budidaya tanaman semusim indonesia. docx

ACARA I
PERSEMAIAN PADI
A. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari

: Kamis

Tanggal

: 12 Maret 2015

Tempat

: Kebun Praktek Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta

B. Tujuan
Mempelajari cara pembuatan pesemaian padi cara basah dan kering.
C. Dasar Teori
Berdasarkan literatur Aak (1992), padi dalam sistematika tumbuhan

diklasifikasikan kedalam :
Divisio

: Spermatophyta

Sub division : Angiospermae
Kelas

: Monocotyledoneae,

Ordo

: Poales,

Famili

: Graminae

Genus


: Oryza Linn

Species

: Oryza sativa L.

Morfologi Tanaman Padi :
1. Akar.
Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang
berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian
diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan
atas :
a. Radikula akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada
benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang.
Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga

1

2


terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke
atas sehingga terbentuk batang dan daun.
b. Akar serabut (akar adventif)

setelah 5-6 hari terbentuk akar

tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c. Akar rambut merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang
dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang
berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat
makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk
dan panjangnya sama dengan akar serabut.
d. Akar tajuk (crown roots) adalah akar yang tumbuh dari ruas batang
terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman
akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila
kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal
mudah berkembang.
Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami
perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yang baru atau
bagian akar yang masih muda berwarna putih (Aak, 1992).

2. Batang.
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang
tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong.
Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku.
Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal
batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih
panjang dari pada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari
ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas.
Tepat pada buku bagian atas ujung dari daun pelepah memperlihatkan
percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun,
dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang
memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang
terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daun
bendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun

3

bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi. Pertumbuhan
batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang
tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma

1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma
ini timbul tunas yang disebut tunasorde pertama (Aak, 1992).
3. Daun.
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang
berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas
daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang
menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain.
Adapun bagian-bagian daun padi adalah :
a. Helaian daun terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya
memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung
varietas padi yang bersangkutan.
b. Pelepah daun (upih) merupakan bagian daun yang menyelubungi
batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian
ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
c. Lidah daun lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan
upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas
padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun
adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah
daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi
penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.

Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan
coleoptile. Koleopti keluar dari benih yang disebar dan akan memanjang
terus sampai permukaan air.Koleoptil baru membuka, kemudian diikuti
keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai
puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya
pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek
daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun
sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi

4

mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun.
Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas
(calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun
berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari, dan 7 hari
berikutnya akan muncul daun baru lainnya (Aak, 1992).
4. Bunga.
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas
dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan
cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang

terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang
ditanam dan cara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku 148
yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur.
Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek
(kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang
(lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20
buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat
mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi
besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa
mencapai100-120 bunga (Aak, 1992).
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan
bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah
benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari
besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua
tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai
dengan warna pada umumnya putih atau ungu (Aak, 1992).
5. Buah.
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,
sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma
dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan.

Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit
gabah. Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota

5

(palea dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan
sendirinya sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi
siku/sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang
mahkota itu terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah antara jam 10-12,
dimana suhu kira-kira 30-320 C. Di dalam dua daun mahkota palea dan
lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang terdiri dari bakal
buah biasa disebut karyiopsis (Aak, 1992).
Di Indonesia padi sawah ditanam dengan memakai benih yang disemaikan
terlebih dahulu. Menanam padi dengan mempergunakan persemaian memang
lebih banyak memberi keuntungan dari pada kerugian. Apabila benih
disemaikan terlebih dahulu, maka perawatan tanaman yang masih kecil
memerlukan banyak waktu, ketelitian dan kesabaran itu, dapat dipusatkan
dibidang tanah yang tidak begitu luas, yaitu dipusatkan dipesemaian yang
luasnya kira-kira 1/20 dari luas tanah yang akan ditanami, sehingga untuk
melakukan perawatan mudah dilakukan (Didik, 2014).

Pengurangan air pada persemaian hingga keadaan air menjadi macakmacak ini, dimaksudkan agar benih yang disebar dapat merata dan mudah
melekat ditanah sehingga akar mudah masuk kedalam tanah. Benih tidak
busuk akibat genangan air, memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen
langsng dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih cepat, benih
mendapat sinar matahari secara langsung. Cara agar benih dalam bedengan
tidak hanyut, maka air harus diatur sesuai dengan keadaan, misalnya : bila
akan terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar benih tidak
hanyut. Penggenangan air dilakukan lagi pada saat menjelang pemindahan
bibit dari pesemaian kelahan pertanaman, untuk memudahkan pencabutan
(Saptana, 2007).
Ada 2 macam persemaian padi sawah, yaitu:
a. Persemaian basah.
Yang penting dalam memelihara pesemaian basah adalah pengaturan
airnya yang harus cukup terpenuhi. Cukup artinya tidak lebih dan tidak
kurang, airnya mengalir. Air yang masuk dan keluar harus teratur, untuk

6

itu perlu di pasang corong bambu yang cukup besar. Di muka corong
pemasukan dipasang saringan dari bambu yang sering harus dibersihkan

supaya air yang masuk tidak banyak

mengandung kotoran, air yang

masuk harus sama dengan air yang keluar. Bedengan setelah ditaburi benih
tidak segera diairi, supaya benih melekat pada tanah. Baru pada malam
harinya air diberikan setinggi beberapa cm di atas muka tanah (kurang
lebih 2 cm). maksud dari perendaman adalah supaya bibit tidak berserakan
bila turun hujan (Anonim, 2012).
Paginya tidak diairi lagi, sampai benih setinggi beberapa cm sehingga
cukup kuat bila turun hujan. Setelah itu air diberikan selama 5 atau 6 hari
dan dikeringkan selama 1 hari. Demikain seterusnya sampai bibit cukup
kuat untuk dipindahkan. Bila sawah pesemaian cukup suburnya dan
pemeliharaan baik dalam umur 30 hari sudah cukup dipindahkan (Anonim,
2012).
b. Persemaian kering.
Bila ternyata dalam 2 atau 3 hari setalah benih disebarkan tidak
turun hujan,persemaian perlu disiram pada pagi atau malam hari.
Penyiraman terus dilakukan sampai datang waktunya turun hujan dengan
teratur. Bila benih sudah muncul di atas tanah, maka jerami, alang-alang

atau ranting penutup tanah diambil. Dalam hal ini rumput tak ada
kesempatan untuk tumbuh, sehingga penyiangan tak perlu diadakan
(Anonim, 2012).
D. Bahan dan Alat
1. Benih padi
2. Pupuk (Urea, SP36, KCl)
3. Pestisida dan fungisida
4. Plastik
5. Cangkul
6. Gembor
7. Daun pisang/ seresah

7

E. Cara Kerja
1. Membuat persemaian padi dengan cara basah dan kering.
Persemaian Basah:
a. Menyiapkan lahan pesemaian 1 x 1 m2, alasi dengan plastik.
b. Memasukan tanah olah dalam bedengan, mencampur tanah dengan
pupuk N 60 – 100 g, dan membuat bedengan setinggi 5 – 10 cm.
c. Menabur benih diatas bedengan.
d. 5 hari setelah benih ditabur, mengairi bedengan setinggi kurang lebih
5cm.
2. Melakukan pemeliharaan (5 hari setelah menabur benih, mengendalikan
hama dan penyakit dengan menggunakan 35 g/m2 pestisida/ fungisida)
sampai bibit siap dicabut umur 20 – 30 hari.
3. Mengamati pertumbuhannya dengan meliputi tinggi bibit, jumlah dan
panjang daun, jumlah akar, bobot basah, dan bobot kering bibit.
Persemaian Kering:
a. Menyiapkan lahan pesemaian sama seperti cara pesemaian basah.
b. Menaburkan benih diatas bedengan kemudian menutupnya tipis – tipis
dengan tanah yang halus.
c. Mengaliri air di sekitar bedengan, pagi dan sore perciki bedengan
dengan air hingga tanah cukup lembab.
d. Memelihara dan mengamati pertumbuhannya hingga bibit siap dicabut
sama seperti pemeliharaan cara basah.

8

F. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1. Hasil Pengamatan Persemaian Padi Sawah Cara Basah.
Jumlah

Panjang

Panjang

Jumlah

Panjang

Sampel

Akar

Akar

Tanaman

Daun

Helai Daun

1

(buah)
6

(cm)
3

(cm)
12

(helai)
2

(cm)
10,5

2

7

3,2

11

1

8

3

7

2,2

8

2

6

4

6

3,5

9,5

3

6

5
Rata – rata

6
6

3,1
3

12
10,5

4
2

8,5
7,8

Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Persemaian Padi Sawah Cara Kering.
Jumlah

Panjang

Panjang

Jumlah

Panjang

Akar

Akar

Tanaman

Daun

Helai Daun

(buah)

(cm)

(helai)

(cm)

1

7

6,4

(cm)
13,5

3

12

2

6

4

15

2

11,5

3

7

2,5

14,5

3

8

4

11

3

16

4

7

5

7

4,2

13

4

9

7

4,02

14,4

8

9,5

Sampel

Rata – rata
G. pembahasan

Persemaian padi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara basah dan cara
kering. Setelah dilakukan pengamatan ditemukan hasil yang berbeda pada
kedua cara tersebut. Pada cara basah rata-rata jumlah akar 6 buah, panjang
akar 3 cm, panjang tanaman 10,5 cm, jumlah daun 2 helai dan panjang helai
daun 7,8 cm. Sedangkan pada cara kering rata-rata jumlah akar 7 buah,
panjang akar 4,02 cm, panjang tanaman 14,4 cm, jumlah daun 8 helai dan
panjang helai daun 9,5 cm. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa cara kering
menunjukan hasil yang lebih optimal di bandingkan dengan cara basah.

9

Padahal secara teori, persemaian cara basah akan menghasilkan bibit yang
lebih berkualitas dibandingkan pada persemaian cara kering.
Pada hasil pengamatan terhadap kedua bedengan, persemaian basah
menunjukan hasil yang kurang optimal dan jumlah bibitnya pun tidak
sebanyak pada bedengan cara kering, sedangkan pada persemaian kering bibit
padi tumbuh dengan baik dan optimal dikarenakan persemaian basah yang
memakai mulsa organik tidak dapat tumbuh dengan optimal karena sinar
matahari tidak dapat menyinari benih sehingga benih tidak dapat tumbuh dan
mulsa organik menghalangi pertumbuhan benih ke atas.
H. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa persemaian padi dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu cara basah dan cara kering. Secara teori
persemaian yang lebih bagus adalah persemaian basah, namun dari percobaan
yang telah dilakukan persemaian kering yang memiliki hasil yang optimal.
I. Daftar Pustaka
Aak, 1992. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi. (http://situsmadu.
blogspot.com/2012/03/menyiapkan-pesemaian-tanaman-adi.html).
Diakses pada hari Sabtu, 23 Mei 2015 pukul 15.00 WIB.

Anonim. 2013. Membuat Pesemaian Padi Making Rice. (http://ithinkeducat
ion.blogspot.com/2013/07/membuat-pesemaian-padi-making-rice
_15.html. )Diakses pada hari Sabtu, 23 Mei 2015 pukul 15.00
WIB.
Didik, 2014. Pesemaian Padi di Indonesia. (http://didik-blog.blogspot.com.)
Diakses pada hari Sabtu, 23 Mei 2015 pukul 15.00 WIB.
Saptana, 2007.
Perawatan
Pesemaian
Padi
Cara
Basah.
(http://repository.unrl.ac.id.). Diakses pada Sabtu, 23 Mei 2015
pukul 15.00 WIB.