Kriteria Bacaan Anak dan Remaja

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era globalisasi menjadikan pendidikan merupakan sesuatu yang penting.
Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan
telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa
menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara
yang dapat dicapai. Diantaranya melalui perpustakaan, karena di perpustakaan
berbagai sumber informasi bisa diperoleh, selain itu banyak juga manfaat lain
yang dapat diperoleh melalui perpustakaan.
Undang-undang No. 43 Tahun 2007 tentang Pepustakaan dalam pasal 1,
menyebutkan bahwa Perpustakaan sebagai institusi pengelola koleksi karya
tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para pemustaka. Sedangkan menurut IFLA
(International Federation of Library Associations and Institutions) dalam
Sulistyo-Basuki, 1999, Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan
non tercetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara
sistematis untuk kepentingan pemakai. Dari penjelasan tersebut, inti dari
kegiatan


perpustakaan

adalah

guna

memenuhi

kebutuhan

informasi

pemustaka. Perpustakaan merupakan sumber informasi dan ilmu pengetahuan,
yang mana menghimpun informasi dari berbagai bidang ilmu yang dibutuhkan
pemustaka
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkattkan
efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan

yang


terorganisir secara baik dan sisitematis, secara langsung atau pun tidak
langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di
sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Hal ini, trekait dengan kemajuan
bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar
yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan
sarana pendidikan.

Pendidikan juga bukan hanya menyampaikan keterampilan yang sudah
dikenal, tetapi harus dapat meramalkan berbagai jenis keterampilan dan
kemahiran yang akan datang, dan sekaligus menemukan cara yang tepat dan
cepat supaya dapat dikuasai oleh generasi penerus. Generasi penerus adalah
tergantung pada anak dan remaja pada zaman sekarang. Untuk itu pustakawan
harus menyesuaikan tingkat bacaannya.
Penyesuaian bacaan yang di maksud disini adalah penyesuaian tingkatan
atau kriteria bacaan bagi anak dan remaja, misalnya bacaan di sesuaikan
dengan tingkatan umur, berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat informasi
yang di sampaikan bahkan sampai ke tingkat rekreasi yang terkandung dalam
sebuah bacaan. Sehingga dengan adanya pembagian tingkatan pada bacaan
anak dan remaja nantinya akan berefek pada tingkat kualitas minat baca.

Banyak pakar mengatakan bahwa jika perpustakaan di suatu Negara itu
baik maka baik pula Negara itu, sehingga dari ungkapan itu dapat di
klarifikasikan bahwa kualitas Negara saja dapat dinilai dari efektifitas dan
kualitas perpustakaan yang ada. Hal tersebut dikarenakan perpustakaan yang
berisi berbagai macam literature/ bacaaan ini semuanya mengandung akan
informasi, ilmu pengetahuan, dan juga kebudayaan yang sangat luar biasa.
Oleh karena itu, penulis mengambil judul makalah “Kriteria Bacaan Anak
dan Remaja” dengan pembahasan seputar literature anak dan remaja yang
harusnya ada di perpustakaan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan literature anak dan remaja?
2. Apa saja kriteria bacaan anak dan remaja?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dijabarkan tujian dari penulisan
makalah ini adalah menjawab dari rumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan menjelaskan maksud literature anak dan remaja.
2. Mengetahui dan menjelaskan kriteria bacaan anak dan remaja.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Telaah Pustaka
1. Perpustakaan
Menurut Prof. Sulistyo-Basuki, Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau
gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang
biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca
bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ). Sedangkan dalam undang
undang No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, pemerintah RI lewat undang
undangya menjelaskan arti sebuah perpustakaan yang berbunyi bahwa:
“Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,
dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi para pemustaka. ( pasal 1 ayat 1 UU RI No. 43 Th. 2007 Tentang
perpustakaan )”.
Berdasarkan kedua teori tersebut maka dapat kami simpulkan bahwa
perpustakaan adalah suatu institusi dengan berupa gedung yang digunakan
untuk menghimpun, menyimpan, mengelola dan menyebarkan informasi baik

dalam bentuk tercetak maupun non cetak untuk di manfaatkan oleh pemustaka
dengan sisterm yang baku berdasarkan ilmu perpustakaan.
2. Literature
Menurut “ALA Glosary of Library and information Science (1983)
Literatur adalah bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktifitas baik
secara intelektual maupun rekreasi.” Sedangkan dalam KBBI “bacaan
merupakaan (buku,dst) yang di baca.”
Berdasarkan pengetian di atas dapat di tegaskan bahwa literature/ bacaan
adalah suatu bahan bacaan (tentunya berupa huruf/angka/ gambar) yang dapat
di gunakan untuk beraktifitas secara intelek dan berupa kumpulan tulisan
(dokumen/buku). Bacaan ini sangat banyak sekali macamnya dari mulai fiksi,
komik, buku pelajaran, sejarah, ensiklopedi, buku teks, dan lain sebagainya.
Sehingga dari begitu banyak bacaan dapat di golongkan dalam criteria bacaan

yang ada. Dari teori rujukan yang kita pakai teori anak dan remaja dapat
disimpulkan bahwa anak adalah satu peralihan/perubahan dari masa bayi/
balita sampai pada masa remaja, jika menggunakan umur maka anak adalah
manusia yang berumur dari 7-12 tahun. Sedangkan remaja adalah masa
peralihan dari masa anak anak sampai pada masa dewasa, dan juka
menggunakan umur maka remaja adalah manusia yang berda pada umur 1318 tahun.

Adapun pengertian perpustakaan adalah suatu institusi dengan berupa
gedung yang digunakan untuk menghimpun, menyimpan, mengelola dan
menyebarkan informasi baik dalam bentuk tercetak maupun non cetak untuk
di manfaatkan oleh pemustaka dengan sisterm yang baku berdasarkan ilmu
perpustakaan.
3. Literatur anak dan Remaja
Menurut ALA Glosary of Library and information Science (1983)
mendefinisikan bacaan/ literature adalah bahan bacaan yang digunakan dalam
berbagai aktifitas baik secara intelektual maupun rekreasi (1983). Sedangkan
menurut sulistyo basuki dalam bukunya pengantar ilmu perpustakaan bahwa
literature adalah merupakan dokumen. (1996). Sedangkan dalam kamus besar
bahasa Indonesia mengartikan bahwa bacaan adalah buku atau bahan pustaka
lain yang dibaca. Dari pengetian di atas dapat di tegaskan bahwa literature/
bacaan dalah suatu bahan bacaan (tentunya berupa huruf/ angka/ gambar)
yang dapat di gunakan untuk beraktifitas secara intelek dan berupa kumpulan
tulisan (dokumen/ buku).
Berdasarkan pembagian psikologi perkembangan usia manusia, di
golongkan berdasarkan umur sebagai berikut :
-


Bayi lahir-3 tahun

-

Balita 4-6 tahun

-

Anak 7-12 tahun

-

Remaja 13-18 tahun

-

Dewasa awal 19-39 tahun

-


Dewasa tengah 40-60 tahun

-

Dewasa akhir (lansia) 61 tahun-mati

Anak adalah merupakan individu yang berada dalam satu rentang
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja.” Sedangkan
menurut Sri Rumini & Siti Sundari menerangkan tenteng remaja dan
mendefinisikannya bahwa: “Masa remaja adalah peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi
untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12
tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22
tahun bagi pria. (2004: 53)”.
Berdasarkan teori itu dapat di simpulkan bahwa anak adalah satu
peralihan/perubahan dari masa bayi/ balita sampai pada masa remaja, jika
menggunakan umur maka anak adalah manusia yang berumur dari 7-12tahun.
Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari masa anak anak sampai pada
masa dewasa, dan juka menggunakan umur maka remaja adalah manusia yang
berda pada umur 13-18 tahun.


B. Pembahasan
Sebuah perpustakaan yang sifatnya untuk melayani masyarakat tentu
mempunyai kriteria dalam memberikan informasi, baik kriteria untuk bacaaan
anak, remaja, dewasa, dan pekerja bahkan untuk masyarakat golongan atas yang
berpendidikan tinggi. untuk itu seorang pustakawan harus mengetahui benar benar keadaaan dan ruang lingkup masyarakat yang di layaninya. Seperti istilah
yang akhir - akhir ini sering muncul dalam seminar- seminar bahwa seorang
pustakawan harus mau menjemput bola bukan menunggu bola. Artinya kita
sebagai pustakawan harus mau membujuk, mengarahkan serta membimbing
masyarakatnya supaya mereka mau datang dan menggunakan jasa perpustakaan.
Namun selain untuk beriklan, membujuk, dan membimbing atau dengan kata
lain menjemput bola. Pustakawan juga harus mempersiap segi internalnya. Antara
lain pelayanan, sarana prasarana, kualitas koleksi dan lainya. Sedangkan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan anak dan remaja sebagai generasi penerus kita
juga tidak boleh main - main dalam memberikan layanan kepada mereka terutama

pada jenis bacaan yang dilayangkan untuk mereka. Karena jika salah memberikan
bacaan kepada mereka dampaknya akan berefek pada masa depan anak itu.
Untuk itu ada beberapa kriteria perpustakaan dalam memberikan dan
menghimpun informasi untuk anak dan remaja. Khususnya untuk perpustakan

sekolah sesuai dengan jenjang anak dan remaja. Adapun kriteria bacaan anak dan
remaja yang seharusnya diadakan adalah sebagai berikut:
1. Menurut kelompok umur
Menurut tingkatan umur dari anak dan remaja penggolongan anak adalah
umur 7-12 tahun dan remaja umur 13-18 tahun. Jika di definisikan anak
berarti berada pada jenjang kelas 1SD sampai kelas 6SD. Sedangkan umur
remaja berada pada tingkat SMP hingga tingkan SMA. Memang pada jenjang
ini sangatlah rentan akan pengeruh dari dunia luar seperti bacaan yang di baca
dan pergaulan yang di geluti. Adapun kriteria bacaan dari masing – masing
jenjang umur anak dan remaja adalah sebagai berikut:
a) Anak umur 7-9 tahun sebaiknya di suguhi dengan bacaan yang sifatnya
dasar dan pengenalan huruf, kalimat dan cara membaca tepat. Karena
dalam tahapan ini masih baru mengenal bacaan sehingga perlu bimbingan
khusus dari guru dan orangtua dalam membaca bacaannya yang mungkin
memang masih belum lancar dalam membaca.
b) Anak umur 10-12 tahun adalah masa perkembangan anak dan dapat di
lihat minat baca pada anak umur ini. Untuk itu adar minat baca anak tidak
turun kriteria pada umur ini sebaiknya banyak di suguhi dengan bacaan –
bacaan religi cerita tentang tokoh agama, cerita cerita fiksi dan bisa di
selingi dengan pendidikan sesuai jenjang pendidikan formalnya.

c) Remaja umur 13-15 tahun adalah masa anak/ remaja mulai mengenal
dunia luar. Untuk itu sebaiknya kriteria bacaan untuk anak usia ini bisa
diberi materi yang sifatnya persahabatan, cerita petualangan sehingga
minat baca dari meraka tidak punbah dan terus bertambah. Tak
ketinggalan juga bacaan untuk meraka adalan bacaan pendidikan formal
yang di selingi denan cerita seperti pelajaran matematika dengan bercerita
dahulu dan menyisipkan angka angka pada setiap materinya.

d) Remaja umur 16-18 tahun adalah adalah masa remaja duduk di bangku
SMA dimana pada masa ini banyak remaja yang mulai salah mengartikan
persahabatan dan akhirnya berlanjut ke jenjang cinta, cinta lokasi. Untuk
kriteria pada usia remaja ini sebaiknya di perbanyak koleksi yang sifarnya
cerita fiksi yang sifatnya religi sehingga para remaja di usia ini akan lebih
mengenal tentang keagaman dan merubah persepsi persahabatan yang
berujung cinta menjadi larangan pada agamanya sehingga di harapkan
denga adanya bacaan yang sifatnya religi remaja kita dapat terkontrol rasa
ingin taunya lewat sinergi positif dari bacaan religi yang meraka baca.
2. Menurut tingkat edukatif/ pendidikan
Jika di lihat dari segi edukatif atau pendidikan tentunya kita haru melihat
jenjang pendidikan formal yang anak dan remaja jalani. Sehingga dalam
kriteria ini pelu pembagian tingkat pendidikannya. Adapun kriteria bacaan
jika dilihat menurut tingkat edukatif adalah sebagai berikut:
a) Anak duduk pada bangku kelas 1-2 Sekolah Dasar
Untuk anak yang duduk pada bangku SD kelas 1-2 sebaiknya kriteria
bacaannya adalah: buku belajar membaca, buku belajar menulis, buku
untuk bimbingan membaca dengan cermat. Selain itu juga buku bku
belajar berhitung, belajar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian angka angka dan jumlah angkanya juga harus di sesuaikan
dengan kurikulum formal yang berlaku.
b) Anak duduk pada bangku kelas 3-6 Sekolah Dasar
Untuk anak yang duduk di bangku ini sebaiknya di sediakan bacaan
yang sifatnya sesuai dengan kurikulum sekolah sehingga dapat
menunjang kegiatan PBM yang mereka geluti dan bisa konsentrasi
pada materi sekolahnya.seperti:
-

Buku paket matematika, IPS, IPA dan sejenidnya.

-

Buku pintar bahasa inggir, b. Indonesia, dsb.

-

Dan buku buku kamus ringkas.

c) Remaja duduk pada tingkat SMP
Begitu juga untuk remaja pada jenjang SMP sebaiknya baccan yang
mengandung pendidikan semestinya di sesuaikan dengan kurikulum

yang berlaku agar bisa mendukung pengetauannya pada materi PBM
yang mereka geluti.seperti:
-

Buku pintar bah. Ingris

-

Kamus cepat belajar bahasa

-

Buku latihan UAS/UAN

-

LKS, dan buku paket lainnya.

d) Remaja duduk pada tingkat SMA
Sedangkan kriteria untuk tingkat SMA sebaiknya disediakan
pendidikan yang sifatnya ketrampilan. Kartena rasa ingin tahu dari
remaja di tingkat ini tergolong sangat besar sehingga harus ada arahan
pendidikan ketrampilan khusus pada jenjang ini. Denga kriteria
pendidikan yang mengutamakan ketrampilan diharapkan nanti remaja
bisa mempunyai sifat mandiri dan tanggung jawab pada ssan meraka
menginjak usia dewasa. Adapun contoh bacaan untuk jenjang SMA
adalah:
-

Buku paket sekolah

-

Buku Cara praktis belajar Ms. Word

-

Buku latihan UAS/UAN

-

Cara cepat megetik computer dengan 10jari

-

Cara menjari jati diri

-

Cara menghitung cepat dalam ilmu matematika, dsb.

3. Menurut tingkat informasi
Untuk kriteria bacaan anak dan remaja jika dilihat dari segi
informasinya dapat di bedakan menurut jenjang pendidikan formal pula
yaitu berdasarkan jenjang SD, SMP, dan jenjang SMA. Adapun macam
kriterianya adalah sebagai berikut:
a. Kriteria bacaan yang bersifat informasi untuk anak SD
Untuk informasi pada jenjang SD sebaiknya bacaan yang bersifat :
- Pendidikan keseharian seperti tata cara makan, tatacara mandi,
tidur, untuk bangun pagi dsb.
- Yang mengandung informasi tentang cerita tokoh teladan.

- Mengandung informasi tentnag cerita kepahlawanan, dan cerita
kemrdekaan.
Diharapkan dengan informasi yang di berikan ini anak yang msih suka
menghayal dapat tertanam khayalan yang baik dan bersifat berani dan
tnggung jawab seperti para tokoh yang di ceritakan.
b. Kriteria bacaan yang bersifat informasi untuk remaja tingkat
SMP
Untuk tingkat SMP sebaiknya kriteria bacaannya mengandung
informasi tentang:
-

Sebaiknya mengandung informasi tentang pemantapan cita – cita
yang meraka cita citakan di saat berada pada jenjang Sekolah
Dasar.

-

Pendalaman cerita kepahlawanan, tentang praktek untuk menjadi
orang teladan.

-

Informasi yang mengutamakan keadilan dan kejujuran. Agar
remaja di jenjang ini tidak terpengaruh jeleknya lingkungan luar
yang masih baru di jalaninya.

c.

Kriteria bacaan yang bersifat informasi untuk ramaja tingkat
SMA
Sedangkan untuk informasi pada jenjang SMA bacaanya memoiliki
kriteria yang mengandung informasi tentang:
-

Informasi tentang pendidikan yang terus berkembang dan
persainagan pendidikan yang kiat ketat agar semakin terus
menumbuhkan minat untuk belajar.

-

Pemantapan ketrampilan

-

Informasi tentang ketrampilan yang dapat memberikan penghasilan
dan kemandirian

-

Informasi tentang trend kegiatan positif di zaman yang sedang
berkembang

4. Menurut tingkat rekreasi
Menurut tingakat rekreasi bacaan anak dan remaja memiliki kriteria
sebagai berikut:
a.

Kriteria bacaan anak
Pada bacaan anak anak untuk tingkat rekrasinya sebaiknya
mengandung akan cerita – cerita tokoh idaman seperti tokoh kartun
yang sifatnya kepahlawanan, cerita si unyil, cerita dongeng si kancil,
dongeng timun mas, dan dongeng lainnya yang sifatnya member
pemikiran positif pada anak anak.

b. Kriteria bacaan remaja jenjang SMP
Untuk kriteria tingkat SMP bacaan yang sifarnya rekreatif sebaiknya di
taru bacaan tentang sejarah kepahlawanan, cerita kemerdekaan,
dongeng maling kundang, dongeng gunung tangkuban perahu, danau
toba. Sehingga meraka dapat memetik hikmah dari apa yang di baca
dan dapat menjadi media rekreasi bagi remaja di timgkat SMP.
c.

Kriteria bacaan remaja pada jenjang SMA.
Untuk kriteria bacaan yang bersifat rekreatif untuk kalangan remaja
tingkat SMA sangat sulit di sediakan karena jarangnya bahan pustaka
yang ada dan kebanyakan anak remaja yang duduk di bangku ini lebih
suka bacaan novel, cerpen dan majalah, bahkan tabloid - tabloid
remaja yang sudah membahas masalah dewasa. Untuk itu kriteria yang
seharusnya ada untuk bacaan remaja tingkat ini adalah Cerita remaja
yang bersifat religi dan pepahlawanan. Bukan cerita novel percintaan.
Contoh bacaan yang bersifat rekreasi buat remaja ini, misalnya: buku
yang berjudul habis gelap terbitlah terang karya dari R.A. Kartini, dan
sebagainya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bacaan adalah suatu bahan bacaan (tentunya berupa huruf/ angka/ gambar)
yang dapat di gunakan untuk beraktifitas secara intelek dan berupa kumpulan
tulisan (dokumen/buku). Bacaan ini sangat banyak sekali macamnya dari mulai
fiksi, komik, buku pelajaran, sejarah, ensiklopedi, buku teks, dan lain sebagainya.
Sehingga dari begitu banyak bacaan dapat di golongkan dalam criteria bacaan
yang ada. Untuk itu perpustakaan harus pitar pintar memilih bacaan untuk anak
dan remaja agar dapat memberikan efek positif dari apa yang di layankan oleh
perpustakaan atas bacaan yang disediakan.
kriteria bacaan anak dan remaja dapat di golongkan menjadi beberapa
kriteria antaralain: 1. kriteria bacaan anak dan remaja berdasarkan tingkat umur.;
2. Kriteria bacaan anak dan remaja berdasarkan tingkat edukatif / pendidikan.; 3.
Kriteria bacaan anak dan remaja berdasarka tingkat informasi yang di kandung.; 4.
Kriteria bacaan anak dan remaja berdasarkan tipe rekreasi dari bacaan.
B. Saran
Sebagai pustakawan yang melayani pemustaka usia anak dan remaja
sebaiknya mempertimbangkan secara matang atas pengadaan dan penghimpunan
bahan bacaan/ pustaka di perpustakaan. Sehingga anak dan remaja akan
mendapatkan informasi sesuai dengan tingkat kebutuhan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Gatot, Subroto. Kajian Ilmu Perpustakaan : literatur primer, sekunder dan
tersier. Malang: Universitas Negeri Malang
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1993