Tekanan Darah dan Kesanggupan Kardiovask

BAB I PENDAHULUAN
A. JUDUL PRAKTIKUM
Judul praktikum ini adalah

Tekanan

Darah

dan

Kesanggupan

Kardiovaskular
B. WAKTU, TANGGAL PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 09 Oktober 2014
C. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum Kardiovaskular
1. Memahami konsep kontraksi jantung dan kesanggupan kardiovaskular.
2. Memahami regulasi tekanan darah.
3. Memahami teknik pengukuran tekanan darah dan interpretasinya serta
4.


berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Memahami teknik pengukuran kesanggupan kardiovaskular dan

5.

interpretasinya dan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Memahami patofisiologi hipertensi dan mekanisme kerja obat
Antihipertensi.

Tujuan Instruksional Khusus
1. Mengetahui cara-cara pengukuran
langsung

pada

manusia serta

tekanan
memahami


darah

arteri

faktor-faktor

secara
yang

mempengaruhinya.
2. Mengukur tekanan darah A.brachialis dengan cara auskultasi.
3. Menyebutkan nilai tekanan darah A.brachialis menurut metode lama dan
metode baru American Heart Association (AHA).
4. Membandingkan tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring,
duduk dan berdiri.
5. Menjelaskan perbedaan hasil pengukuran tekanan darah pada sikap
berbaring,duduk dan berdiri.
6. Membandingkan tekanan darah A.brachialis pada berbagai kerja.
7. Mengetahui pengaruh pernafasan dan aliran balik vena terhadap tekanan

darah.
D. DASAR TEORI
1. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.
Tekanan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung,
ketegangan arteri, volume, dan laju serta kekuatan (viskositas) darah.

Page | 1

Tekanan darah terjadi akibat fenomena siklis. Tekanan puncak terjadi saat
jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio
tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya
berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah
normal biasanya 120/80 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002).
Secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah
sistolik (angka atas) yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik
jantung sehingga ia akan memompa darah dengan tekanan terbesar, dan
diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan pada saat
jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam keadaan
mengembang (saat beristirahat). Tekanan darah normal (normotensi) sangat

dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk
mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Tekanan darah ada dalam pembuuh
darah, sedangkan tekanan darah tertinggi ada dalam arteri terbesar (Martuti,
2009).
Secara umum tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg
(sistolik/diastolik). Batas normal adalah bila tekanan sistolik tidak lebih dari
140 mmHg dan tekanan diastolik tidak lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah
termasuk kategori tinggi jika tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan
diastolik di atas 99 mmHg, dalam 3 kali pemeriksaan berturut11 turut
selama selang waktu 2-8 minggu. Menurut WHO, tekanan darah dianggap
normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dikatakan hipertensi bila lebih dari
140/90 mmHg, dan diantara nilai tersebut digolongkan normal tinggi
(Martuti, 2009).
Tabel Klasifikasi tekanan darah :
Klasifikasi
Normal
Prehipertensi
Hipertensi stage 1
Hipertensi stage 2


Sistolik (mmHg)
< 100
120-139
140-159
≥ 160

Diastolik (mmHg)
< 80
80-89
90-99
≥ 100

Page | 2

Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat spygmomanometer
(tensimeter) dan stetoskop. Ada tiga tipe dari spygmomanometer yaitu
dengan menggunakan air raksa atau merkuri, aneroid, dan elektronik. Tipe
air raksa adalah jenis spygmomanometer yang paling akurat. Tingkat bacaan
dimana detak tersebut terdengar pertama kali adalah tekanan sistolik.
Sedangkan tingkat dimana bunyi detak menghilang adalah tekanan diastolik.

Spygmomanometer aneroid prinsip penggunaannya yaitu menyeimbangkan
tekanan darah dengan tekanan dalam kapsul metalis tipis yang menyimpan
udara didalamnya. Spygmomanometer elektronik merupakan pengukur
tekanan darah terbaru dan lebih mudah digunakan dibanding model standar
yang menggunakan air raksa, tetapi akurasinya juga relatif rendah.
Metode Mengukur Tekanan Darah
Metode pengukuran tekanan darah pada dasarnya ada 2 cara yaitu dengan
metode Palpasi (perabaan dengan anggota tubuh) dan metode Auskultasi
(pengukuran dengan bantuan stetoskop).
A. Metode Auskultasi
Tekanan darah arteri dalam manusia rutin diukur oleh metode auskultasi.
Manset yang dapat dikendalikan (manset Riva-Rocci) dilekatkan ke
manometer air raksa (sphygmomanometer) yang dibalutkan sekeliling
lengan dan stetoskopditempatkan diatas arteria brachialis pada siku. Manset
ini dikembangkan sampaitekanan dalamnya tepat diatas tekanan sistolik
yang diperkirakan di dalam arteria brachialis. Arteri ini ditutup dengan
manset dan tidak ada bunyi yang terdengar dengan stetoskop. Tekanan
dalam manset kemudian direndahkan pelan-pelan padatitik tekanan sistolik
di dalam arteri tepat melebihi tekanan manset, maka semburandarah lewat
bersama tiap denyut jantung dan secara serentak dengan tiap denyut,

sertaterdengar bunyi mengetuk di bawah manset. Tekanan manset saat bunyi
pertamaterdengar merupakan tegangan sistolik. Karena tekanan manset
direndahkan lebih lanjut, maka bunyi menjadi lebih keras, lalu redup dan
berkurang, dan akhirnya dalamkebanyakan individu ia menghilang.

Page | 3

B. Metode Palpasi
Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan mengembangkan manset
lengan dankemudian membiarkan tekanan turun dan menentukan tekanan
saat denyut radialis dapat diraba pertama kali. Karena kesulitan menentukan
dengan tepat kapan denyut pertama teraba, maka tekanan yang didapat
dengan metode palpasi ini biasanya 2-5mmHg lebih besar daripada yang
diukur oleh metode auskultasi.
2. Denyut Nadi
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang
dapatdipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Pada
jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari nodus SA (irama sinus
normal, NSR= Normal Sinus Rhythim). Waktu istirahat, jantung berdenyut
kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur dan bertambah karena

emosi, kerja,demam, dan banyak rangsangan yang lainnya. Denyut nadi
seseorang akan terusmeningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali bila
pekerja yang bersangkutantelah beraklimatisasi terhadap suhu udara yang
tinggi. Denyut nadi maksimumuntuk orang dewasa adalah 180-200 denyut
per menit dan keadaan ini biasanyahanya dapat berlangsung dalam waktu
beberapa menit saja. Tempat meraba denyut nadi adalah: pergelangan
tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis),
dileher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri
carolis), dada sebelah kiri tepat diapex jantung (Arteri temparalis) dan di
pelipis. Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah usia,
jeniskelamin, keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, intensitas dan lama
kerja, sikapkerja, faktor fisik dan kondisi psikis (Muffichatum, 2006).

C. METODE PEMERIKSAAN
Dalam praktikum ini untuk mengukur kesanggupan kardiovaskuler
probandus menggunakan teknik pemeriksaan step up (Harvard).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Spygnomanometer.

Page | 4


2. Pengukur waktu.
3. Bangku Harvard setinggi 19 inchi (1 inchi = 2,54 cm).
4. Metronom (frekuensi 2x ayunan per detik).
E. CARA KERJA
1. Metronom diatur sehingga memberikan irama 120x/menit.
2. Probandus berdiri menghadap bangku Harvard dengan sikap tenang.
Metronom mulai dijalankan.
3. Probandus menempatkan salah satu kaki (yang kanan ataupun yang
kiri) diatas bangku tepat pada detikan pertama metronom.
4. Pada detik kedua, kaki lainnya dinaikkan ke atas bangku, sehingga
probandus berdiri di tegak di atas bangku.
5. Pada detikan ketiga, kaki yang pertama naik ke atas diturunkan.
6. Pada detikan keempat, kaki yang masih di atas bangku diturunkan
pula, sehingga probandus berdiri di depan bangku.
7. Segera setelah itu probandus disuruh duduk dan denyut nadinya
dihitung selama 30 detik, sebanyak tiga kali pada: 1’-1’30”, 2’2’30”, dan dari 3’-3’30”,

Page | 5


BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Dari percobaan ini didapatkan hasil sebagai berikut.
Waktu
30 detik pertama
30 detik kedua
30 detik ketiga

Banyaknya denyut nadi
50 denyut nadi
50 denyut nadi
55 denyut nadi

Dari data di atas dapat di hitung indeks kesanggupan badan menggunakan 2
cara :
1. Cara Lambat

Indeks =

230 x 100

2 x 155

= 74,19

2. Cara Cepat

Indeks =

230 x 100
5,5 x 50

= 83,63

B. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini probandus melakukan percobaan kesanggupan
badan dengan melakukan percobaan steptest. Metronom dalam tes Harvard
ini berfungsi untuk menyamakan kaki yang naik turun dari bangku Harvard.
Setelah 3 menit 50 detik naik turun bangku Harvard, maka probandus
disuruh duduk dan dibiarkan istirahat selama 1 menit. Setelah itu probandus
dihitung jumlah denyut nadinya selama 30 detik. Hasilnya adalah 50 kali
denyutan. Selang 30 detik kemudian, denyut nadi probandus kembali
dihitung selama 30 detik pula dan hasilnya adalah 50 kali denyut nadi.
Page | 6

Kemudian dilakukan cara yang sama sekali lagi dan hasilnya adalah 55 kali
denyut nadi. Hasil perhitungan cara lambat menghasilkan indeks 74,19 dan
untuk perhitungan cara cepat 83,63. Kemudian indeks ini kita cocokkan
dengan tabel interpretasi hasil. Melalui perhitungan cara lambat, probandus
di interpretasikan mempunyai kesanggupan badan yang cukup.Melalui
perhitungan

cara

cepat,

probandus

di

interpretasikan

mempunyai

kesanggupan badan yang sedang. Maka dapat diketahui bahwa kesanggupan
kardiovaskular probandus adalah cukup.
Tes Harvard yang telah kita lakukan dapat digunakan untuk menentukan
indeks kesanggupan badan seseorang dalam melakukan aktivitas otot.
Indeks kesanggupan badan seseorang, dapat ditentukan melalui perhitungan
cara lambat dan cepat, dapat diketahui bahwa indeks kesanggupan badan
sangat bergantung dari lamanya probandus mampu terus menerus naik-turun
bangku dan frekuensi denyut nadinya segera setelah ia melakukan aktivitas
tersebut. Semakin lama probandus mampu bertahan naik-turun bangku dan
semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal, maka
semakin baik pula kesanggupannya. Kesanggupan badan seseorang
dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB) yang dapat dihitung
dengan menggunakan rumus perhitungan cara lambat dan cepat. Semakin
besar nilai dari IKB seseorang maka kesanggupan badannya semakin baik
(Andrajati, Retnosari dkk., 2008).
Probandus diminta untuk melakukan aktivitas fisik dalam percobaan
kesanggupan kardiovaskular, yaitu dengan naik turun bangku Harvard yang
bertujuan untuk melihat perbedaan tekanan darah dan denyut nadi atau
perubahan sistem kardiovaskuler sebelum dan setelah beraktivitas.
Percobaan ini, dimulai dengan mengukur tekanan dan denyut nadi
probandus. Namun, pada percobaan yang kami lakukan, tidak dilakukan
pengukuran tekanan darah terlebih dahulu. Sebaiknya, pengukuran tekanan
darah perlu dilakukan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan orang yang
bertekanan darah tinggi tidak dapat melakukan percobaan ini. Seseorang
yang mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi, aktivitas jantungnya
sudah cukup tinggi dari orang normal sehingga pembuluh darahnya akan
mengalami vasokontriksi dan mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.

Page | 7

Jika percobaan ini dilakukan, maka tekanan darah pada orang yang
hipertensi akan lebih meningkat lagi walaupun peningkatannya tidak
signifikan. Akan tetapi, hal ini akan beresiko yaitu pecahnya pembuluh
darah bahkan gagal jantung (Doohan, 2000)
Tes Harvard memiliki kelebihan dan kekurangannya, yaitu :
a. Kelebihan dari tes Harvard:
1. Peralatan yang minim
2. Mudah untuk dilakukan
3. Dapat dilakukan sendiri-sendiri
b. Kekurangan dari tes Harvard:
1. Tingkat stress yang tinggi
2. Tidak boleh untuk anak-anak
3. Dipengaruhi oleh variasi maksimum detak jantung (HR)
4. Hanya 60% hingga 80% korelasi dengan VO 2 max tes (Vanus, 2006).
Faktor yang dapat mempengaruhi kesanggupan kardiovaskuler seseorang
antara lain adalah beban kerja yang diberikan, kapasitas kerja dan frekuensi
naik turun Harvard. Pengaliran darah ke seluruh tubuh ketika beraktivitas,
akan menyebabkan pembuluh darah disekitar otot mengalami vasodilatasi
(lebih besar) agar darah lebih banyak dialirkan. Vasodilatasi ini akan
berlanjut pada penurunan tahanan perifer. Selain itu peningkatan
kardiak output juga dipengaruhi oleh peningkatan aliran balik vena akibat
dari meningkatnya tonus otot karena pergerakan fisik dan penurunan
tekanan intratorak. Penurunan tekanan intratorak merupakan akibat dari
reaksi tubuh yaitu inspirasi yang dalam pemenuhan kebutuhan O2 untuk
menghasilkan energi. Udara mengalir dari atmosfir ke paru-paru juga karena
tekanan di atmosfir lebih tinggi dibandingkan tekanan intratorak. Karena
penurunan tekanan ini maka tekanan pada vena pada bagian ekstremitas
bawah akan lebih tinggi sehingga akan meningkatkan aliran darah ke
jantung.
Peningkatan kardiak output juga dipengaruhi oleh saraf otonom yang
akan merangsang saraf simpatis sehingga denyut nadi meningkat. Perlu
diketahui

bahwa

perangsangan

saraf

simpatis

akan

menyebabkan

vasokontriksi pembuluh darah pada bagian tubuh yang lain kecuali pada
pembuluh di disekitar otot yang telah diuraikan sebelumnya. Berhubungan
dengan kardiak output, dapat dijelaskan pula bahwa seorang atlet dan orang
Page | 8

biasa memilki kardiak output yang sama. Akan tetapi, yang membedakan
adalah pada kualitas volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan
jantung

setiap

kontraksi).

Setiap

kali

jantung

berkontraksi

akan

menghasilkan darah yang lebih banyak dibandingkan orang biasa. Sehingga
untuk menghasilkan kardiak output yang sama dengan atlet, jantung orang
biasa akan lebih banyak berkontraksi. Seperti yang kita ketahui kardiak
output didapatkan dari pengalian denyut jantung dengan volume sekuncup.
Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa kontraksi jantung pada atlet lebih
sedikit tetapi karena volume sekuncup lebih banyak sehingga bisa
menyamai kardiak output dari orang biasa yang jantungnya lebih banyak
berkontraksi, tetapi volume sekuncupnya lebih sedikit. Hal inilah yang
menjadi alasan mengapa tekanan darah atlit lebih rendah dibanding yang
biasanya (kontraksi jantung lebih sedikit) (Doohan ,2000).
Dalam sirkulasi sistemik, tekanan darah tertinggi terletak pada arteri dan
terendah di pembuluh darah kecil. Tekanan darah tertinggi di arteri dan jatuh
terus seperti darah mengalir melalui sistem sirkulasi. Penurunan tekanan
terjadi karena energi yang hilang akibat hambatan dari pembuluh darah.
Resistensi terhadap aliran darah juga berasal dari gesekan antara sel-sel
darah. Peningkatan tekanan yang cepat terjadi saat ventrikel kiri mendorong
darah ke aorta dapat ditinggalkan sebagai denyut nadi, atau tekanan
gelombang,

diteruskan

melalui

arteri

berisi

cairan

dari

sistem

kardiovaskular. Gelombang tekanan sekitar 10 kali lebih cepat dari darah itu
sendiri (Doohan, 2000).

Page | 9

Tekanan darah meningkat karena:





Jenis kelamin pasien
Latihan fisik
Makan
Stimulan (zat-zat

 Kondisi

penyakit

arteriosklorosis
yang

mempercepat fungsi tubuh)
 Stress emosional seperti
marah, takut, dan aktivitas
seksual







seperti

(penebalan

arteri)
Faktor hereditas
Nyeri
Obesitas
Usia
Kondisi pembuluh darah

Tekanan darah menurun karena:







Puasa (tidak makan)
Istirahat
Depresan (obat-obatan yang menghambat fungsi tubuh)
Kehilangan berat badan
Emosi (seperti berduka)
Kondisi
abnormal
seperti
hemoragi
(kehilangan

darah)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembacaan tekanan darah, yaitu:






Usia
Tidur
Berat badan
Emosi
Hereditas

 Jenis kelamin
 Viskositas darah
 Kondisi
pembuluh

darah

(Anonim, 2008).



Page | 10

C. APLIKASI KLINIS


Berikut adalah contoh penyakit yang dapat diketahui melalui

pemeriksaan tekanan darah:
 Syok
 Gagal jantung
 Hipertensi
 Hipotensi
 Stroke


Sedangkan steptest digunakan untuk mengetahui kebugaran dan

kesanggupan kardiovaskuler seseorang.


Page | 11



BAB III KESIMPULAN



Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa

 Aktivitas fisik dapat mempengaruhi kenaikan denyut nadi dan tekanan darah
seseorang baik tekanan sistolik maupun tekanan diastolik.
 Dapat mengetahui kesanggupan kardiovaskular probandus menggunakan
metode steptest dan dihitung indeks lalu disesuaikan dengan interpretasi.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu aktivitas fisik, jenis
kelamin, usia, dan kesehatan.
 Pengukuran tekanan darah dapat menggunakan metode tidak langsung
dengan auskultasi dan palpasi dengan menggunakan spygmomanometer
(manual/digital) dan stetoskop
 Semakin beraktivitas tubuh, semakin cepat curah jantung karena adanya
vasodilatasi di otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada
organ-organ tersebut dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan.





DAFTAR PUSTAKA
Andrajati, Retnosari dkk. 2008. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi



Manusia. Departemen Farmasi FMIPA UI : Depok.
Anonim, 2008, Tekanan Darah. (http://www.sport-fitness-advisor.com,



diakses pada tanggal 11 Oktober 2014).
Doohan, James. 2000. The Cardiovascular System and Exercise.



(http://www.biosbcc.net/doohan/sample/index.htm diakses

tanggal 11

Oktober 2014).
Martuti. 2009. Merawat dan Menyembuhkan Hipertensi. Kreasi Wacana :



Bantul.
Muffichatum. 2006. Hubungan antara Tekanan Panas, Denyut Nadi dan



Produktivitas Kerja pada Pekerja Pandai Besi Paguyuban Wesi Aji
Dororejo Batang. (http://digilib.unnes.ac.id diakses tanggal 11 Oktober
2014).
Smelzer, S.C., & Bare, B.G. 2002. Textbook of Medical-Surgical Nursing



(10th ed.), Philadhelpia : Lippincott Williams & Wilkins.
Vanus,



Fitness.

2006.

Harvard

Step

Test.

(http://www.fitnessvenues.com/style.css, diakses pada tanggal 11 Oktober
2014).