Mengenal berbagai Jenis dan Bentuk Bryop

Jurnal Praktikum Cryptogamae
Laboratorium Anatomi dan Sitematika Tumbuhan
Semester III. TA.2015/2016
e-mail: trimawati23@yahoo.co.id

Mengenal berbagai Jenis dan Bentuk Bryophyta
Trima Wati
1407025052
Program Studi Biologi, Laboratorium Fisiologi, FMIPA
Universitas Mulawarman, Samarinda
2015
ABSTRAK
Mengenal berbagai jenis dan bentuk Bryophyta oleh Trima Wati. 2015. Praktikum ini
bertujuan untuk mengenal berbagai jenis dan bentuk Bryophyta (lumut). Pelaksanaan
praktikum pada hari Jumat, 20 November 2015, pukul 14.00-16.00 WITA. Bertempat di
Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan, gedung G, lantai 4, Universitas
Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur. Metode yang digunakan dalam praktikum ini
adalah dengan mengamati bentuk serta memberi keterangan dan klasifikasi dari setiap spesies
yang didapat. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, alat tulis, kamera,
buku gambar, pisau,jarum pentul, pipet tetes, cover glass dan objek glass. Bahan yang
digunakan adalah Lejeunes sp, Ceratodon purpereus dan Radula sp. Dari pengamatan yang

telah dilakukan didapatkan pada Lejeunea sp. didapatkan bagian yang terlihat adalah substrat,
rhizoid, batang semu, lamina, lateral leaf, under leaf dan sel alar. Pada Ceratodon purpereus
didapatkan bagian yang terlihat adalah substrat, rhizoid, batang semu, lamina, lateral leaf dan
sel alar, sedangkan pada Radula sp. bagian yang terlihat adalah substrat, rhizoid, batang semu,
lamina, lateral leaf, under leaf dan sel alar.
Kata Kunci: Lejeunes sp, Ceratodon purpereus, Radula sp.
PENDAHULUAN
Tumbuhan
lumut
merupakan
tumbuhan peralihan dari air ke daratan.
Pada waktu berkembang biak, lumut masih
memerlukan air, sperma memiliki flagela
dan harus berenang dari anteridium ke
arkegonium untuk membuahi sel telur.
Pada beberapa spesies lumut, setetes air
hujan atau embun sudah cukup untuk
memungkinkan terjadinya pembuahan.
Dengan demikian, beberapa spesies lumut
dapat hidup di gurun. Sebagian besar

lumut tidak memiliki pembuluh, maka
ketika air mengalir pada permukaan
hamparan lumut, air akan meresap dan
menyerap ke seluruh tubuh tumbuhan
melalui proses difusi (Soeratman, 1999).
Bryophyta mengalami dua fase
dalam siklus hidupnya, yaitu fase
gametofit dan sporofit. Fase gametofit
adalah lumut yang biasa kita lihat sehari-

hari. Dalam siklus hidupnya, fase
gametofit lebih dominan dibandingkan fase
sporofitnya. Hal ini bertolak belakang
dengan tumbuhan berpembuluh yang
memiliki fase sporofit lebih dominan
dibandingkan dengan fase gametofit.
Gametofit
merupakan
lumut
yang

menghasilkan gamet (sel kelamin). Fase
sporofit merupakan lumut yang berada
dalam keadaan menghasilkan spora. Dalam
siklus hidupnya, fase gametofit lebih
dominan dibandingkan fase sporofitnya
(Birsyam, 1992).
Bryophyta belum memiliki akar,
daun, dan batang yang jelas. Struktur mirip
akar pada Bryophyta disebut rhizoid.
Rhizoid membawa air dan nutrisi ke
seluruh jaringan. Akan tetapi, rhizoid tidak
memiliki
pembuluh
untuk
mendistribusikan air dan nutrisi tersebut.
Oleh karena itu, lumut dimasukkan ke
dalam jenis tumbuhan tak berpembuluh.

Jurnal Praktikum Cryptogamae
Laboratorium Anatomi dan Sitematika Tumbuhan

Semester III. TA.2015/2016
e-mail: trimawati23@yahoo.co.id

Difusi air dan nutrisi pada lumut terjadi
secara lambat melalui jaringan di tubuh
lumut yang saling berhubungan. Oleh
karena itu, ukuran tubuh mereka terbatas,
hanya kurang dari 2 cm tingginya. Pada
divisi Bryophyta, kita belum dapat
membedakan antara daun, batang, dan
akarnya. Akan tetapi, Bryophyta telah
memiliki
klorofil
untuk
proses
fotosintesisn (Kimball, 1999).
Berdasarkan habitat lumut ada dua
yaitu lumut daun (musci) bentuk talusnya
seperti tumbuhan kecil yang mempunyai
batang semu tegak dan lembaran daun

yang tersusun spiral, baik batang maupun
daun belum memiliki jaringan pengangkut.
Pada bagian dasar batang semu terdapat
rhizoid yang berupa benang halus dan
berfungsi sebagai akar. Pada bagian pucuk
terdapat alat pembiakan seksual yang
berupa anteredium dan arkegonium.
Contohnya
Spaghnum. Lumut hati
(Hepaticae) bentuk thallusnya pipih seperti
lembaran daun. Pada permukaan ventral
terdapat rhizoid dan pada permukaan
dorsal terdapat kuncup. Anteredium
memiliki tangkai yang disebut anteridiofor
dan
tangkai
arkegonium
disebut
arkegoniofor. Lumut hati dapat dipakai
sebagai indikator daerah lembab dan basa

(Tjitrosoepomo, 1989).
Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengenal berbagai jenis dan bentuk
Bryophyta (lumut).
METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Jumat, 20 November 2015, pukul 14.0016.00 WITA. Bertempat di Laboratorium
Anatomi dan Sistematika Tumbuhan,
gedung G, lantai 2, Universitas
Mulawarman, Samarinda, Kalimantan
Timur.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah mikroskop, alat tulis, kamera,

buku gambar, pisau,jarum pentul, pipet
tetes, cover glass dan objek glass. Bahan
yang digunakan adalah Lejeunes sp,
Ceratodon purpereus dan Radula sp.

Cara Kerja
Untuk pengamatan pada air sawah, air
kolam dan air parit dilakukan dengan
mengambil setetes air tersebut, kemudian
amati menggunakan mikroskop lalu amati
bagian yang terlihat gambar bagian-bagian
tersebut dan diberi klasifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum yang dilakukan di
dapatkan yaitu:
Gambar 5. 1 Lejeunea sp.

Perbesaran 10x10

Perbesaran 40x10

Keterangan : 1. Substrat 2. Rhizoid 3.
Batang semu 4. Lamina 5.
Lateral leaf 6. Under leaf
7. Sel alar

Klasifikasi
kingdom
divisi
kelas
ordo
famili
genus
spesies

: Plantae
: Marchantophyta
: Jungermaniofsida
: Jugermaniales
: Lejuneaceae
: Lejeunea
: Lejeunea sp.
(Birsyam, 1922)
Lejeunea
sp.
merupakan

jenis
Bryophyta yang memiliki ciri-ciri yaitu

Jurnal Praktikum Cryptogamae
Laboratorium Anatomi dan Sitematika Tumbuhan
Semester III. TA.2015/2016
e-mail: trimawati23@yahoo.co.id

bersifat autotrof, tumbuh pada substrat
akar dan berwarna hijau karena
mengandung klorofil.

Gambar 5. 3 Radula sp.

Gambar 5. 2 Ceratodon purpereus

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10


Perbesaran 40x10

Keterangan : 1. Substrat 2. lamina 3.
Batang semu 4. Lateral leaf
5. Sel alar 6. Rhizoid
Klasifikasi
kingdom
divisi
kelas
ordo
famili
genus
Spesies

: Plantae
: Bryophyta
: Bryopsida
: Dicranales
: Ditrichaceae
: Ceratodon

: Ceratodon purpereus
(Brundi, 1914)
Ceratodon purpereus merupakan jenis
Bryophyta yang memiliki ciri-ciri yaitu
bersifat autotrof, tumbuh pada substrat
tanah dan berwarna hijau karena
mengandung klorofil.

Perbesaran 40x10

Keterangan : 1. Substrat 2. Rhizoid 3. Sel
alar 4. Lamina 5. Batang
semu 6. Lateral leaf 7.
Under leaf
Klasifikasi
kingdom
divisi
kelas
ordo
famili
genus
Spesies

: Plantae
: Marchantophyta
: Jungermaniaceae
: Jungermaniales
: Radulaceae
: Radula
: Radula sp.
(Brundi, 1914)
Ceratodon purpereus merupakan jenis
Bryophyta yang memiliki ciri-ciri yaitu
bersifat autotrof, terdapat dibatang pohon,
berwarna hijau karena mengandung
klorofil dan bersifat kosmopolit.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan ialah pada Lejeunea
sp. didapatkan bagian yang terlihat adalah
substrat, rhizoid, batang semu, lamina,
lateral leaf, under leaf dan sel alar. Pada
Ceratodon purpereus didapatkan bagian
yang terlihat adalah substrat, rhizoid,
batang semu, lamina, lateral leaf dan sel
alar, sedangkan pada Radula sp. bagian
yang terlihat adalah substrat, rhizoid,

Jurnal Praktikum Cryptogamae
Laboratorium Anatomi dan Sitematika Tumbuhan
Semester III. TA.2015/2016
e-mail: trimawati23@yahoo.co.id

batang semu, lamina, lateral leaf, under
leaf dan sel alar.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Birsyam, I. L. 1992. Botani Tumbuhan
Rendah. Bandung: ITB.
[2] Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jakarta:
Erlangga.
[3] Soeratman. 1999. Penggelompokan
Tumbuhan
Bryophyta.
Jakarta:
Erlangga.
[4] Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi
Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.