Matriks dan transformasi linier kelas
Matriks dan Transformasi
Linier
Dra. Dwi Achadiani, M.Kom
Vektor
• Definisi:
Vektor adalah besaran yang mempunyai arah
dan besar, contoh: kecepatan, gaya, percepatan.
Titik awal
●
●
besar
• Lambang :
a : vektor a
Titik ujung
arah
Operasi vektor dalam bidang
Operasi penjumlahan dua vektor
• Definisi:
Jika a dan b dua vektor dengan titik awal yang sama,
maka jumlah a dan b ( a + b ) adalah vektor yang
merupakan diagonal jajaran genjang .
a
a+b
b
Sifat penjumlahan vektor
1.aR2,bR2, (a b)R2
2.(a b) c a (b c).(Hukum assosiatif )
3.a 0 a
4. a a b 0,maka b adalah invers dari a
5.a b b a.(hukum komutatif)
Operasi perkalian vektor dengan bil riel
Sifat perkalian vektor dengan bil riel
1αR,a R 2, αa R 2
2. α(βa) αβ a
3.1.a a
4. α(a b) αa βb
5. (α β)a αa βb
6. 0a 0;α0 0
7. ( 1)a a
8. αa 0, maka α 0
9. a ( 1)b a b
Kombinasi Linier
Definisi:
Jika a ,a ,a ,........ a n adalah vektor-vektor
1 2 3
di R²(atau di R3 ), maka: α a α a .............αn a n
11 2 2
dinamakan kombinasi linier dari a ,a ,a ,........, a n
1 2 3
Panjang Vektor (Norm)
Definisi:
Panjang vektor di R n didefinisikan :
x x 2 x 2 ......... xn2
1
2
Sudut antara dua vektor
Sudut θ antara dua vektor x dan y di R², jika
memenuhi persamaan berikut:
x y
, dengan
cosθ
x y
n
x y x y
i1 i i
Perkalian Silang
Definisi:
Jika a dan b 2 vektor di R3 , maka:
axb absinθ
axb a i a j a k x b i b j b k
1 2
3 1 2
3
maka :
axb a b a b i a b a b j a b a b k
2 3 3 2 3 1 1 3 1 2 2 1
i panjangnya 1 unit dan searah sumbu x
j
panjangnya 1 unit dan searah sumbu y
k panjangnya 1 unit dan searah sumbu z
z
j
k
i
x
y
Maka vektor dapat ditulis menjadi a a i a j a k
x
y
z
• Jarak dua titik yang berada pada dua ujung
z
vektor
d
B( b , b , b )
1
2
A (a , a , a )
1
2
3
3
x
y
Maka jarak antara titik A ke titik B adalah d, dengan:
2
2
d b a b a b a
1 1 2 2 3 3
2
Bergantung Linier dan Bebas Linier
Vektor- vektor :
, apabila
a ,a ,a ,..................,an
3 semua berharga nol, maka
dengan 1 2tidak
n
α
α
a
0
i linier, sedangkan apabila
vektori disebut
bergantung
i
i1
semua
linier.
berharga nol maka vektor disebut bebas
α
i
Vektor pembentuk ruang vektor
Definisi:
suatu himpunan vektor-vektor {u , u ,..., u }
disebut sistem pembentuk ruang vektor V, ditulis
vV
L{u , u bila
,..., usetiap
}
V=
dapat ditulis sbg kombinasi linier dari {u , u ,..., u }
1
1
2
2
m
m
1
2
m
• Dimensi dan Basis
Dimensi
Definisi:
suatu vektor V dikatakan berdimensi n bila dapat
diketemukan suatu himpunan n vektor-vektor
V yang bebas linier
Atau : maksimum banyaknya vektor-vektor V
yang bebas linier .
Basis
Definisi:
Setiap sistem pembentuk yang bebas linier
disebut basis ruang vektor tersebut.
MATRIKS
Definisi:
Matriks adalah sekumpulan bilangan yang
disusun dalam sebuah empat persegi panjang,
secara teratur, di dalam baris-baris dan kolomkolom.
a
a ...... a
11
12
1n
a
......
a
a
21
22
2n
.......... .......... .......
a ...... a mn
a
m1 m2
Matriks di atas disebut matriks ukuran m x n
Operasi Matriks
1. Operasi Kesamaan
Dua matriks A dan B disebut sama, jika:
a) A dan B sejenis
b) Setiap unsur yang seletak sama.
1 2
1 2
1
2
, B
,C
A
3 1
3 1
3 1
A = B, A ≠ C, B ≠ C
2. Penjumlahan dua matriks
Definisi:
Jumlah dua matriks A dan B yang sejenis adalah
sebuah matriks C yang sejenis pula dengan
unsur-unsur cij , dimana terdapat hubungan:
c a b . A a ,B b ,C c
ij
ij
ij
ij
ij
ij
2 4
2 5
0
1
, B
,C
A
1 5
2 4
1 9
0
A B
2
0
A C
2
1 2
4 1
1 2
4 1
4 - 2 5
5 1 9
5 - 2 6
9 3 13
Sifat-sifat penjumlahan:
Komutatif : A + B = B + A
Assosiatif : A + (B + C) = (A + B) + C
3. Perkalian dengan skalar ( )
Perkalian sebuah matriks dengan skalar ()
maka setiap unsur matriks tersebut terkalikan
dengan skalar ( ).
A a
ij
, maka A =
a
ij
.
Sifat-sifat perkalian matriks dengan skalar
1. (A + B) = A + B
2. ( + β ) A = A + β A
3. (β A) =β A
4. Perkalian dua matriks
Definisi:
Dua matriks A (m x n), dan B (p x q) didefinisikan
hasil kalinya, jika n = p , maka hasilkali adalah
matriks C (m x q) dengan unsur-unsur:
c a b a b a b ....... a b
ij
i1 1 j
i2 2 j
i3 3 j
in nj
n
c a b
ij k1 ik kj
Catatan:
• Perkalian 2 matriks AB dapat didefinisikan, jika
banyaknya kolom matriks A = banyaknya baris
matriks B.
• Hasil kali dua matriks AB adalah suatu matriks
dengan banyaknya baris = banyaknya baris matriks
A
dan banyaknya kolom = banyaknya kolom matriks B.
• Pada umumnya AB ≠ BA
Contoh:
2
A 1 2 3, B 3 , C A x B 20
4
1x3
3x1
1x1
2
3
, B 0
10
4
3
2
A
0
5
5
2
2 3
0
C A x B
5
10
4
2x2
5
1
9
3 5
0 1 tdk terdefinis i
5 9
3x3
Macam-macam matriks
1. Matriks bujursangkar
Definisi: matriks bujursangkar adalah matriks
dimana banyaknya baris = banyaknya kolom
2
A
5
2
3
, B 0
10
4
3
0
5
5
1
9
2. Matrik satuan/ matriks identitas
• Matriks bujur sangkar
• Setiap unsurnya nol, kecuali didiagonal utama = 1
Contoh :
1
I
2
0
1
0
, I 0
1 3
0
0
1
0
0
0
1
A.I = I.A
I.I = I
3. Matriks segitiga
• Matriks bujursangkar
• Unsur di atas/di bawah diagonal utama adalah nol
Contoh :
1 2 3
1 0
A 0 4 7 , B
7 8
0 0 9
4. Matriks Tranpose
• Tidak perlu bujursangkar
• Setiap baris ditukar tempat dengan kolom
Contoh :
1
~
A 2 , A 1
3
4
B 5
0
2
3
2
~
4
7 , B
2
1
5
7
0
1
Sifat-sifat matriks transfose
1.(A B) A B
2.(A ) A
T
T
T
T
3.λ(A ) λA
4.(AB) B A
T
T
T
T
T
T
Contoh
1
1 2
, B 2
0 1
0
2
A
3
4
AB (AB) 4
3
3
2
A 1 0 , B 1 2
2 1
T
T
B A
T
T
T
1
2
(AB) B A
T
T
2
0 1
2
T
3
0
3
0 4
1
3
5. Matriks simetris
~
Matriks A disebut simetris apabila A A
• Matriks Bujur sangkar
Contoh
1
2
2
,
3
1
2
0
2
3
7
0
7
8
6. Matriks skew simetris
~
Matriks A disebut matriks skew simetri jika A A
• Bujur sangkar
Contoh
0
2
0
2
, 2
0
0
2
0
7
0
7
0
~
Matriks Skew simetris A A , maka a
ij
Untuk I = j maka a
a
ii
ii
a
ji
2a 0
ii
Jadi diagonal utama matriks skew simetris = 0
7. Matriks Diagonal
• Matriks bujursangkar
• Semua unsur nol, kecuali didiagonal utama
1
0
0
0
3
0
0
0
5
9. Matriks Nol
• Tidak perlu matriks bujur sangkar
• Semua unsurnya nol
0
0
A.0
0
0
0
0
=0
A+0=A
A.B = 0, apakah A = 0 ?atau B = 0? atau keduaduanya nol
2
A
0
4
0
2
AxB
0
0
- 3
,B 0
0
0
2
2
4
0
- 3
0
0
0
2
0
2
0
4
4
0
0
0
Dalil:
Sembarang matriks bujur sangkar dapat ditulis
sebagai jumlahan dua matriks yang satu simetris
yang lain skew simetris
Bukti:
~ ~
A A A A
A
2 2 2 2
~
~
A A
A A
P ,Q
2 2
2 2
~
A A 1
~ ~ 1 ~ ~ 1 ~
P A A , P A A A A
2 2 2
2
2
~
P P, P simetris
1
~ ~ 1 ~ ~ 1 ~
Q A A , Q A A A A
2
2
2
~
Q Q Q skew simetris
1
A 0
1
2
3
3
P
A
A
2
2
1
1
1 / 2
1 / 2
Q 0
1 / 2
0
1
1 / 2
0
1 0 1
1 A 2 3 3
0 1 0
0
0
1 / 2 1
1 / 2 0
0
3 / 2 1 / 2 1
3/ 2
1 / 2 3 / 2 0 0
1/ 2
1
1 / 2
3
2
Matriks Simetris
2
0
1
1 / 2
1 / 2 1
0
0
1 / 2
1
0
0
3/ 2
3/ 2
1
0
1
0
3/ 2
1/ 2
1/ 2
3 / 2
0
1/ 2
3 / 2
0
Matriks Skew Simetris
Cek
1
P Q 1
1 / 2
1
0
1
1
3
2
2
0
3
1 / 2 0
2 1
0 1 / 2
0
1 A
0
1
0
1
1 / 2
1
0
Transformasi (operasi) Elementer pada Baris
dan Kolom Matriks
Transformasi Elamenter pada matriks adalah:
Penukaran tempat baris ke i dan ke j (baris ke i dijadikan
baris ke j dan baris ke j dijadikan baris ke i), ditulis Hij (A)
Penukaran tempat kolom ke i dan kolom ke j (kolom ke i
dijadikan kolom ke j atau sebaliknya), ditulis K ij (A)
Memperkalikan baris ke i dengan skalar ≠ 0, ditulis
( )
H i (A)
( )
Memperkalikan kolom ke i dengan ≠ 0, ditulis K i (A)
Menambah baris ke i dengan kali baris ke j, ditulis
( )
H ij (A)
Menambah
kolom ke i dengan kali kolom ke j,ditulis
( )
K ij (A)
Kadang untuk operasi (1) dan (3) dapat dilakukan dalam
satu langkah : Menambah 1 kali baris ke i dengan 2
( ) ( )
kali baris ke j, ditulis H i
1
j
2
(A)
Demikian pula untuk untuk operasi (2) dan (4)
Bila menggunakan operasi baris maka disebut operasi
baris elementer (OBE)
Contoh:
3 1 2 1
A 4 1 0 2 , carilah matrik B yang dihasilkan
1 3 0 1
(-1)
(2)
,H
,H ,
31
2
12
sederetan transforma si elementer H
K
(1)
(2)
,K
. Carilah B tersebut.
41
3
3 1 2 1 H ( 1) 3
31
4 1 0 2 ( 2 ) 8
1 3 0 1 H2
- 2
K (1) 8
41
3
K (2)
3 - 2
2
1
0 12
4 4
2 - 4 - 2
1
2
2 1 H 8
12
0 4 3
2 - 2 0 - 2
2
1
0 4
2 1
2 - 2 0
Invers Suatu Transformasi Linier
Jika suatu transformasi elementer adalah:
• A = H -1(B) = H ij (B)
ij
• A = K ij -1(B) = K ij (B)
()-1
1/
• A= H
(B) = H i (B)
i
() -1
1/
• A= K i
(B) = K i
(B)
( )-1
• A = H ij
( )
(B) = H ij
(B)
( )-1
A = K ij
( )
(B) = K ij
(B)
Contoh
2 2 1 2
B 6 0 4 2 , diperoleh dari A dengan sederetan
1 2 3 1
transforma si elementer berturut - turut : H ,H ,K ,K .Carilah A.
(1)
12
31
(2)
13
2
2 2 1 2 K (1/2) 2 1 1 2 K 1 1 2 2
2
13
6 0 4 2 6 0 4 2 4 0 6 2
1 2 3 1
1 1 3 1
3 1 1 1
1
2 2 H 4 0
6 2
H ( 1) 1
31
12
4 0
6
2 1 1
2
2 A
2 0 1 1
2 0 1 1
Penggunaan OBE
• Mencari Rank Matriks
Adalah jumlah maksimum baris/kolom yang
bebas linier ( tidak semua unsur dalam suatu
baris/kolom nol)
• Mecari invers matriks
OBE
( A:I )
-1
( I:A )
Contoh
( 1)
2 3 1
H21
1.Cari rank matriks dari A 2 1 2
( 2)
4 4 3 H31
3 1 ( 1) ( 2)
2 3 1 ( 2 ) (1) 2
H3 2
H 2
0 - 2 2
0 - 2 2 3
0 1 3
0
0
4
3
2
0 - 2
0
0
1
2 Maka rank matriks A = 2
0
2. Carilah invers dari matriks
0 2
1
2 -1 3
4 1 8
-1
bentuk(A : I) (I : A )
0 2 : 1 0 0
1
2 - 1 3: 0 1 0
4 1 8: 0 0 1
H21( 2)
H32( 4)
1 0 2: 1 0 0 ( 2) 1 0 2: 1 0 0
H21
2 - 1 3: 0 1 0 H ( 4) 0 - 1 1: - 2 1 0
4 1 8: 0 0 1 32 0 1 0 : - 4 0 1
1 0 2: 1 0 0 ( 1) 1 0 0 : 11 2 2
H23
(1)
H32 0 - 1 1: - 2 1 0 (2) 0 - 1 0 : 4 0 - 1
H13
0 0 - 1: - 6 1 1
0 0 - 1: - 6 1 1
1 0 0: 11 2 2
11 2 2
( 1)
H3
1
0 1 0 : 4 0 1, A 4 0 1
(-1)
H2
0 0 1: 6 1 1
6 1 1
Linier
Dra. Dwi Achadiani, M.Kom
Vektor
• Definisi:
Vektor adalah besaran yang mempunyai arah
dan besar, contoh: kecepatan, gaya, percepatan.
Titik awal
●
●
besar
• Lambang :
a : vektor a
Titik ujung
arah
Operasi vektor dalam bidang
Operasi penjumlahan dua vektor
• Definisi:
Jika a dan b dua vektor dengan titik awal yang sama,
maka jumlah a dan b ( a + b ) adalah vektor yang
merupakan diagonal jajaran genjang .
a
a+b
b
Sifat penjumlahan vektor
1.aR2,bR2, (a b)R2
2.(a b) c a (b c).(Hukum assosiatif )
3.a 0 a
4. a a b 0,maka b adalah invers dari a
5.a b b a.(hukum komutatif)
Operasi perkalian vektor dengan bil riel
Sifat perkalian vektor dengan bil riel
1αR,a R 2, αa R 2
2. α(βa) αβ a
3.1.a a
4. α(a b) αa βb
5. (α β)a αa βb
6. 0a 0;α0 0
7. ( 1)a a
8. αa 0, maka α 0
9. a ( 1)b a b
Kombinasi Linier
Definisi:
Jika a ,a ,a ,........ a n adalah vektor-vektor
1 2 3
di R²(atau di R3 ), maka: α a α a .............αn a n
11 2 2
dinamakan kombinasi linier dari a ,a ,a ,........, a n
1 2 3
Panjang Vektor (Norm)
Definisi:
Panjang vektor di R n didefinisikan :
x x 2 x 2 ......... xn2
1
2
Sudut antara dua vektor
Sudut θ antara dua vektor x dan y di R², jika
memenuhi persamaan berikut:
x y
, dengan
cosθ
x y
n
x y x y
i1 i i
Perkalian Silang
Definisi:
Jika a dan b 2 vektor di R3 , maka:
axb absinθ
axb a i a j a k x b i b j b k
1 2
3 1 2
3
maka :
axb a b a b i a b a b j a b a b k
2 3 3 2 3 1 1 3 1 2 2 1
i panjangnya 1 unit dan searah sumbu x
j
panjangnya 1 unit dan searah sumbu y
k panjangnya 1 unit dan searah sumbu z
z
j
k
i
x
y
Maka vektor dapat ditulis menjadi a a i a j a k
x
y
z
• Jarak dua titik yang berada pada dua ujung
z
vektor
d
B( b , b , b )
1
2
A (a , a , a )
1
2
3
3
x
y
Maka jarak antara titik A ke titik B adalah d, dengan:
2
2
d b a b a b a
1 1 2 2 3 3
2
Bergantung Linier dan Bebas Linier
Vektor- vektor :
, apabila
a ,a ,a ,..................,an
3 semua berharga nol, maka
dengan 1 2tidak
n
α
α
a
0
i linier, sedangkan apabila
vektori disebut
bergantung
i
i1
semua
linier.
berharga nol maka vektor disebut bebas
α
i
Vektor pembentuk ruang vektor
Definisi:
suatu himpunan vektor-vektor {u , u ,..., u }
disebut sistem pembentuk ruang vektor V, ditulis
vV
L{u , u bila
,..., usetiap
}
V=
dapat ditulis sbg kombinasi linier dari {u , u ,..., u }
1
1
2
2
m
m
1
2
m
• Dimensi dan Basis
Dimensi
Definisi:
suatu vektor V dikatakan berdimensi n bila dapat
diketemukan suatu himpunan n vektor-vektor
V yang bebas linier
Atau : maksimum banyaknya vektor-vektor V
yang bebas linier .
Basis
Definisi:
Setiap sistem pembentuk yang bebas linier
disebut basis ruang vektor tersebut.
MATRIKS
Definisi:
Matriks adalah sekumpulan bilangan yang
disusun dalam sebuah empat persegi panjang,
secara teratur, di dalam baris-baris dan kolomkolom.
a
a ...... a
11
12
1n
a
......
a
a
21
22
2n
.......... .......... .......
a ...... a mn
a
m1 m2
Matriks di atas disebut matriks ukuran m x n
Operasi Matriks
1. Operasi Kesamaan
Dua matriks A dan B disebut sama, jika:
a) A dan B sejenis
b) Setiap unsur yang seletak sama.
1 2
1 2
1
2
, B
,C
A
3 1
3 1
3 1
A = B, A ≠ C, B ≠ C
2. Penjumlahan dua matriks
Definisi:
Jumlah dua matriks A dan B yang sejenis adalah
sebuah matriks C yang sejenis pula dengan
unsur-unsur cij , dimana terdapat hubungan:
c a b . A a ,B b ,C c
ij
ij
ij
ij
ij
ij
2 4
2 5
0
1
, B
,C
A
1 5
2 4
1 9
0
A B
2
0
A C
2
1 2
4 1
1 2
4 1
4 - 2 5
5 1 9
5 - 2 6
9 3 13
Sifat-sifat penjumlahan:
Komutatif : A + B = B + A
Assosiatif : A + (B + C) = (A + B) + C
3. Perkalian dengan skalar ( )
Perkalian sebuah matriks dengan skalar ()
maka setiap unsur matriks tersebut terkalikan
dengan skalar ( ).
A a
ij
, maka A =
a
ij
.
Sifat-sifat perkalian matriks dengan skalar
1. (A + B) = A + B
2. ( + β ) A = A + β A
3. (β A) =β A
4. Perkalian dua matriks
Definisi:
Dua matriks A (m x n), dan B (p x q) didefinisikan
hasil kalinya, jika n = p , maka hasilkali adalah
matriks C (m x q) dengan unsur-unsur:
c a b a b a b ....... a b
ij
i1 1 j
i2 2 j
i3 3 j
in nj
n
c a b
ij k1 ik kj
Catatan:
• Perkalian 2 matriks AB dapat didefinisikan, jika
banyaknya kolom matriks A = banyaknya baris
matriks B.
• Hasil kali dua matriks AB adalah suatu matriks
dengan banyaknya baris = banyaknya baris matriks
A
dan banyaknya kolom = banyaknya kolom matriks B.
• Pada umumnya AB ≠ BA
Contoh:
2
A 1 2 3, B 3 , C A x B 20
4
1x3
3x1
1x1
2
3
, B 0
10
4
3
2
A
0
5
5
2
2 3
0
C A x B
5
10
4
2x2
5
1
9
3 5
0 1 tdk terdefinis i
5 9
3x3
Macam-macam matriks
1. Matriks bujursangkar
Definisi: matriks bujursangkar adalah matriks
dimana banyaknya baris = banyaknya kolom
2
A
5
2
3
, B 0
10
4
3
0
5
5
1
9
2. Matrik satuan/ matriks identitas
• Matriks bujur sangkar
• Setiap unsurnya nol, kecuali didiagonal utama = 1
Contoh :
1
I
2
0
1
0
, I 0
1 3
0
0
1
0
0
0
1
A.I = I.A
I.I = I
3. Matriks segitiga
• Matriks bujursangkar
• Unsur di atas/di bawah diagonal utama adalah nol
Contoh :
1 2 3
1 0
A 0 4 7 , B
7 8
0 0 9
4. Matriks Tranpose
• Tidak perlu bujursangkar
• Setiap baris ditukar tempat dengan kolom
Contoh :
1
~
A 2 , A 1
3
4
B 5
0
2
3
2
~
4
7 , B
2
1
5
7
0
1
Sifat-sifat matriks transfose
1.(A B) A B
2.(A ) A
T
T
T
T
3.λ(A ) λA
4.(AB) B A
T
T
T
T
T
T
Contoh
1
1 2
, B 2
0 1
0
2
A
3
4
AB (AB) 4
3
3
2
A 1 0 , B 1 2
2 1
T
T
B A
T
T
T
1
2
(AB) B A
T
T
2
0 1
2
T
3
0
3
0 4
1
3
5. Matriks simetris
~
Matriks A disebut simetris apabila A A
• Matriks Bujur sangkar
Contoh
1
2
2
,
3
1
2
0
2
3
7
0
7
8
6. Matriks skew simetris
~
Matriks A disebut matriks skew simetri jika A A
• Bujur sangkar
Contoh
0
2
0
2
, 2
0
0
2
0
7
0
7
0
~
Matriks Skew simetris A A , maka a
ij
Untuk I = j maka a
a
ii
ii
a
ji
2a 0
ii
Jadi diagonal utama matriks skew simetris = 0
7. Matriks Diagonal
• Matriks bujursangkar
• Semua unsur nol, kecuali didiagonal utama
1
0
0
0
3
0
0
0
5
9. Matriks Nol
• Tidak perlu matriks bujur sangkar
• Semua unsurnya nol
0
0
A.0
0
0
0
0
=0
A+0=A
A.B = 0, apakah A = 0 ?atau B = 0? atau keduaduanya nol
2
A
0
4
0
2
AxB
0
0
- 3
,B 0
0
0
2
2
4
0
- 3
0
0
0
2
0
2
0
4
4
0
0
0
Dalil:
Sembarang matriks bujur sangkar dapat ditulis
sebagai jumlahan dua matriks yang satu simetris
yang lain skew simetris
Bukti:
~ ~
A A A A
A
2 2 2 2
~
~
A A
A A
P ,Q
2 2
2 2
~
A A 1
~ ~ 1 ~ ~ 1 ~
P A A , P A A A A
2 2 2
2
2
~
P P, P simetris
1
~ ~ 1 ~ ~ 1 ~
Q A A , Q A A A A
2
2
2
~
Q Q Q skew simetris
1
A 0
1
2
3
3
P
A
A
2
2
1
1
1 / 2
1 / 2
Q 0
1 / 2
0
1
1 / 2
0
1 0 1
1 A 2 3 3
0 1 0
0
0
1 / 2 1
1 / 2 0
0
3 / 2 1 / 2 1
3/ 2
1 / 2 3 / 2 0 0
1/ 2
1
1 / 2
3
2
Matriks Simetris
2
0
1
1 / 2
1 / 2 1
0
0
1 / 2
1
0
0
3/ 2
3/ 2
1
0
1
0
3/ 2
1/ 2
1/ 2
3 / 2
0
1/ 2
3 / 2
0
Matriks Skew Simetris
Cek
1
P Q 1
1 / 2
1
0
1
1
3
2
2
0
3
1 / 2 0
2 1
0 1 / 2
0
1 A
0
1
0
1
1 / 2
1
0
Transformasi (operasi) Elementer pada Baris
dan Kolom Matriks
Transformasi Elamenter pada matriks adalah:
Penukaran tempat baris ke i dan ke j (baris ke i dijadikan
baris ke j dan baris ke j dijadikan baris ke i), ditulis Hij (A)
Penukaran tempat kolom ke i dan kolom ke j (kolom ke i
dijadikan kolom ke j atau sebaliknya), ditulis K ij (A)
Memperkalikan baris ke i dengan skalar ≠ 0, ditulis
( )
H i (A)
( )
Memperkalikan kolom ke i dengan ≠ 0, ditulis K i (A)
Menambah baris ke i dengan kali baris ke j, ditulis
( )
H ij (A)
Menambah
kolom ke i dengan kali kolom ke j,ditulis
( )
K ij (A)
Kadang untuk operasi (1) dan (3) dapat dilakukan dalam
satu langkah : Menambah 1 kali baris ke i dengan 2
( ) ( )
kali baris ke j, ditulis H i
1
j
2
(A)
Demikian pula untuk untuk operasi (2) dan (4)
Bila menggunakan operasi baris maka disebut operasi
baris elementer (OBE)
Contoh:
3 1 2 1
A 4 1 0 2 , carilah matrik B yang dihasilkan
1 3 0 1
(-1)
(2)
,H
,H ,
31
2
12
sederetan transforma si elementer H
K
(1)
(2)
,K
. Carilah B tersebut.
41
3
3 1 2 1 H ( 1) 3
31
4 1 0 2 ( 2 ) 8
1 3 0 1 H2
- 2
K (1) 8
41
3
K (2)
3 - 2
2
1
0 12
4 4
2 - 4 - 2
1
2
2 1 H 8
12
0 4 3
2 - 2 0 - 2
2
1
0 4
2 1
2 - 2 0
Invers Suatu Transformasi Linier
Jika suatu transformasi elementer adalah:
• A = H -1(B) = H ij (B)
ij
• A = K ij -1(B) = K ij (B)
()-1
1/
• A= H
(B) = H i (B)
i
() -1
1/
• A= K i
(B) = K i
(B)
( )-1
• A = H ij
( )
(B) = H ij
(B)
( )-1
A = K ij
( )
(B) = K ij
(B)
Contoh
2 2 1 2
B 6 0 4 2 , diperoleh dari A dengan sederetan
1 2 3 1
transforma si elementer berturut - turut : H ,H ,K ,K .Carilah A.
(1)
12
31
(2)
13
2
2 2 1 2 K (1/2) 2 1 1 2 K 1 1 2 2
2
13
6 0 4 2 6 0 4 2 4 0 6 2
1 2 3 1
1 1 3 1
3 1 1 1
1
2 2 H 4 0
6 2
H ( 1) 1
31
12
4 0
6
2 1 1
2
2 A
2 0 1 1
2 0 1 1
Penggunaan OBE
• Mencari Rank Matriks
Adalah jumlah maksimum baris/kolom yang
bebas linier ( tidak semua unsur dalam suatu
baris/kolom nol)
• Mecari invers matriks
OBE
( A:I )
-1
( I:A )
Contoh
( 1)
2 3 1
H21
1.Cari rank matriks dari A 2 1 2
( 2)
4 4 3 H31
3 1 ( 1) ( 2)
2 3 1 ( 2 ) (1) 2
H3 2
H 2
0 - 2 2
0 - 2 2 3
0 1 3
0
0
4
3
2
0 - 2
0
0
1
2 Maka rank matriks A = 2
0
2. Carilah invers dari matriks
0 2
1
2 -1 3
4 1 8
-1
bentuk(A : I) (I : A )
0 2 : 1 0 0
1
2 - 1 3: 0 1 0
4 1 8: 0 0 1
H21( 2)
H32( 4)
1 0 2: 1 0 0 ( 2) 1 0 2: 1 0 0
H21
2 - 1 3: 0 1 0 H ( 4) 0 - 1 1: - 2 1 0
4 1 8: 0 0 1 32 0 1 0 : - 4 0 1
1 0 2: 1 0 0 ( 1) 1 0 0 : 11 2 2
H23
(1)
H32 0 - 1 1: - 2 1 0 (2) 0 - 1 0 : 4 0 - 1
H13
0 0 - 1: - 6 1 1
0 0 - 1: - 6 1 1
1 0 0: 11 2 2
11 2 2
( 1)
H3
1
0 1 0 : 4 0 1, A 4 0 1
(-1)
H2
0 0 1: 6 1 1
6 1 1