kemarau lebih panjang dengan curah hujan antara 100 – 200 cm per tahun. Pada musim
5

6
kemarau vegetasinya menggugurkan daun (meranggas), tersebar di India, Asia Tenggara, Afrika,
Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Hutan Konifer (Hutan berdaunjarum)

Terdapat di daerah lintang tinggi mendekati kawasan lingkaran kutub, seperti Kanada bagian utara,
Eropa Utara, Asia Utara sekitar Siberia, dan pegunungan tinggi di kawasan tropis.
Sabana
Padang rumput yang diselingi semak belukar, banyak dijumpai di Afrika, India, Australia, Amerika
Selatan, dan sekitar Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Stepa (Prairi)
Padang rumput yang luas tanpa diselingi semak belukar, terdapat di daerah peralihan antara iklim
basah dan iklim kering, tersebar di Rusia antara Eropa Barat sampai Asia Timur, Argentina, dan
Amerika Selatan.
Tundra
Padang rumput yang terletak di wilayah-wilayah lintang tinggi yang berbatasan dengan kutub dan
mampu bertahan terhadap suhu udara dingin.
Gurun (padang pasir)
Kawasan iklim kering yang ditandai rata-rata jumlah curah hujan tahunan lebih kecil, terletak di
sekitar lintang 30° – 35°, terdapat di Asia, Afrika, Amerika, dan Australia.
D. Persebaran Fauna di Dunia
Menurut Alfred Russel Wallace, secara umum wilayah persebaran fauna di permukaan bumi
dikelompokan ke dalam enam region, yaitu sebagai berikut:
Paleartik, meliputi wilayah-wilayah di Benua Eropa, Uni Soviet, Jepang, Laut Mediteran, dan Afrika
bagian paling utara. Contoh fauna: panda, unta, rusa, dan beruang kutub.
Ethiopian(Afrotropical), meliputi seluruh Benua Afrika (kecuali bagian utara) dan Pulau Madagaskar.
Contoh fauna: gajah Afrika, badak bercula dua, kuda nil, gorilla, zebra, jerapah, singa, dan reptil.
Oriental, meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Contoh fauna: orang utan, banteng,
harimau, gajah, dan reptile.
Australian, meliputi wilayah-wilayah Benua Australia, Selandia Baru, dan Pulau Papua. Contoh
fauna: hewan berkantung seperti kanguru, kuskus, wallaby, burung cendrawasih, kasuari, kakatua, dan
kiwi.
Neartik, meliputi wilayah Amerika Utara (AS dan Kanada), Greenland, sampai bagian tengah
Meksiko. Contoh fauna: bison, caribouw, salamander, ayam kalkun, dan kura-kura.
Neotropik, meliputi Meksiko bagian bagian selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Contoh
fauna: ikan piranha, belut listrik, Lama, ular anaconda, dan kera.
E. Persebaran Flora di Indonesia
Wilayah flora di Indonesia terdiri atas empat subwilayah, yaitu:
Flora Sumatera – Kalimantan
6

7
Keadaan flora pada wilayah ini di dominasi hutan hujan tropis, yaitu hutan yang tumbuh di daerah
yang mempunyai curah hujan, suhu, dan kelembaban udara yang tinggi, dan banyak mendapat sinar
matahari, pohonnya tumbuh rapat dan lebat, spesiesnya banyak dan beranekaragam, selalu hijau,
pohonnya besar dan tinggi. Di daerah pantai Sumatera dan Kalimantan terdapat hutan bakau yang
berfungsi menjaga ekosistem pantai, dan mencegah terjadinya erosi pantai.
Flora Jawa – Bali
Keadaan flora Jawa – Bali dikelompokkan menjadi: hutan hujan tropik (di Taman Nasional Cibodas
dan Gunung Halimun), hutan muson tropik (hutan jati), sabana tropik(di Jawa Timur dan Bali) , dan
hutan bakau (di pantura Jawa).
Flora kepulauan Wallacea
Wilayahnya meliputi Indonesia bagian tengah yaitu pulau Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, dan
kepulauan Maluku. Iklimnya lebih kering sehingga di dominasi vegetasi sabana, hutan pegunungan di
Sulawesi, hutan campuran di wilayah Maluku dengan jenis rempah-rempah (seperti Pala, Cengkeh,
Kayu Manis).
Flora Papua
Flora di wilayah ini di dominasi hutan hujan tropis dengan flora khas yaitu Eucaliptus, sedangkan di
daerah pantai banyak dijumpai Mangrove.
F. Persebaran Fauna di Indonesia
Fauna Asiatis (Fauna Indonesia Barat)
Terletak di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali, dibatasi oleh Garis Wallace yang
membentang antara Selat Lombok dan Selat Makassar.
Fauna Australis (Fauna Indonesia Timur)
Terletak di pulau Papua dan sekitarnya, dibatasi oleh Garis Weber yang terbentang antara Laut Tmor,
Laut Seram, dan Laut Halmahera.
Fauna Peralihan (Fauna Indonesia Tengah)
Meliputi di wilayah, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan kepulauan Maluku. Letaknya diantara Garis
Wallace dan Garis Weber. Fauna endemik adalah anoa, babirusa, burung maleo, dan komodo.
G. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi.
1. Pengahalang Geografi
Penghalang geografi adalah keadaan fisik lapangan dan faktor geografi lainnya yang menghalangi
aliran gen antarpopulasi. Penghalang geografi merupakan penghalang dalam bentuk kondisi muka
bumi, seperti gunung, padang pasir, dan laut. Penghalang jenis ini sangat menentukan persebaran
organisme dimuka bumi. Penghalang geografi merupakan hasil aktivitas alam berupa pegunungan
ataupun pemisahan permukaan bumi. Hasil proses alami ini berupa benua yang dibatasi oleh lautan,
gunung, gurun, dan faktor alam lainnya. Adanya batas-batas tersebut menghalangi interaksi
antarorganisme. Pada mulanya kelompok organisme diperkirakan hanya menghuni satu tempat, akibat
sifat organisme yang aktif dan selalu berusaha mencari kondisi lingkungan yang terbaik untuk proses
hidupnya, kelompok organisme tersebut menyebar keberbagai tempat yang memiliki kondisi
lingkungan yang berbeda. Persebaran organisme ini akan terhenti begitu berhadapan dengan
penghalang geografi. Selain itu persebaran organisme dapat berhenti akibat terbatasnya kemampuan
struktur ataupun fungsi organisme tersebut seperti kemampuan terbang, berenang ataupun berlari.
Ditempat baru organisme melakukan adaptasi dan modifikasi sehingga menjadi organisme yang
7

8
berbeda dengan asalnya. Berdasarkan penjelasan ini , terlihat bahwa pengfhalang geografi merupakan
faktor penting dalam persebaran organisme di muka bumi.

Penghalang Reproduksi
Penghalang reproduksi merupakan penghalang dalam bentuk tidak terjadinya interhibridasi
( perkawinan ) di antara organisme yang menghuni satu daerah biogeografi dengan daerah biogeografi
lainnya. Tidak terjadinya interhibridasi ini akibat adanya penghalang geografi. Dengan demikian
penghalang geografi dapat menyebabkan munculnya penghalang reproduksi. Penghalang reproduksi
ini menyebabkan terjadinya isolasi reproduksi yang megakibatkan semakin berbedanya organisme
tersebut dengan organisme asalnya.
Penghalang Endemis
Penghalang endemis merupakan penghalang dalam bentuk kekhasan organisme akibat
menghuni daerah khas pula. Kekhasan ini terjadi akibat adanya penhalang reproduksi yang mencegah
terjadinya interhibridasi dengan organisme lain diluar wilayah biogeografi tersebut. Penghalang
reproduksi sendiri merupakan akibat dari adanya penghalang geografi. Dengan demikian dapat ditarik
hubungan bahwa penghalang geografi menyebabkan penghalang reproduksi menghalangi juga
terjadinya oenghalang endemis. Penghalang endemis ini menyebabkan proses endemis organisme
semakin khas oraganisme tersebut dan semakin berbeda jauh dengan organisme asalnya.

Dampak Kerusakan Flora dan Fauna Terhadap Kehidupan
A. Kerusakan Flora, Fauna dan dampaknya.
Dalam siklus kehidupan baik hewan maupun tumbuhan selalu terjadi evolusi, seleksi alam, dan
adaptasi. Evolusi adalah perubahaan makluk hidup secara perlahan-lahan dari sederhana ke bentuk
yang lebih sempurna dalam jangka waktu yang sangat lama. Jadi makluk hidup selalu mengalami
perubahaan sehingga timbul spesies baru. Perlu diketahui bahwa tumbuhan dan hewan berasal dari
makluk hidup masa lampau yang telah mengalami perubahaan dalam waktu yang sangat lama.
Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makluk hidup tertentu
yang dapat bertahan dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup yang baru. Makluk
hidup yang tidak mampu bertahan dan menyesuaikan dengan lingkungan yang telah berubah akan
mati atau pindah kelingkungan lain. Dengan adanya seleksi alam ini, banyak hewan dan tumbuhan
yang dulu hidup, sekarang telah punah karena tidak mampu untuk survival menyesuaikan dengan
lingkungan atau habitat yang ada.
Contoh kerusakan flora dan fauna yang terjadi di Indonesia akibat kegiatan manusia, misalnya :
1.

Hutan menjadi gundul.
Dalam prakteknya tebang pilih juga mengorbankan pohon lain yang tertimpa sehingga banyak
pohon kecil yang mati. Apabila penebangan dilakukan secara serampangan maka akan menghabiskan
pohon-pohon dihutan.
2.

Tanah Longsor.
Akar-akar pohon di hutan berfungsi sebagai penahan tanah agar tidak tererosi dan longsor.
Karena pohon sudah mati maka fungsi tersebut juga tidak dapat berlangsung.

3.

Banjir.
8

9
Pohon-pohon di hutan dapat berfungsi sebagai penahan air hujan sehingga air meresap kedalam
tanah. Namun, karena fungsi hutan berubah maka akar tidak mampu lagi menahan air akibatnya di
dahilir atau di daerah yang lebih rendah akan banjir.

4.

Rusaknya hutan habitat hewan dan makluk hidup lain.

Rusaknya hutan berarti rusaknya tempat hidup hewan. Oleh karena itu. Kelestarian hewan di
hutan juga terancam, begitu juga dengan makluk hidup lainnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemusnahan fauna adalah sebagai berikut.
1.
Faktor kematian merupakan faktor yang langsung mematikan atau mengurangi populasi.
Misalnya pemangsaan, perburuan, penyakit, kelaparan dan kecelakaan.
2. Faktor kesejahteraan merupakan faktor yang menyangkut kuantitas dan kualitas lingkungan hidup
fauna. Misalnya makanan, air dan tempat hidup.
3. Faktor manusia merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas makanan, air dan tempat hidup.
Mengapa kita perlu melkakukan perlindungan terhadap fauna ? Hewan merupakan bagian penting
dari suatu ekosistim yaitu sebagai konsumen. Hilangnya salah satu komponen dalam ekosistim dapat
menyebabkan ekosistim tidak seimbang sehingga dapat berdampak negatif. Untuk menjaga agar
keseimbangan alamnya tidak terganggu maka terus diusahakan agar tidak ada komponen alam yang
mengalami kepunahan, baik hewan maupun tumbuhan.
B. Pelestarian Flora dan Fauna
Untuk menjaga kelestarian gen tumbuhan atau hewan perlu dilakukan usaha antara lain sebagai
berikut:
Diadakan daerah yang dilindungi, seperti cagar alam, hutan lindung, dan suaka margasatwa.
Diadakan daerah penyangga, daerah antara lahan pertanian dan permukiman penduduk dengan daerah
cagar alam.
Pengembangan daerah yang dilindungi seperti untuk penelitian, pendidikan, dan pariwisata.
Mendirikan kawasan kebun raya dan kebun binatang yang dijadikan koleksi hidup, misalnya Kebun
Raya Bogor dan Taman Safari Indonesia.
Diadakan bank gen, yaitu menyimpan dan menjaga suatu gen agar tetap baik.

9

10

RANGKUMAN
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sebaran flora dan fauna :
-Faktor iklim : suhu, kelembaban udara, sinar matahari, curah hujan, angin.
-Faktor edafik/tanah : tekstur tanah, struktur tanah, keasaman tanah.
-Faktor topografi : ketinggian dan kemiringan lahan.
-Faktor biotik : manusia.
B. Sebaran Flora dan fauna di Indonesia
1. Flora Indonesia Barat :
-Sumatra
: pinus, kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin dan raflesia.
-Jawa
: jati meranti, mahoni, beringin, pinang, bunga anggrek dan bugenvil.
-Kalimantan : ramin, kamper, meranti, besi, jelutung, bakau, pinus dan rotan.
2. Flora Indonesia Tengah :
- Sulawesi
: eboni, kayu besi, kayu hitam, pinus, rotan dan beberapa jenis bunga
anggrek.
- Nusa Tenggara
: jati, sandelwood, akasia,cendana dan beberapa jenis bunga anggrek.
- Maluku
: sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu putih, anggrek.
3. Flora Indonesia Timur :
-Papua dan sekitarnya : Agatis alba dan obi.
.

1.
2.
3.

Fauna Indonesia Barat
Fauna Indonesia Tengah
Fauna Indonesia Timur

: Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Bali.
: Pulau Sulawesi, Pulau Timor, Kepulauan Nusa Tenggara.
: Kepulauan Maluku dan kepulauan kecil sekitarnya dan Papua
(irian)
C. Sebaran Flora dan Fauna di Dunia
Persebaran Flora di Dunia : Hutan Hujan Tropis, Hutan Gugur, Hutan Taiga, Padang
Rumput, Gurun Pasir, Tundra.

10

11
Persebaran Fauna di Dunia : Fauna Ethiopian, Fauna Oriental, Fauna Australis, Faun
Neotropikal, Fauna Neartik, Fauna Paleartik.
D. Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati Indonesia
-Dikonsumsi : manusia membutuhkan makanan dari tumbuh tumbuhan dan hewan untuk keperluan tubuhnya
agar tetap hidup sehat. Oleh sebab itu beberapa jenis tumbuhan dan hewan dikonsumsi oleh manusia.
-Tujuan pendidikan dan penelitian : suaka margasatwa dan cagar alam merupakan tempat yang sangat
ideal untuk tujuan pendidikan dan penelitian karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan jenis jenis tumbuhan, hewan dan ekosistemnya.
-Sarana rekreasi : keanekaragaman flora dan fauna yang ada di Indonesia digunakan pula untuk
tujuan rekreasi sehingga dapat menghasilkan devisa bagi pemerintah.
E. Manfaat keanekaragaman hayati di Indonesia :
-Keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan
-Keanekaragaman hayati sebagai sumber sandang
-Keanekaragaman hayati sebagai sumber papan
-Sumber daya hayati sebagai sumber obat
F. Upaya mencegah kepunahan flora dan fauna :
-Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar perkembangannya tidak terganggu.
-Membangun beberapa tempat rehabilitasi dan tempat tempat penangkaran bagi hewanhewan tertentu.
-Membangun yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus memperhatikankeseimbangan yang
sehat antara manusia dengan lingkungannya.
-Menetapkan berbagai jenis binatang yang perlu dilindungi.
-Melakukan usaha pelestarian hutan.
-Melakukan usaha pelestarian hewan.
-Melakukan usaha pelestarian biota perairan.

11

12
BAB 2 DINAMIKA ANTROPOSFER

A. Antroposfer terdiri atas dua kata yaitu “antrop” (manusia) dan
“sphere” (lapisan). Jadi, antroposfer ialah kajian tentang manusia
dan pengaruhnya terhadap ruang. Aspek yang dikaji dalam
bahasan ini ialah penyebaran, perbandingan jenis kelamin
penduduk dari suatu wilayah, serta hubungan imbal balik antarmanusia
dan lingkungannya.
Antroposfer cabang geografi objek kajiannya adalah keruangan
manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam hal ini adalah penyebaran,
densitas, perbandingan jenis kelamin penduduk dari suatu wilayah,
serta hubungan imbal balik antarmanusia dan lingkungannya
B. Sumber Daya Manusia (SDM) ialah segala potensi dan
kemampuan yang ada pada diri manusia yang dapat dimanfaatkan
bagi kepentingan dan kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
Dengan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya itu,
manusia memegang peranan yang penting dalam mengelola suatu
daerah. Hal ini karena bukan saja faktor alam yang menguntungkan
manusia dalam mengolah lahan, melainkan juga faktor
manusianya sendiri. Jadi, interaksi antara alam dengan manusia,
di samping ditentukan oleh faktor alam, juga ditentukan oleh faktor
manusianya, yang di dalamnya mencakup kuantitas beserta
kualitasnya
1. Jumlah dan pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan –
kekuatan yang menambah dan kekuatan – kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.
Secara terus menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir ( menambah
jumlah penduduk ), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang
terjadi pada semua golongan umur. Sementara itu migrasi juga berperan : ‘imigran’
(pendatang) akan menambah dan ‘emigran’ akan mengurangi jumlah penduduk.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen yaitu :
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), in-migration (migrasi masuk) dan out-migration
(migrasi keluar). Selisih antara kelahiran dan kematian disebut “reproductive change”
(perubahan reproduktif) atau ‘natural increase’ (perubahan alamiah). Selisih antara ‘inmigration’ dengan ‘out-migration’ disebut ‘net migration’ atau migrasi neto. Jadi pertumbuhan
penduduk hanya dipengaruhi oleh 2 cara yaitu : melalui perubahan reproduksi dan migrasi
neto.
Pertumbuhan penduduk tersebut dapat dinyatakan dengan formula sebagai berikut :

Pt = Po + ( B – D ) + ( Mi – Mo )
Dimana : Po
: adalah jumlah penduduk pada waktu terdahulu ( tahun dasar )
Pt
: adalah jumlah penduduk pada waktu sesudahnya
B
: adalah kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut
D
: adalah jumlah kematian yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut.
Mo : migrasi keluar pada jangka waktu antara kedua kejadian
Mi
: migrasi masuk pada jangka waktu antara kedua kejadian
Kriteria pengukuran tingkat pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut :
·
Rendah, apabila tingkat pertumbuhan penduduk kurang dari 1% per tahun

12

13
·
·

Sedang, apabila tingkat pertumbuhan penduduk antara 1-2% per tahun
Tinggi, apabila tingkat pertumbuhan penduduk lebih dari 2% per tahun

2. Persebaran Penduduk
Salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Di
satu pihak Pulau Jawa yang luasnya 6,75% dari luas Indonesia menampung penduduk 58,7% dari
seluruh penduduk Indonesia. Di pihak lain pulau – pulau di luar Jawa yang luasnya 93,25% dari luas
Indonesia dengan penduduk hanya 41,3% dari jumlah penduduk Indonesia.
Penyebab tidak meratanya penyebaran penduduk di Indonesia adalah sebagai berikut :
a.
Kesuburan tanah
Pulau Jawa umumnya mempunyai tingkat kesuburan tanah yang tinggi yang disebabkan oleh
banyaknya gunungapi. Debu hasil letusan gunungapi sangat membantu kesuburan tanah. Oleh
karena itu, penduduk banyak terkonsentrasi pada wilayah – wilayah yang subur tersebut. Sebaliknya
wilayah di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan, bagian timur Pulau Sumatera, dan bagian selatan
Papua, sebagian besar tanahnya mangandung gambut sehingga sulit untuk dijadikan wilayah
pertanian
b.
Pembangunan industri
Sebagian besar industri dibangun di Pulau jawa. Kondisi ini memancing tenaga kerja untuk datang
mencari pekerjaan pada wilayah – wilayah industri
c.
Kualitas pendidikan
Sebagian besar sekolah dan perguruan tinggi yang berkualitas berada di Pulau Jawa. Kondisi ini
memancing orang untuk mencari perguruan tinggi yang berkualitas
d.
Penyebaran dan pengelolaan sumber daya alam yang kurang merata.
Wilayah di luar pulau Jawa memiliki potensi sumber daya alam yang belum dikelola secara baik dan
merata. Misalnya, potensi perikanan di Indonesia timur, potensi emas dan batu bara di Indonesia
bagian barat, potensi minyak dan gas alam di wilayah Indonesia timur, dan sebagainya. Eksploitasi
sumber daya alam di suatu wilayah dapat memancing penduduk untuk pindah ke wilayah tersebut.
Dampak dari penyebaran penduduk yang tidak merata antara lain :
·
Masalah perekonomian, seperti pemerataan pendapatan, pemerataan pembangunan, dan
pemerataan usaha
·
Masalah perindustrian, seperti terkonsentrasinya industri di suatu wilayah tertentu
·
Masalah sosial, seperti kemiskinan di daerah yang padat penduduknya
·
Masalah ketenagakeraan, seperti terkonsentrasinya tenaga kerja di Pulau Jawa
·
Masalah pendidikan, seperti kurangnya kualitas pendidikan di daerah – daerah terpencil
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan usaha – usaha dari pemerintah antara lain :
·
Mendorong program transmigrasi
·
Memperlancar transportasi antar wilayah yang padat penduduknya dengan wilayah yang masih
jarang penduduknya, baik transportasi darat, laut, maupun udara
·
Pembangunan industri di wilayah – wilayah luar Pulau Jawa yang mempunyai potensi sumber
daya alam.
·
Meningkatkan kualitas pendidikan di luar Pulau Jawa

3. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah susunan atau pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria
tertentu. Kriteria yang sering digunakan antara lain kriteria usia dan jenis kelamin, angkatan
kerja, dan rasio ketergantungan.
a. Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin
Usia dan Jenis kelamin merupakan faktor penting dalam demografi. Dengan melihat data
jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin, maka penduduk dapat diklasifikasikan.
Sistem pengklasifikasian dapat digambarkan dalam grafik batang yang bentuknya horizontal
13

14
Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin itu pada setiap negara tidak selalu sama. Pada
umumnya ada tiga bentuk susunan penduduk menurut usia, yaitu:
1) Piramida Penduduk Muda
Apabila sebagian besar penduduknya terdiri atas penduduk berumur muda, yaitu kurang dari lima
belas tahun. Kondisi penduduk seperti ini diakibatkan oleh besarnya angka kelahiran dibandingkan
angka kematian. Banyaknya penduduk berusia muda mengakibatkan tingginya angka ketergantungan.
Hal ini biasanya terdapat di negara-negara berkembang.
2) Piramida Penduduk Stasioner
Bentuk piramida ini merupakan gambaran dari keadaan penduduk yang tetap jumlahnya. Hal ini
karena jumlah bayi yang lahir sama dengan jumlah yang meninggal. Dengan demikian, angka
ketergantungan rendah. Keadaan penduduk di negara-negara maju berbentuk piramida seperti ini.
3) Piramida Penduduk Tua
Bentuk ini menggambarkan angka kelahiran yang lebih rendah dibandingkan angka kematian. Bila hal
ini terjadi secara terusmenerus, akan menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk daerah atau
negara bersangkutan.

1. Pertumbuhan Penduduk Alami

Pertummuhang aengduduka alami adalah aertummuhang aengduduka yangg dihitungg dari
aeliaih angtara kaelahirang dang kaematiang auatu wilayah. Pertummuhang aengduduka
alami daaat dihitungg denggang rumua aemagai merikaut.
X=L-M
Keteranggang :
X = aertummuhang aengduduka alami
L = jumlah kaelahirang
M = jumlah kaematiang
Contoh soal :
Di auatu wilayah dikaetahui terdaaat jumlah kaelahirang 967.000 jiwa aedanggkaang
jumlah kaematiangngya adalah 659.000 jiwa. Hitungg aertummuhang aengduduka
alamingya!
Jawam:
L = 976.000
M = 659.000
X=L-M
= 967.000 – 659.000
= 308.000
Jadi aertammahang aengduduka alami wilayah teraemut aemeaar 308.000
14

15
jiwa.

2. Pertumbuhan Penduduk Total

Pertummuhang aengduduka total adalah auatu aertammahang aengduduka yangg tidaka
hangya meruaakaang aeliaih kaelahirang dang kaematiang ngamung juga memaerhatikaang
migraai aengduduka. Pertammahang aengduduka ingi terjadi aaamila, aertammahang
aengduduka aetelah mengjumlahkaang kaelahirang dikauranggi kaematiang dang imigraai
dikauranggi emigraai. Pertummuhang aengduduka total daaat dihitungg denggang rumua
aemagai merikaut.
X = (L – M) + (I – E)
Keteranggang:
X = aertummuhang aengduduka total
L = jumlah kaelahirang
M = jumlah kaematiang
I = jumlah imigrang
E = jumlah emigrang
Contoh Soal:
Di auatu wilayah dikaetahui jumlah kaelahirang aemeaar 967.000 jiwa dang kaematiang
aemeaar 659.000 jiwa, aedanggkaang terjadi imigraai aemeaar 889.000 jiwa dang
emigraai aemeaar 512.000 jiwa.
Hitungglah aertummuhang aengduduka totalngya!
Jawam:
L = 976.000 I = 889.000
M = 659.000 E = 512.000
X = (L – M) + (I – E)
= (967.000 – 659.000) + (889.000 – 512.000)
= 308.000 + 377.000
= 685.000 jiwa
Jadi aertummuhang aengdungduka total wilayah teraemut aemeaar 685.000
jiwa.

Angka Kelahiran
a. Angka Kelahiran Kasar/Crude Birth Rate (CBR)
Anggkaa kaelahirang kaaaar adalah anggkaa yangg mengungjukakaang jumlah kaelahirang tiaa
1.000 aengduduka aetiaa tahung. Daaat dikaetahui denggang rumua aemagai merikaut.

L

CBR = P x 1000
Keteranggang:
L = jumlah kaelahirang mayi yangg lahir aada tahung tertengtu
P = jumlah aengduduka aada aertenggahang tahung
ka = kaongatangta (1.000)
Contoh soal:
Di auatu wilayah dikaetahui mahwa jumlah aengduduka aada aertenggahang tahung
2004 adalah 7.241.500 Jumlah kaelahirangngya adalah 967.000 jiwa. Hitungglah
anggkaa kaelahirang kaaaarngya!
Jawam:
L = 976.000
P = 7.241.500
CBR = L
xK
P

967.000

CBR = 7.241.500 x 1000

15

16
1000 = 134
Jadi CBR wilayah teraemut aemeaar 134 mayi/1000 wangita.

b. Angka Kelahiran Menurut Umur/Age Specific Birth Rate (ASBR)

Penggukaurang kaelahirang ingi memaertimmanggkaang aemmagiang mengurut jengia kaelaming
dang golonggang umur. ASBR ialah anggkaa yangg mengungjukakaang jumlah kaelahirang
aetiaa 1000 wangita golonggang umur tertengtu aetiaa tahung. Daaat dihitungg denggang
rumua aemagai merikaut.

Bx

ASBR = Px x K
Keteranggang:
Bx = jumlah angaka yangg lahir dari wangita kaelomaoka umur tertengtu
Px = jumlah wangita aada kaelomaoka umur x
k = kaongatangta (1000)
Contoh soal:
Pada auatu wilayah dikaetahui jumlah aengduduka wangita umur 19- 30 tahung adalah
3.825.000 orangg. Jumlah kaelahirang dalam aatu tahung adalah adalah 967.000
mayi. Hitungglah anggkaa ASBR ngya!
Jawam:
Bx = 976.000
Px = 3.825.000

976.000

Jawam: ASBR = 3.825.000 x 1000
ASBR = 250 jiwa
Jadi ASBR aada wilayah teraemut adalah 250 mayi dari aetiaa 1000
wangita kaelomaoka uaia 19-30 tahung

Angka Kematian
a. Angka Kematian Kasar/Crude Death Rate (CDR)

Anggkaa Kematiang Kaaar ialah anggkaa yangg mengungjukakaang mangyakangya kaematiang
aetiaa 1.000 orangg dalam wakatu aetahung. Daaat dihitungg denggang rumua aemagai
merikaut.

D

CDR = P x 1000
Keteranggang: D = jumlah kaematiang aada tahung tertengtu
P = jumlah aengduduka aada aertenggahang tahung
ka = kaongatangta (1.000)
Contoh soal :
Dalam auatu wilayah dikaetahui mahwa jumlah aengduduka aada aertenggahang tahung
adalah 7.241.500 jiwa aedanggkaang jumlah kaematiangngya adalah 659.000.
Hitungglah anggkaa kaematiang kaaaarngya!
Jawam:
D = 659.000
P = 7.241.500

659.000

CDR = 7.241.500 x 1000
= 91 jiwa
Jadi aada wilayah teraemut dalam aetahung terdaaat kaematiang aemeaar
91/1000 orangg.

16

17

b. Angka Kematian Menurut Umur/Age Specific Death Rate
(ASDR)

Anggkaa kaematiang mengurut umur adalah anggkaa yangg mengungjukakaang mangyaka
kaematiang dari 1000 aengduduka uaia tertengtu dalam wakatu aetahung. Daaat
dihitungg denggang rumua:

Dx

ASDR = Px xK
Keteranggang:
Dx = jumlah angaka yangg lahir dari wangita
kaelomaoka umur tertengtu
Px = jumlah wangita aada kaelomaoka umur x
k = kaongatangta (1000)
Contoh soal:
Dalam auatu wilayah jumlah aengduduka wangita umur 19-30 tahung adalah
3.825.000 orangg. Jumlah kaematiang golonggang umur teraemut dalam aatu tahung
adalah 144.000 orangg. Beraaakaah ASDR
ngya?
Jawam:
Dx = 144.000
Px = 3.825.000

144.000

ASDR = 3.825.000 x 1000
ASDR = 37.647 jiwa
Jadi ASDR wilayah teraemut adalah 17 orangg dari tiaa 1.000
aengduduka golonggang umur 19-30 tahung.

Pertumbuhan Penduduk
Pertummuhang aengduduka adalah mertammahngya aengduduka yangg aelalu menginggkaat
aetiaa tahungngya. Perhitunggang aertummuhang aengduduka alami daaat dihitungg
denggang menggetahui terlemih dahulu anggkaa
kaelahirang dang kaematiang. Pertummuhang aengduduka ingi dingyatakaang denggang aeraeng
(%). Berdaaarkaang haail aerhitunggang yangg audah ada daaat kaita kaetahui anggkaa
kaelahirang kaaaar (CBR) aada aroaingai teraemut adalah aemeaar 134 dang anggkaa
kaematiang kaaaar (CDR) aemeaar 91, aedanggkaang jumlah aengduduka adalah
7.584.000 jiwa makaa tinggkaat aertummuhang aengduduka alami wilayah teraemut
adalah aemagai merikaut.
Pertummuhang aengduduka alami = CBR-CDR × 100%
= 134 – 91 × 100% = 0,43%
Jadi aertummuhang aengduduka alami wilayah teraemut adalah 0,43 %.

Proyeksi Penduduk
Jumlah aengduduka aada wakatu yangg akaang datangg daaat diaerkairakaang atau
diaroyekaaikaang denggang rumua aertummuhang geometria merikaut.
Pn = Po (1+ r)n
Keteranggang:
Png = jumlah aengduduka aada tahung ng
Po = jumlah aengduduka aada tahung 0 atau tahung daaar
ng = jumlah tahung 0 hinggga ng
r = tinggkaat aertummuhang aengduduka aer tahung (%)
Contoh Soal :
Berdaaarkaang aerhitunggang yangg telah kaita lakaukaang, tinggkaat aertummuhang
aengduduka aer tahung adalah 0,43% aaamila jumlah aengduduka aada tahung 2005

17

18
aemeaar 7.584.000 jiwa. Beraaakaah aroyekaai aengduduka wilayah teraemut aada
tahung 2010?
Png = Po (1 + r) ng
= 7.584.000 (1 + 0,43 %)5
= 7.584.000 (1 + 0,0043)5
= 7.584.000 (1,0043)5
= 7.584.000 (1,115)
= 7.748.464 jiwa
Jadi proyeksi penduduk wilayah tersebut tahun 2005 dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,43
%per tahun adalah 7.748.464 jiwa
4. Cara memperoleh informasi kependudukan
a.
Sensus Penduduk
Pengertian sensus penduduk menurut PBB adalah keseluruhan proses pengumpulan, menghitung
dan menyusun dan menerbitkan data – data demografi, ekonomi dan sosial yang menyangkut semua
orang pada waktu tertentu di suatu negara atau suatu wilayah tertentu.
b.
Survei Penduduk
Survei penduduk adalah proses pengumpulan dan penyusunan data kependudukan untuk
mendapatkan informasi tertentu yang biasanya berkaitan dengan permasalahan sosial ekonomi,
psikologi, dan faktor lain yang memengaruhi aspek demografi secara umum, seperti kelahiran,
kematian, dan migrasi. Survei penduduk biasanya menggunakan sampling, baik random sampling,
sampling bertingkat, sampling bertahap, sampling cluster, ataupun kombinasinya. Hal ini dilakukam
karena adanya berbagai keterbatasan yang ada.
c.
Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah proses pencatatan peristiwa – peristiwa kependudukan. Data
kependudukan yang dicatat atau didaftarkan berupa peristiwa vital atau penting, seperti kelahiran,
kematian, dan perkawinan
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi fenomena antroposfer
Fenomena antroposfer menyangkut tiga aspek, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Maka ada
beberapa faktor sosial dan ekonomi yang berpegaruh terhadap ketiga aspek tersebut, yaitu sebagai
berikut :
a.
Pendidikan
Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap banyaknya anak dalam suatu keluarga. Menurut J.Hull,
makin tinggi tingkat pendidikan makin rendah jumlah anak dalam suatu keluarga, sebaliknya makin
rendah tingkat pendidikan makin banyak jumlah anak dalam suatu keluarga. Di negara – negara maju
yang tingkat pendidikannya tinggi, jumlah anak dalam suatu keluaraga antara 1 – 3 orang. Contohnya
adalah negara – negara Eropa, Amerika, Jepang. Sebaliknya di negara - negara berkembang yang
sebagian besar penduduknya berpendidikan rendah, jumalah anak dalam suatu keluarga lebih
banyak. Contohnya Indonesia, India, dan negara – negara Afrika.
b.
Kesehatan
Adanya perbaikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berdampak pada berkurangnya angka
kematian.
c.
Keluarga berencana
Keikutsertaan penduduk terhadap program pemerintah di bidang keluarga berencana bisa
berpengaruh terhadap menurunnya angka kelahiran.
d.
Kemiskinan
Kemiskinan penduduk di suatu wilayah dapat mendorong penduduk untuk pindah ke tempat lain
mencari kehidupan yang lebih layak. Misalnya penduduk yang melakukan urbanisasi dari desa ke
kota. Oleh karena sulitnya mencari mata pencaharian di desa, penduduk pindah ke kota untuk
mencari matapencaharian guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, kemiskinan di eilayah
perkotaan juga memperbesar angka kematian karena angka kecukupan gizinya rendah
e.
Pendapatan penduduk
Tingkat pendapatan penduduk bisa berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah anak dalam suatu
keluarga. Penduduk yang mempunyai tingkat pendapatan yang rendah bisa mendorong penambahan
jumlah anak dalam suatu keluarga, misalnya dari 2 orang menjadi 3 sampai 4 orang anak. Hal ini
disebabkan apabila mereka mempunyai jumlah anak yang banyak, anak tersebut dapat memantu
orang tuanya untuk menambah penghasilan.

18

19
 Masalah-masalah Kependudukan di Indonesia serta Upaya Pengendaliannya
Beberapa masalah kependudukan yang kini sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut.
a. Tingkat pertumbuhan penduduk yang masih tinggi.
b. Besarnya struktur penduduk muda. Hal ini membawa implikasi bagi kehidupan sosial ekonomi
penduduk secara keseluruhan.
c. Angka beban tanggungan yang tinggi sebagai akibat dari besarnya struktur penduduk muda.
d. Tingkat pengangguran yang masih tinggi.
e. Tingkat pendapatan yang rendah.
f. Tingkat buta huruf tinggi.
g. Penyebaran geografi yang tidak merata.
h. Arus urbanisasi semakin deras.
i. Daerah kota terlalu padat.
j. Angka kematian bayi masih tinggi
 Berbagai kebijaksanaan pemerintah dalam upaya mengendalikan masalah-masalah
kependudukan tersebut ialah sebagai berikut.
a. Keluarga berencana (KB), merupakan usaha pokok di dalam kebijaksanaan kependudukan,
khususnya dalam upaya menurunkan tingkat kelahiran sekaligus dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak.
b. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan, khususnya pendidikan kependudukan. Intensifikasi
pendidikan akan berimplikasi langsung terhadap peningkatan kesejahteraan penduduk. Secara khusus,
penyelenggaraan pendidikan penduduk dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai
masalah kependudukan dan pentingnya pelaksanaan keluarga berencana.
c. Motivasi ke arah keluarga kecil. Usaha ini dijalankan, antara lain dengan memberikan berbagai
kemudahan bagi keluargakeluarga yang sudah melaksanakan KB dengan baik. Kemudahan
kemudahan itu dapat berupa jaminan sosial, kelonggaran di bidang pendidikan, dan sebagainya.
d. Menurunkan angka kematian anak-anak. Upaya ini dijalankan dengan cara:
1) membantu meningkatkan penghasilan keluarga yang berpendapatan rendah,
2) menyediakan berbagai kemudahan di bidang kesehatan guna menunjang kesehatan ibu dan anak.
Berbagai kebijaksanaan pemerintah dalam upaya mengendalikan masalah-masalah kependudukan
tersebut ialah sebagai berikut.
a. Keluarga berencana (KB), merupakan usaha pokok di dalam kebijaksanaan kependudukan,
khususnya dalam upaya menurunkan tingkat kelahiran sekaligus dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak.
e. Antarkerja-antardaerah. Upaya ini ditujukan untuk mempertemukan antara pencari kerja dengan
pencari tenaga kerja, misalnya dengan menyebarluaskan informasi lowongan pekerjaan dengan
menyalurkan tenaga ke daerah-daerah yang membutuhkannya.
f. Transmigrasi merupakan bagian dari usaha untuk mengembangkan daerah yang kepadatan
penduduknya masih rendah.
g. Pembinaan kota-kota kecil dan pengembangan daerah pedesaan. Upaya ini diadakan untuk
menghindari pertumbuhan yang terlalu cepat di kota-kota besar juga untuk meratakan hasil-hasil
pembangunan.
h. Perluasan jaringan perhubungan. Hal ini diarahkan dalam rangka menanggulangi masalah
urbanisasi. Dengan upaya ini diharapkan mobilitas penduduk dapat ditingkatkan, yaitu perjalanan
penduduk pedesaan ke daerah kota tempat mereka bekerja akan lebih mudah sehingga mereka tidak
perlu lagi Tinggal di kota tempat mereka bekerja.
Mobilitas Penduduk
Mobilitas diartikan dengan perpindahan. Dalam ilmu sosiologi mobilitas dibagi menjadi dua
yaitu mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Mobilitas vertikal adalah perpindahan/
perubahan status sosial, misalnya dari orang miskin menjadi kaya. Mobilitas horizontal
adalah perpindahan penduduk secara geografis. Mobilitas horizontal disebut juga dengan
migrasi. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat ke satu tempat yang
lain melewati batas administratif dengan tujuan menetap. Migrasi dibagi menjadi dua yaitu
migrasi internasional dan migrasi nasional.

19

20
Momilitaa aengduduka diaemut juga denggang gerakaang aengduduka yaitu auatu gerakaang
aeraingdahang aengduduka dari temaat aatu kae temaat yangg laing. Momilitaa
aengduduka daaat dimedakaang mengjadi 3 yaitu aemagai merikaut.
a. Migraai adalah aeraingdahang aengduduka dari temaat aatu kae tamaat yangg laing
denggang tujuang mengetaa yangg dilakaukaang oleh aeraeoranggang, kaeluarga atau
kaelomaoka. Jengia-jengia migraai angtara laing aemagai merikaut.
1) Imigraai adalah maaukangya aengduduka ngegara laing kae auatu ngegara.
2) Emigraai adalah kaeluarngya aengduduka auatu ngegara kae ngegara laing.
3) Remigraai adalah kaemmalingya aara emigrang kae ngegara aaalngya.
Peraingdahang aengduduka kae temaat laing aelaing dilakaukaang lingtaa ngegara
(ingterngaaiongal) ngamung juga terjadi di dalam ngegeri (ngaaiongal) diaemut denggang
migraai dalam ngegeri. Migraai dalam ngegeri adalah
aeraingdahang aengduduka dari auatu wilayah kae wilayah laing dalam auatu ngegara.
Macam-macam migraai dalam ngegeri yaitu aemagai merikaut.
1) Trangamigraai adalah aeraingdahang aengduduka dari auatu wilayah kae wilayah laing
dalam aatu wilayah ngegara.
2) Urmangiaaai adalah aeraingdahang aengduduka dari deaa kae kaota. Suatu tingjauang
mengyanggkaut aengaua aengduduka tahung 1980 dang 1990 aerta haail angtaraengaua