The Effect of the Repetition Exercise Method towards Crescent Kick Speed of Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau Province
PENGARUH METODE LATIHAN PENGULANGAN TERHADAP
KECEPATAN TENDANGAN SABIT ATLET PENCAK SILAT
PPLP DISPORA PROVINSI RIAU
(The Effect of the Repetition Exercise Method towards Crescent Kick Speed of PencakSilat athletes PPLP DISPORA Riau Province).
Oleh: Zulrafli *) , Kamaruddin *) , dan Ginan Nugroho **)
- ) Dosen Penjas FKIP UIR
- ) Alumni Penjas FKIP UIR
ABSTRACT The problem in this study is the low speed of the crescent kick Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau caused by lack of exercise repetitions. Crescent kick velocity can be increased one repetition training method. The purpose of this study was to determine whether there repetition effects of exercise method against crescent kick speed athletes Pencak silat PPLP DISPORA Riau Province. This research is an experiment research. The design uses two times research design, the initial test (test Pree) are denoted O_1 and final test (post-test) are marked with O_2. Population and sample in this study is Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau province, there were 8 people. Test is used for processing the data (the crescent kick test) and techniques of data analysis using t- test formula. Based on data analysis, the value obtained is 11.19 t-obs then consulted on the results of these calculations t-tabel with 0.5% free degree, then obtained t-tabel 1895. T-obs was greater than t-tabel, thus, there are significant differences between the results of the initial test and final test. The data analysis also gives the conclusion that an increase in 15.13% of the comparison results of the initial test and final test. It can be concluded that the proposed hypothesis is proven that there is a significant influence on the repetition exercise method crescent kick speed Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau Province .
Keywords: Method of Exercise Repetition and Kicking Speed Sabit.
PENDAHULUAN
Olahraga Pencak Silat saat merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia, sehingga kegiatan yang dilakukan berbagai aktifitas fisik, dapat menjaga kestabilan kondisi tubuh agar tetap bersemangat dalam beraktifitas sehari-hari. Namun, bagi seorang atlet, olahraga merupakan suatu ajang untuk berkompetisi dalam meraih prestasi yang setinggi-tingginya
.
Salah satu olahraga yang sedang berkembangg adalah pencak silat. Pencak silat adalah hasil budaya bangsa Indonesia untuk membela dan mempertahankan eksisitensi (kemandirian) dan integritasnya
(manunggalnya) terhadap lingkungan hidup dan alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pencak silat mempunyai pengertian yaitu Pencak dan Silat. Pencak mempunyai arti gerak dasar bela diri yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Sedangkan Silat adalah gerak beladiri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni.
Pencak silat meliputi empat aspek, yaitu: (1) aspek mental spiritual, (2) aspek seni budaya (3) aspek beladiri, dan (4) aspek olahraga. Para tokoh mendirikan IPSI pada tahun 1948 memiliki tujuan sebagai berikut: (1) mempersatukan dan membina seluruh perguruan pencak silat yang ada di Indonesia. (2) menggali, melestarikan, mengembangkan dan memasyarakatkan pencak silat beserta nilai-nilainya. (3) Menjadikan pencak silat beserta nilai- nilainya sebagai sarana national and
character building serta sarana perjuangan bangsa.
Pencak silat banyak digemari dan diminati oleh berbagai kalangan karena pencak silat mempunyai salah satu fungsi dan tujuan sebagai berikut: Pencak silat sebagai olahraga, karena aspek fisik dalam pencak silat sangat penting. Gerakan-gerakan pencak silat melibatkan otot-otot tubuh, sehingga dapat berpengaruh baik dalam kemampuan daya tahan otot maupun kemampuan kardiovaskular, kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, maupun kemampuan dalam mengambil keputusan secara singkat dan tepat.
Pencak silat mempunyai beberapa tehnik dasar adapun teknik- teknik dasar pencak silat itu sendiri yaitu: tehnik dasar kuda-kuda, tehnik dasar pukulan, tehnik dasar tangkisan, tehnik dasar elakan, dan tehnik dasar tendangan. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis tentang salah satu tehnik dasar dalam pencak silat yaitu tehnik dasar tendangan sabit. Tendangan sabit adalah tendangan yang lintasannya setengah lingkaran ke dalam dengan sasaran seluruh bagian tubuh dengan kenaan punggung telapak kaki. Tendangan sabit merupakan jenis tendangan yang sangat dominan dilakukan oleh seluruh atlet karena tendangan ini sangat mudah untuk dilakukan dan juga tingkat resiko atau dampak dari tendangan sabit ini cukup besar baik bagi diri sendiri maupun bagi lawan karena tendangan sabit ini merupakan perpaduan dari berbagai faktor pendukung dari kondisi fisik di antaranya, power dan kekuatan otot tungkai, dan koordinasi gerak. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil tendangan yang cepat dan akurasi terhadap sasaran, maka dibutuhkan suatu latihan yang berdampak pada kecepatan tendangan sabit itu sendiri. Banyak jenis metode latihan yang dapat mempengaruhi kecepatan tendangan seseorang diantaranya dengan melakukan latihan-latihan yang mengutamakan pada kecepatan. Salah satu metode yang dapat meningkatkan kecepatan tendangan sabit adalah dengan cara melakukan metode latihan pengulangan. Metode latihan pengulangan adalah di antara pengulangan isi/ materi latihan dengan intensitas beban yang sangat tinggi terdapat interval-interval yang membawa kepemulihan sempurna (penuh). Menurut Syafrudin (1995:119), metode latihan pengulangan adalah suatu metode latihan yang lebih menekankan pada kerja dengan intensitas yang sangat tinggi kemudian dilakukan istrahat penuh (sempurna) dengan waktu istrahat yang lebih panjang. Di antara isi materi latihan dengan intensitas beban yang sangat tinggi terdapat interval-interval yang membawa kepemulihan sempurna (penuh).
Metode latihan ini sangat cocok terutama untuk mengembangkan kecepatan motorik, kecepatan reaksi, kekuatan kecepatan, dan kekuatan maksimal. Dengan melakukan latihan metode pengulangan terhadap latihan tendangan sabit diharapkan dapat meningkatkan kualitas kecepatan tendangan sabit atlet.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di lokasi penelitian, yaitu pada atlet pencak silat PPLP DISPORA Provinsi, bahwa sebagian atlet belum memiliki kecepatan tendangan yang diharapkan ada beberapa fenomena antara lain kesalahan dalam melakukan sikap pasang kuda-kuda akan melakukan tendangan, seringkali atlet tidak mengangkat lutut dahulu dalam melakukan tendangan sehingga hasil tendangan tidak pada sasaran, kaki tumpu atlet lurus (tidak ditekuk), kaki tumpuan menjinjit (tidak menapak), kedua tangan kaku (tidak rileks), ayunan gerakan tubuh tidak mengikuti ketika atlet melakukan tendangan sehingga terlihat kaku dan tidak bertenaga, intensitas latihan dan metode latihan. Salah satu metode pengulangan yang belum sempurna dalam latihan kecepatan menyebabkan tendangan sabit kurang maksimal, dan sarana utama untuk melatih kecepatan tendangan sabit atlet terbatas.
METODOLOGI PENELITIAN
1
= Test “t” SEMD = Standar Error dari Mean of Difference 1 X 2
= Keterangan : MD = Mean of Difference Nilai Rata-rata Hitung dari Beda/Selisih antara Skor Variabel I dan Skor Variabel II. To
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara metode latihan pengulangan terhadap kecepatan tendangan sabit Atlet Pencak Silat PPLP maka peneliti menggunakan tes ”t”, dengan rumus sebagai berikut:
Adapun variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengaruh metode latihan pengulangan atau variable X sebagai variabel bebas dan kemampuan tendangan sabit sebagai variabel terikat (Y). Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan atlet pencak silat putra PPLP DISPORA Provinsi Riau yang berjumlah 8 orang.
merupakan efek dari treatment atau eksperimen.
2 yakni 0 2 -0 1 diasumsikan
dan 0
Berdasarkan fenomena- fenomena yang terjadi di atas, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah penelitian dengan mengangkat judul
“Pengaruh Metode Latihan
2
observasi sesudah eksperimen (0
1 ) disebut pre test, dan
Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi sebelum eksperimen (0
Lebih lanjut Arikunto (2006:85) menggambarkan desain penelitian eksperimen sebagai berikut :
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian dengan perlakuan percobaan (eksperimental). Pendekatan eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor- faktor lain yang menganggu. (Arikunto, 2010:9)
Pengulangan Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Pencak Silat PPLP DISPORA Provinsi Riau ”.
) disebut post test. Perbedaan antara 0
- – 22 ada 1 orang dengan persentase sebesar 12,50%, dan rentang
- – 24 ada 3 orang dengan persentase sebesar 37,50%, serta pada rentang 25 - 26 ada 4 orang dengan persentase sebesar 50%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
- – 22 1 21,5 21,5 12,50%
- – 24 3 23,5 70,5 37,50%
- – 26 4 25,5 102 50% Jumlah ∑8 ∑70,5 ∑194 ∑100% >– 24 ada 1 orang dengan persentase sebesar 12,50%, pada kelas kedua dengan rentang 25
- – 26 ada 1 orang dengan persentase sebesar 12,50%, pada kelas ketiga dengan rentan
- – 28 ada 3 orang dengan persentase sebesar 37,50%, pada kelas keempat dengan rentang 29 -30 ada 3 orang dengan persentase sebesar 37,50%. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Kemudian dari data tes akhir hasil kecepatan tendangan sabit nilai tertinggi adalah 30 dan hasil terendah adalah 23. Mean (rata-rata) kecepatan tendangan sabit adalah 27,5. Median (nilai tengah) pada tabel tersebut 27,9 dengan modus (nilai yang sering muncul) 28,5.
1 25,5 25,5 12,50% 3 27 - 28 3 27,5 82,5 37,50% 4 29 -30 3 29,5 88,5 37,50%
Jumlah ∑8 ∑106 ∑220 ∑100%
X FX Fr 1 23 - 24 1 23,5 23,5 12,50% 2 25 - 26
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data tes akhir kecepatan tendangan sabit atlet Pencak silat PPLP
DISPORA Provinsi Riau No interval F23
2. Pada kelas pertama dengan rentang
Dari hasil tes akhir kecepatan tendangan sabit yang telah dilakukan pada atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau didapatkan distribusi frekuensinya sebanyak 4 kelas interval dengan panjang kelas intervalnya adalah
Atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau
2.Data Tes Akhir Tendangan Sabit
Berdasarkan data tes awal diketahui bahwa nilai tertinggi kecepatan tendangan sabit adalah 25 dan terendah adalah 21. Mean (rata-rata tes awal adalah 24,25 Median (nilai tengah) pada tabel tersebut 24,5 dengan modus (nilai yang sering muncul) 24,9.
25
3
23
2
21
1
X FX Fr
pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau No Interval F
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data tes awal kecepatan tendangan sabit atlet
23
Provinsi Riau didapatkan distribusi rentang 21
Dari hasil tes awal kecepatan tendangan sabit yang dilakukan pada atlet Pencak silat PPLP DISPORA
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data Tes Awal Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir, selajutnya dianalisis dengan uji t. Berikut data yang diperoleh dari analisis hasil uji t:
Tabel 3. Hasil analisis Uji t Pengaruh Pengulangan Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit
Mean df Peningkatan Kesimpulan (N - 1)Tes awal Tes akhir 24 27,63 11,19 7 1,895 15,13% Berpengaruh Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, nilai
akan berujung pada peningkatan
yang diperoleh adalah 11,19 prestasi. hitung kemudian hasil perhitungan tersebut 2.
Atlet untuk meningkatkan kecepatan
dikonsultasikan pada dengan derajat
tendangan sabit perlu bersunguh-
tabel bebas 7, maka didapat 1,895. Berarti tabel sunguh dalam latihan terutama lebih besar dari , dengan hitung tabel
dalam metode latihan pengulangan
demikian terdapat perbedaan hasil tes awal secara berkelanjutan atau continue. dan tes akhir. Analisis data juga 3.
disarankan pada peneliti lanjutan,
memberikan kesimpulan bahwa terjadi
sebaiknya memperluas ruang
peningkatan 15,13% dari perbandingan
lingkup penelitian dan kelompok
hasil tes awal dan tes akhir. Dengan sampel yang lebih banyak. demikian hipotesis yang diajukan terbukti bahwa terdapat pengaruh metode
DAFTAR PUSTAKA
pengulangan terhadap kecepatan tendangan
Adnan, Aryadie. 2005. Tes dan
sabit atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau.
Pengukuran Olahraga. Jakarta:
Berdasarkan hasil analisis di atas,
Galang Press
dapat dimaknai bahwa terdapat pengaruh
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
metode pengulangan terhadap kecepatan
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
tendangan sabit atlet Pencak silat PPLP
Depdiknas. 2004. Instrumen
DISPORA Provinsi Riau. Adanya pengaruh
Pemanduan Bakat Pencaksilat
tersebut didasarkan bahwa metode
Hariyadi, Slamet Kotot. 2003. Teknik
pengulangan merupakan salah satu metode Dasar Pencak Silat Tanding. yang bisa digunakan dalam pembinaan
Jakarta: Dian Rakyat
keterampilan olahraga, khususnya
Johor, Zainul.2004. Buku Ajar Pencak pencaksilat.
Silat. Padang: UNP Lubis, Johansyah. 2014. Pencak Silat.
Kesimpulan dan Saran
Jakarta: Rajawali Sport Berdasarkan hasil analisis data
Naharsari, Nur Dyah.2008. Olahraga dalam penelitian di lapangan, maka dapat Pencak Silat. Jakarta: Ganeca disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh exact
Metode Latihan Pengulangan Terhadap Notosoejitno.1997. Khazanah Pencak
Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Pencak Silat.Jakarta: Infomedika silat PPLP DISPORA Provinsi Riau. Sajoto. 1995. Peningkatan dan
Berdasarkan hasil penelitian disarankan: Pembinaan Kekuatan Kondisi
1. dalam upaya Untuk pelatih
Fisik. Semarang:Dahara peningkatan kecepatan tendangan Suwirman. 1999. Pencak Silat Dasar. sabit, perlu mengembangkan
Padang: FIK UNP berbagai bentuk metode latihan Subroto, Joko. 1996. Pembinaan Pencak pengulangan secara tepat sehingga
Silat. Solo: Aneka tujuan dari pembinaan olahraga Syafruddin. 2012. Ilmu Kepelatihan
Olahraga. Padang: UNP PRES