SINTAKS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN A (1)

SINTAKS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA, ALAT
BANTU, PENGELOLAAN KELAS DAN LKS
Imas Sumarni, Lolla Lovita Sary, Nurfa Resti Aulia, Rexzi Adi Prabowo, dan Siti Alatimah.
Fakultas Ilmu Pendidikan
lollalovita05@gmail.com
Dr. Dharma Kesuma, M.Pd., Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd., Ence Suherman, M.Pd.
A. Pendahuluan
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja.
Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah
laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah,
tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana,
baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interkasi yang terjadi selama
proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas
murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku,
modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio, dan sejenisnya), dan berbagai
sumber belajar dan fasilitas (proyektor, perekam pita audio dan video, radio, televise,
computer, perpistakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para
guru dituntu agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan
tidak terutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan
efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya

mencapai tujuan pembelajaran. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia,
guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media
pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu
guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan
pembelajaran di sekolah pada khususnya.
B. Pembahasan
1. Media Pembelajaran
a) Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media merupakan sgala
sesuatu yang dapat digunakan sebagai perantara dalam menyampaikan
pembelajaran, sesuatu yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca.

Media juga merupakan segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perahtian, dan minat siswa sedemikian rupa sehinggaproses belajar terjadi. Media
menjadi alat bantu baik bagi guru maupun siswa dalam pembelajaran, baik dalam
prosespemahaman, pembuktian segala sesuatu, dan lain-lain. Tujuan media
sebagia alat bantu pembelajaran yakni:
1) Mempermuadah proses pembelajaran di kelas.
2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar.
4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.
b) Fungsi Media Pembelajaran
1) Bagi Guru
-

Meningkatkan produktivitas pesan-pesan pembelajaran yang disajikan,
karena dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan oleh guru.

-

Membantu dalam mengembangkan aktivitas kejiwaan siswa untuk


-

memahami pesan pembelajaran menurut daya analisisnya.
Membantu dalam mengkreasikan rencana program pendidikannya,

-

sehingga pengembangan pembelajaran dapat dirancang dengan baik.
Membantu mengintegrasikan pesan-pesan pembelajaran secara konsisten,
karena dapat diulang kembali secara utuh.

 Bagi Siswa
-

Lebih meningkatkan daya kepahaman terhadap materi pembelajaran.

-

Dapat merangsang daya kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.


-

Membantu kuatnya daya ingatan siswa, karena sifat media pembelajran
mempunyai daya stimulus yang lebih kuat.

-

Membantu siswa memahami secara integral (utuh dan bermakna) materi
pembelajaran yang disajikan.

-

Membantu memperjelas pengalaman langsung yang pernah mereka alami
dalam kehidupan

c) Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Media
1) Analisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa
Guru terlebih dahulu mengetahui pengetahuan dan keterampilan awal
yang dimiliki peserta didik sebelum mengikuti pelajaran yang disajikan

melalui media pembelajaran dengan begitu guru memiliki kemampuan dalam
menentukan secara tepat penggunaan media yang dirancang untuk
pelaksanaan pembelajaran.
2) Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Merupakan langkah kedua dalam pemilihan media pembelajaran yang
cocok dalam pencapaian tujuan pembelajaran, yang mana hal ini harus
mengacu kepada salah satu ranah atau gabungan dari aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Penggunaan media dalampengajaran hendaknya
dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem pengajaran dan sebagai
sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang
dihadapi dalam proses belajar.
3) Persiapan Guru
-

Mempersiapkan media yang telah ditetapkan beserta segala sesuatu yang
dibutuhkan dalam penerapan media.

-

Persiapan dalam keterampilan penguasaan penggunaan media, sehingga

dalam penerapannya dapat berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

-

Guru hendaknya menghitung untung dan ruginya dari pemanfaatan suatu
media.

-

Guru memberikanpenjalasan lebih lanjut terhadap materiyang dianggap
kurang jelas pada meteri yang tertuang dalam media pembelajaran.

4) Persiapan Kelas
-

Mempersiapkan kelas secara kondusif, baik itu dari segi kesiapan mental
siswa menerima pelajaran dengan menggunakan media yang telah dipilih,
maupun kesiapan suasana kelas dalam penerapan media pembelajaran.

-


Berikan pengarahan khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi siswa pada
materi yangakandisampaikan melalui media.

-

Arahkan mereka dengan berbagai stimulus.

-

Pusatkan perhatian mereka melalui suatu komentar atau pertanyaan
pendahulu.

5) Langkah penyajian media dalam kegiatan pembelajaran
-

Media yang diberikan harus dapat memberikan dukungan terhadap isi
bahan pembelajaran, seperti bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip,
konsep, dan generalisasi biasanya membutuhkan media agar lebih mudah
untuk dipahami oleh siswa.


-

Media yang digunakan mudah untuk didapatkannya dan sesuai dengan
taraf berfikir siswa/ mudah digunakan.Hal ini sangat berpengaruh pada
kemudahan dalam proses pembelajaran

-

Media harus dapat memfasilitasi siswa secara menyeluruh, sehingga pesan
dan informasi yang akan disampaikan diterima secara merata.

-

Pesan atau informasi yangakandisampaikan melalui tidak boleh terganggu
oleh elemen lain, dalam artian ada kesesuaian antara media yang
digunakan dengan kesiapan suasana kelas.

-


Media yang digunakan harus mampu menstimulasi siswa untuk terfokos
pada pembelajaran dan informasi atau pesan yang disampaikan dapat
ditangkap secara efektif oleh siswa.

6) Langkah kegiatan evaluasi pembelajaran dan media
-

Evaluasi pembelajaran
Digunakan untuk mengukur tentang sejauh mana keberhasilan
pembelajaran dapat mencapai kompotenasi minimal yang telah ditetapkan.
-

Evaluasi media
Evaluasi ini digunakan untuk mengukur sejauh mana efektivitas
penggunaan media dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai
tujuan.

Anderson (1976) menyarankan langkah-langkah yang perlu ditempuh
dalam pemillihan media pembelajaran, yaitu:
-


Penerangan atau pembelajaran
Langkah pertama menentukan apakah pengguna media untuk
keperluan informasi atau pembelajaran. Media untuk keperluan informasi,
penerima

informasi

tidak

ada

kewajiban

untuk

dievaluasi

kemampuan/keterampilannya dalammenerima informasi, sedangkan media
untuk keperluan pembelajaran penerima pembelajaran harus menunjukan

kemampuan sebagai bukti bahwa mereka telah belajar.
-

Tentukan transmisi pesan
Dalam kegiatan ini kita sebenarnya dapat menentukan pilihan,
apakah dalam proses pembelajaran akan digunakan ‘alat bantu pengajaran’.
Alat bantu pengajaran alat yang didesain, dikembangkan dan diproduksi
untuk memperjelas tenaga pendidik dalam mengajar. Sedangkan media
pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadi interaksi antara
produk pengembang media dan peserta didik/pengguna. Atau dengan kata
lain peran pendidik sebagai penyampai materi pembelajaran digantikan
oleh media.

-

Tentukan karakteristik pelajaran
Asumsi kita bahwa kita telah meyusun desain pembelajaran, dimana
kita telah melakukan analisis tentang mengajar, merumuskan tujuan
pembelajaran, telah memilih materi dan metode. Selanjutnya perlu
dianalisis apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan itu termasuk
dalam ranah kognitif, afektif atau psikomotor. Masing-masing ranah tujuan
tersebut memerlukan media yang berbeda.

-

Klasifikasi media
Media dapat diklasifikasikan sesuaidengan ciri khusus masingmasing media. Berdasarkan persepsi dari masnusia normal bahwa media
dapat diklasifikasikan menjadi media auto, media video dan audio visual.
Berdasarkan cirri dan bentuk fisiknya media dapat dikelomokkan menjadi
media proyeksi(diam dan gerak) dan media non proyeksi(dua dimensi dan
tiga dimensi). Sedangkan jika diklasifikasikan berdasarkan keberadaannya,
media dikelompokkan menjadi dua yaitu, media media yang berada di
ruang kelas dan media-media yang berada di luar ruang kelas. Masing-

masing media tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan bila
dibandingkan dengan media lain.
-

Analisis karakteristik masing-masing media
Media pembelajaran yang banyak macam perlu dianalisis kelebihan
dan kekurangannya dalam mencapaitujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.

Pertimbangan

pula

dariaspek-aspek

ekonomi

dan

ketesediaannya. Dari berbagai alternative kemudian dipilih media yang
tepat.
7) Jenis – Jenis Media yang Dapat Digunakan
Aneka ragam media pengajaran dapat diklasfikasikan berdasarkan ciriciri tertentu. Brets membuat klasifikasi berdasarkan adanya tiga ciri yaitu:
suara (audio), bentuk (visual), dan gerak (motion). Atas dasar ini ia
mengemukakan kelompok media diantaranya:
-

Media audio-motion-visual, yakni media yang mempunyai suara ada
gerakan dan bentuk objektif dapat dilihat. Jenisnya yaitu: televisi, video,
dan film bergerak.

-

Media audio-still-visual, yakni media yang mempunyai suara, objeknya
dapat dilihat, namun tidak ada gerakan, seperti film strip, slide bersuara,
dan rekaman televisis dengan gambar tak bergerak (television still
recording).

-

Media audio-semi motion, mempunyai suara dan gerakan namun tidak
dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh. Contoh: papan tulis jarak
jauh.

-

Media motion visual, mempunyai gambar objek bergerak tanpa
mengeluarkan suara seperti film bisu yang bergerak/ pantomim.

-

Media still-visualI, yakni ada objek namun tidak ada gerakan, seperti
media pembelajaran yang membutuhkan demonstrasi dan slide power
point tanpa suara.

-

Media audio, hanya menggunakan suara, seperti: radio, telepon, atau
audio tape.

-

Media cetak yang tampil dalam bentuk bahan-bahan tercetak, tertulis
seperti buku, modul, dan pamflet.

8) Langkah-langkah Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang telah dipilih agar dapat digunakan secara
efektif danefisien perlu menempuh langkah-langkah secara sistematis.
Terdapat tiga langkah yang pokok yang dapat dilakukan yaitu persiapan,
pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut.
-

Persiapan
Persiapan maksudnya kegiatan dari seorang tenaga pengajar yang
akan mengajar dengan menggunakan media pembelajaran. Kegiatankegiatan yang dapat dilakukan tenaga pengajar pada langkah persiapan
diantaranya:


Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan sebagaimana
bila akan mengajar seperti biasanya. Dalam rencana pelaksanaan




pembelajaran/perkuliahan cantumkan media yang akan digunakan.
Mempelajari buku petunjuk atau bahan penyerta yang telah disediakan.
Menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan agar dalam
pelaksanaannya nanti tidak terburu-buru dan mencari-cari lagi serta

-

peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan baik.
Pelaksanaan/Penyajian
Tenaga Pengajar pada saat melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran perlu mempertimbangkan
seperti:
 Yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap

-




untuk digunakan.
Jelaskan tujuan yang akan dicapai.
Jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh peserta didik



selama proses pembelajaran.
hindari kejadian-kejadian yang

sekiranya

dapat

mengganggu

perhatian/konsentrasi, dan ketenangan peserta didik.
Tindak lanjut
Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memantapkan pemahaman
pesertadidik tentang materi yang dibahas dengan menggunakan media.
Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur efektivitas
pembelajaran yang telah dilakukannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat

dilakukan diantaranya diskusi, eksperimen, observasi, latihan dan tes.
2. Pengaturan Ruang Kelas
a) Pengaturan Meja Tulis Siswa

Tentukan apakah pengaturan tempat duduk akan bervariasi pada jenis
kegiatan ruang kelas atau akan selamanya seperti itu.

Setelah menetapkan

pengaturan tempat duduk, putuskan apakah guru yang akan menempatkan para
siswa untuk duduk atau membolehkan mereka memilih dimana mereka akan
duduk.
Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak
duduk bekelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk
membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan
ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan:
-

Ukuran bentuk kelas

-

Bentuk serta ukuran bangku dan meja

-

Jumlah siswa dalam kelas

-

Jumlah siswa dalam setiap kelompok

-

Jumlah kelompok dalam kela

-

Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang
pandai, pria dan wanita)

b. Meja Tulis Guru, Lemari Arsip, dan perlengkapan lain
Jika ingin menggunakan meja tulis guru, meja tuis tersebut sebaiknya
berdekatan dengan wilayah pembelajaran kelas.
Perlengkapan lainnya, seperti lemari arsip dan lemari penyimpanan harus
ditempatkan

di mana benda-benda tersebut bersifat fungsional. Perlengkapan

yang jarang digunakan bisa diamanan atau dijauhkan kesebuah sudut ruangan atau
tersembunyi dari pandangan, lalu perlengkapan yang sering digunakan harus dekat
dan mudah di akses.
- Lemari Buku
Lemari buku sebaiknya diletakan di mana tidak akan mengahalangi
pengawasan guru dan tidak pula menghambat kemampuan siswa untuk
melihat papan tulis. Ketika lemari buku berisi benda-benda yang sering
digunakan, seperti kamus buku pelajaran dsb, lemari buku tersebut harus
-

mudah diakses dan juga mudah diawasi dengan mudah.
Buku Ajar dan Material Pembelajaran Lainnya

Identifiikasilah buku ajar dan material pembelajaran lainnya (misalnya,
kamus, peta , globe, dll). Pastikan jumlahnya memadai. Lalu tentukan buku
mana yang bisa disimpan oleh para siswa dan yang harus tetap berada dalam
ruang kelas agar dapat digunakan oleh seluruh siswa. Sekumpulan material
dasar seperti kertas, spidol, kapur, pengahapus, penggaris dan perlengkapan
yang digunakan setiap hari sebaiknya disimpan ditempat yang mudah
-

dijangkau seperti meja kerja atau rak.
Pekerjaan Siswa
Jika para siswa tidak memiliki ruang untuk menyimpan pekerjaan
siswa mereka, guru dapat menyediakan keranjang atau wadah

di sekitar

ruangan, ataupun dapat menggunakan wadah yang dapat digantungkan. Karya
para siswa bisa juga disimpan di CD komputer untuk digunakan dimasa yang
akan datang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaturan mengenai ruang kelas yang baik ialah
-

Jadikan wilayah berlalu lintas bebas dari hambatan.
Wilayah seperti meja guru, meja tulis siswa, lemari buku, tempat
sampah, dll. Wilayah ini sebaiknya dipisahkan dalam jarak yang luas, dan

-

mudah dicapai.
Pastikan bahwa para siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru
Pengaturan terhadap siswa merupakan tugas pengaturan utama.
Keberhasilan guru dalam memantau akan bergantung pada kemampuan guru
dalam melihat seluruh siswa sepanjang waktu.oleh karena itu, pastikan
terdapat jarak pandang yang jelas diantara wilayah-wilayah pembelajaran,

-

meja tulis guru, dan seluruh wilayah kerja siswa.
Jaga material pengajaran yang sering digunakan dan perlengkapan para siswa
mudah diakses
Menjaga material untuk mudah diakses tidak hanya mengurangi waktu
yang dihabiskan untuk mempersiapkan dan membersihkanny, hal itu juga
menghindari pelambatan dan penundaan yang menghambat dalam proses

-

belajar mengajar.
Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat presentasi dan seisi

kelas
3. Peraturan dan Prosedur Bagi Penggunaan Ruangan
Peraturan dan Prosedur merujuk pada ekspetasi yang dinyatakan terkait
dengan prilaku. Sebuah peraturan mengidentifikasi ekspetasi atau standar umum bagi
prilaku, dan prosedur juga mengkomunikasikan ekspetasi terhadap prilaku. Di

sebagian besar sekolah guru diharapkan menegakan sekumpulan peraturan sekolah,
peraturan sekolah biasanya diwujudkan dalam sebuah peraturan sekolah yang
memerinci, seperti perilaku yang diharapkan dan dilarang.
a) Merencanakan Peraturan Ruang Kelas
Banyak peraturan yang berbeda ditiap-tiap sekolah, tetapi sekumpulan
peraturan biasanya terdiri dari empat sampai delapan mengenai peraturan yang
paling penting,berikut ini merupakan peraturan umum prilaku di ruang kelas:
PERATURAN 1: Hormati dan bersikap sopanlah kepada semua orang. Peraturan
ini bersifat umum pastikan guru dapat memberikan teladan dan penjelasan yang
memadai sehingga guru maupun siswa memahami dengan jelas maksudnya.
PERATURAN 2: Bergegas dan bersiap-siaplah. Peraturan ini meliputi panduan
yang menekankan pentingnya tugas-tugas disekolah. Bergegas mungkin
dimaksudkan pada permulaan jam pelajaran (dipagi hari).
PERATURAN 3: Simaklah dengan saksama sementara siswa lainnya sedang
berbicara. Peraturan ini akan mencegah celetukan dan gangguan pada
pembelajaran. Guru dapat mengajarkan bagaimana berlomentar dan mengajukan
pertanyaan.
PERATURAN 4: Patuhi seluruh peraturan sekolah. Peraturan sekolah ini bekaitan
dengan pengawasan guru di luar ruangan kelas. Hal ini mengingatkan siswa
bahwa peraturan sekolah berlaku di ruang kelas maupun di luar kelas.
Dalam pembuatan peraturan kelas, hendaknya guru melibatkan partisipasi
dalam pembuatan peraturan Keterlibatan siswa dalam pembuatan peraturan dapat
berwujud dalam banyak hal. Guru dapat melibakan para siswa dalam pembahasan
mengenai peraturan kelas dengan meminta saran dari mereka dan meminta mereka
menyebutkan spesifik yang sebaiknya dilakukan setiap orang untuk menciptakan
iklim yang bagus bagi pembelajaran, yaiu ikim dimana para siswa merasa nyaman
untuk turut serta.
Para siswa mungkin secara sukarela mengajukan saran seperti “simaklah
baik-baik”, “jangan mencoret-coret”, dan “dukunglah teman lainnya”. Setelah
menerima sejumlah saran dari para siswa guru mengatur daftar tersebut kedalam
satu atau lebih kategori yang lebih umum seperti “hormatilah orang lain”. Jika
tujuannya untuk peraturan yang mendorong upaya dan kegigihn, maka guru
meminta kepada para siswa agar masing-masing memberikan contoh perilaku
yang memacu pada pemelajaran. Jika salah satu siswa ada yang mengusulkan
seperti “serahkan pekerjaan pada waktunya”, “mintalah bantuan jika diperlukan”,

dan “kerjakan sendiri pekerjaan rumahmu”. Guru merangkum pendapat-pendapat
tersebut dalam satu panduan umum seperti “selalau lakukan yang terbaik dari
dirimu”. Partisipasi siswa dalam diskusi seperti itu sangat menguntungkan karena
diskusi itu memperlihatkan alasan di balik panduan tersebut dan penerimaannya.
Seorang guru yang membuat peraturan dan prosedur yang masuk akal, yang
menyediakan sebuah alasan yang dapat dimengerti bagi peraturan tersebut, dan
yang menegakkan peraturan tersebut secara konsisten akan mendapati bahwa
sebagian besar siswa akan dengan senag hati mematuhi peraturan tersebut.
b) Merencanakan Prosedur Ruang Kelas
Prosedur ruang kelas di kategorikan menjadi lima: prosedur untuk
penggunaan ruangan, prosedur utuk pekerjaan individual dan kegiatan yang di
pimpin guru, prosedur bagi pembelajaran kelompok kecil, Prosedur mungkin
perlu di ubah atau prosedur yang baru perlu di tambahkan sesuai dengan
berjalannya tahun ajaran. Prosedur harus selalu di ajarkan dan di praktikkan.
Di bawah ini akan di bahas secara rinci tentang lima kategori prosedur ruang
kelas:
-

Prosedur bagi Penggunaan Ruangan.
Sejumlah wilayah ruangan tertentu dan perabotan dan perlengkapan di
dalam ruangan membutuhkan prosedur untuk mengatur penggunaannya.

-

Meja Tulis Guru dan Wilayah Penyimpanannya
Prosedur terbaik adalah bahwa siswa tidak boleh memindahkan apapun
dari meja tulis guru atau wilayah penyimpanan lainnya tanpa izin dari
gurunya.

-

Meja Tulis Siswa dan Wilayah Penyimpanan Lainnya
Selain siswa tidak boleh mengusik apaun di meja tulis guru, mereka
juga tidak boleh mengganggu meja tulis atau ruang penyimpanan siswa
lainnya. Guru bisa membantu mempelajari kebiasaan kerja yang baik seperti:
mengajak para siswa untuk membersihkan dan mengatur meja tulis dan
material mereka.

-

Penyimpanan bagi Material Umum
Beberapa perlengkapan yang bisa digunakan seperti: gunting, spidol,
kertas carikan/scrap paper, penggaris dan sumber daya seperti: buku
pelengkap, teks, kamus dismpan di rak, laci atau lemari. Sebagian besar guru
melabeli wilayah penyimpanan tersebut dengan benar dan mengajarkan siswa

kapan material boleh digunakan, dan bagaimana material boleh diambil dan
dikembalikan.
4. Prosedur bagi Pekerjaan Individual dan Kegiatan yang Dipimpin Guru
a) Perhatian Siswa Selama Presentasi
Pada bagian ini siswa diharapkan untuk menghadap kepada sang penyaji
dan menyimak dengan penuh perhatian, juga diharapkan siswa agar duduk
ditempatnya masing-masing.
b) Partisipasi Siswa
Prosedur yang paling sederhana ialah mengharuskan para siswa untuk
mengangkat tangannya, menunggu hingga ditunjuk, atau guru dapat mengajarkan
para siswa untuk mempersilahkan pembicara selanjutnya, hal ini untuk
menghindari seluruh interaksi harus melalui guru.
c) Mendapatkan Bantuan
Ketika para siswa bekerja ditempat duduknya dan membutuhkan bantuan,
mintalah mereka mengangkat tangannya. Prosedur lainnya ialah siswa dapat
mendatangi meja guru ketika guru sedang berada dimejanya.
d) Prosedur bagi Pembelajaran Kelompok Kecil
-

Mempersiapkan Kelas untuk Kegiatan

-

Pergerakan Para Siswa ke Dalam dan Keluar Kelompok

-

Penggunaan Material dan Perlengkapan

5. LKS
a) Pengertian
Lembar Kerja Siswa (LKS), dalam kamus besar Bahasa Indonesia, yang
mempunyai arti bagian pokok dari modul yang berisi tujuan umum dari topiktopik yang dibahas. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran kertas yang intinya
berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri
suatu kegiatan belajar melalui praktek atau mengerjakan tugas dan latihan yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran. LKS
dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan
untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen
dan demonstrasi (Trianto, 2007). Menurut pengertian ini, LKS berwujud lembaran
berisi tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan

dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan juga bahwa
LKS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
b) Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Menggunakan LKS Lembar Kerja Siswa
Tujuan pengemasan materi dalam bentuk LKS adalah :
-

LKS membantu siswa untuk menemukan suatu konsep LKS mengetengahkan
terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkrit, sederhana, dan berkaitan
dengan konsep yang akan dipelajari. LKS memuat apa yang (harus) dilakukan
siswa meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis.

-

LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang
telah ditemukan

-

LKS berfungsi sebagai penuntun belajar LKS berisi pertanyaan atau isian yang
jawabannya ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika
membaca buku.

-

LKS berfungsi sebagai penguatan

-

LKS berfungsi sebagai petunjuk praktikum
Menurut Darmojo dan Kaligis (1991) mengajar dengan menggunakan LKS

dalam proses belajar mengajar memberikan manfaat, diantara lain memudahkan guru
dalam mengelola proses belajar mengajar, misalnya dalam mengubah kondisi belajar
yang semula berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa
(student centered).
Manfaat LKS lainnya adalah dapat membantu guru dalam mengarahkan
siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri atau
dalam kelompok kerja. Selain itu, LKS juga dapat digunakan untuk mengembangkan
ketrampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa
terhadap alam sekitarnya. Akhirnya LKS juga memudahkan guru untuk melihat
keberhasilan siswa dalam mencapai sasaran belajar.
c) Syarat-syarat Menyusun LKS
Agar LKS tepat dan akurat, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
-

Susunan Kalimat dan kata-kata diutamakan:


Sederhana dan mudah dimengerti.

-

-



Singkat dan jelas.



Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu.

Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat:


Membantu siswa memahami materi.



Menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian.



Membantu siswa berpikir kritis.



Menentukan Variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran.

Tata letak hendaknya:


Membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan kegiatan
secara logis dan sistematis.

-



Menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga akhir.



Desain harus menarik. (Depdikbud, 1996/1997).

Prosedur Penyusunan LKS
Diknas dalam Prastowo (2012) menjelaskan mengenai tahapan atau langkahlangkah yang baik dalam menyusun bahan ajar lembar kegiatan siswa (LKS),
langkah-langkah tersebut adalah:


Analisis Kurikulum
Analisis Kurikulum sangat penting dalam perencanaan pembuatan
lembar kegiatan siswa. Guru harus mampu memilih materi-materi yang akan
dan tepat menggunakan bahan ajar lembar kegiatan siswa (LKS). Hal-hal yang
menyangkut kurikulum termasuk perangkat pembelajaran harus diperhatikan
terutama pada materi dan kompetensi yang harus dicapai siswa.



Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Langkah dalam penyusunan peta kebutuhan LKS ini menentukan
kuantitas atau banyaknya LKS yang diperlukan. Pada tahap ini juga ditentukan

urut-urutan LKS agar dapat digunakan secara dengan baik runtut dan tidak
menimbulkan kebingungan. Analisis kurikulum pada langkah sebelumnya
sangat berperan disini, jika analisis kurikulum sudah dilakukan maka
penyusunan peta kebutuhan LKS dapat lebih mudah dilakukan. Termasuk juga
didalam penyusunan peta kebutuhan lembar kerja siswa adalah analisis
sumber belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran.


Menentukan Judul LKS
Judul LKS biasanya ditentukan dan disesuaikan dengan tiap
kompetensi yang akan dicapai. Jika terlalu besar maka dapat disesuaikan
dengan tiap-tiap materi pokok yang diajarkan. Dalam penentuan judul lembar
kegiatan siswa (LKS) ini juga harus menentukan komponen penunjang LKS
lainnya seperti Kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai juga
tujuan penggunaan LKS tersebut serta komponen lainnya.



Menulis LKS
Dalam menulis lembar kegiatan siswa (LKS) terdiri dari 4 langkah
utama, yaitu:
Merumuskan kompetensi dasar. Kompeteensi dapat dirumuska dengan
mengacu dari kurikulum yang dipakai, guru langsung mencantumkan
kompetensi yang ada pada kurikulum dan perangkat pembelajaran ke dalam
LKS.



Menentukan alat penilaian
Penilaian perlu dilakukan dalam setiap pembelajaran, maka sangat
perlu dalam LKS dicantumkan alat penilaian yang digunakan. Penilaian
ditentukan sesuai kebutuhan serta bentuk dan tujuan dari penggunaan LKS.
Perhatikan juga apakah perlu adanya pre-test atau tidak jika ada tentu harus
dicantumkan pada awal pada struktur LKS tersebit nantinya.



Menyusun materi
Penyusunan materi jelas harus dilakukan dengan mengacu pada materi
dan hal-hal apa saja yang harus disampaikan. Materi ditulis diambil dari

sumber belajar yang telah ditentukan sebelumnya. Perlu diperhatikan juga
seberapa dalam materi harus dicantumkan dalam LKS, jika menggunakan
sumber belajar lain seperti buku teks pelajaran atau lainnya maka materi yang
dicantumkan dalam LKS dapat secara umum dan informasi tambahan yang
tidak terdapat dalam sumber belajar lain yang digunakan.


Menyusun Struktur LKS
Struktur bahan ajar lembar kegiatan siswa (LKS) harus sangat
diperhatikan,

ini

berkaitan

dengan

bagaimana

kemudahan

dalam

menggunakan LKS tersebut nantinya. LKS harus disusun secara baik, urut,
dan tidak menimbulkan kebingungan dalam penggunaannya. Struktur bahan
ajar LKS harus disusus urut yang setidaknya terdiri atas 6 komponen yaitu
judul, petunjuk belajar, kompetensi, informasi pendukung, tugas atau langkah
kerja, dan penilaian.
Jadi prosedur penyusunan Lembar Kerja Siswa dapat diringkas sebagai berikut:


Menentukan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran untuk
dimodifikasi ke bentuk pembelajaran dengan LKS.



Menentukan ketrampilan proses terhadap kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran.



Menentukan kegiatan yang harus dilakukan siswa sesuai dengan kompetensi
dasar indikator dan tujuan pembelajaran.



Menentukan alat, bahan dan sumber belajar



Menemukan perolehan hasil sesuai tujuan pembelajaran.

C. Penutup
Pengaturan serta pengunaan media, alat peraga/alat bantu, LKS, dan pengelolaan
kelas merupakan hal yang harus pahami dan di kuasai oleh pendidik. Dengan adanya
media, alat peraga, tentunya memberi kemudahan serta dukungan dalam kegiatan belajar
dan mengajar, dan ditambah dengan adanya penggunaan LKS akan memberi penguatan
terkait dengan konsep materi pembelajaran, selain itu untuk menunjang kelancaran
kegiatan belajar mengajar guru hendaknya menguasai tentang pengelolalaan kelas, hal ini
dimaksudkan untuk meminimalisir hambatan/ masalah yang akan terjadi di ruang kelas.

Dalam penyusunan alat, media, serta pengelolaan tentunya memerlukan sintaks / langkah
dalam pembuatan dan prosedur yang harus diterapkan, dari uraian diatas pada intinya
penggunaan media/alat serta pengelolaan kelas, harus mendukung pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan belajar siswa dan dapat mengurangi hambatan/masalah terkait
dengan pembelajaran
Daftar Pustaka
Achmadi, H. R. (1996). Telaah Kurikulum Fisika SMU (Model Pembelajaran Konsep
dengan LKS). Surabaya: University Press.
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar
Sekolah Menengah Atas. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan
menengah umum.
Djamarah, S. B. & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Everson, C. M. & Edmund T. E. (2011). Manajemen Kelas untuk Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenada Media
Osakwe, R. N. (2014). Classroom Management: A Tool for Achieving Quality
Secondary School Education in Nigeria. International Journal of Education, 6 (2),
hlm. 58-68.
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.