Ujian Akhir Smester Etika dan Regulasi M

UJIAN AKHIR SMESTER
ETIKA DAN REGULASI MEDIA

PENGGUNAAN BAHASA YANG TIDAK SESUAI DENGAN BAHASA
INDONESIA YANG BAIK DALAM PROGRAM SIARAN TELEVISI

Oleh :
Erick Davinza L.Tobing
0802514044

PEMINATAN BROADCASTING & NEW MEDIA
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
JAKARTA
2018
I. PENDAHULUAN

Di era informasi seperti saat ini, komunikasi massa menjadi bagian penting
untuk semua orang dalam memberi informasi atau pesan. Komunikasi massa sendiri
memiliki beberapa pengertian yang berbeda, sesuai dengan pandangan dari beberapa

ahli. Gebner mengemukakan komunikasi massa itu ialah produksi dan distribusi yang
berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki
orang dalam masyarakat. Dari definisi ini tergambar bahwa komunikasi massa
menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi kemudian, disebarluaskan
dan didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang
tetap.1
Menurut Bittner komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah orang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa
komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi
massa itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat kabar dilapangan
luas yang dihadiri oleh ribuan bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan
media massa maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk
media massa ialah radio dan televisi (media elektronik), surat kabar dan majalah (media
cetak), serta film.2
Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak
dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak. Suara dalam sebuah radio
adalah suatu kombinasi tekanan emosional, perseptual, dan fisikal yang timbul dan
berasal dari suatu suara yang termediasi oleh teknologi yang kemudian menimbulkan
formasi imajinasi visual tertentu dibenak pendengar. Percampuran antara kata, musik,
dan efek suara lainnya akan mempengaruhi emosi pendengar serta mengajak mereka

berada dilokasi kejadian yang dikomunikasikan. Semuanya tersimpul dalam konsep
yang dikenal the theatre of mind.3

1 Prof.Dr.Khomsharial Romli, M.Si. 2016. Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Grasindo.
Hlm 1-2
2 Ibid.
3 Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta. Hlm
16-17

Secara teknologis dan sosiologis, radio memiliki sejumlah kelebihan dan sekaligus
kelemahannya4
KELEBIHAN
Sarana tercepat penyebar

KELEMAHAN
Hanya bunyi, tidak ada

informasi dan hiburan

visualisasi yang tampak nyata


Dapat diterima didaerah yang

Tergantung pada kondisi dan

belum memiliki sambungan

stabilitas udara disuatu lokasi.

listrik

Tidak bisa mengirim pesan dan
informasi secara mendetil.

Merakyat, buta huruf bukan

Terdengar selintas,sulit diingat,

kendala, harga pesawat


dan tidak bisa di ulangi. Hanya

murah, mudah dibawa

bisa didengar, tidak bisa

kemana saja

didokumentasikan

Sumber: Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta. Hlm 17

Media televisi pada hakekatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang
menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat,
berurutan, dan diiringi unsur audio. Kata televisi berasal dari kata “tele” yang berarti
“jarak” dalam bahasa yunani dan kata “visi” yang berarti “citra atau gambar” dalam
bahasa latin. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya
dari suatu tempat yang berjarak jauh.5
Beberapa karakteristik atau sejumlah kelebihan media televisi sebagai berikut:6
1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang

2.
3.
4.
5.
6.

penglihatan dan pendengaran manusia.
Dapat menghadirkan objek yang amat kecil/besar, berbahaya, atau yang langka.
Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton.
Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu
Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik.
Dapat mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto,
dan gambar dengan baik.

4 Ibid
5 P.C.S Sutisno. 1993. Pedoman praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video.
Jakarta: PT Grasindo. hlm 1
6 Ibid

7. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskan

dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.
8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan.
9. Membangkitkan perasaan intim atau media personal.
Selain kelebihan tersebut, media televisi juga mengandung kelemahan, yaitu sebagai
berikut:7
1. Merupakan media satu arah, hanya mampu menyampaikan pesan, namun tidak
bisa menerima umpan balik secara cepat.
2. Layar pesawat penerima yang sempit tidak memberikan keleluasaan penonton.
3. Bingkai cahaya (flasb) dan rangsangan kedip cahaya (flicker) dapat merusak
atau mengganggu penglihatan penonton.
4. Kualitas gambar yang dipancarkan lebih rendah dibandingkan dengan visual
yang diproyeksikan (film layar lebar)
Di era teknologi yang sudah sangat maju, serta adanya new media seperti youtube,
facebook dan sebagainya. Media massa radio dan televisi yang masih banyak
peminatnya dalam melakukan komunikasi massa atau mencari informasi, hiburan dan
edukasi. Di dunia penyiaran terutama pada radio dan televisi didasari dengan 4
lembaga.
Pertama ada sebuah Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang didirikan oleh
pemerintah, bersifat independen, berfungsi untuk memberika konten-konten yang
mengedukasi, mendidik, serta informasi yang diberikan untuk kepentingan publik, dan

memiliki cakupan yang luas. Kedua ada Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) yang
dibangun oleh pemilik modal atau pengusaha bersifat komersil, berfungsi untuk
memberikan infromasi dan hiburan terutama mengenai perkembangan zaman, dan
cakupannya terbatas sesuai jangkauan.8
Ketiga ada Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) yang dibangun oleh komunitas
atau organisasi itu sendiri, bersifat independen, berfungsi untuk memberikan infomasi
dan hiburan mengenai lingkungan disekitar jangkauan tersebut dan cakupannya sangat
sempit dan terbatas. Kemudian yang terakhir ada Lembaga Penyiaran Berlangganan
yang dibangun oleh pemilik modal bersifat komersil, berfungsi untuk memberika
7 Ibid.
8 Diyah Ayu Rahmitasari. 2017. Manajemen Media di Indonesia. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia. Hlm 21-23

informasi dan hiburan dari program asing, cakupannya terbatas hanya untuk yang
berlangganan saja.9
Dari keempat lembaga penyiaran tersebut, lembaga penyiaran swasta yang paling
sering menarik perhatian dengan pelanggaran-pelanggaran yang mereka lakukan
terutama pada media televisi. Baik itu dengan isi konten yang merusak budaya bangsa
seperti penggunaan kata-kata yang tidak baik atau tidak menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.

Untuk mengontrol lembaga-lembaga penyiaran di Indonesia, lahirlah Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) atas amanat undang-undang nomor 32 tahun 2002 pasal 3 :
“Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional,
terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan
kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun
masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera, serta menumbuhkan industri
penyiaran Indonesia”.10
KPI mempunyai visi misi yang sangat baik untuk membuat lembaga penyiaran
di Indonesia menjadi layak untuk melakukan siaran kepada khalayak luas. Berikut visi
misi KPI:11
Visi
Terwujudnya sistem penyiaran nasional yang berkeadilan dan bermartabat untuk
dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.
Misi
1. Mengembangkan kebijakan pengaturan, pengawasan dan pengembangan Isi
Siaran;
2. Melaksanakan kebijakan pengawasan dan pengembangan terhadap Strutur
Sistem Siaran dan Profesionalisme Penyiaran;
3. Membangun


Kelembagaan

KPI

dan

partisipasi

masyarakat

terhadap

penyelenggaraan penyiaran;
4. Meningkatkan kapasitas Sekretariat KPI

9 Ibid.
10 Komisi Penyiaran Indonesia. 2017. http://www.kpi.go.id/index.php/id/tentangkpi/profil-kpi. Diakses 28 Januari, Pukul 15:27 WIB.
11 Komisi Penyiaran Indonesia. 2013. http://www.kpi.go.id/index.php/id/tentangkpi/visi-dan-misi. Diakses 28 Januari, Pukul 14:31 WIB.

II. PERMASALAHAN

Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) terutama dalam media televisi masih sering
melakukan pelanggaran-pelanggaran meskipun sudah ditegur oleh KPI. LPS biasanya
tidak memerhatikan isi konten mereka dalam memberikan program siaran kepada
khalayak luas, yang mereka perhatikan hanyalah cara bagaimana mereka dapat meraih
keuntungan sebesar mungkin, baik itu dalam bentuk pemasukan dana atau kepentingan
sipemilik media itu sendiri. Salah satunya dengan memberikan konten yang disukai oleh
khalayak luas atau trend masa kini yang merusak budaya bangsa Indonesia.
Penyebabnya pun dikarenakan perkembangan zaman saat ini sangat pesat, yang
mengubah budaya. Mediapun saat ini tidak ingin ketinggalan zaman agar terus dapat
menarik penoton yang banyak. Salah satu perkembangan itu terdapat dalam bahasabahasa baru yang tidak termasuk dalam bahasa Indonesia yang baik.

III. KERANGKA TEORI
3.1 Program Siaran Televisi
Program siaran televisi merupakan acara-acara yang disiapkan dan disiarkan
oleh televisi. Secara garis besar program TV dibagi menjadi program berita dan
program nonberita. Karena televisi merupakan media massa yang bersifat audiovisual,

maka diharapkan televisi bisa memberikan program siaran yang berbeda kepada
khalayak agar pesan yang disampaikan dapat muda dimengerti dan dipahami. Sehingga
dari alasan itu media televisi memberikan kepada khalayak yang disebut stimulated

experience.12
3.2 P3SPS
3.2.1 Tentang pedoman perilaku penyiaran
Menimbang:13
A. Bahwa dalam rangka pengaturan perilaku lembaga penyiaran di Indonesia
dibutuhkan suatu pedoman yang wajib dipatuhi agar pemanfaatan frekuensi
radio sebagai ranah publik yang merupakan sumber daya alam terbatas dapat
senantiasa ditujukan untuk kemaslahatan masyarakat sebesar-besarnya;
B.

Bahwa dengan keberadaan lembaga-lembaga penyiaran di Indonesia, harus
disusun pedoman yang mampu mendorong lembaga penyiaran untuk
memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang
beriman

dan

bertakwa,

mencerdaskan

kehidupan

bangsa,

memajukan

kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri,
demokratis, adil, dan sejahtera;
C. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud pada huruf a dan
huruf b Komisi Penyiaran Indonesia menetapkan Pedoman Perilaku Penyiaran.

3.2.2 Tentang Standar Program Siaran
Menimbang:14
A. Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia harus melindungi hak warga
negara untuk mendapatkan informasi yang tepat, akurat, bertanggung jawab, dan
hiburan yang sehat;
12 Prof.Dr.Khomsharial Romli, M.Si. 2016. Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Grasindo.
Hlm 94
13 P3SPS. 2012. https://denpasarkota.go.id/assets_subdomain/63/download/P3SPS
%20KPI_089566.pdf. Diakses pada 28 Januari, pukul 16:00 WIB
14 Ibid.

B. Bahwa perkembangan industri televisi dan radio di seluruh Indonesia membuat
tingkat kreativitas dan persaingan antar lembaga penyiaran semakin tinggi,
sehingga program siaran menjadi tolok ukur keberhasilan meraih keuntungan;
C. Bahwa tingkat persaingan antar lembaga penyiaran berpotensi untuk
memunculkan program siaran yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
dan diyakini oleh masyarakat;
D. Bahwa program siaran harus mampu memperkokoh integrasi nasional,
terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan
kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dalam rangka membangun
masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera;
E. Bahwa Standar Program Siaran adalah penjabaran teknis Pedoman Perilaku
Penyiaran yang berisi tentang batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh
ditayangkan pada suatu program siaran;
F. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud pada huruf a,
huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, Komisi Penyiaran Indonesia memandang
perlu untuk menetapkan Standar Program Siaran.
3.2.3 UU P3SPS Mengenai Bahasa
BAB XX
Bahasa, bendera, lambang negara & lagu kebangsaan
Pasal 36
(1) Lembaga penyiaran wajib menggunakan bahasa Indonesia yang baik

IV. ANALISIS DAN DISKUSI
Pada salah satu acara trans 7 yaitu program “Unboxing” melanggar BAB XX
pasal 36 ayat 1 (Lembaga penyiaran wajib menggunakan bahasa Indonesia yang baik).
Program Unboxing melanggar pasal dan ayat tersebut karena dalam menyampaikan
informasi dengan tutur kata yang tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik.
Program ini tayang setiap hari minggu di trans 7.

Dilihat dari isi konten Unboxing yang berisikan testimoni-testimoni brand masa
kini atau yang dicari serta diminati oleh anak-anak muda, seperti brand mobil Mini
Cooper, motor retro klasik dari brand Kawasaki, drone dari brand Dji, serta
perbandingan fast charger untuk i phone. Berikut beberapa contoh penggunaan kata
yang tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik:
No.
1
2

Bahasa yang Benar
Kasih bintang 4 sabi lahh..
Ternyata dia masih nyala dong,

Bahasa yang Tidak Benar
Kasih bintang 4 bisa lahh
Ternyata dia masih nyala dong, gila!!

3

alig!!
Dan dia bertahan, saik emang nih

Dan dia bertahan, asik emang nih

gorillaglass

gorillaglass

Sumber: Youtube Unboxing Trans7

V. KESIMPULAN DAN SARAN
Lembaga penyiaran swasta masih sering mengabaikan regulasi dan undangundang yang berlaku, demi mendapatkan khalayak beserta keuntungan lainnya.
Seharusnya media terutama media televisi bisa menjadi tempat penerimaan informasi
dan hiburan yang baik untuk khalayak luas, bukan untuk merusak budaya bangsa.
Untuk program Unboxing Trans7 meski belum ada teguran, seharusnya segera
mengubah bahasa dalam tutur kata yang disajikan, meskipun target mereka anak muda
atau remaja mereka harus tetap menjaga bahasa Indonesia yang baik dan benar demi
melestarikan budaya kita sendiri. Kita harus bangga dengan budaya kita sendiri, bahasa
kita sendiri dibanding menggunakan bahasa asing.
DAFTAR PUSTAKA

Diyah Ayu Rahmitasari. 2017. Manajemen Media di Indonesia. Jakarta : Yayasan
Pustaka Obor Indonesia. Hlm 21-23
Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta : LkiS Yogyakarta. Hlm
16-17
P.C.S Sutisno. 1993. Pedoman praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta :
PT Grasindo. hlm 1

Prof.Dr.Khomsharial Romli, M.Si. 2016. Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Grasindo.
Hlm 1-2
Komisi Penyiaran Indonesia. 2017. http://www.kpi.go.id/index.php/id/tentangkpi/profil-kpi. Diakses 28 Januari, Pukul 15:27 WIB.
Komisi Penyiaran Indonesia. 2013. http://www.kpi.go.id/index.php/id/tentang-kpi/visidan-misi. Diakses 28 Januari, Pukul 14:31 WIB.
P3SPS.
2012.
https://denpasarkota.go.id/assets_subdomain/63/download/P3SPS
%20KPI_089566.pdf. Diakses pada 28 Januari, pukul 16:00 WIB
Youtube Unboxing trans 7