Model Tahap Perencanaan Transportasi dan

PERENCANAAN TRANSPORTASI I
PERENCANAAN TRANSPORTASI:
Suatu usaha untuk memprediksikan proses perpindahan
manusia, barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lain pada
masa mendatang berdasarkan data perpindahan yang ada
sebelumnya (dengan membuat suatu model).
Tujuan perencanaan transportasi yaitu memperkirakan
jumlah serta lokasi kebutuhan transportasi (missal: jumlah
pergerakan dengan kendaraan umum/pribadi) pada masa
mendatang, yang digunakan untuk kepentingan kebijakan
investasi perencanaan transportasi.
KOMPONEN SISTEM TRANSPORTASI
Transport demand (tata guna lahan atau sistem kegiatan):
Berkaitan dengan sebidang tanah/lahan yang digunakan untuk
suatu kegiatan, misal: untuk perumahan, perindustrian dan lainlain, dan bagaimana intensitas kegiatan yang terjadi di sebidang
tanah atau lahan tersebut.
Transport supply (sarana dan prasarana transportasi atau
sistem
jaringan):
Merupakan penghubung fisik antara tata guna lahan satu dengan
yang lain. Yang termasuk dalam transport supply adalah: jaringan

jalan, rute angkutan kota, fasilitas pejalan kaki, serta karakteristik
operasional moda.
Traffic (lalu lintas atau sistem pergerakan):
Merupakan
hasil
interaksi
antara transport
demanddengan transport supply.
KONSEP PERGERAKAN ASAL TUJUAN DAN LAND-USE
Pergerakan/trip (orang, barang atau jasa) terjadi dalam
rangka pemenuhan kebutuhan seseorang terhadap sesuatu hal.

Dengan kata lain, trip terjadi karena manusia melakukan aktivitas
tertentu dari satu tempat ke tempat lain, pergerakan dapat terjadi
jika kedua tempat tersebut terhubung.
Konsep pergerakan dikelompokkan berdasarkan pada:
1. Ciri pergerakan non-spasial (tanpa batas ruang)
a. Mengapa pergerakan terjadi? Apa sebabnya?
Dapat dikelompokkan berdasar maksud pergerakan, misal:
ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, rekreasi.

Rata-rata pergerakan dibuat berbasis rumah tinggal (berawal dan
berakhir) sehingga disebut HOME BASE TRIP
b. Kapan pergerakan dibuat? Hari apa? Jam berapa?
Ciri ini dapat dihubungkan dengan maksud pergerakan dilakukan
(misal untuk alasan ke kantor, Solo rata-rata masuk kantor sekitar
jam 8, sehingga banyak pergerakan terjadi sekitar jam 8).
Ciri ini menghasilkan pola pergerakan dengan variasi harian,
mingguan, tahunan.
c. Dengan apa pergerakan dilakukan? Apa modanya? Apakah
kendaraan pribadi? Apakah kendaraan umum?
2. Ciri pergerakan spasial (dengan batas ruang)
a. Pola guna lahan
b. Pola pergerakan orang
Pola perjalanan orang terkait dengan pola tata guna lahan berupa
pemukiman, perindustrian, perkantoran.
c. Pola pergerakan barang
Pola perjalanan barang dipengaruhi oleh aktivitas produksi dan
konsumsi serta pola rantai distribusi yang menghubungkan pusat
produksi ke pasar
Sasaran transportasi yang diharapkan, yang tertulis secara

lengkap dalam SISTRANAS 2005 adalah:

 Aspek keselamatan
 Aksesibilitas
 Keterpaduan
 Kapasitas
 Teratur
 Lancar dan cepat
 Kemudahan
 Tepat waktu
 Nyaman
 Tarif terjangkau
 Tertib
 Aman
 Polusi rendah, Efisien
INTERAKSI LAND-USE DENGAN TRANSPORT SUPPLY
Interaksi yang terjadi antara land-use dengan transport
supply yang berupa arus lalu lintas (traffic flow) dinyatakan dalam
beberapa tahapan yang dilakukan secara berurutan, yaitu:
Aksesibilitas dan mobilitas

 Aksesibilitas adalah suatu konsep yang menggabungkanlanduse secara geografis dengan sistem transportasi, yang
merupakan suatu ukuran untuk mencapai suatu tempat dengan
mudah. Atau dapat dikatakan kemudahan suatu tempat untuk
dicapai.
 Mobilitas adalah kemudahan seseorang untuk bergerak. Kebijakan
yang dilakukan dalam transport supply dapat meningkatkan
aksesibilitas dan mobilitas, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan pembangunan.
 Misal: pembangunan jaringan jalan akan membuka suatu wilayah
yang terpencil sehingga wilayah tersebut mudah untuk dicapai
atau orang mudah untuk menuju ke tempat tersebut. Daerah

mudah dicapai maka pembangunan di wilayah tersebut dapat
terjadi. Mudah mengandung makna: jarak lebih pendek, waktu
tempuh menjadi lebih sedikit, biaya lebih murah (dengan kata
lain, cepat lancar, murah)
Bangkitan lalu lintas
Untuk mengetahui bagaimana perjalanan dapat dibangkitkan dari
suatu guna lahan atau dapat tertarik ke suatu guna lahan.
Sebaran lalu lintas

Untuk mengetahui bagaimana perjalanan tersebut disebarkan
secara geografis di dalam daerah kajian/studi.
KONSEP DASAR DLM PERENCANAAN TRANSPORTASI
Konsep dasar ini merupakan konsep untuk merencanakan
transportasi, baik untuk daerah yang masih baru dibuka
lahannya, ataupun untuk evaluasi kondisi transportasi yang sudah
ada. Konsep ini sering disebut dengan istilah Teknik Prediksi
Permintaan Transportasi yang terdiri atas 4 tahap (four stage
model):
1. Bangkitan perjalanan (trip generation)
2. Distribusi perjalanan (trip distribution)
3. Pemilihan moda/jenis kendaraan (modal split)
4. Pemilihan rute (route choice atau traffic assignment)
TRIP GENERATION
Merepresentasikan jumlah orang yang dibangkitkan dari
suatu daerah atau zona, ataupun ditarik ke suatu zona akibat
kegiatan yang ada di zona tersebut.
Bangkitan perjalanan terdiri dari dua unsur pembentuk
dengan
mendasarkan

pada
asal-tujuannya,
yaitu: trip
production (bangkitan) dantrip attraction (tarikan).
Setiap zona mempunyai bangkitan dan tarikan yang nilainya
dipengaruhi oleh tipe dan intensitas land-use. Tapi nilainya tidak

selalu sama dan terjadinya tidak selalu bersamaan.Tahap ini
hanya menghasilkan jumlah bangkitan (Oi) dan tarikan (Dd) saja,
tidak diketahui dari mana dan kemana pergerakannya.
TRIP DISTRIBUTION
Menyatakan pembagian atau distribusi perjalanan antar
zona atau daerah. Model ini sudah menyatakan bentuk matrik
asal tujuan.
MODA SPLIT
Menyatakan penggunaan kendaraan pada suatu daerah asal
tujuan perjalanan tertentu, apakah kendaraan pribadi atau
kendaraan umum.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan moda yaitu:
 Karakter perjalanan yang dibuat (misal: jarak, waktu dan tujuan)

 Karakter orang yang melakukan perjalanan (kepemilikan
kendaraan pribadi, dan pendapatan).
 Karakteristik sistem transportasinya (waktu tempuh, biaya, waktu
tunggu, frekuensi, dan kenyamanan).
Dalam masalah pemilihan moda ada dua kelompok
konsumen
jasa
angkutan,
yaitu
paksawan/captive
dan
pilihwan/choice.
RUTE CHOICE
Menunjukkan pola arus lalu lintas sebagai akumulasi
pemilihan rute dari traveler, yang menghasilkan jumlah arus yang
berbeda tiap rute.
Dasar pemilihan suatu rute dilandaskan pada persepsi
bahwa traveller akan memilih rute yang meminimumkan biaya
perjalanannya (general cost).
MODEL DALAM TRANSPORT SYSTEM

1. Model Matematis

Misal model yang menyatakan jumlah perjalanan (Y) yang
dibangkitkan dari zona i dengan berdasarkan jumlah penduduk
(X).
Y = 89,5 + 5,89X
2. Model Grafis
Model grafis digunakan karena transportasi yang merupakan
pergerakan dari zona asal ke zona tujuan mempunyai bentuk 3
demensi, sehingga untuk memudahkan memahami dan agar lebih
komunikatif perlu disajikan dalam bentuk 2 demensi. Representasi
suatu kegiatan (land-use), biasanya dikaitkan dengan penetapan
batas-batas wilayahnya.
a. Batas wilayah studi (cordon line), merupakan garis yang
membatasi daerah studi, atau daerah inti permasalahan pokok.
Daerah studi merupakan daerah yang punya kontribusi yang
besar terhadap pergerakan yang terjadi dalam wilayah studi
(internal area), dan pergerakan di luar area kontribusinya kecil.
b. Screen line, merupakan garis batas yang digunakan utk
meletakkan titik-titik kontrol dalam mengecek hasil trip

assignment.
Garis ini biasanya membagi daerah studi menjadi 2 bagian yang
hampir sama, dapat berupa batas-batas alam seperti sungai
ataupun yang bukan alam, seperti jalur rel.
c. Wilayah studi dibagi dalam beberapa wilayah kecil yang
disebut zona, yaitu bidang tanah yang punya keseragaman guna
lahan atau punya kegiatan yang sama. Pergerakan pada suatu
zona, biasanya diwakili oleh pergerakan dari pusat zona (zone
centroid)tersebut, yaitu daerah yang dianggap sebagai titik
awal/akhir pergerakan zona tersebut.